Bahan CA Esofagus

download Bahan CA Esofagus

of 37

Transcript of Bahan CA Esofagus

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    1/37

    Pendahuluan

    Karsinoma esofagus secara umum merupakan tumor yang sangat agresif dengan prognosis

    yang buruk. Biasanya tumor ini ditemukan dalam stadium lanjut dimana penyembuhan sudah

    sulit dilakukan.1

    Dengan kemajuan dibidang endoskopi dan teknik pencitraan, tumor esofagusdapat ditemukan sejak dini, sehingga dapat dilakukan tindakan kuratif.

    Reseksi esofagus masih merupakan pilihan utama penanganan karsinoma esofagus.

    Beberapa tahun terakhir, dengan perbaikan standar teknik operasi dan perawatan perioperatif,

    angka morbiditas dan mortalitas operasi karsinoma esofagus telah menurun. Angka

    kesembuhan meningkat, dan apabila tidak mungkin disembuhkan lagi dapat diberikan terapi

    paliatif yang berkualitas.2

    Mayoritas tumor pada esofagus adalah tumor ganas, hanya kurang dari 1% yang merupakantumor jinak. Dari tumor ganas 60 % adalah dari jenis karsinoma sel skuamosa yang tersebar

    merata pada seluruh esofagus dan sisanya 40 % adenokarsinoma yang biasanya ditemukan

    pada esofagus bagian distal.3

    Dilaporkan penanganan terhadap 4 pasien dengan diagnosis karsinoma esofagus di RSUP Dr.

    Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaring pendidikan di Makassar.

    Sejarah

    Tumor esofagus pertama kali diuraikan dalam literatur kuno oleh Galen pada abad 2 masehi

    yang menyebutkan pertumbuhan pada esofagus yang menyebabkan kesulitan menelan dan

    kematian. Dalam literatur China disebutkan sebagai suatu penyakit yang diderita pada musim

    semi dan tidak akan bertemu musim panas berikutnya.2

    Pembedahan tumor esofagus pertamakali dilakukan oleh Czerny pada tahun 1877 yang

    berhasil melakukan reseksi tumor esofagus pars cervikalis. Dengan ditunjang kemajuan

    dibidang anestesi, Ohsawa pada tahun 1933 berhasil melakukan operasi tumor esofagus pars

    thoracalis dan rekonstruksi dengan menggunakan lambung satu tahap. Sejak saat itu

    pembedahan esofagus memasuki era baru dan memungkinkan melakukan reseksi primer dan

    anastomosis dengan resiko morbiditas dan mortalitas yang dapat diterima.2

    Insiden

    Insidens karsinoma esofagus sangat bervariasi diberbagai negara, banyak ditemukan

    di China, Jepang, Rusia, Hongkong, Skandinavia, dan Iran. Di negara-negara barat seperti

    Amerika dan Inggris jarang ditemukan karsinoma esofagus. Dilaporkan di China insiden

    karsinoma esofagus 19,6/100.000 pada laki-laki dan 9,8/100.000 pada wanita, bahkan pada

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    2/37

    propinsi Hunan, Shanxi dan Hebey insiden mencapai 100/100.000 penduduk. Sedang Di

    Amerika dilaporkan insiden 6/100.000 pada laki-laki dan 1.6/100.000 pada wanita.

    Penyakit ini terutama ditemukan pada umur 50-70 tahun, jarang dibawah 50 tahun. Laki-laki

    lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan 3:1.Kulit hitam lebih banyakdibanding kulit putih dengan perbandingan 3,5:1. Banyak ditemukan pada perokok lama dan

    peminum alkohol serta pada golongan sosial ekonomi rendah dengan defisiensi gizi yang

    kronis.

    Anatomi

    Esofagus merupakan suatu pipa muskular yang dimulai sebagai lanjutan dari faring dan

    berakhir sebagai kardia dari lambung. Esofagus terletak pada garis tengah, tetapi berdeviasi

    kekiri dalam bagian bawah dari leher dan kembali ke garis tengah didekat percabangantrachea. Dalam thoraks bagian bawah, esofagus kembali berdeviasi ke kiri saat melewati

    hiatus diafragmatika.

    Pada orang dewasa panjang esofagus yang diukur dari gigi insisivus atas sampai

    esofago-cardia junction sekitar 40 cm. Pembagian esofagus menurut WHO dibagi menjadi

    tiga bagian yaitu:

    Cervical oesophagus

    Terbentang dari faringoesofageal junction sampai thoracic inlet, kira-kira 18 cm dari

    insisivus atas.

    Upper dan midthoracic oesophagus

    Dari thoracic inlet sampai 10 cm diatas dari gastroesofageal junction, sekitar 31 cm dari

    insisivus atas atau setinggi vertebra thoracalis VIII

    Lower thoracic oesophagus

    Sekitar 10 cm diatas gastroesofageal junction sampai orificium cardia, sampai 40 cm dari

    insisivus atas.

    Gambar 1. Diagram pembagian esophagus

    dikutip dari skandalakis

    Esofagus bagian servikal menerima pasokan darah utamanya dari arteri thyroidea

    inferior. Bagian thoraks menerima darah dari arteri-arteri bronkialis dan dua buah cabangesofageal yang muncul langsung dari aorta. Esofagus bagian abdominal menerima pasokan

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    3/37

    darah dari cabang ascenden arteri gastrika sinistra dan dari arteri frenikus inferior. Pada saat

    memasuki esofagus, arteri-arteri membentuk suatu pleksus longitudinalis, membentuk

    jaringan vaskular intramural dalam lapisan muskular dan submukosa.

    Vena esofagus mengalirkan isinya kedalam vena thyroidea inferior, ke dalam venabronkhialis, vena azygos atau hemiazygos dan kedalam vena koronaria.

    Persarafan esofagus terdiri dari persarafan intrinsik dan ekstrinsik. Persarafan intrinsik

    terdiri dari dua buah pleksus pada dinding oesophagus, yaitu pleksus miessners pada

    submukosa dan pleksus auerbach pada jaringan ikat diantara lapisan muscularis eksterna.

    Sedangkan persarafan ekstrinsik esofagus terdiri dari saraf simpatik dan parasympatik.

    Persarafan parasimpatik dari faring dan esofagus dipersarafi oleh nervus vagus. Sfingter

    krikofaringealis dan esofagus bagian servikal menerima cabang-cabang dari kedua saraf

    laringealis rekuren.

    Drainase limfe esofagus bagian servikal dialirkan ke dalam kelenjar limfe

    paratrakheal dan servikal profunda. Esofagus bagian thoraks atas dialirkan ke limfonodus

    paratrakheal. Esofagus bagian thoraks bawah mengalirkan limfenya ke limfonodi subkarina

    dan pulmonaris inferior. Esofagus bagian bawah mengalirkan limfenya ke limfonodus

    gastrika superior.

    Gambar 2. Diagram arteri, vena dan aliran limfe pada esofagus

    dikutip dari skandalakis

    Secara histologis dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan :

    Mukosa atau membrana mukosayang terdiri dari lapisan epitel lamina propia

    danmuskularis mukosa.

    Submukosa, suatu lapisan tipis jaringan ikat longgar yang mengandung banyak kapiler dan

    pembuluh limfe.

    Muskularis eksternaterdiri atas 2 lapisan otot yaitu lapisan dalam yang tersusun sirkuler

    dan lapisan luar yang tersusun longitudinal.

    Lapisan adventisiayang longgar

    Gambar 3. Diagram lapisan dinding esophagus secara histologis

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    4/37

    (Dikutip dari Johns Hopkins Digestive Disease e-Library.)

    Etiologi

    Penyebab pasti dari karsinoma esofagus belum jelas. Beberapa peneliti menduga bahwafaktor lingkungan mempengaruhi epidemiologi karsinoma ini. Dimana perpindahan dari

    daerah insiden rendah ke daerah insiden tinggi meningkatkan frekwensi, sebaliknya

    perpindahan dari daerah insiden tinggi ke daerah insiden rendah mengurangi resikonya,

    terutama pada usia muda. Faktor predisposisi karsinoma esofagus dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Faktor predisposisi karsinoma esofagus.

    Faktor resiko

    Adenokarsinoma

    (Western)

    SCC

    (East)

    (Dikutip dariMaingots abdominal operation)

    Diantara faktor-faktor tersebut penggunaan alkohol, perokok berat dan esofagitis

    memegang peranan penting. Dua faktor pertama, alkohol dan merokok, bila terdapat pada

    seorang individu akan sangat meningkatkan resiko karsinoma esofagus hingga 40 kali lipat.

    Efek dari bahan karsinogenik seperti nitrosamin, debu silika dan malnutrisi tidak semuanya

    memberikan banyak kontribusi. Bukti epidemiologik meyakinkan bahwa setiap kelaiananyang mengganggu struktur esofagus, fungsinya dan menyebabkan rangsangan kronik mukosa

    merupakan faktor predisposisi individual untuk karsinoma, diperkirakan karena proses

    regenerasi-reparatif merupakanlingkungan yang optimum untuk timbulnya

    karsinoma.Beberapa keadaan yang merupakan lesi premaligna adalah: Barrets esofagus,

    Akalasia, Esofagitis kronis, tylosis, plummer vincent syndrome dan striktur kaustik.

    Histopatologi

    Secara makroskopis ada 3 gambaran morfologi dari karsinoma esofagus;

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    5/37

    1. Ulkus nekrotik

    Ulkus nekrotik yang merusak sampai ke jaringan sekitar seperti bronkus, trakea, aorta,

    mediastium atau perikardium(25%).

    2. Difus infiltrat

    Tumor difus infiltrat yang akan menyebabkan penebalan, kekakuan dinding, dan

    penyempitan lumen disertai ulserasi irregular linear pada mukosa (15%)

    3. Polypoid

    Bentuk polipoid/cendawan yang menonjol kearah lumen (60%)

    Secara mikroskopis ditemukan beberapa tipe histopatologis;

    1. Karsinoma sel skuamosa (60 %)

    Mempunyai 2 varian :

    1. Karsinoma verukosa

    2. Karsinosarkoma (spindle cell carcinoma)

    2.Adenokarsinoma esophagus (4%)

    Mempunyai 3 tipe

    1. Tipe I (adenokarsinoma esofagus Barret)

    2. Tipe II (Junctional Carcinoma)

    3. Tipe III (Gastrik Subkardial)

    3. Karsinoma Basaloid

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    6/37

    4. Karsinoma mukoepidermoid

    5. Small cell carcinoma

    6. Karsinoma adenoskuamosa

    7. Sarkoma

    8. Melanoma

    Staging

    Staging karsinoma esofagus didasarkan pada sistem TNM dari Union International Contre Le

    Cancre (UICC) yaitu:

    Tabel 2. Klasifikasi TNM karsinoma esofagus

    STAGING TUMOR NODUL METASTASIS

    Stage0 Tis N0 M0

    StageI T1 N0 M0

    StageIIA T2

    T3

    N0

    N0

    M0

    M0

    StageIIB T1

    T2

    N0

    N1

    M0

    M0

    StageIII T3

    T4

    N1

    anyN

    M0

    M0

    Stage IV any T any N M1

    (Dikutip dari Maingots abdominal operation)

    Keterangan :

    T(Tumor): Tis:Karsinoma in situ

    T1: Tumor invasi pada lamina propria atau submucosa

    T2: Tumor invasi pada muskularis

    T3: Tumor invasi pada lapisan adventitia

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    7/37

    T4: Tumor invasi pada organ lain

    N(Nodul): N0: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

    N1:Ada pembesaran kelenjar limfe regional

    M(Metastase): M0: Tidak ada metastase

    M1: Ada metastase

    Diagnosis

    Gambaran klinis

    Keganasan pada esofagusstadium awal biasanya asimptomatik. Gejala utama karsinoma

    esofagus ialah disfagia progresif yang berangsur-angsur menjadi berat. Keluhan ini dapat

    berlangsung beberapa minggu sampai berbulan-bulan. Mula-mula disfagia timbul bila makan

    makanan padat, sampai akhirnya makanan cair ataupun air liurpun sangat mengganggu.

    (Grading disfagia seperti pada tabel 2). Semua ini menyebabkan penderita menjadi kurus

    dengan keadaan gizi kurang.

    Tabel 3. Functional Grades of disfagia

    GRADE KETERANGAN

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Diit normal

    Membutuhkan air untuk menelan makanan padat

    Makanan semi padat

    Hanya makanan cair

    Hanya mampu menelan saliva

    Tak mampu menelan saliva

    (Dikutip dariSchwarts principles of surgery)

    Penderita juga diganggu regurgitasi atau muntah dan kadang terjadi aspirasi ke paru-

    paru.Kadang timbul anemia karena perdarahan, tetap sangat jarang sampai menyebabkan

    hematemesis atau melena Tabel 4 menunjukkan insiden gejala pada karsinoma esofagus.

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    8/37

    Tabel 4. Insiden gejala karsinoma esofagus.

    GEJALA INSIDENS (%)

    Dysphagia

    Weight loss

    Substernal or epigastric pain/burning

    Vomiting or regurgitation

    Aspiration pneumonia

    Palpable cervical nodes

    Hoarseness

    Coughing and choking

    87

    71

    46

    28

    14

    14

    7

    3

    (Dikutip dari Springer Surgery basic science and clinical evidence)

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisis tidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosis karsinoma

    esofagus. Tidak ada tanda fisik yang spesifik, kelaianan biasanya akibat sumbatan esofagus

    atau infiltrasi ke n. laryngeus rekurens yang menyebabkan suara serak. Dapat ditemukan pula

    tanda-tanda metastasis, seperti pembesaran kelenjar limfe cervicalis atau supraclavicularis,

    efusi pleura, ascites, hepatomegali dan nyeri tulang. Pada kasus-kasus yang kronis dapat

    terjadi penurunan berat badan yang drastis.

    Pemeriksaan Penunjang

    1.Foto Thoraks

    Dengan foto thoraks dapat ditemukan metastasis pulmoner, massa mediastinum,

    pergeseran trachea dan efusi pleura.

    2.Esofagografi

    Dengan barium swallow kontras ganda, tampak gambaran filling defect yang irregularatau

    striktur yang ulseratif yang mana merupakan gambaran khas untuk karsinoma esofagus.Adanya deviasi dan angulasi dari barium dalam esofagus merupakan tanda lain dari

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    9/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    10/37

    Mengenai penanganan penderita dengan kanker esophagus belum ada kesatuan

    pendapat.Staging, performance status dan usia merupakan hal yang perlu dipertimbangkan.

    Adapun modalitas terapi dan tujuan terapi adalah sebagai berikut;

    Kuratif

    1. Pembedahan

    Reseksi merupakan pendekatan terbaik untuk karsinoma esofagus pada pasien muda

    tanpa ditemukan penyebaran jauh.Bila dikombinasikan dengan kemoterapi preoperatif

    dengan cisplatin5-fluorouracil (5-FU) dapat meningkatkan 2-year survival rate 10%

    dibandingkan dengan pembedahan saja.

    Beberapa metode esofagektomi:

    -McKeowns operation

    Pendekatan 3 lapangan operasi, meliputi laparotomi, thorakotomi dan Insisi servikal,

    dibuat anastomosis antara lambung keesofagus di servikal.

    -Ivor Lewis operation

    Pendekatan 2 lapangan operasi, meliputi laparotomi dan thorakotomi, dilakukan

    anastomosis antara lambung dengan oesophagus di thoraks.

    -Thoracoabdominal approach

    Dengan insisi tunggal melewati abdomen kiri atas, diaphragma dan thoraks kemudian

    dilakukan anastomosis lambung dengan esofagus di thoraks.

    -Transhiatal approach

    Meliputi laparotomidan insisi servikal dilanjutkan dengan diseksi tumpul dari thoracicoesophagus, mengangkat gastric pedicle ke servikal untuk servikal anastomosis.

    -Laparoscopy-assistedesophagectomy

    Hampir sama dengan transhiatal approach tetapi menggunakan laparoscopic instruments

    untuk mobilisasi esophagus intra thoracic.

    Beberapa metode rekonstruksi post esofagektomi;

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    11/37

    Beberapa pilihan rekonstruksi esophagus post esofagektomi meliputi penggantian

    dengan lambung, jejunum atau colon seperti terlihat pada diagram.

    Gambar 6.metode rekonstruksi post esofagektomi

    2. Radioterapi

    Radioterapi atau kombinasi kemo-radiaterapi merupakan terapi pilihan untuk sebagian

    besar skuamous sel karsinoma esofagus 1/3 tengah dan atas, karena dari penelitian ditemukan

    penurunan resiko mortalitas operasi dan meningkatkan survival. Preoperatif radiotherapy

    telah diteliti dengan randomized trial dan tidak ditemukan peningkatan survival. Adjuvant

    radiotherapy diindikasikan hanya jika resection margins masih mengandung tumor.

    3. Chemotherapy

    Efektif untukskuamous sel karsinoma dan adenokarsinoma.Untuk skuamus sel

    karsinoma kombinasi chemotherapyradiation terbukti memberi manfaat daripada radioterapi

    atau khemoterapi saja dan memberikan 3-year survival rate sama dengan tindakan

    pembedahan.

    Paliatif

    Penatalaksanaan terapi paliatif disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan gejala yang

    predominan dan kemampuan untuk melakukan tindakan terapi paliatif.

    Termasuk dalam terapi paliatif

    1. Radiotherapieksterna atau intracavitary technique.

    Baik untuk skuamous sel karsinoma dan adenokarsinoma

    2. Intubation

    Dengan endoscopically placed stent terutama berguna untuk mengatasi tracheo-

    oesophageal fistula

    3. Laser therapy

    Terapi paliatif untuk dysphagia yang disebabkan oleh exophytic tumours

    4. Ethanol injection

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    12/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    13/37

    promina. Keluhan ini dirasakan semakin menonjol dalam 4 bulan terakhir disertai penurunan

    berat badan yang drastis. Penderita tidak merokok, riwayat minum minuman beralkohol.

    Penderita sudah menjalani pengobatan untuk keluhan tersebut di rumah sakit daerah namun

    tidak banyak kemajuannya. Kemudian penderita dirujuk ke Makassar untuk pengobatan lebihlanjut.

    Pada pemeriksaan fisik tampak seorang pria yang kurus, berat badan 42 kg, dengan abdomen

    yang cekung. Status hemodinamik baik, pada pemeriksaan jantung dan paru tak ditemukan

    kelainan. Tidak teraba tumor pada daerah epigastrium. Hasil laboratorium yang menonjol

    adalah anemia ringan dan hipoalbuminemia.

    Pada foto torakstak tampak kelainan pada ke dua paru dan tanpa tanda-tanda metastasis.

    EKG dalam batas normal.

    Gambar 7. Esofagografi

    Dari evaluasi foto barium (esofagografi) tampak masa intraluminal di daerah gastro-

    esophagealjunction. Kontras masih dapat melewati daerah tersebut ke distalnya (obstruksi

    parsial). (Gambar -7).

    Gambar 8. Esofagoskopi

    Dilakukan UGIE, ditemukan tumoryang rapuh pada esofagus distal sekitar 40 cm dari

    insicivus. (gambar-8). Dilakukan biopsi tumor tersebut. Lalu dipasang selang lambung

    melewati tumor tersebut. Seminggu kemudian diperoleh hasil patologinya, suatuKarsinoma

    sel skuamous tidak berkeratin diferensiasi baik.

    Gambar 9. CT Scan Thoraco-abdominal

    Dari CT Scan thoraco-abdomen ditemukan penebalan dinding posterior esofagus

    distal disertai penyempitan lumen dan dilatasi bagian proksimal, tak tampak infiltrasi tumor

    ke jaringan sekitar. Tak tampak pembesaran kelenjar paraaorta. Tak tampak metastasis hepar.

    (Gambar -9).

    Penderita dirawat untuk perbaikan keadaan umum, diberikan nutrisi tinggi kalori dan protein

    melalui selang lambung dan dilakukan fisioterapi paru. Dalam 10 hari setelah dirawat

    keadaan umum penderita semakin membaik, berat badan mencapai 44 kg, anemia dan

    hipoalbuminemia telah terkoreksi. Dilakukan evaluasi faal paru dan fisioterapi paru. Setelah

    diberikan penjelasan yang mendetail mengenai penyakitnya, penderita setuju untuk dilakukan

    operasi pengangkatan tumor tersebut.

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    14/37

    Operasi dilakukan pada tanggal 4 agustus 2007. Sebelumnya dilakukan Laparoskopi

    diagnostik pada cavum abdomen dan thoraks untuk melihat ekstensi tumor dan resektabilitas

    tumor. Kemudian dilakukan pendekatan torako-laparotomi sesuai prosedur Ivor-Lewis, yaitu

    dengan membuka rongga abdomen dan rongga dada sebelah kanan pada selaiga ke-6. Pada

    eksplorasi ditemukan adanya tumor di daerah esofagus distal yang terkesan dapat direseksi.

    Tidak ditemukan nodul metastasis pada hati dan paru-paru, juga tak teraba nodul kelenjar

    parahilair. Ditemukan pembesaran kelenjar limfe coeliacus. Maka dilanjutkan dengan reseksi

    esofagus sekitar 10 cm proksimal dari tumor dan reseksi seluruh gaster. Lalu dibuat

    anastomosis esofago-jejunostomi secara roux en Y, dipasang NGT melewati kedua

    anastomosis untuk nutrisi dan dipasang chest tube dengan NGT #18 pada sela iga ke-8.

    Operasi berlangsung selama 4,5 jam dengan kehilangan darah sekitar 500 cc. Pasca bedah

    penderita dirawat di ICU dengan nutrisi parenteral total.

    Keadaan klinis berangsur-angsur membaik. Pada hari ke-6 produksi WSD 50 ml/24 jam

    serosanguinus dan paru-paru mengembang, maka pipa toraks dicabut. Pada hari ke-7

    penderita mulai diet cair peroral dan pada hari ke-13 diet lunak.

    Namun pada hari ke-15 terjadi dehisensi luka operasi pada abdomen, dilakukan penjahitan

    dehisensi. Penderita dipulangkan tgl 25/07/07 (hari ke-21 post operasi) dalam keadaan baik

    dengan berat badan 47 kg dan mampu makan bubur dengan lancar tanpa keluhan seperti

    sebelumnya.

    Hasil patologi anatomi : Karsinoma sel skuamous tidak berkeratin deferensiasi baik, denganujung-ujung reseksi bebas tumor.

    Folllow up dua bulan setelah dipulangkan keadaan pasien baik.

    Foto Operasi

    Skema operasi Laparoskopi diagnostik

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    15/37

    Kel coeliacus membesar gastrektomi

    anastomosis Roux en Y esofago-jejunostomi

    Esofagus & gaster yg direseksi

    Post operasi

    Gambar 10. Operasi

    Kasus 2

    Dilaporkan Tn. T, pria berusia 59 tahun, suku Bugis, bekerja sebagai pedagang,

    bertempat tinggal di Sengkang, dirawat di RS Hikmah mulai 12 maret 17 april 2008 RM

    306492.

    Datang kerumah sakit dengan keluhan utama muntah bila menelan makanan padat,

    hanya makanan seperti bubur atau air yang dapat ditelan walaupun sedikit. Perut terasa perih

    dan badan terasa lemah. Keluhan ini dirasakan semakin menonjol dalam 3 bulan terakhir

    disertai penurunan berat badan. Penderita mempunyai riwayat perokok selama 10 tahun danbaru dihentikan dalam 5 bulan terakhir ini.

    Selama ini penderita diberikan pengobatan untuk sakit maag dan telah dirawat berulangkali di

    rumah sakit daerah. Kemudian penderita dianjurkan ke Makassar untuk pengobatan lebih

    lanjut.

    Pada pemeriksaan fisik tampak seorang pria, berat badan 70 kg, dengan abdomen yang

    cekung. Status hemodinamik baik, pada pemeriksaan jantung dan paru tak ditemukan

    kelainan. Tidak teraba tumor pada daerah epigastrium. Hasil laboratorium yang menonjoladalah memanjangnya waktu perdarahan.

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    16/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    17/37

    Penderita dipulangkan tgl 16/03/08 (hari ke-19 post operasi) dalam keadaan baik dan mampu

    makan bubur dengan lancar tanpa keluhan seperti sebelumnya.

    Patologi Anatomi

    Adeno karsinoma esofagus deferensiasi sedang

    Gambar Operasi

    Skema operasi Multipel Nodul pada hepar

    Persiapan gastric pull up Esofagektomi

    Esofagektomi Segmen esofagus yg direseksi

    Gastric pull up Tutup luka operasi

    Gambar 14. Operasi

    Kasus 3

    Dilaporkan Tn. ZA, pria berusia 51 tahun, suku Bugis, Pegawai Negeri Sipil,

    bertempat tinggal di Makassar datang ke RS. Ibnu Sina tanggal 15 November 2006 RM.

    Datang kerumah sakit dengan keluhan utama sulit menelan terutama makanan padat,

    bila makan beberapa saat kemudian muntah. Untuk makanan cair masih dapat ditelan

    walaupun sedikit-sedikit. Keluhan ini dirasakan semakin menonjol dalam 3 bulan terakhir

    disertai penurunan berat badan. Penderita tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol.

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    18/37

    Pada pemeriksaan fisik tampak seorang pria yang kurus, berat badan 45 kg, dengan abdomen

    yang cekung. Status hemodinamik baik, pada pemeriksaan jantung dan paru tak ditemukan

    kelainan. Tidak teraba tumor pada daerah epigastrium. Hasil laboratorium yang menonjol

    adalah anemia ringan. Pada foto toraks tak tampak kelainan pada ke dua paru dantanpa tanda-

    tanda metastasis. EKG dalam batas normal.

    Dari evaluasi esofagografi tampak masa intraluminal di daerah gastro-

    esophagealjunction. Kontras masih dapat melewati daerah tersebut ke distalnya. (Gambar -

    15).

    Gambar 15. Esofagografi

    Dilakukan UGIE, ditemukan tumoryang rapuh pada esofagus distal. Dilakukan biopsi

    tumor tersebut. Seminggu kemudian diperoleh hasil patologinya, suatu adenokarsinomaesofagus deferensiasi baik. (Gambar -16).

    Gambar 16. Esofagoskopi

    Dilakukan CT Scan thoraco-abdomen ditemukan tumor pada esofagus distal, tak

    tampak infiltrasi tumor ke jaringan sekitar. (Gambar -17).

    Gambar 17. CT Scan thoraco-abdomen

    Penderita dirawat untuk perbaikan keadaan umum, diberikan nutrisi tinggi kalori dan protein

    dan dilakukan fisioterapi paru. Setelah dirawat keadaan umum penderita semakin membaik,

    anemia telah terkoreksi. Telah dilakukan evaluasi faal paru dan fisioterapi paru. Setelah

    diberikan penjelasan yang mendetail mengenai penyakitnya, penderita setuju untuk dilakukan

    operasi pengangkatan tumor tersebut.

    Operasi dilakukan pada tanggal 4 November 2006. Dilakukan pendekatan torako-laparotomi

    sesuai prosedur Ivor-Lewis, yaitu dengan membuka rongga abdomen dan rongga dada

    sebelah kanan pada selaiga ke-6. Pada eksplorasi ditemukan adanya tumor di daerah esofagus

    distal yang terkesan dapat direseksi. Tidak ditemukan nodul metastasis pada hati dan paru-

    paru, juga tak teraba nodul kelenjar parahilair dan kelenjar limfe coeliacus.Maka dilanjutkan

    dengan reseksi esofagus sekitar 10 cm proksimal dari tumor. Lalu dibuat anastomosis

    esofago-gastrostomi (gastric pull up), dipasang NGT melewati kedua anastomosis untuk

    nutrisi dan dipasang chest tube dengan NGT #18 pada sela iga ke-8.Operasi berlangsung

    selama 5 jam dengan kehilangan darah sekitar 500 cc. Pasca bedah penderita dirawat di ICU

    dengan nutrisi parenteral total.

    Keadaan klinis berangsur-angsur membaik. Pada hari ke-6 pipa toraks dicabut. Pada hari ke-7

    penderita mulai diet cair peroral dan pada hari ke-13 diet lunak. Penderita dipulangkan hari

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    19/37

    ke-15 post operasi dalam keadaan baik dan mampu makan bubur dengan lancar tanpa

    keluhan seperti sebelumnya.

    Hasil patologi anatomi : Adenokarsinoma esofagus deferensiasi baik, dengan ujung-ujung

    reseksi bebas tumor.

    Folllow up sebulan setelah dipulangkan keadaan pasien baik. 2 bulan post operasi pasien

    datang kerumah sakit dengan keluhan gusi sering berdarah, dilakukan ekstraksi gigi, namun

    gusi masih berdarah, dilakukan biopsi mandibula, hasil PA: metastasis suatu adenokarsinoma

    pada mandibula. Akhirnya pasien menjalani operasi mandibulektomi 3 bulan setelah reseksi

    esofagus.

    Foto operasi

    Kasus 4

    Dilaporkan Tn. I, pria berusia 35 tahun, suku Makassar, pekerja lepas pantai,

    bertempat tinggal di Makassar, dirawat di RS Grestelina mulai 10 Januari25 Februari 2008

    RM 073521.

    Datang kerumah sakit dengan keluhan utama sulit menelan makanan padat. Untuk

    makanan cair masih dapat ditelan walaupun sedikit-sedikit. Keluhan ini dirasakan semakin

    menonjol dalam 5 bulan terakhir disertai penurunan berat badan yang drastis (15 kg dalam 5

    bulan). Penderita tidak merokok, tidak ada riwayat minum minuman beralkohol.

    Pada pemeriksaan fisik tampak seorang pria yang kurus, berat badan 35 kg, dengan abdomen

    yang cekung. Status hemodinamik baik, pada pemeriksaan jantung dan paru tak ditemukan

    kelainan. Tidak teraba tumor pada daerah epigastrium. Hasil laboratorium dalam batas

    normal, tak ada anemia dan hipoalbuminemia.

    Pada foto toraks terdapat gambaran pleuropneumonia sinistra. EKG dalam batas

    normal.

    Gambar 19. Esofagografi

    Dari esofagografipenyempitan pada gastro-esophagealjunction, dengan dilatasi

    bagian proksimal esofagus. Kontras masih dapat melewati daerah tersebut ke distalnya

    (obstruksi parsial). (Gambar -19).

    Dilakukan USG abdomen, didapatkan normal usg abdomen. Dilakukan UGIE, ditemukan

    tumoryang rapuh pada esofagus distal sekitar 40 cm dari insicivus. Dilakukan biopsi tumor

    tersebut. Lalu dipasang selang lambung melewati tumor tersebut. Seminggu kemudian

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    20/37

    diperoleh hasil patologinya, suatu Karsinoma sel skuamous tidak berkeratin deferensiasi baik.

    (Gambar 20).

    Gambar 20. Esofagoskopi

    Dilakukan CT Scan thoraco-abdomen; ditemukan tumor pada esofago gastric

    junction, tak tampak infiltrasi tumor ke jaringan sekitar. (Gambar -21).

    Gambar 21. CT Scan thoraco-abdomen

    Penderita dirawat untuk perbaikan keadaan umum, diberikan nutrisi tinggi kalori dan protein.

    Dilakukan evaluasi faal paru dan fisioterapi paru. Setelah diberikan penjelasan yang

    mendetail mengenai penyakitnya, penderita setuju untuk dilakukan operasi pengangkatan

    tumor tersebut.

    Operasi dilakukan pada tanggal 16 Februari 2008. Dilakukan pendekatan torako-laparotomi

    sesuai prosedur Ivor-Lewis, yaitu dengan membuka rongga abdomen dan rongga dada

    sebelah kiri pada selaiga ke-6. Pada eksplorasi ditemukan adanya tumor di daerah esofagus

    distal yang terkesan unresectable. Ditemukan tumor melekat pada aorta abdominalis dan

    truncus coeliacus, tidak ditemukan nodul metastasis pada hati dan paru-paru, juga tak teraba

    nodul kelenjar parahilair. Diputuskan untuk melakukan bypass esofagojejunostomi &

    jejunojejunostomi secara Braun. Operasi berlangsung selama 4 jam dengan kehilangan darah

    sekitar 500 cc. Pasca bedah penderita dirawat di ICU dengan nutrisi parenteral total.

    Keadaan klinis berangsur-angsur membaik. Pada hari ke-6 produksi WSD 20 ml/24 jam

    serosanguinus dan paru-paru mengembang, maka pipa toraks dicabut. Pada hari ke-7

    penderita mulai diet cair peroral dan pada hari ke-13 diet lunak.

    Penderita dipulangkan hari ke-14 post operasi dalam keadaan baik dan mampu makan bubur

    dengan lancar tanpa keluhan seperti sebelumnya.

    Hasil patologi anatomi : Metastase suatu adenokarsinoma pada kelenjar limfe

    Folllow up dua bulan setelah dipulangkan keadaan pasien baik.

    Skema operasi

    DISKUSI

    DIAGNOSIS

    Faktor resiko

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    21/37

    Pada kasus kedua terdapat riwayat kebiasaan merokok selama 10 tahun, pada kasus

    pertama ada riwayat minum minuman beralkohol, sedangkan pada kedua kasus terakhir

    tidak diketahui sebagai faktor resiko.

    Penyebab utama karsinoma esofagus tidak diketahui secara pasti, tidak ada satu faktor

    tunggal tertentu sebagai penyebab terjadinya kanker ini. Faktor resiko terjadinya karsinoma

    esofagus antara lain faktor lingkungan, faktor diet, kebiasaan merokok, alkohol, iritasi kronik

    pada mukosa oleh faktor fisis seperti radiasi.

    Anamnesis

    Pada keempat kasus ini pasien merasa sulit menelan makanan padat sehingga lebih

    nyaman bila makan makanan yang lebih cair dan menelan sedikit-sedikit. Penurunan berat

    badan juga terjadi pada keempat kasus ini.

    Disfagia merupakan gejala yang paling sering ditemukan terjadi pada 90% kasus.

    Beberapa macam upaya biasanya dilakukan pasien untuk mengatasi disfagia, yaitu: sering

    minum pada saat makan, makan makanan yang lebih cair, makan secara lambat. Odinofagia

    (nyeri saat menelan) ditemukan lebih jarang dibandingkan dengan disfagia. Adanya suara

    serak menandakan invasi ke n.Laringeus rekuren atau aspirasi kronik. Perdarahan pada tumor

    menyebabkan anemia defisiensi besi atau hematemesis dan melena. Adanya limfadenopati,

    hepatomegali, pneumonia dan sindrom horner menunjukkan bahwa kankernya sudah stadium

    lanjut.

    Pemeriksaan Penunjang

    Pada keempat kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjang berupa esofagography

    dimana ditemukan penyempitan lumen esofagus dan dilatasi bagian proksimal esofagus.

    Dari Upper endoskopi ditemukan tumor dan dilakukan biopsi. Pasien juga diperiksa CT Scan

    untuk mengetahui infiltrasi tumor ke jaringan sekitar dan adanya metastasis ke kelenjar limfe

    dan hepar. Dari hasil Biopsi dapat diketahui diagnosis pasti tumor tersebut.

    Foto dada dapat menunjukkan kelainan lain berupa metastasis tumor diparu, tulang,

    deviasi trachea dan limfadenopati. Ct-scan memperlihatkan stadium, resektabilitas dan

    perencanaan terapi. Endoskopi mutlak dikerjakan pada kasus yang diduga kanker esofagus

    untuk dilakukan biopsi jaringan.

    Staging

    Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dibuat staging.

    Pre operasi(cTNM) Post operasi (pTNM)

    Kasus 1 T3N0M0 Stadium IIA T3N1M0 Stadium III

    Kasus 2 T3N0M0 Stadium IIA T3N0M1 Stadium IV

    Kasus 3 T3N0M0 Stadium IIA T3N1M0 Stadium III

    Kasus 4 T4N0M0 Stadium III T4N1M0 Stadium III

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    22/37

    Pada keempat kasus ternyata didapatkan perbedaan staging pre dan post operatif, dimana dari

    pemeriksaan CT Scan belum nampak pembesaran kelenjar dan nodul pada hepar, setelah

    operasi baru tampak. Hal ini bisa karena CT Scan yang dibuat dengan slice yang besar

    sehingga pembesaran kelenjar tidak tampak. Semua kasus yang dioperasi berada pada

    stadium III dan IV berarti tindakan yang dilakukan pada keempat pasien ini adalah terapipaliatif.

    Terapi

    Toleransi operasi

    Pada keempat kasus diatas dilakukan penilaian kelayakan tindakan operasi mayor pra-bedah

    berdasarkan dari toleransi organ vital;jantung, paru, hati dan ginjal. Secara obyektif dilihat

    dari nilai-nilai laboratorium darah tepi, albumin, globulin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin,EKG, dan spirometri (test faal paru).

    Kondisi nutrisi prabedah juga dipersiapkan maksimal karena kesulitan menelan

    menyebabkan terjadinya defisit protein, kalori, lemak dan elektrolit darah. Replesi secara

    enteral dan parenteral dikerjakan sejak prabedah, dilanjutkan pascabedah.

    Dilakukan pula fisioterapi paru pada kasus diatas untuk mempersiapkan tindakan

    laparotomi dan thorakotomi.

    Untuk mencapai hasil operasi yang optimal maka persiapan prabedah sangatlah

    menentukan. Menurut Condon (1996), persiapan tersebut haruslah mencakup :

    (1)penanganan terhadap penyakit penyerta (DM, hipertensi, gangguan koroner)

    (2)perbaikan terhadap fungsi respirasi

    (3)Perbaikan status nutrisi, terutama koreksi terhadap hipoalbuminemia.

    Approach

    Pada ketiga kasus pertama dilakukan operasi dengan metode Ivor-Lewis (insisi abdominal

    dan thoraks dextra). Sedangkan pada kasus terakhir dilakukan approach abdominal dan

    insisi thoraks sinistra.

    Metode Ivor-Lewis dipakai karena memberikan eksposur yang baik dan

    memungkinkan limfadenektomi ekstensif. Keuntungan prosedur ini adalah;

    1. Dua mayor insisi tersebut merupakan insisi fisiologis.

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    23/37

    2. Lokasi anastomosis yang tepat ( pada level vena azygos)

    Survival rate untuk prosedur Ivor-Lewis dibandingkan dengan prosedur transhiatal

    tidak ada perbedaan bermakna. Angka kebocoran anastomosis dan mortalitas kurang dari 3%.

    Sekitar 5% pasien membutuhkan dilatasi anastomosis. 3-year survival rate untuk metode

    Ivor-Lewis ini adalah 1825%.

    Tabel 8. Perbandingan metode Transhiatal & Transthorasic

    Trans-hiatal Trans-thoracic

    Advantage Avoid thoracotomy Shorter conduit

    Anastomosis leak 12% Better cancer operation

    Fewer leaks (3%-4%)

    Less reflux

    Less dysphagia

    Disadvantage Longer conduit Thoracotomygreater risks

    More Dysphagia Leaks (if occur) in chest

    More reflux

    Worse cancer operation

    Reseksi

    Kasus pertama dilakukan tindakan esofago-gastrektomi kemudian dilanjutkan dengan

    esofago-jejunostomi Roux-en-Y karena intraoperatif ditemukan pembesaran kelenjar limfe

    soeliakus. Sedangkan pada kasus kedua dan ketiga dilakukan esofagektomi dan dilanjutkan

    dengan gastrik pull-up (esofago-gastrostomi). Pada kasus keempat dilakukan bypass

    esofagojejunostomi.

    Prinsip penanganan untuk tumor esofagus stadium awal adalah reseksi terhadap tumor

    dan rekonstruksi kembali saluran cerna tersebut. Menurut Orringer (1987)seperti yang dikutip

    Roth dkk ada 4 tujuan utama dari reseksi esofagus (esofagektomi), yaitu :

    (1)untuk mengatasi disfagia.

    (2)menurunkan mortalitas sampai kurang dari 10 %.

    (3)agar lama rawat inap tidak lebih dari 14 hari.

    (4)sebagai upaya untuk menekan serendah mungkin terjadinya komplikasi dan morbiditas

    (infeksi, striktur, reflux dan aspirasi).

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    24/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    25/37

    Pada kasus ini tidak dilakukan radioterapi karena manfaatnya belum dapat

    dipastikan dan masih menjadi perdebatan.

    Jika karsinoma esophagus disinar, dosis yang diberikan bergantung kepada maksud

    terapi. Jika rencananya kuratif pada umumnya diberikan 60 Gy dalam waktu 6 minggu, kalaurencananya paliatif biasanya diberikan dosis yang lebih rendah (misalny 30 Gy).

    Radioterapi sebagai terapi ajuvan pada kasus keganasan esofagus dan kardia lambung,

    menurut Fein dkk (1985) maupun Lundell dkk (1990), ternyata tidak lebih superior

    dibandingkan dengan pembedahan saja. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Sutter dan Finley

    (1994) dengan pemberian radiasi prabedah. Demikian pula untuk karsinoma sel skuamosa

    esophagus yang resektabel, ternyata reseksi tetap menjadi pilihan utama dibandingkan

    radiasi.

    Namun ada jugalaporan yang menyatakan bahwa radiasi dan / atau kemoterapi

    memberikan efek paliatif yang lebih baikdengan angka survival yang lebih menguntungkan.

    Menurut Turnball dan Goodner (1968), walaupun reseksi memberikan survival yang terbaik

    (sekitar 23,8 bulan), ternyata pemberian radioterapi memberikan hasil lebih baik (sekitar 12

    bulan) dari pada terapi suportif saja (5,2 bulan).

    Komplikasi

    Pada keempat kasus ini hampir tidak ditemui komplikasi, tidak terjadi komplikasipulmonal, kebocoran anastomosis juga tidak terjadi. Hanya pada kasus pertama terjadi

    dehisensi luka operasi pada hari ke-15 pasca operasi, setelah dilakukan repair dan

    perbaikan hipoalbuminemia komplikasi dapat teratasi.

    Komplikasi pasca bedah yang paling sering dialami penderita adalah komplikasi

    pulmonal (atelektasis, pneumonia, abses subfrenikus). Hal ini dapat dimaklumi karena pada

    operasi dapat terjadi lesi n. vagus saat melakukan diseksi kelenjar para-trakea dan cedera

    diafragma sehingga mempersulit penderita untuk mengeluarkan dahak. Disamping itu juga

    dapat terjadi kebocoran anastomosisnya.

    Komplikasi lain yang cukup jarang adalah gangguan kardiovaskuler, fistula ke aorta (dapat

    berakibat fatal), striktur anatomosis, hernia diafragmatika dan infeksi luka operasi.

    Untuk mengetahui adanya kebocoran maka dianjurkan melakukan esofagogram pada hari ke-

    7 dengan kontras berbasis cairan(aquous). Bila terjadi kebocoran anastomosis maka

    dianjurkan penanganan konservatif seperti pemberian antibiotika, nutrisi parenteral dan

    drenase. Untuk mencegah terjadinya kebocoran seminimal mungkin Chassin menganjurkan

    anastomosis gastro-esofagostomi end-to-side.

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    26/37

    Sedangkan menurut Zang dan Yin (1994), disamping cara tersebut juga dibuat suatu

    tunnel esophagogastrostomy sehingga dapat mencegah reflux dengan baik dan dikatakan

    bahwa proses penyembuhannya lebih singkat.

    Prognosis

    Sekalipun berbagai upaya terapi telah dilakukan, baik operatif maupun non-operatif,

    keganasan esofagus tetap sukardiatasi dan prognosisnya sangat jelek. Menurut penelitian

    Sutter dan Finley (1994), angka survival dalam 3 tahun hanya mencapai 27 % saja, apalagi

    penderita datang telah dalam keadaan terlambat. Sebagai gambaran, Ellis dan Gibb (1979)

    kebanyakan melakukan esofagogastrektomi pada penderita yang telah berada dalam stadium

    III. Berdasarkan berbagai penelitian telah diketahui berbagai faktor yang menentukan

    prognosisnya, yaitu : stadium penyakit, kedalaman penetrasi tumor, diferensiasi sel tumor,

    metastasis ke kelenjar regional dan ploidy DNA tumor tersebut.

    Kesimpulan

    Dengan persiapan perioperatif yang baik reseksi esofagus merupakan pilihan utama untuk

    penanganan karsinoma esofagus, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang relatif kecil.

    Apabila tumor unresectable, prosedur bypass dapat dipertimbangkan.

    ***

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    27/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    28/37

    Insidens karsinoma esofagus sangat bervariasi diberbagai negara,

    banyak ditemukan di China, Jepang, Rusia, Hongkong, Skandinavia,

    dan Iran. Di negara-negara barat seperti Amerika dan Inggris jarang

    ditemukan karsinoma esofagus. Dilaporkan di China insiden karsinomaesofagus 19,6/100.000 pada laki-laki dan 9,8/100.000 pada wanita,

    bahkan pada propinsi Hunan, Shanxi dan Hebey insiden mencapai

    100/100.000 penduduk. Sedang Di Amerika dilaporkan insiden

    6/100.000 pada laki-laki dan 1.6/100.000 pada wanita. Penyakit ini

    terutama ditemukan pada umur 50-70 tahun, jarang dibawah 50 tahun.

    Laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan

    3:1.Kulit hitam lebih banyak dibanding kulit putih dengan perbandingan

    3,5:1. Banyak ditemukan pada perokok lama dan peminum alkohol serta

    pada golongan sosial ekonomi rendah dengan defisiensi gizi yangkronis. 1

    ANATOMI

    Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan

    makanan dari rongga mulut ke lambung. Dalam perjalanannya dari

    faring keg aster, esophagus melalui tiga kompartemen, yaitu leher,

    thoraks dan abdomen. Esophagus yang berada di leher adalah

    sepanjang lima sentimeter dan berjalan di antara trakea dan kolumna

    vertebralis, serta selanjutnya memasuki rongga thoraks setinggi

    manubrium sterni.4

    Di dalam rongga dada, esophagus berada di mediastinum posterior

    mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri,

    kemudian agak membelok ke kanan berada di samping kanan depan

    aorta torakalis bawah dan masuk ke dalam rongga perut melalui hiatus

    esophagus dari diafragma dan berakhir di kardia lambung. Panjang

    esophagus yang berada di rongga perut berkisar dua sampai empatsentimeter.4

    Otot esophagus sepertiga bagian atas adalah otot serat lintang yang

    berhubungan erat dengan otot-otot faring. Sedangkan dua pertiga

    bagian bawah adalah otot polos yang terdiri atas otot sirkuler dan otot

    longitudinal seperti ditemukan pada saluran cerna lainnya. Esophagus

    menyempit pada tiga tempat. Penyempitan pertama yang bersifat

    sfingter, terletak setinggi tulang rawan krikoid pada batas antara faring

    dan esophagus, yaitu tempat peralihan otot serat lintang menjadi otot

    polos. Penyempiyan kedua terletak di rongga dada bagian tengah,akibat tertekan lengkung aorta dan bronkus utama kiri. Penyempitan ini

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    29/37

    tidak bersifat sfingter. Penyempitan terakhir terletak pada hiatus

    esophagus diafragma, yaitu tempat esophagus berakhir di kardia

    lambung. Otot polos pada bagian ini murni bersifat sfingter.4

    Esophagus mendapat darah dari banyak arteri kecil. Bagian atas

    esophagus yang berada di leher dan rongga dada mendapat darah daria. tiroidea inferior, beberapa cabang a. bronkialis dan beberapa arteri

    kecil dari aorta. Esophagus di hiatus esophagus dan rongga perut

    mendapat darah dari a. frenika inferior kiri dan cabang a. gastrika kiri.

    Pembuluh vena dimulai sebagai pleksus di submukosa esophagus. Di

    esophagus bagian atas dan tengah, aliran vena dari pleksus esophagus

    berjalan melalui vena esophagus ke v. azigos dan v. hemiazigos untuk

    kemudian masuk ke v. kava inferior. Di esophagus bagian bawah,

    semua pembuluh vena masuk ke dalam vena koronaria, yaitu cabang v.

    porta sehingga terjadi hubungan langsung antara sirkulasi vena portadan sirkulasi vena esophagus bagian bawah melalui vena lambung

    tersebut. Hubungan ini yang menyebabkan timbulnya varises

    esophagus bila terjadi bendungan vena porta.4

    Pembuluh limfe esophagus membentuk pleksus di dalam mjukosa,

    submukosa, lapisan otot dan tunika adventisia. Di bagian sepertiga

    cranial, pembuluh ini berjalan secara longitudinal bersama dengan

    pembuluh limfe dari faring ke kelenjar di leher, sedangkan dari bagian

    dua pertiga kaudal dialirkan ke kelenjar seliakus, seperti pembuluh limfe

    dari lambung. Metastasis dari keganasan esophagus dapat ditemukan

    antara kelenjar limfe leher dan kelenjar limfe seliakus di perut,

    bergantung pada letaknya, stadium dan tingkat keganasan tersebut.4

    Duktus thorasikus berjalan di depan tulang belakang toraks di sebelah

    dorsal kanan esogfagus, kemudian menjelang setinggi vertebra Th. VI

    atau VII ke sebelah kiri belakang esophagus untuk turun kembali dan

    masuk ke dalam v. subklavia kiri.4

    FISIOLOGI

    Fungsi utama esophagus adalah meyalurkan makanan dan minuman

    dari mulut ke lambung. Proses ini dimulai dengan pendorongan

    makanan oleh lidah ke belakang, penututpan glottis dan nasofaring serta

    relaksasi sfingter faring esophagus. Proses ini diatur oleh otot serat

    lintang di daerah faring, didalam esophagus, makanan turun oleh

    peristaltic primer dan gaya berat terutama untuk makanan padat dan

    setengah padat, serta peristaltic ringan. Makanan dari esophagus

    masuk kedalam lambung karena relaksasi sfingter esophagus kardia.Setelah makanan masuk ke lambung, tonus sfingter ini kembali ke

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    30/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    31/37

    mukosa (15%)

    3. Polypoid

    Bentuk polipoid/cendawan yang menonjol kearah lumen (60%)

    Secara mikroskopis ditemukan beberapa tipe histopatologis;11. Karsinoma sel skuamosa (60 %)

    Mempunyai 2 varian :

    1. Karsinoma verukosa

    Papilar eksofitik

    Massa intraluminal fungating

    2. Karsinosarkoma (spindle cell carcinoma)

    Massa eksofitik

    Asal sel skuamosa atau mesodermal

    2.Adenokarsinoma esophagus (4%)

    Mempunyai 3 tipe

    1. Tipe I (adenokarsinoma esofagus Barret)

    2. Tipe II (Junctional Carcinoma)

    3. Tipe III (Gastrik Subkardial)

    3. Karsinoma Basaloid

    4. Karsinoma mukoepidermoid

    5. Small cell carcinoma

    6. Karsinoma adenoskuamosa

    7. Sarkoma

    8. Melanoma

    STAGING

    Staging karsinoma esofagus didasarkan pada sistem TNM dari Union

    International Contre Le Cancre (UICC) yaitu:1,6

    Tabel 1. Klasifikasi TNM karsinoma esofagusSTAGING TUMOR NODUL METASTASIS

    Stage0 Tis N0 M0

    StageI T1 N0 M0

    StageIIA T2

    T3 N0

    N0 M0

    M0

    StageIIB T1

    T2 N0N1 M0

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    32/37

    M0

    StageIII T3

    T4 N1

    anyN M0

    M0Stage IV any T any N M1

    Keterangan :

    T(Tumor): Tis:Karsinoma in situ

    T1: Tumor invasi pada lamina propria atau submucosa

    T2: Tumor invasi pada muskularis

    T3: Tumor invasi pada lapisan adventitia

    T4: Tumor invasi pada organ lain

    N(Nodul): N0: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

    N1:Ada pembesaran kelenjar limfe regionalM(Metastase): M0: Tidak ada metastase

    M1: Ada metastase

    DIAGNOSIS

    Gambaran klinis

    Keganasan pada esofagusstadium awal biasanya asimptomatik. Gejala

    utama karsinoma esofagus ialah disfagia progresif yang berangsur-

    angsur menjadi berat. Keluhan ini dapat berlangsung beberapa minggu

    sampai berbulan-bulan. Mula-mula disfagia timbul bila makan makanan

    padat, sampai akhirnya makanan cair ataupun air liurpun sangat

    mengganggu. (Grading disfagia seperti pada tabel 2). Semua ini

    menyebabkan penderita menjadi kurus dengan keadaan gizi kurang. 1

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisis tidak banyak membantu dalam menegakkan

    diagnosis karsinoma esofagus. Tidak ada tanda fisik yang spesifik,

    kelaianan biasanya akibat sumbatan esofagus atau infiltrasi ke n.

    laryngeus rekurens yang menyebabkan suara serak. Dapat ditemukan

    pula tanda-tanda metastasis, seperti pembesaran kelenjar limfe

    cervicalis atau supraclavicularis, efusi pleura, ascites, hepatomegali dan

    nyeri tulang. Pada kasus-kasus yang kronis dapat terjadi penurunan

    berat badan yang drastis.1

    Pemeriksaan Penunjang

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    33/37

    1.Foto Thoraks

    Dengan foto thoraks dapat ditemukan metastasis pulmoner, massa

    mediastinum, pergeseran trachea dan efusi pleura.

    2.Esofagografi

    Dengan barium swallow kontras ganda, tampak gambaran filling defect

    yang irregularatau striktur yang ulseratif yang mana merupakan

    gambaran khas untuk karsinoma esofagus. Adanya deviasi dan angulasi

    dari barium dalam esofagus merupakan tanda lain dari keganasan

    esofagus. Dapat pula ditentukan panjang lesi, luasnya jaringan yang

    terlibat, dan derajat obstruksi. Sensitifitas dari pemeriksaan ini 74-94%.

    3.Endoskopi dan Biopsi (Esofagoskopi)Dengan esofagoskopi dapat dilihat secara langsung besar dan letak

    tumor sekaligus dilakukan biopsy untuk menentukan jenis tumor secara

    histologis.

    4.CT Scan

    Dengan CT scan dapat diketahui tumor primernya, penyebaran lokal

    tumor, penyebaran ke struktur mediastinum, keterlibatan limfonodi

    supraklavikula, mediastinum dan abdomen bagian atas.

    5.Magnetic Resonance Imaging

    Hampir sama dengan CT Scan, pemeriksaan ini kurang populer.

    6.Endoultrasonografi (EUS)

    Menilai kedalaman penetrasi tumor.5 lapisan berselang hiper/hipoekoik.

    Dapat Menilai kel limfe: ukuran; bentuk;demarkasi; intensitas dan tekstur

    eko. Deteksi kelenjar soeliakus70-80%; sensitifitas 97%

    7.Positron Emission Tomografi (PET)

    Ketepatan deteksi tumor primer 78%,nodul metastase 86%

    Menilai respon tumor terhadap kemoterapi

    8.Torakoskopi dan Laparoskopi

    Menentukan resektabilitas tumor, biopsi kelenjar limfe soeliakus yang

    mencurigakan atau tempat-temat yang sering mengalami metastasis.

    PENATALAKSANAAN

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    34/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    35/37

    untuk sebagian besar skuamous sel karsinoma esofagus 1/3 tengah dan

    atas, karena dari penelitian ditemukan penurunan resiko mortalitas

    operasi dan meningkatkan survival. Preoperatif radiotherapy telah diteliti

    dengan randomized trial dan tidak ditemukan peningkatan survival.

    Adjuvant radiotherapy diindikasikan hanya jika resection margins masihmengandung tumor.

    3. Chemotherapy

    Efektif untukskuamous sel karsinoma dan adenokarsinoma.Untuk

    skuamus sel karsinoma kombinasi chemotherapyradiation terbukti

    memberi manfaat daripada radioterapi atau khemoterapi saja dan

    memberikan 3-year survival rate sama dengan tindakan pembedahan.

    Paliatif

    Penatalaksanaan terapi paliatif disesuaikan dengan kebutuhan pasien

    dan gejala yang predominan dan kemampuan untuk melakukan

    tindakan terapi paliatif.

    Termasuk dalam terapi paliatif

    1. Radiotherapieksterna atau intracavitary technique.

    Baik untuk skuamous sel karsinoma dan adenokarsinoma

    2. Intubation

    Dengan endoscopically placed stentterutama berguna untuk

    mengatasi tracheo-oesophageal fistula

    3. Laser therapy

    Terapi paliatif untuk dysphagia yang disebabkan oleh exophytic tumours

    4. Ethanol injectionSecara endoskopi dapat memberikan terapi dysphagia jangka pendek

    untuk pasien yang kurang fit untuk menjalani pembedahan.

    5. By-pass procedure.

    Kanker esofagus yang unresectable dapat dilakukan prosedur bypass

    dengan menggunakan jejunum atau colon sebagai conduit.

    PROGNOSIS

    Prognosis karsinoma esofagus adalah buruk, ketahanan hidup 5 tahun

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    36/37

  • 8/10/2019 Bahan CA Esofagus

    37/37

    PENCEGAHAN

    Tembakau dan alkohol adalah faktor risiko utama dalam pengembangan

    sel skuamosa

    kanker esophagus,penghentian tembakau dan alkohol secara signifikandapat mengurangi resiko terjadinya kanker ini. Buah buahan dan sayur

    sayuran yang segar dibandingkan dengan asupan makanan tinggi

    nitrosamine atau yang terkontaminasi dengan racun bakteri atau jamur

    dapat menurunkan risiko sekitar 50% .6