BAKAL BAB IV.pdf

13
  BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisa dari alat yang dibuat. Pengujian yang dilakukan meliputi perangkat keras ( hardware ) sistem, perangkat lunak (software ) sistem dan juga pengujian keseluruhan sistem. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan diin ginkan. Dari pengujian ini a kan didapatkan data maupun hasil dari pengukuran bahwa semua perangkat keras (hardware) yang telah dibuat bisa bekerja dengan baik dan dapat digabungk an dengan perangkat lunak ( software ). Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh dari pengujian dan pengukuran tersebut dapat dilakukan analisa untuk melihat sejauh mana hasil dari kerja alat tersebut apakah bekerja secara baik atau tidak, begitupun dengan software yang di buat apakah berjalan dengan baik atau tidak, sehingga didapatkan hasil dan perbandingan dari apa yang direncanakan sebelumnya. Dengan kinerja yang baik dari semua sistem yang dirancang baik itu hardware maupun software diharapkan pada pengujian sistem secara keseluruhan dalam perancangan tugas akhir ini dapat bekerja dengan baik. Dalam melakukan pengujian ini digunakan berbagai jenis instrumentasi yang digunakan untuk mengukur rangkaian-rangkaian hardware  seperti penggunaan instrumentasi multimeter digital dan osciloskop. Multimeter digital ini berfungsi untuk menguji tegangan dan arus keluaran masing-masing blok rangkaian baik yang menggunakan tegangan AC maupun tegangan DC dan oscloskop berfungsi untuk melihat gelombang tegangan dan arus. Sedangkan untuk pengujian software digunakan berbagai macam aplikasi untuk pengujian

Transcript of BAKAL BAB IV.pdf

  • 41

    BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisa dari alat yang dibuat. Pengujian yang dilakukan meliputi perangkat keras (hardware) sistem, perangkat lunak (software) sistem dan juga pengujian keseluruhan sistem. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan diinginkan. Dari pengujian ini akan didapatkan data maupun hasil dari pengukuran bahwa semua perangkat keras

    (hardware) yang telah dibuat bisa bekerja dengan baik dan dapat digabungkan dengan perangkat lunak (software). Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh dari pengujian dan pengukuran tersebut dapat dilakukan analisa untuk melihat sejauh mana hasil dari kerja alat tersebut apakah bekerja secara baik atau tidak, begitupun dengan software yang di buat apakah berjalan dengan baik atau tidak, sehingga didapatkan hasil dan perbandingan dari apa yang direncanakan

    sebelumnya. Dengan kinerja yang baik dari semua sistem yang dirancang baik itu hardware maupun software diharapkan pada pengujian sistem secara keseluruhan dalam perancangan tugas akhir ini dapat bekerja dengan baik.

    Dalam melakukan pengujian ini digunakan berbagai jenis instrumentasi

    yang digunakan untuk mengukur rangkaian-rangkaian hardware seperti

    penggunaan instrumentasi multimeter digital dan osciloskop. Multimeter digital

    ini berfungsi untuk menguji tegangan dan arus keluaran masing-masing blok

    rangkaian baik yang menggunakan tegangan AC maupun tegangan DC dan

    oscloskop berfungsi untuk melihat gelombang tegangan dan arus. Sedangkan

    untuk pengujian software digunakan berbagai macam aplikasi untuk pengujian

  • 42

    seperti penggunaan hyperterminal untuk menguji komunikasi serial antara PC dan

    mikrokontroler, notepad untuk menguji hasil pembacaan barcode scanner pada

    setiap jenis kode batang yamg akan digunakan.

    A. Pengujian Perangkat Keras (Hardware)

    Pengujian perangkat keras (hardware) ini bertujuan untuk mengetahui

    apakah sistem yang dirancang dapat berjalan dengan baik atau tidak. Adapun

    perangkat keras yang diuji antara lain:

    1. Rangkaian Catu Daya

    a. Pengukuran Rangkaian

    Pengukuran tegangan catu daya dilakukan dengan

    menggunakan alat multimeter digital merek Heles dan untuk melihat

    gelombang keluaran tegangan dari catu daya ini digunakan

    osciloskop. Pengujian catu daya dilakukan untuk mengetahui apakah

    rangkaian catu daya dapat bekerja dengan baik, sehingga dapat

    mensuplai tegangan operasi dari sistem minimum ATmega 8535,

    rangkaian H-Bridge, dan motor DC jenis gearbox. Pada perancangan

    catu daya ini terdapat dua keluaran tegangan yaitu 12 VDC dan

    5VDC.

  • 43

    Gambar. Pengujian dan Pengukuran Catu Daya Keluaran 5 VDC dan 12 VDC

    Tabel dibawah berikut ini merupakan tabel hasil pengujian

    rangkaian catu daya dengan tegangan keluaran 5 VDC.

    Tabel. Hasil Pengujian dan Pengukuran Catu Daya 5 VDC No Parameter Pengukuran Titik

    Pengukuran Hasil

    Pengukuran 1 Tegangan Keluaran Dioda 1 2 Tegangan Keluaran Filter I (Input

    ke IC Regulator LM7805) 2

    3 Tegangan Keluaran IC Regulator LM7805

    3

    4 Tegangan Keluaran Filter II 4 4,98 VDC

    Tabel dibawah berikut ini merupakan tabel hasil pengujian dan

    pengukuran rangkaian catu daya dengan tegangan keluaran 12 VDC.

    Tabel. Hasil Pengujian dan Pengukuran Catu Daya 12 VDC No Parameter Pengukuran Titik

    Pengukuran Hasil

    Pengukuran 1 Tegangan Keluaran Dioda 1 2 Tegangan Keluaran Filter I (Input

    ke IC Regulator LM 7812) 2

    3 Tegangan Keluaran IC Regulator LM7812

    3

    4 Tegangan Keluaran Filter II 4 11,88 VDC

  • 44

    Tabel diatas merupakan hasil pengujian dan pengukuran pada

    catu daya 5 VDC dan 12 VDC menggunakan multimeter digital.

    Tegangan AC 220 volt dari jala jala yang masuk pada trafo step

    down lalu diturunkan dengan beberapa output nilai pada bagian

    sekunder trafo tegangan seperti nilai 6 VAC dan 12 VAC yang

    digunakan dalam perancangan catu daya ini. Tegangan AC tersebut

    kemudian disearahkan dengan menggunakan dioda dan ditapis oleh

    kapasitor untuk memperkecil ripple atau riak sehingga tegangan AC

    berubah menjadi tegangan DC. Tegangan 6 VAC disearahkan menjadi

    5 VDC dan tegangan 12 VAC disearahkan menjadi 12 VDC. Karena

    adanya rugi rugi daya, maka tegangan keluarannya menjadi 4,98

    VDC dan 11,88 VDC.

    b. Analisa Rangkaian

    Dari hasil pengujian dan pengukuran pada rangkaian catu

    daya, dapat di analisis berapa persentase error antara tegangan

    keluaran yang diinginkan dengan tegangan keluaran yang terukur.

    Persentase errornya dapat dihitung dengan menggunakan rumus di

    bawah ini:

    Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung persentase kesalahan

    tegangan keluaran 5 VDC dan 12 VDC.

    1) Keluaran 5 VDC

  • 45

    Persentase kesalahan antara tegangan yang diinginkan

    dengan tegangan yang diukur pada keluaran 5 VDC adalah :

    Diketahui :

    Vseharusnya = 5 VDC

    Vterukur = 4,98 VDC

    % Error = 2 %

    Penyimpangan yang terjadi cukup kecil yaitu sebesar 2 %.

    penyimpangan tersebut masih dalam toleransi. Karena range

    output pada IC LM 7805 adalah 4,85 5,15 VDC.

    2) Keluaran 12 VDC

    Persentase kesalahan antara tegangan yang diinginkan

    dengan tegangan yang diukur pada Output 12 VDC adalah :

    Diketahui :

    Vseharusnya = 12 VDC

    Vseharusnya = 11,88 VDC

    % Error =

  • 46

    Penyimpangan yang terjadi cukup kecil yaitu sebesar 2,5%.

    Penyimpangan tersebut masih dalam toleransi. Karena range output

    pada IC LM 7812 adalah 11,64 12,36 VDC.

    Setelah melihat hasil pengujian dan analisis dari rangkaian catu

    daya secara keseluruhan, maka dapat dikatakan rangkaian catu daya

    dapat bekerja dengan baik meski masih terdapat drop-drop tegangan

    yang tidak begitu besar. Hal tersebut bisa diabaikan karena tegangan

    output akhir catu daya masih dalam range tegangan kerja komponen-

    komponen yang digunakan dalam alat ini.

    c. Monitoring Gelombang Dengan Osciloskop

    Berdasarkan dari kondisi pengukuran dan pengujian di atas,

    maka rangkaian power supply untuk keluaran 5 VDC telah dapat

    bekerja dengan baik.

    1) Test Point 1

    Pada TP1 ini pengukuran gelombang dilakukan pada travo

    sisi sekunder dengan kalibrasi x10 gelombang pada CH 1 dengan

    bentuk gelombang seperti di bawah ini :

    Keterangan :

  • 47

    - CH 1 = 500 Mv - VPP = 1,72 V - Prd= 20,15 ms

    - V avg = 0,00 mV - Freq = 49,63Hz

    Pada gambar di atas terlihat gelombang pada sisi sekunder trafo

    masih terdapat riak gelombang. Hal ini disebabkan karena tegangan

    input yang masuk dari sumber 220 VAC tidak stabil, sehingga

    mempengaruhi pada bentuk gelombang. Tegangan yang dihasilkan oleh

    sisi sekunder trafo berkisar antara 5.8 Vac 6.2 Vac.

    2) Test point 2

    Pada TP2 ini pengukuran gelombang dilakukan pada sisi

    keluaran dioda dengan kalibrasi x10 gelombang pada CH 1

    dengan bentuk gelombang seperti di bawah ini :

    Keterangan : - CH 1 = 20.0 mV - VPP = 44,0 mV - Prd = 10,06 ms

    - V avg = 0,00 mV - Freq = 99,38Hz

    Terlihat pada gambar bahwa keluaran dari dioda sudah

    mulai stabil, dengan tegangan berkisar antara 5.9 Vdc-6.1 Vdc. Hal

    ini disebabkan karna dioda pada rangkaian ini berfungsi sebagai

    penyearah dan pengaman pada rangkaian.Pada gelombang masih

    terdapat sedikit riak gelombang dikarenakan posisi jarum saat

    pengukuran sedikit goyang, sehingga mempengaruhi pada bentuk

    gelombang.

  • 48

    3) Test point 3

    Pada TP3 ini pengukuran gelombang dilakukan pada sisi

    keluaran filter C dengan kalibrasi x10 gelombang pada CH 1

    dengan bentuk gelombang seperti di bawah ini :

    Keterangan : - CH 1 = 20.0 mV - VPP = 43,2 mV - Prd = 10,03 ms

    - V avg = 0,00 mV - Freq = 99,70Hz

    Pada TP3 ini riak pada gelombang hampir tidak terlihat.

    Karena kapasitor pada rangkaian catu daya ini digunakan sebagai

    penyaring frekuensi sehingga gambar gelombang yang dihasilkan

    menjadi lebih baik.

    4) Test point 4

    Pada TP 4 ini pengukuran gelombang dilakukan pada sisi

    keluaran LM 7805 dengan kalibrasi x10 gelombang pada CH 1

    dengan bentuk gelombang seperti di bawah ini :

    Keterangan : - CH 1 = 20.0 mV - VPP = 4,80 mV - Prd = -

    - V avg = 0,80 mV - Freq = < 10Hz

  • 49

    Pada TP4 ini tegangan yang dihasilkan berkisar antara 4.9Vdc-

    5.1Vdc, hal ini dikarenakan LM7805 digunakan untuk penstabil tegangan

    keluaran menjadi 5Vdc. Setelah melalui IC 7805, tegangan akan

    diturunkan menjadi 5 Volt stabil. Terlihat pada gambar bahwa gelombang

    lebih stabil dan riak gelombang tidak begitu terlihat, hal ini disebabkan

    keluaran dari LM7805 juga terdapat sebuah kapasitor untuk filter

    frekuensi.

    2. Rangkaian Sistem Minimum ATmega 8535

    Rangkaian sistem minimum ATmega 8535 diukur dengan cara

    menghubungkan rangkaian dengan sumber catu daya 5 volt, Pengukuran

    tegangan dilakukan terhadap parameter logika 0 dan logika 1 pada port

    I/O mikrokontroler ATmega 8535. Pada pengukuran sistem minimum ini

    dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

    Gambar 36. Pengujian Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler

  • 50

    Hasil pengukuran dari mikrokontroler ini dapat dilihat pada tabel di

    bawah ini:

    Tabel 16. Pengukuran Parameter Mikrokontroler ATmega 8535

    Logika Port Tegangan pada Port Sistem Minimum ATmega 8535

    Low (0) High (1)

    0,20 V

    4,97 V

    3. Rangkaian Sensor Infrared dan Phototransistor

    4. Rangkaian Driver Motor DC

    Rangkaian kendali motor DC dapat dibuat secara direct maupun h-bridge. Rangkaian driver motor DC pada gambar dibawah adalah driver motor DC H-Bridge dengan transistor. Driver motor DC H-Bridge adalah sistem kontrol motor DC dengan metode jembatan (bridge). Rangkaian driver pada gambar dibawah menggunakan transistor sebagai saklar elektronik dengan 2 jalur input. Rangkaian driver motor DC H-Bridge ini dapat mengendalikan motor DC dalam 2 arah baik secara PWM maupun kontrol dengan logika HIGH dan LOW. Dengan metode PWM kita dapat mengendalikan kecepatan putaran motor DC sedangkan dengan metode logika kontrol HIGH dan LOW maka motor selalu start dalam kecepatan maksimal. Rangkaian driver motor DC H-Bridge dapat dilihat pada gambar berikut.

  • 51

    Rangkaian driver motor DC H-Bridge diatas sedikit berbeda dengan driver motor DC H-Bridge yang lain. Perbedaan tersebut terletak pad bias basis transistor kedua yang diberikan bias basis melalui kolektor transistor saklar pertama. Maksudnya adalah, transistor TIP102 mendapat bias basis dari transistor TIP107 melalui resistor R 470 Ohm. Proses driver motor DC menggunakan rangkaian dirver motor DC H-bridge diatas dimulai pada saat input forward atau reverse diberikan logika HIGH dan LOW. Apabila ingin menggerakan motor DC secara forward maka jalur input forward diberi logika HIGH dan jalur iput reverse diberi logika LOW sehingga TR1 mendapat bias basis dari transistor BC337 sehingga TR1 ON dan TR4 mendapat bias dari TR1 sehingga ON juga, dengan kondisi ini sumber tegangan untuk motor DC mengalir melalui TR1 kemudian ke motor DC terus ke ground melalui TR4. Kemudian untuk menggerakan motor DC secara reverse maka jalur input forward diberi logika LOW dan jalur input reverse diberi input HIGH sehingga transistor yang ON adalah TR3 dan TR4 sehingga motor DC mendapat sumber tegangan dari TR3 kemudian menglir ke motor DC teru ke ground melalui TR2. Untuk dapat mengatur kecepatan motor DC maka logika HIGH pada jalur input ataupun reverse diganti dengan pulsa PWM yang dapat diatur nilai duty cycle-nya. Dengan input HIGH berupa pulsa PWM maka rangkaian driver motor DC H-Bridge dengan transistor diatas dapat mengendalikan kecepatan motor DC.

    5. Rangkaian Display LCD 16x2

    Pengujian LCD 16x2 dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan parameter berupa tampilan karakter pada LCD sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Pengujian dilakukan dengan memprogram karakter atau tulisan yang ingin ditampilkan pada LCD melalui sebuah mikrokontroler. Gambar berikut menunjukkan hasil pengujian tampilan karakter yang ditampilkan pada LCD melalui pemrograman pada mikrokontroler ATMega 8535.

    6. Rangkaian Buzzer

    7. Rangkaian Interface USB to TTL (CDC 232)

  • 52

    8. Pengujian Barcode Scanner

    B. Pengujian Software

  • 53

    1. Pengujian Koneksi Database dari Acces ke VB 6.0

    2. Pengujian Tampilan di VB 6.0

    C. Pengujian Keseluruhan Sistem