Bagan Studi Kohort Prospektif

3
Waktu Arah penelitian A. A. Sagung Mirah Prabandari (1402005020) CASE 1 Cohort Study 1. Bagan Studi Kohort Prospektif 2. Variabel bebas: merokok Variabel tergantung: depresi 3. Variabel perancu: konsumsi alkohol, tingkat pendidikan, pendapatan, status perkawinan, jumlah anak yang tinggal serumah, aktivitas fisik di waktu luang, penyakit yang berhubungan dengan merokok 4. Syarat utama study group dan control group dalam studi kohort: dalam awal studi harus dalam keadaan bebas penyakit, adanya paparan kasus yang jelas, dan harus bisa di follow-up 5. Kelompok kontrol adalah kontrol internal yang diambil dari data Copenhagen City Heart Study (CCHS). Kontrol adalah orang- orang yang tidak merokok menurut informasi dari CCHS-I−III 6. Peneliti mengontrol efek variabel perancu dengan cara analisis multivariat 8146 bjek ang enuhi arat ebas resi) Merokok Tidak merokok Depresi Tidak Depresi Depresi Tidak Depresi

description

epid

Transcript of Bagan Studi Kohort Prospektif

A. A. Sagung Mirah Prabandari (1402005020)

CASE 1 Cohort Study1. WaktuArah penelitianBagan Studi Kohort Prospektif

2. Variabel bebas: merokokVariabel tergantung: depresi3. Variabel perancu: konsumsi alkohol, tingkat pendidikan, pendapatan, status perkawinan, jumlah anak yang tinggal serumah, aktivitas fisik di waktu luang, penyakit yang berhubungan dengan merokok4. Syarat utama study group dan control group dalam studi kohort: dalam awal studi harus dalam keadaan bebas penyakit, adanya paparan kasus yang jelas, dan harus bisa di follow-up5. Kelompok kontrol adalah kontrol internal yang diambil dari data Copenhagen City Heart Study (CCHS). Kontrol adalah orang-orang yang tidak merokok menurut informasi dari CCHS-IIII6. Peneliti mengontrol efek variabel perancu dengan cara analisis multivariat7. Peneliti mengontrol variabel perancu dari awal mendesain penelitian. Peneliti mengkategorikan variabel-variabel yang dianggap potensial sebagai perancu. Contohnya peneliti mengkategorikan konsumsi alkohol per minggu menjadi 0 minuman, 1-7 minuman, 8-14 minuman, dan 15-21 minuman8. Cohort dipilih karena bisa menjelaskan hubungan antara faktor resiko (merokok) dengan penyakit (depresi), dan depresi merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat.9. Crude RR:Resiko orang yang merokok untuk menderita depresi 1,19 kali lebih tinggi dari orang yang tidak merokok10. Specific RR:-Bekas perokok: 0.80 (95% CI: 0.61-1.06). Bekas perokok tidak memiliki asosiasi terhadap kejadian depresi -Merokok 1-10g tembakau per hari: 0.90 (95% CI: 0.69-1.19). Merokok 1-10g tembakau per hari tidak memiliki asosiasi terhadap kejadian depresi -Merokok 10-20g tembakau per hari: 1.69 (95% CI: 1.33-2.14). Merokok 10-20g tembakau per hari memiliki resiko terkena depresi 1.69 kali lebih tinggi dibanding yang tidak merokok-Merokok >20g tembakau per hari: 1.97 (95% CI: 1.44-2.70). Merokok >20g tembakau per hari memiliki resiko terkena depresi 1.97 kali lebih tinggi dibanding yang tidak merokok

CASE 3 Case Control Study1. Variabel tergantung: psoriasis2. Tujuan penelitian: menganalisa hubungan antara psoriasis dengan faktor resiko yang dicurigai sebagai penyebab psoriasis yaitu kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, riwayat keluarga psoriasis, dan kejadian hidup yang membuat stress3. Faktor resiko: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, riwayat keluarga psoriasis, dan kejadian hidup yang membuat stress. Variabel bebas: faktor resiko tersebut.4. Studi ini hospital based karena mengambil data dari rumah sakit.5. Kasus dikumpulkan selama setahun dari Januari hingga Desember 2007.6. Kontrol adalah 200 bekas pasien Clinical Center Montenegro di Podgorica, Departemen Dermatology dan Venerology yang menderita penyakit kulit selain psoriasis7. Kasus dan control dapat dibandingkan pada: area tempat tinggal, status perkawinan, pekerjaan, paparan asap rokok di rumah, paparan asap rokok di tempat kerja, konsumsi alkohol, riwayat psoriasis keluarga, kejadian hidup yang membuat stress, dan konsumsi kopi.a) Kasus dan control tidak dapat dibandingkan dalam variabel: umur, jenis kelamin, indeks masa tubuh, status pendidikanb) Variabel perancu dikontrol dengan menggunakan metode analisis multivariate logistic regression8. Faktor resiko yang paling dominan dilihat dengan mencari variabel yang Odd Rationya paling tinggi dan signifikan secara statistic (tidak ada nilai 1 dalam CI)9. Faktor resiko yang memiliki OR tertinggi adalah riwayat psoriasis keluarga. 95%CI: 14.1481.57. 10. OR= 3,61; 95%CI: 0,9913,18. Karena ada nilai 1 dalam 95%CI, artinya tidak ada perbedaan kemungkinan orang yang menderita psoriasis untuk tinggal di desa atau kota.