BAMBANG NURDIANSYAH G 701 13 160_TUGAS KULTUR JARINGAN (MAKALAH).pdf

10
TUGAS KULTUR JARINGAN PENGAPLIKASIAN KULTUR JARINGAN DIBERBAGAI BIDANG OLEH, BAMBANG NURDIANSYAH G 701 13 160 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI NON REGULER UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2015

Transcript of BAMBANG NURDIANSYAH G 701 13 160_TUGAS KULTUR JARINGAN (MAKALAH).pdf

  • TUGAS KULTUR JARINGAN

    PENGAPLIKASIAN KULTUR JARINGAN

    DIBERBAGAI BIDANG

    OLEH,

    BAMBANG NURDIANSYAH

    G 701 13 160

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN FARMASI NON REGULER

    UNIVERSITAS TADULAKO

    TAHUN 2015

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat

    dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

    kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun. Dan semoga Dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca dan teman-teman.

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan di bidang

    farmasi, pertanian dan produksi, adalah penting untuk mengadopsi teknologi

    baru yang memberikan hasil optimal. Salah satu perkembangan yang paling

    penting dalam produksi tanaman herbal, pertanian dan pangan adalah kultur

    jaringan. Para ahli mencatat bahwa kultur jaringan sangat penting dalam

    propagasi massa dan dalam pengembangan bahan tanam dengan sifat

    ekologis yang kuat. Selanjutnya, kultur jaringan banyak memecahkan

    masalah dalam ilmu obat tradisional, pertanian seperti meningkatkan

    metabolit sekunder dari tanaman, penanaman musim dan lain-lain.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah

    pengetahuaun dan diharpakan dapat bermanfaat bagi pembaca.

    1.3 Metode Penulisan

    Dalam penulisan makalah ini, menggunakan metode kepustakaan

    dengan membaca buku-buku dan membuka website yang berhubungan

    dengan Kultur Jaringan.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Kultur Jaringan

    Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari

    tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta

    menumbuhkannya dalam kondisi aseptik. Sehingga bagian-bagian tersebut

    dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap

    kembali.

    Kultur jaringan dalam bahasa Inggris disebut sebagai tissue culture.

    Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang

    mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Dengan demikian, kultur jaringan

    dapat berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman

    baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Untuk melakukan kultur

    jaringan banyak digunakan jaringan meristem dari tumbuhan.

    Orang pertama yang membuktikan teori totipotensi sel adalah

    Haberlant pada tahun 1902. Penelitian ini didasari oleh teori sel dan

    pemikiran bahwa setiap sel tumbuhan di dalam medium dan lingkungan

    yang cocok pada hakekatnya mampu mengadakan regenerasi membentuk

    organ yang sama atau membentuk organisme serupa.

  • 2.2 Prinsip Dasar Kultur Jaringan

    Prinsip dasar kultur jaringan berpegangan pada teori sel dari Schwan

    dan Schleiden pada tahun 1834. Teori sel atau yang lebih dikenal dengan

    teori totipotensi menyatakan bahwa setiap sel tanaman hidup mempunyai

    informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk dapat

    tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh jika kondisinya sesuai. Sel-

    sel tersebut merupakan kesatuan biologis terkecil yang mempunyai

    kemampuan untuk mengadakan berbagai aktivitas hidup, seperti:

    metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan beregenerasi.

    2.3 Pengaplikasian Kultur Jaringan Dalam Berbagai Bidang

    Banyak metode dalam teknik kultur jaringan, selain untuk tujuan

    pokok yaitu perbanyakan dalam jumlah besar dan cepat juga metode-metode

    untuk tujuan pemuliaan tanaman, menghasilkan jenis tanaman yang baru

    yang kita inginkan.

    Adapun pengaplikasian Kultur Jaringan diantara ialah ;

    1. Dalam Bidang Farmasi

    Untuk produksi bahan-bahan farmasi dimana sel-sel kultur juga

    menghasilkan persenyawaan-persenyawaan yang dibutuhkan manusia

    dengan tingkat produksi per-unit berat kering yang setara atau lebih

    tinggi dari tanaman asalnya.

    2. Dalam Bidang Pertanian

    Manfaat kultur jaringan dibidang pertanian adalah ;

  • 1. Pembentukan tumbuhan tahan hama

    2. Pembuatan tumbuhan yang mampu menambat nitrogen

    3. Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya

    4. Pembiakan tanaman unggul tahan hama

    5. Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat

    6. Mengatasi terbatasnya lahan pertanian

    2.4 Tahapan Kultur Jaringan

    Sebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman, kegiatan

    yang pertama harus dilakukan adalah memilih bahan induk yang akan

    diperbanyak. Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya

    serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan

    sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus

    di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan sehat

    dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu

    dikulturkan secara in-vitro.

    2.5 Inisiasi Kultur

    Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah

    pembuatan kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi

    pertumbuhan baru (Wetherell, 1976). Ditambahkan pula menurut Yusnita,

    2004, bahwa pada tahap ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik.

    Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas

    dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga

  • diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan

    baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian

    tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi)

    pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell, 1976).

    Untuk mendapakan kultur yang bebas dari kontaminasi, eksplan harus

    disterilisasi. Sterilisasi merupakan upaya untuk menghilangkan kontaminan

    mikroorganisme yang menempel di permukaan eksplan. beberapa bahan

    kimia yang dapat digunakan untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah

    NaOCl, CaOCl2, etanol, dan HgCl2.

    Kesesuaian bagian tanaman untuk dijadikan eksplan, dipengaruhi oleh

    banyak faktor. Tanaman yang memiliki hubungan kekerabatan dekat pun,

    belum tentu menunjukkan rspon in-vitro yang sama (Wetherell, 1976).

    Penggunaan eksplan yan tepat merupakan hal penting yang juga harus

    diperhatikan pada tahap ini. Umur fisiologis dan ontogenetik tanaman

    induk, serta ukuran eksplan bagian tanaman yang digunakan sebagai

    eksplan, merupakan faktor penting dalam tahap ini. Bagi kebanyakan

    tanaman, eksplan yang sering digunakan adalah tunas pucuk (tunas apikal)

    atau mata tunas lateral pada potongan batang berbuku. Namun belakangan

    ini, eksplan potongan daun yang dulunya hanya digunakan untuk tanaman-

    tanaman herba, seperti violces, begonia, petunia dan tomat, ternyata dapat

    digunakan juga untuk tanaman-tanaman berkayu seperti Ficus lyrata,

    Annona squamosa, dan melinjo. Eksplan yang dapat digunakan untuk

    memperbanyak tanaman Anthurium sendiri diantaranya adalah tunas pucuk,

  • daun, tangkai daun muda, tangkai bunga, spate, spandik, biji, ruas batang

    dan anther.

    Umur fisiologis dan umur ontogenetik jaringan tanaman yang

    dijadikan eksplan juga berpengaruh terhadap potensi morfogenetiknya.

    Umumnya, eksplan yang berasal dari tanaman juvenile mempunyai daya

    regenerasi tinggi untuk membentuk tunas lebih cepat dibandingakan dengan

    eksplan yang berasal dari tanaman yang sudah dewasa.

    Masalah yang sering dihadapi pada kultur tahap ini adalah terjadinya

    pencokelatan atau penghitaman bagian eksplan (browning). Hal ini

    disebabkan oleh senyawa fenol yang timbul akibat stress mekanik yang

    timbul akibat pelukaan pada waktu proses isolasi eksplan dari tanaman

    induk. Senyawa fenol tersebut bersifat toksik, menghambat pertumbuhan

    atau bahkan dapat mematikan jaringan eksplan.

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Kultur jaringan merupakan metode untuk mengisolasi bagian

    dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan

    dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat

    memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.

    2. Untuk menerapkan sistem kultur jaringan terdapat 5 tahapan yang

    perlu dilakukan agar diperoleh hasil yang memuaskan.

    3. Dengan adanya kultur jaringan, kita dapat memperoleh manfaat, yaitu

    dapat melakukan pembitbitan secara massal dalam waktu yang relatif

    singkat.

    4. Meskipun terdapat banyak keunggulan dengan menerapkan kultur

    jaringan, kita tetap perlu mengkaji lebih lanjut mengenai sistem ini

    karena memiliki kelemahan juga.

  • DAFTAR PUSATKA

    1. Diakses 12 Mei 2http://kustiawan-fpk.web.unair.ac.id/artikel_detail-2015,

    1996-Tugas%20Kuliah-

    PENERAPAN%20KULTUR%20JARINGAN%20DALAM%20BIOTEK

    NOLOGI%20PERTANIAN.html

    2. Sridianti, http://www.sridianti.com/manfaat-kultur-jaringan-pertanian.html