bahan isbd
-
Upload
achmad-arifin -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
Transcript of bahan isbd
Makalah Ilmu sosial Dan Budaya Dasar
BAB I PENDAHULUAN
Hakikat manusia bisa dipandang secara segmental atau dalam arti parsial.Misalkan
manusia dikatakan sebagai homo economicus,homo faber,homo socius,homo homini
lupus,zoon politicon, dan sebagainya.Namun, pandangan demikian tidak bisa menjelaskan
hakikat manusia secara utuh.
Hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasiala sering dikenal dengan sebutan
hakikat monopluralis.Hakikat manusia terdiri atas:
1. Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan,meliputi wujud
anorganis benda mati, vegetative, dan animalis; serta aspek kejiwaan mwliputi cipta, rasa,
dan karsa.
2. Monodualis sifat kodrat manusia terdiri atas segi individu dan segi social.
3. Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang
berkepribadian merdeka,sekaligus juga menunjukkan keterbatasannya sebagai makhluk
Tuhan.
Hakikat manusia harus dipandang secara utuh.Manusia merupakan makhluk Tuhan yang
paling sempurna karena ia dibekali akal budi.Manusia memiliki harkat dan derajat yang
tinggi.Harkat adalah nilai, sedangkan derajat adalah kedudukan.
Ada ungkapan bahwa the mankind is one (kemanusiaan adalah satu).Dengan
demikian,sudah sewajarnya antarsesama manusia tidak saling menindas, tetapi saling
menghargai dan saling menghormati dengan pijakan prinsip kemanusian.Prinsip kemanusiaan
yang ada dalam diri manusia adalah penggerak manusia untuk berprilaku yang seharusnya
menjadi manusia.
BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang
berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-
unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis
sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah
faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu
sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial,
merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita
melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial
yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu
yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seeorang.
1. Perkembangan Manusia
Manusia pada waktu lahir tampaknya sangat lemah,namun bayi mempunyai banyak
kemungkinan untuk berkembang.Bayi berproses menjadi anak-anak dan anak-anak akan
berkembang menjadi dewasa.Prinsip – prinsip perkembangan manusia adalah sebagai
berikut:
1. Perkembangan mengikuti pola tertentu dan berlangsung secara teratur
2. Perkembangan menuju diferensiasi dan integrasi dari gerakan-gerakan yang bersifat massal
menuju gerakan-gerakan khusus.
3. Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi berlangsung secara
berangsur-angsur,teratur, dan terus-menerus.
4. Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.
5. Perkembangan antara anak satu berbeda dengan anak lain,baik dalam perkembangan
masing-masing aspek kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap
pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan
untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam
hubungannya dengan manusia.
BAB III MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain
itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-
tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia
di luar masyarakat. Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam
masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan (Hartomo, 2004: 75).
Di India oleh Mr. Singh didapatkan dua orang anak yang berumur 8 tahun dan 1 ½ tahun.
Pada waktu masih bayi anak-anak tersebut diasuh oleh srigala dlam sebuah gua. Setelah
ditemukan kemudian naka yang kecil mati, tinggal yang besar. Selanjutnya, walaupun ia
sudah dilatih hidup bermasyarakat sifatnya masih seperti srigala, kadang-kadang meraung-
raung di tengah malam, suka makan daging mentah, dan sebagainya.
Juga di Amerika dalam tahun 1938, seorang anak berumur 5 tahun kedapatan di atas
loteng.karena terasing dari lingkungan dia meskipun umur 5 tahun belum juga dapat berjalan
dan bercakap-cakap.jadi jelas bahwa manusia meskipun mempunyai bakat dan kemampuan,
namun bakat tersebut tidak dapat berkembang, nika tidak ada lingkungan. Itulah sebabnya
manusia dikatakan sebagai makhluk sosial (Hartomo, 2000: 77).
Di samping adanya hasrat-hasrat atau golongan instingtif pada manusia masih terdapat factor-
faktor yang lain yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat. Faktor-faktor itu
adalah:
1. Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau
jenisnya.
2. Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk
lemah.karena itu ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama, yang terdapat dalam
perserikatan dengan orang lain.
3. Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia telah
biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari lingkungannya.
4. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan territorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan,
dan lain-lain.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa
alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
A. Interaksi Sosial dan Sosialisasi
1. Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh
mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai:
pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan
mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi
sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut
a. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
b. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih
dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari
dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya
kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha
hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu
dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari
dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
c. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan
orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
d. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain
perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan
(competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk
keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu
merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang
kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai
pada akomodasi.
Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka
ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:
a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan
pertikain.
Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:
1) Bentuk Interaksi Asosiatif
a. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan
kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama,
yaitu:
Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi
atau lebih.
Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan
politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempynyai tujuan yang sama.
b. Akomodasi (accomodation)
Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:
Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi
tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak
sanggup untuk mencapainya sendiri
Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan
yang ada.
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi
tercapainya suatu tujuan bersama.
Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai
yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.
Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.