bahan pencernaan hemoroid

139
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEMOROID Definisi Kata “Hemoroid” berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘haem’ : darah, rhoos’ : mengalir. Jadi semua pendarahan yang ada di anus disebut hemoroid. Hemoroid adalah pelebaran rasa di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal dan dapat dibagi menjadi 2, yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media dan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. Etiologi Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua : 1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik. Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah : Hepar sirosis hepatis Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus hemoroidalis .

description

mkgu

Transcript of bahan pencernaan hemoroid

Page 1: bahan pencernaan hemoroid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEMOROID

Definisi

Kata “Hemoroid” berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘haem’ : darah, rhoos’ : mengalir. Jadi semua

pendarahan yang ada di anus disebut hemoroid.

Hemoroid adalah pelebaran rasa di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan

patologik. Hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan.

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal dan dapat dibagi menjadi 2,

yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis

superior dan media dan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai

istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan

hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter.

Etiologi

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik.

Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :

• Hepar sirosis hepatis

Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga

terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan

pleksus hemoroidalis .

• Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.

• Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga aliranya

terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal dan lain lain.

2. Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab timbulnya

hemoroid.Faktor faktor yang mungkin berperan :

• Keturunan atau heriditer

Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan

hemoroidnya.

• Anatomi

Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga darah mudah kembali

Page 2: bahan pencernaan hemoroid

menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.

• Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :

- Orang yang pekerjaan nya banyak berdiri atau duduk dimana gaya grapitasi akan

mempengaruhi timbulnya hemoroid.Misalnya seorang ahli bedah.

- Gangguan devekasi miksi.

- Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

- Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid yaitu :

- Adanya tomur intra abdpomen.

- Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal.

- Mengedan sewaktu partus.

Factor predisposisi terjadinya Hemoroid :

a. Terlalu banyak mengedan saat buang air besar

b. Kebiasaan berjongkok atau duduk terlalu lama

c. Mengangkat beban terlalu berat

d. Wanita hamil yang mengedan saat melahirkan

e. Diare kronik

f. Usia lanjut

g. Hubungan seks peranal

h. Hereditas/ keturunan

i. Sembelit

j. Genetik predisposisi

k. Kurang berolahraga atau imobilisasi

l. Kurang makan-makanan berseerat

Patofisiologi:

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena

hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rektum

terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh

Page 3: bahan pencernaan hemoroid

feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena

kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.

Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi

pada daerah tersebut dan nekrosis.

a. Hemorrhoid interna:

Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk

kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius. Selain itu Sistem vena portal tidak

mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.

b. Hemorrid eksterna:

Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna

kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri. Bentuk ini sering nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf

pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Gejala Klinik:

Gejala utama berupa :

a. Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri.

Perdarahan merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh feses yang

keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses.

b. Prolaps yang berasal dari tonjolan hemaroid sesuai gradasinya.

Hemoroid yag membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar

menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan

disusul reduksi spontan saat defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini

perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus.

Gejala lain yang mengikuti :

c. Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.

Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan edema yang meradang.

d. Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.

Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini

disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus.

e. Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi

Jenis-jenis Hemoroid

Page 4: bahan pencernaan hemoroid

Hemoroid diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1. Hemoroid eksterna, yaitu hemoroid yang muncul di luar sfingter anal.

2. Hemoroid interna, yaitu hemoroid yang terjadi di atas sfingter anal.

(Brunner & Suddarth, 2001 : 1138)

Hemoroid Eksterna diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

• Akut : pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus (hematoma)ànyeri dan gatal

• Kronik : satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit

pembuluh darah

Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu:

1. Derajat I: perdarahan merah segar tanpa nyeri saat defekasi, bila terjadi pembesaran

hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop,

2. Derajat II: menonjol melalui kanalis analis pada saat mengejan ringan, tetapi dapat

masuk kembali secara spontan, pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau

masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.

3. Derajat III: pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan

bantuan dorongan jari. Hemoroid menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali

sesudah defekasi

4. Derajat IV: prolaps hemoroid yang permanen, rentan, dan cenderung untuk

mengalami trombosis atau infark. Hemoroid menonjol keluar dan tidak dapat

didorong masuk.

Der

ajat

Berd

arah

Meno

njol

Rep

osisi

I (+) (-) (-)

II (+) (+) Spo

ntan

III (+) (+) Man

ual

IV (+) tetap Tida

Page 5: bahan pencernaan hemoroid

k

dapa

t

Pleksus hemoroid intern mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior vena porta

sedangkan Pleksus hemoroid eksterna mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui

daerah perineum dan lipat paha ke vena iliaka.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Colok Dubur

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab

tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat

diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.

Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan

colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

2. Pemeriksaan Anoskopi

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop

dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop

dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan

penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler

yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran

hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya

benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani

dan tumor ganas harus diperhatikan.

3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh

proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan

keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya

darah samar.

Page 6: bahan pencernaan hemoroid

Terapi Konservativ

Terapi Konservatif diberikan pada hemoroid derajat I dan II dimana bukan ditujuan untuk

menghilangkan pleksus hemoroidalis tapi untuk menghilangkan keluhan. Terapi konservatif

ini diberikan untuk pasien dengan gejala yang minor dan memiliki kebiasaan diet atau

higiene yang tidak normal.

a. Non-farmakologis

Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan memperbaiki cara defekasi.

Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan

pola atau cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP)

yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku

defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Makanan berserat akan menyebabkan

gumpalan isi usus besar namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi

keharusan mengedan secara berlebihan.

Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air

selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari dengan larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000

(1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air). Dengan perendaman ini, eksudat/sisa

tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan

iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.

b. Farmakologi

Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala.

Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:

1. Obat yang memperbaiki defekasi

Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja

(stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain

psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal

dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini

bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus.

Page 7: bahan pencernaan hemoroid

Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar

(ex.: laxadine, dulcolax, dll).

2. Obat simptomatik

Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau

kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan

Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang

daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.

3. Obat penghenti perdarahan

Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid

yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan

paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.

4. Obat penyembuh dan pencegah serangan

Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet

selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi,

kongesti, edema, dan prolaps.

c. Invasif

Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan tindakan-

tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif. Dilakukan jika pengobatan farmakologis

dan non-farmakologis tidak berhasil.

Prinsip dari tindakan invasif ada 2 yaitu fiksasi dan eksisi. Fiksasi dilakukan pada derajat I

dan II. Dan selebihnya adalah eksisi (Felix, 2006).

Fiksasi terdiri dari:

· Skleroterapi. Dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Metode ini menggunakan zat

sklerosan yang disuntikan para vasal. Setelah itu, sklerosan merangsang pembentukan

jaringan parut sehingga menghambat aliran darah ke vena-vena hemoroidalis.

Akibatnya, perdarahan berhenti. Sklerosan yang dipakai adalah 5% phenol in almond oil

dan 1% polidocanol. Metode ini mudah dilaksanakan, aman dan memberikan hasil baik.

Page 8: bahan pencernaan hemoroid

· Rubber band ligation. Kerja dari metode ini adalah akan mengabliterasi lokal vena

hemoroidalis sampai terjadi ulserasi (7-10 hari) yang diikuti terjadinya jaringan parut (3-

4 minggu). Prosedur ini dilakukan pada hemoroid derajat 1-3.

· Infrared thermocoagulation. Prinsipnya adalah mendenaturasi protein melalui efek

panas dari infrared, yang selanjutnya mengakibatkan jaringan terkoagulasi. Untuk

mencegah efek samping dari infrared berupa kerusakan jaringan sekitar yang sehat,

maka jangka waktu paparan dan kedalamannya perlu diukur akurat. Metode ini

diperuntukkan pada derajat 1-2.

· Laser haemorrhoidectomy. Metode ini mirip dengan infrared. Hanya saja mempunyai

kelebihan dalam kemampuan memotong. Namun, biayanya mahal.

· Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Metode ini menjadi pilihan

utama saat terjadi perdarahan karena dapat mengetahui secara tepat lokasi arteri

hemoroidalis yang hendak dijahit.

· Cryotherapy. Metode ini kurang direkomendasikan karena seringkali kurang akurat

dalam menentukan area freezing.

Sedangkan eksisi dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu St. Marks Milligan –

Morgan Technique, Submucosal Haemorrhoidectomy (Parks method), dan yang terbaru

adalah Circular Stapler Anopexy (teknik Longo). Teknik Circular Stapler Anopexy atau

dikenal dengan Procedure for Prolapse and Haemorrhoids (PPH) baru dikembangkan

sekitar tahun 1993. Teknik ini bekerja dengan mendorong jaringan hemoroid yang merosot

ke arah atas dan dijahitkan ke selaput lendir dinding anus. Kemudian sebuah gelang dari

bahan titanium diselipkan di jahitan dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk

mengokohkan posisi jaringan hemoroid tersebut.

Tindakan Operatif

Indikasi tindakan operatif pada pasien hemoroid adalah penderita dengan keluhan menahun

dan hemoroid derajat III dan IV, Perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan

terapi lain yang lebih sederhana, Hemoroid derajat IV dengan thrombus dan nyeri hebat.

Page 9: bahan pencernaan hemoroid

Penderita hemoroid eksterna juga diberikan terapi bedah karena hemoroid eksterna sudah

tidak bisa ditangani dengan tindakan konservatif. Prinsip yang harus diperhatikan dalam

hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar

berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan

tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan rekonstruksi

tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis akibat prolapsus mukosa. Ada

tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional ( menggunakan pisau dan

gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat pemotong) dan bedah stapler ( menggunakan

alat dengan prinsip kerja stapler).

Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :

a. Bedah konvensional

1. Teknik Milligan – Morgan

Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Teknik ini

dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan pada tahun 1973. Basis massa

hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari

rektum. Kemudian dipasang jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus

hemoroidalis. Penting untuk mencegah pemasangan jahitan melalui otot sfingter

internus. Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi

elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus

hemoroidalis internus dan eksternus, yang dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya.

Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut

maka hemoroid ekstena dibawah kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis,

maka mukosa dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan jahitan jelujur

sederhana. Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu

waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa rectum

yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada mengambil

terlalu banyak jaringan

2. Teknik Whitehead

Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan

mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan

Page 10: bahan pencernaan hemoroid

mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan

kontinuitas mukosa kembali.

3. Teknik Langenbeck

Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan

jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan

diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik

ini lebih sering digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko

pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.

b. Bedah Laser

Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional, hanya alat

pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh jaringan terpatri

sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan dengan nyeri yang

minimal. Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf rasa nyeri ikut terpatri.

Di anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional, saat post operasi akan terasa

nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan, serabut syaraf terbuka akibat serabut

syaraf tidak mengerut sedangkan selubungnya mengerut. Sedangkan pada bedah laser,

serabut syaraf dan selubung syaraf menempel jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut

syaraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi, dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah

jaringan diangkat, luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6

minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan.

c. Bedah Stapler

Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids (PPH) atau

Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun 1993 oleh dokter

berkebangsaan Italia yang bernama Longo sehingga teknik ini juga sering disebut teknik

Longo. Di Indonesia sendiri alat ini diperkenalkan pada tahun 1999. Alat yang digunakan

sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter, terdiri dari lingkaran di

depan dan pendorong di belakangnya. Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami

yang terdapat di saluran anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar.

Kerjasama jaringan hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut menjamin

kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini mengurangi prolaps

jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan dan mengembalikan

Page 11: bahan pencernaan hemoroid

jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena jaringan hemoroid ini masih

diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua. Mula-mula

jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat yang dinamakan dilator,

kemudian dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian alat stapler dimasukkan

ke dalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam

jahitan dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan

hemoroid tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam stapler.

Dengan memutar sekrup yang terdapat pada ujung alat , maka alat akan memotong

jaringan yang berlebih secara otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid maka

suplai darah ke jaringan tersebut terhenti sehingga jaringan hemoroid mengempis dengan

sendirinya. Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak

mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan

dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45 menit, pasien

pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit semakin singkat.

Meskipun jarang, tindakan PPH memiliki resiko yaitu :

Ø Jika terlalu banyak jaringan otot yang ikut terbuang, akan mengakibatkan kerusakan

dinding rektum.

Ø Jika m. sfinter ani internus tertarik, dapat menyebabkan disfungsi baik dalam jangka

waktu pendek maupun jangka panjang.

Ø Seperti pada operasi dengan teknik lain, infeksi pada pelvis juga pernah dilaporkan.

Ø PPH bisa saja gagal pada hemoroid yang terlalu besar karena sulit untuk memperoleh

jalan masuk ke saluran anus dan kalaupun bisa masuk, jaringan mungkin terlalu tebal

untuk masuk ke dalam stapler.

HEMOROIDEKTOMI

Suatu tindakan pembedahan dan cara pengangkata pleksus hemoroidalis dan mukosa atau

tanpa mukosa yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebih.

Buang air besar dengan perdarahan berupa darah segar dan tidak bercampur dengan

feses,prolaps hemoroid disertai dengan anal discharge, pruritus ani dan dermatitis disekitar

anus (proktitis).

Page 12: bahan pencernaan hemoroid

Indikasi operasi

- Penderita dengan keluhan menahun dan hemoroid derajat III dan IV.

- Perdarahan berulang dan anemia yang tidaksembuh dengan terapi lain yang lebih

sederhana.

- Hemoroid derajat IV dengan thrombus dan nyeri hebat.

Kontra indikasi operasi

- Hemoroid derajat I dan II

- Penyakit Chron’s

- Karsinoma rectum yang inoperable

- Wanita hamil

- Hipertensi portal

Teknik pengangkatan dapat dilakukan menurut 3 metode:

a. Metode Langen-beck(eksisi atau jahitan primer radier)

Dimana semua sayatan ditempat keluar varises harus sejajar dengan sumbu memanjang

dari rectum.

b. Metode White head (eksis atau jahitan primer longitudinal)

Sayatan dilakukan sirkuler, sedikit jauh dari varises yang menonjol

c. Metode Morgan-Milligan

Semua primary piles diangkat

Teknik operasi (Morgan Milligan):

1. Posisi pasien littotomi atau knee-chest (menungging)

2. Anestesia dapat dilakukan dengan general, regional atau lokal anestesia

3. Dilakukan praktoskopi untuk identofikasi hemorrhoid

4. Dibuat insisi triangular mulai dari kulit anal ke arah prosimal hingga pedikel hemorrhoid

Page 13: bahan pencernaan hemoroid

5. Jaringan hemorrhoid di eksisi dengan gunting atau pisau, pedikel hemorrhoid diligasi

dengan chromic catgut 3-0

6. Defek kulit dan mukosa dapat dirawat secara terbuka atau dijahit sebagian

7. Tindakan diulang pada bagian yang lain

8. Lubang anus dibiarkan terbuka atau ditampon dengan spongostan

A. PERSIAPAN KLIEN DI UNIT PERAWATAN

I. PERSIAPAN FISIK

Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu :

a) Persiapan di unit perawatan

b) Persiapan di ruang operasi

Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara

lain:

1) Status kesehatan fisik secara umum

Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatan

secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu,

riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status

hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik,

fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang

cukup, karena dengan istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami

stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi,

tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya

haid lebih awal.

2) Status Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat

kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan

keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum

pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi

gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi

Page 14: bahan pencernaan hemoroid

dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi

yang paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan

sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada

kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian.

3) Keseimbangan cairan dan elektrolit

Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan.

Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang normal. Kadar

elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium

serum (normal : 135 – 145 mmol/l), kadar kalium serum (normal : 3,5-5 mmol/l) dan

kadar kreatinin serum (0,70 – 1,50 mg/dl). Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait

erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa

dan ekskresi metabolit obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat

dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri/anuria,

insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan

fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang mengancam jiwa.

4) Kebersihan lambung dan kolon

Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang

bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan

pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema/lavement. Lamanya puasa

berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB).

Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi

(masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area

pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus

pada pasien yang menbutuhkan operasi CITO (segera), seperti pada pasien kecelakaan

lalu lintas. Maka pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan

NGT (naso gastric tube).

5) Pencukuran daerah operasi

Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi pada

daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi

tempat bersembunyi kuman dan juga mengganggu/menghambat proses penyembuhan

dan perawatan luka. Meskipun demikian ada beberapa kondisi tertentu yang tidak

Page 15: bahan pencernaan hemoroid

memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incisi pada

lengan. Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan

sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien di berikan

kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman.

Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang

akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin (pubis) dilakukan pencukuran

jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha. Misalnya :

apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis, operasi pemasangan plate pada fraktur femur,

hemoroidektomi. Selain terkait daerah pembedahan, pencukuran pada lengan juga

dilakukan pada pemasangan infus sebelum pembedahan.

6) Personal Hygine

Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang

kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah

yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat diajurkan untuk mandi sendiri

dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak

mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan

memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

7) Pengosongan kandung kemih

Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter.

Selain untuk pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperluka untuk

mengobservasi balance cairan.

8) Latihan Pra Operasi

Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting

sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi, seperti : nyeri

daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan.

Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain :

Latihan Nafas Dalam

Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri setelah

operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu

beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini

juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum.

Page 16: bahan pencernaan hemoroid

Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan benar maka pasien

dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan pasien.

Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

· Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut

ditekuk dan perut tidak boleh tegang.

· Letakkan tangan diatas perut

· Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi

muluttertutup rapat.

· Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara

dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.

· Lakukan hal ini berulang kali (15 kali)

· Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.

Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami

operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu

nafas selama dalam kondisi teranstesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami

rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di

tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk

mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.

· Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :

Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan

melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.

· Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)

· Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya

batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada

tenggorokan.

· Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi.

· Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Page 17: bahan pencernaan hemoroid

· Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan

menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah

operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.

Latihan Gerak Sendi

Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi,

pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk

mempercepat proses penyembuhan.

Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang

pergerakan pasien setalah operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan

tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh.

Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera

bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga

pasien akan lebih cepat kentut/flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan

penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan

terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah

stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada

perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi

dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan

bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri.

Status kesehatn fisik merupakan faktor yang sangat penting bagi pasien yang akan

mengalami pembedahan, keadaan umum yang baik akan mendukungh dan

mempengaruhi proses penyembuhan. Sebaliknya, berbagai kondisi fisiologis dapat

mempengaruhi proses pembedahan. Demikian juga faktor usia/penuaan dapat

mengakibatkan komplikasi dan merupakan faktor resiko pembedahan. Oleh karena itu

sangatlah penting untuk mempersiapkan fisik pasien sebelum dilakukan

pembedahan/operasi.

Faktor resiko terhadap pembedahan antara lain :

1. Usia

Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut mempunyai

resiko lebih besar. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia tua sudah sangat

Page 18: bahan pencernaan hemoroid

menurun . sedangkan pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh karena belum matur-

nya semua fungsi organ.

2. Nutrisi

Kondisi malnutris dan obesitas/kegemukan lebih beresiko terhadap pembedahan

dibandingakan dengan orang normal dengan gizi baik terutama pada fase

penyembuhan. Pada orang malnutisi maka orang tersebut mengalami defisiensi nutrisi

yang sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka. Nutrisi-nutrisi tersebut antara

lain adalah protein, kalori, air, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin A, Vitamin K,

zat besi dan seng (diperlukan untuk sintesis protein).

Pada pasien yang mengalami obesitas. Selama pembedahan jaringan lemak, terutama

sekali sangat rentan terhadap infeksi. Selain itu, obesitas meningkatkan permasalahan

teknik dan mekanik. Oleh karenanya dehisiensi dan infeksi luka, umum terjadi. Pasien

obes sering sulit dirawat karena tambahan berat badan; pasien bernafas tidak optimal

saat berbaring miring dan karenanya mudah mengalami hipoventilasi dan komplikasi

pulmonari pascaoperatif. Selain itu, distensi abdomen, flebitis dan kardiovaskuler,

endokrin, hepatik dan penyakit biliari terjadi lebih sering pada pasien obes.

3. Penyakit Kronis

Pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler, diabetes, PPOM, dan insufisiensi

ginjal menjadi lebih sukar terkait dengan pemakian energi kalori untuk penyembuhan

primer. Dan juga pada penyakit ini banyak masalah sistemik yang mengganggu

sehingga komplikasi pembedahan maupun pasca pembedahan sangat tinggi.

4. Ketidaksempurnaan respon neuroendokrin

Pada pasien yang mengalami gangguan fungsi endokrin, seperti dibetes mellitus yang

tidak terkontrol, bahaya utama yang mengancam hidup pasien saat dilakukan

pembedahan adalah terjadinya hipoglikemia yang mungkin terjadi selama pembiusan

akibat agen anstesi. Atau juga akibat masukan karbohidrat yang tidak adekuat pasca

operasi atau pemberian insulin yang berlebihan. Bahaya lain yang mengancam adalah

asidosis atau glukosuria. Pasien yang mendapat terapi kortikosteroid beresiko

mengalami insufisinsi adrenal. Penggunaan oabat-obatan kortikosteroid harus

sepengetahuan dokter anastesi dan dokter bedahnya.

5. Merokok

Page 19: bahan pencernaan hemoroid

Pasien dengan riwayat merokok biasanya akan mengalami gangguan vaskuler,

terutama terjadi arterosklerosis pembuluh darah, yang akan meningkatkan tekanan

darah sistemiknya.

6. Alkohol dan obat-obatan

Individu dengan riwayat alkoholik kronik seringkali menderita malnutrisi dan

masalah-masalah sistemik, sperti gangguan ginjal dan hepar yang akan meningkatkan

resiko pembedahan. Pada kasus kecelakaan lalu lintas yang seringkali dialami oleh

pemabuk. Maka sebelum dilakukan operasi darurat perlu dilakukan pengosongan

lambung untuk menghindari asprirasi dengan pemasangan NGT.

II. PERSIAPAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang antara lain :

a) Pemeriksaan Radiologi dan diagnostik, seperti : Foto thoraks, abdomen, foto tulang

(daerah fraktur), USG (Ultra Sono Grafi), CT scan (computerized Tomography

Scan), MRI (Magnrtic Resonance Imagine), BNO-IVP, Renogram, Cystoscopy,

Mammografi, CIL (Colon in Loop), EKG/ECG (Electro Cardio Grafi), ECHO,

EEG (Electro Enchephalo Grafi), dll.

b) Pemeriksaan Laboratorium, berupa pemeriksan darah : hemoglobin, angka leukosit,

limfosit, LED (laju enap darah), jumlah trombosit, protein total (albumin dan

globulin), elektrolit (kalium, natrium, dan chlorida), CT BT, ureum kretinin, BUN,

dll. Bisa juga dilakukan pemeriksaan pada sumsun tulang jika penyakit terkaut

dengan kelainan darah.

c) Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan jaringan tubuh

untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya dilakukan

untuk memastikan apakah ada tumor ganas/jinak atau hanya berupa infeksi kronis

saja.

d) Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD)

Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah kadar gula darah pasien

dalan rentang normal atau tidak. Uji KGD biasanya dilakukan dengan puasa 10 jam

(puasa jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8 pagi) dan juga dilakukan

pemeriksaan KGD 2 jam PP (ppst prandial).

III. PEMERIKSAAN STATUS ANASTESI

Page 20: bahan pencernaan hemoroid

Pemeriksaan ini dilakukan karena obat dan teknik anastesi pada umumnya akan

mengganggu fungsi pernafasan, peredaran darah dan sistem saraf. Berikut adalah

tabel pemeriksaan ASA.

1) Tidak ada gangguan organik, biokimia dan psikiatri

2) Gangguan sistemik ringan sampai sedang yang bukan diseababkan oleh penyakit

yang akan dibedah

3) Penyakit sistemik berat

4) Penyakit/gangguan sistemik berat yang menbahayakan jiwa yang tidak selalu dapat

diperbaiki dengan pembedahan

5) Keadaan terminal dengan kemungkinan hidup kecil, pembedahan dilakukan

sebagai pilihan terakhir.

IV. INFORM CONSENT

Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap pasien, hal

lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan

tanggung gugat, yaitu Inform Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus

menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh

karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat

pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi).

Inform Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi aspek etik

hukum, maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhdap pasien wajib untuk

menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun tindakan yang

dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga mengetahui manfaat dan

tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya. Pasien maupun keluarganya sebelum

menandatangani surat pernyataan tersut akan mendapatkan informasi yang detail

terkait dengan segala macam prosedur pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan

yang akan dijalani. Jika petugas belum menjelaskan secara detail, maka pihak

pasien/keluarganya berhak untuk menanyakan kembali sampai betul-betul paham.

Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena jika tidak meka penyesalan akan

dialami oleh pasien/keluarga setelah tindakan operasi yang dilakukan ternyata tidak

sesuai dengan gambaran keluarga.

Page 21: bahan pencernaan hemoroid

Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan berbagai

cara:

1. Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien sebelum

operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal-hal yang akan

dialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan tempat kamar operasi, dll.

2. Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan operasi

sesuai dengan tingkat perkembangan. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas.

3. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala

prosedur yang ada. Dan memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa

bersama-sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi.

4. Mengoreksi pengertian yang saah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain

karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien.

5. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi, seperti valium

dan diazepam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan dan pasien

dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi.

Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi, petugas

kesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat pasien merasa lebih

tenang. Untuk memberikan ketenangan pada pasien, keluarga juga diberikan kesempatn

untuk mengantar pasien samapi ke batas kamar operasi dan diperkenankan untuk

menunggu di ruang tunggu yang terletak di depan kamar operasi.

OBAT-OBATAN PRE MEDIKASI

Sebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat-obatan

permedikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang

cukup. Obat-obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau diazepam.

Antibiotik profilaksis biasanya di berikan sebelum pasien di operasi. Antibiotik

profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama

tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya di berikan 1-2 jam sebelum operasi

dimulai dan dilanjutkan pasca beda 2- 3 kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah

ceftriakson 1gram dan lain-lain sesuai indikasi pasien.

V. PERSIAPAN PASIEN DI KAMAR OPERASI

Page 22: bahan pencernaan hemoroid

Persiapan operasi dilakukan terhadap pasien dimulai sejak pasien masuk ke ruang

perawatan sampai saat pasien berada di kamar operasi sebelum tindakan bedah

dilakukan. Persiapan di ruang serah terima diantaranya adalah prosedur administrasi,

persiapan anastesi dan kemudian prosedur drapping.

Di dalam kamar operasi persiapan yang harus dilakukan terhdap pasien yaitu berupa

tindakan drapping yaitu penutupan pasien dengan menggunakan peralatan alat tenun

(disebut : duk) steril dan hanya bagian yang akan di incisi saja yang dibiarkan terbuka

dengan memberikan zat desinfektan seperti povide iodine 10% dan alkohol 70%.

Prinsip tindakan drapping adalah:

· Seluruh anggota tim operasi harus bekerja sama dalam pelaksanaan prosedur

drapping.

· Perawat yang bertindak sebagai instrumentator harus mengatahui dengan baik dan

benar prosedur dan prinsip-prinsip drapping.

· Sebelum tindakan drapping dilakukan, harus yakin bahwa sarung tangan tang

digunakan steril dan tidak bocor.

· Pada saat pelaksanaan tindakan drapping, perawat bertindak sebagai omloop harus

berdiri di belakang instrumentator untuk mencegah kontaminasi.

· Gunakan duk klem pada setiap keadaaan dimana alat tenun mudah bergeser.

· Drape yang terpasang tidak boleh dipindah-pindah sampai operasi selesai dan harus

di jaga kesterilannya.

· Jumlah lapisan penutup yang baik minimal 2 lapis, satu lapis menggunkan kertas

water prof atau plastik steril dan lapisan selanjutnya menggunakan alat tenun steril.

Teknik Drapping :

- Letakkan drape di tempat yang kering, lantai di sekitar meja operasi harus kering

- Jangan memasang drape dengan tergesa-gesa, harus teliti dan memepertahankan

prinsip steril

· Pertahankan jarak antara daerah steril dengan daerah non steril

· Pegang drape sedikit mungkin

· Jangan melintasi daerah meja operasi yang sudah terpasang drape/alat tenun steril

tanpa perlindungan gaun operasi.

· Jaga kesterilan bagian depan gaun operasi, berdiri membelakangi daerah yang tidak

Page 23: bahan pencernaan hemoroid

steril.

· Jangan melempar drape terlalu tinggi saat memasang drape (hati-hati menyentuh

lampu operasi)

· Jika alat tenun yang akan dipasang terkontaminasi. Maka perawat omloop bertugas

menyingkirkan alat tenun tersebut.

· Hindari tangan yang sudah steril menyentuh daerah kulit pasien yang belum tertutup.

· Setelah semua lapisan alat tenun terbentang dari kaki sampai bagian kepala meja

operasi, jangan menyentuh hal-hal yang tidak perlu.

· Jika ragu-ragu terhdap kesterilan alat tenun, lebih baik alat tenun tersebut dianggap

terkontaminasi.

B. Perawatan Pasca Bedah

· Bila terjadi rasa nyeri yang hebat, bisa diberikan analgetika yang berat seperti petidin

· Obat pencahar ringan diberikan selama 2-3 hari pertama pasca operasi, untuk

melunakkan faeses

· Rendam duduk hangat dapat dilakukan setelah hari ke-2 (2 kali sehari), pemeriksaan

colok dubur dilakukan pada hari ke-5 atau 6 pasca operasi. Diulang setiap minggu

hingga minggu ke 3-4, untuk memastikan penyembuhan luka dan adanya spasme

sfingter ani interna

· Lakukan sitbath setiap kali setelah BAB (1-2 minggu setelah operasi)

· Makan diet berserat dan yang adekuat, minum paling sedikit 2000 ml cairan dan

berolahraga ringan.

Komplikasi hemoroidektomi:

1. Komplikasi awal:

a. Rasa nyeri pasca operasi, berlangsung s/d 2-3 minggu. Hal ini terutama karena

insisi dan ligasi pedikel hemoroid.

b. Infeksi luka jarang terjadi; dapat timbul abses (1%), Infeksi nekrotikans berat

jarang ditemukan

c. Perdarahan pasca operasi.

d. Pembengkakan jembatan-jembatan kulit.

Page 24: bahan pencernaan hemoroid

e. Inkontinesia berat jangka pendek

2. Komplikasi lanjut terdiri dari:

a. Stenosis ani

b. Terbentuknya skin tag

c. Kekambuhan

d. Fisura Ani. (retakan pada dinding anus yang disebabkan oleh peregangan akibat

lewatnya feses yang keras ataupun trauma) *fisiologi Sylvia 2006

e. Inkontinensia ringan

f. Infark feses, akibat penggunaan narkotika pasca operasi sebagai anti nyeri.

g. Perdarahan akibat pernanahan / infeksi daerah pedikel. Biasanya sehingga ikatan/

jahitan terlepas. Hal in dapat terjadi pada pada hari ke 7-16 pasca operasi.Tidak

ada tindakan sepesifik yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi ini.

Biasanya penderita harus menjalani “operasi ulangan “ untuk beberapa ligasi /

jahitan hemostasis dengan di ruang operasi.

Komplikasi Teknik Milligan – Morgan : Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari

eksisi tunika mukosa rectum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit

daripada mengambil terlalu banyak jaringan ( Buku ajar Bedah, David C. Sabiston).

Komplikasi teknik stapler atau Procedur for Prolapse Hemorroids (PPH) atau Hemorroid

circular stapler. Meskipun jarang, tindakan PPH memiliki resiko yaitu :

1. Jika terlalu banyak jaringan otot yang ikut terbuang, akan mengakibatkan kerusakan

dinding rektum.

2. Jika m. sfinter ani internus tertarik, dapat menyebabkan disfungsi baik dalam jangka

waktu pendek maupun jangka panjang.

3. Seperti pada operasi dengan teknik lain, infeksi pada pelvis juga pernah dilaporkan.

Page 25: bahan pencernaan hemoroid

4. PPH bisa saja gagal pada hemoroid yang terlalu besar karena sulit untuk memperoleh

jalan masuk ke saluran anus dan kalaupun bisa masuk, jaringan mungkin terlalu tebal

untuk masuk ke dalam stapler.

5. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah nyeri permanen (akibat teknik yang kurang

adekuat,inkontinensia alvi sampai dengan fistula rekto vaginal atau rektouretral bila

jaringan yang dieksisi terlalu dalam.mengenai sfingter.

Pencegahan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

1. Jalankan pola hidup sehat.

2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan).

3. Makan makanan berserat (buah, sayuran, sereal, suplemen serat, dll) sekitar 20-25

gram sehari.

4. Hindari terlalu banyak duduk.

5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.

6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar (seks anal).

7. Minum air yang cukup.

8. Jangan menahan kencing dan berak.

9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan.

10. Jangan mengejan berlebihan.

11. Duduk berendam pada air hangat.

12. Minum obat sesuai anjuran dokter.

13. Lakukan defekasi yang sehat.

Pendidikan kesehatan dan dischard planning .

1. Menjaga Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama

defekasi.

2. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan

menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.

Page 26: bahan pencernaan hemoroid

3. Beritahukan klien Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam

duduk dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel)

dan tirah baring.

4. Lakukan sitbath setiap kali setelah BAB paling kurang 1-2 minggu setelah operasi

(untuk pasien pasca operasi)

5. Makan diet berserat yang adekuat, minum paling sedikit 2000 ml cairan dan berolah

raga ringan.

6. Pelembek feses mungkin dibutuhkan setiap hari atau setiap beberapa hari hingga

penyembuhan sempurna.

7. Laporkan gejala-gejala : perdarahan rektal, nyeri terus menerus waktu defikasi,

drainasse yang supuratif.

8. Dietetik dan kebiasaan defekasi “ yang sehat”.

a. Mengingat bahwa hemorroid terjadi karena kebanyakan mengedan secara kronik,

maka upaya utama adalah mencegah konstipasi & diare. Hal ini dapat dicapai

dengan memakan makanan yang berserat dan bercairan tinggi, kalau perlu dengan

suplemen a.l. psyllium. Psyllium bekerja sama dengan air mengencerkan feses dan

menurunkan konstipasi. Apabila masih diperlukan, dapat ditambahkan dengan

pelunak feses. Bagi banyak orang, psyllium juga berfungsi mencegah diare.

b. Banyak orang yang biasa berlama-lama defekasi sambil duduk membaca koran,

merupakan kebiasaan yang buruk karena turut menjadi penyebab hemoroid. Motto:

“ Anda tidak defekasi di perpustakaan karena itu jangan membaca di toilet”

Diagnosa Keperawatan

PRE OPERASI

1) 1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada ujung-ujung saraf nyeri oleh hematoma ditandai

dengan klien

Page 27: bahan pencernaan hemoroid

mengeluh nyeri, klien tampak meringis, klien tampak gelisah, klien tampak memposisikan diri untuk

menghindari nyeri.

2. PK: Perdarahan.

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan konsentrasi plasma darah ditandai dengan

klien tampak

pucat, turgor kulit klien menurun, kulit klien tampak kering

4. Hipertermi berhubungan dengan penurunan konsentrasi plasma darah ditandai dengan klien

mengeluh panas,

suhu tubuh klien meningkat, klien tampak pucat, klien tampak menggigil.

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi pada ujung-ujung saraf gatal oleh

hematoma ditandai

dengan klien mengeluh gatal, klien tampak menggaruk-garuk pantatnya.

POST OPERASI

1. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasive pembedahan hemoroidektomi ditandai dengan

klien megeluh

Page 28: bahan pencernaan hemoroid

nyeri pada luka post op, klien tampak meringis, klien tampak memposisikan diri untuk menghindari

nyeri.

2. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan pajanan patogen.

3. Ansietas berhubungan dengan krisis pasca pembedahan ditandai dengan klien tampak gelisah,

klien selalu

bertanya-tanya tentang kesembuhannya.

Diagnosa Keperawatan, NOC dan NIC (Pre Operasi) :

1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada ujung-ujung saraf nyeri oleh hematoma ditandai

dengan klien mengeluh nyeri, klien tampak meringis , klien tampak gelisah, klien tampak

memposisikan diri untuk menghindari nyeri.

Tujuan:

Setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri klien dapat berkurang dengan

kriteria hasil :

· Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan

· Mengenali gejala-gejala nyeri

· Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya

· Secara subjektif, klien menyatakan penurunan rasa nyeri

· Wajah klien tampak relaks

Intervensi :

1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lama dan penyebarannya

Rasional : Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai temuan

pengkajian.

2. Berikan lingkungan yang tenang sesuai indikasi

Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensivitas pada suara –

suara bising dan meningkatkan istirahat/relaksasi.

Page 29: bahan pencernaan hemoroid

3. Berikan bantalan flotasi di bawah bokong pada saat duduk

Rasional : Membantu menurunkan nyeri akibat penekanan saat duduk.

4. Berikan kompres hangat pada lokasi nyeri

Rasional : Meningkatkan vasokontriksi, penumpukan resepsi sensori yang selanjutnya

akan menurunkan nyeri di lokasi yang paling dirasakan.

5. Berikan rendaman duduk tiga atau empat kali sehari

Rasional : Menghilangkan rasa sakit dan nyeri dengan merelakskan spasme sfingter

6. Berikan posisi yang nyaman pada klien sesuai indikasi

Rasional : Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.

7. Berikan analgetik, seperti asetaminofen

Rasional : Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat serta

meningkatkan kenyamanan dan istirahat

2. PK : Perdarahan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, perawat dapat

meminimalkan komplikasi yang terjadi dengan kriteria hasil:

· Nilai Ht dan Hb berada dalam batas normal

· Klien tidak mengalami episode perdarahan

· Tanda-tanda vital berada dalam batas normal

TD: 100 – 120 mm Hg

Nadi: 60-100x/menit

RR: 14 – 25 x/mnt

Suhu: 36 - 370C ± 0,50C

Intervensi :

1. Kaji pasien untuk menemukan bukti-bukti perdarahan atau hemoragi

Rasional : Untuk mengetahui tingkat keparahan perdarahan pada klien sehingga

dapat menentukan intervensi selanjutnya

2. Monitor tanda vital

Rasional : Untuk mengetahui keadaan vital pasien saat terjadi perdarahan.

3. Pantau hasil lab berhubungan dengan perdarahan

Rasional : Banyak komponen darah yang menurun pada hasil lab dapat membantu

menentukan intervensi selanjutnya

Page 30: bahan pencernaan hemoroid

4. Siapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk menjalani bentuk terapi lain jika

diperlukan

Rasional : Keadaan fisik dan psikologis yang baik akan mendukung terapi yang

diberikan pada klien sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal

5. Awasi jika terjadi anemia

Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

6. Kolaborasi dengan dokter mengenai masalah yang terjadi dengan perdarahan : pemberian

transfusi, medikasi

Rasional : mencegah terjadinya komplikasi dari perdarahan yang terjadi dan untuk

menghentikan perdarahan

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan konsentrasi plasma darah ditandai

dengan klien tampak pucat, turgor kulit klien menurun, kulit klien tampak kering.

Tujuan:

Setelah diberikan askep selama …x 24 jam diharapkan defisit volume cairan dapat diatasi

dengan kriteria hasil :

a. Fluid balance

· TD dalam batas normal (90/60 – 140/80)

· Nadi dalam batas normal

· Masukkan dan haluaran cairan harian seimbang

· BB klien stabil

· Turgor kulit elastis

· Hematokrit dalam batas normal

· Membran mukosa lembab

b. Gastrointestinal function

· Warna feses normal

· Darah dalam feses tidak ada

Intervensi:

A. Fluid Management

1. Monitoring BB klien

Rasional : kekurangan volume cairan menunjukkan tanda berupa penurunan berat

badan.

Page 31: bahan pencernaan hemoroid

2. Catat intake dan output cairan

Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti dan keefektifan

dari terapi yang diberikan

3. Monitoring status hidrasi (membrane mukosa, nadi, orthostatic dan penurunan

hematokrit )

Rasional : hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi

4. Berikan terapi cairan melalui IV sesuai indikasi

Rasional : tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan

5. Tingkatkan intake cairan per oral

Rasional : mempertahankan hidrasi / volume sirkulasi

B. Gastrointestinal Function

1. Observasi adanya darah pada feses

Rasional : perdarahan berlebih memicu kekurangan volume cairan semakin berat.

2. Dokumentasikan warna, jumlah, dan karakteristik feses

Rasional : perubahan warna, jumlah dan karakteristik feses menunjukkan status

cairan dalam saluran cerna.

3. Penggunaan koagulan sesuai indikasi

Rasional : penggunaan koagulan yang efektif dapat menghentikan perdarahan.

Diagnosa Keperawatan, NOC dan NIC ( Post Operatif) :

1. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasive pembedahan hemoroidektomi ditandai

dengan klien megeluh nyeri pada luka post op, klien tampak meringis, klien tampak

memposisikan diri untuk menghindari nyeri.

Tujuan:

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan pasien mengatakan

nyeri berkurang, dan tidak terlihat respon nyeri secara verbal pada klien, dengan kriteria

hasil:

· Klien tidak tampak meringis

· Pasien tidak terlihat kesakitan yang ditandai pasien dalam posisi yang nyaman

· Pasien mengatakan nyerinya berkurang menjadi 2 dengan skala nyeri 1 – 5

Intervensi:

Page 32: bahan pencernaan hemoroid

Manajemen Nyeri

1. Kaji dan catat kondisi keluhan nyeri klien ( dengan pola P,Q,R,S,T), yaitu dengan

memperhatikan lokasi,

intensitas, frekuensi, dan waktu.

Rasional: Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan

komplikasi.

2. Kaji pengetahuan pasien tentang nyeri dan kepercayaan tentang nyeri.

Rasional: Memudahkan dalam melakukan intervensi, karena kultur atau budaya klien dapat

mempengaruhi

persepsi tentang nyeri.

3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan membatasi pengunjung.

Rasional: Suasana yang tenang dapat mengurangi stimulus nyeri.

4. Kontrol dan kurangi kebisingan

Rasional: Suasana yang tenang dapat mengurangi stimulus nyeri.

5. Ajarkan pasien teknik distraksi

Rasional: Untuk memanajemen atau mengalihkan rasa nyeri pada klien.

6. Kaji riwayat adanya alergi obat

Rasional: Mengetahui apakah ada alergi terhadap obat analgesik.

7. Pastikan pasien menerima analgesic.

Page 33: bahan pencernaan hemoroid

Rasional: Memastikan klien menerima obat pereda rasa nyeri

2. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasive (post hemoroidektomi) dan

peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.

Tujuan :

Setelah diberikan askep selama 3 X 24 jam tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil :

· Keadaan temperatur normal

· tidak terdapat tanda-tanda infeksi (kalor,lubor,tumor, dolor,fungsiolaesa)

Intervensi:

1. Pantau suhu dengan teliti dan tanda-tanda infeksi lainnya

Rasional : Mendeteksi kemungkinan infeksi

2. Kaji keadaan luka dan lakukan perawatan luka

Rasional : Mencegah terjadinya infeksi

3. Tempatkan pasien dalam ruangan khusus

Rasional : Meminimalkan terpaparnya pasien dari sumber infeksi

4. Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci

tangan dengan baik

Rasional : meminimalkan pajanan pada organisme infektif

5. Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive

Rasional : Untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi

6. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic.

Rasional : Mencegah terjadinya infeksi

3. Ansietas berhubungan dengan krisis pasca pembedahan di tandai dengan pasien tampak gelisah,

pasien

selalu bertanya-tanya tentang kesembuhannya.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam,di harapkan klien tidak mengalami

ansietas

dengan criteria hasil:

· Monitor insentitas kecemasan

Page 34: bahan pencernaan hemoroid

· Menggunakan strategi koping efektif

· Melaporkan penurunan durasidari episode cemas

· Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan

· Mempertahankan penampilan peran

· Mempertahankan hubungan sosial

· Tidak ada manifestasi perilaku kecemasan

Intervensi:

1. Kaji tingkat kecemasan dan diskusikan penyebab bila mungkin.

Rasional: Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu

untuk menghadapinya dengan lebih realistis.

2. Dorong pasien untuk mengugkapkan perasaan ,ketakutan ,presepsi dan berikan umpan

balik.

Rasional: membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien mengidentifikasi

masalah yang menyebabkan stress.

3. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis,tindakan prognosis

Rasional: keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa control

dan membantu menurunkan ansietas.

4. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Rasional: membantu untuk menurunkan kecemasan pada pasien.

5. Berikan lingkungan tenang dan istirahat

Rasional: membantu menurunkan ansietas

6. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, prilaku perhatian.

Rasional: tindakan dukungan dapat membantu pasien merasa stress berkurang.

7. Berikan obat sesuai indikasi

Rasional: dapat digunakan untuk menurunkan ansietas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Hemoroid. http://medlinux.blogspot.com/2009/02/hemoroid.html. (diakses : 7

April 2011).

Page 35: bahan pencernaan hemoroid

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

http://ilmukedokteran.blog.ca/2010/12/07/askep-hemoroid-10134695/

http://www.gocb.co.cc/2011/03/askep-hemoroid.html

Johnson, M., 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition, Mosby,

Philadelphia.

McCloskey,J.C. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC), second edition, Mosby,

Philadelphia.

NANDA, 2009. Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2007 – 2008, NANDA

International, Philadelphia.

Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Page 36: bahan pencernaan hemoroid

MAKALAH ASKEP HEMOROID

BAB I

LATAR BELAKANG

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum

terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena

yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang

meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon

menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan

oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah

melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang

terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun   cul di luar stingfer anal disebut hemoroid

eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)

Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk.

Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan

meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan

ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.

Page 37: bahan pencernaan hemoroid

BAB II

PENDAHULUAN

KONSEP PENYAKIT

A.    Definisi

·         Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]

(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )

·         Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal

(Sandra M Nettina).

·         Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon)

pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur

kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar

(Daldiyono).

·         Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis superior

dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid eksterna ).

·         Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal

dari plexus hemorrhoidalis.

·         Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum

terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid

berdasarkan luasnya vena yang terkena.

B.     Klasifikasi

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1)      Hemoroid Interna

Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah

pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul

menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.

Page 38: bahan pencernaan hemoroid

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak

adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus

membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.

·         Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :

-          Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di

temukan dengan proktoskopi.

-          Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah

depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

-          Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di

dorong

-          Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di

masukan lagi.

2)      Hemoroid eksterna

Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan

berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir

anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya

perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:

a.       Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya

adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

-          Sering rasa sakit dan nyeri

-          Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan

reseptor rasa sakit .

b.      Kronik

Page 39: bahan pencernaan hemoroid

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit

anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

C.    Etiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena

hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering

mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.

Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena

hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak

mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.

Faktor resiko hemoroid :

1.      Keturunan

Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis

2.      Anatomic

Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang mendapat

sokongan otot dan fasi sekitarnya

3.      Pekerjaan

Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat, mempunyai

predisposisi untuk hemoroid

4.      Umur

Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan

atonis

5.      Endokrin

Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon kelaksin)

6.      Mekanis

Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga perut.

Misalnya penderita hipertrofi prostat

7.      Fisiologis

Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio hordis atau

sikrosis hepatis

Page 40: bahan pencernaan hemoroid

8.      Radang

Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang.

D.    Patofisiologi

Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi

menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan intra

abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang berulang-ulang

mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal

atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu

kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat

infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.

Page 41: bahan pencernaan hemoroid

Mengedan saat defekasi,Konstipasi menahun,Kehamilan,Obesitas

 

Peningkatan tekanan intra abdominal

 

Transmisike daerah anorektal

 

Elevasitekanan yang berulang-ulang

 

Venaheroidalis mengalami prolaps

 

Hemoroid

 

Page 42: bahan pencernaan hemoroid

E.      Manifestasi Klinis

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan

berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat

akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah

dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid

internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan

perdarahan atau prolaps.

F.     Pemeriksaan Diagnostik

1.      Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab

tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba

apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis

dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini

untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop

dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan

penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita

disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke

dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan

membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,

letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus

diperhatikan.

3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Page 43: bahan pencernaan hemoroid

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh

proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan

fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.

5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang

G.    Penatalaksanaan Medis

Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu

dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus.

Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.

·      Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:

·         Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.

·         Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan

laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.

·         Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,

supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.

·      Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:

·         Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk

melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya

·         Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.

·      Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal

Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal

diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas

hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm

dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot

dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan

tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.

·      Hemoroidektomi kriosirurgi

Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid

selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri,

Page 44: bahan pencernaan hemoroid

prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau

angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.

·      Laser Nd: YAG

Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan

nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.

·      Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi

dengan bedah lebih luas.

·      Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa

yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara

digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian

dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk

memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat

diberikan diatas luka kanal.

H.    Komplikasi

1. Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.

2. Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena

disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.

3. Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya jarang,

hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk

pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami

perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis

dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak

bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak

menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme

Page 45: bahan pencernaan hemoroid

adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah

terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

I.       Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a.       Identitas pasien

b. Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau

nyeri pada saat defikasi.

c.       Riwayat penyakit

1.      Riwayat penyakit sekarang

Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari

setelah BAB ada darah yang keluar menetes.

2.      Riwayat penyakit dahulu

Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada

pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di

hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.

3.      Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut

4.      Riwayat sosial

Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.

2.       Pemeriksaan Fisik

Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)

Sirkulasi

Gejala : kelemahan/nadi periver lemah

Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)

Page 46: bahan pencernaan hemoroid

Membran kulit

Eliminasi

Gejala : Perubahan pola defekasi

Perubahan Karakteristik

Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi

Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)

Akonstipasi dapat terjadi

Nutrisi :

Gejala : Penurunan berat badan

 Anoreksia

Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah

Pola tidur

Gejala : Perubahan pola tidur

Terasa nyeri pada anus saat tidur

Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap

Mobilisasi

Gejala : membatasi dalam beraktifitas

Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring

3.       Diagnosa Keperawatan

Pre Operatif

1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus

hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai

benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.

3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah

eksternal.

Postoperasi

Page 47: bahan pencernaan hemoroid

1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong

angin.

2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat

3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan

dirumah.

Intervensi

Preoperatif

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervensi Rasional

1. Resiko

kekurangan

nutrisi

berhubungan

dengan

pecahnya vena

plexus

hemmoroidalis

ditandai dengan

perdarahan

yang terus -

menerus waktu

BAB.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24

jam, resiko

kekurangan

nutrisi

terpenuhi.

KH:

         Tidak

terdapat

anemis,

         perdarahan

terhenti

         BB tidak

turun.

         Observasi tanda-

tanda anemis

         Diet rendah sisa

atau serat selama

terjadinya

perdarahan

         Berikan

penjelasan tentang

pentingnya diet

kesembuhan

penyakitnya

         Beri kompres es

pada daerah

terjadinya

perdarahan

         Tanda – tanda anemis

diduga adanykekurangan zat

besi (Hb turun)

         Dapat mengurangi

perangsangan pada daerah

anus sehingga tidak terjadi

perdarahan.

         Pendidikan tentang diet,

membantu keikut sertaan

pasien dalameningkatkan

keadaan penyakitnya.

         Pasien dengan pecahnya

vena plexus hemoriodalis

perlu obat yang dapat

membantu pencegahan

terhadap perdarahan yang

mememrlukan penilaian

terhadap respon secara

Page 48: bahan pencernaan hemoroid

         Beri obat atau

terapi sesuai dengan

pesanan dokter

periodik.

         Pasien dengan pecahnya

vena flexus hemmoroidalis

perlu obat yang dapat

membantu pencegahan

terhadap

perdarahanyangmemerlukan

penilayan terhadap respon

obat tersebut secara

periodik.

2. Defisit personal

hygene pada

anus

berhubungan

dengan massa

yang keluar

pada daerah

eksternal.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam, terjaganya

kebersihan

anus.

KH:

         tidak ada

tanda-tanda

infeksi.

         tidak terasa

gatal-gatal

pada daerah

anus.

         rasa gatal

pada anus

berkurang

         Berikan sit bath

dengan larutan

permagan 1/1000%

pada pagi dan sore

hari. Lakukan

digital(masukan

prolaps dalam tempat

semula setelah di

bersihkan)

         Obserpasi keluhan

dan adanya tanda-

tanda perdarahan

anus

         Beri penjelasan

cara membersihkan

anus dan menjaga

kebersihanya

         Meningkatkan kebersihan

dan memudahkan terjadinya

penyembuhan prolaps.

         Peradangan pada anus

menandakan adanya suatu

infeksi pada anus

         Pengetahuan tentang cara

membersihkan anus

membantu keikutsertaan

pasien dalam mempercepat

Page 49: bahan pencernaan hemoroid

kesembuhanya.

Postoperatif

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervenasi Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan adanya

jahitan pada

luka operasi dan

terpasangnya

cerobong angin.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam, gangguan

rasa nyaman

terpenuhi.

KH:

         Tidak

terdapat rasa

nyeri pada luka

operasi,.

         pasien dapat

melakukan

aktivitas

ringan.

         skala nyeri

0-1.

         klien

tampak rileks.

         Beri posisi tidur

yang menyenangkan

pasien.

         Ganti balutan

setiap pagi sesuai

tehnik aseptik

         Latihan jalan

sedini mungkin

         Observasi daerah

rektal apakah ada

perdarahan

         Cerobong anus

dilepaskan sesuai

advice dokter

(pesanan)

         Dapat menurunkan

tegangan abdomen dan

meningkatkan rasa kontrol.

         Melindungi pasien dari

kontaminasi silang selama

penggantian balutan.

Balutan basah bertindak

sebagai penyerap

kontaminasi eksternal dan

menimbulkan rasa tidak

nyaman.

         menurunkan masalah

yang terjadi karena

imobilisasi.

         Perdarahan pada jaringan,

imflamasi lokal atau

terjadinya infeksi dapat

meningkatkan rasa nyeri.

         Meningkatkan fungsi

fisiologis anus dan

memberikan rasa nyaman

pada daerah anus pasien

karena tidak ada sumbatan.

         Pengetahuan tentang

manfaat cerobong anus

Page 50: bahan pencernaan hemoroid

         Berikan

penjelasan tentang

tujuan pemasangan

cerobong anus (guna

cerobong anus untuk

mengalirkan sisa-

sisa perdarahan yang

terjadi didalam agar

bisa keluar).

dapat membuat pasien

paham guna cerobong anus

untuk kesembuhan lukanya.

2. Resiko

terjadinya

infeksi pada

luka

berhubungan

dengan

pertahanan

primer tidak

adekuat

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam,resiko

infeksi teratasi.

KH:

         tidak

terdapat tanda-

tanda infeksi

(dolor, kalor,

rubor, tumor,

fungsiolesa).

         radang luka

mengerin

         hasil LAB :

- leukosit

- trombosit

         Observasi tanda

vital tiap 4 jam

         Obserpasi balutan

setiap 2 – 4 jam,

periksa terhadap

perdarahan dan bau.

         Ganti balutan

dengan teknik

aseptik

         Bersihkan area

perianal setelah

setiap depfikasi

         Respon autonomik

meliputi TD, respirasi, nadi

yang berhubungan denagan

keluhan / penghilang nyeri .

Abnormalitas tanda vital

perlu di observasi secara

lanjut.

         Deteksi dini terjadinya

proses infeksi dan /

pengawasan penyembuhan

luka oprasi yang ada

sebelumnya.

         Mencegah meluas dan

membatasi penyebaran luas

infeksi atau kontaminasi

silang.

         mengurangi / mencegah

kontaminasi daerah luka.

Page 51: bahan pencernaan hemoroid

         Berikan diet

rendah serat/ sisa dan

minum yang cukup

         mengurangi ransangan

pada anus dan mencegah

mengedan pada waktu

defikasi.

3. Kurang

pengetahuan

yang

berhubungan

dengan kurang

informasi

tentang

perawatan

dirumah.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24

jam,kurangnya

pengetahuan

teratas.

KH:

         klien tidak

banyak

bertanya

tentang

penyakitna.

         Pasien dapat

menyatakan

atau mengerti

tentang

perawatan

dirumah.

         keluarga

klien paham

tentang proses

         Diskusikan

pentingnya

penatalaksanaan diet

rendah sisa.

         Demontrasikan

perawatan area anal

dan minta pasien

menguilanginya

         Berikan rendam

duduk sesuai

pesanan

         Bersihakan area

anus dengan baik

dan keringkan

seluruhnya setelah

defekasi.

         Pengetahuan tentang diet

berguna untuk melibatkan

pasien dalam merencanakan

diet dirumah yang sesuai

dengan yang dianjurkan

oleh ahli gizi.

         Pemahaman akan

meningkatkan kerja sama

pasien dalam program

terapi, meningkatkan

penyembuhan dan proses

perbaikan terhadap

penyakitnya.

         Meningkatkan kebersihan

dan kenyaman pada daerah

anus (luka atau polaps).

         Melindungi area anus

terhadap kontaminasi

kuman-kuman yang berasal

dari sisa defekasi agar tidak

terjadi infeksi.

         Melindungi daerah luka

Page 52: bahan pencernaan hemoroid

penyakit.

         klien

menunjukkan

wajah tenang

         Berikan balutan

         Diskusikan gejala

infeksi luka untuk

dilaporkan kedokter.

         Diskusikan

mempertahankan

difekasi lunak

dengan

menggunakan

pelunak feces dan

makanan laksatif

alami.

         Jelaskan

pentingnya

menghindari

mengangkat benda

berat dan mengejan.

dari kontaminasi luar.

         Pengenalan dini dari

gejala infeksi dan intervensi

segera dapat mencegah

progresi situasi serius.

         Mencegah mengejan saat

difekasi dan melunakkan

feces.

         Menurunkan tekanan

intra abdominal yang tidak

perlu dan tegangan otot.

BAB III

Page 53: bahan pencernaan hemoroid

TINJAUAN SKENARIO

Tn.D umur 25 tahun,pekerjaan sopir, berobat ke dokter praktek dengan keluhan defekasi

berdarah, darah yang keluar berwarna merah segar, keadaan ini sudah berlangsung selama

setahun yang lalu. Didaerah anus terasa nyeri terutama saat mengedan waktu defekasi. Hasil

pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik colok dubur ditemui adanya fistel pada anus, daerah

anus berwarna merah, terdapat iritasi kulit perianal yang menimbulkan gatal dan pruritus anus

yang disebabkan karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus. Hasil

pemeriksaan TTV TD 120/80 mmHg, nadi 80x/i, RR 20x/i, suhu 37,6 0C, hasil laboratorium

WBC 10 H 103/mm3, RBC 5,07/mm3, HGB 10,49 g/dl,HCT 34,9 L%. Klien dirujuk kerumah

sakit untuk tindakan operatif.

BAB IV

Page 54: bahan pencernaan hemoroid

KESIMPULAN

1.      Apa Defenisi dari Hemoroid?

Jawab :

-          Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]

(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )

-          Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal

(Sandra M Nettina).

-          Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon)

pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur

kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar

(Daldiyono).

-          Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis superior

dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid eksterna ).

-          Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal

dari plexus hemorrhoidalis.

-          Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum

terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid

berdasarkan luasnya vena yang terkena.

2.      Apakah Etiologi Hemoroid?

Jawab :

-          Terlalu banyak duduk

-          Kurang mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi

-          Kehamilan akibat perubahan hormone

-          Keturunan penderita wasir

-          Hubungan seks yang tidak lazim

-          Terlalu lama mengejan

-          Diare menahun

-          Obesitas

-          Batuk berat

-          Sembelit

Page 55: bahan pencernaan hemoroid

-          Menahan BAB terlalu lama

3.      Jelaskan Patofisiologi Hemoroid?

Jawab :

-          Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi menahun,

kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal

lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang berulang-ulang

mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal

atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu

kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat

infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.

4.      Apakah Manifestasi klinis Hemoroid ?

Jawab :

-          Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan berwarna

merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat

inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam

hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal

tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan

atau prolaps.

5.      Apakah Klasifikasi Hemoroid ?

Jawab :

-          Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1)      Hemoroid Interna

Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah

pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul

menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak

adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus

membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.

·         Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :

-          Derajat I

Page 56: bahan pencernaan hemoroid

Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di

temukan dengan proktoskopi.

-          Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah

depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

-          Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di

dorong

-          Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di

masukan lagi.

2)      Hemoroid eksterna

Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan

berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir

anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya

perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:

a.       Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya

adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

-          Sering rasa sakit dan nyeri

-          Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan

reseptor rasa sakit .

b.      Kronik

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit

anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

6.      Apakah Komplikasi Hemoroid?

Jawab :

1.      Terjadi trombosis

Page 57: bahan pencernaan hemoroid

Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.

2.      Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena

disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.

3.      Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar.

7.      Apa saja Pemeriksaan Diagnostic Hemoroid?

Jawab :

-          Colok dubur : tidak didapatkan rasa nyeri,tidak teraba tumor,colok dubur harus dilakukan

untuk mendapatkan kelainan lain.

-          Proktoskopi : ditentukan lokal dan gradasi Hemoroid interna yang selanjutnya digunakan

untuk menentukan cara pengobatannya.

8.      Apa Penatalaksanaan Hemoroid?

Jawab :

-          Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan

operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif

indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.

·      Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:

·         Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.

·         Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan

laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.

·         Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,

supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.

·      Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:

·         Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk

melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya

·         Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.

·      Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal

Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal

diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas

hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm

Page 58: bahan pencernaan hemoroid

dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot

dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan

tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.

·      Hemoroidektomi kriosirurgi

Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid

selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri,

prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau

angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.

·      Laser Nd: YAG

Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan

nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.

·      Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi

dengan bedah lebih luas.

·      Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa

yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara

digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian

dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk

memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat

diberikan diatas luka kanal.

9.      Apakah Hemoroid merupakan penyakit keturunan atau menular?

Jawab :

-          Hemoroid merupakan penyakit keturunan bukan penyakit menular.

10.  Apakah Hemoroid bias terjadi pada anak-anak?

Jawab :

-          Bisa, tetapi Hemoroid pada anak jarang terjadi dan biasanya jinak, namun jika Hemoroid

ditemukan, kita harus mencurigai adanya hipertensi porta. Tidak ada laporan adanya trombosis

dan komplikasi pada anak dengan Hemoroid oleh karena itu harus dikelola dengan konservatif.

11.  Apakah Hemoroid bisa menyebabkan kematian?

Jawab :

-          Hemoroid tidak menyebabkan kematian, namun hemoroid dapat mengurangi lama kehidupan.

Page 59: bahan pencernaan hemoroid

12.  Jika Hemoroid terjadi pada ibu hamil bagaimana cara penanganannya?

Jawab :

-          Penanganan Hemoroid pada wanita hamil terdiri dari kombinasi dari perbaikan pola hidup

dan pemberian obat-obatan ,jika diperlukan tindakan operasi untuk Hemoroid yang sulit diatasi

dengan secara konservatif,sebaiknya ditunda sampai janin viable (dapat hidup) dan dianjurkan

dengan anestesi (bius lokal).

13.  Mengapa penderita Hemoroid defekasinya berdarah?

Jawab :

-          Karena mengalami pelebaran pada vena Hemiroidalis,yaitu penonjolan pada anus sehingga

pada sa’at defekasi sangat sulit,sehingga menyebabkan tonjolan tersebut pecah dan defekasi pun

berdarah, dan darah berwarna merah segar karena mengandung banyak zat asam.

14.  Setelah dilakukan tindakan operatif apakah pasien dapat sembuh total?

Jawab :

-          Penyakit Hemoroid dapat sembuh secara total,jika dilihat dari etiologinya maka setelah

tindakan operatif harus bisa menghindari penyebab sekaligus factor pencetus dan harus juga

banyak melakukan penkes seperti makan makanan yang berserat dengan prosedur yang benar

dan tepat sehingga tidak menimbulkan infeksi.

15.  Bagaiamana insidensi atau kejadian hemoroid di Indonesia ?

Jawab :

-          Hemoroid dikenal masyarakat sebagai penyakit wasir/ambeien, merupakan penyakit yang

sering dijumpai, dan telah ada sejak jaman dahulu. Sepuluh juta orang di Indonesia menderita

Hemoroid, dengan prevelensi lebih dari 4%. Penelitian menunjukkan bahwa ada 1,5 juta resep

untuk penyakit hemoroid setiap tahunnya. Masyarakat banyak yang belum mengerti bahkan tidak

tahu mengenai gejala dan komplikasi yang timbul dari penyakit ini.

16.  Bagaimana perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang beresiko terkena penyakit

Hemoroid?

Jawab :

Page 60: bahan pencernaan hemoroid

-          Hemoroid tidak pandang bulu,baik laki-laki maupun perempuan punya resiko yng

sama.resiko Hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia.usia puncak adalah 45-65

tahun.jadi intinya perbandingan antara laki-laki dan perempuan sama.

17.  Askep Hemoroid?

Jawab :

1. Pengkajian

a.       Identitas pasien

b.      Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau

nyeri pada saat defikasi.

c.       Riwayat penyakit

1.      Riwayat penyakit sekarang

Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari

setelah BAB ada darah yang keluar menetes.

2.      Riwayat penyakit dahulu

Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada

pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di

hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.

3.      Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut

4.      Riwayat sosial

Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.

2.       Pemeriksaan Fisik

Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)

Sirkulasi

Gejala : kelemahan/nadi periver lemah

Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)

Page 61: bahan pencernaan hemoroid

Membran kulit

Eliminasi

Gejala : Perubahan pola defekasi

Perubahan Karakteristik

Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi

Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)

Akonstipasi dapat terjadi

Nutrisi :

Gejala : Penurunan berat badan

 Anoreksia

Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah

Pola tidur

Gejala : Perubahan pola tidur

Terasa nyeri pada anus saat tidur

Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap

Mobilisasi

Gejala : membatasi dalam beraktifitas

Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring

3.       Diagnosa Keperawatan

Pre Operatif

1.      Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus

hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.

2.      Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai

benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.

3.      Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah

eksternal.

Postoperasi

1.      Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.

2.      Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat

3.      Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.

Page 62: bahan pencernaan hemoroid

Intervensi

Preoperatif

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervensi Rasional

1. Resiko

kekurangan

nutrisi

berhubungan

dengan

pecahnya vena

plexus

hemmoroidalis

ditandai dengan

perdarahan

yang terus -

menerus waktu

BAB.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24

jam, resiko

kekurangan

nutrisi

terpenuhi.

KH:

         Tidak

terdapat

anemis,

         perdarahan

terhenti

         BB tidak

turun.

         Observasi tanda-

tanda anemis

         Diet rendah sisa

atau serat selama

terjadinya

perdarahan

         Berikan

penjelasan tentang

pentingnya diet

kesembuhan

penyakitnya

         Beri kompres es

pada daerah

terjadinya

perdarahan

         Beri obat atau

terapi sesuai dengan

pesanan dokter

         Tanda – tanda anemis

diduga adanykekurangan zat

besi (Hb turun)

         Dapat mengurangi

perangsangan pada daerah

anus sehingga tidak terjadi

perdarahan.

         Pendidikan tentang diet,

membantu keikut sertaan

pasien dalameningkatkan

keadaan penyakitnya.

         Pasien dengan pecahnya

vena plexus hemoriodalis

perlu obat yang dapat

membantu pencegahan

terhadap perdarahan yang

mememrlukan penilaian

terhadap respon secara

periodik.

         Pasien dengan pecahnya

vena flexus hemmoroidalis

perlu obat yang dapat

membantu pencegahan

terhadap

Page 63: bahan pencernaan hemoroid

perdarahanyangmemerlukan

penilayan terhadap respon

obat tersebut secara

periodik.

2. Defisit personal

hygene pada

anus

berhubungan

dengan massa

yang keluar

pada daerah

eksternal.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam, terjaganya

kebersihan

anus.

KH:

         tidak ada

tanda-tanda

infeksi.

         tidak terasa

gatal-gatal

pada daerah

anus.

         rasa gatal

pada anus

berkurang

         Berikan sit bath

dengan larutan

permagan 1/1000%

pada pagi dan sore

hari. Lakukan

digital(masukan

prolaps dalam tempat

semula setelah di

bersihkan)

         Obserpasi keluhan

dan adanya tanda-

tanda perdarahan

anus

         Beri penjelasan

cara membersihkan

anus dan menjaga

kebersihanya

         Meningkatkan kebersihan

dan memudahkan terjadinya

penyembuhan prolaps.

         Peradangan pada anus

menandakan adanya suatu

infeksi pada anus

         Pengetahuan tentang cara

membersihkan anus

membantu keikutsertaan

pasien dalam mempercepat

kesembuhanya.

Postoperatif

No. Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan

kriteria hasil

Intervenasi Rasional

1. Nyeri

berhubungan

Setelah

dilakukan

         Beri posisi tidur

yang menyenangkan

         Dapat menurunkan

tegangan abdomen dan

Page 64: bahan pencernaan hemoroid

dengan adanya

jahitan pada

luka operasi dan

terpasangnya

cerobong angin.

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam, gangguan

rasa nyaman

terpenuhi.

KH:

         Tidak

terdapat rasa

nyeri pada luka

operasi,.

         pasien dapat

melakukan

aktivitas

ringan.

         skala nyeri

0-1.

         klien

tampak rileks.

pasien.

         Ganti balutan

setiap pagi sesuai

tehnik aseptik

         Latihan jalan

sedini mungkin

         Observasi daerah

rektal apakah ada

perdarahan

         Cerobong anus

dilepaskan sesuai

advice dokter

(pesanan)

         Berikan

penjelasan tentang

tujuan pemasangan

cerobong anus (guna

cerobong anus untuk

meningkatkan rasa kontrol.

         Melindungi pasien dari

kontaminasi silang selama

penggantian balutan.

Balutan basah bertindak

sebagai penyerap

kontaminasi eksternal dan

menimbulkan rasa tidak

nyaman.

         menurunkan masalah

yang terjadi karena

imobilisasi.

         Perdarahan pada jaringan,

imflamasi lokal atau

terjadinya infeksi dapat

meningkatkan rasa nyeri.

         Meningkatkan fungsi

fisiologis anus dan

memberikan rasa nyaman

pada daerah anus pasien

karena tidak ada sumbatan.

         Pengetahuan tentang

manfaat cerobong anus

dapat membuat pasien

paham guna cerobong anus

untuk kesembuhan lukanya.

Page 65: bahan pencernaan hemoroid

mengalirkan sisa-

sisa perdarahan yang

terjadi didalam agar

bisa keluar).

2. Resiko

terjadinya

infeksi pada

luka

berhubungan

dengan

pertahanan

primer tidak

adekuat

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24

jam,resiko

infeksi teratasi.

KH:

         tidak

terdapat tanda-

tanda infeksi

(dolor, kalor,

rubor, tumor,

fungsiolesa).

         radang luka

mengerin

         hasil LAB :

- leukosit

- trombosit

         Observasi tanda

vital tiap 4 jam

         Obserpasi balutan

setiap 2 – 4 jam,

periksa terhadap

perdarahan dan bau.

         Ganti balutan

dengan teknik

aseptik

         Bersihkan area

perianal setelah

setiap depfikasi

         Berikan diet

rendah serat/ sisa dan

minum yang cukup

         Respon autonomik

meliputi TD, respirasi, nadi

yang berhubungan denagan

keluhan / penghilang nyeri .

Abnormalitas tanda vital

perlu di observasi secara

lanjut.

         Deteksi dini terjadinya

proses infeksi dan /

pengawasan penyembuhan

luka oprasi yang ada

sebelumnya.

         Mencegah meluas dan

membatasi penyebaran luas

infeksi atau kontaminasi

silang.

         mengurangi / mencegah

kontaminasi daerah luka.

         mengurangi ransangan

pada anus dan mencegah

mengedan pada waktu

defikasi.

3. Kurang Setelah          Diskusikan          Pengetahuan tentang diet

Page 66: bahan pencernaan hemoroid

pengetahuan

yang

berhubungan

dengan kurang

informasi

tentang

perawatan

dirumah.

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24

jam,kurangnya

pengetahuan

teratas.

KH:

         klien tidak

banyak

bertanya

tentang

penyakitna.

         Pasien dapat

menyatakan

atau mengerti

tentang

perawatan

dirumah.

         keluarga

klien paham

tentang proses

penyakit.

         klien

menunjukkan

wajah tenang

pentingnya

penatalaksanaan diet

rendah sisa.

         Demontrasikan

perawatan area anal

dan minta pasien

menguilanginya

         Berikan rendam

duduk sesuai

pesanan

         Bersihakan area

anus dengan baik

dan keringkan

seluruhnya setelah

defekasi.

         Berikan balutan

         Diskusikan gejala

infeksi luka untuk

dilaporkan kedokter.

berguna untuk melibatkan

pasien dalam merencanakan

diet dirumah yang sesuai

dengan yang dianjurkan

oleh ahli gizi.

         Pemahaman akan

meningkatkan kerja sama

pasien dalam program

terapi, meningkatkan

penyembuhan dan proses

perbaikan terhadap

penyakitnya.

         Meningkatkan kebersihan

dan kenyaman pada daerah

anus (luka atau polaps).

         Melindungi area anus

terhadap kontaminasi

kuman-kuman yang berasal

dari sisa defekasi agar tidak

terjadi infeksi.

         Melindungi daerah luka

dari kontaminasi luar.

         Pengenalan dini dari

gejala infeksi dan intervensi

segera dapat mencegah

progresi situasi serius.

Page 67: bahan pencernaan hemoroid

         Diskusikan

mempertahankan

difekasi lunak

dengan

menggunakan

pelunak feces dan

makanan laksatif

alami.

         Jelaskan

pentingnya

menghindari

mengangkat benda

berat dan mengejan.

         Mencegah mengejan saat

difekasi dan melunakkan

feces.

         Menurunkan tekanan

intra abdominal yang tidak

perlu dan tegangan otot.

18.  Penkes apa yang diberikan pada penderita Hemoroid?

Jawab :

-          Perubahan pola diet yaitu perbanyak konsumsi cairan dan makanan berserat untuk

mengurangi potensial konstifasi, pembengkakan, dan menurunkan pembengkakan pada rectum

dan anus selama BAB.

-          Aktifitas yaitu penderita Hemoroid sebaiknya tidak duduk terlalu lama.

DAFTAR PUSTAKA

Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC.

Djuhari,Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Page 68: bahan pencernaan hemoroid

Doenges (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Jusi, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler. Jakarta: Balai Penerbit.

Lauralee,Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Parakrama,Chandrasoma. 2006. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. 1984. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.

Robbins, Stanley L. 1989. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC

Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC

Page 69: bahan pencernaan hemoroid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum

terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena

yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang

meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon

menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan

oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah

melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod

yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut hemorod

eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)

Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk.

Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan

meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan

ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.

1.2    RUMUSAN MASALAH

Dalam pembuatan makalah ini, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa Definisi dari Hemoroid?

1.2.2 Apa Etiologi dari Hemoroid?

1.2.3 Bagaimana Patofisiologia dari Hemoroid?

1.2.4 Bagaiman Pathway dari Hemoroid?

1.2.5 Manifestasi Klinis dari Hemoroid?

1.2.6 Apa Pemeriksaan Diagnostik dari Hemoroid?

1.2.7 Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari Hemoroid?

1.2.8 Asuhan Keperawatan Hemoroid?

Page 70: bahan pencernaan hemoroid

1.3     TUJUAN PENULISAN

Bertolak pada rumusan masalah di atas maka makalah ini bertujuan untuk mengetahui:

1.3.1 Apa Definisi dari Hemoroid itu?

1.3.2 Apa Etiologi dari Hemoroid?

1.3.3 Bagaimana Patofisiologis dari Hemoroid?

1.3.4 Bagaimana Pathway dari Hemoroid?

1.3.5 Manifestasi Klinis dari Hemoroid?

1.3.6 Apa Pemeriksaan Diagnostik dari Hemoroid?

1.3.7 Bagaiman Penatalaksanaan Medis dari Hemoroid?

1.3.8 Asuhan Keperawatan Hemoroid?

1.4     SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun dengan melakukan study pustaka dari berbagai buku panduan

keperawatan khususnya pada Keperawatan Medikal Bedah.

Sistematika penulisan dari makalah ini adalah Bab I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang,

tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II berisi pembahasan dan Bab

III terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian

Page 71: bahan pencernaan hemoroid

Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi

namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah

hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat awam. Sudah pasti

kehadirannya akan mengundang segelintir rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu

aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial.

Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah,

walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan

varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki,

sedangkan pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah

anorektal. (dr.delken kuswanto)

2.2  Etiologi

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik yang menyebabkan

gangguan adalah :

a. Hepar sirosis hepatis

Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi

hipertensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus

hemoroidalis.

b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.

c. Tumor intra abdomen, terutama didaerah pelvis, yang menekan vena sehingga aliranya

terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal dan lain lain.

2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab timbulnya

hemoroid

Faktor faktor yang mungkin berperan :

a. Keturunan atau heriditer

Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya.

b. Anatomi

Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah kembali

menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.

c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :

Page 72: bahan pencernaan hemoroid

* Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi akan

mempengaruhi timbulnya hemoroid.

* Gangguan defekasi dan miksi.

* Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

* Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

3) Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis,

konstipasi dan kehamilan.

4) Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan

tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.

Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi salling berkaitan.

2.3  Patofisiologi

Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan. Akan timbul

bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena

hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rektum

terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh

feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena

kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.

Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi

pada daerah tersebut dan nekrosis.

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1.      Hemoroid interna, merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media.

2. Hemoroid eksterna,merupakan varises vena hemoroidalis inferior.

1. HEMOROID INTERNA

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya

serabut serabut rasa sakit di daerah ini.

Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :

Page 73: bahan pencernaan hemoroid

- Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya

dapat di temukan dengan proktoskopi.

- Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi

setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

- Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus

di dorong.

- Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defekasi tidak

dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul thrombus yang di ikuti infeksi dan

kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena

seakan - akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu, pada hal pendapat ini salah karena

muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat

membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi, inkaserata maka setelah beberapa saat akan

timbul nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.

2. HEMOROID EKSTERNA.

Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi

hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah

hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

- Sering rasa sakit dan nyeri

- Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf pada kulit merupakan

reseptor rasa sakit.

b. Kronik

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus

yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

Page 74: bahan pencernaan hemoroid

2.4  Pathway

Hemoroid

Ekterna

Jika ada bekuan darah

Trombosis

Peradangan, dan Edema

Bengkak, kebiru-biruan pada anus dan berdarah.

Pembesaraan V.HemoroidalisNyeri

Perdarahan saat BAB dan tanpa nyeri (karena pada daerah ini tidak ada serabut

nyeri)

Anemia defisiensi Besi

Keluarnya masa pada daerah analPerdarahanAliran vena balik terganggu

Tekanan perifer meningkat – pelebaran V.Hemoroidalis (hemoroid)

Kehamilan

Berdiri dan duduk terlalu lama

Kongesti vena plexsusHipertensi portal (sirosis

hepatis)

Sering angkat beban berat

Page 75: bahan pencernaan hemoroid

KonstipasiHemoroid interna

Konstipasi dan mengedan dalam jangaka yang lama

Page 76: bahan pencernaan hemoroid

2.5  Manifestasi Klinis

Gejala utama berupa :

  Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri.

  Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.

Gejala lain yang mengikuti :

  Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.

  Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.

  Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.

2.6  Pemeriksaan Diagnostik

  Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab

tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba

apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis

dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini

untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.

  Anoskopy

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop

dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan

penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita

disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke

dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan

membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,

Page 77: bahan pencernaan hemoroid

letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus

diperhatikan.

  Pemeriksaan Proktosigmoidoskopy

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh

proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan

fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

  Rontgen (colon inloop) atau Kolonoskopy

  Laboratorium : - Eritrosit

-     Leukosit

-     Hb

2.7    Komplikasi

  Terjadinya perdarahan

Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya jarang,

hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk

pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami

perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis

dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak

bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak

menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme

adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata / terjepit) akan

mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

  Terjadi trombosis

Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.

  Peradangan

Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena

disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.

2.8    Penatalaksanaan Medis

1 ) Operasi Herniadectomy

Page 78: bahan pencernaan hemoroid

2 ) Non operatif

  Untuk derajat I dan II

         Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.

         Obat – obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB dan untuk melunakan feces.

         Anti biotik bila terjadi infeksi.

         Ijeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan varises dengan harapan timbul fibrosis dan

hemoroid lalu mengecil ).

         “ Rubber Band Ligation “ yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastic kira – kira I minggu,

diharapkan terjadi nekrosis.

  Untuk derajat III dan IV

Dapat dilakuakan

         Pembedahan

         Dapat dilakukan pengikatan atau ligation.

         Dapat dilakukan rendam duduk.

         Dengan jalan suntikan”Sklerotika” ujntuk mengontrol pendarahan dan kolaps (keluar) hemoroid

interna yang kecil sampai sedang.

Bila seorang datang dengan derajat IV tidak boleh langsung di lakukan oprasi, harus di

usahakan menjadi derajat III dulu. Dengan cara duduk berendam dengan cairan PK 1/10.000

selama 15 menit, kemudian di kompres dengan larutan garam hipertonik sehingga edema keluar

dan kotoran keluar. Biasanya setelah dua minggu akan menjadi derajat III.

Pada wanita hamil, karena akan sembuh setelah kehamilan berakhir, maka tidak perlu di

adakan oprasi karena akan membahayakan janin dan varisesnya pun juga akan hilang. Bila ada

perdarahan lakukan pengikatan sementara, setelah partus baru di adakan tindakan defenitif.

3) Terapi Bedah

  Bedah Konvensional

Saat ini ada tiga teknik yang biasa digunakan yaitu:

1. Teknik Milligan – Morgan

Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Basis massa hemoroid

tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian

dipasang jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk

mencegah pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.

Page 79: bahan pencernaan hemoroid

Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi elips dibuat

dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus hemoroidalis internus dan

eksternus, yang dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara

keseluruhan. Bila diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah

kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara

longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.

Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu waktu. Striktura

rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa rektum yang terlalu banyak.

Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak jaringan.

2. Teknik Whitehead

Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan mengupas

seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan mengadakan reseksi

sirkuler terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.

3. Teknik Langenbeck

Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan

jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem.

Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering

digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut

sekunder yang biasa menimbulkan stenosis. Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang

dalam karena sfingter ini harus benar-benar lumpuh.

  Bedah Laser

Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional, hanya alat

pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh jaringan terpatri sehingga

tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan dengan nyeri yang minimal. Pada

bedah dengan laser, nyeri berkurang karena saraf rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat

banyak saraf. Pada bedah konvensional, saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena pada

saat memotong jaringan, serabut saraf terbuka akibat serabut saraf tidak mengerut sedangkan

selubungnya mengerut. Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf menempel

jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi,

dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka bekas operasi direndam

Page 80: bahan pencernaan hemoroid

cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6 minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan

hanya dengan rawat jalan.

  Bedah Stapler

Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter, terdiri

dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.

Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran anus. Fungsinya

adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama jaringan hemoroid dan m.sfingter ini

untuk melebar dan mengerut menjamin kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik

PPH ini mengurangi prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan

dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena jaringan

hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.

Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat yang dinamakan

dilator, kemudian dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian alat stapler dimasukkan

ke dalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan

dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan hemoroid

tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam stapler. Dengan memutar

sekrup yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang berlebih secara

otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai darah ke jaringan tersebut

terhenti sehingga jaringan hemoroid mengempis dengan sendirinya.

Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu fungsi

anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitif,

tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di

rumah sakit semakin singkat.

2.9    Asuhan Keperawatan

2.9.1        Pengkajian

Page 81: bahan pencernaan hemoroid

1.      Identitas pasien.

Nama :

Jenis kelamin : > pada Laki-laki

Agama :

Umur : 40 – 55 thn

Status :

Tanggal lahir :

Suku Bangsa :

2.      Keluhan utama.

Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus

atau nyeri pada saat defikasi.

3.      Riwayat penyakit.

  Riwayat penyakit sekarang

Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar

dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.

  Riwayat penyakit dahulu

Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh atau terulang kembali. Dan

pada pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan pembedahan sehingga akan kembali

RPD.

4.      Pola kebiasaan dan pemeliharaan kesehatan.

a.  Pola Nutrisi

Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran tinggi

badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan

kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS.

b.      Pola Istirahat dan Tidur

Adanya nyeri otot dan dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh terhadap pemenuhan

kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan

rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakit yang banyak orang mondar-mandir.

c.       Pola Aktivitas

Page 82: bahan pencernaan hemoroid

Akibat nyeri otot pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal. Disamping

itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya

sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya.

d.      Pola Eleminasi

Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi dan defekasi

sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak

bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur abdomen

menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.

5.      Pemeriksaan fisik.

Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel

pada tempat tidur.

1. Inspeksi

-          Pada insfeksi lihat ada benjolan sekitar anus.

-          Benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.

-          Warna benjolan terlihat kemerahan.

-          Benjolan terletak di dalam ( internal ).

2. Palpasi

Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan melakuakan rektal

tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan ditemukan benjolan tersebut dengan

konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.

6.      Informasi penunjang.

  Pemeriksaan laboratorium

- Hb 14,3 N : 14-18 mg/dl - Lekosit 12-700 N : 4000 – 11.000 - Elektrolit :

1.      K 2,8 N : 3,6 – 5,5 mmol/L

2.      Na 137,6 N : 135 – 155 mmol/L

3.      Cl 107 N : 70 – 108 mmol/L

  Diagnostik

-          Kolonoscopy

-          Anoskopy

Page 83: bahan pencernaan hemoroid

2.9.2        Analisa Data

No Data Penunjang Etiologi Masalah

1 DS:1. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah segar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB.

2. Klien mengeluh BAB terakhir saat keras,sehingga harus mengedan karena hemoroid klien kambuh lagi.

3. Klien mengeluh pola BAB memang tidak normal dari dulu,klien BAB 1-2 kali /minggu, walupun sering makan sayur dan buah-buahan.

4. Klien mengatakan saat ini hampir seminggu belum BAB karena takut meresakan nyeri dan perdarahan seperti sebelumnya.

DO:1. Distensi abdomen (+)2. Teraba massa pada regio bawah abdomen.

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus.

Data tambahan :

1. Pola BAB tidak teratur.

2. Karakteristik feses (warna: kuning kecoklatan, konsistensi: lembek berampas)

Pembesaran Vena

Hemoroidalis

Konstipasi

Page 84: bahan pencernaan hemoroid

2 DS:1. Klien mengeluh nyeri dan panas pada daerah anus.2. Klien mengeluh nyeri pada saat duduk dan berbaring terutama saat tidur malam hari.

3. Klien mengeluh BAB seminggu yang lalu terasa sangat nyeri dan keluar darah srgar bersama dengan feses,bahkan darah menetes saat BAB.

DO:

1.TTV :

TD = 120/80 mmHg

2. Distensi abdomen (+)

3. Pemeriksaan anus adanya benjolan dibawah kulit kanalis analis yang nyeri, tegang, berwarna kebiru–biruan, berukuran 1 cm, benjolan harus didorong dengan tangan agar masuk kedalam anus.

Data tambahan :1. skala nyeri 62. klien tampak meringis3. klien tampak memegangi daerah nyeri.4. klien tidak dapat tidur.

Adanya hemoroid

pada daerah anal

Nyeri

3 DS : klien mengeluh BAB seminggu yang lalu karena keluar darah segar bersama feses bahkan darah menetes saat BAB DO : 1. TTV : TD = 120/80 mmHg 2. Klien tampak lemah3. Konjungtiva pucat 4. hasil lab : Hb= 8,9 gr/dl

Pecahnya Vena

Hemoroidalis

Perdarahan

V.Hemoroidalis

Page 85: bahan pencernaan hemoroid

Data Tambahan :1. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri.2. Klien cepat lelah setelah beraktivitas.3. Banyaknya aktifitas klien yang dibantu oleh orang lain

2.9.3        Diagnosa Keperawatan

PRE OPERATIF

1.      Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.

2.      Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.

3.      Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan perdarahan

waktu BAB.

POST OPERATIF

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan pada luka

operasi dan terpasangnya cerobong anus.

2.      Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.

3.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.

Page 86: bahan pencernaan hemoroid

2.9.4        Rencana Tindakan Keperawatan

PRE OPERATIF

No.Dx

KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

1. Konstipasi

berhubungan

dengan

pembesaran

vena

hemoroidalis.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan konstipasi teratasi.KH:

a.Pola BAB normal (1-2x/minggu).

b.Konsistensi feses lunak.

c.Warna feses kuning.

d.Klien tidak takut untuk BAB.

e.Tidak ada nyeri pada saat BAB.

1.Berikan dan anjurkan minum kurang lebih 2 liter/hari.2.Berikan posisi semi fowler pada tempat tidur.3.Anjurkan mengkonsumsi makana tinggi serat.4.Auskultasi bunyi usus.

5.Hindari makanan yang membentuk gas.6.Kurangi / batasi makana seperti produk susu.7.Berikan laktasif sesuai program dokter.

1.Mencegah dehidrasi secara oral.

2.Meningkatkan usaha evakuasi feses.

3.Makanan tinggi serat dapar melancarkan proses defekasi.

4.Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.5.Menurnnkan distres gastrik dan distensi abdomen.

6.Makanan ini diketahui sebagai penyebab konstipasi.7.Membantu melancarkan proses defekasi.

2. Nyeri

berhubungan

dengan adanya

hemoroid pada

daerah anal.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri teratasi.

1.Berikan Posisi yang nyaman.

2.Berikan bantalan dibawah bokong saat

1.Minimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.

2.Meminimalkan tekanan di bawah bokong/meningkatkan

Page 87: bahan pencernaan hemoroid

KH:a.Wajah pasien tampak meringis.b.Skala nyeri berkurang 0-3 atau hilang.c.Klien dapat istirahat tidur.d.TTV Normal TD: 100/80 mmHg

duduk.

3.Observasi tanda-tanda vital.

4.Ajarkan teknik untuk menguranyi rasa nyeri seperti membaca, menarik nafas panjang, menonton TV, dll.

5.Berikan kompres dingin pada daerah anus 3-4 jam dilanjutkan dengan redam duduk hangat 3-4 x/hari.

6.Berikan lingkungan yang tenang.

7.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, pelunak feses dan dilakukan hemoroidectomi.

relaksasi.

3.Untuk menentukan intervensi selanjutnya.

4.Pengalihan perhatian melalui kegiatan-kegiatan.

5.Meningkatkan relaksasi.

6.Menurunkan ketidaknyamanan fisik.

7.Mengurangi nyeri dan menurunkan rangsang saraf simpatis dan untuk mengangkat hemoroid.

3. Perdarahan

berhubungan

dengan

pecahnya vena

hemoroidalis

yang ditandai

dengan

perdarahan

waktu BAB.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kekurangan nutrisi terpenuhi.KH:a.Konjungtiva klien merah muda.

b.Hb Normal (12-14 g/dl).

c.Tidak ada

1.Observasi TTV.

2.Monitor banyaknya perdarahan klien.

3.Kaji ulang tingkat toleransi aktifiitas klien.

4.Memandirikan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Kolaborasi:

1.Untuk menentukan tindakan selanjutnya.

2.Untuk menentukan tingkat kehilangan cairan.

3.Untuk mengetahui tingkat kelemahan klien.

4.Mengurangi ketergantungan aktifitas klien dengan bantuan perawat.

Page 88: bahan pencernaan hemoroid

perdarahan v.hemoroid.

d.Dapat melakukan aktivitas mandiri.

e.Klien tidak cepat lelah setelah beraktivitas.

f.Aktifitas klien sudah tidak dibantu oleh perawat.

1.Konsultasikan nutrisi untuk klien dengan ahli gizi.

2.Berikan vitamin K dan B12 sesuai indikasi.

3.Konsultasi dengan ahli gizi.

4.Berikan cairan IV.

Kolaborasi:

1.Untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat pada klien.

2.Untuk membantu proses pembekuan darah dan Untuk meningkatkan produksi sel darah merah.

3.Untuk menentukan diet yang tepat bagi klien.

4.Untuk menggantikan banyaknya darah yang hilang selama perdarahan.

POST OPERATIF

1. Gangguan rasa

nyaman nyeri

pada luka

operasai

berhubungan

dengan adanya

jahitan pada

luka operasi dan

terpasangnya

cerobong anus.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam berkurangnya rasa nyeri pada daerah pasca operasi.

KH:

a.tidak terdapat rasa nyeri pada luka operasi

b.pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan

c.sekala nyeri 0-3

d.klien tampak rileks

1. Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.2. Ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik

3. Latihan jalan sedini mungkin

4. Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan

1.    Dapat menurunkan tegangan abdomen

2.    Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal

3.    Menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi

4.    Perdarahan pada jaringan, inflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri

5.    Pengetahuan tentang

Page 89: bahan pencernaan hemoroid

5. Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang di dalam bisa keluar)6. Cerobong anus dilepas sesuai advice dokter

manfaat cerobong anus dapat membuat pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan lukanya

6.    Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada sumbatan

2. Resiko infeksi

berhubungan

dengan

pertahanan

primer tidak

adekuat.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam infeksi tidak terjadi.

KH:

a.tidak terdapat tanda-tanda infeksi (dolor, kalor, rubor, tumor, fungsiolesa)

b.TTV Normal (TD: 120/80 mmHg, N: 96 x/menit, S: 36,7 OC, RR: 18 x/menit)

c.luka mengering

1. Observasi tanda vital

2. Observasi balutan setiap 2 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.

3. Ganti balutan dengan teknik aseptik

4. Bersihkan area perianal setelah setiap defekasi5. Berikan diet rendah serat dan minum yang cukup

1.    Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang berhubungan dengan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital perlu di observasi secara lanjut

2.    Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya

3.    Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau kontaminasi silang

4.    Mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka

5.    Mengurangi rangsangan pada anus dan mencegah mengedan pada waktu defekasi

3. Kurang

pengetahuan

Setelah dilakukan tindakan

1. Diskusikan pentingnya

1.    Pengetahuan tentang diet berguna untuk

Page 90: bahan pencernaan hemoroid

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi

perawatan

dirumah.

keperawatan selama 2 x 24 jam klien dapat melakukan perawatan area anal dirumah.

KH:

a.pasien mengerti tentang perawatan dirumah

b.keluarga mengerti tentang proses penyakit dan perawatannya

c.pasien menunjukkan wajah tengang

penatalaksanaan diet rendah sisa atau serat.

2. Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya

3. Berikan rendam duduk

4. Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi

melibatkan pasien dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh ahli gizi

2.    Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan terhadap penyakitnya

3.    Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus (luka atau polaps)

4.    Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi

Page 91: bahan pencernaan hemoroid

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang

diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih

dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah

timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga

aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya

adalah terjadi trombosis, peradangan, dan terjadi perdarahan. Hemoroid juga dapat menimbulkan

cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan pengobatannya.

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :

1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik yang menyebabkan

gangguan adalah :

a. Hepar sirosis hepatis

Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi

hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus

hemoroidalis.

b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.

c. Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga aliranya

terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal dan lain lain.

Page 92: bahan pencernaan hemoroid

2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab timbulnya

hemoroid

Faktor faktor yang mungkin berperan :

a. Keturunan atau heriditer

b. Anatomi

c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :

* Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi akan

mempengaruhi timbulnya hemoroid. Misalnya seorang ahli bedah.

* Gangguan devekasi miksi.

* Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

* Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

3) Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.

3.2 SARAN

Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan pengobatannya pada

penderita hemoroid. Menginformasikan tentang pencegahan-pencegahan terjadinya hemoroid

dengan cara :

1.    Makan makanan tinggi serat, vitamin K, dan vitamin B12.

2.    Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah bokong.

3.    Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah besar hemoroid.

4.    Sarankan agar mengurangi makan makanan pedas yang dapat mengiritasi hemoroid.

5.    Sarankan untuk melakukan hemoroidektomi apabila stadium hemoroid telah mencapai derajat 3

hemoroid interna untuk mencegah terjadinya infeksi.

Page 93: bahan pencernaan hemoroid

DAFTAR PUSTAKA

Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC.

Djuhari, Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Doenges Moorhouse Geissle. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Jusi, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler. Jakarta: Balai Penerbit.

Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Parakrama, Chandrasoma. 2006. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. 1984. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.

Robbins, Stanley L. 1989. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC

Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.