Batuan beku

download Batuan beku

of 3

description

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada.

Transcript of Batuan beku

1. Batuan bekuBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada.2. Batuan endapan purbaBatu bara,timbulnya polutan, seperti oksida belerang dan nitrogen (SOx dan NOx), serta partikel dan unsur penelusuran, seperti merkuri, merupakan suatu masalah. Teknologi telah dikembangkan dan dikerahkan untuk menekan emisi-emisi tersebut.3. Humus (Bahan organik) Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, bahan organik halus, N tinggi, C/N rendah, bahan organik kasar, N rendah C/N tinggi. Bahan organik merupakan sumber bahan N yang utama di dalam tanah. Selain N, bahan organik mengandung unsur lain terutama C, P, S dan unsur mikro. Pengikatan oleh mikrorganisme dan N udara.Antara nisbah C/N (Nisbah dan jumlah C terhadap N) dan laju perombakan jaringan tanaman terdapat hubungan yang konsistensi konsentrasi N dalam jerami berkisar dan terkecil 25 % pada jaringan tua tanaman3 % pada jaringan muda sekulen. Laju perombakan residu yang di residu di tambahkan ke tanah seringkali tergantung pada senyawa C dan jumlah unsur hara, terutama N yang dikandung. Pada umumnya senyawa organik sederhana yang mudah larut paling cepat lenyap. Nampaknya senyawa ini dapat diserap dan segera digunakan oleh jasad jasad renik. Tetapi senyawa tersebut dapat dihidrolisa menjadi bentuk bentuk senyawa (Pairunan, 1997).4. Pupuk BuatanUrea merupakan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, daun menjadi hijau muda dan jaringan-jaringannya mati. Lingga dan Marsono (2008) menyatakan pupuk urea termasuk pupuk yang higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73% sehingga urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Jika diberikan ke tanah, pupuk ini akan mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida yang mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air sehingga pada lahan kering pupuk nitrogen akan hilang karena erosi. Maka dari itu pemberian pupuk urea secara bertahap perlu dilakukan agar unsur nitrogen tersedia bagi tanaman jagung di lahan kering.

1. Cara pemupukanPada permukaan tanah kehilangan N sangat besarKeadaan jenuh air, diatas kapasitas lapang rongga makro terisi air, sehingga jumlah kehilangan nitrogen menurun2. Runoff/ErosiAliran permukaan (runoff) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan(Asdak,1995). Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltarasi tanah, dimana dalam halini tanah telah jenuh air (Kartasapoetra dkk, 1998).Jumlahairyangmenjadilimpasan sangatbergantung kepadajumlahair hujan persatuan waktu, keadaan penutup tanah,topografi, jenis tanah, dan ada tidaknya hujan yang terjadi sebelumnya (Rahim, 2000).Kadar N-(NH+4+ NH3) serta N-urea yang berdifusi ke dalam air genangan sawah ditemukan masih cukup tinggi selama beberapa hari setelah pemupukan, bahkan pada hari ke 6 berkisar sekitar 5-10% dari N pupuk urea yang diberikan . Tinggi kadar kedua bentuk N tersebut barangkali dapat menjadi suatu petunjuk bahwa mempertahankan air genangan sawah tidak keluar dari petak sawah selama beberapa hari setelah pemupukan dapat menekan hilangnya N melaIui aliran permukaan. Hal ini mengingat adanya irigasi yang berkesinambungan dari satu petak ke petak sawah lainnya pada kebanyakan sistem persawahan di Indonesia. Hasil penelitian Takamura et aI. (19) di Jepang menunjukkan bahwa 4-16 kg N/ha hilang bersama aliran permukaan 250 - 710 rom.

3. Hidrolisis ureaPupuk urea yang disebar pada permukaan tanah sawah mengalami proses hidrolisis yang menghasilkan N-amoniakal atau (NW 4 + NH3)-N. Sebagian dari hasil hidrolisis tersebut diftksasi oleh tanah dan sebagian lagi berdifusi ke dalam air genagan sawah (18). Tampaknya terdapat suatu hubungan antara tingkat hidrolisis, dalam air genangan sawah, dan tinggi air penggenangan itu sendiri. Hidrolisis urea yang Iebih cepat kelihatannya terjadi pada penggenangan yang Iebih rendah. Gambar 5 menunjukkan bahwa pada penggenangansetinggi 2 cm, urea di dalam air genangan sawah sudah hampir habis terhidrolisis pada hari ke 5 setelah pemupukan. Sedang pada penggenangan yang Iebih tinggi yakni 5 cm dan 10 cm, proses hidrolisis masih berlangsung sampai hari ke 7.Proses hidrolisis urea yang lebih lambat berlangsung pada penggenangan yang Iebih tinggi, disebabkan enzim urease di dalam air genangan sawah Iebih sedikit dan jarak difusi N-urea yang mengadakan kontak dengan permukaan tanah Iebih jauh