Bahan Tutor OMA

5
DEFINISI Otitis media adalah suatu peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah. Otitis media akut didefinisikan bila proses peradangan pada telinga tengah yang terjadi secara cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan sistemik. ETIOLOGI Otitis media akut bisa disebabkan oleh bakteri dan virus. Bakteri yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus pneumaniae, diikuti oleh Haemophilus influenza, Moraxella catarrhalis, Streptococcus grup A, dan Staphylococcus aureus. Beberapa mikroorganisme lain yang jarang ditemukan adalah Mycoplasma pneumaniae, Chlamydia pneumaniae, dan Clamydia tracomatis. Virus terdeteksi pada sekret pernafasan pada 40-90% anak dengan OMA, dan terdeteksi pada 20-48% cairan telinga tengah anak dengan OMA. Virus yang sering sebagai penyebab OMA adalah respiratory syncytial virus. Selain itu bisa disebabkan virus parainfluenza (tipe 1,2, dan 3), influenza A dan B, rinovirus, adenovirus, enterovirus, dan koronavirus. Penyebab yang jarang yaitu sitomegalovirus dan herpes simpleks. Infeksi bisa disebabkan oleh virus sendiri atau kombinasi dengan bakteri lain. EPIDEMIOLOGI Broides et al menemukan prevalensi bakteri penyebab OMA adalah H.influenza 48%, S.pneumoniae 42,9%, M.catarrhalis 4,8%, Streptococcus grup A 4,3% pada pasien usia dibawah 5 tahun pada tahun 1995-2006 di Negev, Israil.19 Sedangkan Titisari menemukan bakteri penyebab OMA pada pasien yang berobat di RSCM dan RSAB Harapan Kita Jakarta pada bulan Agustus 2004 – Februari 2005 yaitu S.aureus 78,3%, S.pneumoniae 13%, dan H.influenza 8,7%. PATOFISIOLOGI Otitis media akut terjadi karena terganggunya faktor pertahanan tubuh. Sumbatan pada tuba Eustachius merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit ini. Dengan terganggunya fungsi tuba Eustachius, terganggu pula pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah sehingga kuman masuk dan terjadi peradangan. Gangguan fungsi tuba Eustachius ini menyebabkan terjadinya tekanan negatif di telinga tengah, yang menyebabkan transudasi cairan hingga supurasi. Pencetus terjadinya OMA adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Makin sering anak-anak terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi dan anak terjadinya OMA dipermudah karena: 1. morfologi tuba eustachius yang pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal; 2. sistem kekebalan tubuh masih dalam perkembangan; 3. adenoid pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa dan sering terinfeksi sehingga infeksi dapat menyebar ke telinga tengah.24 Beberapa faktor lain mungkin juga berhubungan dengan terjadinya penyakit telinga tengah, seperti alergi, disfungsi siliar, penyakit hidung dan/atau sinus, dan kelainan sistem imun.

description

OTITIS MEDIA AKUT

Transcript of Bahan Tutor OMA

DEFINISIOtitis media adalah suatu peradangan sebagianatau seluruh mukosa telinga tengah. Otitis media akutdidefinisikan bila proses peradangan pada telinga tengah yang terjadi secara cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan sistemik.ETIOLOGIOtitis media akut bisa disebabkan oleh bakteridan virus. Bakteri yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus pneumaniae, diikuti oleh Haemophilus influenza, Moraxella catarrhalis, Streptococcus grup A, dan Staphylococcus aureus. Beberapa mikroorganisme lain yang jarang ditemukan adalah Mycoplasma pneumaniae,Chlamydia pneumaniae, dan Clamydia tracomatis.Virus terdeteksi pada sekret pernafasan pada40-90% anak dengan OMA, dan terdeteksi pada 20-48% cairan telinga tengah anak dengan OMA. Virus yang sering sebagai penyebab OMA adalah respiratorysyncytial virus. Selain itu bisa disebabkan virus parainfluenza (tipe 1,2, dan 3), influenza A dan B,rinovirus, adenovirus, enterovirus, dan koronavirus.Penyebab yang jarang yaitu sitomegalovirus dan herpes simpleks. Infeksi bisa disebabkan oleh virus sendiri atau kombinasi dengan bakteri lain.EPIDEMIOLOGIBroides et al menemukan prevalensi bakteripenyebab OMA adalah H.influenza 48%, S.pneumoniae42,9%, M.catarrhalis 4,8%, Streptococcus grup A 4,3%pada pasien usia dibawah 5 tahun pada tahun 1995-2006 di Negev, Israil.19 Sedangkan Titisari menemukan bakteri penyebab OMA pada pasien yang berobat di RSCM dan RSAB Harapan Kita Jakarta pada bulan Agustus 2004 Februari 2005 yaitu S.aureus 78,3%, S.pneumoniae 13%, dan H.influenza 8,7%.PATOFISIOLOGIOtitis media akut terjadi karena terganggunyafaktor pertahanan tubuh. Sumbatan pada tubaEustachius merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit ini. Dengan terganggunya fungsi tuba Eustachius, terganggu pula pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah sehingga kuman masuk dan terjadi peradangan. Gangguan fungsi tuba Eustachius ini menyebabkan terjadinya tekanan negatif di telinga tengah, yang menyebabkan transudasi cairan hingga supurasi. Pencetus terjadinya OMA adalah infeksi saluranpernafasan atas (ISPA). Makin sering anak-anak terserang ISPA, makinbesar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi dan anak terjadinya OMA dipermudah karena: 1. morfologi tuba eustachius yang pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal; 2. sistem kekebalan tubuh masih dalamperkembangan; 3. adenoid pada anak relatif lebih besardibanding orang dewasa dan sering terinfeksi sehingga infeksi dapat menyebar ke telinga tengah.24Beberapa faktor lain mungkin juga berhubungan dengan terjadinya penyakit telinga tengah,seperti alergi, disfungsi siliar, penyakit hidung dan/atau sinus, dan kelainan sistem imun.KLASIFIKASIAda 5 stadium OMA berdasarkan padaperubahan mukosa telinga tengah, yaitu: 141. Stadium OklusiStadium ini ditandai dengan gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif telinga tengah. Membran timpani kadang tampak normal atau berwarna suram.2. Stadium HiperemisPada stadium ini tampak pembuluh darah yang melebar di sebagian atau seluruh membran timpani, membran timpani tampak hiperemis disertai edem.3. Stadium SupurasiStadium ini ditandai edem yang hebat telinga tengahdisertai hancurnya sel epitel superfisial sertaterbentuknya eksudat purulen di kavum timpanisehingga membran timpani tampak menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.4. Stadium PerforasiPada stadium ini terjadi ruptur membran timpanisehingga nanah keluar dari telinga tengah ke liangtelinga.5. Stadium ResolusiPada stadium ini membran timpani berangsur normal, perforasi membran timpani kembali menutup dan sekret purulen tidak ada lagi. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.Ada juga yang membagi OMA menjadi 5 stadiumyang sedikit berbeda yaitu: 1. stadium kataralis; 2.stadium eksudasi; 3. stadium supurasi; 4. stadiumpenyembuhan; dan 5. stadium komplikasi.25DIAGNOSISDiagnosis OMA harus memenuhi tiga halberikut: 1.Penyakitnya muncul mendadak (akut);2. Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah. Efusidibuktikan dengan adanya salah satu di antara tandaberikut: menggembungnya gendang telinga, terbatas / tidak adanya gerakan gendang telinga, adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga, cairan yang keluar dari telinga; 3. Adanya tanda / gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut: kemerahan pada gendang telinga, nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal. Diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat. Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien. Pada anak anak umumnya keluhan berupa rasa nyeri di telinga dan demam. Biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan atas sebelumnya. Pada remaja atau orang dewasa biasanya selain nyeri terdapat gangguan pendengaran dan telinga terasa penuh. Pada bayi gejala khas adalah panas yang tinggi, anak gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang dan sering memegang telinga yang sakit.Beberapa teknik pemeriksaan dapat digunakanuntuk menegakkan diagnosis OMA, seperti otoskop,otoskop pneumatik, timpanometri, dan timpanosintesis.Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telingayang menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di liang telinga.1,15,23Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukandengan otoskopi pneumatik. Gerakan gendang telingayang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.1,15 Pemeriksaan inimeningkatkan sensitivitas diagnosis OMA. Namunumumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan denganotoskop biasa.1,23Untuk mengkonfirmasi penemuan otoskopipneumatik dilakukan timpanometri. Timpanometri dapat memeriksa secara objektif mobilitas membran timpani dan rantai tulang pendengaran.1 Timpanometri merupakan konfirmasi penting terdapatnya cairan di telinga tengah. Timpanometri juga dapat mengukur tekanan telinga tengah dan dengan mudah menilai patensi tabung miringotomi dengan mengukur peningkatan volume liang telinga luar. Timpanometri punya sensitivitas dan spesifisitas 70-90% untuk deteksi cairan telinga tengah, tetapi tergantung kerjasama pasien.23Timpanosintesis, diikuti aspirasi dan kulturcairan dari telinga tengah, bermanfaat pada anak yang gagal diterapi dengan berbagai antibiotika, atau pada.Imunodefisiensi.18 Timpanosintesis merupakan standaremas untuk menunjukkan adanya cairan di telinga tengahdan untuk mengidentifikasi patogen yang spesifik.23Menurut beratnya gejala, OMA dapatdiklasifikasi menjadi OMA berat dan tidak berat. OMAberat apabila terdapat otalgia sedang sampai berat, ataudemam dengan suhu lebih atau sama dengan 39oC oralatau 39,5oC rektal, atau keduanya. Sedangkan OMA tidakberat apabila terdapat otalgia ringan dan demam dengansuhu kurang dari 39oC oral atau 39,5oC rektal, atau tidak demam.15KOMPLIKASIKomplikasi dari OMA dapat terjadi melaluibeberapa mekanisme, yaitu melalui erosi tulang, invasilangsung dan tromboflebitis. Komplikasi ini dibagimenjadi komplikasi intratemporal dan intrakranial.Komplikasi intratemporal terdiri dari: mastoiditis akut,petrositis, labirintitis, perforasi pars tensa, atelektasistelinga tengah, paresis fasialis, dan gangguanpendengaran. Komplikasi intrakranial yang dapat terjadiantara lain yaitu meningitis, encefalitis, hidrosefalusotikus, abses otak, abses epidural, empiema subdural,dan trombosis sinus lateralis.24,45Komplikasi tersebut umumnya seringditemukan sewaktu belum adanya antibiotik, tetapi padaera antibiotik semua jenis komplikasi itu biasanyadidapatkan sebagai komplikasi dari otitis media supuratifkronik (OMSK). Penatalaksanaan OMA dengan komplikasiini yaitu dengan menggunakan antibiotik spektrum luas,dan pembedahan seperti mastoidektomi.24Manifestasi Klinis Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien, pada usia anak anak umumnya keluhan berupa:1. Rasa nyeri di telinga dan demam.2. Biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan atas sebelumnya.3. Pada remaja atau orang dewasa biasanya selain nyeri terdapat gangguan pendengaran dan telinga terasa penih. 4. Pada bayi gejala khas Otitis Media akut adalah panas yang tinggi, anak gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang dan sering memegang telinga yang sakit (Rosenfeld RM, 2002).Pencegahan Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:1. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak,2. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan,3. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring,4. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.5. Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA (Bambang, 1991)Rujukan Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah;1. Anak dengan episode OMA yang sering. Definisi sering adalah lebih dari 4 episode dalam 6 bulan. Sumber lain menyatakan sering adalah lebih dari 3 kali dalam 6 bulan atau lebih dari 4 kali dalam satu tahun2. Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga, atau berlubangnya gendang telinga3. Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf wajah atau mastoiditis (mastoiditis: peradangan bagian tulang tengkorak, kurang lebih terletak pada tonjolan tulang di belakang telinga)4. Anak dengan kelainan kraniofasial (kraniofasial: kepala dan wajah), sindrom Down, sumbing, atau dengan keterlambatan bicara.5. OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap dua antibiotik (Bambang, 1991)Faktor Risiko Faktor risiko terjadinya otitis media adalah umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik, status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula, lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis kongenital, status imunologi, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas, disfungsi tubaEustachius, inmatur tuba Eustachius dan lain-lain (Kerschner, 2007). Faktor umur juga berperan dalam terjadinya OMA. Peningkatan insidens OMA pada bayi dan anak-anak kemungkinan disebabkan oleh struktur dan fungsi tidak matang atau imatur tuba Eustachius. Selain itu, sistem pertahanan tubuh atau status imunologi anak juga masih rendah. Insidens terjadinya otitis media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan. Anak-anak pada ras Native American, Inuit, danIndigenous Australian menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi dibanding dengan ras lain. Faktor genetik juga berpengaruh. Status sosioekonomi juga berpengaruh, seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, fasilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah, dan pelayanan pengobatan terbatas, sehingga mendorong terjadinya OMA pada anakanak. ASI dapat membantu dalam pertahanan tubuh. Oleh karena itu, anak-anak yang kurangnya asupan ASI banyak menderita OMA. Lingkungan merokok menyebabkan anak-anak mengalami OMA yang lebih signifikan dibanding dengan anak-anak lain. Dengan adanya riwayat kontak yang sering dengan anak-anak lain seperti di pusat penitipan anak-anak, insidens OMA juga meningkat. Anak dengan adanya abnormalitas kraniofasialis kongenital mudah terkena OMA karena fungsi tuba Eustachius turut terganggu, anak mudah menderita penyakit telinga tengah. Otitis media merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat infeksi saluran napas atas, baik bakteri atau virus (Kerschner, 2007).