Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
-
Upload
dhita-ariefta-p -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
1/12
BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT TENGGOROKAN
Bernapas adalah sebuah proses yang dilakukan oleh sebagian besar mahluk hidup di
muka bumi ini. Dalam prosesnya, bernapas juga memerlukan suatu sistem yang kita kenal
sebagai sistem pernapasan. Di dalam sistem pernapasan, kita memiliki apa yang disebut
sebagai saluran pernapasan. Saluran pernapasan merupakan sebuah saluran yang berawal
dari hidung ataupun mulut dan berakhir di paru-paru.
Saluran pernapasan kita terdiri dari saluran hidung , faring , laring , trakea , bronkus ,
bronkiolus dan alveolus. Saluran pernapasan ini bisa dibagi menjadi dua yaitu saluran
pernapasan atas dan juga saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas dimulai dari
saluran hidung hingga faring. Walaupun mempunyai sistem pertahanan tersendiri pada
saluran pernapasan, namun saluran pernapasan ini juga rentan terhadap berbagai macam penyakit, misalnya saja yang sering kita kenal sebagai infeksi saluran pernapasan.
enyebab infeksi ini bisa bermacam-macam dan salah satunya adalah bakteri. !da
berbagai macam bakteri yang bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan.
Bakteri-bakteri ini bisa menular melalui berbagai cara seperti melalui udara, droplet, air,
dan lain-lain. "erdapat beberapa bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan, diantaranya
Streptococcus, Mycobacterium tuberculosis, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenza, Corynebacterium diphtheriae, Mycoplasma pneumonia, Bordetella pertussis,
dan Legionella pneumophila.
2.1 Jenis-jenis Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
Streptococus
#ycobacterium tuberculosis
Stertococus pneumoniae
$aemophilus influen%a
#ycoplasma pneumoniae
&orynebacterium diphtheriae
Bordetella pertussis
'egionella pneumophila
2.2 Ciri – ciri dan Sifat Bakteri
Streptococos
Streptokokus adalah patogen penting karena banyak infeksi hebat yang
disebabkannya dan karena komplikasi yang mungkin terjadi setelah sembuh dari
infeksi akut. (omplikasi yang terjadi setelah infeksi streptokokus meliputi demam
reumatik dan glomerulonefritis akut.
Ciri-ciri Utama
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
2/12
• #ikroba bersifat )ram-positif, bentuk kokus dengan penataan tunggal,
berpasangan atau berantai. 'a%imnya bersifat fakultatif anaerob, katalase-
negatif dan fermentatif.
• #ikroba ini banyak ditemukan di alam dan juga sebagai mikroba
komensal pada hewan. Streptococcus yang bersifat patogen dapat
ditemukan pada kulit, mukosa mebran, traktus genitalis dan saluran
pencernaan.
Sifat Biakan
Beberapa galur Streptococcus hanya dapat tumbuh dalam keadaan anaerobik.
(elompok ini agak berbeda dengan Streptococcus lainnya yang la%imnya bersifat
anaerobik oleh karena tidak dapat mensintesis senyawa *heme+. (elompok
Streptococcus anaerobik ini tidak dapat mensintesis sitokrom dan dengan demikiantidak dapat melakukan fosforilasi oksidatif yang ditengahi oleh sitokrom-"S.
Berdasarkan sifat ini, maka untuk mengisolasi Streptococcus seringkali ditambahkan
inhibitor sitokrom yaitu Na-azide
ycobacteri!m t!berc!"osis
Ciri Utama ycobacteria
• Berbentuk batang halus, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan bersifat
aerobic.
#omponen ycobacteria
• #ikroba ini tidak menghasilkan eksotoksin. (andungan lipidnya sangat
tinggi /-0/1 dari berat kering2 bahan ini diduga sebagai penyebab
resistensi pertahanan humoral, desinfektans, larutan asam dan basa.
• Dinding sel yang tebal dari mycobacterium kaya akan asam mikolat dan
asam lemak lainnya, sehingga menyebabkan mikroba ini bersifat
hidrofobik dan bersifat impermeable terhadap %at warna.
• 'ipida yang terdapat pada mycobacterium ialah 3 !sam #ikolat, 'ilin D ,
#ikosida ,)likolipida.
Sifat ycobacteria
• "ermasuk kelompok bakteri bersifat tahan asam. "ermasuk pula dalam
golongan bakteri engurai karbohidrat yang dilaksanakan melalui proses
oksidasi.
Stertococ!s pne!moniae
Ciri – ciri !tama Stertococ!s pne!moniae
• (uman ini merupakan positif )ram berbentuk diplokokus dan seperti lanset. 4amun
pada perbenihan tua dapat nampak sebagai negatif )ram, tidak membentuk spora,
tidak bergerak tidak berflagel2. S. pneunomiae adalah anaerob fakultatif, larut dalam
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
3/12
empedu dan merupakan alfa hemolitis. Selubungnya terutama dibuat oleh jenis yang
virulen.
• S. pneunomiae tumbuh pada p$ normal, yaitu 5,6-5,7, dan jarang terlihat tumbuh
pada suhu di bawah 89& dan di atas 0:9&, melainkan tumbuh dengan suhu optimum
;5,89&. )lukosa dan gliserin meningkatkan perkembangbiakannya, tapi
bertambahnya pembentukan asam laktat dapat menghambat dan membunuhnya,
kecuali jika ditambahkan kalsium karbonat :1 untuk menetralkannya. Dalam
lempeng agar darah sesudah pengeraman selama 07 jam akan terbentuk koloni yang
bulat kecil dan dikelilingi %ona kehijau-hijauan identik dengan %ona yang dibentuk
oleh Streptococcus viridans. erbedaan antara S. pneumoniae dengan S. viridans
tersebut adalah sifat S. viridans yang lisis dalam larutan empedu :/1 otolisis2 atau
natrium desoksikholat 1 dalam waktu 8-:/ menit. neumokokus dapat dibedakan
dengan kokus lainnya, sebab kuman ini dihambat pertumbuhannya oleh optokhin.
Sifat Stertococ!s pne!moniae
• neumokokus tidak tahan terhadap sinar matahari langsung. enyimpanan bakteri ini
adalah baik jika dalam keadaan liofil. (uman ini lebih mudah mati dengan fenol,
$g&l, kalium permanganat dan antiseptikum lainnya dari pada #ikrokokus dan
Streptokokus lain. neumokokus juga rentan terhadap sabun, empedu, natrium oleat,
%at warna dan derivat kuinin. Sulfadia%in juga dapat menghambatnya, namun sering
terjadi resistensi sesudah beberapa hari.
$aemop%i"!s inf"!en&a
Ciri – ciri !m!m bakteri $aemop%i"!s inf"!en&a
• H. influenzae mempunyai ukuran :
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
4/12
• Sesuai dengan namanya, H. influenzae membutuhkan faktor-faktor
pertumbuhan yang terdapat di dalam darah yang dilepaskan ketika sel
darah merah mengalami lisis haemo@darah, philos@menyukai2. Aaktor-
faktor tersebut adalah faktor = hemin2, suatu derivat haemoglobin yangtermostabil, dan faktor nicotinamide-adenine-dinucleotide2 yang
termolabil. Spesies ini memerlukan salah satu atau kedua faktor
pertumbuhan tersebut.
• H. influenzae sangat peka terhadap disinfektan dan kekeringan. (uman ini
tumbuh optimum pada suhu ;59& dan p$ 5,0-5,7 dalam suasana &C :/1.
(uman ini juga tumbuh subur sebagai satelit Stafilokokus karena
Stafilokokus menghasilkan faktor .
ycop"asma pne!moniae
Ciri – ciri dan sifat ycop"asma pne!moniae
• #ikroorganisme ini mempunyai struktur yang sangat primitif dan
merupakan prokariota yang paling kecil yang masih dapat melakukan self replication. Bersifat sangat pleomorf karena spesies ini tidak memiliki
dinding sel peptidoglikan, ia memiliki tiga lapis membran sel yang
menggabungkan senyawa sterol, mirip dengan sel-sel eukariotik.
Mycoplasma pneumoniae merupakan bakteri gram negatif dengan ukuran
panjang : mm - m dan lebar /,: mm - /, m, berbentuk bundar agak
datar, pinggirnya bening transculent2, bagian tengah keruh dan granuler.
(uman tumbuh jauh ke dalam agar dan membentuk penampilan fried egg.
ermukaan koloni dapat mengadsorpsi sel darah merah, membentuk %ona
hemolisis. ertumbuhannya sangat lambat antara 8-:/ hari atau lebih.
Corynebacteri!m dip%t%eriae
Ciri – ciri !m!m dan sifat Corynebacteri!m dip%t%eriae
• (uman difteri berbentuk batang ramping berukuran :,8-8 um E /,8-: um,
tidak berspora, tidak bergerak, termasuk )ram positif, dan tidak tahan
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
5/12
asam. C. iphtheriae bersifat anaerob fakultatif, namun pertumbuhan
maksimal diperoleh pada suasana aerob. embiakan kuman dapat
dilakukan dengan perbenihan ai, perbenihan serum 'oeffler atau
perbenihan agar darah. ada perbenihan-perbenihan ini, strain mitis
bersifat hemolitik, sedangkan gravis dan intermedius tidak. Dibanding
dengan kuman lain yang tidak berspora, C. iphtheriae lebih tahan
terhadap pengaruh cahaya, pengeringan dan pembekuan. 4amun, kuman
ini mudah dimatikan oleh desinfektan.
Bordete""a pert!ssis
Ciri – ciri !m!m dan sifat Bordete""a pert!ssis
• Boredetella pertussis berbentuk coccobacillus kecil-kecil, terdapat sendiri-
sendiri, berpasangan, atau membentuk kelompok-kelompok kecil. adaisolasi primer, bentuk kuman biasanya uniform, tetapi setelah subkultur
dapat bersifat pleomorfik.Bentuk koloni pada biakan agar yaitu smooth,
cembung, mengkilap, dan tembus cahaya. Bentuk-bentuk filament dan
batang-batang tebal umum dijumpai. Simpai dibentuk tapi hanya dapat
dilihat dengan pewarnaan khusus, dan tidak dengan penggabungan simpai.
(uman ini hidup aerob, tidak membentuk $S, indol serta
asetilmetilkarbinol. Bakteri ini merupakan gram negative dan dengan
pewarnaan toluidin biru dapat terlihat granula bipolar metakromatik.
• ada Bordetella pertussis ditemukan dua macam toksin yaitu 3
• ndotoksin yang sifatnya termostabil dan terdapat dalam dinding sel
kuman. Sifat endotoksin ini mirip dengan sifat endotoksin-endotoksin
yang dihasilkan oleh kuman negative gram lainnya.
• rotein yang bersifat termolabil dan dermonekrotik. "oksin ini
dibentuk di dalam protoplasma dan dapat dilepaskan dari sel dengan
jalan memecah sel tersebut atau dengan jalan ekstraksi memakai 4a&l.
'egione""a pne!mop%i"a
Ciri - ciri !m!m dan sifat 'egione""a pne!mop%i"a
'egionella termasuk bakteri gram negative batang yang tidak meragi D-
glukosa, dan juga tidak meragi nitrat menjadi nitrit. (oloni bakteri ini
hidup subur menempel di pipa-pipa karet dan plastic yang berlumut dan
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
6/12
tahan kaporit dengan konsentrasi klorin 6 mgFl. legionella dapat hidup
pada suhu antara 8,5o& G 6;o& dan tumbuh subur pada suhu ;/o& G 08o&.
Bakteri ini termasuk bakteri aerobic dan tidak mampu menghidrolisis
gelatin ataupun memproduksi urease. Bakteri ini juga termausk bakteri
yang nonfermentatif. Bakteri ini juga tidak berpigmen dan tidak
berautofluoresensi. Selain itu bakteri ini juga merupakan en%im yang
mengkatalis proses redoks atau bisa juga disebut sebagai katalase positif
dan menghasilkan beta-laktamase
2.( )iagnosa "aboratori!m penyakit
$aemop%i"!s inf"!en&ae
Dalam mendiagnosis penyakit ini, dapat dipergunakan cairan serebrospinal,
sputum, dan cairan telinga sebagai bahah pemeriksaan. Dari bahan ini dibuat
preparat )ram, dan ditanam pada perbenihan agar coklat yang dieramkan dalam
suasana &C :/1. !da ; cara untuk mendiagnosanya, yaitu dengan
Staphylococcus strea! techni"ue, untuk mengasingkan H. influenzae# terutama
dari bahan-bahan yang tidak terkontaminasi dengan kuman-kuman lain seperti
cairan serebrospinal dan darah. &ara lain adalah dengan reaksi $uellung yang
khas sangat membantu diagnosis, kecuali untuk kuman-kuman tak bersimpai.
Sedangkan untuk menegakkan diagnosis meningitis, digunakan deteksi antigen
polisakarida simpai di dalam cairan tubuh.
• ycop"asma pne!moniae
Secara umum, terdapat beberapa cara untuk mendiagnosis M. %neumoniae pada
pasien terinfeksi, namun hanya beberapa cara yang efektif. )ambaran radiologik
paru dapat digunakan, tetapi tidak dapat digunakan sebagai patokan karena tidak
ada kelainan yang patognomomik dan cepat membaik dalam waktu yang relatif
singkat kurang dari seminggu. emeriksaan laboratorium dengan menghitungleukosit, namun biasanya leukosit penderita berada pada tingkat normal atau
sedikit meninggi. (emudian dapat pula dengan kultur dari sputum atau hapusan
tenggorokan, namun diperlukan waktu -; minggu hingga terdapat pertumbuhan
kuman. 'alu dengan pemeriksaan serologik yang umum digunakan saat ini adalah
pemeriksaan terhadap antibodi Hg# spesifik, antibodi Hg) spesifik, antibodi
fluoresense, inhibisi pertumbuhan, fiksasi komplemen, dan !glutinin dingin.
#etode yang dipakai untuk pemeriksaan serologik adalah fisa n%yme linked
immunosorbent assay2 atau H! n%yme Hmmuno !ssay2. 4amun dari semuanya,
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
7/12
diagnosis M. %neumoniae cepat dapat dilakukan dengan D4! probe test yang
mempunyai sensitivitas 561 dan sensitivitas >:,51 dibandingkan dengan kultur.
• Corynebacteri!m dip%t%eriae
Diagnosis klinik difteri tidak selalu mudah ditegakkan oleh klinikus-klinikus dan
sering terjadi salah diagnosis. $al ini terjadi karena strain C. iphtheriae baik
yang toksigenik maupun nontoksigenik sulit dibedakan, lagipula spesies
Corynebacterium yang lain pun secara morfologik mungkin serupa. (arena itu
bila pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan kuman khas difteri, maka hasil
presumtif adalah3 ditemukan kuman-kuman tersangka difteri. $al ini
menunjukkan pentingnya dilakukan diagnosis laboratorium secara mudah, cepat,
dan dengan hasil yang dipercaya untuk membantu klinikus. Walaipun demikian,
diagnosis laboratorium harus dianggap sebagai penunjang bukan pengganti
diagnosis klinik agar penanganan penyakit dapat cepat dilakukan. $apusan
tenggorok atau bahan pemeriksaan lainnya harus diambil sebelum pemberian obat
antimikroba, dan harus segera dikirim ke laboratorium.
Bordete""a pert!ssis
Diagnosis yang pasti tergantung pada diasingkannya Bordetella pertussis dari
penderita. $asil isolasi tertinggi diperoleh pada stadium kataral, dan kuman
pertusis biasanya tidak dapat ditemukan lagi setelah 0 minggu pertama sakit.
Bahan pemeriksaan berupa usapan nasofaring penderita atau dengan menampung
batuk secara langsung pada perbenihan. Hsolasi Bordetella pertussis dari bahan
klinik sangat bergantung pada transportasi dan pengolahan bahan tersbeut.
Bila diperlukan lebih dari jam sebelum bahan tersebut sampai di laboratorium,
sebaiknya bahan pemeriksaan tadi ditanam pada perbenihan Stuart
dimodifikasikan2. enambahan penicillin /,8-/,8 unitFml di dalam perbenihan
kedua adalah berguna untuk menghambat pertumbuhan kuman positif gram
saluran pernafasan, tanpa mengurangi pertumbuhan kuman pertusis.
Selain reaksi-reaksi biokimiawi, identifikasi Bordetella pertussis secara serologic
akan memastikan isolasi tersebut. ewarnaan antibody fluoresensi !A2 telah
dipakai untuk mengidentifikasi Bordetella pertussis pada preparat langsung
hapusan nasofaring dan untuk mengidentifikasi kuman-kuman yang tumbuh pada
perbenihan Bordet-gengou. &ara !A ini tidak dapat menggantikan isolasi kuman,
namun dapat mengidentifikasi kuman secara lebih cepat.
'egione""a pne!mop%i"a
'egionellosis sering menyebabkan gejala yang mirip dengan yang disebabkan
oleh organisme lain, termasuk jenis virus influen%a dan bakteri pneumonia
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
8/12
lainnya. Selain itu tes laboratorium khusus diperlukan untuk mengkonfirmasi
diagnosis tidak selalu diminta. Diagnosis tergantung pada tes laboratorium yang
sangat khusus yang melibatkan dahak pasien atau mendeteksi organism dalam
urin. "es laboratorium rutin tidak akan mengidentifikasi bakteri 'egionella.
Sedangkan sera serum2 telah digunakan baik untuk studi aglutinasi serta untuk
mendeteksi langsung dari bakteri dalam jaringan dengan menggunakan antibody
fluorescent-labelled. !ntibody spesifik pada pasien juga dapat ditentukan dengan
uji antibody fluoresen tidak langsung. 'HS! dan ter mikroaglutinasi juga telah
berhasil ditetapkan.
2.* Cara pencega%an dan pengobabatan.
ycobacteri!m
enggunaan obat mungkin tidak dapat diterapkan pada hewan. Cbat yang paling
ampuh dalam pengobatan tuberculosis adalah isonia%id. Cbat ini digunakan
bersama para-aminosalisilat atau ethambutol dan kadangkala bersama dengan
streptomycin merupakan *triple therapy+. engobatan dapat diberikan selam ;
tahun, namun untuk streptomycin pengobatan dilakukan untuk beberapa bulan
saja. Beberapa galur dapat menjadi resisten terhadap streptomycin dan gangguan
terhadap syaraf pendengaran dapat terjadi. Selain itu terdapat pula galur yang
resisten terhadap isonia%id. ?ifampin juga merupakan obat manjur dan dapat
digabung dengan ionia%id. enggabungan kedua obat ini sering diberikan pada
hewan penderita di kebun binatang.
Di lapangan, diagnosis dilakukan dengan uji tuberkulin yang didasarkan pada
*Delayed-hypersensitivity+. Beberapa macam tuberculin dapat digunakan,
semuanya mengandung protein mycobacterium yang menyebabkan hewan
terinfeksi menjadi hipersensitif . *Cld "uberculin+ menurut (och merupakan
filtrat dari biakan #. tuberculosis yang berumur 7 minggu.
• Streptococc!s pneumoniae +Pne!mokok!s,
enisilin merupakan obat yang sangat efektif. Iang berbahaya bila terjadi infeksi
sekunder oleh Stafilokokus yang resisten terhadap penisilin dan antibiotika
lainnya. Dosis yang lebih tinggi diperlukan untuk mengobati meningitis agar
dapat mencapai selaput otak. 4amun, akhir-akhir ini pneumokokus sudah resisten
terhadap banyak preparat antibiotika, misalnya tetrasiklin, eritromisin, dan
linkonmisin. eningkatan resistensi terhadap penisilin juga terlihat padaneumokokus yang diisolasi dari 4ew )uinea.
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
9/12
• Haemophilus influenzae
emilihan antibiotika yang akan digunakan dapat ditentukan dengan tes kepekaan
secara in vitro. (ebanyakan H. influenzae peka terhadap ampisilin,khloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamida dan kotrimoksasol, dan terapi dengan
salah satu atau kombinasi obat-obat ini, namun kepekaan kumannya sendiri dan
hasil suatu terapi tidak dapat diperkirakan. "erapi untuk anak atau bayi yang
terinfeksi meningitis karena $bi dapat diberikan deEamethasone atau campuran
dari cefotaEime sodiumFceftriaEone sodiumFampicillin dengan chloramphenicol.
Sementara untuk pencegahannya, dapat digunakan vaksin khas polisakarida
simpai vaksin ?2. Disarankan juga untuk menjaga pola hidup bersih di daerah
yang padat penduduk.
• Mycoplasma pneumoniae
engobatan
1.ntibiotika
M. %neumoniae secara invitro memperlihatkan sensitivitas terhadap ritromisin
dan "etrasiklin sebagai obat pilihan untuk infeksi M. %neumoniae. ada anak
dengan usia kurang dari :/ tahun, obat pilihan adalah ritromisin, sedangkan
"etrasiklin tidak dianjurkan karena memiliki efek samping pada anak. ?incian
dosisnya adalah sebagai berikut.Dewasa dengan berat badan J 6 kg 3
"etrasiklin :/// mgFhari dibagi 0 dosis
rotromisin :8// mgFhari dibagi 0 dosis
!nak-anak dengan berat badan K 8 kg 3
"etrasiklin 8 mgFkg BBFhari dalam 0 dosis
ritromisin ;/-8/ mgFkg BBFhari
Diberi selama -; minggu
emberian obat di atas dalam jangka waktu pendek menunjukkan hasil yang baik,
tapi mikroorganisme ini bisa tidak segera hilang dari sputum atau hapusan
tenggorokan, sehingga dapat mempengaruhi fungsi paru di kemudian hari. Cbat
baru yang sekarang ini banyak dipakai adalah ?oEytromycin, yang ternyata cukup
efektif terhadap M. %neumoniae dengan sedikit efek samping. Dosis yang
diberikan 8-:/ mgFkg BBFhari dibagi dalam dosis secara oral, diberikan selama
5-:0 hari.
2. Simtomatik yait! /
a. Hstirahat
b. !nalgetik atau !ntipiretik
c. !ntitussived. !supan cairan
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
10/12
Pencega%an
"idak ada cara spesifik untuk mencegah pertumbuhan penyakit ini. &ara yang
dapat ditempuh hanya berupa menjaga kebersihan diri, terutama kebiasaan
mencuci tangan, serta menghindari kontak langsung dengan pasien yang
terinfeksi.
• Corynebacterium diphtheria
1. Pengobatan
!ntitoksin difteri diproduksi dari kuda, yang pertama kali digunakan di !merika
Serikat pada tahun :7>:. engobatan difteri dilakukan dengan pemberian
antitoksin yang tepat jumlahnya dan juga cepat. !ntitoksin dapat diberikan setelah
diagnosis presumtif keluar, tanpa perlu menunggu diagnosis laboratorium. $al ini
dilakukan karena toksin dapat dengan cepat terikat pada sel jaringan yang peka,
dan sifatnya irreversibel karena ikatan tidak dapat dinetralkan kembali. Ladi
penggunaan antitoksin bertujuan untuk mencegah terjadinya ikatan lebih lanjut
dari toksin dalam sel jaringan yang utuh dan akan mencegah perkembangan
penyakit.
Selain antitoksin, umumnya diberi enisilin atau antibiotik lain seperti "etrasiklin
atau ritromisin yang bermaksud untuk mencegah infeksi sekunder
Streptococcus2 dan pengobatan bagi carrier penyakit ini. engobatan dengan
eritromisin secara oral atau melalui suntikan 0/ mg F kg F hari, maksimum, gram F hari2 selama :0 hari, atau penisilin prokain ) harian, intramuskular
;//./// M F hari untuk orang dengan berat :/ kg atau kurang dan 6//./// M F
sehari bagi mereka yang berat lebih dari :/ kg2 selama :0 hari.
2. Pencega%an
encegahan infeksi bakteri ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri
dan tidak melakukan kontak langsung dengan pasien terinfeksi. Selain itu,
imunisasi aktif juga perlu dilakukan. Hmunisasi pertama dilakukan pada bayi
berusia -; bulan dengan pemberian dosis !" &lum %recipitated 'o(oid 2
dikombinasikan dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis. Dosis kedua
diberikan pada saat anak akan bersekolah.Hmunisasi pasif dilakukan dengan
menggunakan antitoksin berkekuatan :///-;/// unit pada orang tidak kebal yang
sering berhubungan dengan kuman yang virulen, namun penggunaannya harus
dibatasai pada keadaan yang memang sanagt gawat. "ingkat kekebalan seseorang
terhadap penyakit difteri juga dapat diketahui dengan melakukan reaksi Schick.
• Bordetella pertussi
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
11/12
encegahan dilakukan dengan cara mencegah kontak langsung dengan penderita
dan dengan imunisasi. Dilakukan vaksinasi aktif pada bayi. Setiap bayi sebaiknya
menerima ; suntikan dari vaksin pertusis selama : tahun pertama diikuti serum
tambahan sampai jumlah keseluruhan.
ada saat ini, eritromisin merupakan obat pilihan. emberian antibiotika ini akan
menyingkirkan kuman-kuman tersebut dari nasofaring dan karenanya dapat
mempersingkat masa penularanFpenyebaran kuman.
Selain eritromisin, tetrasiklin, kloramfenikol dan ampisilin juga bermanfaat. &ara
pencegahan terbaik terhadap pertusis adalah dengan imunisasi dan dengan
mencegah kontak langsung dengan penderita. roteksi bayi terhadap pertusis
dengan vaksinasi aktif adalah penting karena komplikasi-komplikasi berat serta
morbiditas tertinggi terdapat pada usian ini.!ntibodi yang masuk melalui plasenta tidak cukup memberikan proteksi. aksin
yang dipergunakan biasanya merupakan kombinasi toksoid difteri dan tetanus
dengan vaksin pertusis vaksin D"2. Hmunitas yang diperoleh baik karena infeksi
alamiah maupun karena imunisasi aktif, tidak berlangsung untuk seumur hidup.
Lika penyakit berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. #ereka
ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. (eributan bisa
merangsang serangan batuk. Bisa pula dilakukan pengisapan lender dari
tenggorokan. ada kondisi yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru
melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Mntuk menggantikan cairan yang
hilang karena muntah, dan bayi biasanya tidak dapat makan karena batuk, maka
diberikan cairan melalui infus. )i%i yang baik sangat penting dan sebaiknya
makanan diberikan dalam porsi kecil namun sering.
• Legionella pneumophila
engobatan legionellosis dengan menggunakan antibiotic seperti eritromisin,
levaNuin atau a%itromisin bisa dikatakan cukup efektif dalam menangani penyakit
ini. Sedangkan makrolid a%itromisin2 atau fluoroNuinolones moEifloEacin2
merupakan pengobatan standar untuk pneumonia legionella pada manusia
encegahan perkembangan bakteri legionella bisa dilakukan dengan cara minimal
seminggu sekali dilakukan pemeriksaan penampungan air terhadap kerusakan
-
8/19/2019 Bakteri Penyebab Penyakit Tenggorokan
12/12
fisik, bau dan %at organic serta keberadaan serbuk-serbuk yang mengandung
legionella.
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tenggorokan atau penyakit saluran pernafasan
adalah 3
Streptococus
#ycobacterium tuberculosis
Stertococus pneumoniae
$aemophilus influen%a
#ycoplasma pneumoniae
&orynebacterium diphtheriae
Bordetella pertussis
'egionella pneumophila