Bahan Paparan ULP 18 Jan 11

download Bahan Paparan ULP 18 Jan 11

of 46

description

Bahan Paparan ULP 18 Jan 11

Transcript of Bahan Paparan ULP 18 Jan 11

  • LKPPLembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

  • I. KETENTUAN UMUMUnit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I yang bersifat permanen,dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

    Perangkat organisasi ULP ditetapkan sesuai kebutuhan yang paling kurang terdiri atas: a. kepala; b. sekretariat; c. staf pendukung; dan d. kelompok kerja (dalam pokja terdapat 1 koordinator)

    K/L/D/I diwajibkan mempunyai ULP yang dapat memberikan pelayanan/pembinaan dibidang Pengadaan Barang/Jasa, (Perpres 54/2010, pasal 14 (1))ULP pada K/L/D/I dibentuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi, (Perpres 54/2010, pasal 14 (2))Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dalam ULP dilakukan oleh Kelompok Kerja, (Perpres 54/2010, pasal 15 (1))

  • Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa yang melaksanakan pengadaan barang/jasa;Anggota ULP/Pejabat Pengadaan berasal dari pegawai negeri,baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya, (pasal 17 (4)). Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (4), anggota ULP/Pejabat Pengadaan pada instansi lain Pengguna APBN/APBD selain K/L/D/I atau Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola, dapat berasal dari bukan pegawai negeri (Pasal 17 (5)).Anggota Kelompok Kerja berjumlah gasal beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan (pasal 15 (3))

    Lanjutan

  • II. PEMBENTUKAN, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP TUGAS ULPPembentukan ULP :

    Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian /Sekretariat Lembaga Tinggi Negara/Komisi/Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian Republik Indonesia/BHMN/BUMN/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota/BUMD dapat membentuk lebih dari 1 (satu) ULP, disesuaikan dengan rentang kendali dan kebutuhan.

    Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian/ Provinsi/ Kabupaten/Kota yang mempunyai Kantor Wilayah/Unit Pelaksana Teknis/Unit Pelaksana Teknis Daerah berlokasi jauh dari kantor pusat dapat membentuk ULP Kantor Wilayah/Unit Pelaksana Teknis/Unit Pelaksana Teknis Daerah

  • Lanjutan Bab II .......Tujuan ULP :

    Agar proses pengadaan barang/jasa pemerintah menjadi lebih terpadu, efektif, dan efisien;

    Meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi Eselon I Teknis/Satminkal/Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menjalankan tugas dan fungsi;

    Untuk menjamin persamaan kesempatan, akses, dan hak bagi penyedia barang/jasa agar tercipta persaingan usaha yang sehat; dan

    Menjamin proses pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan oleh aparatur yang profesional.

  • Ruang Lingkup Tugas ULP :

    Ruang lingkup pelaksanaan tugas ULP meliputi penyelenggaraan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilaksanakan oleh penyedia.

    Pengadaan barang/jasa di luar ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada butir (1) dilaksanakan oleh pejabat pengadaan barang/jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lanjutan Bab II .......

  • ORGANISASI ULPTUGAS ULP :

    Melaksanakan pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui pelelangan/seleksi sampai dengan menetapkan penyedia B/J untuk pelelangan atau PL dalam batas tertentu;Mengusulkan perubahan HPS dan spesifikasi teknis pekerjaan kepada PPK;Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada PA/KPA/PPK dan/atau laporan mengenai pelaksanaan tugas ULP kepada pejabat yang mengangkatnya;melaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement);Mengusulkan penyedia barang/jasa yang melakukan perbuatan dan tindakan seperti penipuan/pemalsuan dan pelanggaran lainnya, kepada PA/KPA agar dikenakan sanksi. (sesuai Perpres 54/2010 ps 118 (1-6))

  • Lanjutan Tugas ULP

    Melaksanakan penyebar luasan strategi, kebijakan, standar, sistem, dan prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah; Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia bidang pengadaan; Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;Menetapkan Dokumen Pengadaan;Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;Mengumumkan pelaksanaan PBJ di website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi;Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk;Khusus untuk ULP :menjawab sanggahan;Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk nilai tertentuMenyerahkan salinan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa kepada PPK;Menyimpan dokumen asli pemilihan penyedia Barang/Jasa

  • Organisasi ULP

    ULP dipimpin oleh seorang KepalaKepala dan sekretaris ULP boleh menjadi ketua/anggota Pokja.3.Susunan organisasi ULP, terdiri dari:a) Kepala;b) Sekretariat;c) Kelompok Kerja; dan d) Staf Pendukung

  • Kepala ULP mempunyai tugas:Memimpin dan mengkoordinasikan semua bentuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian/ Lembaga pemerintah non kementerian/ Sekretariat Lembaga Tinggi Negara/ Komisi/ TNI Kepolisian Negaran Republik Indonesia/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota/ BHMN/ BUMN/BUMDMemastikan seluruh kegiatan pengadaan barang/jasa di ULP patuh terhadap peraturaan perundangan Menjamin keamanan dokumen pengadaan Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan PA/KPA terkait dengan pelaksanaan pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi, jasa lainnya Melaksanakan pengembangan dan pembinaan SDM ULP

  • TUGAS POKOK SEKRETARIAT ULP

    Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan dan rumah tangga;Melaksanakan fungsi ketatausahaan;Menyediakan dan memelihara sarana dan prasarana kantor;Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan Kelompok Kerja dalam pengadaan barang/jasa;Menyediakan dan mengelola sistem informasi yang digunakan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa;Mensosialisasikan kebijakan dan kegiatan pengadaan barang/jasa;Mengelola keuangan ULP;Mensosialisasikan kebijakan dan kegiatan pengadaan barang/jasa;Menyediakan informasi pengadaan barang/jasa kepada masyarakat;Menerima dan mengkoordinasikan pengaduan dan sanggahan yang disampaikan oleh masyarakat;Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap harga beli barang/jasa;Melakukan perencanaan biaya dan usah pengurangan biaya pengadaan.

  • Kelompok Kerja ULP melaksanakan tugas pemilihan yang meliputi:

    Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/ jasa dimulai Menginventarisir paket-paket yang akan dilelang/seleksi Mengumumkan secara terbuka melalui website dan portal pengadaan nasional Menerima pendaftaran;Melakukan aanwijzing Melakukan kualifikasi (pra/pascakualifikasi) pada penyedia barang/jasa.Menerima pemasukan penawaran; Melakukan pembukaan penawaran Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk;Menetapkan pemenang penyedia barang/jasa dan melaporkan kepada kepala ULPMenjawab sanggahan dari penyedia barang/jasa Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada Kepala ULP;

  • III. PERSYARATAN PERANGKAT ULPKepala ULP wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    memiliki status sebagai Pegawai Negeri;pendidikan minimal sarjana S1;memiliki kualifikasi teknis dan manajerial;memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan;memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;memiliki pengalaman sebagai pejabat/panitia pengadaan barang/jasa Pemerintah;memahami seluruh jenis pekerjaan yang menjadi tugas Pokja Pengadaan;memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah;tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai kepala ULP;syarat lain yang ditentukan dalam aturan kepegawaian untuk jabatan yang setara

  • Sekretaris ULP wajib memenuhi persyaratan, sebagai berikut:

    memiliki status sebagai Pegawai Negeri;memiliki kualifikasi teknis dan manajerial;memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan;memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas;memiliki pengalaman sebagai pejabat/panitia pengadaan barang/jasa Pemerintah;memahami seluruh jenis pekerjaan yang menjadi tugas Pokja Pengadaan; memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah;syarat lain yang ditentukan dalam aturan kepegawaian untuk jabatan yang setara Lanjutan Bab III.......

  • Pejabat Pengadaan/Anggota Pokja ULP wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : Pegawai negeri; memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah; memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; memahami keseluruhan pekerjaan pengadaan yang akan dilaksanakan; memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas Pokja Pengadaan;memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan berdasarkan peraturan pengadaan yang berlaku;tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai anggota Pokja Pengadaan ULP. Lanjutan Bab III.......

  • IV. KARIR DAN TUNJANGAN PROFESIPegawai Negeri yang diperbantukan di ULP berhak mendapatkan jenjang karir struktural maupun fungsional sesuai peraturan yang berlaku.Pegawai Negeri yang ditugaskan di ULP sebagai pejabat atau pelaksana berhak menerima tunjangan profesi yang besarnya sesuai kemampuan APBN/APBD dan dengan memerhatikan beban kerja.Tunjangan profesi ditetapkan berdasarkan hasil kajian instansi yang berwenang dalam pengelolaan ke-uangan, dan dalam urusan pendayagunaan aparatur negara.Honor untuk PNS yang ditugaskan di ULP tidak ditetapkan berdasarkan jumlah paket pekerjaan, tetapi ditetapkan berdasarkan kinerja bulanan (tunjangan kinerja bulanan berdasarkan persentasi dari besarnya anggaran yang dikelola) atas persetujuan Menkeu.

  • V. TATA KERJAULP di Pusat wajib berkoordinasi dan menjalin hubungan kerja dengan unit kerja eselon I dan II di lingkungan kerjanya.ULP di Provinsi/Kabupaten/Kota wajib berkoordinasi dan menjalin hubungan kerja dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota. ULP Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota wajib berkoordinasi dan menjalin hubungan kerja dengan LKPP.

  • Lanjutan Bab V .......Hubungan kerja ULP dengan unit kerja eselon I dan II di lingkungan kerjanya, meliputi :

    Menyampaikan laporan periodik tentang proses dan hasil pengadaan; Mengadakan konsultasi dalam rangka penyelesaian persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan;Melakukan koordinasi kepada Satminkal/ unit kerja teknis dalam penyusunan perencanaan pengadaan barang/jasa; danMelaksanakan pedoman dan petunjuk-petunjuk pengendalian pelaksanaan pengadaan yang diberikan Pengguna Anggaran.

  • Hubungan kerja ULP di Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, meliputi :

    Menyampaikan laporan periodik tentang perkembangan pelaksanaan pengadaan;Mengadakan konsultasi secara periodik atau sesuai dengan kebutuhan, dalam rangka penyelesaian persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan;Melakukan koordinasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam penyusunan perencanaan pengadaan barang/jasa; dan Melaksanakan pedoman dan petunjuk-petunjuk pengendalian pelaksanaan pengadaan yang diberikan gubernur/bupati/walikota. Lanjutan Bab V .......

  • Hubungan kerja ULP Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dengan LKPP, meliputi :

    menyampaikan laporan semester hasil pelaksanaan pengadaan;mengadakan konsultasi sesuai dengan kebutuhan, dalam rangka penyelesaian persoalan yang dihadapi dalam proses pengadaan; melaksanakan pedoman dan petunjuk LKPP dalam hal pengadaan barang/jasa; danmemberikan masukan kepada LKPP untuk perumusan strategi dan kebijakan pengadaan barang/jasa;Lanjutan Bab V .......

  • XV. PENUTUPKetentuan mengenai hubungan, prosedur, dan mekanisme kerja masing-masing ULP dapat diatur lebih lanjut oleh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non-Kementerian/ Sekretaris Lembaga Tinggi Negara/Ketua Komisi/ Panglima Tentara Nasional Indonesia/Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/ Gubernur/ Bupati/ Walikota/Direksi BUMD.

  • ULP dan Rencana PembentukanPejabat Fungsional PBJP

  • 1. Pelaksana ditunjuk secara adhoc, bisa berganti setiap tahun; 2.Rawan pengaruh kepentingan dan intervensi; 3.Kemampuan dan kompetensi pelaksana pengadaan sangat beragam; 4.Profesionalitas tidak terjamin dan tidak terukur; 5.Pelaksanaan kurang fokus karena pelaksana masih merangkap jabatan/ kegiatan lain;6.Akumulasi keahlian, pengalaman, dan keterampilan pelaksana tidak efektif; 7.Tidak ada jaminan peningkatan karier di bidang PBJP.1. Pelaksana ditunjuk untuk jangka waktu tertentu atau permanen; 2.Mandiri/independen dari pengaruh kepentingan dan intervensi; 3.Kemampuan dan kompetensi pelaksana berjenjang sesuai kualifikasi; 4.Profesionalitas lebih terjamin dan terukur; 5.Pelaksanaan lebih fokus karena tidak ada perangkapan jabatan/ kegiatan lain;6.Akumulasi keahlian, pengalaman, dan keterampilan pelaksana lebih efektif; 7.Ada jaminan peningkatan karier di bidang PBJP.

  • TUJUANDalam rangka membina tenaga profesional yang melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa pemerintah, sehingga tercapai tujuan pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang efektif, efisien, terbuka, bersaing, transparan, tidak diskriminatif, dan akuntabel.

  • SASARAN1. menjalankan amanat PerPres Nomor 54 tahun 2010 tentang PBJP, khususnya yang berkenaan dengan pasal-pasal yang mengatur tentang profesionalitas, kemandirian, dan tanggungjawab pejabat pengadaan, serta yang mengatur tentang pengembangan SDM pejabat pengadaan melalui jenjang karier yang prospektif, persyaratan kualifikasi, sertifikasi, dan kompetensi SDM, serta adanya sistem remunerasi yang sesuai dengan beban dan risiko pekerjaan;

    2.mewujudkan organisasi pemerintahan yang lebih efisien, efektif dan produktif;

    3.mewujudkan SDM PBJP yang kompeten dan profesional diperlukan pengembangan pola karir SDM yang terarah, terukur, dan konsisten, melalui:a. perubahan dari keadaan sekarang dimana pengadaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang bersifat ad-hoc atau penunjukannya hanya sebatas periode waktu tertentu menjadi pekerjaan yang mempunyai posisi tetap/penuh waktu dan mempunyai jenjang karir;b.mempunyai pengaturan organisasi yang kondusif untuk pengembangan karir yang terstruktur, diantaranya dengan pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang akan diisi oleh pejabat struktural untuk kegiatan yang bersifat managerial dan pejabat fungsional untuk kegiatan/tugas yang menuntut kualifikasi profesional. Disamping itu, pejabat fungsional dapat ditugaskan kepada Unit Kerja struktural yang membutuhkannya

  • 1.Pembinaan jabatan fungsional secara nasional berada di bawah Deputi Pengembangan dan Pembinaan SDM;2.Di Kementerian dan LPNK termasuk LKPP, organisasi jabatan fungsional berada di bawah pembinaan Biro Perencanaan/Biro Kepegawaian/Biro Umum/Biro Perlengkapan;3.Di Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, organisasi jabatan fungsional berada di bawah pembinaan Biro Perencanaan/Biro Kepegawaian/Biro Umum/Biro Perlengkapan;4.Untuk Satker Pertahanan dan Keamanan (Kementerian Hankam, TNI dan POLRI), organisasi jabatan fungsional berada di bawah pembinaan Direktorat Logistik dan Pengadaan;5.Pada Unit Kerja BHMN, BUMN/D, BLU, dan Komisi-komisi, pengaturan jabatan fungsional yang menangani pengadaan barang/jasa, akan diatur tersendiri, sesuai dengan kondisi masing-masing unit kerja tersebut

  • ULP dan RENCANA JABATAN FUNGSIONAL PBJP4) Penempatan Pejabat Fungsional PBJPPENGGUNA ANGGARAN/UNIT KERJA STRUKTURALLPSESATKER/SKPD

  • ULP tempat dimana Pejabat Fungsional PBJP ditugaskan, baik di tingkat Pusat (K/L/I) maupun Provinsi/Kabupaten/Kota, dapat terdiri atas 3 jenis tipe organisasi, yakni sebagai berikut:

    TIPEKRITERIA/KARAKTERISTIKLayanan Pengadaan Khusus1. Pusat;2.Bersifat Struktural/Permanen; Melayani Kementerian;4.Paket Pekerjaan > 500 paket (nilai total paket > 500 M)Layanan Pengadaan Besar

    Eselon II1. Pusat;2.Bersifat Struktural/Permanen; Melayani Unit Kerja Eselon I Kementerian/Daerah atau Lembaga;4.Paket Pekerjaan > 200 paket (nilai total paket > 100 M)Layanan Pengadaan Sedang

    Eselon III1.Unit;2.Bersifat Struktural/Permanen;3.Melayani Unit Kerja Eselon II Kementerian/Daerah;4.Paket Pekerjaan 100 200 paket (nilai total paket 50 100 M Layanan Pengadaan Kecil

    Eselon IV1.Unit; 2.Bersifat Struktural/Permanen;3.Melayani Unit Kerja Eselon III Kementerian/Daerah Paket Pekerjaan di bawah 100 paket (nilai total paket < 50 M)

  • *

    ULP dan RENCANA JABATAN FUNGSIONAL PBJP5) Formasi Jabatan Fungsional PBJP5.b) Perkiraan Jumlah JabFung PBJP pada Setiap Tipe ULPTipe ULPPerkiraan Jumlah PersonilTipe Jumlah PersonilKecil8 orang Kepala : 1 orang Sekretaris : 1 orang Bidang : 3 orang (Bidang: Administrasi, Perencanaan, Hukum dan Sanggah) Anggota Pokja : 3 orangSedang14 orang Kepala : 1 orang Sekretaris : 1 orang Bidang : 3 orang (Bidang: Administrasi, Perencanaan, Hukum dan Sanggah) Anggota Pokja : 9 orangBesar27 orang Kepala : 1 orang Sekretaris : 1 orang Bidang : 3 orang (Bidang: Administrasi, Perencanaan, Hukum dan Sanggah) Anggota Pokja : 22 orangKhusus56 orang Kepala : 1 orang Sekretaris : 1 orang Bidang : 6 orang (Bidang: Administrasi, Perencanaan, Hukum dan Sanggah) Anggota Pokja : 18 orangPenetapan jumlah tenaga fungsional PBJP yang ada di dalam ULP dan Biro/Badan (unit kerja struktural eselon I/II/III) yang menangani pengadaan, disusun berdasarkan banyaknya satuan kerja (SATKER) dan jumlah paket pekerjaan yang harus diselesaikan dan besarnya anggaran pada satu satuan kerja.

  • ULP dan RENCANA JABATAN FUNGSIONAL PBJP5) Formasi Jabatan Fungsional PBJP5.c) Skenario Perkiraan Kebutuhan Pembentukan ULPI. Kondisi Optimal /yang Diinginkan: Setiap kementerian dan lembaga setingkat menteri memerlukan 1 ULP tipe Khusus (56 orang). Setiap lembaga daerah (provinsi, kabupaten/kota) dan institusi perlu 1 ULP tipe Khusus (56 orang). Untuk lembaga nonstruktural, perwakilan RI di luar negeri, dan Lembaga Penyiaran masing-masing memerlukan 1 ULP tipe Sedang (14 orang). Balai/UPT Pusat dari masing-masing kementerian/lembaga digabungkan pada setiap provinsi yang memerlukan 1 ULP tipe Besar (27 orang). II. Kondisi Antara/Transisi: Setiap Kementerian dan lembaga setingkat menteri di tiap unit kerja eselon I (UKE I) memerlukan 1 ULP tipe Besar (27 orang). Masing-masing Kementerian/lembaga setingkat menteri rata-rata mempunyai 7 UKE I. LPNK, kesekretariatan lembaga negara, BHMN, dan PTN non-BHMN masing-masing memerlukan 1 ULP tipe Besar (27 orang). Setiap lembaga nonstruktural, BI, Perwakilan RI di luar negeri, dan lembaga penyiaran masing-masing memerlukan 1 ULP tipe Sedang (14 orang). Setiap Balai/UPT Pusat di daerah 50 % memerlukan 1 ULP tipe Sedang (14 orang) dan 50 % lainnya memerlukan 1 ULP tipe Kecil (8 orang). Setiap Provinsi memerlukan 1 ULP tipe Besar untuk Setda Provinsi dan 3 ULP tipe Sedang di 3 Dinas Provinsi. Setiap Kabupaten/Kota memerlukan 1 ULP tipe Besar untuk lingkungan Setda Kabupaten/Kota dan 2 ULP tipe Sedang di 2 Dinas Kabupaten/ Kota. III. Kondisi Saat Ini: Perkiraan jumlah PNS yang menjadi anggota Panitia Pengadaan dengan pendekatan jumlah satker pada APBN dan jumlah SKPD pada APBD.

    *Catatan: BUMN, BUMD, dan BLU belum diperhitungkan.

  • APBN= 23.000 satker x 11 orang = 253.000

    APBD = 7.800 SKPD x 11 orang = 85.800

    5.d) Perkiraan Jumlah Pejabat Fungsional PBJP Berdasarkan Skenario Pembentukan ULP Pada Kementerian/Lembaga/Daerah/Institusi Lainnya (K/L/D/I)

    NOJENIS K/L/D/IJUMLAHKondisi OptimalKondisi AntaraKondisi Saat IniK/L/D/I(Jumlah Pejabat Fungsional)(Jumlah Pejabat Fungsional)(Jumlah PNS Anggota Panitia)1Kementerian 3434x1x56=1.90434x7x27=6.4262Lembaga Setingkat Menteri 66x1x56=3366x7x27=1.1343LPNK1919x1x56=1.06419x1x27=5134Kesekretariatan Jenderal Lembaga Negara 66x1x56=3366x1x27=1625Balai/UPT Pusat di daerah4.48727x33x27=24.0574.487x1x11= 49.3576Provinsi 3333x1x56=1.84833x1x27=89133x3x14=1.3867Kabupaten 398398x1x56=22.288398x1x27=10.746398x2x14=11.1448Kota9393x1x56=5.20893x1x27=2.51193x2x14=2.6049Lembaga Non Struktural (Komisi, Dewan, Badan, dsb)7878x1x14=1.09278x1x14=1.09210Bank Indonesia (Pusat, Perwakilan Daerah, Luar Negeri)461x1x56=5646x1x14=64411BUMN (Kantor Pusat)140--12BUMD669--13BHMN88x1x56=4488x1x27=21614BLU650--15PTN non-BHMN7676x1x56=4.25676x1x27=2.05216Perwakilan RI di Luar Negeri 178178x1x14=2.492178x1x14=2.49217Lembaga Penyiaran 22x1x14=282x1x14=28TOTAL 6.923 65.41393.398338.800

  • 6) Usulan Pengangkatan Melalui: Inpassing, Pengangkatan Pertama, dan Perpindahan Pada tahapan awal yang diperlukan adalah Penyesuaian/ Inpassing dari sekitar 130.000 pemegang sertifikat keahlian PBJP (L2, L4 dan L5) yang berada di seluruh Indonesia yang memenuhi persyaratan untuk mengisi kebutuhan posisi sekitar 70.000 org (kondisi optimal) s/d 95.000 org (kondisi transisi) perkiraan kebutuhan total jabatan fungsional PBJP pada kedua kondisi. Jika masih terjadi kekurangan (karena tidak sema pemegang sertifikat memenuhi syarat untuk menjadi Pejabat Fungsional) setelah periode Inpassing berakhir pengangkatan akan dilaksanakan dengan tata cara pengangkatan pertama dan perpindahan

  • NOURAIANUSULAN PERSYARATAN PENGANGKATAN1Inpassing PNS dengan ijazah minimal S1/ Diploma IV Pada periode Inpassing masih melaksanakan tugas PBJP minimal 3 tahun Pangkat paling rendah Penata Muda, Golongan III/a atau melalui penyesuian pangkat/golongan yang dimilikinya Memiliki sertifikat keahlian PBJP yang dikeluarkan LKPP, minimal L2 atau kualifikasi Ahli Tingkat Dasar Bidang PBJP2Pengangkatan Pertama PNS dengan ijazah minimal S1/ Diploma IV Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang PBJP yang dibuktikan dengan pemilikan sertifikat kualifikasi Ahli Tingkat Dasar Bidang PBJP Pangkat paling rendah Penata Muda, Golongan III/a

    3Perpindahan PNS dengan ijazah minimal S1/ Diploma IV

    Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang PBJP yang dibuktikan dengan pemilikan sertifikat kualifikasi Ahli Tingkat Dasar Bidang PBJP Pangkat paling rendah Penata Muda, Golongan III/a mempunyai pengalaman melaksanakan tugas di bidang PBJP minimal 2 tahun usia setinggi-tingginya 5 tahun sebelum mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang dipangkunya

  • Kepala ULPSekretariatPOKJASTRUKTUR ORGANISASI ULPTipe A (Kecil)Staf pendukung/TA

  • Kepala ULPPokjaPokjaPokjaPokjaStaf pendukung/TASekretariatBidangBidangBidangSTRUKTUR ORGANISASI ULPTipe B (Sedang)PokjaPokjaPokjaPokja

    Pejabat pengadaan

    Pejabat pengadaan

  • Kepala ULPSTRUKTUR ORGANISASI ULP Tipe C (Besar/Khusus)BidangBidangStaf pendukung/TASekretarisPejabat pengadaanPokjaPokjaPokjaPokjaBidangSub bidangSub bidangSub bidangSub bidangPokjaPokjaPokjaPokjaPejabat pengadaan

  • Tahapan Pembentukan ULP 2011 - 2014 Goal : Terwujudnya Unit Layanan Pengadaan di K/L/Daerah/I yang mampu mengelola pengadaan, penyimpanan, pengawasan dan distribusi barang/jasa secara efektif, efisien, transparan, bersaing, adil dan akuntabel2011Diseminasi dan promosi konsep ULP ke seluruh pemangku kepentinganPembentukan tim pengarah dan tim teknis di K/L/D/I untuk mengawal pembentukan ULPTim teknis di K/L/D/I menyiapkan data jumlah/ volume kegiatan, jenis, lokasi, delivery, harga dan biaya administrasi pengadaan barang/jasa, selama kurun waktu 3 tahun yang lalu.Analisis data pada butir 4 untuk menentukan jumlah ULP, jumlah personil ULP, sarana dan prasarana ULP di masing-masing K/L/D/I.Tim pengarah menggalang komitmen untuk membentuk ULP kepada seluruh unsur pimpinan di masing-masing K/L/D/IMelakukan koordinasi seluruh stakeholder antara lain; Menpan, Menkeu, Mendagri, dan Pemerintah Daerah terkait dengan persiapan pembentukan organisasi ULP yang permanen

  • Tahapan Pembentukan ULP 2011 - 2014 Goal : Terwujudnya Unit Layanan Pengadaan di K/L/Daerah/I yang mampu mengelola pengadaan, penyimpanan, pengawasan dan distribusi barang/jasa secara efektif, efisien, transparan, bersaing, adil dan akuntabel2012Diseminasi dan promosi konsep ULP ke seluruh pemangku kepentinganPembentukan ULP secara permanen di seluruh K/L/D/IRekrutmen staf ULP, pemenuhan sarana prasarana kerja, penyusunan dan pengembangan SOPPembinaan kelembagaan dan SDM ULP

  • Tahapan Pembentukan ULP 2011 - 2014 Goal : Terwujudnya Unit Layanan Pengadaan di K/L/Daerah/I yang mampu mengelola pengadaan, penyimpanan, pengawasan dan distribusi barang/jasa secara efektif, efisien, transparan, bersaing, adil dan akuntabel2013Diseminasi dan promosi konsep organisasi ULP yang telah diuji coba ke seluruh pemangku kepentinganPembentukan ULP di K/L/D/IPengembangan dan pembinaan kelembagaan dan SDM ULP

    Tahapan Pembentukan ULP 2011 - 2014 Goal : Terwujudnya Unit Layanan Pengadaan di K/L/Daerah/I yang mampu mengelola pengadaan, penyimpanan, pengawasan dan distribusi barang/jasa secara efektif, efisien, transparan, bersaing, adil dan akuntabel2014Pemantapan organisasi ULP ke seluruh pemangku kepentinganPengembangan dan pembinaan kelembagaan dan SDM ULP

  • Terima Kasih

  • Kepala ULPSekretariatPOKJASTRUKTUR ORGANISASI ULPTipe AStaf pendukung/TA

  • Kepala ULPPokjaPokjaPokjaPokjaStaf pendukung/TASekretariatBidangBidangBidangSTRUKTUR ORGANISASI ULPTipe BPokjaPokjaPokjaPokja

    Pejabat pengadaan

    Pejabat pengadaan

  • Kepala ULPSTRUKTUR ORGANISASI ULP Tipe C BidangBidangStaf pendukung/TASekretarisPejabat pengadaanPokjaPokjaPokjaPokjaBidangSub bidangSub bidangSub bidangSub bidangPokjaPokjaPokjaPokjaPejabat pengadaan

  • Pedoman dalam Pembentukan ULP :

    Proses seleksi pejabat pengadaan / anggota pokja ULP, proses seleksi tidak perlu dilakukan oleh tim penguji yang terdiri dari : ahli psikologi, ahli pengadaan dan ahli SDM.Proses seleksi cukup dilakukan oleh Baperjakat di masing-masing K/L/D/IPenetapan Kepala ULP, sekretaris, pokja dan tim pendukung melalui peraturan Menteri/ Kepala / Sekretaris Lembaga Tinggi Negara/ Ketua Komisi/ Panglima TNI/ Kepala Kepolisian Negara indonesia/ Gubernur/ Bupati/ Walikota/ Pimpinan BHMN/ Direksi BUMN/ Direksi BUMDUntuk pejabat pengadaan yang diluar ULP diangkat oleh PA/KPA. (Perpres 54/2010 ps. 14 ayat 2)Penetapan pemenang dilakukan oleh Pokja Pengadaan ULP . Secara administrasi penyampaian pemenang kepada unit kerja terkait dilakukan oleh Kepala ULPPegawai ULP/Pejabat pengadaan berasal dari pegawai negeri, dan bukan pegawai negeri (sesuai pasal 17 (5) Perpres 54/2010)Pegawai ULP yang wajib memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Tk pertama adalah Kepala ULP, Pejabat Pengadaan/ Pokja ULP

  • Lanjutan

    ULP disuatu K/L/D/I di sesuaikan dengan rentang kendali dan kebutuhan (Sesuai dengan Perpres 54/2010 penjelasan psl 14 ayat 2). Hal tersebut juga telah diatur di Buku Pedoman ULP pasal 4 ayat 2Pegawai ULP meliputi Kepala, sekretriat dan pejabat pengadaan/ pokja ULP bersifat permanen dan bertugas penuh waktu.Honor untuk PNS yang ditugaskan di ULP tidak ditetapkan berdasarkan jumlah paket pekerjaan, tetapi ditetapkan berdasarkan kinerja bulanan (tunjangan kinerja bulanan berdasarkan persentasi dari besarnya anggaran yang dikelola) atas persetujuan Menkeu.Biaya untuk melaksanakan tugas pengadaan barang/jasa di ULP meliputi biaya operasional kantor, honorarium, penggandaan dokumen, biaya pengumuman, dan biaya lainnya (psl. 23) langsung dialokasikan di ULP. Sedangkan biaya yang terkait langsung dgn pengadaan spt harga barang/jasa dan biaya pendukung (biaya pelatihan, setting peralatan) dialokasikan di masing- masing PA/KPA

    *