Meto (a) - Athiyah - G 701 11 003

24
ANALISIS PEMANIS BUATAN (SAKARIN DAN SIKLAMAT) DALAM JAMU GENDONG DI PASAR MANONDA PALU OLEH : ATHIYAH G 701 11 003 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2013

Transcript of Meto (a) - Athiyah - G 701 11 003

  • ANALISIS PEMANIS BUATAN (SAKARIN DAN SIKLAMAT)

    DALAM JAMU GENDONG DI PASAR MANONDA PALU

    OLEH :

    ATHIYAH

    G 701 11 003

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS TADULAKO

    PALU

    2013

  • i

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi ........................................................................................ i

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................. 1

    B. Rumusan masalah ...................................................................... 2

    C. Tujuan ........................................................................................ 2

    D. Manfaat ..................................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Bahan Tambahan Pangan .......................................................... 4

    B. Pemanis ..................................................................................... 5

    C. Jamu............................................................................................ 12

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Alat dan Bahan .......................................................................... 14

    1. Alat ...................................................................................... 14

    2. Bahan ................................................................................... 14

    B. Waktu Penelitian ....................................................................... 15

    C. Tempat Penelitian ...................................................................... 15

    D. Analisis Data ............................................................................. 15

    1. Pengolahan Data .................................................................. 15

    2. Analisis data ........................................................................ 15

    E. Rencana Penelitian .................................................................... 15

    F. Metode kerja .............................................................................. 16

    G. Skema kerja ............................................................................... 18

    Daftar pustaka ........................................................................................ 21

  • i

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan adalah suatu hal yang sangat berharga dalam hidup. Salah satu

    yang dilakukan untuk menjaga kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan

    yang bergizi. Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi akan mampu memberikan

    efek yang baik bagi tubuh. Sementara dengan mengkonsumsi makanan yang tidak

    mengandung nilai gizi akan memberikan efekyang tidak baik bagi tubuh. Maka dari

    itu setiap makanan atau minuman yang dikonsumsi harus benar-benar dicermati.

    Untuk bisa memberikan kebutuhan gizi yang tercukupi, masyarakat biasanya

    mengkonsumsi tambahan suplemen. Suplemen merupakan suatu tambahan

    multivitamin yang bisa berupa tablet, serbuk sachet, atau dalam bentuk cair

    (minuman). Bagi masyarakat yang berada dipedesaan, keberadaan suplemen sangatlah

    asing, yang mampu mereka lakukan untuk bisa mencukupi kebutuhan gizi dan

    menjaga kesehatannya adalah dengan mengganti suplemen dengan obat-obatan

    tradisional seperti jamu.

    Jamu merupakan minuman tradisional yang diramu khusus dari tumbuhan

    tertentu untuk kesehatan manusia. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian

    dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, maupun

    buah. Jamu diolah dengan cara tradisional yang sederhana yaitu diolah dengan cara

    direbus (digodhog) dan kemudian diperas. Setiap penjual jamu berbeda-beda terhadap

    jamu yang dijualnya karena dibuat sendiri dan terkenal dengan sebutan jamu gendong

    karena dijual dengan cara di gendong. Masyarakat luas masih percaya bahwa dengan

    mengkonsumsi jamu tidak akan menimbulkan efek samping. Ini dikarenakan dalam

    jamu tidak adatambahan bahan-bahan kimia sehingga efek samping dari

    pengkonsumsian jamudirasa tidak ada.

    Namun, seiring perkembangan teknologi, jamu dalam skala industri juga

    dimanfaatkan oleh penjual jamu untuk turut serta menjualnya sebagai tambahan untuk

    dijual bersama-sama jamu gendong yang mereka jual. Sehingga memberikan pengaruh

    1

  • 2

    pengaruh terhadap jamu gendong yang dijual. Penggunaan bahan tambahan

    merupakan salah satu faktor ketidaknyamanan terhadap jamu akhir akhir ini. Salah

    satunya yaitu pemanis buatan yang berfungsi untuk menambah rasa manis. Pemanis

    buatan yang banyak digunakan yaitu berupa sakarin dan siklamat. Sakarin dalam

    pengkonsumsian yang lebih mampu memutuskan plasenta pada bayi, menimbulkan

    alergi pada anak-anak dan memacu pertumbuhan tumor karsinogen. Sedangkan

    siklamat juga mengganggu kesehatan, diantaranya tremor (penyakit syaraf), migrain

    dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi,

    diare, sakit perut,alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.

    Sakarin dan siklamat merupakan pemanis buatan yang tidak berkalori dan

    sangat dianjurkan dikonsumsi bagi orang yang sedang diet.Namun apakah tepat jika

    sakarin dan siklamat ini dikonsumsi bagi orangyang tidak sedang diet dan dalam

    keadaan kesehatan yang normal. Sesuatuhal yang digunakan tidak pada tempatnya

    pasti akan memberikan hasilyang tidak baik, termasuk pengkonsumsian sakarin dan

    siklamat oleh masyarakat secara umumnya. Dampaknya bisa mengakibatkan efek

    kesehatan sebagaimana diatas. Melihat kerusakan dalam tubuh begitu berbahayanya

    efek sakarin dan siklamat, pengkonsumsian makanan dan minuman harus dicermati.

    Terlebih pada jamu, jamu yang merupakan suatu obat jangan sampai menjadi racun

    karena terdapatnya sakarin dan silamat dalam jamu.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu mengandung pemanis

    buatan (sakarin atau siklamat)?

    2. berapa kadarpemanis buatan (sakarin atau siklamat)dalam jamu gendong yang

    beredar di Pasar Manonda Palu mengandung?

    C. Tujuan

    1. Mengetahui ada atau tidaknya kandungan pemanis buatan (sakarin atau siklamat)

    pada jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.

    2. Mengetahui kadar pemanis buatan (sakarin atau siklamat) jika positif terdapat

    pada jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.

  • 3

    D. Manfaat

    1. Bagi Ilmu Kefarmasian

    Dapat mengetahui kandungan pemanis buatan (sakarin atau siklamat) pada

    jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.

    2. Bagi Konsumen

    Dapat memberikan informasi ada atau tidaknya penambahan pemanis buatan

    (sakarin atau siklamat) pada jamu gendong.

    3. Bagi Peneliti

    Dapat menambah pengetahuan tentang bahaya penggunaan bahan kimia pada

    jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.

  • 4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Bahan Tambahan Pangan

    1. Pengertian Bahan Tambahan Pangan

    Bahan tambahan pangan adalah suatu bahan yang keberadaannya sudah

    meluas di masyarakat. Keberadaan bahan tambahan pangan yang sudah meluas

    tidak membuat masyarakat memahami betul penggunaan dan pemanfaatan bahan

    tambahan pangan. Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang digunakan

    sebagai bahan tambahan dalam pangan. Pangan sendiri tidak terbatas pada

    makanan tetapi juga bisa berupa minuman (Anonim, 2011). Adapun pengertian

    dari bahan tambahan pangan sendiri antara lain:

    a) Bahan tambahan pangan adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu

    makanan yang mana bukan bagian dari gizi utama atau bahan-bahan dari

    makanan tersebut.

    b) Bahan tambahan pangan didefinisikan sebagai suatu zat yang tidak biasa

    digunakan sebagai bahan penyusun makanan itu sendiri,dengan sengaja

    digunakan untuk memenuhi suatu tujuan teknologi tertentuselama perlakuan

    atau proses, dan yang mana dengan tidak sengaja dan dengan teknik yang tidak

    dapat dihindari mungkin menghasilkan residu atau sisa di hasil akhir, yang tidak

    memberikan kerusakan kesehatan dan tidak mempunyai efek teknologi dalam

    hasil akhir

    c) Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No.772/Menkes/Per/IX/88

    No.1168/Menkes/Per/X/1999 Bahan tambahan pangan adalah bahan yang

    biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan

    komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang

    dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada

    pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan

    penyimpanan.

    2. Jenis-jenis bahan tambahan pangan

    Menurut Disrosier (1998), secara umum penggolongan bahan tambahan

    pangan terbagi menjadi 2 yaitu:

    4

  • 5

    a) Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam

    makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud

    penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu

    pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna, dan pengeras.

    b) Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang

    tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak

    sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama

    proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula

    merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan

    3. Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan

    Menurut Anonim (2011), bahan tambahan pangan yang digunakan hanya

    dapat dibenarkan apabila:

    a) Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam

    pengolahan.

    b) Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau

    yang tidak memenuhi persyaratan.

    c) Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan

    dengan cara produksi yang baik untuk pangan.

    d) Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.

    B. Pemanis

    1. Pengetian Pemanis

    Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan

    digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan

    makanan kesehatan. Pemanis adalah bahan tambahan makanan yang ditambahkan

    dalam makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Lidah adalah organ

    tubuh yang dapat membedakan rasa. Rasa manis dapat dirasakan pada ujung

    sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik,

    termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula. Sukrosa adalah bahan pemanis

    pertama yang digunakan secara komersial karena pengusahaannya paling

    ekonomis. Sekarang telah banyak diketahui bahwa bahan alami maupun sintetis

    bisa menghasilkan rasa manis. Bahan pemanis tersebut adalah karbohidrat,

  • 6

    protein, maupun senyawa sintetis yang bermolekul sederhana dan tidak

    mengandung kalori seperti bahan pemanis alami (Abdul Rohman, 2009).

    2. Jenis-Jenis Pemanis

    Pemanis (gula) terbagi menjadi 2 berdasarkan proses pembuatannya, yaitu

    gula alami dan gula sintetis (buatan).

    a) Gula alami/pemanis alami

    Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis

    yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta vulgaris L).

    Kedua jenis tanaman ini sering disebut gula alam atau sukrosa. Selain sukrosa

    ada jenis pemanis alami lain yang sering digunakan antara lain: laktosa, maltose,

    galaktosa, D-Glukosa, D-Fruktosa, Sorbitol, Manitol, Gliserol, Glisina. Gula

    alami ini tidak mengandung vitamin, tidak ada serat kasar, hanya sejumlah kecil

    mineral, akan tetapi tetap mengandung kalori 394 kkal dalam setiap 100 gram

    bahan (Anonim, 2011).

    Gula alami merupakan sumber kalori, semua bahan-bahan yang bernilai

    seperti vitamin dan mineral akan hilang selama proses pengolahan dan

    pemurnian. Sedangkan gula sintetis adalah bahan tambahan yang dapat

    memberikan rasa manis dalam makanan tetapi tidak memiliki nilai gizi. Gula

    sintetis adalah gula yang dibuat dengan bahan-bahan kimia di laboratorium atau

    dalam suatu industri dengan tujuan memenuhi produksi gula yang belum cukup

    dipenuhi oleh gula alami khususnya gula tebu.Contohnya: sakarin, siklamat,

    aspartam, dulsim, sorbitol sintetis dan nitro-propoksi-anilin (Anonim, 2011).

    Menurut peraturan menteri kesehatan RI Nomor

    208/Menkes/Per/IV/1985di antara semua pemanis buatan hanya beberapa yang

    diizinkan penggunaannya. Pemanis buatan yang dimaksud adalah sakarin, siklamat

    dan aspartam dengan jumlah yang dibatasi dengan dosis tertentu.

    Meskipun sakarin dan siklamat tergolong dalam bahan tambahan pangan

    yang diizinkan oleh pemerintah, namun kewaspadaan terhadap penggunaan jenis

    pemanis buatan tersebut perlu dilakukan. Mengingat tidak semua paham betul

    tentang bahan tambahan pangan, penggunaannya, dan pengolahan. Berbagai efek

  • 7

    negatif akan muncul jika penggunaan sakarin dan siklamat yang tidak sesuai aturan

    yang telah ditetapkan (Anonim, 2011).

    3. Fungsi pemanis buatan

    Penggunaan pemanis buatan sudah sangat banyak dimanfaatkan dalam

    hampir semua pangan baik dalam makanan atau minuman. Menurut Agus (2009),

    pemanis buatan ditambahkan ke dalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan

    antara lain:

    a) Sebagai pangan penderita diabetes melitus karena tidak menimbulkan

    kelebihan gula darah.

    b) Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan.

    Seseorang yang gemuk akan berusaha untuk mengindari makanan -

    makanan yang berasa manis. Gula dalam tubuh akan dimetabolisme dalam

    tubuh menjadi suatu energi atau kalori. Jika orang gemuk mengkonsumsi

    makanan makanan manis atau minuman manis maka akan menghasilkan

    energi atau kalori yang sangat banyak. Seandainya energi atau kalori ini tidak

    digunakan maka akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk cadangan makanan

    yang biasanya berupa lemak. Kemudian jika konsumsi gula sudah dicukupi oleh

    zat lain maka energi sisa atau kalori sisa juga akan tetap disimpan dalam bentuk

    lemak. Agar orang gemuk tetap bisa menikmati rasa manis maka orang yang

    gemuk sebaiknya mengkonsumsi makanan atau minuman dengan gula

    pengganti yaitu berupa pemanis buatan.

    c) Sebagai penyalut/penutup obat

    Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak enak, karena itu untuk menutupi

    rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat obat yang bersalut

    dengan tambahan pemanis buatan. Pemanis buatan lebih sering digunakan

    untuk penyalut obat karena umumnya bersifat higroskopis dan tidak

    menggumpal.

    d) Menghindari kerusakan gigi

    Pemanis sintetis memiliki rasa manis yang lebih tinggi dari pemanis alami

    sehingga pemakaian pemanis sintetis lebih sedikit dari pemanis alami. Dengan

    jumlah pemanis sintetis yang digunakan lebih sedikit maka tidak merusak gigi.

  • 8

    e) Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis sintetis

    digunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi, karena pemanis

    sintetis mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga harganya lebih

    murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi di alam.

    Penggunaan pemanis buatan sebenarnya ditujukan khusus bagi penderita

    diabetes ataupun konsumen dengan diet rendah kalori. Namun, dalam

    perkembangannya pemanis buatan digunakan pada makanan atau minuman yang

    dikonsumsi oleh masyarakat luas. Penggunaan sedikit bahan pemanis buatan

    mampu memberikan kemanisan yang berlipat-lipat dari kemanisan gula biasa.

    Dengan murah dan mudahnya mendapatkan bahan pemanis buatan terutama

    sakarin dan siklamat maka penggunaan sakarin dan siklamat dalam makanan dan

    minuman sudah meluas di masyarakat. Pemakaian bahan tambahan pangan dalam

    kehidupan sehari-hari sering dimanfaatkan tidak sesuai dengan fungsinya.

    Apalagi kebanyakan orang masih belum mengetahui secara dalam bagaimana

    penggunaan dan batas-batasan yang harus diketahui untuk menambahkan

    pemanis buatan dalam suatu pangan. Oleh karena itu pengawasan secara total

    diperlukan agar kita bisa mengindari dan mengatasi permasalahan yang berkaitan

    dengan penyalahgunaan penggunaan bahan tambahan pangan tersebut (Anonim,

    2011).

    4. Sakarin dan Siklamat

    a) Pengertian dan karakteristik sakarin

    Sakarin (C7H5NO3S) merupakan pemanis buatan yang mempunyai

    rasa manis 200-700 kali sukrosa (yang biasa disebut gula). Sakarin

    ditemukan dengan tidak sengaja oleh Fahbelrg dan Remsenpada tahun 1897.

    Ketika pertama kali ditemukan sakarin digunakan sebagaiantiseptik dan

    pengawet, tetapi sejak tahun 1900 sakarin digunakan sebagaipemanis. Nama

    lain dari sakarin adalah 2,3-dihidro-3-oksobenzisulfonasol, benzosulfimida,

    atau 0-sulfobenzimida, dan memiliki nama dagang antaralain: glucida,

    garantose, saccarinol, saccarinose, sakarol, saxin, sykose, dan hermesetas

    (Anonim, 2011).

  • 9

    Menurut Anonim (2011), Karakteristik sakarin:

    1) Sakarin berupa serbuk hablur, tidak berwarna atau berwarna putih, tidak

    berbau atau tidak memiliki aroma yang tajam.

    berbau atau tidak memiliki aroma yang tajam.

    2) Sakarin memiliki berat molekul 183.

    3) akarin larut dalam air mendidih , larutan etanol, larutan encer, ammonia,

    dan dalam larutan alkali.

    4) Memiliki titik didih 226 C - 230 C.

    5) Pada konsentrasi tinggi, sakarin akan menimbulkan rasa pahit-getir.

    Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena

    mempunyai sifat stabil, nilai kalori rendah dan harganya relatif murah.

    Selainitu, sakarin juga banyak digunakan untuk mengganti sukrosa untuk bagi

    penderita diabetes melitus atau untuk bahan pangan yang berkalori rendah.

    Penggunaan sakarin biasanya dicampur dengan bahan pemanis yanglain

    seperti siklamat, dengan maksud untuk menutupi rasa tidak enak (pahit-getir)

    dari sakarin dan bertujuan untuk lebih memperkuat rasa manis. Keuntungan

    yang sangat utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat terutama industri-

    industri makanan besar dari penggunaan sakarin yaitu didapatkankemanisan

    yang sangat tinggi hanya dengan penggunaan sakarin dalam jumlahyang

    sedikit. Sehingga ini akan sangat menguntungkan bagi industri tersebutdalam

    bidang perekonomian yaitu mampu menekan biaya produksi (Anonim, 2011).

    b) Pengertian dan karakteristik siklamat

    Siklamat merupakan jenis pemanis buatan yang memiliki kemanisan

    30 kali lebih manis daripada sukrosa. Siklamat pertama kali ditemukan

    dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda dari University of Illinois saat

    berusaha mensintesis obat antipiretik pada tahun 1937. Penggunaan siklamat

    pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa

    pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital. Sejak tahun 1950

    siklamat dikenal secara luas sebagai pemanis buatan dan ditambahkan ke

    dalam pangan dan minuman. Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk

    garamNatrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3H

    (Anonim, 2011).

  • 10

    Nama lain dari siklamat adalah Natrium Sikloheksilsulfamat atauNatrium

    Siklamat dengan nama dagang antara lain: assugrin, suracyl, atau sucrose.

    Siklamat bersifat mudah larut dalam air dan tahan terhadap panas. Berbeda

    dengan sakarin yang memiliki rasa manis dengan rasa pahit, siklamat hanya

    berasa manis tanpa adanya rasa pahit. Siklamat memiliki sifat yang tahan

    terhadap panas serta mudah larut terhadap air (Anonim, 2011).

    Menurut Anonim (2011), Karakteristik siklamat:

    1) Siklamat yang berbentuk garam Natrium siklamat merupakan serbuk

    kristalin putih dan tidak berbau.

    2) Garam siklamat (Natrium siklamat) akan mengering pada suhu 105C.

    3) Natrium siklamat tidak larut dalam alkohol, benzena, kloroform

    maupuneter tetapi larut dalam air dan bersifat netral.

    c) Batas maksimum penggunaan sakarin dan siklamat

    Dalam menentukan berapa batas maksimum penggunaan sakarin dan

    siklamat harus sesuai dengan badan yang berlaku. Organisasi kesehatan dunia

    (WHO) telah menetapkan batas-batas yang disebut ADI (Acceptable Daily

    Intake)atau kebutuhan per orang per hari. ADI dinyatakan dalam mg/kg berat

    badan dan didefinisikan sebagai jumlah bahan yang dapat masuk tubuh setiap

    harinya,meskipun dicerna setiap hari tetap bersifat aman dan tidak

    menimbulkan gangguan pada kesehatan atau efek keracunan dan risko

    lainnya. Untuk konsumsi maksimum sakarin yang di atur dalam ADI

    (Acceptable Daily Intake) atau kebutuhan per orang per hari adalah sebanyak

    0-5 mg per berat badan per hari dansiklamat 0-11 mg per berat badan per hari.

    Sementara kadar maksimum sakarindalam minuman 300 mg/L dan kadar

    maksimum siklamat dalam minuman 3gr/L.34 Pemanfaatan sakarin dan

    siklamat sebagai pemanis ditujukan kepada seseorang yang memiliki kadar

    kolestrol tinggi, sehingga sakarin dan siklamat ini merupakan suatu zat

    pemanis yang rendah kalori. Didalam makanan atau minuman yang di

    konsumsi oleh masyarakat luas, penggunaan sakarin dan siklamat harus dalam

    kadar yang sesuai (Arisman, 2011).

  • 11

    d) Efek Penggunaan Sakarin dan Siklamat

    Sejumlah zat aditif berdampak buruk pada sistem pencernaan, saraf,

    pernafasan , dan kulit. Gangguan pada saluran pencernaan berupa diare dan

    nyeri. Gangguan pada saraf ditandai oleh hiperreaktivitas, insomnia, dan

    irritable (iritasi). Gangguan saluran pernafasan berupa asma, rhinitis, dan

    sinusitis. Sementara gangguan pada kulit berupa urtikaria, gatal, kemerahan,

    dan pembengkakan. Penggunaan pemanis buatan yang melampaui batas

    maksimum penggunaannya dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Menurut

    Arisman (2009), efek penggunaan pemanis buatan bagi kesehatan dalam kadar

    yang melebihi batas:

    1) Sakarin

    Pengkonsumsian sakarin dalam dosis yang lebih mampu

    memutuskan plasenta pada bayi. Selain itu secara khusus pengkonsumsian

    sakarin akan menimbulkan dampak dermatologis bagi anak-anak yang

    alergi terhadap sulfamat kemudian akan memacu tumbuhnya tumor yang

    bersifat karsinogen. Sakarin dalam bentuk garam yaitu Natrium sakarin di

    dalam tubuh tidak mengalami metabolisme sehingga sakarin ini di

    ekskresikan melalui urin tanpa perubahan kimia. Bagaimanapun sakarin

    mampu keluar dari tubuh dalam bentuk utuh tetap saja akan ada zat-zat

    tesebut yang masih tertinggal di dalam tubuh. Tertinggalnya sakarin dalam

    tubuh ini karena tidak bisa di metabolisme oleh tubuh maka semakin lama

    akan mengalami penumpukan dalam tubuh dan mampu menjadi sesuatu

    yang berbahaya bagi tubuh.

    2) Siklamat

    Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan,

    diantaranya tremor (penyakit syaraf), migrain dan sakit kepala, kehilangan

    daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut,

    alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.Hasil

    metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamin yang bersifat karsinogenik.

    Oleh karena itu, ekskresi siklamat dalam urin dapat merangsang tumor dan

    mampu mneyebabkan atropi yaitu pengecilan testikular dan kerusakan

    kromosom. Pengkonsumsian siklamat dalam dosis yang lebih akan

    mengakibatkan kanker kandung kemih. Selain ituakan menyebabkan tumor

  • 12

    paru, hati, dan limfa. Sebagaimana sakarin yang tidak bisa dimetabolisme,

    senyawa sikloheksilamin yang merupakan senyawa hasil metabolisme

    siklamat dalam tubuh juga tidak bisa dicerna oleh tubuh. Senyawa ini

    dalam tubuh juga akan mengendap dan memicu berbagai sebagaimana

    yang telah disebutkan diatas.

    Sakarin dan siklamat merupakan pemanis buatan yang tidak berkalori dan

    sangat dianjurkan dikonsumsi bagi orang yang sedang diet. Namun apakah tepat

    jika sakarin dan siklamat ini dikonsumsi bagi orang yang tidak sedang diet dan

    dalam keadaan kesehatan yang normal. Sesuatu hal yang digunakan tidak pada

    tempatnya pasti akan memberikan hasilyang tidak baik, termasuk

    pengkonsumsian sakarin dan siklamat oleh masyarakat secara umumnya.

    Dampaknya bisa mengakibatkan efek kesehatan sebagaimana diatas (Anonim,

    2011).

    C. Jamu

    1. Pengertian jamu

    Jamu adalah sebutan obat tradisional Indonesia yang diramu dari bahan-

    bahan yang berasal dari tanaman dan dibuat dengan cara tradisional. Karena

    berasal dari tanaman, jamu disebut juga dengan herbal. Jamu merupakan minuman

    obat yang khas dengan rasa pahitnya namun ada jenis jamu yangrasanya tidak pahit

    seperti jamu kecutan (asam-gula) yang berasa masam dan manis, jamu kunir asam

    yang berasa masam-manis, dan jamu beras kencur yang berasa manis. Dari dulu

    jamu sering dijajakan berkeliling dari rumah ke rumah dengan cara di gendong.

    Makanya jamu terkenal dengan tambahan sebutan jamu gendong. Jamu gendong

    pada awalnya tersebar hanya di daerah pedesaan,sekarang penyebaran jamu

    gendong telah meluas sampai ke daerah perkotaan (Afiani, 2003).

    Jamu merupakan obat tradisional yang sudah tidak asing lagi di

    kalanganmasyarakat, baik ditingkat pedesaan maupun perkotaan. Keberadaan jamu

    sudah ada sejak lama dan merupakan suatu warisan leluhur yang sampai saat ini

    masih tersisa. Jamu merupakan minuman tradisional yang diramu khusus dari

    tumbuh - tumbuhan tertentu untuk kesehatan manusia. Jamu dibuat dari bahan-

    bahan alami,berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-

  • 13

    daunan dan kulit batang, maupun buah. Karena berasal dari tumbuh-tumbuhan ini

    maka jamu sering disebut juga dengan obat herbal. Jamu, khas dengan rasa

    pahitnya namun ada juga jenis jamu yang rasanya tidak pahit seperti jamu manisan

    (legen) yang berasa manis, jamu asam-jawa (kecutan) yang berasa masam, dan

    jamu kunir asam yang berasa masam. Selainitu jamu juga khas dengan kenaturalan

    bahan-bahan pembuatannya tanpa ada tambahan bahan-bahan kimia apapun.

    Dalam proses pembuatannya pun, jamudiolah dengan cara tradisional yang

    sederhana yaitu diolah dengan cara direbus (digodhog) dan kemudian diperas (Isti,

    2012).

  • 14

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Alat dan Bahan

    1. Alat

    a) Labu Erlenmeyer

    b) Corong pisah

    c) Pemanas Bunsen

    d) Gelas piala/gelas beker

    e) Penyaring

    f) Corong

    g) Penangas air

    h) Buret

    i) Statif dan klem

    j) Pipet tetes

    k) Cawan porselin

    l) Lempeng tipis aluminium silikagel G

    m) Bejana tertutup (chamber)

    n) Pipa kapiler/mikrokapiler

    o) Sinar UV

    2. Bahan

    a) H2SO4 10%

    b) Etil asetat

    c) Fase gerak (eluen): n-Butanol: etanol(40:4): NH4OH: air (1:9) + 2 tetes eter.

    d) Standar baku sakarin: 10 mL Sakarin + 10 mL airNa2SO4 anhidrit

    e) Pelarut NH4OH: H2O: etanol (5:5:10)

    f) Air suling

    g) HCl 10%

    h) BaCl2 10%

    i) NaNO2 10%

    j) Arang aktif

    k) HCl 5%

    l) Kloroform

    14

  • 15

    m) Etanol

    n) NaOH 0,1 N

    o) Indikator BTP

    B. Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan berlangsung selama 1 bulan.

    C. Tempat Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

    Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah..

    D. Analisis Data

    1. Pengolahan Data

    Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi, grafik dan diagram.

    2. Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputer menggunakan

    software statistik.

    E. Rencana Penelitian

    No. Rincian Kegiatan Program Pelaksanaan Bulan Ke-

    1 2 3

    1 Persiapan pelaksanaan program

    Studi pustaka

    Persiapan alat dan bahan

    2 Pelaksanaan program

    Pengambilan sampel di Pasar

    Manonda Palu

    Pengujian secara kualitatif

    pemanis buatan

    Pengujian secara kuantitatif

    pemanis buatan

    3 Pembuatan laporan

  • 16

    F. Metode Kerja

    1. Uji Kualitatif Pemanis Buatan

    a) Sakarin

    1) Dimasukkan 100 mL sampel dalam corong pisah, ditambah dengan

    H2SO4 10%.

    2) Dilakukan ekstraksi 1 kali dengan 25 ml etil asetat.

    3) Disaring lapisan etil asetat dengan Na2SO4 anhidrit dan ditampung

    dalam cawan.

    4) Dikeringkan filtrat di atas penangas air.

    5) Disiapkan lempeng tipis dengan ukuran yang sesuai camber yang

    6) berisi eluen.

    7) Ditotolkan standar sakarin pada lempeng tipis.

    8) Dilarutkan sampel yang telah dikeringkan dengan pelarut campuran

    NH4OH: H2O: etanol (5:5:10), beberapa tetes sampel ditotolkan pada

    lempengan dengan bantuan mikrokapiler (2-4 pengambilan).

    9) Lempengan dimasukkan dalam chamber kromatrografi hingga

    mencapai batas garis.

    10) Lempengan dikeringkan dan dilihat dibawah sinar UV.Warna ungu

    menunjukkan sampel positif mengandung sakarin.

    b) Siklamat

    1) Pendahuluan

    (a) Dimasukkan 25 ml sampel ke dalam gelas piala dan diencerkan

    dengan aquades dengan perbandingan 1 : 1

    (b) Ditambahkan sepucuk sendok arang aktif untuk menghilangkan

    warna contoh, kemudian sampel disaring.

    2) Pengujian

    (a) Ditambahkan 10 ml HCl 10% ke dalam filtrat dan ditambahkan10

    ml BaCl2 10%, kemudian dikocok.

    (b) Dibiarkan filtrat selama 30 menit, kemudian disaring dengankertas

    whatman 42 dan ditambahkan 10 ml Natrium Nitrit10%.

  • 17

    (c) Dipanaskan larutan di atas penangas air.Apabila timbul endapan

    putih, berarti Siklamat Positif.

    2. Uji Kuantitatif Pemanis Buatan

    a) Sakarin

    1) Dipipet 50 mL sampel dan ditambahkan 2 mL HCl 5%.

    2) Diekstraksi endapan sebanyak 3 kali dengan larutan campuran

    kloroform dan etanol masing-masing 30 mL, 20 mL, dan 20 mL.

    3) Dikeringkan hasil ekstraksi.

    4) Ditambahkan 50 mL aquadest.

    5) Dititrasi sampel dengan NaOH 0,1N menggunakan indikator BTB

    (Brom Thimol Blue).Titik akhir titrasi ditandai dengan warna biru

    sebagai pertanda bahwa zat-zat tersebut telah selesai bereaksi.

    b) Siklamat

    1) Dimasukkan 25 ml sampel ke dalam dalam gelas piala dan diencerkan

    dengan aquades perbandingan 1 : 1, kemudian ditambahkan sepucuk

    sendok arang aktif untuk menghilangkan warna contoh,kemudian

    sampel disaring.

    2) Ditambahkan 10 ml HCl 10% ke dalam filtrat dan ditambahkan 10ml

    BaCl2 10%, kemudian dikocok.

    3) Dibiarkan filtrat selama 30 menit, kemudian disaring dengan kertas

    whatman 42 dan ditambahkan 10 ml Natrium Nitrit 10%.

    4) Dipanaskan larutan di atas penangas air.Endapan yang

    terjadi,disaring,dicuci,dikeringkan,dan ditimbang.

  • 18

    G. Skema Kerja

    1. Analisis kualitatif pemanis buatan

    a) Sakarin

    100 Sampel di dalam corong pisah

    + H2SO4

    + Etil asetat

    Di ekstraksi 1 x

    Disaring dengan Na2SO4 anhidrit

    Filtrat

    Dikeringkan

    + campuran NH4OH: H2O:etanol(5:5:10)

    Sampel

    Ditotolkan pada lempeng KLT 4 kali

    denganpembanding standar sakarin

    Lempeng KLT dikeringkan

    Lempeng disinari dengan sinar UV

    Hasil

  • 19

    b) Siklamat

    1) Pendahuluan

    25mL sampel di dalam gelas piala

    diencerkan 1:1

    + sepucuk sendok arang aktif

    disaring

    Warna sampel hilang

    2) Pengujian

    Filtrat

    + 10mL HCl 10%,10mL BaCl210%

    dikocok

    dibiarkan 30 menit

    disaring

    + 10mL NaNO2 10%

    dipanaskan

    Endapan putih

    2. Analisis kuantitatif pemanis buatan

    a) Sakarin

    50mL sampel di dalam corong pisah

    + 2 mL HCl encer

    + 30 mL, 20 mL, 20 mL kloroform + etanol

    diekstraksi 3 kali

    Ekstrak eter

    dikeringkan

    + 50 mL aquadest

    + BTB

    Sampel warna merah muda

  • 20

    b) Siklamat

    100 mL sampel

    + 10mL HCl 10%,10mL BaCl2 10%

    diaduk dan dibiarkan selama 30 menit

    Endapan

    disaring

    dicuci dengan air

    Filtrat

    +10mL NaNO2 10%

    dipanaskan

    didiamkan selama 1 malam

    Endapan

    disaring

    dicuci

    dikeringkan

    ditimbang

    Hasil

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Limananti, Afiani Ika. Ramuan Cekok Sebagai Penyembuh Kurang Nafsu Makan Pada

    Anak : Suatu Kajian Etnomedisin dalam

    http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/46.pdf. Di akases 05 Juni 2013.

    Anonim, Analisis Adanya Kandungan Pemanis Buatan (Sakarin dan Siklamat) Pada

    Jamu Gendong di Pasar Gubug Grobogan dalam

    http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/119/jtptiain-gdl-dewilestar-5915-1-

    073711019.pdf. Di akases 05 Juni 2013.

    Arisman. Keracunan Makanan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

    2009.

    Krisno, Budianto Agus. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press. 2009.

    Purwaningsih, Isti. UKM Aneka Obat Tradisional (Jamu) dalam http://lppm.ub.ac.id/wrp-

    con/uploads/2012/03/12.-ISTI-P.pdf. Di akses 05 Juni 2013.

    Rohman, Abdul dan Sumantri, Analisis Makanan, Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press.

    W. Disrosier, Norman, Teknologi Pengawetan Pangan, terj. Muchdi Mulijohardjo

    Jakarta: UI Press,1998.

    .

    21

    DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanD. Manfaat

    BAB II LANDASAN TEORI A. Bahan Tambahan PanganB. PemanisC. Jamu

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan BahanB. Waktu PenelitianC. Tempat PenelitianD. Analisis DataE. Rencana PenelitianF. Metode KerjaG. Skema Kerja

    DAFTAR PUSTAKA