Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur"...

52
MENGGUGAT PEMERINTAH MENUNTUT HAK HIDUP MASYARAKAT HUKUM ADAT DI KALIMANTAN TIMUR Disampaikan pada Konsultasi Publik RAPERDA PPHAMHA 14 Agustus 2014 di Hotel Aston SAMARINDA

description

Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Transcript of Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur"...

Page 1: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

MENGGUGAT PEMERINTAH MENUNTUT HAK HIDUP

MASYARAKAT HUKUM ADAT DI KALIMANTAN TIMUR

Disampaikan pada Konsultasi Publik RAPERDA PPHAMHA

14 Agustus 2014 di Hotel Aston SAMARINDA

Page 2: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Masyarakat Hukum Adat (MHA) di Nusantara sudah ada sejak sebelum kemerdekaan RI dan NKRI terbentuk.

MHA ini, memiliki adat istiadat dan hak-hak adatnya yang dipelihara turun temurun.

MHA ada yang sudah maju (Bali, Minangkabau, dll), tetapi sebagian tersebar di daerah-daerah terpencil, sehingga sering kurang mendapat perhatian pemerintah, dan kehidupan yang tertinggal menjadi warna yang dominan.

PENDAHULUAN(Keadaan MHA di Kaltim)

Page 3: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Di Kalimantan Timur, yang lebih banyak berperan dalam pengembangan MHA hanya pemerintahan tingkat Kabupaten dimana MHA itu berada.

Sementara para pejabat eksekutif dan legislatif tingkat propinsi yang sebagian besar berasal dari luar Kaltim, kebanyakan kurang memahami dan memperhatikan MHA ini, khususnya MHA Dayak.

Page 4: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Isu benturan adat istiadat dan hak-hak adat antara pihak korporasi dengan MHA ini sudah sering terjadi sejak negara kita melaksanakan program-program pembangunan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun nasib kurang beruntung bagi MHA, karena dampak pembangunan itu justru meminggirkan MHA sendiri .

Di Kaltim, benturan dengan MHA terjadi terutama seiring dengan berkembangnya investasi di bidang kehutanan, perkebunan dan pertambangan serta program transmigrasi yang membutuhkan areal hutan dan tanah yang luas.

Page 5: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Konflik pada dasarnya dipicu oleh pemberian ijin pemanfaatan hutan dan lahan untuk usaha perkebunan, konsesi hutan dan pertambangan dan plotting areal hutan dan tanah untuk program transmigrasi oleh pemerintah mulai dari pusat sampai pemerintah kabupaten.

Dalam memberikan perijinan, pemerintah selalu mengabaikan keberadaan MHA yang sudah mendiami, mengelola dan mentergantungkan kehidupannya secara turun temurun di kawasan hutan dan tanah itu sejak sebelum adanya NKRI.

Page 6: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Sementara kebijakan pengembangan perkebunan, pengelolaan hutan dan pertambangan oleh pemerintah berjalan terus dan korporasi menyambut dengan sangat positif akan kebijakan pembangunan pemerintah tsb sehingga kawasan hutan dan tanah di lingkungan MHA semakin sempit. Ini menimbulkan akibat kesengsaraan yang prospektif bagi MHA Dayak khususnya karena sumber daya kehidupannya yang berasal hutan dan tanah, baik kualitas maupun kuantitasnya sudah semakin tidak sebanding dengan kebutuhan hidup MHA yang bersangkutan.

Page 7: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

MHA tidak bisa mendapatkan bahan bangunan lagi dari hutan, tidak bisa lagi mendapatkan daging dari kawasan hutan perburuan, tidak bisa lagi mendapatkan lebah madu, tidak bisa lagi menghasilkan beras karena tanah untuk berladang semakin sempit, tidak ada lagi tumbuhan obat-obatan karena kebanyakan unsur keragaman hayati sudah punah oleh perubahan kawasan hutan.

Page 8: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Kualitas lingkungan hidup semakin mengalami degradasi, udara dan air sudah tercemar, binatang buruan punah atau bermigrasi ke daerah lain yang masih aman menjadi habitatnya.

Itulah prospek penderitaan alih-alih kesejahteraan yang diiming-imingkan kepada MHA yang tentunya hanya suatu pemandangan fatamorgana saja.

Page 9: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Program pemerintah untuk menyiapkan MHA agar tidak lagi bergantung kepada hutan dan tanah sampai sekarang belum jelas. Sehingga faktanya, MHA Dayak belum siap untuk hidup di luar kawasan hutan dan tidak tergantung dengan hutan dan tanah lagi.

Itu artinya MHA Dayak khususnya akan bertahan di kawasan tempat tinggalnya secara turun temurun sampai titik darah penghabisan dan akan menentang siapapun yang akan merampas hak-hak adatnya, apapun resiko yang dihadapi.

Page 10: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Pemerintah dalam memberikan ijin pemanfaatan hutan/tanah kepada korporasi, tanpa sepengetahuan MHA yang sudah mendiami kawasan hutan itu.

Tidak hanya mengabaikan eksistensi MHA tetapi memandang bahwa semua hutan dan tanah tempat tinggal MHA itu semuanya milik negara dan MHA tidak mempunyai hak apapun atas hutan dan tanah di kawasan tempat tinggalnya.

Page 11: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

RTRWP Kaltim merupakan bukti yang sangat kuat bahwa Pemprop belum mau mengakui dan melindungi hak-hak adat MHA atas hutan dan tanah

Hal ini memperparah kerisauan dan kekuatiran MHA Dayak akan semakin habisnya hutan dan tanah yang sudah didiaminya, dipelihara, dirawatnya sejak nenek moyangnya turun temurun.

Page 12: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Seringkali MHA harus berjuang berdarah-darah, atau harus mendekam dalam sel tahanan Kepolisian dalam mempertahankan hak-hak tradisionalnya.

Ini suatu keadaan yang sangat ironis, di mana MHA sebagai anak bangsa sendiri harus berjuang dengan keras mempertahankan hak-haknya terhadap aksi “perampasan” yang dilakukan oleh kapitalis yang juga sesama anak bangsa, akibat para pejabat pemerintahan kita kurang mengenal “keragaman” anak bangsanya sendiri dan belum adanya undang-undang/peraturan yang dengan tegas mengakui dan melindungi hak-hak adat MHA.

Page 13: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Putusan MK no. 35/2012 belum diniatkan untuk cepat dilaksanakan untuk mengembalikan hutan adat yang ada dalam hutan negara kepada MHU yang seharusnya menguasai dan mengelolanya dengan kearifan MHA itu sendiri.

Keadaan ini memberi peluang kepada pemerintah setempat untuk melepaskan hutan dan tanah dalam wilayah MHA seluas-luasnya untuk korporasi kapitalis. MHA banyak mendapat ancaman jika tidak melepaskan hutan dan tanah adatnya. Konflik menjadi semakin meningkat.

Page 14: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi baik pemerintah maupun korporasi sama sekali tidak pernah memperlihatkan toleransinya untuk mengakui eksistensi MHA beserta hak-hak adatnya atas hutan dan tanah yang ditempatinya secara turun menurun.

Bahkan lebih sering resolusi konflik dilakukan dengan cara jalan pintas, agar cepat selesai, yakni dengan cara represif, dengan bantuan polisi atau tentara. Hasilnya, sudah pasti MHA tidak mampu memenangkannya. Dan mau tidak mau menyingkir dari hutan dan tanah yang sudah dicaplok tersebut

Page 15: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Pada keadaan sekarang, situasi di lapangan sudah dalam keadaan sangat kritis akibat pemerintah terus mengeluarkan ijin pemanfaatan lahan untuk investasi.

Pencaplokan hutan/tanah adat berjalan terus, MHA Dayak berusaha keras melindungi hak-hak adatnya dengan upaya seadanya.

Kadang-kadang ada bantuan relawan dari LSM, namun sangat tidak sebanding dengan besarnya masalah yang terjadi.

Page 16: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Dalam konteks inilah MHA Dayak sangat mengharapkan dan mendesak Pemrop dan lembaga legislatif prop Kaltim agar segera membuat peraturan daerah untuk mengakui dan melindungi hak-hak adat atas hutan dan tanah, beserta hak-hak adat lainnya, agar sisa-sisa hutan dan tanah yang ada bisa segera diselamatkan dari kerakusan dan keserakahan para kapitalis.

KEBUTUHAN MENDESAK BAGI MHA

Page 17: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Setelah belajar dari berbagai pengalaman yang menyakitkan bagi MHA dalam penyelesaian berbagai konflik, yang ujung-ujungnya selalu meminggirkan MHA, membuat MHA semakin terpojok, bahkan dalam posisi bagaikan masyarakat asing (bukan warga negara Republik Indonesia) yang tidak diakui hak-hak kewarga negaraannya di dalam negerinya sendiri.

Page 18: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Keadaan kritis itulah yang menjadi dasar untuk mendesak Pemprop Kaltim dan lembaga legislatif agar membuat satu peraturan yang memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak adat MHA yang ada.

Sejak berlakunya amandemen kedua konstitusi RI UUD 1945, disitu dideklarasikan bahwa MHA mendapatkan pengakuan eksistensinya dalam NKRI ini.

Page 19: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Hal itu dinyatakan dalam pasal 18 B ayat (2) bahwa:“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat berserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.”

Page 20: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Apabila kita cermati fasal 18 B UUD 1945 (amandemen ke dua) tsb maka pengakuan barulah bersifat deklaratif, belum implementatif oleh sebab itu membutuhkan UU pelaksanaannya.

Oleh sebab itu pengaruh pasal 18 B konstitusi tersebut belum dapat dirasakan oleh MHA.

Page 21: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Yang dibutuhkan adalah suatu peraturan yang cukup sakti untuk menghentikan pencaplokan hutan dan tanah adat MHA

Peraturan yang mengakui secara eksplisit dan melindungi hak-hak adat atas hutan dan tanah MHA seperti itulah yang bisa mempunyai kesaktian untuk mengendalikan seluruh penyebab konflik.

Page 22: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Putusan MK no 35/2012 masih perlu diimplemetasikan melalui revisi UU 41/1999 agar bisa mengeluarkan hutan adat dari kawasan hutan negara, sehingga belum berdampak memberdayakan hak-hak adat atas hutan adat dari MHA.

UU Desa (UU no. 6/2013) juga masih harus dijabarkan dalam berbagai peraturan pelaksanaannya.

Page 23: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat sudah diundangkan pada tanggal 11 Juli 2014.

Permendagri ini memberi power dan pedoman kepada Pemprop dan DPRD Kaltim agar tidak ragu-ragu mempercepat penyelesaian kebutuhan Perda PPHA MHA di Kaltim

Page 24: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Pada tingkat ini semakin nyata kebutuhan akan pengakuan dan perlindungan hak-hak adat MHA Dayak itu.

Momentum revisi RTRWP Kalimantan Timur merupakan peluang bagi MHA Dayak untuk menggugat Pemprop Kaltim agar memperhatikan salah satu kelompok warganya yang ruang kehidupan semakin terhimpit oleh kebijakan investasi di bidang kehutanan, perkebunan dan pertambangan yang mengusai kawasan hutan dan lahan.

PERJALANAN PERJUANGAN MHA

Page 25: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Maka lahirlah Forum Dayak Menggugat (FDM) sebagai organ perjuangan menuntut pengakuan dan perlindungan hak-hak adat MHA yang semula berfokus kepada MHA Dayak karena MHA inilah yang paling menderita akibat perampasan kawasan hutan dan tanah adat miliknya, termasuk kuburan leluhur, lembo dan situs bersejarah bagi warga MHA itu.

Page 26: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Perjuangan dimulai pada akhir 2012 ketika revisi RTRWP Kaltim sudah hampir final. FDM berjuang dari dua sisi, yaitu sisi eksekutif dan sisi legilatif. Dari sisi eksekutif, FDM menuntut kepada Gubernur dan Bappeda Prop Kaltim agar mengeluarkan kawasan hutan adat dari kawasan hutan negara, tetapi Pemprop cq Bappeda tidak bergeming.

Page 27: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Merasa kurang mendapat tanggapan dari Bappeda, FDM menerobos ke legislatif ternyata mendapat respons positif dari beberapa anggota legislatif yang simpati dengan perjuangan FDM.

Akhirnya gugatan FDM diterima masuk dalam agenda Badan Legislasi DPRD Prop Kaltim.

Page 28: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Melalui pengawalan yang intensif dari teman-teman FDM dan STABIL, maka di awal tahun 2013 dicapailah kesepakatan mengenai judul rancangan produk hukum yang diharapkan itu menjadi PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK ADAT MASYARAKAT ADAT DAYAK KALIMANTAN TIMUR.

Page 29: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Judul itu disepakati sebelum mengetahui adanya proses RUU inisiatif PPHA MHA di pemerintah RI dan lembaga Legislatif RI di Jakarta. Sehingga secara kebetulan tuntutan FDM yang disambut oleh Legislatif Kaltim sejalan dengan Legislatif RI.

Dan kebetulan pula Raperda PPHA MHA Dayak Kaltim merupakan raperda inisiatif Legislatif Prop Kaltim

Page 30: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

• Perjuangan FDM yang bermula dari mencoba sendirian menerobos proses penyusunan RTRWP Kaltim melalui Tim Terpadunya, agar MHA Dayak diakui haknya mengelola dan memelihara kawasan hutan adat yang lestari, namun kemudian ternyata perjuangan FDM ini mendapat simpati dari LSM STABIL yang concern mengenai isu lingkungan hidup dan pelestarian hutan.

Page 31: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Inti dari perjuangan FDM pada dasarnya,tidak hanya menyelamatkan MHA Dayak beserta hak-hak adatnya (memulihkan hak azasi manusianya), tetapi juga menyelamatkan hutan dan tanah, dan menyelamatkan keragaman hayati serta lingkungan hidup dalam arti luas yang terancam rusak dan punah.

Page 32: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

• Untuk membantu FDM maka STABIL memberikan asistensi yang konsisten dalam pendampingannya.

• Tahap selanjutnya secara khusus dalam menangani formulasi kosep yang bobot dominannya adalah masalah hukum, STABIL didukung oleh seorang pakar hukum dari Fakultas Hukum, Universitas Balikpapan, Bpk Muhammad Nasir.

Page 33: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

• Bantuan kepakaran juga banyak dikontribusikan oleh Dr Simon Devung, pakar antropologi dan sosiologi, Universitas Mulawarman, praktisi hukum adat, sdr Elisason, pakar hukum muda Ibu Erika, pakar antropologi muda Sdr Ryan, ibu Margareta Seting dari AMAN Kaltim dan banyak lagi para pakar lainnya dari LSM, dll.

Page 34: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Untuk memasuki proses penyusunan Raperda Adat maka Lembaga Legislatif prop Kaltim membentuk Pansus Raperda PPHA MHA dengan Ketuanya Yang Terhormat Drs H. Suwandi.

Sebelum dibahas bersama Pansus, dalam rangka penyiapan NA dan draft raperda, STABIL telah melakukan berkali-kali FGD dengan tokoh-tokoh MHA Dayak, plus tokoh-tokoh MHA Berau, Paser, Bulungan, Tidung, Kutai dan Banjar.

Page 35: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Dengan mengambil tempat di Pulau Derawan, Berau, pada 25-27 April 2014 yang lalu dilaksanakan konsultasi publik dengan Pansus Raperda Adat DPRD Kaltim yang dihadiri juga oleh para pakar MHA dari Jakarta, antara lain Pak Yando salah satu anggota Tim penyusun UU Desa.

Page 36: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Dari konsultasi publik di P. Derawan itu meyakinkan kita semua bahwa RUU PPHA MHA Nasional masih akan menempuh perjalanan panjang dan kemungkinannya sangat kecil akan disahkan sebelum berakhirnya masa jabatan para anggota legislatif RI periode 2009-2014 pada bulan Oktober nanti.

Page 37: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Oleh sebab itu untuk Pemprop dan DPRD Kaltim, tidak perlu disangsikan lagi, bahwa Perda PPHA MHA harus diselesaikan segera karena sangat mendesak dibutuhkan untuk menguatkan hak-hak adat MHA dan sebagai landasan dasar resolusi konflik dalam MHA di daerah ini

Page 38: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Yang terkahir, disepakati juga dalam konsultasi publik di P. Derawan tsb bahwa Raperda PPHA MHA diperluas untuk semua MHA yang ada di Kaltim. Jadi Raperda ini tidak semata-mata untuk kepentingan MHA Dayak saja, tetapi untuk semua MHA di Kaltim ini.

Oleh sebab itu, Gubernur, Wakil Gubernur, atau pejabat di tingkat manapun di Kaltim ini tidak perlu menguatirkan eksklusifisme Dayak.

Page 39: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Tahap selanjutnya, dalam pertemuan FDM bersama STABIL dengan ketua fraksi-fraksi DPRD Prop Kltim setelah konsultasi publik di P. Derawan, semua fraksi menyatakan dukungannya agar Raperda ini dapat diselesaikan menjadi Perda dalam kerangka masa kerja para anggota legislatif periode 2009-2014 yang berakhir pada akhir Agustus 2014 ini.

Page 40: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Berkenaan surat Wakil Gubernur Kaltim kepada DPRD Kaltim cq Ketua Pansus Raperda PPHA MHA tertanggal 3 Juni 2014 no. 188.34/4214-Hk/2014 agar menunda pembahasan Raperda PPHA MHA yang sudah hampir mencapai final ini, sangatlah disayangkan.

KRITIK DAN SARAN UNTUK PEMPROP DAN DPRD KALTIM

Page 41: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Sikap seperti ini justru memperlihatkan ketidak-pahaman dan ketidak pedulian seorang pemimpin daerah, sebagai pejabat publik di pemerintah Prop Kaltim akan kebutuhan dasar salah satu kelompok warga masyarakatnya, yakni MHA. Bukan hanya kebutuhan MHA Dayak tetapi kebutuhan MHA yang ada di Kalimantan Timur.

Page 42: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Seyogyanya tidak ada yang perlu dikuatirkan tentang kebutuhan Perda PPHA MHA ini karena ini adalah kebutuhan dasar salah satu masyarakat Kalimantan Timur, yakni Masyarakat Hukum Adat untuk mendapatkan pengakuan dan mempertahankan Hak Azasinya sebagai warga masyarakat asli di daerah ini khususnya dan warga NKRI ini.

Page 43: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Pikiran pejabat pemerintah prop Kaltim yang kerdil, dan kurang peka akan kebutuhan mendasar warga masyarakatnya seperti ini sungguh disayangkan.

Page 44: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Mudah-mudahan sikap seperti ini bukan berarti beliau tidak peduli akan keadaan MHA yang semakin terpojok, mengalami kesengsaraan dan berdarah-darah dalam mempertahankan haknya sebagai warga negara yang tidak pernah diakui sebagai warga negara itu, tapi hanya karena “tak kenal maka tak sayang”

Page 45: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Bagi para pejabat pemerintah Kalimantan Timur atau siapapun yang berasal dari luar Kaltim, yang sudah menjadi warga daerah ini, berpenghidupan di daerah ini, hendaknya benar-benar mendalami dan menghayati makna sebuah peribahasa tua “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”.

Page 46: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Kenalilah sedetailnya daerah dan masyarakat Kaltim ini dan berbuatlah adil sesuai kebutuhannya demi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhannya.

Bukan hanya memperhatikan kelompok masyarakatnya sendiri-sendiri.

Page 47: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Apabila para pemimpin, pejabat, para wakil rakyat dan siapa pun yang concern dengan masalah masyarakat dan pembangunan Kaltim ini sudah merasakan bahwa daerah ini miliknya, tidak lagi berpikiran diskriminatif, berprasangka, dsb, maka kita bisa mengatakan masalah bagi MHA adalah masalah kita bersama.

Page 48: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Kami mengharapkan tidak ada lagi alasan yang dibuat-buat untuk menunda penyelesaian Raperda PPHA MHA ini menjadi Perda karena substansi draftnya sudah disesuaikan dengan UU dan Permen yang sudah ada.

Kemungkinan berbenturan dengan peraturan di atasnya, mudah-mudahan tidak ada lagi.

Page 49: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Kita perlu percepat juga menyediakan payung hukum bagi Perda yang berkenaan dengan PPHA MHA yakan segera digarap oleh Kabupaten/Kota yang berkepentingan dengan MHA di wilayahnya.

Page 50: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Maka dari itu masalah yang dihadapi oleh MHA ini haruslah kita selesaikan bersama-sama, dengan hati yang tulus dan ikhlas, mulai dari kulitnya sampai ke dalamnya, dari pucuknya sampai ke akar-akarnya; atau

Page 51: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Dengan kata lain, harapan dan tuntutan MHA agar Raperda PPHA MHA diselesaikan sebelum berakhirnya bulan Agustus ini bisa disepakati menjadi harapan dan tuntutan Pemprop dan DPRD Kaltim dan juga menjadi harapan dan tuntutan kita bersama.

Page 52: Bahan Presentasi "Menggugat Pemerintah Menuntut Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat di Kalimantan Timur" oleh Forum Dayak Menggugat

Demikian dan terima kasih atas perhatian peserta sekalian.

Samarinda, 14 Agustus 2014