BAWASLU 2019 Bawaslu... · 2020. 8. 7. · 11. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang;...

34
BAWASLU BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA JALAN LETJEN MT HARYONO KAV.52-53 PANCORAN JAKARTA SELATAN 12770

Transcript of BAWASLU 2019 Bawaslu... · 2020. 8. 7. · 11. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang;...

  • BAWASLU BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

    PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

    SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA

    JALAN LETJEN MT HARYONO KAV.52-53 PANCORAN JAKARTA SELATAN 12770

  • i

    KATA PENGANTAR

    Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta Tahun 2019 dimaksudkan sebagai salah satu media untuk memberikan

    informasi mengenai pencapaian kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019.

    Selain sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja, LKIP juga merupakan bentuk

    pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

    Capaian kinerja tahun 2019 yang tertuang dalam LKIP ini merupakan

    cerminan kinerja dari seluruh komponen pegawai yang ada di lingkungan Bawaslu

    Provinsi DKI Jakarta. LKIP ini memberikan gambaran tentang keberhasilan maupun

    kegagalan bilamana ada dalam mencapai kinerja yang telah ditetapkan di dalam

    Perjanjian Kinerja yang masing-masing ditandatangani oleh Ketua Bawaslu Provinsi

    DKI Jakarta dan Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi DKI Jakarta di awal tahun 2019.

    LKIP ini juga merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis Badan

    Pengawas Pemilihan Umum Tahun 2015-2019.

    Akhir kata, kami berharap LKIP ini menjadi media informasi bagi pihak-pihak

    yang berkepentingan dengan kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sehingga dapat

    memberikan umpan balik bagi perbaikan kinerja kami di masa yang akan datang.

    Jakarta, Januari 2020

    KEPALA SEKRETARIAT,

    TRIYONO, S.P, M.Si

    NIP 197406052000121001

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 KONDISI UMUM

    Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) adalah ikhtisar yang

    menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun

    berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah (APBD) sesuai ketentuan Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor

    8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah jo.

    Pasal 1 angka 11 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

    LKIP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi

    yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan

    anggaran. LKIP terdiri dari LKIP interim (laporan triwulanan) dan LKIP tahunan.

    LKIP interim disampaikan bersama dengan laporan keuangan triwulanan dan

    LKIP tahunan disampaikan oleh kepala satuan kerja kepada pimpinan unit

    organisasi.

    LKIP tahunan berisi ringkasan tentang keluaran dari kegiatan dan hasil

    yang dicapai dari program, yang paling sedikit mencakup:

    a. pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

    b. realisasi pencapaian target kinerja organisasi;

    c. penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan

    d. pembandingan capaian kinerja kegiatan dan program sampai dengan tahun

    berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan dalam

    Rencana Strategis organisasi.

    Berdasarkan ketentuan Pasal 18 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

    2014, setiap Entitas Akuntablitas Kinerja (wajib) menyusun dan menyajikan

    Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan

    Anggaran yang telah dialokasikan setiap tahunnya. Entitas Akuntabilitas Kinerja

    tersebut menyelenggarakan SAKIP secara berjenjang, dengan tingkatan mulai

    dari entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja, entitas Akuntabilitas Kinerja Unit

    Organisasi, hingga entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian/Lembaga.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 2

    Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan LKIP adalah

    pengukuran kinerja dan evaluasi, serta pengungkapan (disclosure) secara

    memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Dengan adanya LKIP, dapat

    diketahui tingkat capaian kinerja suatu unit organisasi dan hal lain yang terkait

    dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya, terutama gambaran mengenai tingkat

    kesesuaian antara program dan kegiatan yang direncanakan dengan

    realisasinya. Laporan ini dapat juga digunakan sebagai acuan dalam menyusun

    rencana kinerja dan rencana anggaran di tahun mendatang.

    Petunjuk Teknis Penyusunan LKIP diatur dalam Peraturan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

    2014 tentang Petunjuk Teknis Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata

    Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Format LKIP pada dasarnya

    menyajikan informasi tentang uraian singkat organisasi, rencana dan target

    kinerja yang ditetapkan, pengukuran kinerja, dan evaluasi dan analisis kinerja

    untuk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan dan kondisi terakhir

    yang seharusnya terwujud (termasuk analisis atas efisiensi penggunaan sumber

    daya). Sehubungan dengan ketentuan tersebut, maka Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta dapat menyusun LKIP tahun 2019.

    1.2 PEMBENTUKAN LEMBAGA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

    Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta berdiri atau

    dibentuk secara permanen berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

    tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Pada pasal 69 dalam ayat

    2 dicantumkan bahwa Bawaslu dan Bawaslu Provinsi bersifat tetap. Walaupun

    Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 kemudian dicabut dan diganti dengan

    Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, namun

    redaksinya tidak berubah sebagaimana dicantumkan pada pasal 89 dalam ayat 4

    bahwa Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota bersifat tetap.

    1.3 MANDAT TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN

    I. Bawaslu Provinsi bertugas:

    a. melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah provinsi terhadap:

    1. pelanggaran Pemilu; dan

    2. sengketa proses Pemilu.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 3

    b. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah

    provinsi, yang terdiri atas:

    1. pelaksanaan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu;

    2. pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan

    daftar pemilih tetap;

    3. pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara

    pencalonan anggota DPRD provinsi;

    4. penetapan calon anggota DPD dan calon anggota DPRD provinsi;

    5. pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;

    6. pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;

    7. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu;

    8. penghitungan suara di wilayah kerjanya;

    9. pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan

    sertifikat hasil penghitungan suara dari TPS sampai ke PPK;

    10. rekapitulasi suara dari semua kabupaten/kota yang dilakukan oleh

    KPU Provinsi;

    11. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang; Pemilu

    lanjutan, dan Pemilu susulan; dan

    12. penetapan hasil Pemilu anggota DPRD provinsi.

    c. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah provinsi;

    d. mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan

    kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini; dan

    e. mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah provinsi, yang

    terdiri atas:

    1. putusan DKPP;

    2. putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;

    3. putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu

    kabupaten / Kota;

    4. keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan

    5. keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas

    semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 4

    f. mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan

    penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan;

    g. mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah

    provinsi;

    h. mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah provinsi; dan

    i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    II. Dalam melakukan pencegahan pelanggaran pemilu dan pencegahan

    sengketa proses Pemilu, Bawaslu Provinsi bertugas:

    a. mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggara Pemilu di wilayah

    provinsi;

    b. mengoordinasikan, mensupervisi, membimbing, memantau, dan meng-

    evaluasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi;

    c. melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah

    terkait; dan

    d. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu di

    wilayah provinsi.

    III. Dalam melakukan penindakan pelanggaran Pemilu, Bawaslu Provinsi

    bertugas:

    a. menyampaikan hasil pengawasan di wilayah provinsi kepada Bawaslu atas

    dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan/atau dugaan

    tindak pidana Pemilu di wilayah provinsi;

    b. menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di

    wilayah provinsi;

    c. memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi;

    d. memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi Pemilu; dan

    e. merekomendasikan tindak lanjut pengawasan atas pelanggaran Pemilu di

    wilayah provinsi kepada Bawaslu.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 5

    IV. Dalam melakukan penindakan sengketa proses Pemilu, Bawaslu Provinsi

    bertugas:

    a. menerima permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah

    provinsi;

    b. memverifikasi secara formal dan materiel permohonan sengketa proses

    Pemilu di wilayah provinsi;

    c. melakukan mediasi antarpihak yang bersengketa di wilayah provinsi;

    d. melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi

    apabila mediasi belum menyelesaikan sengketa proses Pemilu; dan

    e. memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi.

    V. Bawaslu Provinsi berwenang:

    a. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan

    pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang

    mengatur mengenai pemilu;

    b. memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi serta

    merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-

    pihak yang diatur dalam Undang-Undang ini;

    c. menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus

    penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi;

    d. merekomendasikan hasil pengawasan di wilayah provinsi terhadap

    pelanggaran netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam

    kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;

    e. mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu

    Kabupaten/Kota setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu apabila

    Bawaslu Kabupaten/Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi

    atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundangundangan;

    f. meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak yang berkaitan

    dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu dan

    sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi;

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 6

    g. mengoreksi rekomendasi Bawaslu Kabupaten/Kota setelah mendapatkan

    pertimbangan Bawaslu apabila terdapat hal yang bertentangan dengan

    ketentuan peraturan perundangundangan; dan

    h. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    VI. Bawaslu Provinsi berkewajiban:

    a. bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;

    b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

    pengawas Pemilu pada tingkatan dibawahnya;

    c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan

    tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan;

    d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan

    dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi yang

    mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat

    provinsi;

    e. mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara

    berkelanjutan yang dilakukan oleh KPU Provinsi dengan memperhatikan

    data kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan; dan

    f. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    1.4 SDM & STRUKTUR ORGANISASI

    Sesuai dengan Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat

    Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas

    Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Pengawas Pemilihan Umum

    Kecamatan, dicantumkan bahwa Sekretariat Badan Pengawas Pemilu Provinsi

    dikepalai oleh Kepala Sekretariat yang bertanggungjawab kepada Bawaslu

    Provinsi.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 7

    Secara struktural, berdasarkan Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2013, Kepala

    Sekretariat Bawaslu Provinsi membawahi 3 (tiga) Kepala Sub Bagian, yaitu:

    a. Kepala Sub Bagian Administrasi;

    b. Kepala Sub Bagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu; dan

    c. Kepala Sub Bagian Hukum, Humas dan Antar Lembaga.

    Struktur organisasi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dapat disajikan sebagaimana

    berikut:

    Bagan Struktur Organisasi

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    1.5 ISU YANG BERKEMBANG

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sebagai entitas yang berada di bawah

    Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), memiliki beberapa aspek strategis

    mengikuti isu-isu yang berkembang terkait kepemiluan yang meliputi:

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 8

    Sebagai Lembaga Pengawas Pemilu di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang

    memperoleh mandat dari Undang-Undang dalam rangka menjamin

    pelaksanaan kedaulatan rakyat, khususnya diwujudkan dalam suatu

    pengawasan penyelenggaraan pemilihan umum secara langsung oleh warga

    negara yang telah dinyatakan berhak memiliki hak suara di wilayah Provinsi

    DKI Jakarta.

    Sebagai Lembaga yang dibentuk untuk berperan dalam semua tahapan

    demokrasi, baik transisi maupun konsolidasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

    Sebagai Lembaga yang dibentuk untuk memastikan semua kekuatan politik

    non-demokratis tidak lagi menjadi aktor pengendali Pemilu di wilayah

    Provinsi DKI Jakarta.

    Sebagai Lembaga yang dibentuk untuk mendorong praktek demokrasi

    menjadi bagian bentuk budaya politik yang kuat di wilayah Provinsi DKI

    Jakarta.

    Selain itu, pengawasan Pemilu memiliki peluang dan tantangan.

    Beberapa peluang yang dapat dioptimalkan oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    sebagai entitas yang berada di bawah Bawaslu dalam melaksanakan tugas,

    fungsi, dan kewenangannya, yaitu:

    Ekspektasi publik yang tinggi terhadap pelaksanaan Pemilu yang berkualitas;

    Dukungan masyarakat terhadap pengawasan pemilu, baik dalam pencegahan

    dan penindakan maupun dalam penyelesaian sengketa proses Pemilu;

    Kesediaan kelompok-kelompok strategis untuk terlibat dalam pelaksanaan

    pengawasan partisipatif, pelaksanaan tugas kewenangan penyelesaian

    sengketa proses Pemilu, dan penegakan hukum Pemilu.

    Selain peluang tersebut, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sebagai entitas

    yang berada di bawah Bawaslu juga memiliki ancaman yang dapat menghambat

    pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangannya. Beberapa ancaman yang harus

    diantisipasi oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanaan tugas, fungsi

    dan kewenangannya, yaitu:

    Komitmen penegakan hukum yang belum memadai yang dicerminkan oleh

    belum tersedianya sistem penegakan hukum yang lebih khusus terkait

    penegakan pidana Pemilu;

    Masih rendahnya komitmen peserta Pemilu dalam menolak praktek politik

    uang, masih terdapat penyalahgunaan jabatan dan kewenangan, serta sistem

    pencegahan konflik kepentingan Pemilu yang minim;

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 9

    Belum terbangun mekanisme penegakan hukum secara sistematis yang

    melibatkan pihak lain, seperti Kejaksaan dan Kepolisian, sebagai bentuk

    respon terhadap pelaksanaan Pemilu serentak;

    Masyarakat yang masih apriori terhadap independensi dan kualitas putusan

    lembaga peradilan akibat masih terjadinya preseden penegakan hukum, yang

    berdampak pada keraguan masyarakat dalam mengajukan penyelesaian

    sengketa proses Pemilu; dan

    Pesimisme masyarakat terhadap kinerja Bawaslu sebagai suatu entitas yang

    belum sesuai harapan. Padahal kinerja Bawaslu sangat banyak ditentukan

    oleh faktor eksternal Bawaslu, seperti regulasi, sistem Pemilu, struktur,

    kultur, personil, anggaran, sarana-prasarana, dan kerjasama antar lembaga.

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dengan melihat kecenderungan

    perkembangan politik lokal dan nasional, khususnya pelaksanaan demokrasi dan

    demokratisasi di Indonesia, serta kemampuan sumber daya pengawas Pemilu,

    maka Bawaslu menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019.

    Renstra Bawaslu Tahun 2015-2019 berisi visi, misi dan tujuan Bawaslu

    sebagai suatu organisasi untuk periode 2015-2019, serta berbagai kebijakan,

    program kegiatan, dan indikator kinerja utama (key performance indicators) yang

    selanjutnya menjadi landasan bagi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dalam

    menentukan dan mengukur kinerjanya, salah satu caranya yaitu dengan cara

    menyusun LKIP Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019 ini.

    SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan LKIP Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019

    mengacu pada Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 53 Tahun 2014 Tentang

    Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas

    Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana berikut:

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada pendahuluan ini, diuraikan hal-hal terkait:

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta adalah entitas yang berada di bawah Bawaslu

    sebagai salah satu lembaga penyelenggara Pemilu yang mandiri dan bebas

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 10

    dari pengaruh berbagai pihak manapun terkait dengan pelaksanaan tugas

    dan wewenangnya.

    Menjelaskan mengenai latar belakang penulisan laporan, kedudukan,

    tugas, dan struktur organisasi Bawaslu DKI Jakarta.

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

    Akan menjelaskan mengenai Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Perjanjian

    Kerja. Pada Bab II ini akan disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program,

    kegiatan serta indikator kinerja yang dilaksanakan guna mencapai visi dan

    misi Bawaslu yang selaras dengan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

    Pada akuntabilitas kinerja, akan diuraikan capaian organisasi yang terdiri dari

    pengukuran kinerja tahun 2018 berdasarkan indikator kinerja yang

    mendukung masing-masing sasaran stategis, disertai dengan rincian evaluasi

    dan analisis capaian kinerjanya yang mencakup:

    Keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kinerja organisasi, yang

    diantaranya mencakup kunci keberhasilan dan penyebab kegagalan, serta

    upaya yang dilakukan dalam mengendalikan pencapaian kinerja;

    Perbandingan capaian kinerja dibandingkan dengan perencanaan

    strategis;

    Kinerja keuangan berdasarkan realisasi anggaran.

    BAB IV PENUTUP

    Akan menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari pencapaian, permasalahan

    dan kendala utama yang berkaitan dengan capaian kinerja Bawaslu Provinsi

    DKI Jakarta.

    LAMPIRAN

  • BAB II

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

    Rencana Strategis (Renstra) Bawaslu Tahun 2015-2019 disusun sebagaimana

    amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (SPPN), bahwa setiap instansi wajib menyusun Renstra yang

    memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan

    pengawasan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif.

    Bawaslu sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya sebagai lembaga

    pengawas Pemilu yang dituntut untuk menghadirkan Pemilu yang demokratis,

    berkualitas, dan bermartabat, yaitu Pemilu yang dalam proses pelaksanaannya

    transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif, serta hasilnya yang dapat diterima

    oleh semua pihak. Untuk itu, disusun visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Bawaslu

    yang akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan utama atau teknis yang bersifat

    substansi dan kegiatan pendukung yang bersifat fasilitasi.

    2.1 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STATEGIS

    1. VISI BAWASLU

    Langsung atau tidak langsung, peningkatan kualitas pelaksanaan

    tugas, fungsi, dan kewenangan Bawaslu berupa pengawasan Pemilu:

    pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa merupakan upaya

    kontinu dan konsistensi Bawaslu dalam berkontribusi secara signifikan bagi

    keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP. Peningkatan kualitas

    pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan Bawaslu dalam pencegahan dan

    penindakan, serta penyelesaian sengketa pemilu dapat dilihat dari:

    1) adanya tujuan, target, dan sasaran yang jelas dan terukur;

    2) adanya keterkaitan, sinkronisasi dan sinergi antar struktur, antar tugas,

    dan antar fungsi;

    3) adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

    pelaksanaan dan pengawasan/ evaluasi; serta

    4) adanya keterkaitan dan konsistensi antara RPJMN 2015-2019 dan RKP

    dengan Renstra Bawaslu.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 12

    Keempat hal tersebut selain dapat menjadi indikator bagi peran

    Bawaslu dalam mendukung pencapaian target, sasaran, misi, dan visi RPJMN

    2015-2019, juga menjadi ukuran terlaksananya amanat Konstitusi Negara

    Republik Indonesia (UUD 1945) yaitu agar menjadi ‘lembaga penyelenggara

    Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri’.

    Oleh karena itu, Visi Bawaslu 2015-2019 adalah:

    “Terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga Pengawal Terpercaya dalam

    Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas”

    2. MISI BAWASLU

    Untuk menjabarkan Visi tersebut, Bawaslu menyusun Misi yang akan

    dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja selama periode 2015-2019. Adapun

    Misi Bawaslu adalah:

    1) Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas pemilu yang kuat,

    mandiri dan solid;

    2) Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien;

    3) Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen

    pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis

    teknologi;

    4) Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta

    meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan pemilu

    partisipatif;

    5) Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan

    berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara

    cepat, akurat dan transparan; dan

    6) Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan pemilu

    baik bagi pihak dari dalam negeri maupun pihak dari luar negeri.

    3. TUJUAN BAWASLU

    Berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan

    dihadapi dalam rangka mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Bawaslu,

    maka tujuan yang ditetapkan Bawaslu adalah sebagai berikut:

    1) Meningkatkan soliditas organisasi, struktur, kualitas sumber daya

    manusia dan manajemen kelembagaan pengawas pemilu yang efektif

    dan efisien;

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 13

    2) Meningkatkan kualitas dan efektifitas kinerja pengawasan

    penyelenggaraan Pemilu;

    3) Mengefektifkan pencegahan terjadinya pelanggaran dalam

    penyelenggaraan Pemilu;

    4) Meningkatkan sistem kontrol nasional dalam satu manajemen

    pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis

    teknologi;

    5) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, peserta dan

    penyelenggara Pemilu tentang pelanggaran Pemilu serta partisipasinya

    dalam pengawasan Pemilu;

    6) Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan Pemilu;

    7) Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder Pemilu dalam pengawasan

    Pemilu;

    8) Mengefektifkan penindakan pelanggaran Pemilu;

    9) Menyelesaikan sengketa Pemilu secara adil dan efektif;

    10) Meningkatkan kepercayaan peserta Pemilu terhadap kinerja pengawas

    Pemilu;

    11) Meningkatkan kualitas kinerja penanganan pelanggaran Pemilu secara

    profesional;

    12) Menyederhanakan prosedur penanganan pelanggaran Pemilu;

    13) Meningkatkan mutu data dan informasi pengawasan Pemilu: pencegahan

    dan penindakan, serta penyelesaian sengketa; dan

    14) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengawasan Pemilu

    partisipatif.

    4. SASARAN STRATEGIS BAWASLU

    Adapun sasaran strategis Bawaslu yang akan dicapai pada periode

    2015-2019 adalah:

    “Terwujudnya pengawasan Pemilu berupa pencegahan dan penindakan

    pelanggaran, serta penyelesaian sengketa yang berkualitas dan

    berintegritas”

    Sasaran strategis Bawaslu tersebut akan dicapai melalui sejumlah upaya,

    antara lain:

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 14

    1) Mewujudkan soliditas organisasi, kualitas sumber daya manusia dan

    manajemen kelembagaan pengawas Pemilu yang efektif dan efesien;

    2) Menciptakan sistem pengawasan yang mampu mendeteksi secara cepat

    dan melakukan pencegahan dini atas potensi pelanggaran secara konkrit,

    terukur, dan sistematis;

    3) Menyediakan sistem kontrol nasional dalam satu manajemen

    pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis

    teknologi;

    4) Meningkatkan kualitas kinerja penanganan pelanggaran Pemilu secara

    profesional, dengan prinsip sederhana, murah, dan akuntabel;

    5) Membangun sistem penyelesaian sengketa Pemilu yang efektif dan

    efisien sehingga dapat membuat putusan yang konsisten dan adil;

    6) Meningkatkan kapasitas aparatur dalam penyelesaian sengketa Pemilu;

    7) Meningkatkan kualitas putusan sengketa Pemilu;

    8) Meningkatkan kapasitas aparatur dalam penanganan pelanggaran

    Pemilu;

    9) Mengefektifkan dan mengefisienkan penanganan pelanggaran Pemilu;

    10) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, peserta,

    penyelenggara Pemilu tentang pelanggaran Pemilu serta partisipasinya

    dalam pengawasan Pemilu;

    11) Meningkatkan informasi dan laporan hasil pengawasan masyarakat;

    12) Mengoptimalkan implementasi kerjasama kelembagaan Bawaslu dengan

    instansi lain dan komunitas masyarakat untuk mewujudkan integritas

    penyelenggara Pemilu;

    13) Mewujudkan keterpaduan, transparansi dan aksesibilitas informasi

    perkembangan penanganan pelanggaran pemilu melalui pengembangan

    sistem informasi pengaduan pelanggaran yang mudah diakses oleh

    masyarakat; dan

    14) Menyediakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pusat

    pendidikan dan pelatihan pengawasan Pemilu.

    2.2 RENCANA KERJA BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018

    Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai maka pelaksanaan Rencana

    Strategis dijabarkan ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan terukur, sehingga

    dapat menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5

    (lima) tahun secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 15

    Kebijakan, program dan kegiatan tersebut akan dituangkan dan

    dijabarkan dalam suatu Rencana Kerja (Perfomance Plan). Penetapan sasaran ini

    diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan

    alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan tiap tahunnya. Berikut ini rincian

    kegiatan pada masing-masing indikator:

    Tabel Rencana Kinerja Tahunan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta 2019

    NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN

    1 Persentase Peningkatan

    Jumlah Keterlibatan

    Stakeholder Dalam

    Pengawasan Pemilu

    Program

    Pengawasan

    Penyelenggaraan

    Pemilu

    • Sosialisasi Pengawasan Pemilu

    Partisipatif.

    • Fasilitasi Pelaksanaan Pengawasan

    Partisipatif dan Akreditasi

    Pemantau Pemilu.

    • Program pengembangan

    Pengawasan Partisipatif Melalui

    Sarana Kebudayaan.

    • Sosialisasi Pengawasan Partisipatif.

    2 Persentase Menurunnya

    Jumlah Pelanggaran

    Pemilu

    • Pengawasan / Monitoring.

    • Supervisi pengawasan tahapan

    pemilihan.

    • Diskusi terbatas.

    • Rapat koordinasi, dan Rapat Kerja

    Teknis pemilihan.

    3 Persentase Peningkatan

    Jumlah Rekomendasi

    Pelanggaran Pemilu

    yang Ditindaklanjuti

    • Rekapitulasi rekonsiliasi data hasil

    penanganan pelanggaran, dan

    Penyusunan kajian pelanggaran.

    • Fasilitasi Sentra Gakkumdu dan

    penanganan pelanggaran Sentra

    Gakkumdu, Evaluasi Sentra

    Gakkumdu.

    • Supervisi penanganan pelanggaran.

    4 Persentase Jumlah

    Layanan atas Laporan

    dan Temuan

    Pelanggaran yang

    Ditangani Sesuai

    Ketentuan

    • Klarifikasi Para Pihak terkait

    Penanganan Pelanggaran.

    • Penyusunan materi/kajian

    penanganan pelanggaran.

    • Koordinasi penanganan

    pelanggaran.

    • Rakernis penanganan pelanggaran.

    • Supervisi penanganan pelanggaran.

    5 Persentase Tindak

    Lanjut Penyelesaian

    Sengketa

    • Rakernis (Rapat Kerja Teknis).

    • Pelatihan penyelesaian sengketa.

    6 Persentase Penyelesaian

    Sengketa yang Dilayani

    dengan Baik

    Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan

    Program

    2.3 PERJANJIAN KINERJA BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019

    Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang berisikan penugasan dari

    pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 16

    untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja,

    atau dapat disebut sebagai kontrak kinerja yang dalam hal ini oleh Ketua

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta kepada Ketua Bawaslu. Selain itu juga dilkukan

    oleh Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi DKI Jakarta kepada Sekretarias

    Jenderal Bawaslu. Perjanjian Kinerja ini mengacu pada Rencana Strategis

    (Renstra) Bawaslu.

    Adapun Perjanjian Kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta 2019

    sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

    Tabel Perjanjian Kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019

    No Sasaran

    Program/Kegiatan

    Indikator Kinerja Target

    1 Meningkatnya Kualitas

    Pencegahan/Indikasi

    Potensi Pelanggaran

    Pemilu di wilayah

    Provinsi DKI Jakarta

    1. Persentase Peningkatan Jumlah

    Keterlibatan Stakeholder Dalam

    Pengawasan Pemilu

    16%

    2. Persentase Menurunnya Jumlah

    Pelanggaran Pemilu

    10%

    2 Meningkatnya Kualitas

    Penindakan

    Pelanggaran Pemilu di

    wilayah Provinsi DKI

    Jakarta

    1. Persentase Peningkatan Jumlah

    Rekomendasi Pelanggaran Pemilu

    yang Ditindaklanjuti

    10%

    2. Persentase Jumlah Layanan atas

    Laporan dan Temuan Pelanggaran

    yang Ditangani Sesuai Ketentuan

    100%

    3 Meningkatnya Kualitas

    Penyelesaian Sengketa

    Pemilu di wilayah

    Provinsi DKI Jakarta

    1. Persentase Tindak Lanjut

    Penyelesaian Sengketa

    100%

    2. Persentase Penyelesaian Sengketa

    yang Dilayani dengan Baik

    100%

    Sedangkan Perjanjian Kinerja oleh Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi

    DKI Jakarta kepada Sekretaris Jenderal Bawaslu yang memuat indikator-

    indikator kinerja program yang bersifat dukungan terhadap kinerja Ketua dan

    Anggota Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yang digunakan untuk mengukur

    tercapainya sasaran strategis dimaksud disajikan sebagaimana berikut:

    Tabel Perjanjian Kinerja Sekretariat Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019

    No Sasaran Indikator Kinerja Target

    1 Terwujudnya Dukungan

    Administrasi dan Teknis

    Operasional dalam

    Perencanaan Program dan

    Anggaran, Pengelolaan

    1.1 Persentase Pelaksanaan

    Program/Kegiatan dan Pengelolaan

    Anggaran yang sesuai dengan

    perencanaan lembaga dan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku

    100%

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 17

    No Sasaran Indikator Kinerja Target

    Keuangan, Tata Usaha,

    Pembinaan dan Pengelolaan

    Urusan Rumah Tangga,

    Perlengkapan, Keamanan

    Dalam, Pelaksanaan Urusan

    SDM, Tata Laksana dan

    Organisasi, Protokol, serta

    Koordinasi Pelaksanaan

    Pengawasan Internal

    1.2 Persentase Ketersediaan Dukungan

    Sarana dan Prasarana

    100%

    1.3 Persentase Penyedia dan Pengelolaan

    SDM

    100%

    1.4 Persentase Pembinaan dan Pengelolaan

    Urusan Rumah Tangga, Perlengkapan,

    Keamanan Dalam, Tata Laksana dan

    Organisasi serta Protokol

    100%

    1.5 Persentase Koordinasi Pelaksanaan

    Pengawasan Internal

    100%

    2 Terwujudnya Dukungan

    Administrasi dan Teknis

    Operasional dalam

    melakukan Fasilitasi Teknis

    dan Supervisi Pengawasan

    Pemilu, Teknis Sosialisasi,

    Pengawasan Partisipatif,

    Hubungan Masyarakat dan

    Kerjasama Antar Lembaga

    2.1 Persentase Pelaksanaan

    Program/Kegiatan dan Pengelolaan

    Anggaran yang sesuai dengan

    perencanaan lembaga dan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku

    100%

    2.2 Persentase Penyiapan Bahan Fasilitasi

    Teknis dan Supervisi Pengawasan

    Pemilu

    100%

    2.3 Persentase Penyiapan Bahan Fasilitasi

    Teknis Sosialisasi

    100%

    2.4 Persentase Fasilitasi Pengawasan

    Partisipatif

    100%

    2.5 Persentase Layanan Hubungan

    Masyarakat dan Hubungan Antar

    Lembaga

    100%

    3 Terwujudnya Dukungan

    Administrasi dan Teknis

    Operasional dalam

    melakukan Persiapan Bahan

    Kajian Hukum, Penanganan

    Temuan dan Laporan

    Pelanggaran, Penyelesaian

    Sengketa Pemilu, dan

    Pemeriksaan Berkas

    Pengaduan Pelanggaran

    Kode Etik

    3.1 Persentase Fasilitasi Pendampingan

    Hukum yang Dilayani

    100%

    3.2 Persentase Penyiapan Bahan Kajian

    Hukum

    100%

    3.3 Persentase Penanganan Temuan dan

    Laporan Pelanggaran

    100%

    3.4 Persentase Persentase Penyelesaian

    Sengketa Pemilu

    100%

    3.5 Persentase Pemeriksaan Berkas

    Pengaduan Pelanggaran Kode Etik

    100%

  • BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

    Pengukuran capaian kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dilakukan

    dengan mengacu pada indikator kinerja setiap kegiatan yang terdiri dari input,

    output, dan outcome dengan satuan masing-masing indikator kinerja yang

    bersangkutan. Indikator kinerja beserta target masing-masing sasaran dan

    kegiatan yang tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta Tahun 2019 yang berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai keberhasilan

    pencapaian tujuan organisasi.

    Pengukuran capaian kinerja dalam LKIP ini dilakukan dengan cara

    membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang telah

    ditetapkan dengan realisasi yang telah dicapai (performance result). Perbedaan

    yang diperoleh tersebut merupakan indikasi keberhasilan atau

    ketidakberhasilan terhadap sebuah sasaran.

    Keberhasilan atau ketidakberhasilan sasaran merupakan upaya untuk

    melakukan peningkatan atau perbaikan yang diperlukan di masa yang akan

    datang untuk mewujudkan Bawaslu sebagai lembaga pengawal terpercaya

    dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilu demokratis, bermartabat dan

    berkualitas.

    Indikator Kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta ditentukan dalam

    6 (enam) indikator kinerja yang terdiri dari:

    1. Indikator Kinerja outcome yang ditandatangani oleh Ketua Bawaslu Provinsi

    DKI Jakarta sebanyak 3 (tiga) indikator kinerja.

    2. Indikator Kinerja outcome yang ditandatangani oleh Kepala Sekretariat

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sebanyak 3 (tiga) indikator kinerja.

    Secara berturut-turut yakni nomor 1 sampai dengan 3 merupakan indikator bagi

    Ketua dan nomor 4 hingga 6 merupakan indikator untuk Kepala Sekretariat yang

    dapat ditampilkan pada tabel Indikator Kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    berikut:

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 19

    NO INDIKATOR KINERJA

    1.a Persentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholder Dalam

    Pengawasan Pemilu

    1.b Persentase Menurunnya Jumlah Pelanggaran Pemilu

    2.a Persentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pemilu

    yang Ditindaklanjuti

    2.b Persentase Jumlah Layanan atas Laporan dan Temuan Pelanggaran

    yang Ditangani Sesuai Ketentuan

    3.a Persentase Tindak Lanjut Penyelesaian Sengketa

    3.b Persentase Penyelesaian Sengketa yang Dilayani dengan Baik

    4.a Persentase Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Pengelolaan

    Anggaran yang sesuai dengan perencanaan lembaga dan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku

    4.b Persentase Ketersediaan Dukungan Sarana dan Prasarana

    4.c Persentase Penyedia dan Pengelolaan SDM

    4.d Persentase Pembinaan dan Pengelolaan Urusan Rumah Tangga,

    Perlengkapan, Keamanan Dalam, Tata Laksana dan Organisasi

    serta Protokol

    4.e Persentase Koordinasi Pelaksanaan Pengawasan Internal

    5.a Persentase Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Pengelolaan

    Anggaran yang sesuai dengan perencanaan lembaga dan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku

    5.b Persentase Penyiapan Bahan Fasilitasi Teknis dan Supervisi

    Pengawasan Pemilu

    5.c Persentase Penyiapan Bahan Fasilitasi Teknis Sosialisasi

    5.d Persentase Fasilitasi Pengawasan Partisipatif

    5.e Persentase Layanan Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar

    Lembaga

    6.a Persentase Fasilitasi Pendampingan Hukum yang Dilayani

    6.b Persentase Penyiapan Bahan Kajian Hukum

    6.c Persentase Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran

    6.d Persentase Persentase Penyelesaian Sengketa Pemilu

    6.e Persentase Pemeriksaan Berkas Pengaduan Pelanggaran Kode Etik

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 20

    3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

    Di dalam POK/RAB Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2019

    telah ditentukan target dokumen sebanyak 47 (Empat Puluh Tujuh) output

    kegiatan. Jumlah tersebut tidak hanya diperoleh dari jumlah kegiatan namun

    juga didasarkan pada kebutuhan biaya atau anggaran, seperti perjalanan dinas,

    penyelenggaraan rapat/diskusi, belanja bahan, honorarium kegiatan, dan lain-

    lain. Bawaslu Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan hampir seluruh kegiatan

    yang direncanakan dan menghasilkan 40 (Empat Puluh) output kegiatan atau

    85,11% dari target dimaksud.

    Pengukuran Perjanjian Kinerja pada Tahun 2019, disesuaikan dengan

    Renstra 2015-2019. Pengukuran Perjanjian Kinerja atau dokumen Penetapan

    Kinerja yang memuat indikator-indikator Kinerja Program yang digunakan untuk

    mengukur tercapainya sasaran strategis sebagaimana disajikan di bawah ini.

    SASARAN 1. MENINGKATNYA KUALITAS PENCEGAHAN INDIKASI POTENSI

    PELANGGARAN PEMILU DI WILAYAH DKI JAKARTA

    Selaku Pengawas Penyelenggara Pemilu, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    secara entitas harus mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas

    penyelenggaraan Pemilihan Umum menuju Pemilu yang ideal dan demokratis.

    Aspek peningkatan fungsi pencegahan menjadi kebutuhan terkait peningkatan

    kualitas pengawasan Pemilu untuk menanggulangi pelanggaran Pemilu.

    Pelanggaran dalam pelaksanaan Pemilu dapat terjadi karena adanya unsur

    kesengajaan maupun karena kelalaian.

    Fungsi pencegahan dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu pencegahan

    preemptive dan preventive. Pencegahan preemptive dilakukan dengan

    menciptakan kondisi yang dapat mencegah terjadinya pelanggaran, sedangkan

    pencegahan preventive adalah membuat kebijakan dan program kegiatan yang

    dapat mendukung kondisi fungsi pencegahan preemptive.

    Peningkatan kualitas pencegahan pelanggaran Pemilu merupakan salah

    satu sasaran strategis yang dimandatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun

    2017 tentang Pemilihan Umum. Dalam sasaran strategis ini, terdapat 2 indikator

    yaitu Persentase peningkatan jumlah keterlibatan Stakeholder dalam

    Pengawasan Pemilu, dan Persentase menurunnya jumlah Pelanggaran Pemilu.

    Diperoleh hasil sebagai berikut:

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 21

    No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

    1 Persentase Peningkatan Jumlah

    Keterlibatan Stakeholder Dalam

    Pengawasan Pemilu

    16% 19% 100%

    2 Persentase Menurunnya Jumlah

    Pelanggaran Pemilu

    10% 14% 100%

    Indikator 1. Persentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholder Dalam

    Pengawasan Pemilu

    Stakeholders yang diterjemahkan sebagai Pemangku Kepentingan,

    menurut Freeman (1984), adalah kelompok atau individu yang mempengaruhi

    dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Mengacu pada

    pengertian tersebut, maka stakeholder mempunyai peranan yang penting agar

    Pemilu di Indonesia berjalan dengan baik. ODA (1995) mengelompokkan

    Stakeholder ke dalam yaitu Stakeholder primer, Stakeholder sekunder dan

    Stakeholder kunci sehingga Stakeholder setidaknya secara berturut-turut terdiri

    dari 3 komponen yaitu penerima dampak (partai politik dan masyarakat),

    pemberi pelayanan (penyelenggara Pemilu) dan pengambil kebijakan

    (Pemerintah).

    Data stakeholder yang ikut berpartisipasi selama Pemilu tahun 2019

    menunjukkan bahwa Bawaslu Provinsi DKI Jakarta telah bekerjasama dengan

    Ikatan Guru Indonesia DKI Jakarta pada saat kegiatan sosialisasi dengan tujuan

    untuk meningkatkan kemitraan dan partisipasi aktif guru serta siswa/siswi Kelas

    XI dan XII yang termasuk dalam kategori pemilih pemula. Seminar dan dialog

    terkait pengawasan partisipatif bagi masyarakat dilakukan melalui fasilitasi dari

    pihak PGI wilayah DKI Jakarta. Selain itu, kerjasama juga dilakukan dengan pihak

    Universitas Ibnu Chaldun dengan tujuan untuk membangun kemitraan dengan

    jajaran perguruan tinggi yang dilakukan dalam bentuk seminar dan dialog.

    Sosialisasi ke perguruan tinggi juga dilakukan oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    terhadap mahasiswa/mahasiswi Universitas Negeri Jakarta, Universitas

    Jayabaya, dan Universitas Bakrie. Terkait Gugus Tugas dalam Pengawasan

    Kampanye Pemilu serentak Tahun 2019, kerjasama dilakukan dengan KPI dan

    KPU dengan menerbitkan suatu Keputusan Bersama.

    Sejak tahun 2017, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta telah bekerjasama

    dengan pihak perguruan tinggi maupun organisasi masyarakat sebagai berikut:

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 22

    1. Universitas Atmajaya

    2. Institute Bisnis Nusantara

    3. Bina Sarana Informatika (BSI)

    4. Universitas Esa Unggul

    5. Universitas Ibnu Chaldun

    6. Institut Ilmu Sosial dan Politik

    7. Universitas Jayabaya

    8. LP3I

    9. Universitas Trisakti

    10. Universitas Mpu Tantular

    11. Universitas Paramadina

    12. Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran

    13. Universitas Satya Negara Indonesia

    14. STAI PTDII

    15. STIE Indonesia

    16. STKIP Kusumanagara

    17. Universitas Bung Karno

    18. UHAMKA

    19. Universitas Islam Indonesia

    20. Universitas Nasional

    21. Universitas Negeri Jakarta

    22. Universitas 17 Agustus 1945

    23. Universitas YARSI

    24. Universitas Pembangunan Veteran Jakarta

    25. STIE Kusumanagara

    26. KPU DKI Jakarta

    27. KPI DKI Jakarta

    Persentase Peningkatan

    Jumlah Keterlibatan

    Stakeholder dalam

    Pengawasan Pemilu

    = ∑ Stakeholder Realisasi - ∑ Stakeholder Target x 100%

    ∑ Stakeholder Target

    = 32 – 27 x 100%

    27

    = 18,52%

    ~ 19%

    Berdasarkan perhitungan diatas, terdapat peningkatan keterlibatan

    stakeholder dalam Pengawasan Pemilu sebesar 19%. Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta tidak hanya meningkatkan keterlibatan stakeholder tetapi juga

    mempertahankan keterlibatan stakeholder yang telah dibangun di tahun-tahun

    sebelumnya.

    Keterlibatan stakeholder dalam sosialisasi pengawasan partisipatif tahun

    2019, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta menargetkan peningkatan sebesar 16%,

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 23

    berdasarkan data di atas peningkatan stakeholder dapat mencapai 16% dengan

    capaian realisasi sebesar 100%.

    Pada awal tahun 2019, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta telah merencanakan

    kegiatan–kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2018 guna

    mendukung tercapainya setiap sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Terkait dengan indikator ini, beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah:

    Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif.

    Fasilitasi Pelaksanaan Pengawasan Partisipatif dan Akreditasi Pemantau

    Pemilu.

    Program pengembangan Pengawasan Partisipatif Melalui Sarana

    Kebudayaan.

    Sosialisasi Pengawasan Partisipatif.

    Indikator 2: Persentase Menurunnya Jumlah Pelanggaran Pemilu

    Pelanggaran Pemilu dapat dilakukan oleh banyak pihak bahkan dapat

    dikatakan semua orang memiliki potensi untuk menjadi pelaku pelanggaran

    Pemilu. Berdasarkan Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2018 Tentang

    Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum pada Pasal 1

    bahwa Pelanggaran Pemilu adalah tindakan yang bertentangan, melanggar,

    atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait Pemilu.

    Pelanggaran Pemilu dapat berasal dari temuan dan laporan dugaan

    pelanggaran. Temuan Pelanggaran yang selanjutnya disebut Temuan adalah

    hasil pengawasan Pengawas Pemilu pada setiap tahapan Penyelenggaraan

    Pemilu yang mengandung dugaan Pelanggaran. Sedangkan Laporan Dugaan

    Pelanggaran yang selanjutnya disebut Laporan adalah laporan langsung Warga

    Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, Peserta Pemilu, atau pemantau

    Pemilu kepada Pengawas Pemilu pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu.

    Jumlah pelanggaran Pemilu dimaksud, merupakan hasil jumlah Temuan dan

    Laporan sebagaimana dimaksud.

    Indikator kedua ini digunakan untuk mengukur pencegahan yang

    dilakukan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, dimana semakin besar turunnya jumlah

    pelanggaran maka pengawasan khususnya upaya pencegahan yang dilakukan

    oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dapat dikatakan semakin efektif.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 24

    Tabel Jumlah Pelanggaran

    No Wilayah Total Pelanggaran

    2018 2019

    1 Provinsi DKI Jakarta 5 5

    2 Kota Jakarta Pusat 3 2

    3 Kota Jakarta Timur 3 0

    4 Kota Jakarta Selatan 1 1

    5 Kota Jakarta Barat 1 1

    6 Kota Jakarta Utara 1 3

    7 Kabupaten Kepulauan Seribu 0 0

    Jumlah 14 12

    Rata-rata 2 1,7143

    Persentase Pelanggaran = ∑ Rata-rata 2018 - ∑ Rata-rata 2019 x 100%

    ∑ Rata-rata 2018

    = 2 – 1,7143 x 100%

    2

    = 14,285%

    ~ 14%

    Adanya realisasi penurunan pelanggaran pada tahapan Pemilu 2019 sebesar

    14% sehingga dapat dikatakan, menggambarkan semakin efektifnya kinerja

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan upaya pencegahan sebagaimana

    disajikan berikut:

    Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

    Menurunnya Jumlah

    Pelanggaran

    10% 14% 100%

    Berdasarkan perhitungan di atas, kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    dalam upaya untuk mengurangi pelanggaran Pemilu dapat dikatakan sudah

    berjalan dengan baik dan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta mampu mencapai target

    yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu penurunan pelanggaran sebesar 10%.

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2018, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dapat

    dikatakan mampu menurunkan jumlah pelanggaran, baik dari sisi laporan

    maupun temuan walaupun harus diakui terdapat perbedaan kondisi

    pengawasan Pemilu yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta.

    Pelaksanaan Pemilu 2019 merupakan pelaksanaan Pemilu Serentak yang

    pertama di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018, merupakan masa tahapan

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 25

    Pemilu Serentak tahun 2019 yakni Pileg dan Pilpres yang tahapannya secara

    resmi sudah dimulai sejak tahun 2018.

    Kendala yang masih dialami oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yaitu

    terkait keterlambatan pelaporan yang bermasalah di tingkat Kota/Kabupaten

    yang berimbas pada pelaporan di tingkat provinsi. Selain masalah anggaran,

    terdapat beberapa permasalahan dalam penanganan pelanggaran, yaitu:

    1. Batas waktu penanganan pelanggaran

    Waktu Penanganan Pelanggaran 3+2 dalam pelaksanaannya terlalu sempit,

    yang mana dalam pelaksanaannya kadang terhambat karena harus

    memperoleh keterangan dari Para Saksi, Terlapor, Pelapor.

    2. Batas waktu pelaporan kepada Pengawas Pemilu

    Waktu Pelaporan menurut Undang-Undang adalah paling lama 7 (tujuh) hari

    kerja sejak diketahui terjadinya dugaan pelanggaran Pemilu. Namun dalam

    pelaksanaannya baru diketahui pada saat dilaporkan/diregistrasi.

    3. Pengaturan sanksi administrasi berupa pembatalan masih tergantung pada

    putusan Pengadilan

    Hal ini mengakibatkan keterlambatan/penundaan pemberian sanksi kepada

    peserta Pemilu karena menunggu Putusan Pengadilan berkekuatan Hukum

    Tetap terhadap pelanggaran Pidana Pemilu.

    4. Terlalu banyak lembaga yang terlibat dalam penanganan proses penegakan

    hukum Pemilu

    Pada pelaksanaan Pemilu, lembaga yang menangani dalam proses upaya

    penegakan hukum pelanggaran Pemilu yakni Bawaslu, dan Peradilan

    Umum/TUN.

    5. Adanya Pelanggaran Pidana Pemilu yang tidak dapat dikenakan sanksi karena

    dalam Undang-Undang tidak diatur mengenai Sanksi Pidana terhadap

    Pelanggaran tersebut

    Terkait hal-hal tersebut kegiatan, perlu lebih ditingkatkan Kegiatan, yaitu:

    Pengawasan / Monitoring.

    Supervisi pengawasan tahapan pemilihan.

    Diskusi terbatas.

    Rapat koordinasi, dan Rapat Kerja Teknis pemilihan.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 26

    SASARAN 2. MENINGKATNYA KUALITAS PENINDAKAN PELANGGARAN

    PEMILU DI WILAYAH DKI JAKARTA

    Penindakan Pelanggaran merupakan salah satu core business (bisnis

    utama) Bawaslu termasuk Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, selain Pencegahan dan

    Penyelesaian Sengketa. Oleh karenanya, mengoptimalkan tugas Penindakan

    Pelanggaran juga menjadi bagian terpenting dalam membangun demokrasi di

    Indonesia.

    Kualitas Penindakan Pelanggaran dapat diinterpretasikan dengan

    meningkatnya jumlah rekomendasi Pelanggaran Pemilu yang ditindaklanjuti dan

    pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan atas laporan dan temuan

    pelanggaran.

    Terhadap capaian sasaran ini, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang

    digunakan dan diperoleh hasilnya sebagai berikut:

    Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

    Persentase Peningkatan Jumlah

    Rekomendasi Pelanggaran Pemilu

    yang Ditindaklanjuti

    10% 100% 100%

    Persentase Jumlah Layanan

    Laporan & Temuan Pelanggaran

    yang Ditangani sesuai Ketentuan

    100% 100% 100%

    Indikator 1. Persentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pemilu yang

    Ditindaklanjuti

    Sesuai dengan Peraturan Bawaslu Nomor 21 Tahun 2018 tentang

    Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum pada Pasal 3 point 2 huruf (c)

    menyatakan bahwa Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan terhadap

    pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Pengawas Pemilu.

    Indikator ini mengukur outcome pengawasan khususnya terhadap

    rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dan

    ditindaklanjuti oleh pihak eksternal (KPU, Kepolisian, Kejaksaan atau DKPP).

    Cara mengukur indikator ini adalah persentase rekomendasi pelanggaran yang

    ditindaklanjuti pada tahun tahapan penyelenggaraan dikurangi persentase

    pelanggaran yang ditindaklanjuti pada tahun penyelenggaraan sebelumnya.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 27

    Pelanggaran yang Direkomendasi

    Tahun 2019

    Ditindaklanjuti

    Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah

    Administrasi 4 Administrasi 4

    Pidana 8 Pidana 8

    Kode Etik 0 Kode Etik 0

    Pelanggaran Hukum Lainnya 0 Pelanggaran Hukum Lainnya 0

    Jumlah Total 12 Jumlah Total 12

    Realisasi 100%

    Persentase realisasi rekomendasi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yang

    ditindaklanjuti oleh pihak lain (KPU, Kepolisian, Kejaksaan ataupun DKPP)

    sebesar 100%. Rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta kepada instansi lain (KPU, Kepolisian, Kejaksaan atau DKPP) merupakan

    kewenangan sepenuhnya instansi tersebut untuk menindaklanjuti atau tidak.

    Berikut ini adalah perbandingan rekomendasi Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta yang ditindaklanjuti oleh pihak lain pada tahun 2018, adalah sebagai

    berikut:

    Uraian Pelanggaran Capaian

    (%) 2018 2019

    Jumlah rekomendasi Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta atas pelanggaran yang ditindaklanjuti

    oleh pihak yang berwenang

    4 12

    Jumlah seluruh rekomendasi Bawaslu Provinsi

    DKI Jakarta terkait pelanggaran pada tahapan

    14 12

    Realisasi (%) 28,57% 100% 71,43%

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2018 terdapat kenaikan jumlah

    rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh pihak lain (KPU, Kepolisian, Kejaksaan

    atau DKPP), hal ini disebabkan karena masing-masing tengah menjadi sorotan

    sehingga fokus pada tindak lanjut rekomendasi dimaksud.

    Sasaran indikator tersebut dicapai melalui Program Pengawasan

    Penyelenggaraan Pemilu dengan kegiatan sebagai berikut:

    Rekapitulasi rekonsiliasi data hasil penanganan pelanggaran, dan

    Penyusunan kajian pelanggaran.

    Fasilitasi Sentra Gakkumdu dan penanganan pelanggaran Sentra Gakkumdu,

    Evaluasi Sentra Gakkumdu.

    Supervisi penanganan pelanggaran.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 28

    Indikator 2. Persentase Jumlah Layanan Laporan dan Temuan Pelanggaran yang

    Ditangani Sesuai Ketentuan

    Indikator ini mengukur sampai sejauh mana layanan yang diberikan oleh

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dan jajaran dalam menangani laporan dan temuan

    pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan dalam

    menangani laporan dugaan pelanggaran Pemilu tertuang dalam Undang-

    Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

    Cara menghitung capaian indikator ini adalah jumlah layanan laporan

    dan temuan pelanggaran yang ditangani sesuai ketentuan dibandingkan jumlah

    laporan dan temuan pelanggaran yang diterima oleh Bawaslu dikalikan 100%.

    Sesuai dengan Peraturan Bawaslu Nomor 21 Tahun 2018 tentang

    Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum pada pasal 17 dalam ayat (1)

    dan (2) bahwa Pengawas Pemilu memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak

    menindaklanjuti Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu, paling lama

    7 (tujuh) hari kerja setelah Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran diterima

    dan diregistrasi. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk meminta keterangan

    tambahan dan kajian dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah

    Temuan dan Laporan diterima dan diregistrasi. Berdasarkan hal tersebut,

    Pengawas Pemilu berkewajiban untuk menerima semua Laporan Dugaan

    Pelanggaran dan Temuan untuk ditindaklanjuti atau tidak.

    Realisasi persentase jumlah layanan laporan dan temuan pelanggaran

    yang ditangani sesuai ketentuan adalah sebagai berikut:

    Jumlah Pelanggaran

    yang ditangani

    Jumlah Pelanggaran

    yang Diterima

    Realisasi

    12 Pelanggaran 12 Pelanggaran 100%

    Adapun jumlah pelanggaran sebagaimana dimaksud adalah bukan jumlah

    dugaan pelanggaran, akan tetapi merupakan jumlah pelanggaran yang sudah

    melalui proses penanganan pelanggaran.

    Capaian kinerja tahun 2019 sebesar 100% disebabkan Bawaslu Provinsi

    DKI Jakarta mempunyai tugas, wewenang, dan kewajiban untuk menerima dan

    menindaklanjuti dugaan temuan dan laporan pelanggaran Pemilu sebagaimana

    diatur pada pasal 97, 98, dan 99 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang

    Pemilihan Umum.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 29

    Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan guna mencapai target pada

    indikator ini adalah:

    Klarifikasi Para Pihak terkait Penanganan Pelanggaran.

    Penyusunan materi/kajian penanganan pelanggaran.

    Koordinasi penanganan pelanggaran.

    Rakernis penanganan pelanggaran.

    Supervisi penanganan pelanggaran.

    SASARAN 3. MENINGKATNYA KUALITAS PENYELESAIAN SENGKETA PEMILU DI

    WILAYAH DKI JAKARTA

    Salah satu mekanisme penting dalam pelaksanaan Pemilu adalah

    penyelesaian pelanggaran dan perselisihan atau sengketa. Sengketa Pemilu

    adalah sengketa antara dua atau lebih warga negara yang memiliki hak pilih,

    peserta Pemilu (partai politik atau individual), Komisi Pemilihan Umum, maupun

    pengamat Pemilu. Sengketa terjadi karena perbedaan penafsiran dan belum ada

    kesepakatan.

    Tata cara Penyelesaian Sengketa Pemilu tercantum di Peraturan Badan

    Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Perubahan Ketiga

    Atas Perbawaslu Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Penyelesaian

    Sengketa Proses Pemilihan Umum. Diatur bahwa Penyelesaian Sengketa

    diselesaikan paling lama 12 (dua belas) hari sejak diterimanya Permohonan

    Sengketa Proses Pemilu.

    Penyelesaian yang baik harus memenuhi unsur-unsur adanya hak untuk

    mendapatkan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu yang berindikasi pada

    peningkatan kualitas dan efektifitas kinerja. Ada 2 indikator yang digunakan

    untuk mengukur tercapai atau tidaknya sasaran ketiga ini, yaitu (1) Persentase

    Tindak Lanjut Penyelesaian Sengketa dan (2) Persentase Penyelesaian Sengketa

    yang DiIayani dengan Baik.

    Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

    Persentase Tindak Lanjut

    Penyelesaian Sengketa

    100% 100% 100%

    Persentase Penyelesaian

    yang Dilayani dengan Baik

    100% 100% 100%

    Indikator 1: Persentase Tindaklanjut Penyelesaian Sengketa

    Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum

    pada Pasal 468 ayat (1) “Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 30

    berwenang menyelesaikan sengketa proses Pemilu.” Sehingga telah jelas

    kewenangan bahwa Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sebagai Penyelenggara Pemilu

    yang bertanggung jawab menindaklanjuti kewenangan tersebut di wilayah

    Provinsi DKI Jakarta.

    Dengan adanya Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5

    Tahun 2019 Tentang Perubahan Ketiga Atas Perbawaslu Nomor 18 Tahun 2017

    Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum, maka

    mekanisme penyelesaian permohonan sengketa yang diajukan harus melalui

    proses penyelesaian yang sesuai Peraturan Bawaslu dimaksud.

    Data terkait penyelesaian sengketa proses Pemilu pada Bawaslu Provinsi

    DKI Jakarta, telah terlaksana sebanyak 6 (enam) permohonan pada tahun 2019

    dengan Obyek Sengketa yang terbagi dalam 5 (lima) Obyek Sengketa yakni:

    1. Berita Acara Penelitian Administrasi Perbaikan Dukungan Pemilih

    Perseorangan Calon Peserta Pemilihan Umum Anggota DPD Provinsi DKI

    Jakarta yang dikeluarkan oleh KPU Provinsi KDI Jakarta;

    2. Berita Acara Penelitian Administrasi Perbaikan Kedua Dukungan Pemilihan

    Perseorangan Calon Peserta Pemilihan Umum 2019 Anggota DPD Provinsi

    DKI Jakarta yang dikeluarkan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta;

    3. Berita Acara Verifikasi Kelengkapan dan Keabsahan Dokumen Bakal Calon

    Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Pada Pemilu 2019 yang dikeluarkan oleh

    KPU Provinsi DKI Jakarta tanggal 6 Agustus 2018;

    4. Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta tentang Perubahan Atas Penetapan

    Daftar Calon Tetap Pemilu 2019 Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta; dan

    5. Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil

    Perhitungan Perolehan Suara Peserta Pemilu 2019 Anggota DPRD Provinsi

    DKI Jakarta.

    Penyelesaian sengketa tersebut dinilai berhasil ditindaklanjuti oleh

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta atau dengan kata lain 100% ditindaklanjuti.

    Kegiatan untuk mendukung tercapainya target pada indikator ini adalah:

    Rakernis (Rapat Kerja Teknis).

    Pelatihan penyelesaian sengketa.

  • LKIP BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019 ---------- Halaman 31

    Indikator 2: Persentase Penyelesaian yang Dilayani Dengan Baik

    Indikator ini mengukur secara langsung kinerja Bawaslu Provinsi DKI

    Jakarta dalam penyelesaian sengketa. Cara menghitung capaian indikator ini

    adalah dengan tidak adanya keberatan atau komplain terkait proses dan hasil

    penyelesaian sengketa oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta sehingga dinilai 100%

    terlayani dengan baik.

    3.3. Capaian Realisasi Keuangan

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta telah merealisasikan anggaran sebesar

    Rp.77.387.282.600,00 (Tujuh Puluh Tujuh Miliar Tiga Ratus Delapan Puluh Tujuh

    Juta Dua Ratus Dua Ribu Enam Ratus Rupiah) atau 77,50% dari total pagu

    anggaran sebesar Rp.99.855.715.000,00 (Sembilan Puluh Sembilan Miliar

    Delapan Ratus Lima Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Lima Belas Ribu Rupiah).

    Tabel Capaian Realisasi Keuangan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019

    NO SASARAN ANGGARAN

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    CAPAIAN

    (%)

    1 Meningkatnya Kualitas

    Pencegahan Indikasi Potensi

    Pelanggaran Pemilu di wilayah DKI

    Jakarta

    17.234.896.000 13.606.804.341 78,95%

    2 Meningkatnya Kualitas Penindakan

    Pelanggaran Pemilu di wilayah DKI

    Jakarta

    3.745.800.000 3.057.418.300 81,62%

    3 Meningkatnya Kualitas

    Penyelesaian Sengketa Proses

    Pemilu di wilayah DKI Jakarta

    200.400.000 195.030.000 97,32%

    Total 99.855.715.000 77.387.282.600 77,50%

    Tabel Perbandingan Capaian Realisasi Kinerja dan Kinerja Keuangan

    NO SASARAN

    CAPAIAN

    KINERJA

    (%)

    CAPAIAN

    KEUANGAN

    (%)

    1 Meningkatnya Kualitas Pencegahan Indikasi Potensi

    Pelanggaran Pemilu di wilayah DKI Jakarta

    100% 78,95%

    2 Meningkatnya Kualitas Penindakan Pelanggaran

    Pemilu di wilayah DKI Jakarta

    100% 81,62%

    3 Meningkatnya Kualitas Penyelesaian Sengketa

    Proses Pemilu di wilayah DKI Jakarta

    100% 97,32%

  • BAB IV

    PENUTUP

    Pada Bab-bab sebelumnya telah diuraikan hal-hal yang mempengaruhi dalam

    pencapaian kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019. Namun demikian,

    secara umum dapat kami sampaikan sebagai berikut:

    Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi DKI

    Jakarta yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 telah

    diselenggarakan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan realisasi capaian kinerja

    dengan rata-rata indikator sasaran sebesar 100%.

    Program dan kegiatan selama tahun 2019 telah dilaksanakan oleh Bawaslu

    Provinsi DKI Jakarta secara efektif dan efisien.

    Dalam pencapaian sasaran mikro dari Rencana Strategis yang ditetapkan, seluruh

    sasaran dapat dikatakan berhasil diwujudkan dengan baik. Walaupun demikian,

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta tetap memiliki komitmen untuk lebih meningkatkan

    kinerjanya ke depan.

    Selain terdapat beberapa keberhasilan tersebut di atas, masih dijumpai adanya

    beberapa permasalahan yang terus mendapat perhatian, seperti dalam hal

    peningkatan kapasitas kelembagaan dan pengelolaan SDM, serta Sistem

    Pengendalian Internal di Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

    LKIP tahun 2019 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara

    memadai dan transparan kepada seluruh shareholders/stakeholders Bawaslu

    Provinsi DKI Jakarta, sehingga diharapkan dapat memberikan umpan balik dalam

    rangka peningkatan kinerja Bawaslu Provinsi DKI Jakarta pada tahun mendatang.

    Secara internal, LKIP ini menjadi dasar motivasi bagi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    untuk dapat lebih meningkatkan kinerja kelembagaan terhadap perkembangan

    tuntutan shareholders/stakeholders. Dengan demikian, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi dalam pengawasan Pemilu di

    wilayah Provinsi DKI Jakarta.

    Cover LKIP 2019.pdf (p.1)KATA PENGANTAR 2019.pdf (p.2)Bab1-LKIP Bawaslu Provinsi DKI Jakarta 2019.pdf (p.3-12)Bab2-LKIP Bawaslu Provinsi DKI Jakarta 2019.pdf (p.13-19)Bab3-LKIP Bawaslu Provinsi DKI Jakarta 2019.pdf (p.20-33)Bab4-LKIP Bawaslu Provinsi DKI Jakarta 2019.pdf (p.34)