Bahasa Inggris
-
Upload
lukmanmasnur -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Bahasa Inggris
16 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 4. (2015)
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16, No. 4, April 2015
ISSN 2087-3557
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWAMENULIS TEKS PROCEDURE
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Ratna Hikmawati
SMP Negeri 2 Ulujami – Pemalang
Abstrak
Pencapaian penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan siswa menyusun teks berbentuk procedure.
Subjek penelitian berjumlah 36 siswa dengan metode pengumpulan datanya menggunakan
angket, pengamatan, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model
pembelajaran make a match dapat meningkatkan minat belajar siswa, partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dan kemampuan siswa menyusun teks berbentuk procedure. © 2015 Didaktikum
Kata Kunci: Model Make a Match, Minat, Partisipasi Aktif, Teks Berbentuk Procedure
PENDAHULUAN
Penguasaan kemampuan bahasa Inggris (language skill) merupakan sebuah syarat yang
harus dimiliki di era komunikasi saat ini. Penguasaan materi bahasa Inggris dalam jenjang SMP
meliputi empat ketrampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya yaitu kosa kata, tata bahasa dan pronouncation
sesuai dengan tema sebagai alat pencapaian tujuan. Dari empat keterampilan berbahasa di atas,
menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dirasa sering menjadi masalah bagi
siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.
Dalam belajar bahasa orang mengenal empat keterampilan meliputi keterampilan
menyimak (listening), keterampilan membaca (reading), keterampilan berbicara (speaking), dan
keterampilan menulis (writing).
Menurut Wawan dan Junaidi (2011) pengertian menulis “merupakan sebuah proses
kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu,
meyakinkan atau menghafal”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan
pikiran, gagasan dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis.
Procedure/procedural text, teks procedure adalah teks yang berisi prosedur, proses, cara, atau
langkah-langkah dalam membuat/melakukan (mengoperasikan) sesuatu. Ciri-ciri procedure text
meliputi: (1) struktur umum (generic structure) terdiri dari coal/aim (tujuan dan maksud isi teks),
material/tool (bahan atau alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat atau melakukan sesuatu),
steps/procedure (langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan/ membuat sesuatu); (2)
grammatical features umumnya tenses “simple present”; sering memakai kalimat perintah
(imperative/orders), kata-kata urutan (sequences).
Skinner dalam Dimyati dan Mudjono (1999) “Belajar adalah suatu perilaku pada saat
orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik jika belajar, sebaliknya bila tidak belajar maka
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PROCEDURE
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Ratna Hikmawati
responnya menurun”. Dalam belajar ditemukan adanya: kesempatan terjadinya peristiwa yang
menimbulkan respons siswa, respons siswa, dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respons
tersebut.
Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk
oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan
tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek
semakin bertambah.
Berdasarkan berbagai definisi belajar tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik menjadi lebih baik.
Menurut Gage and Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) pengembangan minat
merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu
bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya
untuk mempelajari bidang studi tersebut. Minat belajar yang dimaksud adalah minat siswa dalam
mempelajari procudere teks untuk meningkatkan kemampuan menulis (writing).
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dalam
Dimyati dan Mudjiono (1999) dengan “learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui
perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun
kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Partisipasi yang dimaksud adalah
peran aktif siswa dalam pembelajaran procedure text yang berkaitan untuk meningkatkan kemampuan
menulis (writing).
Model pembelajaran make a match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan
penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama melalui permainan mencari
pasangan dibantu kartu.. Make and match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan
melatih keterampilan siswa dengan bekerja sama disamping melatih kecepatan berpikir siswa. Siswa
dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial.
Dalam pembelajaran model make and match guru harus mempertimbangkan: indikator
yang ingin dicapai, kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa dan efektifitas ruangan, dan alokasi
waktu yang akan digunakan dan waktu persiapan.
Langkah-langkah penerapan model make a match adalah: (1) guru menyiapkan beberapa
kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. Sebaliknya satu
bagian/kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (2) setiap siswa mendapat satu buah kartu, (3)
tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang; (4) setiap siswa mencari
pasangan yang mempunyai kertas yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (5) setiap siawa yang
dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; (6) setelah satu babak kartu dikocok
lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (7) demikian seterusnya; dan (8)
kesimpulan.
METODE PENELITIAN
Prosedur penelitian yang digunakan terdiri dari 2 (dua) siklus dimana masing-masing siklus
terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suharsimi
Arikunto, 2006: 6). Subjek penelitian adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 2 Ulujami semester 1
tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
mitra/pengamat untuk mendukung kelancaran penelitian dan pengambilan data secara objektif.
Penelitian berjalan sesuai dengan kurikulum sekolah.
17
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 4. (2015)
Aspek yang akan diteliti meliputi minat belajar, partisipasi aktif dalam pembelajaran, dan
kemampuan menulis teks procedure dengan instrumen pengambilan data berupa angket, lembar
pengamatan, dan tes formatif.
Penelitian dikatakan berhasil apabila dalam menulis tek procedure melalui model make a
match menunjukkan:
1. Sekurang-kurangnya 75% siswa menyatakan berminat terhadap pembelajaran menulis teks
procedure.
2. Sekurang-kurangnya skor berpartisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok adalah 85%
3. Sekurang-kurangnya80% siswa mampu menulis teks procedure dengan KKM 75.
Pada siklus 1, perencanaan disusun bersama dengan guru mitra secara cermat. Pada tahap
pelaksanaan, guru mitra mengamati secara detail segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa.
Pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang masih dirasa kurang dan digunakan
sebagai bahan perbaikan pada tahap refleksi. Akhir dari pembelajaran dilakukan tes formatif untuk
mengetahui kemampuan siswa memahami materi mampu menulis teks procedure disampaikan
melalui model pembelajaran make a match. Semua data yang diperoleh pada siklus 1,
dikonfrontasikan dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator
yang ditetapkan, penelitian dilanjutkan pada siklus 2 dengan beberapa perbaikan yang
direkomendasikan pada tahap refleksi.
Pada siklus 2, perencanaan disusun dengan memperhatikan beberapa perbaikan yang
direkomendasikan dan dilaksanakan secara cermat. Guru mitra melakukan pengawasan secara
detail terutama untuk mengetahui apakah perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan
dilaksanakan. Akhir siklus 2 diberi tes formatif, dan semua data yang diperoleh dikonfronta-sikan
dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator yang ditetapkan,
penelitian dilanjutkan pada siklus 3. Namun apabila indikator keberhasilan yang ditetapkan telah
terlampaui, maka penelitian dianggap cukup.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap minat belajar siswa melalui
model pembelajaran make a match dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekap Minat Belajar
No. Skor Kategori SIKLUS 1 SIKLUS 2
Frek. Prosent. Frek. Prosent.
1. 0 – 10 Tidak Berminat - - - -
2. 11 – 20 Kurang Berminat 1 2,78 - -
3. 21 – 30 Cukup Berminat 9 25,00% 5 13,89%
4. 31 – 40 Berminat 12 33,33% 14 38,89%
5. 41 – 50 Sangat Berminat 14 38,39% 17 47,22%
Jumlah 36 100,00% 36 100,00%
18
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PROCEDURE
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Ratna Hikmawati
Pada Tabel 1 terlihat bahwa terdapat 12 siswa (33,33%) yang menyatakan berminat dan
14 siswa (38,39%) menyatakan sangat berminat terhadap model pembelajaran make a match. Dalam
penelitian ini, indikator berminat meliputi kategori berminat dan sangat berminat, sehingga pada
siklus 1 yang menyatakan berminat 26 siswa (71,72%) dan belum mencapai indikator yang
ditetapkan. Pada siklus 2 terdapat 31 siswa (86,11%) dan telah melampaui indikator yang
ditetapkan.
Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap partisipasi aktif siswa dalam
diskusi kelompok dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Rekap Partisipasi Aktif Siswa dalam Diskusi Kelompok
No. Aspek yang Diamati Siklus 1 Siklus 2
1. Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru 100,0% 100,0%
2. Aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok 81,94% 86,11%
3. Aktivitas peserta didik dalam mengerjakan LKS 83,33% 86,11%
4. Aktivitas peserta didik dalam mengecek pekerjaan 76,39% 83,33%
5. Aktivitas peserta didik mengeluarkan pendapat 76,39% 84,72%
6. Aktivitas peserta didik dalam mengerjakan kuis 83,33% 84,03%
7. Kemampuan peserta didik memanfaatkan waktu 77,08% 83,33%
Rata-rata Prosentase 82,63% 86,80%
Pada Tabel 2 terlihat bahwa skor partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok siklus 1
mencapai 82,63% dan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu sekurang-
kurangnya skor partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok adalah 85%. Pada siklus 2 mencapai
86,80% dan telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Rekap hasil dua kali tes formatif untuk mengetahui hasil belajar materi perubahan sosial
budayadapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Rekap Hasil Tes Formatif
Sik
lus
1 Nilai (x) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah
Frekuensi (f) 0 0 1 1 1 1 4 8 14 6 38
Fx 0 0 30 40 50 60 280 640 1260 600 29.600
Pencapaian KKM 77,78%
Sik
lus
2
Nilai (x) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah
Frekuensi (f) 0 0 1 1 0 1 2 4 11 16 36
Fx 0 0 30 40 0 60 140 320 990 1.600 3.180
Pencapaian KKM 86,11%
Dari tabel 3 terlihat bahwa pencapaian KKM siklus 1 sebesar 77,78% dan siklus 2 sebesar
86,11% (mengalami kenaikan 8,33%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran make a match dapat meningkat-kan hasil belajar materi menulis teks procedure.
Pembahasan
Minat belajar mengalami kenaikan setelah diterapkannya model make a match. Adanya
kenaikan tersebut karena:
1. Peneliti memberi pengertian kepada siswa bahwa dalam proses pembelajaran dapat dipergunkan
berbagai strategi, pendekatan, metode, dan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran
19
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 4. (2015)
sudah diperhitungkan dengan matang dengan tujuan utama agar materi lebih mudah dipahami
siswa. Untuk itu siswa tidak perlu ragu-ragu apalagi gagap dan gugup dengan yang dipilih.
2. Peneliti mengingatkan kembali langkah-langkah model cooperative learning type make a match.
Kenaikan minat belajar siswa terhadap model pembelajaran cooperative learning type make a
match dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Grafik 1. Kenaikan Minat Belajar
Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok mengalami kenaikan karena diadakan perbaikan
pada:
1. Pembentukan kelompok diskusi yang lebih mencerminkan kemampuan siswa dan kesetaraan
gender.
2. Aspek-aspek yang masih lemah seperti aspek mengambil tanggung jawab kelompok, aspek
mengeluarkan pendapat, dan memanfaatkan waktu diperbaiki dengan menjelaskan kembali
langkah-langkah model pembelajaran cooperative learning type make a match dan siswa dibekali
kembali tentang kemampuan yang harus dimiliki dalam diskusi kelompok, diantaranya
keterampilan bertanya, keterampilan menyampaikan ide/gagasan, dan kemampuan mengambil
tanggung jawab kelompok.
Perbandingan skor partisipasi aktif siswa dapat dilihat pada Grafik 1.
Grafik 1. Perbandingan Partisipasi Aktif Siswa dalam Pembelajaran
Melaui model cooperative learning type make a match dalam pembelajaran teks procedure
terbukti siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Muchlas
Suseno dalam Dasim Budimansyah, dkk. (2010: 41) bahwa agar metode diskusi dapat digunakan
20
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PROCEDURE
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
Ratna Hikmawati
lebih banyak, sehingga proses dan hasil belajar menjadi lebih cepat (faster), lebih baik (better), dan
lebih mudah (easier).
Ketercapaian KKM mengalami kenaikan karena: (1) iswa antusias dalam memperhatikan
penjelasan guru; (2) siswa bersemangat dalam mengerjakan LKS, mengerjakan kuis, dan
mengerjakan tes formatif; (3) siswa segera bertanya baik kepada teman sekelompok maupun kepada
guru manakala dirinya mengalami kesulitan mengerjakan LKS.
SIMPULAN
Simpulan pembelajaran teks procedure pada materi menulis teks procedure model
cooperative learning tipe Make A Match adalah dapat meningkatkan minat belajar siswa, partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan menulis teks procedure.
DAFTAR PUSTAKA
Dasim Budimansyah, Suparlan, Danny Meirawan. 2010. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Genesindo: Bandung.
Dimyati, Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Panitia Sertifikasi Guru Rayon XII, 2012. Materi PLPG. Bahasa Inggris. UNNES Semarang.
Ratna Hikmawati, 2015. Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Teks Procedure Melalui Model Pembelajaran Make
A Match Kelas IX B SMP Negeri 2 Ulujami Tahun Pelajaran 2014/2015. Laporan PTK SMP Negeri 2
Ulujami: Pemalang (Tidak Dipublikasikan). Shirley Burridge, 1990. Oxford Basic English Dictionary. of Ford University Press: Walton Street.
Wawan, Junaidi, 2011. Pengertian Menulis. http://pengertianmenulis.blogspot.com
21