BATUAN BEKU
-
Upload
mauries-erwin-yuniardy -
Category
Documents
-
view
146 -
download
7
description
Transcript of BATUAN BEKU
PETROLOGI BATUAN BEKU
Disusun Oleh :
Nama : Vita Yunita
NIM : 091101010
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2010
PRAKATA
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga peyusun dapat menyelesaikan paper
praktikum petrologi batuan beku dengan tidak ada suatu halangan apapun.
Paper ini disusun untuk menambah pengetahuan kita di bidang geologi,
karena sangat erat hubungannya di dalam kehidupan yang berkaitan dengan
pengetahuan tentang batuan beku di bumi dan sangat penting untuk dipelajari. Untuk
itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Asisten praktikum mineralogi.
2. Teman-teman seperjuangan.
Penyusun menyadari bahwa sepenuhnya paper ini masih belum sempurna,
karena “kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta”. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yng bersifat melengkapi dan membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Yogyakarta, Maret 2010
ABSTRAK
Kita mengenal tiga jenis batuan yang dibedakan berdasarkan proses
pembentukannya. Yakni, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Satu hal
yang menjadi pertanyaan, bahwa batuan manakah diantara ketiga jenis batuan
tersebut yang terbentuk paling awal? Bila kita kaitkan dengan sejarah pembentukan
bumi, sebagai salah satu komponen di dalam system tata surya kita yang awal
mulanya berasal dari gas yang kemudian membeku, maka dapat kita pastikan bahwa
batuan yang paling awal terbentuk adalah batuan beku. Untuk mengenal lebih jauh
tentang batuan beku, maka saya membahas mengenai proses pembentukan
(diagenesis), eksplorasi dan eksploitasi serta kegunaan batuan beku yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.
PENDAHULUAN
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan magma
yang berupa larutan silikat pijar dengan temperatur jauh diatas 1600 0C. Hal-hal yang
mempengaruhi pembentukan batuan beku yakni, proses diferensiasi magma, proses
asimilasi magma dengan batuan sampingnya dan proses fraksinasi magma. Batua
beku bisa dikatakan sebagai batuan induk atau sumber dimana berbagai jenis mineral
terbentuk, dan ada juga batuan beku yang mengandung mineral tunggal. Batuan beku
beserta mineral kandungannya sangat dibutuhkan didalam kehidupan
manusia.Permintaan public akan jenis batuan beku ini semakin meningkat sehingga
perlu adanya upaya eksplorasi lebih lanjut. Hal-hal yang mendukung proses
eksplorasi antara lain dengan mengetahui alam-alam yang pernah dialami batuan
serta sifat-sifat khas-nya.
Dasar Teori
Batuan beku terjadi karena pembekuan magma di bawah permukaan bumi
atau hasil pembekuan lava di permukaan bumi. Magma adalah cairan silikat kental
dari larutan silica yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara
1.500-2.5000C dan bersifat mobil (mudah bergerak) terdapat pada kerak bumi bagian
tanah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatil
(gas) dan non volatil (non gas). Bahan-bahan volatil menyebabkan mobilitas magma,
sedangkan bahan non volatil terutama oksida-oksida dalam kombinasi tertentu,
merupakan pembentuk mineral yang lazim kita jumpai dalam batuan beku. Pada saat
magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka
mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut disebut peristiwa penghabluran
mineral-mineral silikat (magma) oleh BOWEN disusun suatu seri yang dikenal
dengan nama “Bowen’s Reaction Series” sebagai berikut :
DISCONTINUOUS SERIES CONTINUOUS SERIES
12000C Olivin Anorthit
Bitownit
Piroksin Labradorit
9000C Amphibole Andesin
Oligoklas
Biotit Albite
Potash Feldspar
6000C Muskovit
Kuarsa
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik yang pertama kali terbentuk adalah
olivine pada temperature yang sangat tinggi. Tetapi jika magma jenuh oleh SiO2
maka piroksin yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksin merupakan pasangan
“Incongruent Melting”, dimana setelah pembentukan, olivine akan bereaksi dengan
larutan sisa membetnuk piroksin. Temperatur menurun terus dan pembentukan
mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk
adalah biotit. Karena terjadi demikian maka disebut reaksi diskontinyu atau reaksi
tidak menerus. Sedangkan yang di sebelah kanan mewakili mineral kelompok
plagioklas, reaksinya disebut reaksi kontinyu karena berlangsung secara terus
menerus dimana anorthit adalah mineral yang terbentuk pertama kali terbentuk pada
suhu tinggi, banyak terdapat pada batuan beku gabro atau basal. Andesin pada suhu
menengah dan banyak tersebar pada batuan beku asan seperti granite atau rhyolit.
Mineral sebelah kanan dan kiri bertemu pada mineral potash feldspar dan menerus
pada mineral stabil, yang tidak mudah terubah menjadi mineral lain.
Klasifikasi Batuan Beku
Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Batuan beku asam
Granit : tekstur phaneritic atau porphyritic-phaneritic, berwarna cerah.
Riolit : batuan aliaran granit, komposisi seperti granit tetapi teksturnya por-
phyritic-aphanitic atau aphanitic.
2. Batuan beku intermediet
Diorite : tekstur equigranular phaneritic atau porphyritic-phaneritic, alkali
feldspar < feldspar total, warna abu-abu hingga abu-abu gelap.
Andesit : komposisi seperti diorite, tetapi teksturnya aphanitic atau por-
phyritic-aphanitic, merupakan batuan aliran diorit.
3. Batuan beku basa.
Gabro : tekstur phaneritic atau phorphyritic-phaneritic.
Basalt : batuan aliran gabro, bertekstur aphanitic atau porphyritic-aphanitic,
komposisinya sama dengan gabro.
4. Batuan beku ultra basa
Dunite : berkomposisi olovin hamper 100 %
Peridotite : berkomposisi olivine (dominan) dan piroksen.
Piroksenit : berkomposisi piroksen hampir 100%.
Secara kimiawi batuan beku dibagi menjadi :
1. Batuan beku asam SiO2 > 66%
2. Batuan beku intermediet SiO2 52%-66%
3. Batuan beku basa SiO2 45%-52%
4. Batuan beku ultra basa SiO2 <45%
Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dapat dibagi tiga, yaitu :
a) Batuan Intrusi
Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di
dalam bumi (15 – 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer,
maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar – besar
dan mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua
komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat
sempurna mengingat waktu penghablurannya sangat lama. (Munir, 1995). Contoh
batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan
hiasan rumah) dan lain-lain.
Gabro
b) Batuan Ekstrusi
Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar
membeku di dalam sebagai batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang
membeku di permukaan bumi dan dikenal sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik.
Suatu aktivitas vulkanisme akan mengeluarkan materi – materi berupa gas, cair
dan padat. Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan
ke permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut.
Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau
suatu larutan kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe magma
intrusi, yang pertama memiliki kandungan silika yang rendah dan vikositasnya
rendah. Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang memiliki kandungan
silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi. (Graha, 1987)
Contoh batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dacite.
Basalt
c) Batuan Gang
Batuan gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara
batuan yang terbentuk dalam celah – celah serta rekahan – rekahan dalam kerak
bumi. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga
batuan hypo-abisik.
Gang disini adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar.
Magma yang membeku dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke
permukaan bumi atau membeku dalam celah – celah di kerak bumi. Misalnya magma
yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang
terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan granit bertekstur porfiri. (Munir,
1995)
Deskripsi Batuan Beku
Dalam penamaan batuan beku secara megaskopis didasarkan atas pengamatan:
a. Warna
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Min-
eral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya,
sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk
batuan yang mempunyai tekstur gelasan.
1. Warna segar
2. Warna lapuk
b. Struktur
1. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
2. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
3. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
4. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.
Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
5. Vesikuler, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku yang teratur. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pem-
bekuan.
6. Scoria, yaitu struktur yang berlubang tetapi arahnya tidak teratur
7. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
8. Xenolith, yaitu stuktur yang memperlihatkan fragmen/ pemecahan batuan lain
yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
c. Teksur
Tekstur batuan beku meliputi 4 hal, yaitu:
1. Derajat kristalisasi
Terdiri dari:
a. Holokristalin: Apabila batuan terdiri dari massa kristal seluruhnya
b. Hipokristalin: Apabila batuan terdiri dari massa kristal dan massa
gelas
c. Holohialin: Apabila batuan terdiri dari massa gelas seluruhnya.
2. Granularitas
a. Fanerik : Kristalnya jelas dapat dilihat dengan mata biasa
b. Aphanitik : Kristalnya halus sulit dibedakan dengan mata biasa.
Ukuran kristal dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan.
Cox, Price, Harte W.T.G Heinric
Halus <1 mm <1 mm <1 mm
Sedang 1 – 5 mm 1 – 5 mm 1 – 10 mm
Kasar > 5 mm 5 – 30 mm 10 – 30 mm
Sangat Kasar > 30 mm > 30 mm
3. Bentuk kristal
a. Euhedral : Apabila mineral mempunyai bidang kristal yang
sempurna
b. Subhedral: Apabila mineral mempunyai bidang kristal yang
sebagian tidak sempurna
c. Anhedral : Apabila mineral tidak mempunyai bidang kristal yang
Sempurna atau tidak teratur.
4. Hubungan antar kristal
a. Inequigranular: Bila secara relatif ukuran kristal yang membentuk
batuan berukuran sama besar
b. Equigranular : Bila ukuran butir kristal yang membentuk batuan
berukuran tidak sama besar dan tidak teratur.
d. Komposisi
Penentuan komposisi mineral kita cukup mempergunakan indeks warna dari
bentuk kristal, sebagai dasar penentuan mineral penyusun batuan. Atas dasar
warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
1. Mineral Felsik
Yaitu mineral-mineral berwarna terang dan miskin unsur magnesium atau
besi, terutama terdiri dari mineral plagioklas, ortoklas, kuarsa, feldspar,
feldspatoid dan muskovit.
2. Mineral Mafik
Yaitu mineral-mineral berwarna gelap-hitam dan kaya unsur magnesinum atau
besi, terutama augite, hornblende, biotit, amphibol, piroksen dan olivin.
Mineral Penyusun Batuan Beku
Mineral-mineral yang umum terdapat sebagai penyusun batuan beku adalah:
1. Mineral-mineral asam = felsic-minerals = nonferromagnesian silicates.
Kuarts : jernih, kadang-kadang putih susu atau kelabu.
Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah
jambu, banyak terdapat di dalam batuan beku
asam.
Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu,
menunjukkan gejala striasi, terdapat dalam
batuan menengah sampai ke basa.
Muskovit : jernih sampai coklat muda, berupa lempengan-
lempengan tipis, terdapat terutama dalam batuan beku
asam.
2. Mineral-mineral basa = mafic-minerals = ferromagnesian minerals.
Biotit : coklat tua-hitam, berupalempeng tipis
Piroksen : hitam-hijau tua, pendek-pendek, Kristal bersisi 8.
Hornblende : hitam-hijau, Kristal bersisi 6, panjang.
Olivine : kuning kehijauan.
e. Nama Batuan
1. Batuan beku dalam ( Intrusive Igneous Rocks)
Berdasarkan bentuk tubuhnya dan hubungan atau kedudukannya dengan
batuan di sekitarnya, batuan beku dalam di bagi menjadi:
Batholith (berukuran >100 km2)
Stock (berukuran <100 km2)
Cupola
Laccolith
Sill
Dike
2. Batuan beku luar (Extrusive Igneous Rocks)
Obsidian: gelas volkanik massif yang mempunyai pecahan conchoidal,
berwarna cerah dan berkilap gelas. Jika mengandung banyak mineral
magnetite dan mafic mineral akan berwarna hitam. Kadang-kadang
berwarna kuning, merah atau coklat karena magnetite dan hematite.
Pumice (batuapung) : gelas volkanik sangat berpori berstruktur
pumiceous.
Volcanic-breccia (breksi volkanik) : batuan volkanik dengan fragmen
berukuran >32 mm, berbentuk runcing.
Agglomerates (aglomerat) : batuan volkanik dengan fragmen berukuran
>32 mm, berbentuk bulat.
Lapilli-tuff : batuan volkanik dengan fragmen berukuran 4-32 mm.
Coarse-tuff (tuf kasar) : batuan volkanik dengan fragmen berukuran -
4 mm.
Fine-tuff (tuf halus) : batuan volkanik dengan fragmen berukuran <
mm.
Penamaan batuan berdasarkan kandungan silika
Nama Batuan Kandungan Silika
Batuan Beku Asam > 66%
Batuan Beku Intermediet 52 – 66%
Batuan Beku Basa 45 – 52%
Batuan Beku Ultra Basa < 45%
Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik
Nama Batuan Kandungan Silika
Leucocratic 0 – 33 %
Mesocratic 34 – 66 %
Melanocratic 67 – 100 %
Unsur Kimia Utama Penyusun Batuan Beku (% Berat)
Oksigen = 46.59 Fluorine = 0.03
Silikon = 27.79 Zirconium = 0.026
alluminium = 8.13 Nikel = 0.02
Iron = 5.01 Stronsium = 0.019
Calsium = 3.63 Vanadium = 0.017
Potassium = 2.6 Carium = 0.015
Magnesium = 2.89 Copper = 0.01
Titanium = 0.63 Uranium = 0.008
Fosforus = 0.03 Tungsten = 0.005
Hidrogen = 0.13 Lithium = 0.004
Manganese = 0.1 Zinc = 0.004
Sulfur = 0.052 Columbium = 0.003
Barium = 0.05 Hafnium = 0.003
Chlorine = 0.048 Thorium = 0.002
Chronium = 0.037 Lead = 0.002
Carbon = 0.03 Cobalt = 0.001
Sodium = 2.85 Boron = 0.001
Berylium = 0.001
Total = 100
Susunan Kimia Rata-rata Batuan Beku (% Berat)
SiO2 = 59.12 S = 0.052
Al2O3 = 15.34 (CeY)2O2 = 0.02
Fe2O3 = 3.08 Cr2O3 = 0.055
FeO = 3.80 V2O3 = 0.029
MgO = 3.49 MnO = 0.124
CaO = 5.08 NiO = 0.025
Na2O = 3.84 BaO = 0.055
K2O = 3.13 SrO = 0.022
H2O = 1.15 Li2O = 0.007
CO2 = 0.102 Cu = 0.01
TiO2 = 0.05 Pb = 0.002
ZrO2 = 0.039 Zn = 0.004
P2O5 = 0.299 F = 0.03
Cl = 0.048
Tabel Klasifikasi Batuan Beku
Sifat
Kimia Asam Sedang Basa
Ultra
Basa
100%Ortoklas Ca
75%
KuarsaKomposis Plagioklas Olivin
50%
Na Piroksen
25%0% Biotit Amfibol
Warna Cerah Gelap
Tekstur
Fanerik Granular (kasar) Granit Diorit Gabro Peridotit
Porfiritik
Fanero Porfiritik Granit Porfir Diorit Porfir
Gabro
Porfir
Porfiro afanitik Riolit Porfir Andesit Porfir
Basalt
Porfir
Afanitik (halus) Riolit Andesit Basalt
Komposisi Terutama Terdiri Dari Gelas
Glassy
Kompak, pecahan
konkoidal obsidian
Vesikuler Pumis skoria
Fragmental Tuf, Breksi volkanik, Aglomerat
Asosiasi mineral pada batuan beku
Asosiasi Mineral Batuan Beku
Tipe Batuan Kandungan
Elemen/ Mineral
Andestite-Basalt Copper, Platinum, Mercury, Gold
Diorite atau Kuarsa Diorite
Magnietite, Molybdenum, Copper, Tin, Tungsten, Gold, Silver, Zinc, Lead
Gabbro Nickel, Copper, Magnetite, Platinum, Ilmenite, Cobalt
Granite dan Pegmatite
Beryl, Uranium, Tin, Tungsten, Gemstones
Peridotite-kimberlite
Diamond, Pyrope
Periotite or Dunite
Chromium, Platinum
Rhyolite Gold, Mercury, Uranium
Serpentine Asbestos, Chromium, Platinum, Talc-Soapstone,
Syenite Bauxite, Magnetite, Copper, Gold, Corundum
Spesifik Grafiti beberapa mineral/batuan beku
Tipe
batuan
Specific
Gravity
Mineral Specific
Gravity
Coal 1.2 – 1.5 Sphalerite 3.8 – 4.2
Chalk 1.9 – 2.1 Chalcopyrite 4.1 – 4.3
Salt 2.1 – 2.4 Pyrrhotite 4.4 – 4.7
Serpentinite 2.5 – 2.6 Chromite 4.5 – 4.8
Granite 2.5 – 2.7 Pyrite 4.9 – 5.2
Quartzite 2.6 – 2.7 Hematite 5.0 – 5.2
Limestone 2.6 – 2.7 Magnetite 5.1 – 5.3
Gneiss 2.65 – Galena 7.3 – 7.7
2.75
Gabbro 2.7 – 3.3
Peridotite 3.1 – 3.4
Resistivitas beberapa mineral/batuan beku
Material
induk
Resistivitas
(ohm
meter)
Mineral
kandungan
Resistivitas
(ohm
meter)
Clay 1 – 100 Pyrrhotite 0.001 – 0.01
Graphitic
Schist
10 – 500 Galena 0.001 – 100
Topsoil 50 – 100 Cassiterite 0.001 –
10,000
Gravel 100 – 600 Chalcopyrite 0.005 – 0.1
Weathered 100 – 1000 Pyrite 0.01 – 100
Bedrock
Gabbro 100 –
500,000
Magnetite 0.01 – 1,000
Sandstone 200 – 8,000 Hematite 0.01 –
1,000,000
Granite 200 –
100,000
Sphalerite 1000 –
1,000,000
Basalt 200 –
100,000
Limestone 500 –
10,000
Slate 500 –
500,000
Quartzite 500 –
800,000
Greenstone 500 –
200,000
Kegunaan Batuan Beku
Umumnya, batuan beku dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,
pembuatan atap, seni pahat, perhiasan, batu nisan, kapur, batubara, bahan metal untuk
pembuatan rel kereta api dari bijih besi, minyak bumi dan gas bumi juga ditemukan
dalam batuan. Selain itu, ada beberapa batuan beku intrusi yang dapat membantu
menambah kematangan batubara.
Disini, saya membahas beberapa manfaat batuan beku
Nikel
Nikel terkandung dalam mineral-mineral Sulfida, Arsenida, Antimonida,
Silika dan Oksida. Bijih nikel Indonesia merupakan Silikat dan Oksida yang
terbentuk dari hasil pelapukan batuan ultra basa (peridotit, serpentinit dll ). Kegunaan
nikel antara lain untuk pembuatan baja tahan karat sebagai selaput penutup barang-
barang yang dibuat dari besi atau baja, alat-alat laboratorium Fisika dan Kimia,
digunakan dalam bentuk paduan atau campuran untuk pembuatan alat-alat yang
dipakai dalam industry mobil dan pesawat terbang
Kromit
Mineral kromit terdapat dalam batuan basa dan ultrabasa (peridotit dan
sepentinit), terjadi dengan cara segresi magma pada waktu batuan terbentuk.
Kegunaan kromit antara lain dalam industri baja, pembuatan cat, penyamakan kulit,
pembuatan bata tahan api, bahan kimia, dll.
Calkopirit
Merupakan mineral-mineral logam mulia. Biasanya berasosiasi dengan batuan
ultrabasa. Digunakan untuk perhiasan, industri baja
Kalsit
Bahan pemutih dan pengisi cat, gelas, karet, penetral keasaman tanah, bahan
pelapis kertas
Feldspar
Sebagai fluk dalam industri keramik, gelas dan kaca
Toseki
Sebagai bahan baku dan campuran keramik, refraktori, isolator, dll
Batu Diorit
Sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk
batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya
Batu Andesit
Sebagai batu belah untuk bangunan perumahan, alas jalan, batu hias dan lain-
lainnya
Batu Granit
Dipakai untuk bangunan-bangunan rumah (dinding, tembok, dll), monument-
monumen, bangunan air, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), nisan
Batu Basalt
Untuk keperluan bahan bangunan (pondasi jalan, dll). Untuk yang berbentuk
bongkahan-bongkahan besar, diusahakan oleh perusahaan untuk tegel dan keramik,
tempat lilin dan lampu
Obsidian
Untuk membuat mata panah, pisau.
Batu Gabro
Untuk bahan dasar bangunan beton, perbaikan jalan,untuk gabro yang
berukuran kecil, dipoles menjadi batu dimensi ( granit hitam )
Kesimpulan
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-
proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, ternyata batuan beku sangat
dibutuhkan. Misalnya dalam bidang konstruksi bangunan, sebagai hiasan, dalam
industri, dll.
Daftar Pustaka
http://blog.itb.ac.id/blog/alfa05/2007/11/
http://id.wikipedia.org/wiki/Petrologi
http://nationalinks.blogspot.com/2008/11/golongan-batuan-beku-berdasarkan-
genesa.html
http://nationalinks.blogspot.com/2009/01/struktur-batuan-beku.html
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/13/petrologi-batuan-beku/
Soetoto. 2001. Geologi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada