PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

97
1 PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : ADAM PRATAMA 103091029590 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007

Transcript of PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

Page 1: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

1

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI

KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE

PADA PT. KEMENANGAN JAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ADAM PRATAMA

103091029590

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2007

Page 2: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

2

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :

Nama : Adam Pratama NIM : 103091029590 Semester : VIII ( Delapan ) Fakultas : Sains dan Teknologi Jurusan : Teknik Informatika Judul Skripsi : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan

Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2007

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Yusuf Durachman, M.Sc Joko Adianto, M.InfSys NIP. 150 378 017

Mengetahui, Dekan Ketua Program Studi DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nurhayati, M.Kom NIP. 150 317 956 NIP. 150 293 241

Page 3: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

3

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI

KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE

PADA PT. KEMENANGAN JAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Adam Pratama

103091029590

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yusuf Durachman, M.Sc Joko Adianto, M.InfSys NIP. 150 378 017

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Nurhayati, M.Kom NIP. 150 293 241

Page 4: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

4

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi ini yang berjudul : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi

Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya. Telah diuji

dan dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari .

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.

Jakarta, September 2007

Penguji I, Penguji II,

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis DR. Zainul Arham, S.Kom., M.Si NIP. 150 317 956

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yusuf Durachman, M.Sc Joko Adianto, M.InfSys NIP. 150 378 017

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956

Page 5: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

5

PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAUPUN LEMBAGA MANAPUN.

Ciputat, September 2007

Adam Pratama

103091029590

Page 6: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

6

Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan

Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya

Adam Pratama

Universitas Islam Negeri Jakarta

Di Bawah Bimbingan

Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto, M.InfSys.

ABSTRAK

PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala

menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan. Pada perusahaan ini terdapat suatu sistem absensi karyawan yang masih berjalan secara manual, dimana dalam penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu diantaranya adalah keefektifan dan efisiensi waktu dan proses pengabsenan, bentuk laporan absensi yang masih berupa hardcopy yang dapat menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya data absensi yang hilang.

Dengan alasan di atas maka penulis mencoba untuk memberikan

alternatif pemecahan masalah dengan membuat suatu aplikasi sistem sbsensi

yang akan mencatat data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan,

waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan

metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran

karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT. Kemenangan

Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat

kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses absensi tersebut. Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai

dari proses analisa, perencanaan, konstruksi yang menggunakan aplikasi

Borland Delphi 5 dan SQL Server 2000 untuk database-nya, hingga tahapan

pengimplementasian dengan menggunakan metode spiral dengan notasi

perekayasaan dan pendekatan berorientasi objek, UML (Unified Modelling

Languange), dengan membuat use case diagram, sequence diagram, class

diagram, flow map (sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang

akan diterapkan), dan analisa masukan serta keluaran, untuk mengetahui

data apa saja yang akan menjadi masukan dan keluaran.

Kata Kunci : Barcode, Aplikasi Sistem Absensi, ID Pegawai, UML, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Flow Map

Page 7: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

7

KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi

Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya”.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat penulis laksanakan dengan baik

tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa pihak tertentu :

5.1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2. Ibu Nurhayati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika

dan Ibu Viva selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika.

5.3. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto M.InfSys

selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan waktu dan

perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.

5.4. Bapak Ali Selaku Manager Operasional PT. Kemenangan Jaya, yang

telah membantu dan memberikan waktu dalam penyelesaian skripsi ini

5.5. Seluruh Karyawan dan staf PT Kemenangan Jaya, yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini

5.6. Ibunda Hj. Tuty Alawiyah dan Ayahanda H. Santoso, serta adik dan

Roofina yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini

Page 8: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

8

1. Seluruh Dosen Teknik Informatika, yang telah memberikan ilmu dan

bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Teknik Informatika

2. Teman-teman Teknik Informatika Kelas D angkatan 2003, yang

telah melewatkan waktu bersama selama masa studi.

Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari skripsi ini, dan

penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun.

Akhir kata penulis mempersembahkan skripsi ini dengan segala kelebihan

dan kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, amien.

Ciputat, September 2007

Penulis

Page 9: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat memasuki

berbagai bidang, sehingga kini semakin banyak perusahaan yang berusaha

meningkatkan usahanya terutama dalam bidang bisnis yang sangat berkaitan erat

dengan teknologi informasi itu sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa

Kegunaan komputer pada aplikasi bisnis adalah untuk menyediakan informasi dengan

cepat dan tepat. Informasi ini ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu

perusahaan. Jika di dalam suatu perusahaan, informasi tersebut terhenti atau terhambat,

maka sistem perusahaan akan menjadi lusuh (Jogiyanto, 1999:96).

Salah satu perkembangan teknologi informasi yang penting adalah

semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang ingin

mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era informasi

dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu komputer. Hal ini

didukung oleh pernyataan yang diutarakan bahwa komputer digunakan untuk

mengelola sumber daya yang luas dari perusahaan-perusahaan yang

memandang seluruh dunia sebagai pasar mereka dimana pada eksekutif

perusahaan melakukan investasi pada teknologi informasi dengan tujuan

mencapai skala ekonimis dan dapat mengembangkan produk yang dapat dijual

di seluruh dunia (Mcleod, 1998:92).

Page 10: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

10

Dengan adanya komputer sebagai alat pengolah data, maka semua

bidang dalam suatu perusahaan ataupun instansi dapat dikomputerisasikan,

dalam hal ini bidang-bidang yang dianggap penting dan utama karena hal ini

dapat mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Dalam kajian ini penulis ingin memberikan suatu solusi dengan merancang dan

mengaplikasikan suatu alur kerja sistem absensi berdasarkan sistem absensi manual

yang sudah ada pada PT. Kemenangan Jaya yang masih kurang efektif dan efisien, dan

membuat sistem basis data yang akan digunakan dalam aplikasi absensi yang

terkomputerisasi, user Interface untuk mengelola basis data tersebut, dan aplikasi

absensi yang terkomputerisasi dengan baik antara sistem basis data, user interface, dan

user itu sendiri dengan penambahan metode barcode untuk memberikan solusi optimal

yang telah terkomputerisasi, kecepatan dan ketepatan pengolahan data, dan

mengurangi tingkat kesalahan pada waktu proses pengabsenan berlangsung

(http://www.wikipedia.com/barcode). Oleh sebab itu dengan berdasarkan alasan ini

penulis mencoba mengambil tema dalam penulisan skripsi ini dengan judul :

“Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT.

Kemenangan Jaya”.

1.2 Rumusan Masalah

PT. Kemenangan Jaya yang bergerak dibidang retail berkeinginan untuk

memiliki suatu sistem informasi absensi karyawan yang dapat menggantikan sistem

absensi yang telah ada namun masih berjalan secara manual. Keinginan ini timbul

karena perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mengolah data informasi

Page 11: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

11

absensi sehingga mengakibatkan semakin banyaknya hardcopy arsip

dan menyulitkan ketika pihak manajemen personalia perusahaan

bermaksud untuk merekap dan melakukan pendataan ulang data dan

daftar hadir karyawan yang telah berlangsung selama 1 tahun lamanya.

Proses pengabsensian yang telah ada di PT. Kemenangan Jaya dapat

dikatakan masih kurang efisien dan efektif karena semua masih dilakukan

secara manual, mulai dari pendataan dan penghitungan jam hadir, jam keluar,

lama waktu kerja, sampai dengan keterangan tidak masuk karyawan.

Sedangkan di departemen personalia, pengaksesan ini belum memiliki sesuatu

sistem informasi pegawai yang baik. Semua hal tersebut sering mengakibatkan

hasil yang kurang teliti dan memakan waktu yang lama. Masalah yang utama

yang timbul dikarenakan adanya faktor kelelahan mental akibat hanya ada

seorang staff yang bertanggung jawab dalam perhitungan jam kerja.

Penggunaan metode barcode pada aplikasi sistem absensi karyawan ini juga

akan membuat sistem absensi ini menjadi lebih efektif dan efisien karena setiap pegawai

hanya akan menempelkan kartu ID karyawan pada perangkat barcode scanner yang

telah tersedia dimana penghitungan jam hadir dan jam keluar karyawan akan masuk

pada database, kemudian hasil inputan nomor induk karyawan atau barcode akan

menjadi acuan jam kedatangan karyawan tersebut.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis akan memberikan suatu

solusi tentang :

1 Bagaimana sistem absensi ini dapat membantu proses

pencatatan data dan daftar hadir karyawan.

Page 12: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

12

2. Bagaimana memberikan report harian, bulanan, dan tahunan

data dan daftar hadir karyawan.

2.1.2.3 Batasan Masalah

Aplikasi sistem absensi dengan metode barcode pada Perusahaan

Kemenangan Jaya akan memberikan suatu report pencatatan atau log secara harian,

bulanan, dan tahunan tentang data dan daftar hadir karyawan, waktu kedatangan, waktu

pulang. Aplikasi absensi ini hanya akan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan data

dan daftar kehadiran karyawan, dan tidak melakukan pengaturan terhadap penentuan

waktu kedatangan dan kepulangan karyawan.

Aplikasi ini tidak akan melakukan penghitungan penggajian

karyawan berdasarkan lamanya waktu kerja karyawan dan aplikasi ini

juga tidak terhubung dengan database perusahaan, karena aplikasi ini

merupakan suatu aplikasi tambahan yang berdiri sendiri sehingga tidak

akan mengganggu dan mengacaukan database pusat yang terhubung

dengan data keseluruhan dan keterangan aktifitas perusahaan.

Pendeteksian absensi pada aplikasi ini terbatas pada metode dan

teknologi yang digunakan, yakni barcode dan tidak menggunakan teknologi

pendeteksian yang lain seperti fingerprint scan atau yang lainnya.

Page 13: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

13

1.4 Tujuan Pembuatan

Tujuan dari diadakannya penelitian, perancangan, dan pembuatan aplikasi

absensi dengan sistem barcode dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah untuk :

1. Menyusun suatu sistem informasi yang berbasis komputer

secara sistematis, terstruktur, terarah dan lengkap dengan

demikian sistem informasi yang dibuat benar-benar berguna

dan mengefisienkan pekerjaan dalam perusahaan.

2. Memberikan suatu solusi dengan merancang, memberikan

hasil report, dan mengimplementasikan Aplikasi absensi yang

telah dibuat dan akan digunakan di Perusahaan Kemenangan

Jaya sebagai penunjang proses pendataan kehadiran

karyawan yang ada dan dilakukan pada perusahaan tersebut.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat yang akan didapat dari penulisan skripsi dalam pembuatan dan pengaplikasian sistem absensi dengan barcode ini adalah sebagai berikut :

2.1.3 Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya untuk

mengubah sistem absensi yang telah berjalan secara manual

menjadi suatu sistem absensi yang terkomputerisasi.

2.1.4 Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya dalam

meningkatkan kinerja dan etos kerja serta kedisiplinan kerja

kepada para karyawannya.

Page 14: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

14

Membantu pendataan dan daftar hadir karyawan perusahaan dengan

memberikan suatu solusi optimal yang telah terkomputerisasi dan berbasis

data dengan penggunaan metode barcode.

Sistem aplikasi absensi ini akan mampu untuk melakukan

beberapa fasilitas dan fungsi seperti : Mempunyai password

yang berguna untuk melindungi pemakaian sistem oleh orang

yang tidak berwenang, sistem mempunyai fasilitas pengendali

error yaitu berupa pesan kesalahan atau proses yang akan

muncul dalam sistem.pengabsensian, mampu menyimpan

data-data mengenai data pribadi dan data absensi karyawan,

dan sistem dapat melakukan pencarian data

Memberikan suatu report secara berkala tentang data dan

daftar kehadiran karyawan sebagai bahan acuan peningkatan

etos dan kedisiplinan karyawan dalam perusahaan

Memberikan input perbaikan guna meningkatkan sistem yang

sudah ada agar lebih optimal.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan sistem aplikasi absensi karyawan ini adalah dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :

1. Metode Interview

Page 15: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

15

Koentjaraningrat (1985:167) mengartikan interview sebagai

sebuah tindakan pengumpulan informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab

secara lisan pula yang akan digunakan dalam tahap analisa.

4. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan

sistem spiral.

Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm (1988), menggambarkan

sebuah tahapan proses pengembangan perangkat lunak, yang terdiri

dari enam wilayah tugas (Pressman, 1997:47), yaitu antara lain :

A. Komunikasi Pelanggan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi

yang efektif di antara pengembang dan pelanggan.

B. Perencanaan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber daya,

ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.

C. Analisis Resiko

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik

manajemen maupun teknis.

Page 16: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

16

D. Perekayasaan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih

representasi dari aplikasi tersebut. Penulis menggunakan notasi UML sebagai case tool dalam perekayasaan sistem. E. Konstruksi dan Peluncuran

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji,

memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika

seluruh obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka tahap

selanjutnya adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang telah

selesai didesain ke dalam kode bahasa pemrograman. Bahasa

pemrograman yang penulis gunakan ialah Borland Delphi 5 sebagai

pembuatan aplikasi sistemnya dan menggunakan aplikasi

perancangan database MS SQL Server 2000.

F. Evaluasi Pelanggan

Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi sistem pada saat sistem tersebut telah selesai dibuat dan diimplementasikan. G. Menarik Kesimpulan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari

pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat

lunak yang dibuat selama masa perekayasaan dan diimplementasikan selama masa pemasangan.

Page 17: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

17

1.7 Sistematika Penulisan

Penyusunan penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan beberapa metode dan format susunan yang terbagi ke dalam beberapa bab, yang terdiri dari :

1. BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang beberapa hal umum tentang maksud dan tujuan

penulisan skripsi serta pelaksanaan penelitian pada Perusahaan

PT. Kemenangan Jaya sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi

absensi dengan sistem barcode, yang terdiri dari latar belakang

dilaksanakannya penelitian, tujuan dari diadakannya penelitian,

perancangan, dan pembuatan aplikasi sistem absensi dengan

metode barcode dalam menunjang penulisan skripsi, manfaat

penulisan, metode pelaksanaan dan penulisan skripsi, serta

sistematika dalam penyusunan skripsi ini.

2. BAB II : Landasan Teori

Menjelaskan tentang konsep dasar aplikasi absensi, penjelasan singkat

tentang barcode concept, sejarah singkat aplikasi Delphi 5 sebagai aplikasi

pembangun utama, dan konsep database serta penjelasan singkat tentang

microsoft access sebagai aplikasi database yang akan digunakan dalam

pembuatan aplikasi absensi ini.

Page 18: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

18

3. BAB III : Metodologi Penelitian

Menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam menyelesaikan

kasus pendataan dan pengaplikasian sistem absensi pada

perusahaan tersebut, perancangan yang berisi semua metode yang

berhubungan dengan topik yang dibahas dan akan digunakan dalam

pembuatan aplikasi sistem absensi ini, serta penganalisaan masalah

yang ada dalam perusahaan sehingga dapat diberikan suatu solusi

optimal terhadap permasalahan yang ada.

4. BAB IV : Pembahasan

Menjelaskan tentang pembahasan sistem yang yang berisikan

konsep, alur, dan pola pikir program dalam bentuk flowchart,

bagaimana sistem absensi ini nantinya akan berjalan, dan tahap-

tahap yang diperlukan dalam menjalankan sistem absensi ini dengan

disertai dengan metode atau teknik yang digunakan dalam

melaksanakan penelitian serta menyelesaikan masalah yang dimulai

dari perancangan data sampai kepada terselesaikannya masalah.

5. BAB V : Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan hasil akhir dari pemecahan

masalah setelah dibuat aplikasi absensi dengan barcode ini serta saran

yang dianggap penting atau dijalankan pada masa yang akan datang untuk

kesempurnaan hasil penelitian atau pemecahan

Page 19: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

19

masalah, sehingga masalah serupa tidak terjadi lagi serta antisipasi

terhadap timbulnya masalah lain setelah pengaplikasian sistem

absensi ini dapat berjalan dengan baik pada perusahaan tempat

penelitian untuk penulisan skripsi ini dilakukan.

6. Daftar Pustaka

Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa

media cetak maupun media elektronik yang dapat dijadikan

acuan dalam penelitian tugas akhir.

Page 20: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

20

BAB II

LANDASAN TEORI

5.7. Konsep Dasar Sistem

1. Pengertian Sistem

Sistem dilihat dari segi etimologinya berasal dari bahasa

inggris yaitu sistem yang berarti susunan, cara, jaringan (Echols

dan Shadily, 2000:575). Menurut Hartono (1999:683), sistem

adalah suatu kesatuan yang terdiri dua atau lebih komponen atau

subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian sistem dalam kamus besar bahasa Indonesia

berarti Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas.

5.2. Elemen Sistem

Elemen yang terdapat dalam sistem meliputi : tujuan sistem,

batasan sistem, kontrol, input, proses, output, dan umpan balik.

Page 21: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

21

Hubungan antar elemen dalam sistem dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini (Kristanto, 2003:2) :

TUJUAN

BATASAN

KONTROL

INPUT PROSES OUTPUT

UMPAN BALIK

Gambar 2.1 Elemen Sistem

Dari gambar di atas bisa dijelaskan sebagai berikut : tujuan,

batasan, dan kontrol sistem akan berpengaruh pada input, proses,

dan output. Input dalam sistem akan diproses dan diolah sehingga

menghasilkan output, dimana output tersebut akan dianalisis dan

akan menjadi umpan balik bagi si penerima. Kemudian dari umpan

balik ini akan muncul segala macam pertimbangan untuk input

selanjutnya. Selanjutnya siklus ini akan berlanjut dan berkembang

sesuai dengan permasalahan yang ada (Kristanto, 2003:2).

2.1.2.1 Tujuan Sistem

Tujuan sistem dapat berupa tujuan organisasi, kebutuhan

organisasi, permasalahan yang ada dalam suatu organisasi

Page 22: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

22

maupun urutan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi.

Jadi, dapat dikatakan bahwa tujuan sistem adalah tujuan

yang akan dicapai dari pembuatan suatu sistem.

2.1.2.2 Batasan Sistem

Batasan sistem adalah sesuatu yang membatasi sistem

dalam pencapaian tujuan. Batasan sistem dapat berupa peraturan

yang ada dalam organisasi, sarana dan prasarana, maupun batasan yang lain. 2.1.2.4 Kontrol Sistem

Kontrol sistem merupakan pengawasan terhadap

pelaksanaan pencapaian tujuan dari sistem tersebut. Kontrol

sistem dapat berupa kontrol terhadap pemasukan data (input),

output, pengolahan data, umpan balik, dan sebagainya.

2.1.2.4 Input

Merupakan suatu elemen dari sistem yang bertugas

untuk menerima seluruh masukan data yang dapat berupa jenis data, frekuensi pemasukan data, dan lainnya. 2.1.2.5 Proses

Merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk

mengolah atau memproses seluruh masukan data menjadi

suatu informasi yang lebih berguna.

Page 23: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

23

2.1.2.6 Output

Merupakan hasil dari input yang telah diproses oleh

bagian pengolah dan merupakan tujuan akhir dari sistem.

2.1.2.7 Umpan Balik

Umpan balik merupakan elemen dalam sistem yang

bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan,

dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah

sistem. Umpan balik in dapat berupa perbaikan sistem,

pemeliharaan sistem, dan sebagainya (Kristanto, 2003:3-4).

2.1.5 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :

2. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau

ide-ide yang tidak tampak, sedangkan sistem fisik adalah sistem

yang ada secara fisik.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses

alam, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi

dan ada karena merupakan hasil rancangan dari manusia.

Page 24: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

24

3. Sistem Tertentu dan Sistem Tidak Tentu

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah

dapat diprediksi, dimana interaksi antar bagiannya dapat

dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem

dapat diramalkan. Sedangkan sistem tidak tentu adalah

sistem dimana kondisi masa depannya tidak dapat

diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan

tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Secara

teoritis sistem ini ada, namun pada kenyataannya tidak

ada sistem yang benar-benar tertutup. Sedangkan sistem

terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh

dengan lingkuna luarnya (Kristanto, 2003: 4-6).

2.2 Konsep Dasar Informasi

2.2.1 Pengertian Informasi

Menurut Kristanto (2003:6), Informasi merupakan kumpulan data

yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

bagi yang menerimanya.

Sedangkan menurut Mcleod (1998:15), Informasi adalah

data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

Page 25: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

25

2.2.2 Siklus Informasi

Siklus informasi dimulai dari data mentah yang diolah melalui

suatu model menjadi informasi (output), kemudian informasi diterima oleh penerima,

sebagai dasar untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti akan

membuat data kembali. Kemudian data tersebut akan ditangkap sebagai input dan

selanjutnya membentuk siklus.

2.2.3 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal berikut :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau

menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari

sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan

banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau

merusak informasi tersebut.

2. Tepat Pada Waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi, karena

informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

Bila pengambilan keputusan

3. Relevan

Relevan dalam hal ini adalah dimana informasi tersebut

memiliki manfaat dan keterkaitan dalam pemakaiannya.

Relevansi informasi untuk tiap satu individu dengan individu

Page 26: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

26

lainnya memiliki perbedaan (Kristanto, 2003:6).

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi

yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,

prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur

komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi

sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal

dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi

untuk pengambilan keputusan yang baik (Hartono, 1999:697)

Sedangkan menurut Kristanto (2003:11), sistem informasi

didefinisikan sebagai berikut :

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari

komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

tujuan yaitu menyajikan informasi.

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat

dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

Page 27: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

27

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan

beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi, yaitu antara lain :

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.

Input dalam hal ini termasuk metode dan media untuk menangkap

data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data

yang tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah

tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk

semua tingkatan manajemen serta semua pamakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem

informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input,

menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu

pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

Page 28: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

28

5. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat

keras komputer, dan dipergunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya.

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem

dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat

langsung dengan cepat diatasi (Kristanto, 2003 : 12-13).

2.4 Rekayasa Perangkat Lunak

Pressman (1997:10) mengemukakan bahwa perangkat lunak adalah :

1. Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan

fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan.

2. Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi

informasi secara proporsional

3. Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program

Sedangkan menurut Sommerville (2000:6) perangkat lunak adalah program

komputer dan dokumentasi yang berhubungan, dimana produk perangkat lunak tersebut

dapat dikembangkan untuk pelanggan tertentu atau pasar umum.

Page 29: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

29

Rekayasa perangkat lunak menurut Sommerville (2000:7) adalah Disiplin

ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap

awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.

2.5 UML (Unified Modelling Language)

2.5.1 Sejarah UML

Proses analisis untuk mengidentifikasi objek dan kelas objek

dianggap sebagai salah satu area yang paling sulit mengenai

pengembangan berorientasi objek. Identifikasi objek pada dasarnya

sama dengan analisis dan perancangan. Berbagai metode analisis

berorientasi objek diusulkan pada tahun 1990-an. Metode-metode ini

mempunyai banyak kesamaan dan tiga dari pengembang utamanya

(Grady Booch, Jim Rumbaugh dan Ivan Jacobson) memutuskan

untuk mengintegrasikan pendekatan mereka untuk menghasilkan

metode yang terunifikasi yang dinamakan UML (Nugroho, 2004:20).

Pendekatan UML memiliki nilai yang sangat baik dalam penyelidikan

dan penelitian. Perangkat UML distandarkan sebagai peralatan untuk dokumen

analisa dan perancangan dari sistem perangkat lunak. Peralatan UML termasuk

diagram yang memberikan seseorang untuk menampilkan konstruksi dari

sebuah sistem object oriented.

Unified Modelling Language (UML) menurut Hermawan (2004:7)

adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan

Page 30: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

30

memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan desain sistem

berorientasi obyek.

Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa UML merupakan

bahasa pemodelan yang paling sukses dari tiga Object Oriented

yang telah ada yaitu Booch, OMT dan OOSE. Dan UML adalah

kesatuan dari ketiga pemodelan tersebut dan ditambah kemampuan

untuk mengatasi pemodelan yang tidak dapat ditangani oleh ketiga

metode pemodelan tersebut (Nugroho, 2004:20).

Object Management Group, Inc. (OMG) adalah sebuah

organisasi perkumpulan taraf internasional yang terbentuk tahun

1989 memiliki anggota lebih dari 800 anggota yang terdiri dari

perusahan sistem informasi, software development dan para user.

Organisasi inilah yang mempromosikan teori-teori dan praktek-

praktek object oriented technology dalam rekayasa software.

OMG inilah yang mengeluarkan UML setelah terbentuknya

Object Oriented Architecture (OOA) yang menjadi penentuan

infrastruktur konseptual perkembangan Object Oriented Technology,

dimana dengan adanya UML ini dapat mengurangi kekacauan dalam

bahasa pemodelan pengembangan sistem software dan juga

diharapkan dapat membantu menjawab permasalahan penotasian

dan mekanisme tukar-menukar model yang terjadi selama ini.

Page 31: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

31

2.5.2 Tujuan dan Cakupan UML

2.5.2.1 Tujuan UML

Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:30) bahwa tujuan

utama UML adalah :

A. Memberikan model yang siap pakai, bahasa

pemodelan visual yang ekspresif untuk

mengembangkan dan saling menukar model

dengan mudah dan dimengerti secara umum.

B. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari

berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.

C. Menyatukan praktik-praktik terbaik yang

terdapat dalam pemodelan.

2.5.2.2 Cakupan UML

Cakupan UML menurut Suhendar dan Gunadi

(2002:30) ialah :

A. UML menggabungkan konsep Booch, OMT,

dan OOSE, sehingga UML merupakan suatu

bahasa pemodelan tunggal yang umum dan

digunakan secara luas oleh para user .

B. UML menekankan pada apa yang dapat

dikerjakan dengan metode-metode tersebut.

C. UML berfokus pada suatu bahasa pemodelan standar.

Page 32: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

32

2.5.3 Notasi dan Artifak Dalam UML

2.5.3.1 Actor

Actor menurut Hermawan (2004:14) adalah segala

sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi komputer. Jadi

actor ini bisa berupa orang, perangkat keras , atau mungkin juga

obyek lain dalam sistem yang sama. Biasa nya yang dilakukan

oleh actor adalah memberikan informasi pada sistem dan atau

memerintahkan sistem untuk melakukkan sesuatu.

Notasi actor dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini :

Notasi Aktor

Gambar 2.2 Notasi aktor

2.5.3.2 Class

Class menurut Hermawan (2004:14) merupakan

pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek, karena class

menujukan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang

sama. Class digunakan untuk mengimplementasikan interface. Notasi

class dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini

:

Gambar 2.3 Notasi class

Page 33: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

33

Class digunakan untuk mengabstraksikan elemen

dari sistem yang sedang di bangun. class bisa untuk

merepresentasikan baik perangkat lunak maupun prangkat

keras, baik konsep maupun benda nyata.

Notasi class berbentuk persegi panjang berisi tiga bagian

persegi paling atas untuk nama class, persegi panjang paling bawah

untuk operasi, dan persegi panjang di tengah untuk atribut.

Atribut digunakan untuk menyimpan informasi.

Nama atribut menggunakan kata benda yang dapat

dengan jelas merepresentasikan infomasi yang di simpan

di dalamnya. Operasi menunjukan sesuatu yang bisa di

lakukan oleh obyek. Dan menggunakan kata kerja.

2.5.3.3 Use Case

Menurut Hermawan (2004:16) Use case menjelaskan

urutan kegiatan yang di lakukan actor dan sistem untuk

mencapai suatu tujuan tertentu walaupun menjelaskan

kegiatan namun use case hanya menjelaskan apa yang

dilakukan oleh actor dan sistem, bukan bagai mana actor

dan sistem melakukan kegiatan tersebut.

Page 34: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

34

Notasi Use case dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah

ini :

Gambar 2.4 Notasi Use Case

Di dalam use case terdapat teks untuk

menjelaskan urutan kegiatan yang di sebut use case

specification. Use case specification terdiri dari:

1. Nama use case

Mencantumkan nama dari use case yang

bersangkutan. Sebaiknya di awali dengan kata

kerja untuk menujukan suatu aktivitas.

2. Deskripsi singkat ( brief description )

Menjelaskan secara singkat dalam 1 atau 2 kalimat

tentang tujuan dari use case ini.

3. Aliran normal (basic flow)

Ini adalah jantung dari use case. Menjelaskan

interaksi antara actor dan sistem dalam kondisi normal, yaitu

segala seuatu berjalan dengan baik, tiada halangan atau

hambatan dalam mencapai tujuan dari use case.

Page 35: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

35

4. Aliran alternatif (alternate flow)

Merupakan perlengkapan dari basic flow karena tidak

ada yang sempurna dalam setip kali use case

berlangsung. Di dilam alternate flow ini dijelaskan

apa yang akan terjadi bila suatu halangan terjadi

sewaktu use case berlangsung. Ini terutama

berhubungan dengan error yang mungkin terjadi,

misalnya karena sistem kekurangan data untuk

diolah (usia pegawai belum di input), terjadi

masalah eksternal (printer belum di turn-on).

5. Special requirement

Berisi kebutuhan lain yang belum tercukup dalam

aliran normal dan alterntif. Biasanya secara tegas di bedakan

bahwa basic flow dan alternate flow menangani kebutuhan

fungsional dari use case, sementara special requirement

yang tidak berhubungan dengan fungsional, misalnya

kecepatan transaksi maksimum berapa cepat dan berapa

lama kapasitas akses jumlah user yang akan mengakses

dalam waktu bersamaan.

6. Pre-condition

Menjelaskan persyaratan yang harus di penuhi

sebelum use case bisa di mulai.

Page 36: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

36

7. Post-condition

Menjelaskan kondisi yang berubah atau terjadi saat

use case selesai di eksekusi.

2.5.3.4 Interaction

Menurut Hermawan (2004:18) interaction digunakan

untuk menunjukan baik aliran pesan atau informasi antar

obyek mupun hubungn antar obyek. Biasanya interaction ini

dilengkapi juga dengan teks bernama operation singnature

yang tersusun dari nama operasi, parameter yang di kirim

dan tipe parameter yang di kembalikan Notasi interaction

dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini :

Gambar 2.5 Notasi Interaction

2.5.3.5 Interface

Menurut Hermawan (2004:15) interface merupakan

kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class. Implementasi

operasi dalam interface di jabarkan dalam operasi dalam class. Oleh

karena itu keberadaan interface selalu di sertai oleh class yang

mengimplementasikan operasinya. Interface ini merupakan salah satu

cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam

Page 37: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

37

obyek. Notasi interface dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini :

Gambar 2.6 Notasi interface

2.5.3.6 Package

Package adalah container atau wadah konseptul yang di

gunkan untuk mengelompokan elemen–elemen dari

sistem yang sedang di bangun, sehingga bisa dibuat

model yang lebih sederhana.

Tujuannya adalah untuk mempermudah

penglihatan (visibility) dari model yang sedang di bangun.

Notasi Package dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah

ini :

Gambar 2.7 Notasi Package 2.5.3.7 Note

Note di bangun untuk memberikan keterangan dan

komentar tambahan dari suatu elemen sehingga bisa langsung

terlampir dalam model. Note ini bisa ditempelkan kesemua

Page 38: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

38

elemen notasi yang lain. Notasi Note dapat dilihat pada Gambar 2.8 di bawah ini :

Gambar 2.8 Notasi Note

2.5.3.8 Dependency

Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa

perubahan pada suatu elemen memberi pengaruh pada

elemen yang lan. Elemen yang ada di bagian tanda panah

adalah elemen yang tergantung pada elemen yang ada di

bagian tanpa ada tanda panah.

Terdapat dua stereotype dari dependency, yaitu include

dan extend . include menunjukan bahwa suatu bagian dari

elemen (yang ada di garis tanpa panah ) memicu eksekusi

bagian dari elemen lain (yang ada di garis dengan panah),

misalnya untuk notasi A -- >B operasi yang ada di class A

memicu dieksekusinya operasi yang berada di class B .

Extend menunjukkan bahwa suatu bagian dari

elemen di garis tanpa panah bisa disisipkan ke dalam elemen

yang ada di garis dengan panah, misalnya untuk notasi A--

>B suatu fungsi dari use case A bisa disisipkan ke dalam use

case B atau dengan kata lain A optional untuk B.

Page 39: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

39

Ke dua stereotype ini di representasikan dengan

menambahkan text include atau extend di notasi dependency.

Notasi dependency dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini :

Gambar 2.9 Notasi Dependency

2.5.3.9 Association

Association menggambarkan navigasi antar class

(navigation), berapa banyak obyek lain yang bisa

berhubungandengan satu obyek (multiplicity antar class ),

dan apakah suatu class menjadi bagian dari class lainnya

(aggregation).

Navigation dilambangkan dengan penambahan anda

panah di akhir garis. Bidirectional navigation menunjukkan

bahwa dengan mengetahui salah satu class bisa di dapatkan

dari informasi lainnya. sementara dengan unidirectional

navigation hanya dengan mengetahui class di ujung garis

association tanpa panah kita bisa mendapatkan informasi dari

class di ujung dengan panah, tetapi tidak sebaliknya. Notasi

Association dapat dilihat pada gambar 2.10 di bawah ini :

Gambar 2.10 Notasi Association

Page 40: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

40

2.5.3.10 Generalization

Generalization menunjukan hubungan antar elemen yang

lebih umum ke elemen yang lebih spesifik (sub class),

dengan generalization, class yang lebih spesifik akan

menurunkan atribut dan operasi dari class yang lebih umum

(superclass), atau “subclass is a superclass”. Dengan

menggunakan notasi generalization ini konsep inheritance

dari prinsip hirarki dimodelkan. Notasi Generalization dapat

dilihat pada gambar 2.11 di bawah ini :

Gambar 2.11 Notasi Generalization

2.5.3.11 Realization

Realization menunjukan hubungan bahwa elemen yang

ada di bagian tanpa panah akan merealisasikan apa yang

dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian depan panah.

Misalnya class merealisasikan package, component

merealisasikan class atau interface. Notasi Realization

dapat dilihat pada gambar 2.12 di bawah ini :

Gambar 2.12 Notasi Realization

2.5.3.12 Use Case Diagram

Menurut Hermawan (2004:23) Use Case Diagram

(UCD) menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang

Page 41: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

41

akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem.

Use case diagram menjadi dokumen kesepakatan antara customer,

User, dan Developer. User menggunakan dokumen UCD untuk

memahami sistem dan mengevaluasi bahwa benar yang dilakukan

sistem adalah untuk memecahkan masalah yang user ajukan atau

sedang dihadapi. Developer menggunakan dokumen UCD ini sebagai

rujukan yang benar dalam pengembangan sistem.

UCD pada umumnya menggunakan elemen actor,

use case, dependency, generalizatiom dan Association. UCD

ini memberikan gambaran statis dari sistem yang sedang

dibangun dan merupakan artifak dari proses analisis.

2.5.3.13 Sequence Diagram

Menurut Hermawan (2000:24) Sequence diagram

menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan

dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi

yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan

antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-

masing operasi. Pembuatan sequence diagram merupakan

aktivitas yang paling kritikal dari proses disain karena artifak

inilah yang menjadi pedoman dalam proses pemrograman

nantinya dan berisi aliran kontrol dari program.

Page 42: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

42

sequence diagram biasanya tersusun dari elemen obyek,

Interaction dan Message. Interaction menghubungkan 2 Obyek

dengan pesannya. Diagram ini menjelaskan aspek dinamis dari

sistem yang sedang dibangun. Di dalam sequence diagram,

terdapat kelas boundary, control dan entity.

2.5.3.14 Class Diagram

Sama seperti class, maka class diagram merupakan

diagram yang selalu ada di pemodelan sistem berorientasi obyek.

Class diagram menunjukan hubungan antar class yang

sedang dibangun dan bagaimana mereka saling

berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.

Class diagram umumnya tersusun dari elemen class,

interface, dependency, Generalization dan Association. Relasi

dependency menunjukan bagaimana terjadi ketergantungan antar

class yang ada. Relasi Generalization menunjukan bagaimana suatu

class menjadi superclass dari class lainnya dan class tersebut menjadi

subclasss dari class tersebut. Relasi Association menggambarkan

navigasi antar class, berapa banyak obyek lain bisa berhubungan

dengan satu obyek (multiplicity antar class), dan apakah satu class

menjadi bagian dari class lainnya (agregation). Class diagram

digunakan untuk menggambarkan disain statis dari sistem yang

sedang dibangun.

Page 43: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

43

2.6 Konsep Database Management System

Menurut Kristanto (1999:25) Suatu DBMS (Database Management

System) berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program untuk

mengakses data tersebut. Jadi DBMS terdiri dari Database dan Set Program pengelola

untuk menambah data, menghapus data, mengambil dan membaca data.

Sedangkan database sendiri merupakan kumpulan file-file yang

saling berelasi, relasi tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap

file yang ada. Satu database menunjukkan satu kumpulan data yang

dipakai dala satu lingkup perusahaan/instansi. (Kristanto, 1999:9).

Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama

bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari

field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut

dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Untuk

menyebut isi dari field maka digunakan atribut atau merupakan judul dari satu

kelompok entity tertentu, misalnya atribut Alamat menunjukkan entity alamat

dari siswa. Entiti adalah suatu objek yang nyata yang akan direkam.

Set program pengelola merupakan satu paket program yang dibuat

agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukkan atau perekaman

informasi dan pengambilan atau pembacaan informasi ke dalam database.

Page 44: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

44

2.6.1. Definisi

1. Entity

Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang

informasinya direkam. Pada bidang Administrasi Siswa

misalnya, entity adalah siswa, buku, pembayaran, nilai test.

Pada bidang kesehatan, entity adalah pasien, dokter, obat,

kamar, diet (Kadir, 1998:46).

2. Atribut

Setiap entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili

suatu entity. Seorang siswa dapat dilihat dari atributnya, misalnya nama,

nomor siswa, alamat, nama orang tua, hobi. Atribut juga disebut sebagai

data elemen, data field, data item(Kadir, 1998:46)..

3. Data Value (Nilai atau Isi Data)

Data value adalah data aktual atau informasi yang disimpan

pada tiap data elemen atau atribut. Atribut nama karyawan

menunjukkan tempat dimana informasi nama karyawan

disimpan, sedang data value adalah Icha Fitriyanti, Adam

Pratama, merupakan isi data nama karyawan tersebut.

4. Record/Tuple

Kumpulan elemen elemen yang saling berkaitan

menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Satu record

mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya, nomor

karyawan, nama karyawan, alamat, kota, tanggal masuk.

Page 45: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

45

5. File

Kumpulan record record sejenis yang mempunyai panjang

elemen yang sama, atribut yang sama, namun berbeda beda data valuenya. 6. Database

Kumpulan file file yang mempunyai kaitan antara satu file

dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan

data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi

dalam batasan tertentu.

Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan

dengan file yang lainnya berarti file tersebut bukanlah kelompok dari

satu database, ia akan dapat membentuk satu database sendiri.

7. DBMS (Database Management System)

Kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program

untuk pengelolaannya disebut sebagai DBMS. Database adalah

kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam

satu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data,

menghapus data, melaporkan data dalam database.

Page 46: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

46

Hubungan antara definisi di atas dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut :

DATABASE UNIVERSITAS

Entity Siswa

No. Induk Nama

105091029613 Icha Record/Tuple

Fitriyanti

Relasi

Entity Mata kuliah

Kode Nama Mata kuliah

MT01 Kalkulus 1

AA01 Analisa Algoritma

BA01 Bahasa Automata

TK01 Teknik Kompilasi

Data Retrieve

• Program Aplikasi • Query Language • Menu-menu

PAKET PROGRAM

Gambar 2.13 Gambaran DBMS (Database Management System)

Page 47: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

47

2.6.2. Perancangan Database

Merancang Database merupakan suatu hal yang sangat penting.

Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana

merancang sehingga suatu database dapat memuaskan keperluan

saat ini dan masa mendatang. Perancangan model konseptual perlu

dilakukan di samping perancangan model fisik. Pada perancangan

konseptual akan menunjukkan entity dan relasinya berdasarkan

proses yang diinginkan oleh organisasi. Ketika menentukan entity

dan relasinya dibutuhkan analisis data tentang informasi yang ada

dalam spesifikasi di masa mendatang (Nugroho, 2004:191).

Pada pendekatan model konseptual, beberapa konsep pendekatan

Relational digunakan, namun tidak berarti konsep ini nantinya

diimplementasikan ke model Relational saja tetapi dapat juga

dipakai pada model Hierarchical dan model Network.

2.6.2.1 Merancang Model Konseptual Database

Pada perancangan model konseptual penekanan

tinjauan dilakukan pada struktur data dan relasi antara file.

Tidaklah perlu dipikirkan tentang terapan dan operasi yang

akan dilakukan pada database.

Page 48: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

48

Pendekatan yang dilakukan pada perancangan

model konseptual adalah menggunakan model data

relational, Terdapat dua buah teknik yaitu :

1. Teknik Normalisasi

Proses Normalisasi merupakan proses

pengelompokkan data elemen menjadi tabel yang

menunjukkan entity dan relasinya.

Menurut Kadir (1998:65), Pada proses normalisasi

selalu diuji pada beberapa kondisi. Apakah ada

kesulitan pada saat menambah/insert, menghapus/

delete, mengubah/update, membaca/retrieve pada satu

database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut

maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel

lagi atau dengan kata lain perancangan belumlah

mendapat database yang optimal.

Normalisasi adalah proses untuk

mengorganisasikan data secara efisien dalam sebuah

database. Terdapat dua tujuan dalam proses

normalisasi, yaitu menghilangkan redundansi data dan

memastikan bahwa dependensi data masuk akal.

Menurut Kadir (1998:73), Ada beberapa

bentuk dari normalisasi, yaitu antara lain :

A. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Page 49: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

49

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang

akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti

suatu format tertentu, dapat saja data tidak

lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan

apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

B. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal

Form)

Bentuk Normal kesatu mempunyai ciri yaitu

setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata),

data dibentuk dalam satu record demi satu record

dan nilai dari field-field berupa “atomatic value”.

Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau set

atribut yang bernilai ganda (multivalue).

Tiap field hanya satu pengertian, bukan

merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti

ganda, hanya satu arti saja dan juga bukanlah

pecahan kata-kata sehingga artinya lain.

Bentuk 1 NF menentukan aturan dasar dalam

mengorganisasikan sebuah database, yaitu :

1) Menghilangkan duplikasi kolom di

dalam tabel yang sama

2) Membuat tabel yang terpisah untuk setiap

grup dari data yang berhubungan dan

Page 50: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

50

mengidentifikasikan setiap baris

dengan sebuah kolom yang unik atau

menentukan primary key.

C. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal

Form)

Bentuk nomal kedua mempunyai syarat, yaitu

bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal

kesatu. Atribut yang bukan kunci haruslah

bergantung secara fungsi kepada primary key.

Sehingga untuk membentuk normal kedua

haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field.

Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili

atribute lain yang menjadi anggotanya.

Bentuk normal kedua merupakan konsep

dari pemindahan data duplikasi, dengan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Temukan semua kebutuhan yang ada

pada bentuk normal form

2) Pindahkan subset dari data yang ada pada

beberapa baris dari tabel dan tempatkan

mereka pada tabel yang terpisah.

Page 51: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

51

3) Buat relationship diantara tabel baru

ini dengan menginisialiasi

penggunaan foreign key.

D. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal

Form)

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka

relasi haruslah dalam bentuk normal kedua

dan semua atribute bukan primer tidak

memiliki hubungan yang transitif. Dengan kata

lain, setiap atribut bukan kunci haruslah

bergantung hanya pada primary key dan pada

primary key secara menyeluruh.

Langkah yang dilakukan dalam bentuk 3

NF antara lain :

1) Temukan semua kebutuhan dari

bentuk normal kedua.

2) Pindahkan kolom yang tidak

bergantung pada primary key.

E. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)

BCNF merupakan merupakan bentuk normal

sebagai perbaikan terhadap 3NF. Suatu relasi yang

Page 52: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

52

memenuhi BCNF selalu memenuhi 3NF tapi

tidak sebaliknya.

Dalam banyak literatur disebutkan bahwa

BCNF adalah perbaikan dari 3NF, karena bentuk

normal ketiga pun mungkin masih mengandung

anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih lanjut.

Suatu relasi disebut memenuhi bentuk

normal Boyce-Codd jika dan hanya jika semua

penentu (determinan) adalah kunci kandidat

(atribut yang bersifat unik).

F. Dependensi Nilai Banyak dan Bentuk

Normal Keempat (4NF/Fourth Normal

Form)

Dependensi nilai banyak atau MVD

(Multivalued Dependency) dipakai pada

bentuk normal keempat yang dipakai untuk

menyatakan hubungan satu ke banyak.

Secara praktis, suatu relasi memenuhi

bentuk normal keempat yaitu antara lain :

1) Telah memenuhi bentuk BCNF

2) Tidak mengandung dua atribut atau

lebih yang bernilai banyak

Page 53: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

53

G. Dependensi Gabungan dan Bentuk

Normal Kelimz (5NF/Fifth Normal Form)

Bentuk 5NF atau yang terkadang disebut PJ/NF

(Projection Join/Normal Form) menggunakan

acuan dependensi gabungan. Suatu relasi berada

dalam 5NF jika dan hanya jika setiap gabungan

dalam R tersirat oleh kunci kandidat relasi R.

Secara praktis dapat dikatakan suatu

relasi R berada dalam 5NF jika data yang ada

padanya tak dapat lagi didekomposisi menjadi

relasi-relasi yang lebih kecil.

2. Teknik Entity Relationship

A. Perancangan Database Teknik Entity

Relationship

Database adalah kumpulan file yang saling

berkaitan. Pada model data relational hubungan

antar file direalisasikan dengan kunci relasi

(relation key)., yang merupakan kunci utama dari

masing-masing file. Perancangan database yang

tepat akan menyebabkan paket program

relational lainnya akan bekerja secara optimal.

Page 54: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

54

B. Entity Relationship Concept

Relasi antara dua file atau tabel dapat

dikategorikan menjadi tiga macam. Demikian pula

untuk membantu gambaran relasi secara lengkap,

terdapat juga tiga macam relasi dalam hubungan

atribut dalam satu file, yaitu antara lain :

1) One To One Relationship 2 File

Hubungan antara file pertama dengan file

kedua adalah satu berbanding satu

2) One To Many Relationship 2 File

Hubungan antara file pertama dengan file

kedua adalah satu berbanding banyak atau

dapat pula dibalik banyak berbanding satu

3) Many To Many Relationship 2 File

Hubungan antara file pertama dengan file

kedua adalah banyak berbanding banyak.

2.7 Sekilas Tentang Delphi

2.7.1 Sejarah Delphi

Menurut Pranata (2000:xvii), ide munculnya Delphi sebenarnya

berasal dari bahasa pemrograman yang cukup terkenal, yaitu pascal. Bahasa

pascal sendiri telah diciptakan pada tahun 1971 oleh ilmuwan dari

Page 55: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

55

Swiss. Yaitu Niklaus Wirth. Nama Pascal diambil dari ahli

matematika dan filsafat dari prancis yaitu Blaise Pascal (1623-1662).

Sejak saat itu muncul beberapa versi Pascal di antaranya

Turbo Pascal yang dirilis Borland Internasional Incorporation pada

tahun 1983. Turbo Pascal yang muncul pertama kali hanya dapat

dijalankan di sistem operasi DOS, namun dalam perkembangan

selanjutnya, Borland International juga merilis Turbo Pascal yang

berjalan di Windows 3.x, yaitu Turbo Pascal For Windows.

Pada tahun 1992, Borland International menggabungkan Turbo Pascal

For DOS dengan Turbo Pascal For Windows menjadi satu paket bahasa

pemrograman yang dikenal dengan nama Borland Pascal versi 7.

Karena pemrograman Windows dengan Borland Pascal masih dirasa

cukup sulit, sejak tahun 1993 Borland Internasional mengembangkan bahasa

Pascal yang bersifat visual, hasil dari pengembangan ini adalah dirilisnya Delphi

1 pada tahun 1995. Perkembangan Delphi tidak berhenti sampai di situ. Satu

tahun berikut nya, Pada tahun 1996, Borland Internasional merilis Delphi 2 yang

sudah bersifat 32 bit, dengan kata lain Delphi 2 hanya bisa dijalankan pada

Windows 95 dan Windows NT. Pada tahun 1997,1998, dan 1999,

Borland Internasional yang berganti nama menjadi Inprise

Corporation berturut– turut kembali merilis Delphii 3, 4 dan 5 dan

yang sekarang berkembang adalah Delphi 7.0.

Page 56: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

56

2.7.1.1 IDE (Integrated Development Environment) Delphi

Pada dasarnya IDE milik Delphi di bagi menjadi 6 bagian

utama, yaitu menu, Speed Bar, Component Pallete, Form

Designer, Code Editor dan Object Inspector. Untuk lebih

jelasnya lihat gambar 2.14 dibawah ini.

Gambar 2.14 Bagian-bagian IDE Delphi

Di bawah ini akan di jelaskan masing-masing komponen

tersebut.

1. Menu

Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti menu

pada aplikasi windows lainnya. Dari menu ini, anda bisa

memanggil atau menyimpan program, menjalankan dan

melacak bug program, dsb. Singkatnya segala sesuatu

Page 57: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

57

yang berkaitan dengan IDE Delphi dapat anda lakukan

dari menu (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:4).

2. Speed Bar

Gambar 2.15 Speed Bar Pada IDE Delphi 7

Pada gambar 2.15 di atas adalah Speed Bar atau

sering disebut juga toolbar berisi kumpulan tombol

yang tidak lain adalah pengganti beberapa menu yang

sering digunakan, dengan kata lain, setiap tombol

pada Speed Bar menggantikan salah satu item menu

(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto,2005:5)

3. Component Palette

Gambar 2.16 Component Palette Pada IDE Delphi 7

Component palette adalah berisi kumpulan ikon yang

melambangkan komponen-komponen pada VCL (Visual

Component Library).VCL merupakan pustaka komponen

yang digunakan untuk membangun aplikasi. Pada

Component Pallete terdapat beberapa tab antara lain

Standard, Additional, Data Access dan seterusnya

Page 58: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

58

(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:5). Komponen

tersebut dapat dilihat pada gambar 2.16 di atas..

4. Form Designer

Form Designer adalah tempat dimana anda dapat merancang jendela dari aplikasi Windows (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:6). 5. Code Editor

Code Editor adalah tempat dimana anda menuliskan program (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:14)

Code Editor tersebut dapat dilihat pada gambar

2.17 di bawah ini :

Gambar 2.17 Code Editor pada IDE Delphi 6. Object Inspector

Object inspector digunakan untuk mengubah

karakteristik sebuah komponen. Pada Object Inspector

terdapat dua tab, yaitu Properties dan Events

(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto,2005:7).

Page 59: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

59

Gambar Object Inspector tersebut dapat dilihat pada

gambar 2.18 di bawah ini :.

Gambar 2.18 Object Inspector

2.8 Konsep Pemrograman Berorientasi Objek

Menurut Hermawan (2004:5), Object Oriented Programming adalah

konsep yang membagi program menjadi objek-objek yang saling

berinteraksi satu sama lain. Dalam pemrograman berorientasi objek,

komponen yang didesain dalam proses desain kemudian diimplementasikan

dengan menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek.

Syarat sebuah bahasa pemrograman bisa digolongkan berorientasi

objek adalah bila bahasa pemrograman tersebut memiliki fitur untuk

mengimplementasikan 4 konsep sebuah objek yang terorientasi, yaitu :

abstraksi, enkapsulasi, polymorphisme, dan inheritance (Hermawan, 2004:6).

OOP, tidak seperti pendahulunya (pemrograman terstruktur), mencoba melihat

permasalahan lewat pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah entitas

tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Hal ini memiliki

perbedaan yang mendasar dalam pemrograman terstruktur, dimana struktur data dan

fungsi didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan erat.

Page 60: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

60

Jadi, ide dasar pada OOP adalah mengkombinasikan data dan fungsi

sehingga menjadi satu kesatuan unit yang disebut dengan object.

Keuntungan dari penggunaan OOP yaitu :

1. Alami (Natural)

2. Dapat Diandalkan (Reliable)

3. Dapat Digunakan Kembali (Reusable)

4. Mudah Untuk di-Maintain (Maintainable)

5. Dapat Diperluas (Extendable)

6. Efisiensi Waktu

2.9 Bagan Alir

2.9.1 Flow Chart

Flow Chart (Bagan Alir Sistem) adalah bagan yang menunjukkan

aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir

digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi.

(Hartono, 2001:795)

2.9.2 Flow Map

FM (Flow Map) Adalah merupakan bagan alir yang menunjukkan

arus data dari laporan dan form termasuk tembusan-tembusannya pada

sistem. Flow map ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan

yang digunakan di dalam bagan alir sistem (Hartono, 2001:800).

Page 61: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

61

Berikut di jelaskan pada keterangan bawah ini yang merupakan

pedoman untuk menggambarkan suatu bagan alir, diantaranya:

1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas kebawah dan

mulai dari bagian kiri dari suatu halaman.

2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan

dengan jelas, yaitu ditunjukkan dari mana kegiatan

akan dimulai dan dimana akan berakhirnya.

3. Masing-masing kegiatan didalam bagan alir sebaiknya

digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.

4. Masing-masing kegiatan pada bagan alir harus berada

pada urutan yang semestinya.

5. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di

tempat lain harus ditunjukan dengan jelas

menggunakan simbol penghubung.

Page 62: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

62

6. Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar,

seperti tampak pada gambar 2.19 di bawah ini

Simbol Arti Simbol Arti

Dokumen Penghubung

Kegiatan Manual Input / Output

Proses Komputer Display

Disket Arsip

Keyboard Hubungan

Gambar 2.19 Simbol Flow Map 2.10 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) yang pada awalnya diusulkan oleh

Peter Chen adalah suatu model diagram yang menyatakan keterhubungan

suatu entity dengan entity yang lain. Atau juga dapat dikatakan sebagai

sebuah teknik untuk menggambarkan informasi yang dibutuhkan dalam

sistem dan hubungan antar data-data tersebut (Pressman,1997:360).

Secara terjemahan dalam bahasa Indonesia, Entity Relationship Diagram adalah

diagram relasi atau keterhubungan entitas. Dari model Entity Relationship

Page 63: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

63

Diagram akan didapatkan data-data yang dibutuhkan sistem. Dengan begitu

maka akan didapatkan pula kejelasan aktivitas yang dilakukan dalam sistem.

Menurut Nugroho (2004:192), di dalam ERD (Entity Relationship

Diagram) dikenal beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :

1. Entitas (Entity)

Adalah suatu objek yang memiliki hubungan dengan objek lain.

Dalam ERD digambarkan dengan bentuk persegi panjang

2. Hubungan (Relationship)

Dimana entitas dapat berhubungan dengan entitas lain, hubungan ini

disebut dengan entity relationship yang digambarkan dengan

garis. Ada empat bentuk relasi dasar pada database, yaitu :

A. One-to-One

Artinya satu data memiliki satu data pasangan

B. One-to-Many

Artinya satu data memiliki beberapa data pasangan

C. Many-to-One

Artinya beberapa data memiliki satu data pasangan

D. Many-to-Many

Artinya beberapa data memiliki beberapa data pasangan

3. Atribut

Adalah elemen dari entitas yang berfungsi sebagai deskripsi karakter

entitas dan digambarkan dengan bentuk elips.

Page 64: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

64

2.11 Barcode

Barcode secara harfiah berarti kode berbentuk garis. Barcode yang dikenal

orang umumnya tercetak pada kemasan produk suatu barang. Atau kita

sering melihatnya ketika petugas kasir minimarket menscan kode-kode

berbentuk garis saat kita selesai berbelanja. Kita hanya mengenalnya

secara sekilas tapi tidak begitu tahu maksud kegunaannya.

Di bidang perpustakaan, sistem barcode juga digunakan. Masing-masing

buku koleksi perpustakaan ditempel label barcode. Ketika pengguna ingin

meminjam buku, pustakawan tinggal melakukan scanning ke permukaan label,

dan secara otomatis data buku tersebut masuk ke dalam database peminjaman.

Namun di Indonesia belum banyak perpustakaan yang menggunakan barcode

dalam sistem pelayanan pemakainya. Kini dengan semakin berkembangnya

perpustakaan dan ketersediaan perangkat scanner barcode yang semakin

mudah ditemui di pasaran ada baiknya melihat teknologi ini sebagai alat bantu

guna meningkatkan kinerja perpustakaan.

Perpustakaan CIFOR sendiri telah mengimplementasikan sistem pelayanan

perpustakaan menggunakan barcode pada perangkat lunak Inmagic sejak tahun 1980.

Dengan menggunakan standar True Type Font code 39 sebagai kode barcode,

diharapkan akan mengurangi kesalahan data entry sirkulasi dan

meningkatkan kecepatan pelayanan1

Page 65: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

65

2.11.1 Sejarah barcode

Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa

Drexel Institute of Technology Bernard Silver dan Norman Joseph

Woodland di tahun 1948. Mereka mempatenkan inovasi tersebut

pada tahun 1949 dan permohonan tersebut dikabulkan pada

tahun 1952. Tapi baru pada tahun 1996, penemuan mereka

digunakan dalam dunia komersial. Pada kenyataannya

penggunaannya tidak begitu sukses hingga pasca 1980an.

Barcode adalah informasi terbacakan mesin (machine readable) dalam

format visual yang tercetak. Umumnya barcode berbentuk garis-garis vertikal

tipis tebal yang terpisah oleh jarak tertentu. Tapi kini ada beberapa variasi

berbentuk pola-pola tertentu, lingkaran konsentris, atau tersembunyi dalam

sebuah gambar. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca optik

yang disebut barcode reader. Pada prinsipnya barcode reader hanya sebuah

alat input biasa seperti halnya keyboard atau scanner tapi peran manusia

sebagai operator sangat minimum.

Bersamaan dengan pesatnya penggunaan barcode, kini barcode tidak

hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode

ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian

melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang

berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar.

Page 66: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

66

2.11.2 Tipe Barcode

Ada 3 tipe barcode yang banyak digunakan, yaitu Linear barcode,

Stacked Barcode, dan 2D barcodes. Linear Barcode adalah tipe yang

paling luas digunakan. Salah satunya adalah untuk Universal Product

Code (UPC) yaitu kode untuk klasifikasi barang-barang konsumen yang

kita lihat pada kemasan produk dan digunakan oleh supermarket untuk

program kasir. Produsen biasanya mendaftarkan produknya ke agen

seperti GS1(http://www.gs1.org/) agar mendapat kode UPC. Untuk

memahami prinsip kerjanya, cobalah ambil sebuah produk dari

supermarket, kemudian lacaklah kode barcodenya di website GS1.

Produk buatan Indonesia, dapat dilacak di http://www.gs1.co.id.

Dalam bidang perpustakaan umumnya juga menggunakan linear

barcode, termasuk untuk kode ISBN (International Standard Book Number).

CIFOR Library, menggunakan True Type Font code 39. TTF 39 atau lebih

populer disebut code 39 ini tersedia secara gratis di internet, salah satunya

tersedia di http://www.barcodesinc.com/free-barcode-font/.

Simbol Code 39 dapat mewakili huruf alfabet besar maupun kecil, angka serta

banyak lagi karakter khusus seperti $ dan &. Keuntungan lain dari code 39

adalah dapat dicetak menggunakan printer laser pada umumnya dan hasilnya

dapat dibaca cukup akurat dengan barcode reader.

Pada Perpustakaan CIFOR, barcode digunakan untuk mewakili

data inventaris nomor induk buku. Komposisi nomor induk adalah

kombinasi nomor urut akuisisi dokumen dan tahun proses data entri

Page 67: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

67

(proses deskripsi bibliografi). Sebagai contoh: kode 121 99,

berarti buku ke 121 tahun 1999, demikian seterusnya. Kode

tersebut dicetak pada label Tom & Jerry ukuran no.109 dengan

menggunakan fasilitas mailmerge MS Word. Perangkat cetak

yang digunakan adalah printer HP LaserJet 4050 Series PCL 6.

Beberapa contoh barcode linear antara lain : Plessey,

Codabar, UPC, Code 128, Code 25, CPC Binary, Pharmacode,

POSTNET, PLANET, PostBar, Latent Image Barcode, dan lainnya

Sedangkan contoh barcode 2 dimensi antara lain :

Codablock, Code 16K, Code 49, PDF417, dan Micro PDF417,

MaxiCode, 3-DI, AnayTag, VeriCode, WaterCode, dan lainnya.

2.11.3 Barcode Reader

Barcode reader/scanner adalah perangkat untuk membaca kode-

kode garis visual barcode. Hanya dengan menyapukan segaris

sinar laser, barcode reader membaca fragmen terang gelap pada

barcode yang tercetak di kertas dengan sangat cepat dan akurat.

Pada perkembangan selanjutnya, sinar laser yang dipancarkan

tidak hanya sebentuk garis saja tapi berupa kombinasi pola yang

rumit sehingga mampu membaca barcode dari sudut manapun.

Pada awalnya sebuah barcode scanner dibuat dengan

menggunakan fixed lights dan sebuah photosensor tunggal dimana

penggunaannya adalah dengan cara “menggosok” kode barcode secara

Page 68: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

68

manual. Pada desain berikutnya laser scanner pada barcode

dibuat menggunakan kaca polygonal atau kaca galvanometer

untuk melakukan scanning pada barcode.

Bahkan dengan berkembangnya barcode matriks dua

dimensi (2D) ada sejumlah produk kamera digital yang mampu

menangkap citra barcode 2D untuk kemudian dapat diterjemahkan

oleh software ke dalam pesan yang dapat dibaca oleh kita.

Ada beberapa standar verifikasi untuk barcode reader, antara lain:

A. ANSI X3.182. UPC Code yang digunakan di US

ANSI/UCC5. merupakan standar Amerika

B. ISO/IEC 15416 (barcode linear) dan ISO/IEC 15415

(2D bar codes) adalah standar internasional

C. Standar Eropa EN 1635 yang kemudian digantikan dengan

ISO/IEC 15416

D. ISO 15426-1 (linear bar code verifier compliance standard)

atau ISO 15426-2 (2d bar code verifier compliance standard)

2.11.4 Manfaat Barcode

Seperti apa yang telah diutarakan di muka, barcode scanner

adalah sebuah alat input data yang meminimalkan intervensi manusia sebagai

operatornya. Jadi keuntungan yang paling utama dari penggunaan barcode

adalah kecepatan dan ketepatan data. Pada perpustakaan yang frekuensi

peminjamannya sangat tinggi dan penggunanya sangat banyak,

Page 69: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

69

penggunaan barcode akan mempercepat proses pelayanan dan

mengurangi kesalahan input data peminjaman. Bagi pustakawan,

penggunaan sistem barcode juga meringankan beban kerja di

pelayanan. Sehingga mereka dapat mengalokasikan waktunya

untuk pekerjaan yang lain.

Keuntungan lainnya adalah keamanan. Pada bisnis retail seperti

supermarket, banyak pembeli nakal yang seringkali menukar label harga produk

dengan label harga yang lebih murah. Kesalahan yang sama bisa terjadi juga

pada saat menempel label maupun pada saat kasir menghitung total belanja.

Dengan barcode, kemungkinan ini dapat ditekan. Font barcode UPC juga dibuat

oleh lembaga khusus, sehingga kode garis tipis tebal barcode menjadi sangat

unik dan terjaga keamanan datanya.

Dalam sisi Point of Sale, penggunaan barcode sangat

membantu dalam menganalisa data trend penjualan dengan

cepat. Atau dalam terminologi perpustakaan, data historis

peminjaman koleksi dapat tersaji dengan cepat dan akurat.

2.12 Penelitian Dengan Menggunakan Metode Barcode

Selain dari beberapa manfaat barcode yang telah disebutkan sebelumnya,

juga terdapat beberapa penelitian telah dilakukan menyangkut penggunaan metode barcode.

Page 70: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

70

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode barcode pada beberapa aktifitas, yaitu antara lain :

1. Barcode DNA Tak Terlihat

Digunakan untuk mencegah pemalsuan informasi seperti perubahan

pasword dengan menggunakan NDBS (Nano DNA-Barcode System).

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengembangan metode

barcode 3 dimensi dimana metode ini akan diterapkan pada beberapa

produk barang untuk pengecekan keaslian dari produk tersebut.

Metode yang digunakan dalam penerapan barcode DNA tak

terlihat ini dengan menggunakan metode research dan

pengembangan dengan model proses menggunakan prototype.

Kelebihan dari implementasi ini adalah meminimalisir jumlah

produksi barang palsu yang beredar di pasaran dan dilihat dari segi

keamanannya, implementasi barcode DNA tak terlihat ini

menjanjikan tingkat keamanan dan unifikasi pengkodean pada setiap

jenis produk. Sedangkan kelemahan dari penelitian ini adalah karena

masih dalam tahap pengembangan, struktur DNA yang digunakan

belum bisa terbentuk sesuai dengan keinginan sehingga tahapan

implementasi dan identifikasi suatu jenis produk masih belum bisa

terealisasi. (Choy Jin-Ho, Seoul national University, 2003)

Page 71: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

71

2. Sistem Pengaman Pintu Elektronis Menggunakan Barcode

Password dan PIN Password Berbasis Mikrokontrol

Bertujuan untuk membangun sistem pengaman pintu elektronis

menggunakan dua jenis pengaman yaitu barcode password dan

PIN password berbasis mikrokontroler 68HC11.

Metode barcode yang digunakan dalam sistem ini sebagai salah

satu sistem pengamanan dimana data bentukan barcode didapat

dari nomor/kode pin yang terdapat pada masing-masing kartu

akses. Proses berikutnya adalah memasukkan kode password

yang sesuai dengan kode PIN barcode untuk kemudian sistem

akan memverifikasi kode PIN dan password masukan.

Metode pengembangan yang digunakan dalam pembuatan

sistem ini adalah metode research dan observasi dengan

penggunaan model proses prototype.(Muchlas; Nuryono Satya

Widodo; Haris Ramdan, Universitas Ahmad Dahlan, 2005).

3. Pembacaan Barcode 2 Dimensi Pada Bidang Citra Grayscale

Telepon Genggam Berkamera Berdasarkan Adaptive

Thresholding

Pada umumnya, barcode digunakan untuk aplikasi retail dan industri,

dan dirancang untuk dapat dibaca dengan menggunakan pemindai laser.

Mengingat perangkat tersebut bersifat statis, membutuhkan investasi yang

Page 72: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

72

cukup mahal, dan tidak dapat dibawa kemana-mana, memaksa user

membutuhkan pengembangan dalam metode pemindaian barcode.

Penelitian ini mengusulkan penggunaan kamera VGA yang terdapat

pada perangkat telepon genggam yang lebih bersifat mobile, sebagai

pembaca barcode 2 dimensi. Mengingat tipe barcode ini memiliki ukuran

terbatas, relatif tetap, dan dapat menyimpan lebih banyak data daripada

barcode 1 dimensi. Pengenalan barcode dapat dilakukan secara

konkuren pada beberapa kode yang tidak tergantung terhadap sistem

koordinat dan berorientasi pada kemampuan kamera pada telepon

genggam yang relatif mengandung banyak distorsi.

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu

melakukan koreksi pada distorsi citra yang ditangkap oleh kamera

telepon genggam beserta proses kalibrasi citra, konversi citra dalam

bentuk grayscale yang dithreshold secara adaptif, mengidentifikasi

area citra yang akan dikenali sebagai barcode dengan menggunakan

notasi moments, menentukan transformasi grafika yang diperlukan,

seperti rotasi, dilatasi, dan traslasi, menterjemahkan barcode

berdasarkan sistem koordinat kode yang dipetakan secara projective

mapping, dan yang terakhir melakukan pengkoreksian kesalahan

dengan hamming distance 3 bit, jika terdapat kesalahan kode.

Rangkaian algoritma diatas dibangun dengan menggunakan C++ for

Symbian (v6.1) dengan telepon genggam Nokia 7650, dan pengujian

dilakukan berdasarkan dua skenario. Skenario pertama, melakukan

Page 73: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

73

pembacaan 1-10 buah barcode dengan ukuran 1,5 cm, 2 cm, dan 2,5

cm sehingga didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 1

barcode, hampir sama untuk berapa pun jumlah barcode uji dan waktu

baca per barcode semakin cepat jika ukuran barcode semakin besar.

Waktu baca per barcode dibawah 0,15 detik. Skenario kedua,

melakukan pembacaan barcode dari ukuran 0,5 cm - 7,5 cm. Hasil

analisis yang didapat adalah ukuran barcode terkecil yang dapat dibaca

dengan benar oleh sistem adalah 1,4 x 1,4 cm. Sedangkan ukuran

terbesar ditentukan pada kemampuan kamera membaca barcode.

Semakin besar, maka jarak baca kamera dengan barcode semakin

jauh. Waktu baca per barcode dibawah 0,168 detik (Publikasi Ilmiah

Dosen Teknik Elektro ITB, Dr. Ir. Kuspriyanto, ITB, 2005 )

2.13 SQL

Sejarah SQL (Structured Query Languange) dimulai dari artikel seorang

peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide

pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga

membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses

data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama

SEQUEL (Structured English Query Language).

Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan

basis data relasional beserta SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalah hukum

Page 74: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

74

mengenai penamaan SEQUEL, IBM mengubahnya menjadi SQL. Implementasi

basis data relasional dikenal dengan System/R. 2

Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang

membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama

perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga

ikut populer, sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam

manajemen basis data.

Standarisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai dengan

dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan

SQL86. Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian

diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada

tahun 1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99,

akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92.

Saat ini sebenarnya tidak ada server basis data yang 100%

mendukung SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing server memiliki

bahasa penyampaian masing-masing yang berbeda.

2.13.1 Microsoft SQL Server 2000

Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data

relasional (RDBMS) yang merupakan produk aplikasi database dari

Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan

2 http://www.wikipedia.com/microsoft_sql_server., 14 Juli 2007., 16:40 WIB

Page 75: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

75

implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh

Microsoft dan Sybase.

Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki

basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian

berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.

Kode dasar untuk MS SQL Server (sebelum versi 7.0)merupakan

gagasan yang ada dalam Sybase SQL Server, dan merupakan cara masuk

Microsoft ke dalam pasar database tingkat enterprise, dan bersaing melawan

Oracle, IBM, dan, kemudian, Sybase itu sendiri sendiri. Microsoft, Ashton-Tate

dan Sybase pada awalnya bekerja sama untuk menciptakan dan memasarkan

versi pertama yang diberi nama SQL Server 1.0 untuk OS/2 (sekitar 1989) yang

memiliki kesamaan dengan Sybase SQL Server 3.0 pada sistem operasi Unix,

VMS, dan lainnya.

Microsoft SQL Server 4.2 dikembangkan pada sekitar tahun 1992

(yang terdiri satu paket dengan Microsoft OS/2 versi 1.3). Kemudian Microsoft

SQL Server versi 4.21 untuk Windows NT diluncurkan pada waktu yang

bersaman dengan Windows NT 3.1. Microsoft SQL Server v6.0 merupakan

versi pertama dari SQL Server yang dibangun untuk Windows NT dan tidak

melibatkan pengarahan apapun dari Sybase.

Ketika Windows NT diluncurkan, Sybase dan Microsoft telah terpisah

dan menciptakan dan memasarkan skema disain mereka masing-masing.

Microsoft menegosiasikan secara eksklusif hak-hak untuk semua versi dari SQL

Server yang tertulis dalam sistem operasi Microsoft.

Page 76: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

76

Kemudian, Sybase mengubah nama produknya menjadi Adaptive

Server Enterprise untuk membedakannya dengan Microsoft SQL

Server. Sampai dengan tahun 1994 Microsoft SQL Server membawa

tiga hak cipta Sybase sebagai indikasi keaslian produknya.

Semenjak memisahkan diri, beberapa perubahan juga dilakukan

secara terpisah. SQL Server 7.0 merupakan database server berbasis GUI

pertama dan telah ditulis ulang berdasarkan kode warisan dari Sybase. Sebuah

versi lain dari SQL Server 2000 merupakan database komersial pertama yang

ditujukan untuk arsitektur Intel IA64. Seiring berjalannya waktu, telah terjadi

suatu persaingan antara Oracle dan Microsoft untuk menciptakan dan

mengembangkan serta memasarkan suatu aplikasi

database yang akan diterapkan pada perusahaan-perusahaan.3

2.13.1.1 Fitur/Layanan Microsoft SQL Server

Microsoft SQL Server menggunakan suatu varian dari

SQL yang dinamakan T-SQL atau Transact-SQL, yang

merupakan suatu implementasi dari SQL92 (Standarisasi

ISO untuk sertifikasi SQL pada tahun 1992) dengan

melakukan banyak pengembangan.

Baik Microsoft SQL Server maupun Sybase/ASE

melakukan komunikasi melalui jaringan dengan menggunakan

suatu application-level protocol yang disebut TDS (Tabular Data

3 ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB

Page 77: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

77

Stream). Protokol TDS telah diimplementasikan pada

FreeTDS project dengan tujuan untuk mengijinkan

bermacam-macam aplikasi klien agar dapat berkomunikasi

dengan database Sybase dan Microsoft SQL Server.

Microsoft SQL Server juga mendukung Open

Database Connectivity (ODBC). Versi SQL Server 2005 juga

mendukung kemampuan untuk menyampaikan konektifitas klien

melalui Protokol Web Services SOAP, yang mengijinkan klien

non-Windows untuk berkomunikasi antar platform dengan SQL

Server. Microsoft juga telah merelease suatu sertifikasi driver

JDBC untuk membolehkan Aplikasi Java seperti IBM

WebSphere dan BEA untuk dapat berkomunikasi dengan

Microsoft SQL Server 2000 dan 2005.

SQL Server dapat mendukung mirroring dan clustering

database. Suatu cluster SQL Server merupakan suatu koleksi

dari server yang terkonfigurasi secara identik, yang membantu

mendistribusikan beban kerja ke berbagai server. Seluruh server

melakukan sharing suatu nama server virtual yang identik, dan

dibagi ke dalam alamat IP. SQL server juga mendukung data

partioning untuk database yang terdistribusi.4

4 ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB

Page 78: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

78

2.14 Rational Rose

Menurut Suhendar dan Gunadi (2004:7) Rational Rose adalah software

yang memiliki perangkat-perangkat pemodelan visual untuk membangun

suatu solusi dalam rekayasa software dan pemodelan bisnis.

Rational Rose dikeluarkan oleh Rational yang menurut Hermawan

(2004:v) sejak Februari 2003 menjadi anak perusahaan IBM, yaitu sebuah

perusahaan software yang sudah menjadi alat bantu yang digunakan oleh

industri pengembang perangkat lunak aplikasi berorientasi obyek di seluruh

dunia untuk melakukan analisis dan desain visual.

Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:38) Rational rose memiliki

berbagai keunggulan diantaranya:

4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa pemodelan standar

yang di gunakan UML

5. Rational Rose mendukung round-trip enginerring, sehingga

kita dapat men-generate kode (Java, C++, Borland Delphi,

Visual Basic, dan lain sebagainya) dan melakukan reverse

engineering untuk menampilkan arsitektur software.

6. Model dan kode senantiasa sinkron selama dalam development cycle

7. Membangun software dengan Rational Rose memudahkan

dalam memperbaiki software tersebut karena apabila suatu

saat ditemukan requirement baru, anda dapat kembali

menggambarkan lagi dalam UML.

Page 79: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

79

8. Mendukung rekayasa software untuk sistem client/server,

sehingga Rational Rose merupakan software pemodelan

visual yang tangguh dalam lingkungan client/server, e-

bussiness, dan lingkungan perusahaan terdistribusi.

Elemen-elemen dasar GUI dalam Rational Rose meliputi (Suhendar dan

Gunadi, 2002:43): Toolbar Standar, Toolbox Diagram, Browser, Jendela

Diagram dan Jendela Dokumentasi. Gambar tampilan dasar dari Rational

Rose dapat dilihat pada gambar 2.20 di bawah ini :.

Gambar 2.20 Tampilan Dasar Rational Rose

Page 80: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

80

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi yang dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :

Page 81: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

81

7

3

Gambar 3.1 Diagram Tahapan Metodologi Penelitian

Page 82: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

82

5.8. Metode Pengumpulan Data

Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode

yang dapat mendukung penulis, baik dalam pengumpulan data maupun informasi yang

diperlukan, untuk mendapatkan kebenaran materi uraian pembahasan.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

pembahasan skripsi ini adalah dengan menggunakan :

3. Metode Interview

Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai seseorang yang ahli

dalam bidangnya atau melakukan diskusi dengan seseorang yang

mengerti terhadap materi bahasan agar mendapatkan bahan

masukan dan data pendukung dalam penyusunan skripsi ini.

Penggunaan metode interview ini digunakan karena memiliki

beberapa kekuatan dalam pencarian datanya, seperti : mudah

pengaplikasian dan penerapannya, murah, dan dapat mengetahui

kebutuhan konsumen secara langsung

Pada metode wawancara ini penulis melakukan wawancara kepada

Bapak Ali selaku Manager Operasional dan kepada beberapa karyawan

yang berada di PT. Kemenangan Jaya untuk memperoleh data-data

yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem. Adapun

laporan hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

Selain itu penulis juga mengadakan peninjauan, pengamatan,

dan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh dan

mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Page 83: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

83

Pengamatan dilakukan pada :

Tempat : PT. Kemenangan Jaya

Jl. Percetakan Negara Raya D 750-752 Rawasari – Jakarta

Pusat 10570

Waktu : 28 Januari – 31 Maret 2007

Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis

lakukan, penulis mengumpulkan informasi mengenai:

A. Sejarah Singkat PT. Kemenangan Jaya

Memuat tentang sejarah singkat berdirinya PT. Kemenangan

Jaya dan struktur organisasi PT. Kemenangan Jaya.

B. Sistem Yang Berjalan di PT. Kemenangan Jaya

Hal ini memuat tentang sistem dan prosedur yang

berjalan pada saat ini dan permasalahan-permasalahan

yang ada pada PT. Kemenangan Jaya yang berhubungan

dangan sistem Absensi Pegawai

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembahasan skripsi

ini adalah dengan menggunakan Model Spiral.

Model spiral yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm (1988), merupakan

suatu model proses perangkat lunak yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari

prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model

Page 84: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

84

sekuensial linear. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi

pertambahan perangkat lunak secara cepat.

Setiap untai pada spiral merepresentasikan proses perangkat lunak,

dengan demikian untai yang paling dalam mungkin berkenaan dengan

kelayakan sistem, untai berikutnya dengan definisi peersyaratan sistem, dan

untai berikutnya lagi dengan perancangan sistem, demikian seterusnya.

Model spiral ini dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini :

Perencanaan Analisis Resiko

Komunikasi Pelanggan

Rekayasa

Evaluasi Pelanggan Konstruksi dan Peluncuran

Gambar 3.2 Permodelan Spiral

2.1.2.5 Implementasi Langkah Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan

sistem spiral. Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm,

menggambarkan sebuah tahapan proses pengembangan perangkat

lunak, yang terdiri dari Tujuh wilayah tugas sebagai berikut:

Page 85: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

85

2.1.2.6 Komunikasi Pelanggan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembang dan pelanggan

Komunikasi pelanggan ini dilakukan dengan cara

mewawancarai pihak yang terkait mengenai sistem yang

akan dijalankan nantinya, sehingga didapatkan gambaran

awal sistem yang akan dikerjakan.

Beberapa pertanyaan yang diharapkan mampu untuk

menjawab kebutuhan awal dari sistem absensi yang akan

dijalankan pada PT. Kemenangan Jaya antara lain yaitu :

2.1.2.7 Siapa saja orang yang akan mempergunakan

aplikasi absensi ini?

2.1.2.8 Siapa yang akan menjadi operator dan administrator

yang akan mengelola dan memelihara sistem absensi ini?

2.1.2.9 Input dan output yang diharapkan dari

aplikasi absensi ini?

2.1.2.10 Seberapa efektif aplikasi absensi ini dapat

membantu kinerja pegawai dalam perusahaan?

2.1.2.11 Berapa lama aplikasi ini akan dibuat?

2.1.2.12 Berapa estimasi biaya yang dibutuhkan

dalam pembuatan aplikasi absensi ini?

2.1.2.13 Objek-objek apa saja yang ada dan akan

ditambahkan dalam aplikasi absensi ini?

Page 86: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

86

2.1.2.8 Spesifikasi perangkat dan alat apa saja yang

dibutuhkan dalam mendukung pembuatan aplikasi

absensi ini?

Dari berbagai macam pertanyaan ini, kemudian dapat

diambil intisari kebutuhan seperti apa yang harus dipenuhi oleh

sistem aplikasi absensi ini. Setelah itu penulis melanjutkan pada

langkah berikutnya, yaitu tahap perencanaan.

2.1.6 Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan suatu pendefinisian

tentang sumber daya yang akan menunjang dan mandukung

pengelolaan dan pemeliharaan aplikasi absensi ini, ketepatan

waktu dalam penyelesaian pembuatan aplikasi absensi, dan

informasi lain yang berhubungan dengan pembaharuan atau

pengembangan sistem secara menyeluruh yang akan berjalan

pada perusahaan Kemenangan Jaya.

3. Analisis Resiko

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko,

baik manajemen maupun teknis. Tahap ini merupakan tahap penelitian

untuk merancang atau memperbaiki suatu sistem dan akan

diimplementasikan dalam hal ini pada PT. Kemenangan Jaya, dengan

cara penguraian masalah dari suatu sistem informasi secara utuh ke

dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang ada,

Page 87: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

87

kesempatan, peluang, keuntungan, hambatan, dan identifikasi

segala kebutuhan untuk sistem yang sedang dianalisa.

Selama proses analisis resiko, setiap resiko yang

teridentifikasi diperhitungkan secara bergantian dan

penilaian mengenai besarnya probabilitas dan keseriusan

probabilitas tersebut pun dibuat (Sommerville, 2000:82).

Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dituliskan beberapa

resiko yang mungkin akan dihadapi pada tahap pembuatan

dan pengimplementasian aplikasi absensi karyawan ini :

No. Resiko Probabilitas Efek

1 Waktu pengerjaan yang relatif singkat Sedang Dapat

ditolerir

Diusulkan perubahan teradap persyaratan yang

2 menuntut dilakukannya perancangan ulang secara Sedang Serius

besar-besaran

3 Case tool tidak dapat diintegrasikan Tinggi Dapat

ditolerir

4 Perancangan database, tampilan, input dan output,

Tinggi Serius

dan laporan absensi

Database yang digunakan pada sistem tidak dapat

5 memproses transaksi per detik sebanyak yang Sedang Serius

Diharapkan

Komponen perangkat lunak yang harus dipakai ulang

6 mengandung kelemahan yang membatasi Sedang Serius

Fungsionalitasnya

7 Pelanggan tidak memahami dampak perubahan

Sedang Dapat

System ditolerir

Tabel 3.1 Analisis Resiko Aplikasi Sistem Absensi

Page 88: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

88

Analisa resiko yang coba penulis perkirakan dalam

pembuatan aplikasi absensi ini yaitu analisa dalam resiko

teknis yang mengidentifikasikan berbagai hal yang berkaitan

dengan resiko yang ada pada tahap perancangan aplikasi

seperti spesifikasi perangkat yang digunakan, desain interface

aplikasi, verifikasi, implementasi, dan pemeliharaan.

Dalam kegiatan analisa ini penulis mengumpulkan data

serta tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan kegiatan

analisa. diantaranya, yaitu:

3. Analisa dan Deskripsi Sistem Lama

Tujuannya yaitu untuk menganalisa dan mengetahui

sistem lama yang telah berjalan pada PT. Kemenangan

Jaya sebelumnya dan mendeskripsikan sistem lama

tersebut sehingga dapat diketahui kekurangan dan

kelebihan dari sistem yang ada termasuk didalamnya

profil dari perusahaan PT. Kemenangan Jaya.

4. Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi

Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi jenis

permasalahan yang dihadapi, mengetahui

penyebab timbulnya masalah dalam sistem yang

sedang berjalan, dan menciptakan suatu solusi

untuk memperbaiki sistem yang ada.

Page 89: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

89

Alternatif Penyelesaian Masalah

Tujuannya yaitu untuk memberikan usulan

penyelesaian masalah yang ada pada PT.

Kemenangan Jaya dengan membuat usulan sistem

yang baru dengan metode pendekatan sistem

berorientasi objek, yakni dengan membuat :

Use case Diagram

Sequence Diagram

Class Diagram

Flow Map, sebagai indikasi prosedur arus data pada

sistem yang akan diterapkan dan analisa masukan

Analisa Masukan dan Keluaran, untuk

mengetahui data apa saja yang menjadi

masukan dan keluaran data yang berjalan.

5. Perekayasaan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau

lebih representasi dari aplikasi tersebut.. Dalam tahap

perekayasaan ini Penulis menggunakan beberapa tools

(alat) dalam membuat rancangan sistem, yaitu antara lain :

2.2.3 Kebutuhan Umum Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk merancang suatu

kebutuhan/requirement dari sistem yang diharapkan mampu

Page 90: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

90

untuk menghasilkan keluaran sesuai dengan yang

diharapkan pelanggan dalam hal ini PT. Kemenangan

Jaya termasuk didalamnya fungsionalitas dan

pengguna dari sistem aplikasi absensi ini.

2.2.4 Pengembangan Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk merancang lingkungan yang

akan digunakan dalam pengembangan program, yang

meliputi jenis perangkat lunak (software) yang

digunakan, sistem operasi yang digunakan, dan

spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan.

2. Perancangan Sistem Baru

Dalam melakukan perancangan sistem, penulis

menggunakan notasi UML sebagai case tool dalam

perekayasaan sistem yang didalamnya terdapat identifikasi

objek yang terkait dalam perancangan aplikasi absensi ini.

3. Perancangan Database

Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian penulis

merancang databasenya dengan menggunakan alat bantu

Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan

hubungan antar entitas yang ada. Untuk mengefisiensikan

dan mengefektifkan serta menghindari data yang sama,

dalam basis data penulis juga melakukan normalisasi.

Page 91: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

91

4. Perancangan Antarmuka

Setelah tabel dalam bentuk normal selesai dirancang

barulah penulis melakukan rancangan antarmuka program baik

untuk input dan output.

3. Konstruksi dan Peluncuran

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji,

memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika

seluruh obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka

tahap selanjutnya adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang

telah selesai didesain ke dalam kode bahasa pemrograman.

Bahasa pemrograman yang penulis gunakan ialah Borland Delphi

5 sebagai pembuatan aplikasi sistemnya dan menggunakan

aplikasi perancangan database MS SQL Server 2000.

2.3.3 Evaluasi Pelanggan

Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi sistem pada saat sistem tersebut telah selesai dibuat dan diimplementasikan. 2. Menarik Kesimpulan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik

dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi

Page 92: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

92

perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan dan

diimplementasikan selama masa pemasangan.

Metode pengembangan perangkat lunak spiral ini diambil sebagai metode

pengembangan sistem karena :

3. Model ini menjadi sebuah pendekatan yang realistis bagi

perkembangan sistem dan perangkat lunak berskala besar,

karena perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak

dan pengembang serta pemakai memahami dan bereaksi

lebih baik terhadap resiko dari setiap tingkat evolusi.

4. Pada model spiral didalamnya terdapat suatu fase manajemen

resiko (pertimbangan resiko secara eksplisit) yang sangat cocok

diterapkan dalam pengembangan sistem ini yang dapat mengurangi

tingkat kesalahan sistem, skala dan kompleksitas dari pengerjaan

sistem dapat diketahui lebih awal, dan menjadi suatu acuan dalam

melakukan langkah-langkah pengembangan sistem selanjutnya.

5. Model spiral memungkinkan pengembang menggunakan

pendekatan protipe pada setiap keadaan di dalam evolusi produk,

dimana model ini menjaga pendekatan langkah demi langkah

secara sistematik seperti yang diusulkan oleh permodelan waterfall,

tetapi memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif yang secara

realistis merefleksikan dunia nyata (Pressman, 1997:50).

Page 93: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

93

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa dan Deskripsi Sistem Lama

Sistem absensi yang saat ini digunakan di PT. Kemenangan Jaya adalah

sistem manual yang mengharuskan setiap pegawai atau pelaku pengabsenan

membubuhkan tanda-tangan pada tempat yang disediakan atau juga dengan

menggunakan alat absensi manual dimana setiap pegawai memiliki kartu absensi

yang akan ditandai dengan menggunakan penanda alat absensi pada saat

kedatangan dan kepulangan.

Admin/pegawai pengurus data absensi karyawan mencetak sebuah kartu

absensi untuk seorang pegawai, dimana di dalam kartu absensi tersebut terdapat

beberapa keterangan tentang nama pegawai, ID pegawai, daftar kehadiran, daftar

kepulangan, tanggal, dan keterangan yang diisi secara manual.

Proses absensi dilakukan setiap jam kedatangan dan jam kepulangan.

Kartu absensi diletakkan pada tempat absensi yang disediakan yang kemudian

kartu tersebut dipergunakan untuk mencetak jam kedatangan dan kepulangan pada

sebuah mesin cetak absensi. Setelah pegawai selesai melakukan proses presensi,

kartu tersebut diletakkan kembali pada tempat awal yang tersedia. Kemudian

disetiap bulannya admin melakukan rekapitulasi/pengumpulan dan pemindahan

data absensi tersebut ke dalam database manual (hardcopy) yang akan

dipergunakan sebagai arsip data absensi karyawan.

Page 94: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

94

Berdasarkan hasil survei dan interview yang dilakukan

mengenai prosedur pengabsenan pegawai, tahapan yang dilakukan

PT. Kemenangan Jaya dalam tahap presensi ini adalah sebagai

berikut :

1. Admin mencetak lembar kartu absensi pegawai

2. Lembar kartu absensi diserahkan pada pihak

manajemen personalia untuk divalidasi

3. Lembar kartu absensi tersebut diserahkan pada

masing-masing pegawai untuk melakukan absensi

4. Admin/staff personalia merekap dan mendata semua

lembar kartu absensi pegawai.

5. Admin/staff personalia melakukan penginputan secara

manual pegawai yang telah melakukan proses presensi

berdasarkan data pada lembar kartu absensi.

6. Data absensi pegawai ter-update.

7. Admin/staff personalia menyerahkan laporan data

hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk

divalidasi.

4.1.1 Profil Perusahaan PT. Kemenangan Jaya

Dalam membangun dan mengelola suatu

perusahaan yang mampu untuk bersaing dan berkompetensi

dengan perusahaan lain, setiap perusahaan mempunyai visi

dan misi yang jelas, dan untuk mencapainya diperlukan

Page 95: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

95

struktur organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang

mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri.

Demikian juga PT.

Page 96: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

96

BAB V

PENUTUP

Bab ini adalah bab penutup yang menguraikan kesimpulan dari

penulisan skripsi ini serta saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang

terkait atas pembuatan aplikasi absensi karyawan ini.

5.9. Kesimpulan

1. Perubahan sistem absensi manual menjadi suatu sistem yang

terkomputerisasi dengan penambahan sistem barcode dilakukan agar

tingkat kesalahan dalam melakukan absensi dapat diminimalisir dan dapat

memberikan pelayanan lebih baik serta hasil keluaran atau laporan yang

dibutuhkan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Sistem aplikasi absensi yang baru ini akan lebih

memudahkan proses kontrol absensi kehadiran karyawan dan

mampu memberikan laporan akhir absensi yang dibutuhkan.

3. Dengan sistem pendataan absensi karyawan

terkomputerisasi ini, bagian pendataan karyawan dapat

dengan cepat dalam melakukan penginputan data dan

memberikan kemudahan dalam pencarian data karyawan.

4. Aplikasi absensi karyawan dengan metode barcode ini akan

memberikan kemudahan dalam melakukan pendataan kehadiran

Page 97: PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA.pdf

97

karena adanya interface aplikasi dan penggunaannya yang user

friendly.

5.3. Saran

1. Bagi yang berminat untuk pengembangan selanjutnya, sebaiknya dilakukan

dengan menggunakan metode lain seperti Smart Handkey-CR atau dengan

Fingerprint Scan System.

2. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan bisa diterapkan pada semua

Operating System seperti Linux dan FreeBSD.

3. Harus dilakukan pelatihan bagi admin, terutama yang menggunakan aplikasi ini dan

adanya petugas khusus yang akan memelihara aplikasi ini, sehingga kinerja aplikasi ini

dapat berjalan dengan baik.

4. Database sistem ini minimal satu atau dua minggu sekali di backup oleh pihak

yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut, dalam hal ini perlu adanya

suatu back office yang bertanggung jawab akan entri data, pemeriksaan data

untuk menghindari hilangnya database jika terjadi suatu kesalahan, maupun

kejadian lain yang tidak diharapkan dan di luar kemampuan kita untuk

menghindarinya seperti bencana alam.

5. Untuk implementasi awal (1 sampai 2 bulan pertama), setiap hari database

harus dikontrol untuk menghindari ketidakteraturan database yang ada untuk

menghindari terjadinya human error dalam penggunaan system.