Meto (a) - Athiyah - G 701 11 003
-
Upload
andi-tri-kurniasari -
Category
Documents
-
view
122 -
download
7
Transcript of Meto (a) - Athiyah - G 701 11 003
-
ANALISIS PEMANIS BUATAN (SAKARIN DAN SIKLAMAT)
DALAM JAMU GENDONG DI PASAR MANONDA PALU
OLEH :
ATHIYAH
G 701 11 003
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2013
-
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi ........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 2
D. Manfaat ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Tambahan Pangan .......................................................... 4
B. Pemanis ..................................................................................... 5
C. Jamu............................................................................................ 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan .......................................................................... 14
1. Alat ...................................................................................... 14
2. Bahan ................................................................................... 14
B. Waktu Penelitian ....................................................................... 15
C. Tempat Penelitian ...................................................................... 15
D. Analisis Data ............................................................................. 15
1. Pengolahan Data .................................................................. 15
2. Analisis data ........................................................................ 15
E. Rencana Penelitian .................................................................... 15
F. Metode kerja .............................................................................. 16
G. Skema kerja ............................................................................... 18
Daftar pustaka ........................................................................................ 21
-
i
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu hal yang sangat berharga dalam hidup. Salah satu
yang dilakukan untuk menjaga kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi akan mampu memberikan
efek yang baik bagi tubuh. Sementara dengan mengkonsumsi makanan yang tidak
mengandung nilai gizi akan memberikan efekyang tidak baik bagi tubuh. Maka dari
itu setiap makanan atau minuman yang dikonsumsi harus benar-benar dicermati.
Untuk bisa memberikan kebutuhan gizi yang tercukupi, masyarakat biasanya
mengkonsumsi tambahan suplemen. Suplemen merupakan suatu tambahan
multivitamin yang bisa berupa tablet, serbuk sachet, atau dalam bentuk cair
(minuman). Bagi masyarakat yang berada dipedesaan, keberadaan suplemen sangatlah
asing, yang mampu mereka lakukan untuk bisa mencukupi kebutuhan gizi dan
menjaga kesehatannya adalah dengan mengganti suplemen dengan obat-obatan
tradisional seperti jamu.
Jamu merupakan minuman tradisional yang diramu khusus dari tumbuhan
tertentu untuk kesehatan manusia. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian
dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, maupun
buah. Jamu diolah dengan cara tradisional yang sederhana yaitu diolah dengan cara
direbus (digodhog) dan kemudian diperas. Setiap penjual jamu berbeda-beda terhadap
jamu yang dijualnya karena dibuat sendiri dan terkenal dengan sebutan jamu gendong
karena dijual dengan cara di gendong. Masyarakat luas masih percaya bahwa dengan
mengkonsumsi jamu tidak akan menimbulkan efek samping. Ini dikarenakan dalam
jamu tidak adatambahan bahan-bahan kimia sehingga efek samping dari
pengkonsumsian jamudirasa tidak ada.
Namun, seiring perkembangan teknologi, jamu dalam skala industri juga
dimanfaatkan oleh penjual jamu untuk turut serta menjualnya sebagai tambahan untuk
dijual bersama-sama jamu gendong yang mereka jual. Sehingga memberikan pengaruh
1
-
2
pengaruh terhadap jamu gendong yang dijual. Penggunaan bahan tambahan
merupakan salah satu faktor ketidaknyamanan terhadap jamu akhir akhir ini. Salah
satunya yaitu pemanis buatan yang berfungsi untuk menambah rasa manis. Pemanis
buatan yang banyak digunakan yaitu berupa sakarin dan siklamat. Sakarin dalam
pengkonsumsian yang lebih mampu memutuskan plasenta pada bayi, menimbulkan
alergi pada anak-anak dan memacu pertumbuhan tumor karsinogen. Sedangkan
siklamat juga mengganggu kesehatan, diantaranya tremor (penyakit syaraf), migrain
dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi,
diare, sakit perut,alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.
Sakarin dan siklamat merupakan pemanis buatan yang tidak berkalori dan
sangat dianjurkan dikonsumsi bagi orang yang sedang diet.Namun apakah tepat jika
sakarin dan siklamat ini dikonsumsi bagi orangyang tidak sedang diet dan dalam
keadaan kesehatan yang normal. Sesuatuhal yang digunakan tidak pada tempatnya
pasti akan memberikan hasilyang tidak baik, termasuk pengkonsumsian sakarin dan
siklamat oleh masyarakat secara umumnya. Dampaknya bisa mengakibatkan efek
kesehatan sebagaimana diatas. Melihat kerusakan dalam tubuh begitu berbahayanya
efek sakarin dan siklamat, pengkonsumsian makanan dan minuman harus dicermati.
Terlebih pada jamu, jamu yang merupakan suatu obat jangan sampai menjadi racun
karena terdapatnya sakarin dan silamat dalam jamu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu mengandung pemanis
buatan (sakarin atau siklamat)?
2. berapa kadarpemanis buatan (sakarin atau siklamat)dalam jamu gendong yang
beredar di Pasar Manonda Palu mengandung?
C. Tujuan
1. Mengetahui ada atau tidaknya kandungan pemanis buatan (sakarin atau siklamat)
pada jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.
2. Mengetahui kadar pemanis buatan (sakarin atau siklamat) jika positif terdapat
pada jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.
-
3
D. Manfaat
1. Bagi Ilmu Kefarmasian
Dapat mengetahui kandungan pemanis buatan (sakarin atau siklamat) pada
jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.
2. Bagi Konsumen
Dapat memberikan informasi ada atau tidaknya penambahan pemanis buatan
(sakarin atau siklamat) pada jamu gendong.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang bahaya penggunaan bahan kimia pada
jamu gendong yang beredar di Pasar Manonda Palu.
-
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bahan Tambahan Pangan
1. Pengertian Bahan Tambahan Pangan
Bahan tambahan pangan adalah suatu bahan yang keberadaannya sudah
meluas di masyarakat. Keberadaan bahan tambahan pangan yang sudah meluas
tidak membuat masyarakat memahami betul penggunaan dan pemanfaatan bahan
tambahan pangan. Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang digunakan
sebagai bahan tambahan dalam pangan. Pangan sendiri tidak terbatas pada
makanan tetapi juga bisa berupa minuman (Anonim, 2011). Adapun pengertian
dari bahan tambahan pangan sendiri antara lain:
a) Bahan tambahan pangan adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu
makanan yang mana bukan bagian dari gizi utama atau bahan-bahan dari
makanan tersebut.
b) Bahan tambahan pangan didefinisikan sebagai suatu zat yang tidak biasa
digunakan sebagai bahan penyusun makanan itu sendiri,dengan sengaja
digunakan untuk memenuhi suatu tujuan teknologi tertentuselama perlakuan
atau proses, dan yang mana dengan tidak sengaja dan dengan teknik yang tidak
dapat dihindari mungkin menghasilkan residu atau sisa di hasil akhir, yang tidak
memberikan kerusakan kesehatan dan tidak mempunyai efek teknologi dalam
hasil akhir
c) Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No.772/Menkes/Per/IX/88
No.1168/Menkes/Per/X/1999 Bahan tambahan pangan adalah bahan yang
biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang
dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada
pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan
penyimpanan.
2. Jenis-jenis bahan tambahan pangan
Menurut Disrosier (1998), secara umum penggolongan bahan tambahan
pangan terbagi menjadi 2 yaitu:
4
-
5
a) Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam
makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud
penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu
pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna, dan pengeras.
b) Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang
tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak
sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama
proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula
merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan
3. Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan
Menurut Anonim (2011), bahan tambahan pangan yang digunakan hanya
dapat dibenarkan apabila:
a) Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam
pengolahan.
b) Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau
yang tidak memenuhi persyaratan.
c) Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan
dengan cara produksi yang baik untuk pangan.
d) Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
B. Pemanis
1. Pengetian Pemanis
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan
makanan kesehatan. Pemanis adalah bahan tambahan makanan yang ditambahkan
dalam makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Lidah adalah organ
tubuh yang dapat membedakan rasa. Rasa manis dapat dirasakan pada ujung
sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik,
termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula. Sukrosa adalah bahan pemanis
pertama yang digunakan secara komersial karena pengusahaannya paling
ekonomis. Sekarang telah banyak diketahui bahwa bahan alami maupun sintetis
bisa menghasilkan rasa manis. Bahan pemanis tersebut adalah karbohidrat,
-
6
protein, maupun senyawa sintetis yang bermolekul sederhana dan tidak
mengandung kalori seperti bahan pemanis alami (Abdul Rohman, 2009).
2. Jenis-Jenis Pemanis
Pemanis (gula) terbagi menjadi 2 berdasarkan proses pembuatannya, yaitu
gula alami dan gula sintetis (buatan).
a) Gula alami/pemanis alami
Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis
yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta vulgaris L).
Kedua jenis tanaman ini sering disebut gula alam atau sukrosa. Selain sukrosa
ada jenis pemanis alami lain yang sering digunakan antara lain: laktosa, maltose,
galaktosa, D-Glukosa, D-Fruktosa, Sorbitol, Manitol, Gliserol, Glisina. Gula
alami ini tidak mengandung vitamin, tidak ada serat kasar, hanya sejumlah kecil
mineral, akan tetapi tetap mengandung kalori 394 kkal dalam setiap 100 gram
bahan (Anonim, 2011).
Gula alami merupakan sumber kalori, semua bahan-bahan yang bernilai
seperti vitamin dan mineral akan hilang selama proses pengolahan dan
pemurnian. Sedangkan gula sintetis adalah bahan tambahan yang dapat
memberikan rasa manis dalam makanan tetapi tidak memiliki nilai gizi. Gula
sintetis adalah gula yang dibuat dengan bahan-bahan kimia di laboratorium atau
dalam suatu industri dengan tujuan memenuhi produksi gula yang belum cukup
dipenuhi oleh gula alami khususnya gula tebu.Contohnya: sakarin, siklamat,
aspartam, dulsim, sorbitol sintetis dan nitro-propoksi-anilin (Anonim, 2011).
Menurut peraturan menteri kesehatan RI Nomor
208/Menkes/Per/IV/1985di antara semua pemanis buatan hanya beberapa yang
diizinkan penggunaannya. Pemanis buatan yang dimaksud adalah sakarin, siklamat
dan aspartam dengan jumlah yang dibatasi dengan dosis tertentu.
Meskipun sakarin dan siklamat tergolong dalam bahan tambahan pangan
yang diizinkan oleh pemerintah, namun kewaspadaan terhadap penggunaan jenis
pemanis buatan tersebut perlu dilakukan. Mengingat tidak semua paham betul
tentang bahan tambahan pangan, penggunaannya, dan pengolahan. Berbagai efek
-
7
negatif akan muncul jika penggunaan sakarin dan siklamat yang tidak sesuai aturan
yang telah ditetapkan (Anonim, 2011).
3. Fungsi pemanis buatan
Penggunaan pemanis buatan sudah sangat banyak dimanfaatkan dalam
hampir semua pangan baik dalam makanan atau minuman. Menurut Agus (2009),
pemanis buatan ditambahkan ke dalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan
antara lain:
a) Sebagai pangan penderita diabetes melitus karena tidak menimbulkan
kelebihan gula darah.
b) Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan.
Seseorang yang gemuk akan berusaha untuk mengindari makanan -
makanan yang berasa manis. Gula dalam tubuh akan dimetabolisme dalam
tubuh menjadi suatu energi atau kalori. Jika orang gemuk mengkonsumsi
makanan makanan manis atau minuman manis maka akan menghasilkan
energi atau kalori yang sangat banyak. Seandainya energi atau kalori ini tidak
digunakan maka akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk cadangan makanan
yang biasanya berupa lemak. Kemudian jika konsumsi gula sudah dicukupi oleh
zat lain maka energi sisa atau kalori sisa juga akan tetap disimpan dalam bentuk
lemak. Agar orang gemuk tetap bisa menikmati rasa manis maka orang yang
gemuk sebaiknya mengkonsumsi makanan atau minuman dengan gula
pengganti yaitu berupa pemanis buatan.
c) Sebagai penyalut/penutup obat
Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak enak, karena itu untuk menutupi
rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat obat yang bersalut
dengan tambahan pemanis buatan. Pemanis buatan lebih sering digunakan
untuk penyalut obat karena umumnya bersifat higroskopis dan tidak
menggumpal.
d) Menghindari kerusakan gigi
Pemanis sintetis memiliki rasa manis yang lebih tinggi dari pemanis alami
sehingga pemakaian pemanis sintetis lebih sedikit dari pemanis alami. Dengan
jumlah pemanis sintetis yang digunakan lebih sedikit maka tidak merusak gigi.
-
8
e) Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis sintetis
digunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi, karena pemanis
sintetis mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga harganya lebih
murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi di alam.
Penggunaan pemanis buatan sebenarnya ditujukan khusus bagi penderita
diabetes ataupun konsumen dengan diet rendah kalori. Namun, dalam
perkembangannya pemanis buatan digunakan pada makanan atau minuman yang
dikonsumsi oleh masyarakat luas. Penggunaan sedikit bahan pemanis buatan
mampu memberikan kemanisan yang berlipat-lipat dari kemanisan gula biasa.
Dengan murah dan mudahnya mendapatkan bahan pemanis buatan terutama
sakarin dan siklamat maka penggunaan sakarin dan siklamat dalam makanan dan
minuman sudah meluas di masyarakat. Pemakaian bahan tambahan pangan dalam
kehidupan sehari-hari sering dimanfaatkan tidak sesuai dengan fungsinya.
Apalagi kebanyakan orang masih belum mengetahui secara dalam bagaimana
penggunaan dan batas-batasan yang harus diketahui untuk menambahkan
pemanis buatan dalam suatu pangan. Oleh karena itu pengawasan secara total
diperlukan agar kita bisa mengindari dan mengatasi permasalahan yang berkaitan
dengan penyalahgunaan penggunaan bahan tambahan pangan tersebut (Anonim,
2011).
4. Sakarin dan Siklamat
a) Pengertian dan karakteristik sakarin
Sakarin (C7H5NO3S) merupakan pemanis buatan yang mempunyai
rasa manis 200-700 kali sukrosa (yang biasa disebut gula). Sakarin
ditemukan dengan tidak sengaja oleh Fahbelrg dan Remsenpada tahun 1897.
Ketika pertama kali ditemukan sakarin digunakan sebagaiantiseptik dan
pengawet, tetapi sejak tahun 1900 sakarin digunakan sebagaipemanis. Nama
lain dari sakarin adalah 2,3-dihidro-3-oksobenzisulfonasol, benzosulfimida,
atau 0-sulfobenzimida, dan memiliki nama dagang antaralain: glucida,
garantose, saccarinol, saccarinose, sakarol, saxin, sykose, dan hermesetas
(Anonim, 2011).
-
9
Menurut Anonim (2011), Karakteristik sakarin:
1) Sakarin berupa serbuk hablur, tidak berwarna atau berwarna putih, tidak
berbau atau tidak memiliki aroma yang tajam.
berbau atau tidak memiliki aroma yang tajam.
2) Sakarin memiliki berat molekul 183.
3) akarin larut dalam air mendidih , larutan etanol, larutan encer, ammonia,
dan dalam larutan alkali.
4) Memiliki titik didih 226 C - 230 C.
5) Pada konsentrasi tinggi, sakarin akan menimbulkan rasa pahit-getir.
Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena
mempunyai sifat stabil, nilai kalori rendah dan harganya relatif murah.
Selainitu, sakarin juga banyak digunakan untuk mengganti sukrosa untuk bagi
penderita diabetes melitus atau untuk bahan pangan yang berkalori rendah.
Penggunaan sakarin biasanya dicampur dengan bahan pemanis yanglain
seperti siklamat, dengan maksud untuk menutupi rasa tidak enak (pahit-getir)
dari sakarin dan bertujuan untuk lebih memperkuat rasa manis. Keuntungan
yang sangat utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat terutama industri-
industri makanan besar dari penggunaan sakarin yaitu didapatkankemanisan
yang sangat tinggi hanya dengan penggunaan sakarin dalam jumlahyang
sedikit. Sehingga ini akan sangat menguntungkan bagi industri tersebutdalam
bidang perekonomian yaitu mampu menekan biaya produksi (Anonim, 2011).
b) Pengertian dan karakteristik siklamat
Siklamat merupakan jenis pemanis buatan yang memiliki kemanisan
30 kali lebih manis daripada sukrosa. Siklamat pertama kali ditemukan
dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda dari University of Illinois saat
berusaha mensintesis obat antipiretik pada tahun 1937. Penggunaan siklamat
pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa
pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital. Sejak tahun 1950
siklamat dikenal secara luas sebagai pemanis buatan dan ditambahkan ke
dalam pangan dan minuman. Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk
garamNatrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3H
(Anonim, 2011).
-
10
Nama lain dari siklamat adalah Natrium Sikloheksilsulfamat atauNatrium
Siklamat dengan nama dagang antara lain: assugrin, suracyl, atau sucrose.
Siklamat bersifat mudah larut dalam air dan tahan terhadap panas. Berbeda
dengan sakarin yang memiliki rasa manis dengan rasa pahit, siklamat hanya
berasa manis tanpa adanya rasa pahit. Siklamat memiliki sifat yang tahan
terhadap panas serta mudah larut terhadap air (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), Karakteristik siklamat:
1) Siklamat yang berbentuk garam Natrium siklamat merupakan serbuk
kristalin putih dan tidak berbau.
2) Garam siklamat (Natrium siklamat) akan mengering pada suhu 105C.
3) Natrium siklamat tidak larut dalam alkohol, benzena, kloroform
maupuneter tetapi larut dalam air dan bersifat netral.
c) Batas maksimum penggunaan sakarin dan siklamat
Dalam menentukan berapa batas maksimum penggunaan sakarin dan
siklamat harus sesuai dengan badan yang berlaku. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) telah menetapkan batas-batas yang disebut ADI (Acceptable Daily
Intake)atau kebutuhan per orang per hari. ADI dinyatakan dalam mg/kg berat
badan dan didefinisikan sebagai jumlah bahan yang dapat masuk tubuh setiap
harinya,meskipun dicerna setiap hari tetap bersifat aman dan tidak
menimbulkan gangguan pada kesehatan atau efek keracunan dan risko
lainnya. Untuk konsumsi maksimum sakarin yang di atur dalam ADI
(Acceptable Daily Intake) atau kebutuhan per orang per hari adalah sebanyak
0-5 mg per berat badan per hari dansiklamat 0-11 mg per berat badan per hari.
Sementara kadar maksimum sakarindalam minuman 300 mg/L dan kadar
maksimum siklamat dalam minuman 3gr/L.34 Pemanfaatan sakarin dan
siklamat sebagai pemanis ditujukan kepada seseorang yang memiliki kadar
kolestrol tinggi, sehingga sakarin dan siklamat ini merupakan suatu zat
pemanis yang rendah kalori. Didalam makanan atau minuman yang di
konsumsi oleh masyarakat luas, penggunaan sakarin dan siklamat harus dalam
kadar yang sesuai (Arisman, 2011).
-
11
d) Efek Penggunaan Sakarin dan Siklamat
Sejumlah zat aditif berdampak buruk pada sistem pencernaan, saraf,
pernafasan , dan kulit. Gangguan pada saluran pencernaan berupa diare dan
nyeri. Gangguan pada saraf ditandai oleh hiperreaktivitas, insomnia, dan
irritable (iritasi). Gangguan saluran pernafasan berupa asma, rhinitis, dan
sinusitis. Sementara gangguan pada kulit berupa urtikaria, gatal, kemerahan,
dan pembengkakan. Penggunaan pemanis buatan yang melampaui batas
maksimum penggunaannya dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Menurut
Arisman (2009), efek penggunaan pemanis buatan bagi kesehatan dalam kadar
yang melebihi batas:
1) Sakarin
Pengkonsumsian sakarin dalam dosis yang lebih mampu
memutuskan plasenta pada bayi. Selain itu secara khusus pengkonsumsian
sakarin akan menimbulkan dampak dermatologis bagi anak-anak yang
alergi terhadap sulfamat kemudian akan memacu tumbuhnya tumor yang
bersifat karsinogen. Sakarin dalam bentuk garam yaitu Natrium sakarin di
dalam tubuh tidak mengalami metabolisme sehingga sakarin ini di
ekskresikan melalui urin tanpa perubahan kimia. Bagaimanapun sakarin
mampu keluar dari tubuh dalam bentuk utuh tetap saja akan ada zat-zat
tesebut yang masih tertinggal di dalam tubuh. Tertinggalnya sakarin dalam
tubuh ini karena tidak bisa di metabolisme oleh tubuh maka semakin lama
akan mengalami penumpukan dalam tubuh dan mampu menjadi sesuatu
yang berbahaya bagi tubuh.
2) Siklamat
Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan,
diantaranya tremor (penyakit syaraf), migrain dan sakit kepala, kehilangan
daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut,
alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.Hasil
metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamin yang bersifat karsinogenik.
Oleh karena itu, ekskresi siklamat dalam urin dapat merangsang tumor dan
mampu mneyebabkan atropi yaitu pengecilan testikular dan kerusakan
kromosom. Pengkonsumsian siklamat dalam dosis yang lebih akan
mengakibatkan kanker kandung kemih. Selain ituakan menyebabkan tumor
-
12
paru, hati, dan limfa. Sebagaimana sakarin yang tidak bisa dimetabolisme,
senyawa sikloheksilamin yang merupakan senyawa hasil metabolisme
siklamat dalam tubuh juga tidak bisa dicerna oleh tubuh. Senyawa ini
dalam tubuh juga akan mengendap dan memicu berbagai sebagaimana
yang telah disebutkan diatas.
Sakarin dan siklamat merupakan pemanis buatan yang tidak berkalori dan
sangat dianjurkan dikonsumsi bagi orang yang sedang diet. Namun apakah tepat
jika sakarin dan siklamat ini dikonsumsi bagi orang yang tidak sedang diet dan
dalam keadaan kesehatan yang normal. Sesuatu hal yang digunakan tidak pada
tempatnya pasti akan memberikan hasilyang tidak baik, termasuk
pengkonsumsian sakarin dan siklamat oleh masyarakat secara umumnya.
Dampaknya bisa mengakibatkan efek kesehatan sebagaimana diatas (Anonim,
2011).
C. Jamu
1. Pengertian jamu
Jamu adalah sebutan obat tradisional Indonesia yang diramu dari bahan-
bahan yang berasal dari tanaman dan dibuat dengan cara tradisional. Karena
berasal dari tanaman, jamu disebut juga dengan herbal. Jamu merupakan minuman
obat yang khas dengan rasa pahitnya namun ada jenis jamu yangrasanya tidak pahit
seperti jamu kecutan (asam-gula) yang berasa masam dan manis, jamu kunir asam
yang berasa masam-manis, dan jamu beras kencur yang berasa manis. Dari dulu
jamu sering dijajakan berkeliling dari rumah ke rumah dengan cara di gendong.
Makanya jamu terkenal dengan tambahan sebutan jamu gendong. Jamu gendong
pada awalnya tersebar hanya di daerah pedesaan,sekarang penyebaran jamu
gendong telah meluas sampai ke daerah perkotaan (Afiani, 2003).
Jamu merupakan obat tradisional yang sudah tidak asing lagi di
kalanganmasyarakat, baik ditingkat pedesaan maupun perkotaan. Keberadaan jamu
sudah ada sejak lama dan merupakan suatu warisan leluhur yang sampai saat ini
masih tersisa. Jamu merupakan minuman tradisional yang diramu khusus dari
tumbuh - tumbuhan tertentu untuk kesehatan manusia. Jamu dibuat dari bahan-
bahan alami,berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-
-
13
daunan dan kulit batang, maupun buah. Karena berasal dari tumbuh-tumbuhan ini
maka jamu sering disebut juga dengan obat herbal. Jamu, khas dengan rasa
pahitnya namun ada juga jenis jamu yang rasanya tidak pahit seperti jamu manisan
(legen) yang berasa manis, jamu asam-jawa (kecutan) yang berasa masam, dan
jamu kunir asam yang berasa masam. Selainitu jamu juga khas dengan kenaturalan
bahan-bahan pembuatannya tanpa ada tambahan bahan-bahan kimia apapun.
Dalam proses pembuatannya pun, jamudiolah dengan cara tradisional yang
sederhana yaitu diolah dengan cara direbus (digodhog) dan kemudian diperas (Isti,
2012).
-
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Labu Erlenmeyer
b) Corong pisah
c) Pemanas Bunsen
d) Gelas piala/gelas beker
e) Penyaring
f) Corong
g) Penangas air
h) Buret
i) Statif dan klem
j) Pipet tetes
k) Cawan porselin
l) Lempeng tipis aluminium silikagel G
m) Bejana tertutup (chamber)
n) Pipa kapiler/mikrokapiler
o) Sinar UV
2. Bahan
a) H2SO4 10%
b) Etil asetat
c) Fase gerak (eluen): n-Butanol: etanol(40:4): NH4OH: air (1:9) + 2 tetes eter.
d) Standar baku sakarin: 10 mL Sakarin + 10 mL airNa2SO4 anhidrit
e) Pelarut NH4OH: H2O: etanol (5:5:10)
f) Air suling
g) HCl 10%
h) BaCl2 10%
i) NaNO2 10%
j) Arang aktif
k) HCl 5%
l) Kloroform
14
-
15
m) Etanol
n) NaOH 0,1 N
o) Indikator BTP
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung selama 1 bulan.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah..
D. Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi, grafik dan diagram.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputer menggunakan
software statistik.
E. Rencana Penelitian
No. Rincian Kegiatan Program Pelaksanaan Bulan Ke-
1 2 3
1 Persiapan pelaksanaan program
Studi pustaka
Persiapan alat dan bahan
2 Pelaksanaan program
Pengambilan sampel di Pasar
Manonda Palu
Pengujian secara kualitatif
pemanis buatan
Pengujian secara kuantitatif
pemanis buatan
3 Pembuatan laporan
-
16
F. Metode Kerja
1. Uji Kualitatif Pemanis Buatan
a) Sakarin
1) Dimasukkan 100 mL sampel dalam corong pisah, ditambah dengan
H2SO4 10%.
2) Dilakukan ekstraksi 1 kali dengan 25 ml etil asetat.
3) Disaring lapisan etil asetat dengan Na2SO4 anhidrit dan ditampung
dalam cawan.
4) Dikeringkan filtrat di atas penangas air.
5) Disiapkan lempeng tipis dengan ukuran yang sesuai camber yang
6) berisi eluen.
7) Ditotolkan standar sakarin pada lempeng tipis.
8) Dilarutkan sampel yang telah dikeringkan dengan pelarut campuran
NH4OH: H2O: etanol (5:5:10), beberapa tetes sampel ditotolkan pada
lempengan dengan bantuan mikrokapiler (2-4 pengambilan).
9) Lempengan dimasukkan dalam chamber kromatrografi hingga
mencapai batas garis.
10) Lempengan dikeringkan dan dilihat dibawah sinar UV.Warna ungu
menunjukkan sampel positif mengandung sakarin.
b) Siklamat
1) Pendahuluan
(a) Dimasukkan 25 ml sampel ke dalam gelas piala dan diencerkan
dengan aquades dengan perbandingan 1 : 1
(b) Ditambahkan sepucuk sendok arang aktif untuk menghilangkan
warna contoh, kemudian sampel disaring.
2) Pengujian
(a) Ditambahkan 10 ml HCl 10% ke dalam filtrat dan ditambahkan10
ml BaCl2 10%, kemudian dikocok.
(b) Dibiarkan filtrat selama 30 menit, kemudian disaring dengankertas
whatman 42 dan ditambahkan 10 ml Natrium Nitrit10%.
-
17
(c) Dipanaskan larutan di atas penangas air.Apabila timbul endapan
putih, berarti Siklamat Positif.
2. Uji Kuantitatif Pemanis Buatan
a) Sakarin
1) Dipipet 50 mL sampel dan ditambahkan 2 mL HCl 5%.
2) Diekstraksi endapan sebanyak 3 kali dengan larutan campuran
kloroform dan etanol masing-masing 30 mL, 20 mL, dan 20 mL.
3) Dikeringkan hasil ekstraksi.
4) Ditambahkan 50 mL aquadest.
5) Dititrasi sampel dengan NaOH 0,1N menggunakan indikator BTB
(Brom Thimol Blue).Titik akhir titrasi ditandai dengan warna biru
sebagai pertanda bahwa zat-zat tersebut telah selesai bereaksi.
b) Siklamat
1) Dimasukkan 25 ml sampel ke dalam dalam gelas piala dan diencerkan
dengan aquades perbandingan 1 : 1, kemudian ditambahkan sepucuk
sendok arang aktif untuk menghilangkan warna contoh,kemudian
sampel disaring.
2) Ditambahkan 10 ml HCl 10% ke dalam filtrat dan ditambahkan 10ml
BaCl2 10%, kemudian dikocok.
3) Dibiarkan filtrat selama 30 menit, kemudian disaring dengan kertas
whatman 42 dan ditambahkan 10 ml Natrium Nitrit 10%.
4) Dipanaskan larutan di atas penangas air.Endapan yang
terjadi,disaring,dicuci,dikeringkan,dan ditimbang.
-
18
G. Skema Kerja
1. Analisis kualitatif pemanis buatan
a) Sakarin
100 Sampel di dalam corong pisah
+ H2SO4
+ Etil asetat
Di ekstraksi 1 x
Disaring dengan Na2SO4 anhidrit
Filtrat
Dikeringkan
+ campuran NH4OH: H2O:etanol(5:5:10)
Sampel
Ditotolkan pada lempeng KLT 4 kali
denganpembanding standar sakarin
Lempeng KLT dikeringkan
Lempeng disinari dengan sinar UV
Hasil
-
19
b) Siklamat
1) Pendahuluan
25mL sampel di dalam gelas piala
diencerkan 1:1
+ sepucuk sendok arang aktif
disaring
Warna sampel hilang
2) Pengujian
Filtrat
+ 10mL HCl 10%,10mL BaCl210%
dikocok
dibiarkan 30 menit
disaring
+ 10mL NaNO2 10%
dipanaskan
Endapan putih
2. Analisis kuantitatif pemanis buatan
a) Sakarin
50mL sampel di dalam corong pisah
+ 2 mL HCl encer
+ 30 mL, 20 mL, 20 mL kloroform + etanol
diekstraksi 3 kali
Ekstrak eter
dikeringkan
+ 50 mL aquadest
+ BTB
Sampel warna merah muda
-
20
b) Siklamat
100 mL sampel
+ 10mL HCl 10%,10mL BaCl2 10%
diaduk dan dibiarkan selama 30 menit
Endapan
disaring
dicuci dengan air
Filtrat
+10mL NaNO2 10%
dipanaskan
didiamkan selama 1 malam
Endapan
disaring
dicuci
dikeringkan
ditimbang
Hasil
-
21
DAFTAR PUSTAKA
Limananti, Afiani Ika. Ramuan Cekok Sebagai Penyembuh Kurang Nafsu Makan Pada
Anak : Suatu Kajian Etnomedisin dalam
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/46.pdf. Di akases 05 Juni 2013.
Anonim, Analisis Adanya Kandungan Pemanis Buatan (Sakarin dan Siklamat) Pada
Jamu Gendong di Pasar Gubug Grobogan dalam
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/119/jtptiain-gdl-dewilestar-5915-1-
073711019.pdf. Di akases 05 Juni 2013.
Arisman. Keracunan Makanan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
2009.
Krisno, Budianto Agus. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press. 2009.
Purwaningsih, Isti. UKM Aneka Obat Tradisional (Jamu) dalam http://lppm.ub.ac.id/wrp-
con/uploads/2012/03/12.-ISTI-P.pdf. Di akses 05 Juni 2013.
Rohman, Abdul dan Sumantri, Analisis Makanan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
W. Disrosier, Norman, Teknologi Pengawetan Pangan, terj. Muchdi Mulijohardjo
Jakarta: UI Press,1998.
.
21
DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanD. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI A. Bahan Tambahan PanganB. PemanisC. Jamu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan BahanB. Waktu PenelitianC. Tempat PenelitianD. Analisis DataE. Rencana PenelitianF. Metode KerjaG. Skema Kerja
DAFTAR PUSTAKA