batu bara.docx
-
Upload
muhammad-ikhsan-al-fatih -
Category
Documents
-
view
220 -
download
1
description
Transcript of batu bara.docx
BAB I
PENDAHULUAN
Dari jumlah energi yang diproduksi PLTU yang ada tercatat 29.312,62 GWh
atau 32,83% dari produksi listrik PLN dihasilkan oleh 17 PLTU berbahan bakar
batubara yang mempunyai kapasitas terpasang 4.790 MW dan daya mampu 5.910,97
MW. Kondisi tersebut menempatkan PLTU berbahan bakar batubara mempunyai
kontribusi tertinggi pada produk listrik PLN, sedangkan peringkat berikutnya
berturut-turut ditempati oleh pembangkit listrik berbahan bakar minyak, gas alam, air,
dan panas bumi.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara adalah sebuah instalasi
pembangkit tenaga listrik menggunakan mesin turbin yang diputar oleh uap yang
dihasilkan melalui pembakaran batubara. PLTU batubara adalah sumber utama dari
listrik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik dunia bergantung pada PLTU batubara.
Seperti kita ketahui bahwa PLTU batu bara merupakan jenis pembangkit
terbesar yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia (PLN) untuk mengatasi
kekurangan pasokan listrik dan untuk mengurangi ketergantungan BBM pada PLTD
(Diesel). Ini tercermin pada program percepatan listrik nasional tahap pertama dan
kedua, walaupun porsinya dikurangi di tahap kedua.
Proyek pemerintah pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap
pertama sudah beberapa tahun berjalan. Pada tahap pertama ini fokus
pembangunannya adalah pembangkit bertenaga batubara, dengan spesifikasi batubara
Kalimantan. Kalor jenis batubara Kalimantan berada pada kisaran 4.000 s/d 7.000
kCal/kg, sedikit lebih rendah dibandingkan batubara asal Sumatera. Ketersediaan
batubara Kalimantan diprediksi masih bisa menyangga kebutuhan konsumsi untuk
industri pembangkitan selama 100 tahun ke depan.
Pembangkitan listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara cukup mirip
dengan stasiun nuklir. Perbedaannya adalah sumber panas atau bahan bakarnya.
Pembakaran batubara menggantikan fissioning, atau pemisahan, dari atom uranium
sebagai sumber panas.
1
Batubara uap merupakan batubara yang skala penggunaannya paling luas.
Berdasarkan metodenya, pemanfataan batubara uap terdiri dari pemanfaatan secara
langsung yaitu batubara yang telah memenuhi spesifikasi tertentu langsung digunakan
setelah melalui proses peremukan (crushing/milling) terlebih dulu seperti pada PLTU
batubara, kemudian pemanfaatan dengan memproses terlebih dulu untuk
memudahkan penanganan (handling) seperti CWM (Coal Water Slurry), COM (Coal
Oil Mixture), dan CCS (Coal Cartridge System), dan selanjutnya pemanfataan melalui
proses konversi seperti gasifikasi dan pencairan batubara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 POTENSI PLTU BATUBARA
Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah, sumber daya batubara tersebut
tersebar di berbagai propinsi. Bahkan sampai 100 tahun kedepan batubara masih ada
dan masih dapat digunakan dengan sumber daya 90,5 miliar ton, cadangan 18,7 miliar
ton dan produksi 201 juta ton.
Dari segi kuantitas batubara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi
Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini
sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke
depan. Dengan cadangan yang begitu besar maka pembangunan PLTU Batubara
begitu potensial dan akan menghasilkan sumber listrik yang melimpah. Apa lagi bila
PLTU batubara di bangun dekat denga mulut tambang, pasti akan lebih efisien dan
potensi yang dihasilkan cukup besar untuk memasok kebutuhan listrik Indonesia dan
daerah sekitar PLTU.
Selain memajukan potensi pertambahan hasil batubara dan pemasokan listrik,
dengan banyaknya PLTU di mulut tambang, bisa menghasilkan peningkatan ekonomi
terutama di daerah-daerah. Pemerintah harus segera mengiatkan PLTU batubara untuk
pemasokan listrik dalm negeri, dan tidak lupa membnagun pembangkit listrik dari
energi yang terbarukan. Karena kita semua tahu bahwa batubara tidak akan selalu ada
untuk sepanjang masa.
2.2 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PLTU
Struktur dasar komponen utama sebuah pusat listrik tenaga uap ( PLTU ).
Sebuah boiler bekerja sebagai tungku, memeindahkan panas berasal dari bakhan bkar
yang membakar kepada barisan-barisan pipa air yang mengelilingi api. Air harus
senantiasa dalam keadaan mengalir walaupun dilakukan dengan pompa.
3
Turbin tekanan tinggi mengubah enegi termal menjadi energi mekanikal dengan
mengembangnya uap yang melewati sudu-sudu turbin. Uap dengan demikian
menurun baik tekanan dan suhunya. Agar meningkatkan efisiensi termal dan
menghindari kondensaai terlampau dini. Uap dilewatkan ke pemanas ulang, yang juga
terdiri atas barisan-barisan pipa yang dipanaskan.
Pada PLTU batubara teknologi batubara bersih. Secara global, lebih banyak
energi listrik dibangkitkan dengan batubara dibandingkan dengan bahan bakar lain.
Situasi ini tampaknya masih akan berlanjut terus. Hal ini disebabkan bahwa cadangan
batubara adalah besar. di lain pihak, masalah batubara adalah bahwa pembangkitan
tenaga listrik dengan bahan-bahan lain merupakan kontributor pencemaran yang
besar. Karenanya berbagai usaha dilakukan untuk mengurangi masalah pencemaran
itu, yang sering dinamakan teknologi batubara bersih.
Teknologi gasifikasi merupakan pemecahan yang kini mulai dipandang
sebagai teknologi batubara yang dapat memenuhi keperluan akan pembangkitan
tenaga listrik yang bersih dan efisien. Diperkirakan, bahwa pada awal abad ke-21,
PLTU batubara dengan teknologi gasifikasi akan mengeluarkan 99 persen lebih
sedikit sulfur dioksida (SO2) dan abu terbang, serta 90 persen kurang nitrogen oksida
(NOx) dari PLTU batubara masa kini. PLTU batubara gasifikasi juga diperkirakan
akan menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) dengan 35-40 %, menurunkan
buangan padat dengan 40-50 % dan menghasilkan penghematan biaya daya 10-20 %.
Teknologi gasifikasi digabung dengan teknologi turbin gas maju akan
memegang peran utama dalam pusat-pusat pembangkit gasifikasi terpadu. Gasifikasi
batubara maupun minyak residu sudah terjadi memanfaatkan kayu buangan atau
bagas tebu juga menjanjikan. dengan meningkatnya tuntunan-tuntunan lingkungan,
kemungkinan besar teknologi gasifikasi akan menyebabkan batubara akan dapat
mempertahankan posisi utamanya sebagai bahan bakar untuk pembangkitan tenaga
listrik. Karena memiliki cadangan batubara yang cukup besar,terutama yang berupa
lignit, teknologi gasifikasi akan menjadi sangat penting bagi Indonesia di masa
mendatang.
Seiring perkembangan zaman teknologi yang digunakan semakin canggih
begitu pula teknologi yang dipakai di PLTU dalam sistem gas buang. Teknologi
Plasma untuk Konversi CO2 dari pengolahan gas buang dengan berkas elektron
4
menjadi produk komersial. Telah dilakukan kajian paduan teknologi akselerator
elektron, plasma, dan proses kimia untuk konversi gas buang PLTU batubara menjadi
produk komersial. Metode kajian yang dilakukan berdasarkan beberapa data sekunder
seperti: kompleksitas teknologi proses gasifikasi batubara untuk memproduksi gas
sintetis CO dan H2, status penggunaan teknologi plasma dielectric-barrier discharge
(DBD) untuk konversi gas buang PLTU batubara, konsep paduan teknologi
akselerator elektron, plasma DBD, proses kimia untuk konversi gas CO2, SO2 dan
NOx dalam gas buang PLTU batubara menjadi produk komersial seperti pupuk
amonium sulfat dan amonium nitrat, gas CO2 murni, CO2 padat (dry ice), dan gas H2
murni. Hasil kajian menunjukkan bahwa paduan teknologi mesin berkas elektron,
plasma DBD dan proses kimia dapat menjadi salah satu masukan konsep inovasi
teknologi dalam mengurangi emisi CO2, SO2 dan NOx sekaligus dapat memberikan
nilai tambah ekonomi bagi PLTU batubara.
Selain itu dalam PLTU Batu bara memeiliki 3 teknologi pembakaran yang sesuai
dengan kualitas batu bara, yaitu pembakaran lapisan tetap (fixed bed combustion),
pembakaran batubara serbuk (pulverized coal combustion /PCC), dan pembakaran
lapisan mengambang (fluidized bed combustion / FBC).
1. Pembakaran Lapisan Tetap
Metode lapisan tetap menggunakan stoker
boiler untuk proses pembakarannya. Sebagai bahan
bakarnya adalah batubara dengan kadar abu yang
tidak terlalu rendah dan berukuran maksimum
sekitar 30mm. Selain itu, karena adanya
pembatasan sebaran ukuran butiran batubara yang
digunakan, maka perlu dilakukan pengurangan
jumlah fine coal yang ikut tercampur ke dalam
batubara tersebut. Alasan tidak digunakannya
batubara dengan kadar abu yang terlalu rendah
adalah karena pada metode pembakaran ini, batubara dibakar di atas lapisan abu tebal
yang terbentuk di atas kisi api (traveling fire grate) pada stoker boiler. Bila kadar
abunya sangat sedikit, lapisan abu tidak akan terbentuk di atas kisi tersebut sehingga
5
pembakaran akan langsung terjadi pada kisi, yang dapat menyebabkan kerusakayang
parah pada bagian tersebut.
2. Pembakaran Batubara Serbuk (Pulverized Coal Combustion/PCC)
Dapur batubara serbuk membakar batubara yang terbentuk serbuk yang sangat
halus serta udara didalm sebuah obor gas. Saat ini, kebanyakan PLTU terutama yang
berkapasitas besar masih menggunakan metode PCC pada pembakaran bahan
bakarnya. Hal ini karena sistem PCC merupakan teknologi yang sudah terbukti dan
memiliki tingkat kehandalan yang tinggi. Upaya perbaikan kinerja PLTU ini terutama
dilakukan dengan meningkatkan suhu dan tekanan dari uap yang dihasilkan selama
proses pembakaran. Perkembangannya dimulai dari sub critical steam, kemudian
super critical steam, serta ultra super critical steam (USC). Pada PCC, batubara
diremuk dulu dengan menggunakan coal pulverizer (coal mill) sampai berukuran 200
mesh (diameter 74μm), kemudian bersama – sama dengan udara pembakaran
disemprotkan ke boiler untuk dibakar. Pembakaran metode ini sensitif terhadap
kualitas batubara yang digunakan, terutama sifat ketergerusan (grindability), sifat
slagging, sifat fauling, dan kadar air (moisture content)
3. Pembakaran Lapisan Mengambang (Fluidized Bed Combustion/FBC)
Pada pembakaran dengan metode FBC,
batubara diremuk terlebih dulu dengan
menggunakan crusher sampai berukuran
maksimum 25mm. Tidak seperti
pembakaran menggunakan stoker yang
menempatkan batubara di atas kisi api
selama pembakaran atau metode PCC yang
menyemprotkan campuran batubara dan
udara pada saat pembakaran, butiran
batubara dijaga agar dalam posisi
mengambang, dengan cara melewatkan angin berkecepatan tertentu dari bagian
bawah boiler. Keseimbangan antara gaya dorong ke atas dari angin dan gaya gravitasi
akan menjaga butiran batubara tetap dalam posisi mengambang sehingga membentuk
6
lapisan seperti fluida yang selalu bergerak. Kondisi ini akan menyebabkan
pembakaran bahan bakar yang lebih sempurna karena posisi batubara selalu berubah
sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik dan mencukupi untuk proses
pembakaran.
2.3 KAJIAN EKONOMI PLTU BATUBARA
Karakteristik batubara akan menentukan jenis boiler yang dipilih, agar
efisiensi pembakaran dalam boiler maximal. Sedangkan jarak pertambangan dan jenis
transportasi akan berpengaruh terhadap harga batubara di lokasi PLTU. Semakin
tinggi kualitas batubara maka efiensi pada pembakaran di boiler semakin efektif dan
akan menghasilkan uap yang maksimal sehingga memutar turbin lebih maksimal
untuk menghasilkan listrik.
Jarak PLTU batubara dengan sumber batubara juga mempengaruhi efektifitas
dan dana yang digunakan pengiriman batubara. Semakin dekat sumber batubara maka
dana dan efektisitas akan lebih murah dan maksimal.
Untuk saat ini harga pasar batubara tidak lebih dari US$ 135 per ton, maka
harga beli listrik batubara masih lebih rendah dari harga beli listrik panas bumi. Hal
ini tentu menyisakan pertanyaan apakah harga batubara dapat bertahan di bawah
harga tersebut dalam 30 tahun ke depan seiring dengan makin menipisnya
cadangannya.
Sekarang PLTU batubara masih sangat efektif dan lebih murah dari PLTU
panas bumi, tapi hal ini tidak akan berlangsung untuk selamanya mengingat
persediaan batubara dari tahun ketahun akan semakin berkurang.
2.4 PELUANG IMPLEMENTASI
1. Kentungan PLTU batubara
PLTU betubara mampu memproduksi listrik dengan biaya paling murah
dibandingkan sistim pembangkit listrik lainnya. Biaya operasi PLTU batubara kurang
7
lebih 30 % lebih rendah dibandingkan sistim pembangkit listrik yang lain. Selain itu
adanya PLTU batubara membuat para penambang batubara menjadi terbantu karan
hasil tambangnya dibeli oleh pihak PLTU untuk proses produksi.
Perkembangan ekonomi di sekitar PLTU juga akan meningkat dan pendapatan
daerah akan meningkat karena PLTU akan membayar pajak kepada pemerintah
daerah. Semakin banyak PLTU batubara yang dibangun maka semakin banyak
meyumbang pajak ke pemerintah daerah. Dengan adanya PLTU maka masyarakan
sekitar akan mendapat pekerjaan walaupun hanya sebagai buruh, dan akan
menciptakn lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Kebutuhan listrik juga akan
terpenuhi jika pembangunan PLTU batubara semakin digiatkan dan dijalankan secara
maksimal.
2. Kerugian PLTU batubara
PLTU batubara juga mempunyai reputasi buruk karena merupakan sumber
pencemar utama terhadap atmosfer kita.
Selama ini reputasi bahan bakar fosil, terutama batubara, memang sangat
buruk apabila dikaitkan dengan masalah pencemaran lingkungan seperti yang baru-
baru ini terjadi di cilacap terkait dengan flay ash batu bara yang beterbangan kerumah
penduduk disekitar penampungan flay ash batu bara. Walaupun stasiun pembangkit
listrik batubara saat ini telah menggunakan alat pembersih endapan (presipitator)
untuk membersihkan partikel-partikel kecil dari asap pembakaran batubara, namun
hal yang harus sangat diperhatikan adalah senyawa-senyawa seperti SOx dan NOx
yang berbentuk gas dengan bebasnya naik melewati cerobong dan terlepas ke udara
bebas. Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di udara sehingga
membentuk H2SO4 (asam sulfat) dan HNO3 (asam nitrat). Keduanya dapat jatuh
bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan terjadinya hujan asam. Berbagai
kerusakan lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan dapat muncul karena
terjadinya hujan asam tersebut
8
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Indonesia pada era sekarang ini masih tergantung pada energi fosil. Padahal
ketergantungan terhadap sumber energi minyak bumi, gas dan batubara
ketersediaannya semakin terbatas. Apabila terus menerus dipergunakan tanpa
memanfaatkan energi yang lain, kemungkinan beberapa ratus tahun lagi energi fosil
akan habis.
Secara umum kelebihan dari minyak bumi adalah mudah digunakan dan disimpan
dan harga relatif murah dibanding bahan bakar non fosil, sedangkan kekurangannya
adalah memiliki cadangan yang terbatas, diperkirakan cadangan Indonesia akan habis
dalam waktu 18 tahun, sisa pembakaran BBM berupa gas-gas pencemar yang
berbahaya bagi kesehatan dan penggunaan BBM menghasilkan karbon dioksida yang
mempunyai peran besar terhadap pemanasan global.
Penggunaan energi fosil juga memberi dampak kerusakan pada lingkungan, maka
dari itu sudah saatnya kita mengurangi penggunaan energi fosil. Apabila ini tidak
segera dilakukan maka akan semakin banyak kerusakan-kerusakan yang terjadi,
lagipula apabila terus menerus memanfaatkan energi fosil pasti lama kelamaan akan
habis. Mulailah berhemat energi fosil dari sekarang, dan manfaatkanlah energi yang
lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
W. Culp, Archi. 1984. Prinsip Prinsip Konversi Energi. Jakarta: Erlangga
Kadil, Abdul. 2010. Pembangkit Tenaga LIstrik. Jakarta: UI Pers
http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-
batubara/
http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/08/15/potensi-batubara-indonesia/
http://www.blogger.com/profile/02045721296660630147
http://101-manfaat-dan-kerugian-pltu-cilacap.html
http://indone5ia.wordpress.com/2012/06/02/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu-
batubara-4-2/
http://bagaimana-sih-siklus-kerja-pltu.html
10