Bahan 3
-
Upload
fransisca-maya-permatasari -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
description
Transcript of Bahan 3
PPN terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan Dasar Pengenaan Pajak yang meliputi Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain
Cara Menghitung PPN
Tarif PPN adalah 10% Tarif PPN 0% diterapkan atas :
◦ Ekspor BKP Berwujud◦ Ekspor BKP Tidak Berwujud◦ Ekspor JKP
Tarif pajak 10% dapat diubah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Tarif PPN
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah◦ Harga jual◦ Penggantian◦ Nilai Impor◦ Nilai Ekspor◦ Nilai Lain
yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang
Dasar Pengenaan Pajak
nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak
Harga Jual
nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapitidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak
atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Penggantian
adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenaikepabeanan dan cukai untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah yang dipungut menurut Undang-Undang ini
Nilai Impor
nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnyadiminta oleh eksportir
Nilai Ekspor
untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor
untuk pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau Penggantiansetelah dikurangi laba kotor
untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata
untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film
untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran
Nilai LainPMK No. 75/PMK.03/2010
untuk BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar
untuk penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan BKP antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan
untuk penyerahan BKP melalui pedagang perantara adalah harga yang disepakati antara pedagang perantara dengan pembeli
untuk penyerahan BKP melalui juru lelang adalah harga lelang
untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% dari jumlah yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih
untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih
Nilai LainPMK No. 75/PMK.03/2010
Pajak Masukan yang berhubungan dengan penyerahan jasa oleh ◦ pengusaha jasa pengiriman paket dan ◦ pengusaha jasa biro perjalanan atau jasa biro
pariwisata tidak dapat dikreditkan
Ketentuan lebih lanjut mengenai ◦ penentuan perkiraan harga jual rata-rata media
rekaman suara atau gambar◦ perkiraan hasil rata-rata per judul film◦ harga jual eceran produk hasil tembakau dalam
rangka penerapan Nilai Lain, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nilai LainPMK No. 75/PMK.03/2010
Peraturan Pelaksanaan:◦ Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-81/PJ./2004
tentang PPN Atas Penyerahan Produk Rekaman Suara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 4/PJ/2008
◦ Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-153/PJ./2002 tentang Penetapan Bentuk, Ukuran, Warna, Isi, Dan Teks Stiker Lunas Pajak Pertambahan Nilai, Dan Dasar Pengenaan Pajak Untuk Menghitung Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Produk Rekaman Gambar Dan Penunjukan Asosiasi Yang Memberikan Rekomendasi Untuk Penebusan Stiker Lunas Pajak Pertambahan Nilai Serta Tata Cara Penebusan Dan Pelaporannya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 5/PJ/2008.
Nilai LainPMK No. 75/PMK.03/2010
Peraruturan Pelaksanaan:◦ Peraturan Menteri Keuangan Nomor
102/PMK.011/2011 tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean Di Dalam Daerah Pabean Berupa Film Cerita Impor Dan Penyerahan Film Cerita Impor, Serta Dasar Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Kegiatan Impor Film Cerita Impor
◦ Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-103/PJ./2002 tentang Pengenaan PPN Atas Penyerahan Hasil Tembakau
Nilai LainPMK No. 75/PMK.03/2010
Saat Terutang
Pajak
Saat penyerahan
BKP
JKPSaat impor
BKP
Saat pemanfaata
n
BKPTW dari luar DP
JKP dari luar DP
Saat ekspor
BKP Berwujud
BKP TW
JKP
Saat Terutang PajakPasal 11 UU PPN 1984
Dalam hal pembayaran
diterima sebelumnya,
saat terutangnya pajak adalah
pada saat pembayaran
Dirjen Pajak dapat menetapkan saat lain sebagai saat terutangnya pajak dalam hal saat terutangnya pajak sukar ditetapkan atau terjadi perubahan ketentuan yang dapat menimbulkan ketidakadilan
BKP Berwujud berupa Barang Bergerak
BKP Berwujud berupa Barang Tidak Bergerak
BKP Tidak Berwujud
BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 1A ayat (2) huruf d UU PPN 1984
Saat Penyerahan BKPPasal 17 ayat (3) PP 1 Th. 2012
• BKP diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli;
a• BKP diserahkan secara langsung kepada penerima
barang untuk pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan cabang;b
• BKP diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa angkutan; atauc
• Harga atas penyerahan BKP diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten.
d
Saat Penyerahan BKP Barang Bergerak
Saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai BKP kepada pembeli
• secara hukum atau • secara nyata
Saat Penyerahan BKP Barang Tidak Bergerak
harga atas penyerahan BKP diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten; atau
kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata,
sebagian atau seluruhnya, dalam hal saat di atas tidak diketahui
Saat Penyerahan BKP Tidak Berwujud
Saat Yang Terjadi Lebih Dulu
Ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris
Berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perusahaan dibubarkan
Diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan
atau berdasarkan data atau dokumen yang ada
Saat Penyerahan BKP Berupa Persediaan /Aktiva Yang Menurut Tujuan Semula Tidak Untuk Diperjualbelikan Yang Masih Tersisa Pada Saat Pembubaran Perusahaan
Disepakati atau ditetapkan sesuai hasil RUPS yang tertuang dalam perjanjian, atau
ditandatanganinya akta oleh Notaris
Saat Penyerahan Pengalihan BKP Dalam Rangka Perubahan Bentuk Usaha
• Saat BKP dimasukkan ke dalam Daerah Pabean
Impor
• Saat BKP dikeluarkan dari Daerah Pabean
Ekspor BKP Berwujud • Saat
penggantian dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilanEkspor BKP
Tidak Berwujud
• Saat penggantian dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilan
Ekspor JKP
Saat Impor dan Ekspor BKP Pasal 17 ayat (4), (8), (9) dan (10) PP 1 Th. 2012
• Harga diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;
a• Kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal
saat point di atas tidak diketahui; ataub• Mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk
dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri
c
Saat Penyerahan JKP Pasal 17 ayat (5) PP 1 Th. 2012
Saat yang terjadi lebih dulu:
harga perolehan dinyatakan
sebagai utang
harga jual/penggantian
ditagih
harga perolehan dibayar baik
sebagian atau seluruhnya
Saat Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan JKP Dari Luar Daerah PabeanPasal 17 ayat (6) dan (7) PP 1 Th. 2012
Jika Tidak Diketahui
Tanggal Ditandatanganinya Kontrak Atau Perjanjian
Tempat Terutang
tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau
tempat kegiatan usaha dilakukan atau tempat lain
(PER-4/PJ/2010)
Penyerahan BKP/JKP
Ekspor BKP/JKP
tempat BKP dimasukkan dan dipungut melalui
DJBC
Impor BKP
tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha
Pemanfaatan BKPTW dan JKP dari luar DP
Tempat Terutang PajakPasal 12 UU PPN 1984
Atas pemberitahuan secara tertulis dari Pengusaha Kena Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan 1 (satu) tempat atau
lebih sebagai tempat pajak terutang (PER-19/PJ/2010)
Bagi PKP OP, PPN/PPN dan PPnBM terutang di tempat tinggal dan/atau tempat kegiatan usaha atau tempat lain
Bagi PKP Badan, PPN/PPN dan PPnBM terutang di tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha atau tempat lain
PKP OP yang tempat tinggalnya berbeda dengan tempat kegiatan usahanya, dikukuhkan dan terutang PPN/PPnBM hanya di tempat kegiatan usahanya, sepanjang PKP tersebut tidak melakukan kegiatan usaha apapun di tempat tinggalnya
Tempat LainPER-4/PJ/2010
PKP yang terutang PPN/PPnBM pada lebih dari satu tempat kegiatan usaha
Dapat menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Dirjen Pajak untuk memilih satu tempat atau lebih sebagai tempat terutangnya PPN/PPnBM (PER-19/PJ/2010)
Wajib menyelenggarakan administrasi penjualan secara terpusat pada satu atau lebih tempat kegiatan usaha
Pemusatan Tempat TerutangPasal 18 PP 1 Th. 2012
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tentang tentang Penetapan Satu Tempat Atau Lebih Sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang
Pemusatan Tempat TerutangPasal 18 PP 1 Th. 2012