Bay mu’allaq & bay mudhaf

11

Click here to load reader

Transcript of Bay mu’allaq & bay mudhaf

Page 1: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Achmad Boys

Awaluddin Rifai

Page 2: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Yaitu transaksi jual-beli yang

keberlangsungannya tergantung pada

transaksi yang lain atau terjadinya

transaksi jual beli tergantung pada ta’liq

(persyaratan) berupa transaksi lain yang

berbeda.

Bay’ muallaq disebut juga dengan jual beli

bersyarat.

Page 3: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Saya membeli mobil Innova anda seharga

Rp 200 juta, jika anda membeli tanah saya

yang luas 20 Ha seharga Rp 500 juta.

Page 4: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Menurut para ulama (khususnya mazhabHanafi), jual beli muallaq (bersyarat) tersebuttidak sah. Alasan (illat) larangan tersebutadalah adanya unsur gharar di dalamnya.

Ghararnya: penjual dan pembeli tidakmengetahui terwujud-tidaknya qayyid (syarat) yang menjadi gantungan terjadinya jual beli 1. Juga tidak diketahui kapan waktu terjadinyajual beli tersebut, karena tergantung pada jualbeli kedua.

Page 5: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Dalam kitab Raddul Mukhtar, Ibnu Abidin

berkata : …Terjadinya kepemilikan

(dengan sebab jual beli), jangan

digantungkan pada masa yang akan

datang, sebagaimana tidak dibolehkan

ta’liq dengan syarat, karena hal tersebut

termasuk jenis qimar (spekulasi, tidak jelas

terjadi atau tidak).

Page 6: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Ibnu Taymiyah dan Ibnu al-Qayyim

berbeda dengan mayoritas ulama.

Kedua ulama terkemuka itu membolehkan

adanya ta’liq (penggantungan/

persyaratan) dalam jual beli. Keduanya

tidak melihat adanya gharar pada bay’

mu’allaq tersebut.

Page 7: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Yaitu kesekapatan untuk melakukan jual

beli, tetapi terwujudnya jual beli tersebut

pada masa akan datang.

Page 8: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Saya jual rumahku kepada anda dengan

harga sekian pada awal tahun depan.

Kemudion pembeli mengatakan, “Saya

terima”.

Saya sewakan rumahku kepada anda

pada awal tahun depan. Kemudian

penyewa mengatakan, “Oke, Saya sewa”.

Page 9: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Menurut mayoritas ulama, akad jual beli itu tidakboleh diwujudkan, karena akadnya rusak. Mayoritas ulama menjadikan idhafah(ketergantungan pada waktu yang akan datang), sebagai bentuk gharar.

Menurut Guru besar Ilmu Syariah Sudan, SiddiqMuhammad Amin Adh-Dhahir, bahwa di dalamakad idhafah kepada waktu masa depan tidakterdapat gharar. Menurutnya kemungkinan ghararpaling terdapat pada ketidakpastian kondisi pasar(harga komoditi) di masa akan datang. Salah satupihak bisa merasa rugi, dan sifatnya jugaspekulatif.

Page 10: Bay mu’allaq & bay mudhaf

Namun menurut Ibnu Taymiyah dan Ibnu

Qayyim, jual beli mudhaf kepada masa

akan datang boleh, sebagaimana

bolehnya bay’ mu’allaq.

Page 11: Bay mu’allaq & bay mudhaf

SelesaiSekian Terima

Kasih

AdaPertanyaan ???