Bagian Gundam Metode Skrining Fitokimia Penentuan Kadar Fenolik Pembuatan Kurva Kuersetin Dan...
-
Upload
ngakan-made-rudiarta -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of Bagian Gundam Metode Skrining Fitokimia Penentuan Kadar Fenolik Pembuatan Kurva Kuersetin Dan...
2.2 Metode
2.2.1 Alat dan Bahan
* Bahan Tanaman
Tanaman segar Sophora interrupta bedd telah dikumpulkan dari bukit
Tirumala, Andhra Pradesh, India. Materi yang dikumpulkan telah dicatat
memiliki izin oleh Dr. Jayaraman, PARC, Chennai dan Spesimen voucher
(PARC / 2011/688) dari tanaman ini disimpan di kampus, untuk referensi
lebih lanjut. Bahan tanaman dikeringkan di tempat rindang dan tanah
dengan benar. Bubuk tanaman diekstraksi dengan metanol menggunakan
alat soxhlet (MESI).
* Bahan Kimia
Semua bahan kimia, reagen yang digunakan dalam penelitian ini telah
diperoleh dari SDFine Chem. Ltd Mumbai. Quercetin telah diperoleh dari
Sigma Aldrich, USA.
2.2.2 Cara Kerja
a. Skrining Fitokimia
Sebelum dilakukan skrining fitokimia, Sopohora interrupta dibuat
menjadi crude extract dengan cara bahan tanaman dikeringkan di tempat
rindang dan tanah dengan benar. Kemudian bubuk tanaman yg telah
dibungkus dengan kertas saring diekstraksi dengan metanol menggunakan alat
soxhlet (MESI) dan ditunggu hingga terjadi sirkulasi. Selanjutnya dilakukan
skrining fitokimia dimana ekstrak methanol dari Sophora interrupta diuji
untuk mengetahui konstituen kimia yg ada.
b. Penentuan Kandungan Fenol Total
Mengikuti literatur dan hasil awal skrining kimia tanaman bagi
tumbuhan mengandung polifenol, telah diuji untuk memperkirakan kandungan
phenolic keseluruhan. Hal ini diukur kolorimetri menggunakan kuersetin dan
Reagen FC (Folin Ciocault ) (Mariela González et al., 2003). Prosedur
pengerjaan dengan metode menggunakan Folin Ciocalteu sebagai berikut :
Reagen terdiri dari 100 ml natrium tungstat dihidrat, 25 ml natrium molibdat
dihidrat, 50 ml dari 85% larutan asam fosfat dan 100 ml 36% larutan asam
klorida. Volume larutan kontrol yang digunakan berkisar antara 5 ml sampai
400 ml; 2 ml larutan Na2CO3 15% dan 0,5 ml reagen ditambahkan ke
masing-masing. Akhirnya, air suling ditambahkan sampai volume akhir 10 ml
tercapai. Persiapan dipanaskan selama lima menit dalam 50 ° C bak air
termostatik. Setelah pendinginan pada suhu kamar, absorbansi diukur pada
765 nm yg merupakan λ max dari Sophora interrupta (Mariela González et
al., 2003)..
c. Pembuatan Kurva Kalibrasi Quercetin
1 mg kuersetin ditimbang dan dilarutkan dalam 100 ml air suling dan
pengenceran berturut dilakukan untuk membuat konsentrasi 2,4,6,8 dan 10 ug
/ ml Volume dari aliquot atas diambil dan dicampur dengan 1,25 ml Reagen
FC (Folin-Ciocalteu). Hal tersebut dilakukan selama 5 menit. Kemudian 2,5
ml natrium karbonat ditambahkan dan itu dibiarkan bereaksi selama 30 menit
agar dapat bereaksi sempurna kemudian volume dibuat sampai dengan 10 ml.
Maka absorbansi diukur pada 765 nm. Kurva kalibrasi ditarik memplot
absobansi dan konsentrasi.
d. Preparasi sampel
0.5 g ekstrak metanol ditimbang dan dilarutkan dalam 100 ml air untuk
melarutkan ekstrak tersebut. Dari 0.1 ml ini dibawa ke 10 ml labu ukur dan
1.25ml dari Reagen FC ditambahkan dan biarkan bereaksi selama 5 lalu 2.5
ml natrium karbonat ditambahkan dan volume dibuat hingga 10 ml. itu
disimpan selama 30 menit agar dapat bereaksi sempurna untuk reaksi lengkap.
Sekarang absorbansi diukur pada 765 nm. Total kandungan fenolik dihitung
dari kurva kalibrasi kuersetin dan nilai dinyatakan dalam ekuivalen dengan
kuersetin.
PEMBAHASAN METODE
a. Skrining Fitokimia
Sebelum dilakukan skrining fitokimia, Sopohora interrupta dibuat menjadi
crude extract dengan cara bahan tanaman dikeringkan di tempat rindang dan
tanah dengan benar. Tujuan dari pengeringan dan ditempatkan di tempat yg
rindang utk memisahkan pengotornya (Zuhra,2006). Kemudian bubuk tanaman
yg telah dibungkus dengan kertas saring diekstraksi dengan metanol
menggunakan alat soxhlet (MESI) dan ditunggu hingga terjadi sirkulasi. Bubuk
tanaman Sophora interrupta diekstrasi dengan methanol menggunakan alat
soklet karena berdasarkan sifat fisiko kimia pada Sophora interrupta, memiliki
sifat tahan terhadap pemanasan sehingga ekstraksi dapat dilakukan dengan cara
soxhletasi dan Pemilihan metanol sebagai cairan penyari karena sifatnya yang
mampu melarutkan hampir semua zat, baik yang bersifat polar, hingga semi polar
serta kemampuannya untuk mengendapkan protein dan menghambat kerja enzim
sehingga dapat terhindar dari proses hidrolisis dan oksidasi (Harborne, 1996).
Selain itu sifat methanol yang mudah menguap, dengan titik didih sangat jauh
dibawah titik didih Sophora interrupta, sehingga saat melakukan metode
soxhletasi, suhu pemanasan dapat diatur agar dapat menguapkan methanol tanpa
ikut menguapkan senyawa dalam Sophora interrupta dan sirkulasi dapat terjadi.
Selanjutnya dilakukan skrining fitokimia dimana ekstrak methanol dari Sophora
interrupta diuji untuk mengetahui konstituen kimia yg ada.untuk mengetahui
konstituen yg ada dalam tanaman Sophora interrupta dapat digunakan beberapa
pereaksi kimia, alkaloid (Draggendorff ), flavonoid (reaksi Shibata), saponin (uji
buih), tanin (5% klorida), terpenoid (2,4-dinitrofenilhidrazin), glikosida (Larutan
Fehling), steroid (uji Burchard Liebermann) dan antrakuinon ( Uji Borntrager )
(Edeogal et al. 2005)
b. Penentuan Kandungan Fenol Total
Mengikuti literatur dan hasil awal skrining kimia tanaman bagi tumbuhan
mengandung polifenol, telah diuji untuk memperkirakan kandungan phenolic
keseluruhan. Hal ini diukur kolorimetri menggunakan kuersetin dan Reagen FC
(Folin Ciocault ) (Mariela González et al., 2003). Prosedur pengerjaan dengan
metode menggunakan Folin Ciocalteu sebagai berikut : Reagen terdiri dari 100
ml natrium tungstat dihidrat, 25 ml natrium molibdat dihidrat, 50 ml dari 85%
larutan asam fosfat dan 100 ml 36% larutan asam klorida. Volume larutan
kontrol yang digunakan berkisar antara 5 ml sampai 400 ml; 2 ml larutan
Na2CO3 15% dan 0,5 ml reagen ditambahkan ke masing-masing. Akhirnya, air
suling ditambahkan sampai volume akhir 10 ml tercapai. Persiapan dipanaskan
selama lima menit dalam 50 ° C bak air termostatik. Setelah pendinginan pada
suhu kamar, absorbansi diukur pada 765 nm yg merupakan λ max dari Sophora
interrupta (Mariela González et al., 2003).. Digunakannya reagen Folin-
Ciocalteu karena ekstrak methanol Sophora interrupta mengandung polifenol
setelah dilakukan skrining fitokimia dan merupakan metode yg paling stabil dan
reprodusibel Polifenol dalam ekstrak tumbuhan bereaksi dengan reagen redoks
tertentu (Folin Ciocalteu) untuk membentuk kompleks biru yang dapat diukur
dengan spektrofotometri cahaya tampak. Metode Folin Ciocalteu dijelaskan
dalam beberapa farmakope. Reaksi membentuk kromofor biru dibentuk oleh
kompleks phosphomolybdenum-fosfotungstat, di mana penyerapan maksimum
kromofor tergantung pada larutan alkali dan konsentrasi senyawa fenolik
(Blanski et al, 2013)
c. Pembuatan Kurva Kalibrasi Quercetin
1 mg kuersetin ditimbang dan dilarutkan dalam 100 ml air suling dan
pengenceran berturut dilakukan untuk membuat konsentrasi 2,4,6,8 dan 10 ug /
ml. Tujuan pengenceran berturut agar dapat diperoleh absorbansi dengan rentang
0,2-0,8 (Gandjar & Rohman, 2007) dan pembuatan larutan seri dilakukan untuk
membuat kurva kalibrasi. Volume dari aliquot atas diambil dan dicampur dengan
1,25 ml Reagen FC untuk membentuk kompleks biru yang dapat diukur dengan
spektrofotometri cahaya tampak. Hal tersebut dilakukan selama 5 menit.
Kemudian 2,5 ml natrium karbonat ditambahkan dan itu dibiarkan bereaksi
selama 30 menit agar dapat bereaksi sempurna kemudian volume dibuat sampai
dengan 10 ml. Maka absorbansi diukur pada 765 nm. Kurva kalibrasi ditarik
memplot absobansi dan konsentrasi.Tujuan pembuatan kurva kalibrasi adalah
untuk menetapkan kadar fenol total yg terkandung dalam sampel tanaman
d. Preparasi sampel
0.5 g ekstrak metanol ditimbang dan dilarutkan dalam 100 ml air untuk
melarutkan ekstrak tersebut. Dari 0.1 ml ini dibawa ke 10 ml labu ukur dan
1.25ml dari Reagen FC ditambahkan dan biarkan bereaksi selama 5 menit untuk
membentuk kompleks biru yang dapat diukur dengan spektrofotometri cahaya
tampak. lalu 2.5 ml natrium karbonat ditambahkan dan volume dibuat hingga 10
ml. itu disimpan selama 30 menit agar dapat bereaksi sempurna untuk reaksi
lengkap. Sekarang absorbansi diukur pada 765 nm. Total kandungan fenolik
dihitung dari kurva kalibrasi kuersetin dan nilai dinyatakan dalam ekuivalen
dengan kuersetin.
PUSTAKA
Blanski, A, G.C Lopez, J.C Pallazo De Melo. 2013. Application and Analysis of
the Folin Ciocalteu Method for the Determination of the Total Phenolic
Content from Limonium Brasiliense L. Molecules 2013, 18, 6852-6865
Gandjar, I. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Edeoga1, H.O., Okwu, D.E., Mbaebie, B.O., 2005. Phytochemical constituents of
some Nigerian medicinal plants. African Journal of Biotechnology 4, 685–
688.
Mariela González, Roxana Rudyk, Elida Romano, María AA. Molina.
Spectrophotometric Determination of PhenolicCompounds in Propolis. Lat.
Am. J. Pharm., 22 (3), 2003, 243-248.
Zuhra, C.F. 2006. ETANOLISIS MINYAK DEDAK PADI YANG DIEKSTRAKSI
SECARA PERENDAMAN. Jurnal Sains Kimia.Vol 10 No 1 Tahun 2006