Barcode
description
Transcript of Barcode
BARCODE
Oleh : Dwi Bagus Yulianto
0806366945
Pendahuluan
Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar
berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor
identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah
informasi yang dikodekan dalam barcode.
Dewasa ini barcode dapat dijumpai dimana-mana. Misalkan sebuah
produk di supermarket, terdapat banyak garis hitam vertikal warna hitam yang
saling berdekatan. Itulah yang disebut barcode. Di dalam barcode tersebut
terdapat informasi (umumnya berupa angka). Angka tersebut biasanya juga
tercantum di bawah barcode tersebut.
Pendahuluan
Untuk membaca kode barcode dibutuhkan suatu alat (atau komputer).
Kode barcode dengan warna contrast (biasanya hitam di atas putih) sangat
mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada pada alat
pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer menjadi angka.
Sejarah barcode
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di
perusahaan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan
retail, lalu diikuti oleh perusahaan industry. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko
makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk
membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.
Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel,
bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif
terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal.
Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang
lebih baik.
Sejarah barcode
Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari
hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya barcode dipakai secara
komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal
Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk
perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri
pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger
di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite
dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan
digunakan di industry.
Sejarah barcode
Pada tanggal 3 April 1973: Komite memilih simbol UPC (Uniform
Product Code) sebagai standar industry.
Jenis barcode
Standar jenis barcode yang sering digumakan :
- Code 39, sebagai simbolik yang paling populer di dunia barcode non-
retail, dengan variabel digit yang panjang. Namun saat ini code 39 makin
sedikit dipergunakan dan digantikan dengan Code 128 yang lebih mudah
dibaca oleh pemindai.
- Universal Product Code (UPC)-A, terdiri dari 12 digit, yaitu 11 digit
data, 1 check digit : untuk kebutuhan industri retail.
- UPC-E, terdiri dari 7 digit, yaitu 6 digit data, 1 check digit : untuk bisnis
retail skala kecil.
Jenis barcode
- European Articles Numbering (EAN)-8, terdiri dari 8 digit, yaitu 2
digit kode negara, 5 digit data, 1 check digit.
- EAN-13 atau UPC-A versi Eropa, terdiri dari 13 digit, yaitu 12 digit
data, 1 check digit
Tipe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode
barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara
Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode
perusahaan. Selanjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode
produk dan angka terakhir berupa validasi atau cek digit.
Tipe dan simbol barcode
Tipe-tipe barcode yang digunakan tergantung dari beberapa variable yaitu:
* Standard dan instruksi
* Tujuan dan penggunaan
* Encoding data
* Cetak atau metode decoding
Ada beberapa tipe barcode berbeda untuk tujuan yang berbeda, hal ini
dinamakan dengan simbol atau symbology. Setiap tipe simbol atau tipe barcode
merupakan standard yang menjelaskan simbol yang tercetak dan bagaimana
peralatannya seperti barcode scanner, membaca dan mendecoding simbol yang
tercetak tersebut.
Pencetakan kode barcode
Secara umum mencetak kode barcode dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu:
- Direct thermal, printer yang memiliki sistem kerja dengan cara
memanaskan kertas khusus yang dinamakan dengan kertas thermal
(thermal paper) atau thermochromic paper melalui jarum (thermal print
head) yang dipanasi dan didekatkan diatas kertas thermal ini sehingga
permukaan kertas ini akan menghitam yang selanjutnya terbentuklah
suatu obyek misalnya tulisan atau gambar.
Pencetakan kode barcode
- Thermal transfer, menggunakan panas untuk 'menulis' diatas kertas.
Thermal transfer printer mempunyai printhead yang berisi banyak pin
pemanas dimana tinta yang berbasis wax lebur di kertas biasa, sedangkan
jika printhead 'membakar' pada kertas dengan lapisan (coated) khusus
maka dinamakan dengan direct thermal printer.
- Dot matrix, mengahasilkan gambar dengan banyak gerakan lintasan
ribbonnya. Gerakan lintasan ini menciptakan baris titik-titik pada media.
Printer dotmatrix serial menghasilkan gambar karakter demi karakter,
namun printer dotmatrix garis mencetak seluruh baris dalam satu gerakan
lintasan.
Pencetakan kode barcode
- Ink jet, Teknologinya menggunakan printhead tetap dengan sejumlah
mulut kecil (tiny orifices) yang menetaskan tinta kedalam medianya untuk
menghasilkan gambar yang sebenarnya dibuat dengan titik-titik yang
bertumpang tindih.
- Laser (Xerographic), Nama Xerographi berasal dari bahasa Yunani,
xeros (kering) dan graphos (menulis), karena tidak ada bahan cairan kimia
yang dibutuhkan dalam prosesnya. Xerographi digunakan dalam sebagian
besar mesin fotokopi baik printer LED dan printer laser.
Cara membaca barcode
Cara Membaca Barcode :
1. Barcode terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis
garis hitam adalah bagian dari kode.
2. Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis = “1”, yang sedang =
“2”, yang lebih tebal = “3”, dan yang paling tebal = “4”.
3. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221,
2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 =
3112
Cara membaca barcode
Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan
Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar terdiri 13
digit, dengan pembagian digitnya :
- Kode negara atau kode sistem, 3 digit pertama barcode menunjukkan
negara di mana manufacturer terdaftar
- Manufacturer Code, Ini adalah 4 digit kode yang diberikan pada
manufacturer dari wewenang penomoran EAN
- Product Code, 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan
manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik
- Check Digit atau Checksum, Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk
verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar
Alat pembaca barcode
Laser Scanner
Barcode ScannerLaser scanner memberikan hasil baca yang akurat, hal ini
akan bermanfaat bagi operator untuk mencapai produktifitas kerjanya. Laser
scanner cukup handal untuk mendekoding barcode dengan jangkauan yang
lebar dan dapat mencapai 50% lebih dari jangkauan digital imager. Laser
scanner memiliki sejumlah keuntungan dalam banyak aplikasi dan bisa
menjadi pilihan teknologi yang dapat dipertimbangkan yaitu:
* Mendecoding pada jarak yang jauh
* Mendecoding UPC/EAN dan barcode 1D lain yang dipakai di swalayan
* Aplikasi yang membutuhkan toleransi gerakan
* Tempat-tempat perbelanjaan
Alat pembaca barcode
Digital Imager
Barcode TerminalLebih lanjut tentang barcode 1D, Digital imager yang
kadang dinamakan dengan area imager dapat mendecode barcode 2D. Barcode
2D dapat di encode untuk banyak informasi daripada barcode 1D, membuat
digital imager untuk transportasi, logistik dan aplikasi tracking. Digital imager
memungkinkan pembacaan barcode secara omni-directional, mengurangi
kebutuhan menampung peralatan scanning. Dalam hal pembacaan, digital imager
berkinerja tinggi dapat mengambil dan mentranfer gambar dan membaca
dokumen. Digital imager mempunyai kapabilitas pembacaan direct part marking
(DPM) yaitu suatu metode menandai suatu produk secara permanen. DPM
semakin populer dan memungkinkan sebuah produk dapat dilacak.
Alat pembaca barcode
Digital Imager
Digital imager memiliki banyak keuntungan dalam aplikasi tertentu yaitu:
• Mendekoding semua jenis barkode 1D dan 2D
• Mendekoding DPM
• Mendekoding informasi tracking
• Mengambil /capture gambar untuk managemen inventory
• Mengkombinasi decoding barcode, capture gambar dan capture tanda
tangan dalam peralatan tunggal
Contoh produk
8 9 9 1 0 0 2 1 0 1 7 4 6 >
Terima kasih