Bagaimana Mekanisme Kemoterapi Dapat Mempengaruhi Intake Pasien Sehingga Mempengaruhi Status Gizi

2
1. Bagaimana mekanisme kemoterapi dapat mempengaruhi intake pasien sehingga mempengaruhi status gizi? 1. Ketika kemoterapi memasuki tubuh, sensor di sistem pencernaan dan otak mendeteksi kehadirannya sebagai zat asing, dalam serangkaian kompleks sinyal antara otak dan mulut, lambung, usus, dan aliran darah, obat merangsang “pusat muntah” di otak. Beberapa bahan kimia, termasuk yang disebut serotonin dan substansi P, dilepaskan, memicu mual dan refleks muntah. Ketika mual atau muntah menjadi parah, dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan dalam kimia tubuh. Hal ini adalah kondisi yang serius dan tidak boleh diabaikan. Ketidakseimbangan cairan dan kimia dapat menyebabkan pusing, tekanan darah rendah, kejang otot dan kram, penurunan berat badan, kebingungan mental, kerusakan jantung, paru-paru, atau ginjal sehingga dapat mempengaruhi intake pasien sehingga mempengaruhi status gizinya (Gralla,2010) 2. Efek samping dengan fekuensi terbesar adalah mual. Gangguan ini bervariasi tingkatnya dari yang ringan sampai pada kematian. Mekanisme terjadinya muntah setelah kemoterapi adanya pengiriman pesan menuju otak yang merupakan lokasi pusat muntah melali dua jalur yaitu: - stimulasi pada Chemotherapy Trigger Zone Chemotherapy Trigger Zone adalah organ kemosensoris mayor untuk mual dan muntah, biasanya berhubungan dengan mual karena bahan kimia. Obat kemoterapi menstimulasi reseptor neurotransmitter dan dapat membantu aktifitas CTZ dan pusat muntah - Stimulasi pada bagian tertentu di esofagus, perut, usus halus dandan usus besar (Zahara, 2009) 3. Kemoterapi mempengaruhi berkembangnya jaringan, khususnya lapisan GIT. Mual merupakan efek yang dapat mengganggu makan, dimana melalui oral dan esofagus sehingga membuat rasa sakit saat mengunyah (adhynopagia) yang dapat membatasi asupan secara oral (Beverly, 2003) 4. Antibiotik menekan bakteri komensal sehingga menyebabkan perumbuhan organisme lain yaitu Candida albican yang mengakibatkan: - di GIT terjadi malabsorbsi sehingga terjadi diare - di mulut terjadi kandidiasis sehingga asupan menurun (Beverly, 2003)

Transcript of Bagaimana Mekanisme Kemoterapi Dapat Mempengaruhi Intake Pasien Sehingga Mempengaruhi Status Gizi

Page 1: Bagaimana Mekanisme Kemoterapi Dapat Mempengaruhi Intake Pasien Sehingga Mempengaruhi Status Gizi

1. Bagaimana mekanisme kemoterapi dapat mempengaruhi intake pasien sehingga mempengaruhi status gizi?

1. Ketika kemoterapi memasuki tubuh, sensor di sistem pencernaan dan otak mendeteksi kehadirannya sebagai zat asing, dalam serangkaian kompleks sinyal antara otak dan mulut, lambung, usus, dan aliran darah, obat merangsang “pusat muntah” di otak. Beberapa bahan kimia, termasuk yang disebut serotonin dan substansi P, dilepaskan, memicu mual dan refleks muntah. Ketika mual atau muntah menjadi parah, dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan dalam kimia tubuh. Hal ini adalah kondisi yang serius dan tidak boleh diabaikan. Ketidakseimbangan cairan dan kimia dapat menyebabkan pusing, tekanan darah rendah, kejang otot dan kram, penurunan berat badan, kebingungan mental, kerusakan jantung, paru-paru, atau ginjal sehingga dapat mempengaruhi intake pasien sehingga mempengaruhi status gizinya (Gralla,2010)

2. Efek samping dengan fekuensi terbesar adalah mual. Gangguan ini bervariasi tingkatnya dari yang ringan sampai pada kematian. Mekanisme terjadinya muntah setelah kemoterapi adanya pengiriman pesan menuju otak yang merupakan lokasi pusat muntah melali dua jalur yaitu:- stimulasi pada Chemotherapy Trigger Zone

Chemotherapy Trigger Zone adalah organ kemosensoris mayor untuk mual dan muntah, biasanya berhubungan dengan mual karena bahan kimia. Obat kemoterapi menstimulasi reseptor neurotransmitter dan dapat membantu aktifitas CTZ dan pusat muntah

- Stimulasi pada bagian tertentu di esofagus, perut, usus halus dandan usus besar (Zahara, 2009)

3. Kemoterapi mempengaruhi berkembangnya jaringan, khususnya lapisan GIT. Mual merupakan efek yang dapat mengganggu makan, dimana melalui oral dan esofagus sehingga membuat rasa sakit saat mengunyah (adhynopagia) yang dapat membatasi asupan secara oral (Beverly, 2003)

4. Antibiotik menekan bakteri komensal sehingga menyebabkan perumbuhan organisme lain yaitu Candida albican yang mengakibatkan:- di GIT terjadi malabsorbsi sehingga terjadi diare- di mulut terjadi kandidiasis sehingga asupan menurun (Beverly, 2003)

5. Obat mengurangi produksi air liur mengakibatkan kekeringan pada selaput lendir kemudian menghambat asupan oral sehingga terjadi mual, muntah, diare, sembelit (pencernaan membantu tubuh dalam absorbsi makanan, obat kemoterapi membuat kerjanya melambat, sehingga GIT meningkatkan penyerapan air dan mengakibatkan konstipasi) (Beverly, 2003)

6. Agen kortikosteroid menyebabkan kerusakan jaringan dan meningkatkan hilangnya protein urin, kalium, kalsium sehingga mempengaruhi mukosa usus dan proses pencernaan dan pada akhirnya mengakibatkan terganggunya metabolisme protein, lemak, karbohidrat (Krause, 2008)

7. kemoterapi sifatnya tidak hanya membunuh sel yang “sakit” namun juga membunuh sel yang “sehat”. Oleh karena itu, kemoterapi meusak sel darah dan sumsum tulang yang menyebabkan anemia, lelah dan infeksi. Kemoterapi juga meusak sel yang melindungi membran mukosa pada tubuh yang menyebabkan luka di mulut, diare, dan masalah sistem pencernaan yang berpengaruh terhadap status gizi (Shea, 2004)

Page 2: Bagaimana Mekanisme Kemoterapi Dapat Mempengaruhi Intake Pasien Sehingga Mempengaruhi Status Gizi

8. kemoterapi menyebabkan efek kehilangan/ memburuknya rasa kecap, mual dan muntah yang berakibat hilangnya nafsu makan, intake energi turun, dan status gizi memburuk (xerostomia) (Corwin, 2009)