Bahan UTS Evaluasi.doc

38
Seringkali pengertian antara tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi dianggap sama, maka dalam pembahasan ini akan menguraikan tentang perbedaan dari masing-masing pengertian tersebut. Apakah sama pengertian : Tes? Pengukuran? Penilaian? Evaluasi? Contoh: Pak Ahmad memutuskan akan memberikan tes kepada siswa- siswanya. Tes ini ialah mengenai topik kesehatan pribadi. Tujuannya ialah untuk mengetahui tingkat penguasaan materi siswa terhadap topik tersebut sehingga ia dapat mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukannya. Kemudian dengan topik tersebut timbul pertanyaan yang ingin dijawabnya, yaitu apakah topik ini memerlukan perbaikan dalam persentasinya, apakah topik tersebut layak untuk diteruskan dan sebagainya. Analisa: Jika hasil jawaban tes yang diolah, maka sebelum menentukan hasil yang terbaik, kita jumlahkan (ukur) dahulu hasil tes tersebut. Dan setelah mengetahui berapa nilai masing-masing siswa, kita mengadakan penilaian dengan melihat bandingan jumlah hasil tersebut. Kita dapat menyatakan “persentase nilai siswa yang penguasaan materinya baik dan penguasaan materinya kurang”. Maka apakah dalam pembelajaran tersebut perlu adanya perbaikan atau tidak. Langkah-langkah yang dilalui sebelum mengambil keputusan, itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dengan menggunakan alat ukur (tes) dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran. TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI Pertemuan I Pengertian tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi

Transcript of Bahan UTS Evaluasi.doc

Seringkali pengertian antara tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi dianggap sama, maka dalam pembahasan ini akan menguraikan tentang perbedaan dari masing-masing pengertian tersebut.

Apakah sama pengertian : Tes? Pengukuran? Penilaian? Evaluasi?Contoh:

Pak Ahmad memutuskan akan memberikan tes kepada siswa-siswanya. Tes ini ialah mengenai topik kesehatan pribadi. Tujuannya ialah untuk mengetahui tingkat penguasaan materi siswa terhadap topik tersebut sehingga ia dapat mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukannya. Kemudian dengan topik tersebut timbul pertanyaan yang ingin dijawabnya, yaitu apakah topik ini memerlukan perbaikan dalam persentasinya, apakah topik tersebut layak untuk diteruskan dan sebagainya.

Analisa:

Jika hasil jawaban tes yang diolah, maka sebelum menentukan hasil yang terbaik, kita jumlahkan (ukur) dahulu hasil tes tersebut. Dan setelah mengetahui berapa nilai masing-masing siswa, kita mengadakan penilaian dengan melihat bandingan jumlah hasil tersebut. Kita dapat menyatakan persentase nilai siswa yang penguasaan materinya baik dan penguasaan materinya kurang. Maka apakah dalam pembelajaran tersebut perlu adanya perbaikan atau tidak. Langkah-langkah yang dilalui sebelum mengambil keputusan, itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dengan menggunakan alat ukur (tes) dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI Tes: alat atau prosedur yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu, tempat dan kondisi tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan Pengukuran: proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan karakteristik tertentu pada seorang siswa.

Pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian: penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa.

Penilaian bersifat kualitatif. Evaluasi : kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program telah berhasil/belum yang meliputi pengukuran dan penilaian dengan menggunakan alat ukur (tes)Pengertian Evaluasi Pengajaran Menurut Ralph Tyler (1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Bila belum, bagian mana yang belum dan apa sebabnya. Cronbach dan Stufflebeam, menambahkan proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Unsur-unsur dalam evaluasi pengajaran di Sekolah Input : bahan mentah yang dimasukkan dalam transformasi (calon siswa) Transformasi : mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Faktor penentu transformasi sekolah:

1. siswa sendiri

2. guru dan personal lainnya

3. bahan pelajaran

4. metode mengajar dan sistem evaluasi

5. sarana penunjang

6. sistem administrasi Output : keluaran atau bahan jadi yang dikeluarkan transformasi (lulusan). Feedback : segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Diperlukan untuk memperbaiki input maupun transformasi, maupun output.Makna Evaluasi Bagi siswa:

1. Memuaskan

2. Tidak memuaskan Bagi guru

1. Mengetahui siswa yang menguasai bahan dan yang belum menguasai bahan.

2. Materi yang diberikan sudah tepat bagi siswa

3. Metode yang dipakai sudah tepat atau belum. Bagi sekolah

1. Mengetahui apakah kondisi belajar di sekolah sudah kondusif atau belum.2. informasi dari guru dapat dijadikan acuan perencanaan sekolah di masa mendatang 3. Informasi hasil penilaian dari tahun ke tahun dapat dijadikan pedoman bagi sekolah, sudah sesuai standar atau belum.Tujuan atau Fungsi Evaluasi Mengetahui status siswa Mengadakan seleksi Mengetahui prestasi siswa Mengetahui kelemahan atau kesulitan siswa Mengadakan pengelompokan Memberi motivasi siswa Penempatan siswa Memberikan data pada pihak tertentu Ciri-Ciri Evaluasi Pendidikan Penilaian dilakukan secara tidak langsung

ex. Mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal. Penggunaan ukuran kuantitatif Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap Bersifat relatif Sering terjadi kesalahan-kesalahan

Prinsip dasar evaluasi

1. Objektif

2. Sesuai dengan tujuan

3. Mencakup bentuk tes yang cocok

4. Dapat digunakan untuk perbaikan

5. Sesuai dengan bahan ajaran Prinsip pelaksanaan evaluasi

1. Kontinue

2. Komprehensif

3. Sesuai dengan rancangan Bentuk penghargaan evaluasi

1. Bentuk kuantitatif

2. Bentuk Kualitatif Prinsip-prinsip evaluasi (Permendikbud 66 th 2013) Objektif

penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

Terpadu

penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan

Ekonomis

penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. Transparan

prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

Akuntabel

penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

Edukatif

mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru

Kesalahan dalam Evaluasi Terletak pada alat ukurnya Terletak pada orang yang melakukan penilaian

1. faktor subyektif penilai

2. kecenderungan memberi nilai mahal atau murah

3. adanya hallo-effect, kesan penilai terhadap siswa

4. pengaruh hasil terdahulu

5. kekeliruan menjumlahkan angka Terletak pada anak yang dinilai

1. suasana hati siswa berpengaruh terhadap hasil penilaian

2. keadaan fisik siswa yang dinilai

3. nasib siswa Terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung

1. suasana gaduh, di luar dan di dalam ruangan

mengganggu konsentrasi siswa

2. pengawasan dalam penilaian Rambu-Rambu Penilaian

Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya:

(Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.

(Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.

(Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.

(Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

(Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.

(Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

(Mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif mungkin.

Ranah Penilaian

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penjabaran dari stndar isi dan stndar kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Muatan dari stndar isi pendidikan adalah stndar kompetensi dan kompetensi dasar. Satu stndar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil relajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/daerah masing-masing. Indikator-indikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar bersangkutan.

Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, psikomotor dan afektif.

Macam-macam Penilaian1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. dilakukan oleh guru secara berkelanjutan2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian3. Penilaian berbasis portofolio

merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.

6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. 7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah.

Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).

10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan. dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Kognitif 1. C1. pengetahuan (knowledge) Hierarki hasil belajar yang paling rendah dan menjadi prasyarat paling dasar bagi kecakapan hasil belajar lain (suharsimi, 2005). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali dan mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

Jadi aspek pengetahuan dapat didefinisikan sebagai mengingat (recalling) secara tepat informasi yang telah dipelajari sebelumnya Pengetahuan: 1) pengetahuan faktual, 2) pengetahuan hafalan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah: menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali, mendefinisi, memilih, dan mengatakan.

Tipe alat evaluasi yang sering digunakan; 1) tipe isian (completion) dan 2) tipe benar salah (true false).2. C2. pemahaman (comprehension) Pada aspek ini, siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain. Secara teoritis hasil belajar pemahaman berupa; 1) kemampuan menjelaskan dengan benar hasil belajar pemahaman dengan kalimat sendiri, 2) kemampuan memberi contoh lain yang sama, 3) kemampuan menerapkan hasil belajar berupa kemampuan pada kejadian lain.

Contoh kata kerja operasional yang sering digunakan adalah mengklasifikasikan, mengutip, mengubah, menguraikan, membahas, memperkirakan, menjelaskan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menggambarkan, menyatakan kembali (dalam kata-kata sendiri), merangkum, menelusuri, mengerti.

Alat evaluasi; gambar, grafik, denah atau diagram, tipe benar salah, dan pilihan ganda.3. C3. penerapan (application) Merupakan kemampuan penggunaan abstraksi baik mengenai ide, konsep, teori, prinsip, generalisasi, atau petunjuk teknis, pada situasi konkret atau situasi khusus. Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.

Situasi dimana ide, metode dan lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak, maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan aspek penerapan adalah: menggunakan, meramalkan, menghubungkan, menggeneralisasi, memilih, mengembangkan, mengorganisasi, mengubah, menyusun kembali, mengklasifikasikan, menghitung, menerapkan, menentukan, dan memecahkan masalah

Pengetahuan ini lebih mudah diukur dengan tes uraian (essay test) daripada tes objektif.4. C4. analisis (analysis) Merupakan kemampuan mengurai suatu bahan instruksional menjadi unsur-unsur atau bagian-bagiannya agar nampak jelas hirarki dan atau susunannya. Kemampuan ini memerlukan unsur C1, C2, dan C3 Tujuan utama penguasaan kemampuan analisis adalah membekali siswa dengan pemahaman yang komprehensif sehingga dapat memilahkan sesuatu menjadi bagian-bagiannya. Pada aspek analisis, siswa dituntut untuk dapat menguraikan informasi ke dalam unsur - unsur atau komponen - komponen pembentuknya, memeriksa informasi tersebut untuk mengembangkan kesimpulan dengan mengidentifikasi motif atau penyebabnya, dan / atau menemukan bukti untuk mendukung suatu generalisasi.

Kata kerja operasional untuk mengukur kemampuan ini adalah: membedakan, menemukan, mengenal, membuktikan, mengklasifikasikan, mengakui, mengkategorikan, menarik kesimpulan, menyebarkan, merinci dan menguraikan.

5. C5. sintesis (synthesis) Kemampuan untuk menyatukan berbagai unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.

Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan bagian-bagian bersama untuk membentuk satu kesatuan yang baru. Ini mungkin melibatkan produksi komunikasi yang unik, rencana operasi (proposal penelitian), atau satu set hubungan abstrak (skema untuk mengklasifikasi informasi).

6. C6. evaluasi (evaluation) Kemampuan untuk memberi pertimbangan atau keputusan berdasarkan tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, dan lain-lain, artinya dibutuhkan criteria atau standard tertentu. Contoh: menurut pendapat saudara menurut teoriBentuk tes kognitif Tes lisan Pilihan ganda Uraian obyektif Uraian non obyektif (bebas) Jawaban singkat Menjodohkan Portopolio Psikomotor Merupakan tipe belajar berbentuk keterampilan dan kecakapan untuk bertindak.Kecakapan ini merupakan kecakapan khusus mapel penjasorkes.Kecakapan ini secara teoritis terdiri dari:1. Aspek gerakan refleks Merupakan respon motor atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak, respons terhadap stimulus tanpa sadar.

Misalnya:melompat, menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala, menggenggam, memegang

2. Aspek keterampilan gerakan dasar Gerakan yang mengarah pada ketrampilan kompleks yang khusus. gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat ditebak

contoh gerakan tak berpindah (non lokomotor): bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar

contoh gerakan berpindah (lokomotor): merangkak, maju perlahan-lahan, meluncur, berjalan, berlari, meloncat, berputar, memanjat.

Contoh gerakan manipulasi: menulis, menggambar, melempar, menangkap

3. Aspek kemampuan perceptual Kombinasi kemampuan kognitif dan motor atau gerak. Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan perseptual

Contoh kegiatan belajar: menangkap bola, mendrible bola, melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil menjaga keseimbangan

4. Aspek keharmonisan dan ketepatan gerakan Kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang terampil. gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan dan belajar

Contoh kegiatan belajar: lari sprint, mengangkat beban, menarik-mendorong, melakukan push-up, kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut, menari, melakukan senam

5. Aspek keterampilan kompleks dan aspek gerakan ekspresif serta gerakan interpretatif. Gerakan yang memerlukan belajar, seperti ketrampilan olahraga yang memerlukan berbagai variasi gerakan. dapat mengontrol berbagai tingkat gerak terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks)

Contoh: melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga

Bentuk tes psikomotor:

Tes unjuk kerja Lembar pengamatan Afektif Merupakan tipe hasil belajar yang berkenaan dengan sikap (attitude) dan nilai (value). Cara pengukuran aspek ini juga tidak semudah mengukur kecakapan kognitif.Lima aspek yang bersifat hirarkhi (Sudjana, 2001) yaitu:1. Penerimaan Peserta didik memiliki keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena khusus (stimulus). Di sini seorang guru hanya bertugas mengarahkan perhatian (fokus) peserta didik pada fenomena yang menjadi obyek pembelajaran afektif. Kebiasaan ini adalah kebiasaan yang positif yang sangat diharapkan dalam mendukung ketuntasan belajar. Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian terkontrol dan terseleksi

Contoh kegiatan belajar : sering mendengarkan musik, senang membaca puisi, senang mengerjakan soal matematik, ingin menonton sesuatu, senang menyanyikan lagu

2. Aspek jawaban atau reaksi Merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada peringkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga beraksi terhadap fenomena yang ada. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu menekankan diperolehnya respon atau kepuasan memberi respon (minat). menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi (mendengar)

Contoh kegiatan belajar : mentaati aturan, mengerjakan tugas, mengungkapkan perasaan, menanggapi pendapat, meminta maaf atas kesalahan, mendamaikan orang yang bertengkar, menunjukkan empati

3. Aspek penilaian Melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Hasil belajar pada peringkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas, yang merupakan sikap dan apresiasi. Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti

Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai

Contoh Kegiatan Belajar : mengapresiasi seni, menghargai peran, menunjukkan perhatian, menunjukkan alasan, menunjukkan simpati kepada korban bencana alam

4. Aspek organisasi Hasil belajar pada peringkat ini yaitu berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai, misalnya pengembangan filsafat hidup. mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem menentukan hubungan antar nilai memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana

Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu sistem nilai

Contoh kegiatan belajar : rajin, tepat waktu, berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara independen, objektif dalam memecahkan masalah, mempertahankan pola hidup sehat5. Aspek internalisasi Pada peringkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada suatu waktu tertentu hingga terbentuk pola hidup, yaitu yang berkaitan dengan pribadi, emosi dan rasa sosialis. keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai.

Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya.

Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap menjadikan olahraga nilai-nilai menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat

Bentuk tes afektif Angket/kuesioner Lembar pengamatan

A. Penilaian Unjuk Kerja 1. Pengertian

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll.Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

(langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

(Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

(kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesai-kan tugas.

(Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.

(kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.

2. Teknik Penilaian Unjuk KerjaPengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan lompat jauh peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi yang beragam, seperti: teknik mengambil awalan, teknik tumpuan, sikap/posisi tubuh saat di udara, teknik mendarat. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:

a. Daftar Cek (Check-list)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek.

Contoh checklistsPenilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung

(Menggunakan Daftar Tanda Cek)

Nama peserta didik: ________

Kelas: _____

No.Aspek Yang DinilaiBaikTidak baik

1.Teknik awalan

2.Teknik tumpuan

3.Sikap/posisi tubuh saat di udara

4.Teknik mendarat

Skor yang dicapai

Skor maksimum

b. Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Berikut contoh skala penilaian.

Contoh rating scalesPenilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung

(Menggunakan Skala Penilaian)

Nama Siswa: ________

Kelas: _____

No.Aspek Yang DinilaiNilai

1234

1.Teknik awalan

2.Teknik tumpuan

3.Sikap/posisi tubuh saat di udara

4.Teknik mendarat

Jumlah

Skor Maksimum16

Keterangan penilaian:

1 = tidak kompeten

2 = cukup kompeten

3 = kompeten

4 = sangat kompeten

Jika seorang siswa memperoleh skor 16 dapat ditetapkan sangat kompeten. Dan seterusnya sesuai dengan jumlah skor perolehan. 1) Petunjuk Penilaian

Penilaian aspek keterampilan diberikan dalam dua bentuk, yaitu penilaian terhadap

kesempurnaan/keterampilan sikap/cara melakukan suatu proses gerakan (penilaian

proses) dan penilaian produk dari gerakan tersebut (diambil kecepatan waktu elakukan gerakan).

2) Butir Soal Keterampilan (Unjuk Kerja)

contoh: Lakukan teknik melempar dan menangkap bola kasti! Unsur-unsur yang dinilai adalah kesempurnaan melakukan suatu proses gerakan (penilaian proses) dan

ketepatan melakukan gerakan (penilaian produk).

B. Penilaian Sikap

1. Pengertian

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.

Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.2. Teknik Penilaian SikapPenilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Observasi

merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pedoman observasi yang berisi indikator perilaku.

b) Penilaian diri

merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen berupa lembar penilaian diri.

c) Penilaian antar peserta didik

merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen berupa penilaian antar peserta didik.

d) Jurnal

merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

C. Penilaian Aspek Pengetahuan

Jenis-jenis:

1. Penilaian Tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.Penilaian tertulis terdiri dari dua jenis:

a. Tes tertulis subyektifmerupakan sejenis tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan ; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dll.Kelebihannya:

Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi

Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan dengan baik dan benar.

Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran yakni berpikir logis, analitis dan sistematis

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)

Mudah membuat soalnya, tanpa memakan waktu lama

Kelemahan:

Sampel tes sangat terbatas, sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan

Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam memeriksanya.

Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama, sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif besar.

Jenis tes subyektif/essay:

1) Uraian bebasDalam uraian bebas, jawaban siswa tidak dibatasi, tergantung pada kemampuan analisis dan sintesis serta pandangan peserta didik.

Contoh:

Jelaskan berbagai sebab terjadi penyakit demam berdarah!

Apa yang anda ketahui tentang olahraga bolavoli?

Mengapa penyakit gondok terjadi di pegunungan?

2) Uraian terbatas

Bentuk tes uraian terbatas menggiring jawaban didik hanya pada hal-hal yang batasannya telah pasti : a) ruang lingkupnya, b) pasti arah sudut pandangnya, dan c) pasti indikator-indikator jawabannya.

Bentuk Tes Uraian Terbatas ada dua yaitu bentuk jawaban melengkapi dan bentuk jawaban singkat.

Contoh

Melengkapi:

Kebiasaan merokok akan menyebabkan Kebiasaan berolahraga secara teratur dan terukur akan meningkatkanJawaban singkat:

Sebut dan jelaskan lima penyebab utama terjadinya penyakit demam berdarah!Sebut dan jelaskan tiga babak penting yang berhubungan dengan sejarah perkembangan olahraga BolabasketSebut dan jelaskan tiga indikator penyebab gizi kurang pada balita!3) Uraian berstrukturTes uraian dengan aitem-aitem berstruktur merupakan power test dapat dikatakan merupakan kombinasi antara tes esai dan tes obyektif. Kombinasi tersebut nampak pada aitem tesnya yang menuntut jawaban singkat, terbuka dan bebas tetapi dengan jawaban yang pasti. Secara umum aitem tes uraian bestruktur paling tidak mengandung: a) pengantar, b) data dan c) sub-sub aitem tes. Keunggulan a) Tes ini dapat untuk mengukur kecakapan kognitif mulai dari pengetahuan sampai pada kemampuan evaluatif, b) tingkat kesukaran aitem dapat dibuat sedemikian rupa dan dapat diurutkan mulai dari aitem yang mudah ke aitem yang sulit, c) satu permasalahan dapat dikaji dan dipecahkan dari berbagai sudut dengan tepat dan pasti.

Kelemahannya mungkin berhubungan lingkup materi uji yang terbatas dan harus dirumuskan menjadi paparan yang lengkap disertai dengan data yang cukup.

Contoh:

Di bawah ini tercantum daftar hasil VO2 Max siswa kelas dua SMA. Nilai tersebut berdasarkan hasil tes dan keterangan berapa jumlah siswa yang mencapainya.

a. Hitunglah nilai rata2nya!

b. Hitunglah berapa standart Deviasinya!

c. Kategorikan hasil pengukuran tersebut!

b. Tes tertulis obyektif

Tes objektif adalah tes yang dapat diskor secara obyektif dimana pembuat tes telah menyediakan kemungkinan jawaban terhadap aitem tes dengan struktur yang sempurna. peserta didik tinggal memilih jawaban yang dianggap paling benar atau paling salah, atau mana yang paling cocok dan mana yang tidak cocok, atau mana yang paling tepat atau yang paling tidak tepat dari sejumlah jawaban. Tes objektif merupakan tes yang secara teoritis memungkinkan penilai terbebas dari hallo effect, karenanya penskoran dapat dilakukan secara lebih obyektif. Karena sifat tes tersebut pemeriksaan hasil tes tidak selalu harus diperiksa oleh penilai, tetapi dapat juga diperiksa oleh orang lain atau dengan menggunakan mesin pemeriksa atau scanner

Keunggulan:

Memiliki validity atau tingkat keakuratan yang tinggi, terutama karena abilities yang diukur jelas dan jawaban yang diharapkan juga pasti.

Memiliki reliability atau tingkat kepercayaan atau tingkat konsistensi yang tinggi, terutama karena jawaban benar ataupun salah dapat diberikan secara pasti oleh siapapun dan kapanpun.

Cakupan materi ajar yang mungkin untuk diujikan dapat lebih luas dan lengkap, khsusus untuk keunggulan ini sulit dicapai oleh tes uraian.

Aitem tes dapat dibuat secara singkat dan jelas. Keunggulan ini akan menghindarkan pemahaman yang ambiguous sehingga mudah dipahami serta mudah dikerjakan oleh peserta tes,

Pemberian skor sangat mudah dilakukan oleh pendidik. Waktu yang dibutuhkan oleh penilai untuk memeriksa aitem-aitem tes dan memeberi skor tidak perlu panjang,

Kualitas aitem tes dapat dianalisis dengan berbagai tehnik statistic, seperti: item difficulty analysis, item discriminant analysis, dan lain-lain baik berdasarkan classical theory atau dengan item response theory. Aitem tes dapat digunakan secara berulang-ulang, dan dibuat item banking. Sangat tepat digunakan jika jumlah pesera tesnya banyak, karena praktis. Kelemahan:

Membuat aitem tes objektif tidaklah mudah, diperlukan ketekunan karena menyita tenaga dan pikiran serta membutuhkan waktu yang relative panjang. Tidak semua sasaran belajar dapat diukur dengan tes objektif, lebih sering dan tepat digunakan untuk mengukur sasaran belajar jenis kognitif pada strata bawah (C-1, C-2, atau (C-3). Karenanya untuk menjawab aitem tes obyektif sangat tergantung pada kemampuan ingatan. Sasaran belajar afektif dan psikomotor sulit diukur dengan tes objektif. Memerlukan jawaban yang absolute, padahal secara teoritis hasil belajar kebanyakan tidak bersifat absolute tetapi kondisional. Jawaban yang diberikan mengandung unsur gambling atau untung-untungan yang cukup tinggi, artinya jawaban yang diberikan dapat ditebak sehingga hasil tes belum tentu menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Membutuhkan banyak biaya, terutama karena aitem tes obyektif biasanya cukup banyak sehingga tidak ekonomis. Jenis tes obyektifa) Benar SalahPenulisan aitem tes benar-salah terdiri dari dua komponen yaitu pernyataan dan alternative jawaban yang dapat berbentuk benar atau salah, setuju tidak setuju, baik-tidak baik atau pernyataan lain yang harus bersifat mutual-exclusive. Aitem tes benar-salah yang baik memerlukan beberapa kriteria :

Aitem tes harus benar-benar mampu mengukur hasil belajar yang bermakna misalnya:

B-S Long bow adalah sejenis busur tradisional Inggris

B-SBolabasket bukan hanya merupakan sebuah kegiatan olahraga tetapi sudah merupakan kegiatan bisnis yang menjanjikan

b) MenjodohkanKeunggulan: a) tepat untuk mengukur hasil belajar berupa pengetahuan tentang definisi, istilah peristiwa atau penanggalan, b) menguji dengan tepat kemampuan menghubungkan dua hal yang berhubungan langsung maupun yang tidak langsung, c) mudah dikonstruksi sehingga pendidik dapat menghasilkan aitem tes untuk pokok bahasan tertentu dalam waktu yang cukup singkat, d) dapat digunakan untuk menguji seluruh isi bidang studi, e) tidak sulit dalam melakukan penskoran.

Kelemahan : utama tipe tes ini adalah hanya mampu mengukur sasaran belajar aspek kognitif pada strata yang paling rendah yaitu pengetahuan yang sangat mengandalkan kemampuan mengingat. Dengan demikian sasaran belajar yang lebih tinggi tidak terukur dengan tes tipe menjodohkan ini.

Aitem tes dapat dikonstruksi dengan baik jika pembuat tes memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pernyataan pokok soal dan masing-masing pernyataan jawaban harus terdiri dari permasalahan yang homogen, dengan ruang lingkup luas. Jika tidak maka tingkat kemudahan aitem menjadi tinggi dan tentu tidak akan banyak manfaatnya dalam mengungkap kemampuan peserta didik. 2. Pernyataan jawaban haruslah berjumlah lebih banyak dari pada pernyataan pokok soal.3. Perhatikan contoh aitem tes tipe menjodohkan berikut:

c) Tes isian (Completion test)Disebut juga dengan test isian, menyempurnakan atau melengkapi.

Contoh:

proses pencernaaan makanan dimulai di mulut dengan menggunakan ........(1) dan bantuan ......(2), sehingga masuk ke esophagus dalam bentuk .......(3)d) Pilihan gandaAlat evaluasi yang paling popular dalam lingkungan tes objektif karena paling sering digunakan oleh pendidik adalah Aitem Pilihan Ganda (multiple choice item). Struktur instrumen tes pilihan ganda terdiri dari: 1) Pokok soal atau stem yang dapat dalam bentuk pernyataan dan atau pertanyaan, dan 2) beberapa alternative jawaban atau option yang pada umumnya berkisar antara 3 s/d 5 jawaban alternative. Usahakan alternative jawaban tidak lebih dari lima karena akan membingungkan peserta didik dan akan menyulitkan dalam mengkonstruksi aitem tes. Salah satu alternative jawaban adalah kunci jawaban benar sedangkan yang lainnya jawaban salah. Contoh:

1) Alat untuk mengukur tinggi badan adalah .

a. meteranb.mikrotoac.timbangand. Stadiometer2) Berikut ini adalah indeks antropometri, kecuali......

a. BB/U

b. BB/TBc. IMT

d. TB/IMT

2. Lisan

Merupakan jenis tes pengetahuan yang menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan ke siswa. Tes lisan biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara siswa dengan tester tentang permasalahannya yang diujikan.

es lisan dapat digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa, baik pada aspek kognitif maupun afektif. Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi (communicative skill). Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa, baik secara individual maupun secara kelompok.Kelebihan:

Bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan siswa secara tepat.

Mengukur kemampuan berpikir taraf tinggi secara lebih leluasa.

Memungkinkan untuk melakukan pengecekan

Tak ada kesempatan untuk menyontek

Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.

Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud.

Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.

Kekurangan Lebih memungkinkan untuk terjadinya ketidakadilan antar peserta didik.

Memungkinkan penguji untuk menyimpang dari lingkup bahan ajar yang akan diujikan.

Membutuhkan waktu pelaksanaan yang relatif lebih lama dan seringkali siswa kurang bebas dalam mengemukakan pendapat.

Peluang subjektivitas dalam penilaian lebih terbuka dibanding dengan tes tulis.

3. Penugasan suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah adalah tugas menyelesaikan soal-soal dan latihan yang dilakukan peserta didik di luar kegiatan kelas.D. Penilaian Proyek

1. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.2. Teknik penilaian

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.Contoh:

Mata pelajaran : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga Kesehatan Nama Proyek: Analisa Pertandingan Bolavoli Antar Kelas Alokasi waktu: 1 semesterGuru Pembimbing: Yoga Pratama Nama Siswa

: Agus NIS

: 99452309Kelas

: II BNo Aspek Skor (1-5)

1. Perencanaan a. Persiapan b. Rumusan Judul

2. Pelaksanaan a. Sitematika Penulisan b. Keakuratan Sumber Datac. Kuantitas sumber datad. Analisis datae. Penarikan kesimpulan

Skor Total

E. Penilaian Portofolio 1. Pengertian

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:

Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.

Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.

Saling percaya antara guru dan peserta didikDalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.

(Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik

Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan

(Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru

Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.

(Kepuasan

Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.

(Kesesuaian

Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

(Penilaian proses dan hasil

Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.

(Penilaian dan pembelajaran

Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

2. Teknik penilaian

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.

Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.

Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.

Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.Contoh:Sekolah

:Mata Pelajaran:Alokasi Waktu:Nama Siswa

:Kelas/SMT

:NoKI/KD/PIWaktuKriteriaKet.

Pertemuan I

Pengertian tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi

Pertemuan 2

Prinsip dasar dan Rambu-rambu evaluasi

Pertemuan 3

Macam-macam Penilaian

Pertemuan 4

Aspek-aspek penilaian

Pertemuan 5 dan 6

Teknik-teknik penilaian dan bentuk instrumen