Batuan Beku Ppt 1

18
Disusun Oleh : Revki Septiansyah B (03021281419080) Achmad Yansen (03021381419134) Darma Raharja H (03021381419127) Ravisi Gustama (03021381419148) A. Syaftian Febri (03021381419117) M. Andri Yansya (03021381419143) Onggy Aries seka (03021381419122) Rama Portasya (03021381320037) Ahmad Suyuno (03021381320049) Yogi Andrianto (03021381320035) BATUAN BEKU

description

Batuan Beku

Transcript of Batuan Beku Ppt 1

Page 1: Batuan Beku Ppt 1

Disusun Oleh :

Revki Septiansyah B (03021281419080)Achmad Yansen (03021381419134)

Darma Raharja H (03021381419127)Ravisi Gustama (03021381419148)

A. Syaftian Febri (03021381419117)M. Andri Yansya (03021381419143)

Onggy Aries seka (03021381419122)Rama Portasya (03021381320037)Ahmad Suyuno (03021381320049)Yogi Andrianto (03021381320035)

BATUAN BEKU

Page 2: Batuan Beku Ppt 1

Siklus Batuan

Page 3: Batuan Beku Ppt 1

Pengertian Batuan BekuBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis,

"api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.

Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

Page 4: Batuan Beku Ppt 1

Mineral utama pembentuk batuan mengkristal mengikuti suatu pola perurutan kristalisasi. Pola perurutan kristalisasi disebut deret Bowen. Tetapi walaupun demikian deret Bowen tidak selalu berlaku. Pada deret Bowen ditunjukkan bahwa mineral pertama terbentuk cenderung mengandung silica yang rendah. Pada seri menerus (continous) mineral terbenuk pertama adalah Plagioklas- Ca akan terus menerus bereaksi dengan larutan sisa magma selama proses pendinginan berlangsung, maksudnya disini adalah terus terjadi penggantian (substitusi) unsur Ca dengan unsur Na. Sedangkan pada seri yang tidak menerus (discontinous) terdiri dari mineral yang kaya unsur Fe dan Mg, disebut juga mineral Ferromagnesium. Mineral yang pertama terbentuk adalah mineral Olivin kemudian dilanjutkan oleh pembentukan mineral selanjutnya dengan larutan sisa magma yang ada tanpa terjadi reaksi antara larutan sisa magma dengan mineral yang telah terbentuk.

Page 5: Batuan Beku Ppt 1

KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKU Walter T. Huang, 1962, komposisi mineral dikelompokkan : A. MINERAL UTAMAMineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristelisasi magma dan kehadirannyasangat menentukan dalam penanaman batuan.Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan menjadi dua yaitu :1. MINERAL FELSIC (berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,5-2,7) :• Kwarsa (SiO2)• Kelompok felspar, terdiri dari seri felspar alkali (K,Na)AlSl3O8. seri

felspar alkali terdiri dari sanidin,orthoklas, anorthoklas, adulari, dan• mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin,

labradorit, Bitownit dan anortit• Kelompok felsparatoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari nefelin,

sodalit, leusit.

Page 6: Batuan Beku Ppt 1

2. MINERAL MAFIC (mineral feromagnisia dengan warna gelap dan densitas rata-rata 3,0-3,6), yaitu :• Kelompok Olivin, terdiri dari Fayalite dan Forsterite.• Kelompok pirokson, terdiri dari Entalite, Hiperstein, Augit,

Pigionit, Diosid• Kelompok mika, terdiri dari Biotite, Muscovite, Plogopit• Kelompok Ampibhole, terdiri sari Anthofilit, Cumingtonit,

Homblende, Rieberkit, Tromolit Aktinolit, Glaucofan, dll.

Page 7: Batuan Beku Ppt 1

B. MINERAL SEKUNDERMerupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat

darihasil pelapukan reaksi hidrothemal maupun hasil metaforsismaterhadap mineral-mineral utama. Dengan demikian mineral-mineralini tak ada hubunganya dengan pembekuan magma (nonpirogenetik).Mineral sekunder terdiri dari :1. Kelompok kalsit (kalsit, dolomit, magnesit, siderit) dapat terbentuk

dari hasil ubahan mineral plagioklas.2. Kelompok serpentin (antigorit krisotil), umumnya terbentuk dari

hasil ubahan mineral mafic (terutama kelompok olivin dan pirokson).

3. Kelompok klorit (proklor, penin, talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.

4. Kelompok sericit sebagai ubahan mineral plagioklas.5. Kelompok kaulin (Kaolin, Hallosyte), umumnya ditemukan sebagai

hasil pelapukan batuan beku.

Page 8: Batuan Beku Ppt 1

C. MINERAL TAMBAHAN (ACCESORY MINERAL) Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada

kristalisasi magma, umumnya dalam jumlah sedikit. Apabila hadir dalam jumlah cukup banyak tidak mempengaruhi penamanaan batuan , tetapi hal tersebut mempunyai nilai ekonomis.

Termasuk dalam golongan ini antara lain : Hematit, Kromit,Rutile, Apatit,Muscovit, Magnetit, Zeolite, dll.

Page 9: Batuan Beku Ppt 1

Struktur Batuan BekuStruktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

1. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

2. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:

3. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

Page 10: Batuan Beku Ppt 1

4. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

5. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

6. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

7. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

Page 11: Batuan Beku Ppt 1

Tekstur batuan beku            Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.Faktor lain : •       Kecepatan difusi, kecepatan atom dan molekul berdifusi dalam cairan,•       Kecepatan pembentukan kristal,•       Kecepatan pertumbuhan kristal.

        Tekstur Batuan Beku – Derajat KristalinitasDerajat kristalinitas suatu batuan, dapat dibedakan menjadi 3

macam, yaitu :Holokristalin (holocrystalline) : batuan yang semua penyusunnya berupa kristal-kristal, seperti granit.Holohialin (holohyaline) : batuan yang semua penyusunnya terdiri dari gelas, seperti obsidianHipokristalin atau merokristalin (hypocrystalline atau mero-crystalline) : batuan yang penyusunnya terdiri dari campuran antara kristal dan gelas, seperti pada batuan intrusif.Bagi kristal-kristal halus yang memperlihatkan interferensi warna, disebut mikrolit (microlite); jika kristal-kristal itu sangat kecil (halus), membulat, berbentuk seperti-rambut/batang, dan isotropik, dinamakan kristalit.

Page 12: Batuan Beku Ppt 1

Ukuran butir kristal (mm) Nama butiran

< 1 halus (fine)

1 – 5 medium

5 – 30 kasar

> 30 sangat-kasar

Tekstur Batuan Beku – Ukuran Butir / Granulitas

Ukuran butir atau granulitas kristal adalah ukuran dari kristal-kristalnya.

Page 13: Batuan Beku Ppt 1

Berdasarkan Granulitas, tekstur batuan beku terbagi menjadi :1. Tekstur Faneritik • Tersusun atas kristal besar yang dapat dilihat dengan mata dengan atau tanpa loup/mikroskop binokuler.• Umumnya berukuran ½ mm sampai beberapa cm.• Terbentuk akibat pendinginan magma lambat di bawah permukaan bumi.2. Tekstur Porfiritik• Tersusun atas paling sedikit 2 mineral dimana ukuran kristalnya berbeda. Ukuran yang besar disebut fenokris, sedangkan yang kecil disebut massadasar.• Tekstur ini terjadi 2 tahap pendinginan; satu di kedalaman dimana yang lebih besar terbentuk terlebih dahulu sementara yang kedua terbentuk dekat permukaan.3. Tekstur Afanitik• Tersusun atas kristal- kristal berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata dengan atau tanpa lensa. Ukuran kristal < 1/2 mm .• Tektur ini hasil dari pendinginan magma yang cepat dalam lingkungan volkanik maupun hipabisal.Tekstur glassy (non kristalin).• Tekstur ini hasil pendinginan yang sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal.• Terjadi ketika magma atau lava kontak dengan cepat dengan material – material dekat permukaan bumi.• Material dengan komposisi gelas semuanya dikenal dengan nama obsidian

Page 14: Batuan Beku Ppt 1

Tekstur Batuan Beku – Hubungan Antar Butir (Fabric/Kemas) Berdasarkan Hubungan Antar Butir, teksur batuan beku dibagi menjadi :

§ Tekstur EquigranularBatuan beku yang mineral penyusunnya berukuran relatif sama, terbagi menjadi :• Panidiomorphic-granular (automorphic-granular), bila umumnya

terdiri atas kristal-kristal yang euhedral, • Hypidiomorphic-granular (hypautomorphic-granular), bila umumnya

kristal berbentuk euhedral, selebihnya berbentuk anhedral. Tekstur ini banyak ditemukan pada batuan beku plutonik, 

•  Allotriomorphic-granular (xenomorphic-granular), bila sebagian besar mineral penyusunnya memiliki kristal berbentuk anhedral.

• Microgranular, bila kristal batuan yang berjaringan halus berbentuk anhedral atau subhedral, 

• Orthophyric, bila bertekstur panidiomorphic berjaringan halus dan terdapat pada beberapa batuan yang sangat felspathic, misalnyaorthophyres dan plagiophyres. 

• Felsitic, bila terdiri atas suatu massa yang seragam berupa kriptokristalin.

§  Tekstur InequigranularBatuan beku yang menunjukkan variasi dalam ukuran butir mineral, terbagi menjadi :• Tekstur porphyritic, bila batuan terdiri atas mineral berbutir kasar

dan halus.• Tekstur poikilitic, bila kristal yang lebih kecil terdapat di dalam kristal

yang lebih besar tanpa orientasi umum pada suatu batuan. • Tekstur ophitic, bila kristal piroksen yang lebih besar diinklusi kristal

plagioklas yang lebih kecil.

Page 15: Batuan Beku Ppt 1

Klasifikasi Batuan BekuBatuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.A.Menurut Rosenbusch (1877-1976)1. Klasifikasi Berdasarkan Terjadinya :• Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di

permukaan.• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat

permukaan.• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi.

Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

2. Klasifikasi Kandungan Mineral, Kandungan Silika dan Tekstur  :

Tabel rosenbusch digunakan dalam melakukan pendeterminasian batuan beku. Tabel Rosenbusch berisi tentang komposisi mineral pada batuan beku yang kemudian dihubungkan dengan tekstur pada batuan beku. Dengan mencocokan takstur batuan dan mineral penyusun batuan yang sedang diuji dengan data-data yang terdapat pada tabel rosenbusch maka kita dapat dengan mudah mendeterminasikan batuan beku.

Page 16: Batuan Beku Ppt 1
Page 17: Batuan Beku Ppt 1

B. Menurut Hamblin   

Tabel hamblin ini tidak jauh berbeda dengan tabel rosenbusch karena sama-sama berdasarkan komposisi mineral dan tekstur batuan, bedanya adalah pada tabel hamblin tekstur batuan kurang spesifik karena hanya berdasarkan ukuran butir sedangkan tabel rosenbusch berdasarkan ukuran butir, derajat kristalisasi dan keseragaman butir.

Page 18: Batuan Beku Ppt 1

TERIMA KASIH