Bahan Leaflet

65
VI. URAIAN MATERI A. POKOK BAHASAN 1: PENGETAHUAN DASAR DM 1. Pengertian DM Diabates Melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang dikarakteristikan oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah, atau dikenal dengan istilah hiperglikemia. Dx: minimal dua: 1) GDS 200 mg/dl (11.1 mmol/L) atau 2)GDP >140 mg/dl (7.8 mmol/L) atau 3) GD setelah 2 jam test terhadap toleransi glukosa oral lebih dari 200 mg/dl (11.1 mmol/L) (Smeltzer & Bare, 2000). Penyebabnya penderitanya tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif atau keduanya DM dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu: DM tergantung pada insulin, dikenal dengan DM tipe 1 dan DM tidak tergantung pada insulin, dikenal dengan DM tipe 2 (Stevens, 2002). 2. Tanda dan gejala minum lebih banyak (polidipsia), buang air kecil lebih sering (poliuria), lemas, ataupun penurunan berat badan secara drastis, keletihan, kelemahan, kesemutan pada tangan dan kaki, kulit kering, ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 1

description

diabetes

Transcript of Bahan Leaflet

VI. URAIAN MATERI

A. POKOK BAHASAN 1: PENGETAHUAN DASAR DM

1. Pengertian DM

Diabates Melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang dikarakteristikan

oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah, atau dikenal dengan istilah

hiperglikemia.

Dx: minimal dua: 1) GDS 200 mg/dl (11.1 mmol/L) atau 2)GDP >140 mg/dl

(7.8 mmol/L) atau 3) GD setelah 2 jam test terhadap toleransi glukosa oral

lebih dari 200 mg/dl (11.1 mmol/L) (Smeltzer & Bare, 2000).

Penyebabnya penderitanya tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah

yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif

atau keduanya

DM dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu: DM tergantung pada insulin,

dikenal dengan DM tipe 1 dan DM tidak tergantung pada insulin, dikenal

dengan DM tipe 2 (Stevens, 2002).

2. Tanda dan gejala

minum lebih banyak (polidipsia),

buang air kecil lebih sering (poliuria),

lemas, ataupun

penurunan berat badan secara drastis, keletihan, kelemahan,

kesemutan pada tangan dan kaki,

kulit kering,

perubahan penglihatan,

luka sulit sembuh, dan sering muncul infeksi

DM yang tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya

komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung,

pembuluh darah kaki, dan syaraf.

POKOK BAHASAN 2: TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN DM

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 1

1. Pengkajian dan Diagnosis Keperawatan.

Pengkajian fisik dan riwayat kesehatan difokuskan pada tanda dan gejala

hiperglikemia dan pada faktor fisik, sosial, dan emosional yang mungkin

mempengaruhi kemampuan klien untuk mempelajari dan menampilkan

aktifitas perawatan diri DM. Riwayat kesehatan mengkaji gambaran tanda

yang mengawali diagnosis diabetes seperti poliuria, polidipsia, poliphagia,

kulit kering, mata kabur, kehilangan berat badan, gatal di area vagina, dan

luka yang tidak sembuh-sembuh. Untuk mendapatkan gambaran tanda

umum dari penyakit DM, perawat mengkaji status poliuria dengan

menanyakan frekuensi buang air kecil (BAK) dan jumlah urin yang

dikeluarkan saat BAK. Status polidipsia dikaji dengan jumlah dan frekuensi

minum setiap hari. Poliphagia dikaji dengan jumlah dan frekuensi makan

per hari.

Manifestasi atau dampak dari status polidipsia dan poliphagia pada klien

menyebakan pengaruh pada status keseimbangan cairan dan elektrolit,

dikaji dengan mengukur perbandingan pemasukan dan pengeluaran cairan

per hari; melakukan pemeriksaan fisik dengan mengkaji kelembaban

mukosa (mulut dan bibir) dan kulit dan turgor kulit; dan status kesehatan

kulit . Dampak polipgahia dikaji dengan mengukur berat badan dan

perubahanya dalam kurun waktu tertentu. Kadar gula darah diperiksa untuk

memastikan test diagnostik DM.

Jika keadaan gula darah melebihi atau kurang dari normal, biasanya klien

akan merasakan pusing atau sakit kepala. Kaji keluhan pusing yang

dirasakan, dan keluhan yang menyertainya seperti keseimbangan

neurologis, lemas, rasa ingin jatuh atau pingsan. Periksa tanda vital

terutama tekanan darah dan nadi.

Pengkajian faktor fisik yang mempengaruhi kemampuan untuk mempelajari

atau menampilkan keterampilan perawatan diri, meliputi:

Keterbatasan penglihatan: kaji kemampuan klien untuk membaca

angka atau huruf

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 2

Keterbatasan dalam koordinasi motorik: observasi tampilan perilaku

pelaksanaan tugas/aktifitas, misalnya: cara makan dan memegang

benda

Keterbatasan neurologis/persyarafan: kaji kemampuan bicara atau

menurunya kemampuan mengikuti perintah sederhana.

Pengkajian faktor sosial yang mempengaruhi penatalaksanaan diabetes

dan perencanaan pendidikan kesehatan, meliputi:

Kemampuan baca tulis: dikaji bersamaan dengan kemampuan

membaca

Kemampuan sumber keuangan atau jaminan kesehatan

Kepemilikan dukungan keluarga

Kebiasaan sehari-hari: kaji waktu dan jumlah makan, waktu kerja dan

olahraga

Pengkajian status emosional, meliputi:

Observasi penampilan secara umum (misalnya: menarik diri,

kecemasan) dan bahasa tubuh (kontak mata)

Perhatian dan kekhawatiran tentang diabetes (bertujuan mengkaji

terjadinya miskonsepsi dan misinformasi mengenai diabetes)

Kemampuan koping: kaji bagaimana mengatasi kesulitan situasi

Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan pengkajian terhadap klien yang mengalami tanda-tanda DM,

beberapa diagnosis dapat dirumuskan tergantung data yang diidentifikasi.

Diagnosis yang umum terjadi pada klien dengan DM diantaranya:

1. Risiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan

ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan

2. Perubahan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakseimbangan pemasukan

3. Gangguan perfusi jaringan ferifer berhubungan dengan menurunya

sensitifitas

4. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran ketidakmampuan

menangani DM

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 3

5. Keterbatasan dalam melakukan perawatan diri berhubungan dengan

kelemahan

2. Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian

Berikut ini akan digambarkan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

dari tiga diagnosis keperawatan yang umumnya dirasakan oleh klien

dengan DM. Dua diagnosis yang belum diuraikan dalam perencanaan,

implemetasi, dan penilaianya akan menjadi bahan pembahasan pada saat

penugasan diskusi kelompok.

a. Risiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan

ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan

Tujuan Umum

Mencapai/mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tujuan khusus:

1) Mempertahankan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran

2) Mempertahankan kelembaban mukosa (mulut dan bibir) dan kulit

3) Mempertahankan turgor kulit

4) Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi: tachicardi dan hipotensi

ortostatik

Rencana Intervensi:

1) Anjurkan untuk minum sesuai kebutuhan (minimal 50 cc per kg brat

badan) jika tidak ada komplikasi

2) Minta klien/keluarga untuk mencatat pemasukan segera setelah

minum

3) Minta klien/keluarga untuk mencatat jumlah urin yang dikeluarkan

saat BAK

4) Bersama klien dan keluarga mengukur pemasukan dan

pengeluaran cairan per hari, dan membandingkanya untuk

mengidentifikasi adanya tanda-tanda dehidrasi

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 4

5) Mengukur tanda-tanda vital, khususnya nadi dan tekanan darah

untuk mengidentifikasi tanda-tanda dehidrasi

6) Minta klien/keluarga untuk segera melapor pada perawat jika

ditemukan tanda-tanda dehidrasi, yaitu denyut nadi lebih cepat dan

adanya keluhan berkunang-kunang/pusing ketika berubah posisi

dari duduk ke berdiri.

Pelaksanaan

1) Libatkan klien dan keluarga dalam melaksanakan rencana

intervensi

2) Buat tabel pemasukan dan pengeluaran cairan untuk memastikan

keluarga mencatat dalam format tersebut

3) Minta keluarga untuk membuat kesimpulan dari hasil pencatatan

terhadap pemasukan dan pengeluaran cairan

4) Diskusikan dengan klien dan keluarga rencana tindak lanjut

berdasarkan hasil kesimpulan pemasukan dan pengeluaran cairan

Penilaian

1) Jumlah cairan yang diminum mendekati sama dengan jumlah urin

yang dikeluarkan

2) Mukosa (mulut dan bibir) dan kulit dalam keadaan lembab

3) Turgor kulit baik

4) Tanda-tanda vital dalam batas normal

b. Perubahan nutrisi: kurang/lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakseimbangan pemasukan

Tujuan Umum

Tidak terjadi perubahan nutrisi

Tujuan Khusus:

1) Mencapai/mempertahankan status nutrisi normal

2) Mempertahankan pemasukan nutrisi sesuai kebutuhan klien DM

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 5

3) Mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal

Rencana Intervensi:

1) Anjurkan untuk makan semua makanan dan makanan selingan

sesuai dengan diet DM (lihat lampiran D)

2) Anjurkan untuk memenuhi pola makan sesuai dengan pola makan

klien DM

3) Anjurkan klien untuk berolahraga secara teratur untuk menstimulasi

penyerapan gula darah oleh jaringan

Pelaksanaan

1) Libatkan kilen dan keluarga dalam melaksanakan rencana

intervensi

2) Diet dilaksanakan untuk mengontrol kadar gula darah dengan

mempertimbangkan gaya hidup, latar belakang budaya, tingkat

aktifitas, dan kebiasaan makan

3) Buat format food record untuk mencatat pemasukan makanan

4) Minta keluarga untuk membuat kesimpulan dari hasil pencatatan

food record terhadap pemasukan makanan

5) Diskusikan dengan klien dan keluarga rencana tindak lanjut

berdasarkan hasil kesimpulan pemasukan makanan

Penilaian

1) Tidak ada tanda-tanda hipo/hiperglikemia

2) Berat badan dalam batas normal

3) Gula darah dalam batas normal

c. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunya

sensitifitas

Tujuan Umum

Gangguan perfusi jaringan perifer dapat diatasi

Tujuan Khusus:

1) Peningkatan sensitifitas jaringan perifer

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 6

2) Kebebasan dalam melakukan mobilisasi

3) Tidak terjadi kecelakaan/injuri

Rencana Intervensi

1) Berikan penghangatan dengan merendam ektremitas dalam air

hangat

2) Lakukan senam kaki dan senam DM untuk meningkatkan

vaskularisasi (lihat lampiran E dan F)

3) Lakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya luka dan injuri

Pelaksanaan

1) Libatkan klien dan keluarga dalam implementasi rencana intervensi

2) Perhatikan urutan pergerakan dalam melakukan senam kaki dan

senam DM

Penilaian

1) Capilary refil kurang dari 3 detik

2) Tidak terjadi kesemutan di daerah ektremitas

3) Sensitifitas perifer positif

4) Kemampuan mobilisasi bebas

C. POKOK BAHASAN 3: TERAPI KEPERAWATAN PADA KLIEN DM

Terapi keperawatan dibagi menjadi terapi inti keperawatan dan tarapi ang

menunjang teapi inti keperawatan. Tujuan dari terapi inti keperawatan dari

penanganan DM adalah mencoba untuk menormalkan aktifitas insulin dan

kadar gula darah untuk meminimalkan perkembangan komplikasi vaskular dan

neuropatik. Tujuan terapeutik perawatan DM adalah mencapai kadar gula darah

normal (euglikemia) tanpa hipoglikemia dan tanpa gangguan serius pada pola

aktifitas pasien.

Komponen utama yang termasuk dalam terapi inti keperawatan, yaitu:

1. Diet

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 7

Diet dan mengontrol berat badan adalah intervensi utama dalam

penanganan DM. Manajemen nutrisi pada klien DM bertujuan untuk: 1)

Mengawasi kandungan esensial nutrisi, 2) Mencapai dan mempertahankan

berat badan normal, 3) Memenuhi kebutuhan energi, 4) Mencegah fluktuasi

kadar gula darah, dan 5) Mempertahankan kadar lemak dalam darah dalam

batas normal (Brunner & Suddart dalam Smeltzer & Bar, 2000).

Diet klien DM harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup. Prinsip yang

harus diperhatikan dalam memnuhi diet klien DM adalah 3J, meliputi

jumlah, jadwal, dan jenis makanan. Jumlah/porsi makan harus dihabiskan,

jadwal makan harus dipatuhi dan jenis makanan juga harus dipatuhi.

Takaran jumlah makanan tergantung dari tinggi badan, berat badan, jenis

aktifitas, dan penyakit penyerta yang diderita klien DM.

Makanan yang dianjurkan pada klien DM adalah makanan seimbang

dengan komposisi energi yang berasal dari lemak, protein, dan karbohidrat;

dengan komposisi karbohidrat 60—70%, protein 10—15%, dan lemak 20—

25%; dan tidak ada jenis makanan yang dilarang untuk klien DM

(Tjokroprawiro, 2006). Klien dengan DM dianjurkan makan besar tiga kali

sehari, makanan selingan tiga kali. Interval antara makan besar adalah 6

jam dan antara makan besar dan makan selingan adalah 3 jam. Jenis

makanan tinggi serat diperlukan oleh klien DM karena memberikan

keuntungan perasaan kenyang dan ppuas sehingga mengendalikan nafsu

makan dan berat badan.

2. Olahraga

Latihan fisik sangat penting dalam penatalaksanaan klien dengan DM

karena olah raga dapat menurunkan kadar gula darah serta dapat

mempengaruhi metabolisme lemak tubuh. Latihan fisik menurunkan kadar

gula darah dengan cara pengguanaan glukosa oleh tubuh dan memperbaiki

penggunaan insulin. Latihan fisik akan meningkatkan masa otot yang tidak

berlemak sehingga efek ini sangat dibutuhkan untuk penurunan berat

badan. Latihan fisik yang disertai penurunan berat badan akan

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 8

memperbaiki sensitifitas insulin (Smeltzer & Bar dalam Brunner & Suddart,

2000).

Klien DM dianjurkan untuk melakukan olahraga pada waktu yang sama dan

lebih baik pada saat kadar gula darah mencapai puncak, yaitu setelah

makan. Latihan fisik baik dilakukan selama 30 menit tanpa istirahat,

dilakukan secara teratur setiap hari, minimal tiga kali seminggu. Latihan

fisik dilakukan secara bertahap, meningkat dalam durasi. Bejalan adalah

jenis olahraga yang aman dan bermanfaat untuk klien DM (Smeltzer & Bar

dalam Brunner & Sudart, 2000).

3. Perawatan luka (kotor)

Perawatan luka kotor yang dimaksud dalam modul DM ini adalah

perawatan luka yang disebabkan oleh luka akibat DM. Bengkak,

kemerahan, cairan atau mungkin berkembang menjadi luka ganggren

adalah tanda-tanda adanta masalah pada kaki. Treatmen luka pada kaki

klien DM meliputi bedrest, penggunaan antibiotik, dan debridemen jika

diperlukan. Pada pasie dengan penyakit vaskuler perifer, luka kaki mungkin

sulit sembuhkarena terjadinya penurunan kemampuan oksigen, zat gizi,

dan antibiotik untuk mencapai jaringan luka. Amputasi mungkin dperlukan

untuk mencegah penyebaran infeksi.

Terapi penunjang keperawatan dakategorikan menjadi terapi modalitan dan

tarapi komplementer. Terapi modalitas adalah sarana penyembuhan yang

diterapkan pada klien dengan DM, dengan tanpa disadari dapat

menimbulkan respons tubuh berupa energi sehingga mendapatkan efek

penyembuhan (Starkey, 2004). Terapi modalitas yang dapat diterapkan

pada klien DM diantaranya perawatan kaki melaluai terapi thermal pada

daerah ektremitas, massage, dan senam kaki. Kondisi klien DM yang

berkontribusi pada peningkatan risiko infeksi pada kaki adalah: 1) Status

sensasi syaraf yang menyebabkan kehilangan sensasi terhadap rasa nyeri

dan sensasi tekan, 2) Kurangnya sirkulasi ektremitas bawah berkontribusi

pada lambatnya penyembuhan lukan dan kemungkinan untuk

berkembangnya ganggren, dan 3) Hiperglikemia merusak kemampuan

leukosit untuk mematikan bakteri. Kondisi ini akan memberikan dampak

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 9

pada gangguan lanjut di ektremitas bagian bawah, sehingga pada klien DM

diperlukan perawatan kaki.

Arora (2007) menjelaskan bahwa perawatan kaki bermanfaat untuk

mengurangi kesemutan, menghindari terjadinya luka, melancarkan

peredaran darah, dan menghindari terjadinya kerusakan syaraf. Perawatan

kaki termasuk kegiatan merendam, mengeringkan, dan memberikan

pelembab pada kaki. Kaki seharusnya diperiksa setiap hari untuk

mengidentifikasi adanya tanda kemerahan, kalus, luka. Klien seharusnya

diajarkan untuk menggunakan alas kaki yang nyaman dan tertutup,

menggunting kuku lurus tanpa harus memotong kuku di sekitar sudut kaki.

Terapi Komplemeter adalah penyembuhan alternatif untuk melengkapi atau

memperkuat pengobatan konvensional maupun biomedis (Cushman &

Hoffman, 2004). Terapi komplementermenangani penyebab penyakit serta

memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang dideita

(Sustarini, Alam, & Hadibroto, 2005). Terapi komplementer keperawatan

pada klien DM, diantaranya terapi jus dan terapi herbal (Baca Buku

Pedoman Terapi Obat Tradisional dari Direktorat Obat Tradisional Dirjen

POM, DepKes) .

VII. REFERENSI

1. Arora, A. (2007). Pres Diabetes. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

2. Cushman, M.J. & Hoffman, M.J. (2004). Complementary and alternative health

care and the home care population. Home Health Care Managemen and

Practice, 16 (5):360—373

3. Strakey, C. (2004). Therapeutic modalities.3ed. Philadelphia: F.A. Davis

Company

4. Parmet, S. (2004). Weight gain and Diabetes. JAMA, 292 (8): 998.

5. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2000). Brunners and Suddart’s textbook of

medical-surgical nursing. 8ed. Philadelphia: Lippincot

6. Stevens, L.M. (2002). The ABCs of diabetes. JAMA, 287 (19): 2608

7. Sustarini, L. Alam, S. & Hadibroto, I. (2005). Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 10

8. Tjokroprawiro (2006). Perencanaan makan pada diabetesi.

9. http://www.keluargas ehat.com , diperoleh tangal 1 Oktober 2006

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 11

LAMPIRAN 1

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM

No Aspek Yang Dikaji Diagnosa Keperawatan

1 Data Subjektif:

a. Frekuensi buang air kecil

(BAK) lebih dari biasanya

(Normal 5--6 kali per hari)

b. Jumlah air seni (urin) setiap

BAK lebih dari biasanya atau

lebih dari 200 cc (setara dengan

1 gelas aqua)

c. Frekuensi minum setiap hari

lebih dari biasanya atau lebih

dari 8 gelas per hari atau lebih

dari 2 liter per hari

Data Objektif:

a. Jumlah air seni melebihi air

yang yang diminum

b. Mukosa mulut kering

c. Mukosa bibir kering

d. Turgor kulit tidak elastis

e. Tekanan darah kurang dari

normal (hipotensi)

f. Nadi lebih dari normal (lebih

dari 100 kali per menit)

Risiko terjadinya kekurangan volume

cairan berhubungan dengan

ketidakseimbangan pemasukan dan

pengeluaran cairan (jika data O.d. tidak

teridentifikasi)

Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan ketidakseimbangan pemasukan

dan pengeluaran cairan ((terutama jika

ditemukan data O.d.)

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 12

No Aspek Yang Dikaji Diagnosa Keperawatan

2 Data Subjektif:

a. Jumlah/porsi makan lebih dari

biasanya

b. Frekuensi makan per hari lebih

dari 3 kali sehari

c. Perubahan berat badan dalam

kurun waktu 3 bulan terakhir

d. Pusing atau sakit kepala

e. Merasa lemas

f. Merasa ingin jatuh/pingsan

Data Objektif:

a. Berat badan saat ini.............kg

b. Tinggi badan.......................cm

c. Berat badan saat ini

dibandingkan tinggi badan

kurang/lebih dari normal (coret

yang tidak teridentifikasi)

d. Kadar gula darah.........mm/dl

Risiko perubahan nutrisi: kurang/lebih dari

kebutuhan tubuh (*coret yang tidak

teridentifikasi) berhubungan dengan

ketidakseimbangan pemasukan (jika data

O.c. tidak teridentifikasi)

Perubahan nutrisi: kurang/lebih dari

kebutuhan tubuh (*coret yang tidak

teridentifikasi) berhubungan dengan

ketidakseimbangan pemasukan (jika data

O.c. teridentifikasi)

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 13

No Aspek Yang Dikaji Diagnosa Keperawatan

3 Data Subjektif:

a. Merasa kesemutan di daerah

ekstremitas atas dan bawah

b. Merasa kebal/kebas di daerah

ekstremitas atas dan bawah

c. Merasa tidak mampu/tidak

kuat untuk berjalan

Data Objektif:

a. Kadar gula darah.........mm/dl

b. Capillary refil lebih dari 3 detik

c. Sensitifitas negative

d. Mobilisasi bebas

Risiko gangguan perfusi jaringan ferifer

berhubungan dengan menurunya

sensitifitas (jika data O.c. tidak

teridentifikasi)

Gangguan perfusi jaringan ferifer

berhubungan dengan menurunya

sensitifitas (jika data O.c. teridentifikasi)

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 14

LAMPIRAN 2

FORMAT PERENCANAAN, PELAKSANAAN, EVALUASI

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM

N

o

Diagnosa Kpwtn

Dan Tujuan

Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

1 Diagnosa 5.1:

Tujuan Umum

Mencapai/

mempertahankan

keseimbangan cairan

dan elektrolit

Tujuan khusus:

Mempertahankan

keseimbangan

pemasukan dan

pengeluaran

Mempertahankan

kelembaban mukosa

(mulut dan bibir) dan

kulit

Mempertahankan

turgor kulit

Tidak terjadi tanda-

tanda dehidrasi:

tachicardi dan hipotensi

ortostatik

Anjurkan untuk

minum sesuai

kebutuhan (minimal

50 cc per kg berat

badan) jika tidak

ada komplikasi

Minta klien/keluarga

untuk mencatat

pemasukan segera

setelah minum

Minta klien/keluarga

untuk mencatat

jumlah urin yang

dikeluarkan saat

BAK

Bersama klien dan

keluarga mengukur

pemasukan dan

pengeluaran cairan

per hari, dan

membandingkanya

Sesuai

Rencana (catat

jika perawat

melakukan

intervensi

selain kegiatan

yang

tercantum

dalam

perencanaan)

Jumlah

cairan yang

diminum

mendekati

sama dengan

jumlah urin

yang

dikeluarkan

Mukosa

(mulut dan

bibir) dan

kulit dalam

keadaan

lembab

Turgor kulit

elastis

Tekanan

darah dalam

batas normal

Nadi dalam

batas normal

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 15

untuk

mengidentifikasi

adanya tanda-tanda

dehidrasi

Mengukur tanda-

tanda vital,

khususnya nadi dan

tekanan darah

untuk

mengidentifikasi

tanda-tanda

dehidrasi

Minta klien/keluarga

untuk segera

melapor pada

perawat jika

ditemukan tanda-

tanda dehidrasi,

yaitu denyut nadi

lebih cepat dan

adanya keluhan

berkunang-kunang/p

using ketika

berubah posisi dari

duduk ke berdiri

Lain-

lain...............

.....................

.....................

.....................

.....................

Tandatangan

dan tanggal

N Diagnosa Kpwtn Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 16

o

Dan Tujuan

2 Diagnosa 5.2.

Tujuan Umum

Tidak terjadi

perubahan nutrisi

Tujuan Khusus:

Mencapai/

mempertahankan

status nutrisi normal

Mempertahankan

pemasukan nutrisi

sesuai kebutuhan klien

DM

Mempertahankan kadar

gula darah dalam batas

normal

Anjurkan untuk

makan semua

makanan dan

makanan selingan

sesuai dengan diet

DM (lihat lampiran

tentang diet DM)

Anjurkan untuk

memenuhi pola

makan sesuai

dengan pola makan

klien DM

Anjurkan klien untuk

berolahraga secara

teratur untuk

menstimulasi

penyerapan gula

darah oleh jaringan

Tidak ada

tanda-tanda

hipo/hiperglik

emia

Berat badan

dalam batas

normal

Gula darah

dalam batas

normal

Keluhan

pusing/sakit

kepala tidak

dirasakan

Jumlah/porsi

makan

sesuai

kebutuhan

diet DM

Lain-

lain...............

.....................

Tandatangan

dan tanggal

N Diagnosa Kpwtn Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 17

o

Dan Tujuan

3 Diagnosa 5.3.

Tujuan Umum

Gangguan perfusi

jaringan perifer dapat

diatasi

Tujuan Khusus:

Peningkatan sensitifitas

jaringan perifer

Kebebasan dalam

melakukan mobilisasi

Tidak terjadi

kecelakaan/injuri

Berikan

penghangatan

dengan merendam

ektremitas dalam air

hangat

Lakukan senam kaki

dan senam DM

untuk meningkatkan

vaskularisasi

Lakukan perawatan

kaki untuk

mencegah

terjadinya luka dan

injuri

Capilary refil

kurang dari 3

detik

Tidak terjadi

kesemutan

di daerah

ektremitas

Kemampuan

mobilisasi

bebas

Lain-

lain...............

.....................

.....................

.....................

.....................

Tandatangan

dan tanggal

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 18

LAMPIRAN 3

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM

No Diagnosa

Keperawata

n

Perkembangan

Asuhan Keperawatan

Nama,

paraf,

tanggal

1 Diagnosa 5.1. S:..........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

O: ........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

A: .........................................................................

.............................................................................

P: .........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

.............................................................................

I: ..........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

.............................................................................

E: .........................................................................

.............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

.............................................................................

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 19

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM

No Diagnosa

Keperawata

n

Perkembangan

Asuhan Keperawatan

Nama,

paraf,

tanggal

1 Diagnosa 5.2. S:..........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

O: ........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

A: .........................................................................

.............................................................................

P: .........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

.............................................................................

I: ..........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

.............................................................................

E: .........................................................................

.............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

.............................................................................

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 20

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DM

No Diagnosa

Keperawata

n

Perkembangan

Asuhan Keperawatan

Nama,

paraf,

tanggal

1 Diagnosa 5.3. S:..........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

O: ........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

A: .........................................................................

.............................................................................

P: .........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

.............................................................................

I: ..........................................................................

.............................................................................

.............................................................................

.............................................................................

E: .........................................................................

.............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

.............................................................................

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 21

LAMPIRAN 4

PANDUAN DIET DM DI RUMAH

A. Apakah tujuan diet DM ?

1. Menurunkan gula darah hingga normal

2. Menurunkan gula dalam air seni hingga negatif

3. Mencapai berat badan normal

4. Dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa

B. Bagaimanakah perbedaan diet DM dengan makanan biasa ?

1. Penggunaan karbohidrat (makanan pokok) diatur

2. Jumlah makanan sehari dan pembagiannya perlu diatur dengan baik

C. Bagaimanakah prinsip diet DM ?

1. Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan,

aktivitas, dan kondisi kesehatan

2. Penggunaan karbohidrat komplek dibatasi dan menghindari penggunaan

karbohidrat sederhana / mudah diserap

3. Makanan cukup protein, vitamin, dan mineral

4. Makanan tinggi serat

5. Jumlah makanan sehari dan pembagiannya diatur dengan baik terutama pada

DM yang belum terkontrol atau yang mendapat suntikan insulin

D. Makanan apa sajakah yang banyak mengandung karbohidrat ?

Sumber karbohidrat ada dua, yaitu :

1. Karbohidrat komplek :

Nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong, talas, kentang, sagu, mie, bihun,

makaroni, dan tepung-tepungan

2. Karbohidrat sederhana :

Gula seperti gula pasir, gula merah

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 22

E. Bahan makanan apakah yang diperbolehkan ?

Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan atau

sesuai dengan daftar diet yang ditetapkan

F. Bahan makanan apakah yang tidak diperbolehkan ?

1. Gula pasir, gula jawa

2. Sirop, selai, jeli, manisan buah-buahan, susu kental manis, minuman botol

ringan, es krim

3. Kue manis, dodol, bolu, tarcis

4. Abon, dendeng, sarden

G. Bagaimanakah cara mengatur diet ?

1. Makanlah secara teratur

2. Aturlah penggunaan makanan sumber karbohidrat komplek

3. Makanlah anekaragam sayuran sebanyak-banyaknya

4. Semua macam buah boleh dimakan

5. Gunakanlah daftar bahan makanan penukar

H. Bagaimanakah cara memasak yang dianjurkan ?

1. Cara memasak dapat dilakukan seperti untuk anggota keluarga lain

2. Bila dalam keluarga ingin masakan yang manis ambilah porsi masakan untuk

pasien DM sebelum ditambahkan gula

I. Hal-hal apasajakah yang perlu diperhatikan ?

1. Makanlah sesuai dengan ukuran besar porsi makanan seperti yang tertulis pada

daftar diet yang dianjurkan

2. Laksanakan diet dengan disiplin

3. Lakukan olahraga secara teratur disamping berdiet

4. Pasien DM dianjurkan membawa permen untuk mengatasi bila terjadi

hipoglikemi

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 23

Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan bila terjadi hipoglikemia ?

Hipoglikemia atau gula darah rendah ialah keadaan dimana kadar gula darah

rendah karena tidak ada keseimbangan antara makanan yang dimakan, gerak

badan dan obat yang digunakan. Gejalanya antara lain berkeringat dingin, gemetar,

pusing, lemas, mata berkunang-kunang, dan rasa perih di ulu hari seperti orang

kelaparan. Bila anda mengalami gejala ini minumlah segera 1 gelas teh manis/sirop.

Segera periksakan kesehatan anda ke dokter.

J. Petunjuk umum diit DM

1. Diit diabetes diberikan dengan tiga kali makanan utama dan tiga kalin makanan

antara (snacks) dengan jarak antara (interval) tiga jam.

Contoh : Pukul 06.30 makan pagi – pukul 09.30 makanan kecil atau buah –

12.30 makan siang – 15.30 makanan kecil atau buah – 18.30 makan

malam – 21.30 makanan kecil atau buah.

2. Buah-buahan yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis atau disebut

buah golongan B, misalnya pepaya, apel, kedondong, pisang, tomat dan

semangka yang kurang manis. Buah golongan A, misalnya sawo, mangga,

jeruk, rambutan, durian, anggur dan lain-lain. Buah tersebut boleh dimakan asal

dalam jumlah sedikit dan jarang-jarang saja.

3. Pedoman melaksanakan diit diabetes sehari-hari adalah “3 J” (Jumlah, Jadwal,

Jenis).

J1: Jumlah kalori yang diberikan harus habis

J2: Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan intervalnya yaitu 3 jam

J3: Jenis makanan yang manis harus dihindari, termasuk pantang buah

golongan A

5. Melaksanakan olah raga, untuk penderita yang glukosa darahnya sulit normal

(resisten) perlu olahraga 1-11/2 jam sesudah makan makanan utama. Untuk

kasus diabetes mellitus yang mudah dirawat, olah raga cukup dua kali sehari

yaitu pagi dan sore.

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 24

Penentuan Jumlah Diit Diabetes

1. Penentuann gizi penderita dengan menghitung BBR (Berat Bada Relatif), rumus :

BB (kg) x 100%

BBR = TB- 100

Klasifikasi status gizi Berat Badan Relatif (BBR)

1. Kurang gizi < 80%

2. Kurus 80-<90%

3. Normal (Ideal) 90-100%

4. Gemuk > 110%

5. Obesitas, bila BBR > 120% Obesitas ringan BBR 120-130%

Obesitas sedang BBR130-140%

Obesitas berat BBR > 140%

Obesitas morbid > 200%

Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja

biasa adalah :

1. Kurus : Berat Badan x 40-60 kalori

2. Normal : Berat Badan x 30 kalori

3. Gemuk : Berat Badan x 20 kalori

4. Obesitas : Berat Badan x 10-15 kalori

Komposisi Diit B

Komposisi dan Sifat Diit B

Karbohidrat

Protein

Lemak

Kolesterol per hari

Serat

Frekuensi per hari

Distribusi per hari

60-70%

10-12%

20-25%

+ 100-150 mg

Sayuran golongan A dan B

6 kali

20%, 10%, 25%, 10%, 25%, 10%

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Contoh : Menu sehari untuk penderita DM dengan kebutuhan kalori 2100

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 25

Pagi pukul 06.30 Siang Pukul 12.30 Malam pukul 18.30

Nasi : 110 gram Nasi : 150 gram Nasi : 150 gram

Daging : 25 gram Daging : 25 gram Daging : 25 gram

Tempe : 25 gram Tempe : 25 gram Tempe : 25 gram

Sayuran A: 100 gram Sayuran A :100 gram Sayuran A: 100 gram

Sayuran B: 25 gram Sayuran B: 50 gram Sayuran B: 50 gram

Minyak : 7,5 gram Minyak : 10 gram Minyak : 10 gram

Makanan kecil pukul 09.30 Makanan kecil 15.30 Makanan kecil 21.30

Kentang : 200 gram Pisang : 200 gram Kentang : 200 gram

Pepaya : 100 gram Pepaya : 100 gram Pepaya : 350 gram

Daftar Makanan Pengganti

Golongan I :Nasi & penggantinya (100 gram nasi mengandung 175 kalori)

100 gram nasi= 400 gram bubur beras = 11/2 gelas

200 gram nasi tim = 1 gelas

100 gram nasi jagung = ¼ gelas

200 gram kentang = 4 biji sedang

100 gram singkong = 1 potong sedang

150 gram ubi = 1 biji sedang

50 gram mie kering = 1 gelas direbus

100 gram mie basah = 1 gelas

50 gram bihun = ½ gelas

50 gram tepung beras = 8 sdm

40 gram tepung singkong= 8 sdm

50 gram tepung terigu = 12 sdm

Golongan II : Daging & penggantinya (50 gram daging = 95 kalori)

50 gram daging sapi = 50 gram daging ayam = 1 potong sedang

50 gram daging sapi = 1 potong sedang

60 gram babat = 2 potong sedang

75 gram telur ayam biasa = 2 butir

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 26

60 gram telur ayam bebek = 1 butir

60 gram telur ayam negeri = 1 butir

50 gram ikan segar = 1 poyong ikan segar

25 gram ikan asin = 1 potong ikan segar

25 gram ikan teri = 2 sdm

50 gram udang basah = ¼ gelas

100 gram bakso daging = 10 biji besar

30 gram keju = 1 potong sedang

Golongan III : Tempe & penggantinya (50 gram tempe = 80 kalori)

50 gram tempe = 100 gram tahu= 1 biji

50 gram oncom = 2 potong sedang

25 gram kacang hijau = ½ gelas di rebus

25 gram kedelei = 21/2 sdm

25 gram kacang merah = 21/2 sdm

20 gram kacang tanah = 2 sdm

25 gram kacang tolo = 21/2 sdm

20 gram kacang tanah = 2 sdm

Golongan IV : Sayuran dan penggantinya

Sayuran golongan A : 100 gram sayuran gol A. mengandung 50 kalori

Terdiri dari : Bayam, buncis, daun lompong, daun bluntas, daun melinjo, daun

pepaya, daun singkong, daun ubi jalar, jagung muda, jantung pisang,

kacang kapri, kacang panjang, labu siam, nangka muda, parew, wortel

Sayuran golongan B : mengandung sedikit kalori, sayuran ini dapat digunakan agak

bebas tanpa diperhitungkan, asal dalam jumlah yang wajar, sayuran ini terdiri dari :

cabai hijau besar, daun koro, daun labu siam, gambas, jamur segar, kangkung,

kecipir, kembang kol, kobis, labu air, sawi, selada, taoge, terong, tomat, mentimun,

rebung.

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 27

Golongan V : Buah dan penggantinya

50 gram pisang mengandung 40 kalori, sebaiknya tidak menggunakan buah golongan

A

Buah golongan A :

50 gram mangga = ½ buah sedang

75 gram nanas = 1/6 buah sedang

50 gram nangka masak = 3 biji

75 gram anggur = 10 buah

75 gram rambutan = 8 biji

50 gram durian = 3 biji (beton)

50 gram sawo = 1 buah sedang

100 gram jeruk manis= 2 buah sedang

50 gram sirsak= ½ gelas

Buah golongan B :

100 gram jambu air= 2 buah sedang

50 gram apokat= ½ buah segar

75 gram jambu bol= ¾ buah sedang

125 gram belimbing= 1 buah besar

100 gram kedondong= 1 buah sedang

75 gram bengkoang= 1 buah besar

100 gram pepaya = 1 potong

75 gram pisang = 1 buah sedang

75 gram salak =1 potong besar

Jangan makan pisang raja, pisang emas, dan pisang tanduk

150 gram semangka = ½ buah sedang

Golongan VI: Susu dan pengantinya (200 gram susu sapi mengandung 110 kalori)

200 gram susu sapi = 100 gram susu kental tak bergula = 1 gelas

200 gram susu asam (yoghurt) = 1 gelas

25 gram tepung susu penuh = 4 sdm

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 28

20 gram tepung susu skim = 4 sdm

25 gram tepung susu sari kedele = 4 sdm

Golongan VII : Minyak dan penggantinya (5 gram minyak mengandung 45 kalori)

5 gram minyak goreng = 5 gram margarine = ½ sdm

5 gram mentega = ½ sdm

30 gram kelapa = 1 potong kecil

30 gram kelapa parut = 5 sdm

5 gram lemak = ¼ sdm

50 gram kelapa santan = ¼ gelas

5 gram lemak sapi = 1 potong kecil

5 gram lemak babi = 1 potong kecil

DAFTAR PUSTAKA

Bodinski, Lois H. (1987). The Nurse’s guide ti diet therapy. Newyork: A Wiley Medical

Publication

CARPA. (1997). Standart treatment manual. (3 th ed.), Australia

Tyson, S. R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders

Tjokroprawiro, A. (1999). Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes, Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

WHO. (2000). Pencegahan Diabetes Mellitus: alih bahasa, Jakarta: Hipokrates.

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 29

LAMPIRAN 5

SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

I. Pengertian

Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Angka

amputasi akibat diabetes masih tinggi. Biaya pengobatan yang sangat tinggi sering

tidak terjangkau oleh masyarakat umum.

Ada tiga alasan mengapa orang dengan diabetes lebih tinggi resikonya mengalami

masalah kaki, yaitu : sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun (gangguan

pembuluh darah); berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf); dan

berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Intervensi yang dapat dilakukan

adalah dengan senam kaki. Senam kaki adalah senam yang dilakukan untuk kaki

penderita DM mulai dari lutut sampai jari-jari kaki

II. Tujuan

1. Membantu melancarkan sirkulasi darah

2. Memperkuat otot-otot kecil kaki

3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.

III. Prosedur

3.1 Persiapan

1. Posisi rileks.

2. Memakai celana yang tidak ketat (longgar).

3. Tidak terdapat keluhan nyeri pada kaki

4. Dilakukan sesuai tahapan

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 30

3.2 Tahapan latihan

Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Duduk secara benar di atas kursi dengan

meletakkan kaki di lantai.

Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua

belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan

kembali ke bawah sebanyak 10 kali.

Dengan meletakkan tumit di lantai, angkat telapak

kaki ke atas. Kemudian, jari-jari kaki diletakkan di

lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara

ini diulangi sebanyak 10 kali

Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki

diangkat ke atas dan buat putaran 360 º dengan

pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali

Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan

buat putaran 360 º dengan pergerakan pada

pergelangan kaki sebanyak 10 kali

Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut.

Buat putaran 360 º dengan pergerakan pada

pergelangan kaki sebanyak 10 kali

Lutut diluruskan lalu dibengkokkan kembali ke

bawah sebanyak 10 kali. Ulangi langkah ini untuk

kaki yang sebelahnya.

Letakkan sehelai kertas surat kabar di lantai. Bentuk

kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah

kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran

seperti semula menggunakan kedua belah kaki.

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 31

Cara ini dilakukan hanya sekali saja.

IV. Evaluasi

A. Respon verbal

Klien mengatakan kaki lebih ringan dan rasa kesemutan di kaki berkurang

B. Respon non verbal

Klien berjalan dengan ringan

DAFTAR PUSTAKA

Priyanto. (2007). Diabetes mellitus pada usia lanjut. Kepaniteraan Gerontologi Medik

FK Trumanegara.

Rosser Mo. (1997). Sport therapy. London: Hodder and Stoughton

LAMPIRAN 6

SENAM DIABETES MELLITUS

I . Pengertian

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 32

Olah raga merupakan salah satu pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus.

Berbagai mekanisme olah raga dapat memperbaiki metabolisme, sehingga

memungkinkan penderita bersahabat dengan diabetesnya (Rosser Mo, 1997).

II. Tujuan senam diabetes mellitus adalah

a. Menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki profil lemak dengan jalan

memperbaiki metabolisme.

b. Meningkatkan kebugaran dan kemampuan fisik dengan jalan memperbaiki kerja

jantung dan paru.

c. Meminimalkan dosis obat dengan jalan membantu masuknya glukosa ke sel,

sehingga kebutuhan obat berkurang.

d. Mengurangi keluhan penderita dengan jalan memperbaiki fungsi jantung dan

pembuluh darah.

III. Prosedur

1. Persiapan

a. Klien memakai pakaian yang cukup longgar dan dari bahan yang

mudah menyerap keringat

b. Memakai kaos kaki cukup tebal dengan sepatu yang empuk dan pas di

kaki, boleh tanpa alas kaki asalkan lantai bersih dan aman

c. Lakukan latihan sesuai kemampuan tubuh

d. Minum obat satu jam atau lebih sebelum latihan dan tetap minum air

putih.

2. Tahapan

a. Pemanasan

Tujuan pemansan adalah mempercepat denyut jantung sedikit demi sedikit

sehingga sampai sampai pada denyut jantung latihan serta menggerakkan

otot besar (kaki, punggung) dan meregang seluruh otot secara perlahan.

Gerakannya sebagai berikut :

1) Ambil nafas

Lihat gb. 1. Sambil jalan di tempat, ambil nafas lewat hidung dan buang

lewat mulut dengan mengangkat kedua lengan dan membuka tutup

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 33

tangan untuk memperlancar aliran darah tepi. Rasakan aliran darah ke

ujung tangan.

Gambar 1. Ambil nafas

2) Kibas tangan

Lihat Gb.2. langkah satu kaki jinjit bergantian dan kibaskan tangan.

Rasakan aliran darah ke tangan dan ujung kaki.

Gambar 2. Kibas tangan

3) Regang leher

Lihat Gb.3. Dengan satu tangan di bahu yang berlawanan, patahkan leher

ke arah bahu. Kombinasikan dengan tolehan kepala. Lakukan bergantian

kanan dan kiri dengan menggoyangkan badan.

Gambar 3. Regang leher

4) Regang bahu

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 34

Lihat Gb.4. Putar bahu ke belakang dan depan sambil menggoyangkan

badan.

Gambar 4. regang bahu

5) Regang punggung

Lihat Gb.5. Bungkukkan badan, angkat satu kaki bergantian dengan

gerakan tangan seperti menarik tali.

Gambar 5. Regang punggung

6) Regang otot samping

Lihat Gb.6. Dengan menggoyangkan badan, julur satu tangan ke atas dan

tarik ke bawah seperti menarik tali. Setelah beberapa kali gerakan,

pertahankan pada posisi regang samping beberapa saat. Lakukan

bergantian kanan dan kiri.

Gambar 6. Regang otot samping

7) Putar pinggang

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 35

Lihat Gb.7. Langkahkan kaki ke samping dan putar pinggang untuk

kemudian kembali ke posisi semula. Rasakan peregangan pada

pinggang.

Gambar 7. Putar pinggang

8) Langkah kaki ke belakang

Lihat Gb.8. Langkahkan kaki kebelakang bergantian dengan kedua

tangan ke atas dan ke bawah.

Gambar 8. Langkahkan kaki ke belakang

B. Latihan inti

Gerakan latihan inti disamping ditujukan untuk memacu detak jantung dan

membakar energi, juga ditujukan untuk melatih keseimbangan serta koordinasi.

Penguatan otot kaki menjadi salah satu sasaran utama dalam latihan inti.

Dikarenakan biasanya terjadi pengecilan otot kaki pada penderita diabetes mellitus

terutama apabila telah menderita cukup lama.

Gerakan pada latihan inti adalah sebagai berikut :

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 36

1. Jalan ke depan selangkah

Lihat Gb.1. Langkahkan kaki ke depan dan mundur kembali dengan gerakan

tangan ke atas dan ke bawah. Lanjutkan dengan gerakan kaki yang sama, namun

gerakan tangan ke bawah dan ke samping.

Gambar 1. Jalan ke depan selangkah

2. Jalan ke samping selangkah

Lihat Gb.2. Dengan melakukan satu langkah ke samping dan kemudian kembali,

lakukan gerakan tangan seperti memompa dan kombinasikan dengan

melingkarkan satu tangan ke samping.

Gambar 2. Jalan ke samping selangkah

3. Jalan mundur selangkah

Lihat Gb.3. Melakukan satu langkah mundur dan gerakan tangan menyilang ke

depan dada, lakukan pula gerakan jinjit setelah masing-masing langkah.

Kombinasikan langkah mundur-maju ini dengan gerakan tangan ke samping dan

ke atas.

Gambar 3. Jalan mundur selangkah

4. Jalan ke samping dua langkah

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 37

Lihat Gb.4. Melakukan dua langkah ke samping, lakukan gerakan tekuk siku dan

buka tutup di depan dada. Kombinasikan dengan gerakan kedua tangan ke bawah

belakang untuk mengurangi rasa pegal di bahu.

Gambar 4. Jalan kesamping dua langkah

5. Jalan ke depan dua langkah

Lihat Gb.5. Berjalan ke depan satu langkah, kemudian lakukan gerakan ngeper

dengan ayunan tangan. Langkahkan sekali lagi dengan gerakan yang sama,

kemudian lakukan dua langkah, mundur dengan pola gerak yang sama.

Gambar 5. Jalan ke depan dua langkah

C. Pendinginan

Pendinginan bertujuan menurunkan detak jantung secara perlahan sehingga

kembali ke detak jantung istirahat. Gerakannya lambat dengan sasaran pada

aliran darah tepi, peregangan otot dan pencegahan stroke dengan banyak

menggerakkan jari.

Gerakan pendinginan adalah sebagai berikut :

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 38

1. Kibas tangan

Lihat Gb.1. Langkahkan satu kaki jinjit bergantian dan kibarkan tangan.

Rasakan aliran darah ke tangan dan ke ujung kaki.

Gambar 1. Kibas tangan

2. Regang otot samping

Lihat Gb.2. Menggoyangkan badan, julurkan satu tangan ke atas dan tarik ke

bawah seperti manarik tali. Setelah beberapa kali gerakan, pertahankan pada

posisi regang samping beberapa saat. Lakukan bergantian kanan dan kiri.

Gambar 2. Regang otot samping

3. Regang pinggang

Lihat Gb.3. Lempar satu kaki menyilang dengan ayunan tangan menyilang

berlawanan di depan dan di belakang tubuh.

Gambar 3. Regang pinggang

4. Putar bahu

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 39

Lihat Gb.3. Kedua tangan di atas bahu, putar bahu ke belakang dan ke depan

sambil menggoyangkan badan.

Gambar 3. Putar bahu

5. Buka tutup jari

Lihat Gb.5. Berjalan di tempat, bukalah tangan, kemudian tutup jari satu

persatu mulai dari ibu jari. Bukalah kembali jari mulai jari kelingking.

Goyangkan tangan ke samping kiri dan kanan.

Gambar 5. Buka tutup jari

V. Evaluasi

A. Respon verbal

1. Klien mengatakan tubuhnya terasa segar

2. Klien tidak mengeluh rasa mual, pusiang dan keringat dingin

B. Respon non verbal

1. Klien tampak segar

2. Terjadi penurunan kadar gula darah

DAFTAR PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 40

Basmajian J.V. (1980). Therapeutic exercise. Baltimore: The Williams and Wilkins

Company

Rosser Mo. (1997). Sport therapy. London : Hodder and Sthoughton

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 41

LEMBAR KERJA 1

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 42

Harapan saya dalam sesi ini :

( Tuliskan apa yang saudara harapkan dari sesi pembelajaran ini )

LEMBAR KERJA 2

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 43

PANDUAN DISKUSI KELOMPOK

1. Bagi kelas menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta yang merupakan campuran dari beberapa institusi tempat kerja peserta. Masing-masing kelompok menunjuk ketua, sekretaris, dan penyaji.

2. Lakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan masalah sesuai kasus dalam waktu 1 jpl (45 menit). Kasus 1 dibahas oleh kelompok 1 dan 2, kasus 2 dibahas oleh kelompok 3 dan 4, dan kasus 3 oleh kelompok 5 dan 6.

3. Pilih 3 kelompok untuk menyajikan hasil diskusi dalam kegiatan presentasi dalam bentuk panel, 3 kelompok lain menjadi penyanggah untuk kasus yang sama.

4. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi dalam waktu 15 menit termasuk kegiatan tanya jawab.

Kasus 1

Bapak M, usia 55 tahun, tinggal bersama dengan istri dan anak menantu. Sejak 3 bulan yang lalu, Bapak M merasa sering mengalami cepat lapar, sering haus, dan sering kencing. Bapak M merasa gelisah memikirkan apa penyakitnya yang dideritanya, merasa berdebar dan was-was jika memikirkan gejala yang dirasakan. Selama ini tidak melakukan perawatan khusus untuk mengatasi masalahnya karena bapak M merasa ini penyakit orang yang sudah tua.

Kasus 2

Ibu S, usia 45 tahun, mengeluh sering pusing dan sakit kepala. Akhir-akhir ini badanya sering merasa lemas dan cepat capek sehingga malas melakukan aktifitas termasuk merawat dirinya sendiri. Pola makan tidak ada perubahan, sementara ibu S sering merasa haus.

Kasus 3

Bapak D, usia 40 tahun, adalah seorang pembuat tempe dengan cara tradisional. Kedua kaki Bapak D merasakan kebal. Kegiatan bapak D kebanyakan menggunakan kaki, dan cenderung tidak menggunakan alas kaki karena harus kontak langsung dengan bahan kacang kedelai ketika proses pengolahan tempe. Terdapat luka kecil di sela-sela kelingking dari kedua kakinya.

Tugas Kelompok

1. Rumuskan diagnosa keperawatan sesuai kasus2. Buat rencana keperawatan yang terdiri dari tujuan umum, tujuan khusus,

rencana tindakan, dan criteria evaluasi3. Presentasikan

PANDUAN PRAKTIK LAPANGAN

Setiap peserta pelatihan, diberikan waktu untuk melakukan praktik asuhan keperawatan di wilayah tertentu yang ditentukan oleh panitia.

Dalam kegiatan praktik lapangan, setiap peserta yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan DM, tugas peserta adalah:1. Melakukan pengkajian keperawatan sesuai kasus klien dengan DM2. Melakukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan keluhan utama klien DM 3. Menyusun perencanaan keperawatan sesuai data yang teridentifikasi pada

klien DM4. Melakukan implementasi terhadap diagnosa keperawatan utama yang

teridentifikasi dari klien DM5. Mengevaluasi implementasi keperawatan sesuai rencana intervensi untuk

klien DM6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakkan pada klien DM7. Mendesiminisaikan hasil asuhan keperawatan sesuai jadwal yang ditentukan

LEMBAR KERJA 3

ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN DIABETES MELLITUS DALAM KONTEKS KELUARGA DI RUMAH 44