Bantuan Hidup Dasar

7
I. MEMINTA PERTOLONGAN Apakah yang anda lakukan jika menemukan seseorang pasien gawat darurat ? 1. amankan penderita 2. hubungi Ambulans dengan telepon nomor 118 3. tertibkan masyarakat 4. lakukan prosedur gawat darurat Cara memanggil Mobil Ambulans : Putar nomor telepon 118, Telepon : (021) 687089 – 65303118 Fax : (021) 585652 Lalu sebutkan : nama, nomor telepon, lokasi korban, jenis penyakit (sakit, kecelakaan lalin.kerja, kriminalitas), keadaan korban, dan jumlah korban II. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support) Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung. Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan Hidup†(Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat dihindari seperti nampak dari tabel dibawah ini : Keterlambatan kemungkinan berhasil 1 menit 98 dari 100 4 menit 50 dari 100 10 menit 1 dari 100 Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD. Yang harus dilakukan pada BHD adalah : a. Airway (jalan nafas) b. Breathing (pernafasan) c. Circulation (jantung dan pembuluh darah)

Transcript of Bantuan Hidup Dasar

Page 1: Bantuan Hidup Dasar

I. MEMINTA PERTOLONGAN

Apakah yang anda lakukan jika menemukan seseorang pasien gawat darurat ?1. amankan penderita2. hubungi Ambulans dengan telepon nomor 1183. tertibkan masyarakat4. lakukan prosedur gawat daruratCara memanggil Mobil Ambulans :Putar nomor telepon 118, Telepon : (021) 687089 – 65303118 Fax : (021) 585652Lalu sebutkan :nama, nomor telepon, lokasi korban, jenis penyakit (sakit, kecelakaan lalin.kerja, kriminalitas), keadaan korban, dan jumlah korban

II. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support)

Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung. Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan Hidup†� (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat dihindari seperti nampak dari tabel dibawah ini :Keterlambatan kemungkinan berhasil 1 menit 98 dari 1004 menit 50 dari 10010 menit 1 dari 100Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD.

Yang harus dilakukan pada BHD adalah :

a. Airway (jalan nafas)b. Breathing (pernafasan)c. Circulation (jantung dan pembuluh darah)

A. AIRWAY Menilai jalan nafas dan pernafasan :Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing baikBila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulitLakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-RabaObstruksi jalan nafasMerupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang baik.

a. Obstruksi totalPada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar atau dalam keadaan tidak

Page 2: Bantuan Hidup Dasar

sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi total.- Bila penderita masih sadarPenderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi.b. Obstruksi parsial

Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi)- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur.- Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok- Penyempitan di larink atau trakhea-stridor

Pengelolaan Jalan nafasa. Penghisapan (suction) – bila ada cairanb. Menjaga jalan nafas secara manualBila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai := Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher.= Angkat rahang (jaw thrust)

III. BREATHING DAN PEMBERIAN OKSIGENBila Airway sudah baik, belum tentu pernafasan akan baik sehingga perlu selalu dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita sudah adekuat atau belum.

1. Pemeriksaan Fisik penderita.a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah :Dewasa : 12-20 kali/menit (20)Anak-anak : 15-30 kali/menit (30)Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau <10 kali/menitb. Sesak Nafas (dyspnoe)Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan :- Penderita mengeluh sesak- Bernafas cepat (tachypnoe)- Pemakaian otot pernafasan tambahan- Penderita terlihat ada kebiruan

2. Pemberian Oksigena. Kanul hidung (nasal canule)b. Masker oksigen (face mask)

Page 3: Bantuan Hidup Dasar

3. Pernafasan Buatan (artificial ventilation) Bila diperlukan, pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara :a. Mouth to mouth ventilation ( mulut ke mulut )Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara paru saat ekspirasi).Frekuensi Ventilasi BuatanDewasa 10-20 x/menitAnak 20 x/menitBayi 20 x/menitb. Mouth to mask ventilationc. Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, “Bagging†�)

IV. CIRCULATION1. Umum a. Frekuensi denyut jantungFrenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-80/menit.b. Penentuan denyut nadipada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.

2. Henti jantungGejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas. Pada perabaan nadi tidak ditemukan a.karotis yang berdenyut.Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan.

V. RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP)

1. langkah-langkah yang haurs diambil pada sebelum memulai RJP :( American Heart association)a. Tentukan tingkat kesadaran (respon penderita) :Dilakukan dengan menggoyang penderita, bila penderita menjawab, maka ABC dalam keadaan baik.b. panggil bantuanbila petugas sendiri, maka jangan mulai RJP sebelum memanggil bantuan, c. Posisi PenderitaPenderita harus dalam keadaan terlentang, bila dalam keadaan telungkup penderita di balikkan. d. Periksa pernafasanPeriksa dengan inspeksi, palpasi dan aiskultasi. Pemeriksan ini paling lama 3-5 detik.

Page 4: Bantuan Hidup Dasar

Bila penderita bernafas penderita tidak memerlukan RJPe. Berikan pernafasan buatan 2 kali.Bila pernafasan buatan pertama tidak berhasil, maka posisi kepala diperbaiki atau mulut lebih dibuka. Bila pernafasan buatan kedua tidak berhasil (karena resistensi/tahanan yang kuat), maka airway harus dibersihkan dari obstruksi ( heimlich manouvre, finger sweep)f. Periksa pulsasi a, karotis (5-10 detik)Bila ada pulsasi, dan penderita bernafas, dapat berhentiBila ada pulsasi dan penderita tidak bernafas diteruskan nafas buatanBila tidak ada pulsasi dilakukan RJP

2. Tehnik Resusitasi jantung paru (Cardiopulmonary Resusitation) RJP dapat dilakukan oleh 1 atau 2 orang.a. posisi penderitapenderita dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, backboard,short spine board). b. posisi petugasposisi petugas berada setinggi bahu penderita bila akan melakukan RJP 1 orang, bila penderita dilantai, petugas berlutut seinggi bahu, disisi kanan penderita. Posisi paling ideal sebenernya adalah dengan ‘menunggangi’ penderita, namun sering dapat diterima oleh keluarga penderita.c. tempat kompresi Tepatnya 2 inci diatas prosesus xifoideus pada tengah sternum. Jari-jari kedua tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada penderita.Pada bayi tekanan dilakukan dengan 2 atau 3 jari, pada garis yang menghubungkan kedua putting susud. KompresiDilakukan dengan meluruskan siku, beban pada bahu, bukan pada siku. Kompresi dilakukan sedalam 3-5 cm. cara lain untuk memeriksa pulsasi a, karotis yang seharusnya ada pada setiap kompresi.e. Perbandingan Kompresi-VentilasiPada dewasa (2 dan 1 petugas) 15 : 2 anak, maupun bayi, perbandingan kompresi-ventilasi adalah 5:1, ini akan menghasilkan kurang lebih 12 kali ventilasi setiap menitnya, pada dewasa dalam satu menit dilakukan 4 siklus.f. Memeriksa pulsasi dan pernafasan Pada RJP 1 orang, pemeriksaan dilakukan setiap 4 siklus (setiap 1 menit).Pada RJP 2 orang, petugas yang melakukan ventilasi dapat sekaligus pemeriksaan pulsasi karotis, setiap beberapa menit dapat dihentikan RJP untuk memeriksa apakah denyut jantung sudah kembali.Tanda-tanda keberhasilan tehnik RJP :Nadi karotis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan, kulit yang tadinya berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah. Bila denyut karotis sudah timbul teratur, maka kompresi dapat di hentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas spontan.

Page 5: Bantuan Hidup Dasar

g. Menghentikan RJPBila RJP dilakukan dengan efektif, kematian biologis akan tertunda. RJP harus dihentikan tergantung pada :- lamanya kematian klinis- prognosis penderita (ditinjau dari penyebab henti jantung)- penyebab henti jantung (pada henti jantung karena minimal listrik 1 jam)sebaiknya keputusan menghentikan RJP diserahkan kepada dokter.

h. Komplikasi RJP- Patah tulang iga, sering terjadi terutama pada orang tua. RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada tulang yang patah. Patah tulang iga mungkin terjadi bila posisi tangan salah- Perdarahan pada perut, disebabkan karena robekan hati atau limpa.