Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

18
HIROSHIMA JOHN HERSEY

Transcript of Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Page 1: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

HIROSHIMAJOHN HERSEY

Page 2: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

John Hersey (1904-1993)

Lahir di Tientsin, China, pada 1904 dari pasangan misionaris Roscoe and Grace Baird Hersey.

Pada 1932 sekolah di Universitas Yale lalu jadi sekretaris novelis Sinclair Lewis (menang Nobel 1930) di Cambridge.

1937 mulai kerja untuk majalah Time dan Life

Page 3: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Karya

Men on Bataan (1942), buku nonfiksi

Into the Valley (1943), buku nonfiksi tentang ‘pertempuran kecil’ yang berdarah di Guadalcanal.

“Survival”, terbit di The New Yorker, menceritakan kepahlawanan John F. Kennedy saat perahu latihan mereka tenggelam di Laut Pasifik Selatan.

Joe is Home Now (1944), terbit di Life, soal perasaan trauma lusinan pasukan Amerika (GI).

A Bell for Adano (1944), novel tentang pendidikan AS di sebuah pedesaan Italia. Meraih Hadiah Pulitzer pada 1945.

Page 4: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Ide Awal “Hiroshima”

• Akhir 1945 Hersey hendak pergi ke China dan Jepang meliput situasi Perang Dunia II. Biaya ditanggung Life dan The New Yorker.

• Hersey berdiskusi dengan William Shawn, redaktur pelaksana The New Yorker, tentang 10 ide kerangka tulisan. Salah satunya karya Joel Sayre tentang Cologne kena bom dahsyat. Shawn mulanya ingin memuat karya ini tapi Perang Eropa selesai duluan dan ada Hiroshima!

• Hersey belum menemukan satu pun kerangka tulisan yang dinilainya paling kuat untuk mengisahkan Hiroshima.

William Shawn

Page 5: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Maret 1946, Hersey tiba di China, pintu masuk ke Jepang yang paling murah, sekaligus untuk menengok kampung halamannya.

Mei berlayar ke Jepang, dan memikirkan pendekatan cerita Hiroshima. Di kabin kapal, Hersey menemukannya setelah membaca novel The Bridge of San Luis Rey karya Thornton Wilder.

• Terbit 1927, novel itu berkisah tentang bencana alam di Peru pada abad ke-18 dari sudut pandang lima tokoh yang berbeda –belakangan Hersey menjadikannya enam tokoh.

Page 6: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

“The Bridge of San Luis Rey”

• Meraih Pulitzer Prize 1928 untuk kategori novel.

• Pada 1998, terpilih masuk dalam the 100 Best 20th-Century Novels.

• Time Magazine memasukkannya dalam TIME 100 Best English-language Novels from 1923 to 2005.

• Mempengaruhi banyak karya penulis lain, fiksi maupun nonfiksi. Tiga kali difilmkan.

Page 7: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Liputan “Hiroshima”

25 Mei 1946 Hersey tiba di Hiroshima, dan mulai menggumpulkan informasi dengan teknik bola salju.

Selama 3 minggu Hersey mewawancarai 40-an akademisi dan saksi, termasuk enam orang karakter yang artikulatif.

Hersey memilih 5 orang Jepang dan satu pastor Jerman untuk jadi tokoh cerita: Toshiko Sasaki (klerk), Hatsuyo Nakamura (penjahit), Masakuzu Fujii (dokter), Wilhelm Kleinsorge, Terufumi Sasaki (apoteker), dan Kiyoshi Tanimoto (pendeta).

Page 8: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Penulisan “Hiroshima”

12 Juni 1946 Hersey terbang kembali ke Cambridge dan sebulan lebih menulis laporan dengan gaya kalem, kering, tanpa emosi.

• Seperti memahat patung, Hersey tidak menulis dari awal sampai akhir tapi menggarap bagian per bagian; satu bagian ditulis lalu pindah ke bagian lain.

• Artikel jadi empat bagian dan tiap bagian dipecah dalam enam sosok narasumber. Di beberapa sekuen, antarsosok itu bertemu dan bersimpangan, tapi semuanya tak pernah berkumpul jadi satu.

• Tak ada jumlah korban, teknis persenjataan atau pesawat pengebom, pun tak ada keterangan tentang bom itu sendiri –meski Hersey sudah mengumpulkan semua data itu.

Page 9: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Editing “Hiroshima”

Agustus laporan 4 seri, 150 halaman, 30.000 kata (dari 60-70.000 kata) diserahkan Hersey kepada William Shawn dengan judul “Some Events at Hiroshima”.

Setelah diputuskan akan memuatnya utuh, selama 10 hari Shawn dan Ross mengurung diri di ruang editor terkunci. Ross kosentrasi pada detail narasi, Shawn menyusupkan nafas humanisme.

Bagian pertama, Ross memberi 47 komentar plus 27 komentar sesudah revisi, dan enam lagi setelah revisi kedua.

Ross dan Shawn bukan saja mengajukan pertanyaan tapi juga meneliti titik kecil tiap fakta, kejelasan, konsistensi, diksi, tata bahasa dan logika.

Harold Ross

Page 10: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Catatan Ross atas “Laporan- Beberapa Kejadian di Hiroshima – bagian II” oleh Hersey

 

Saya masih tidak puas dengan judul serial ini.Saya pikir ada lubang besar dalam cerita ini. Mungkin itu memang

maksud Hersey. Jika iya, tanyakan usul yang saya ajukan. Secara keseluruhan, saya menduga-duga apa yang menyebabkan orang-orang ini terbunuh, luka bakar, tertimpa puing-puing, gegar otak? Setahun sudah saya menduga tentang hal ini dan saya berharap cerita ini akan memberitahukan saya. Ternyata tidak. Hampir seratus ribu orang terbunuh, tapi Hersey tak memberi tahu bagaimana mereka terbunuh. ... Pada suatu tempat, di cetak percobaan 14, seorang wanita dengan luka yang tak terlihat, mati. Apakah banyak mayat di hari itu yang lukanya tak terlihat. Bagaimana mayat-mayat yang bergelimpangan di trotoar saat orang-orang Katolik pindah –berapa proporsi dari mereka yang tak terlihat. Saya pikir memasukkan sedikit hal itu ke dalam cerita, sesegera mungkin, merupakan ide bagus –kecuali, sebagaimana saya katakan, bertentangan dari rencana dasar Hersey.

Satu hal lagi, saya pikir dia seharusnya menyebutkan muntah-muntah. Dia tak menyebutkannya sampai cetak percobaan 13, yang akan jadi kejutan besar bagi pembaca bahwa secara umum para pesakitan muntah....

Saya mengusulkan (saya membuat ini seperti dalam sisipan di catatan setelah menyelesaikan anotasi) bahwa Hersey sebaiknya menyelipkan waktu –cantumkan jam dan menitnya, setepatnya atau perkiraan, dari waktu ke waktu. Pembaca kehilangan seluruh kesadaran akan berlalunya waktu di dalam alur cerita dan takkan pernah tahu pukul berapakah saat itu; apakah 10 pagi atau 4 sore. ..

Page 11: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

The New Yorker, 31 Agustus 1946

“The New Yorker minggu ini mempersembahkan seluruh ruang editorialnya untuk sebuah artikel tentang kemusnahan yang menyeluruh di sebuah kota oleh bom atom dan apa yang terjadi pada warga kota itu. Ini kami lakukan dengan keyakinan bahwa kita tahu kemampuan yang menghancurkan dari senjata itu tapi tak semuanya, dan bahwa orang seharusnya meluangkan waktu untuk merenungkan dampak mengerikan atas penggunaan senjata tersebut.”

Page 12: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

New Yorker 1946

• Name of the department: Reporter at Large

• Please do read the small box, introducing the Hiroshima story

• Where’s John Hersey’s byline?

Page 13: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Harian Life, Herald Tribune, dan koran liberal PM mencetak tajuk rencana mengomentari artikel Hersey.

Seluruh terbitan di kedai koran habis pada hari diterbitkan. Dan saat Albert Einstein mencoba membeli seribu majalah itu, tak satu pun tersedia. Dalam dua hari harga terbitan bekasnya mencapai 18 dolar di pelelangan.

Radio American Broadcasting Company dan BBC Inggris membacakan keseluruhan artikel, tanpa selingan iklan.

Memicu gerakan antibom nuklir yang gemanya terasa hingga beberapa dekade, terutama dalam suasana Perang Dingin.

Reaksi atas “Hiroshima”

Page 14: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Tujuh Pertimbangan Narasi

• Fakta: Hersey bikin liputan mendalam dgn interview puluhan nara sumber. Semua fakta, tak ada fiksi

• Konflik: Amerika Serikat vs Jepang dalam Perang Dunia II namun juga tragedi kemanusiaan 66,000 mati dari populasi 255,000

• Karakter: 5 warga Jepang, 1 pastor Jerman• Akses: Hersey bisa interview korban2 di Hiroshima• Emosi: Panik, kebakaran, penasaran, kematian,

kesedihan, kemarahan, pasrah• Waktu: 7 Agustus 1945 • Kebaruan: Bom paling dahyat dalam sejarah

Page 15: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Top 100 Works of American Journalism in 20th Century

1. John Hersey. "Hiroshima." 1946 2. Rachel Carson. "Silent Spring." 1962 3. Bob Woodward and Carl Bernstein. Watergate investigations for the

Washington Post. 1972-73 4. Edward R. Murrow. "This is London . . ." radio reports for CBS on the

German bombing of London. Also collected in book form. 1940 5. Ida Tarbell. "The History of the Standard Oil Company" investigation.

1902-1904 (book 1904) 6. Lincoln Steffens. "The Shame of the Cities." 1902-1904 (book 1904) 7. John Reed. "Ten Days That Shook the World." 1919 8. H.L. Mencken. Coverage of the Scopes "monkey" trial. 1925 9. Ernie Pyle. Reports from Europe and the Pacific during World War II.

1940-45 10. Edward R. Murrow and Fred Friendly. See It Now documentary taking

on Senator Joseph McCarthy. 1954

As selected by Madeleine Blais, Alan Brinkley, David Brinkley, Lydia Chavez, Karen Durbin, Clay Felker, Jeff Greenfield, Pete Hamill, Mary McGrory, Nancy Maynard, Eric Newton, Dorothy Rabinowitz, Gene Roberts, Morley Safer, David Shaw, George Will and Ben

Yagoda; And the New York University Journalism faculty: David Dent, Todd Gitlin, Lamar Graham, Brooke Kroeger, Susie Linfield, Michael Ludlum, Robert Manoff, Anne Matthews, Pamela Newkirk, Michael Norman, Richard Petrow, Mary Quigley, Marcia Rock, Jay Rosen, Stephen Solomon, Mitchell Stephens, Carol Sternhell, Jane Stone and Ellen Willis. Project director: Mitchell Stephens.

Announced March 1999.

Page 16: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Karya ini menghentikan perdebatan antara politisi,

agamawan, dan ilmuwan bom atom.

Kesimpulannya, ujicoba bom atom selayaknya dihentikan!

Page 17: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Struktur “Hiroshima”

1. A Noiseless Flash 2. The Fire3. Details are being Investigated4. Panic Grass and Feverfew

Hersey menyajikan detail dan akurasi yang “biblical” sehingga kelak orang-orang Jepang itu menyatakan tak ada satu pun yang salah

Shawn dan Ross setuju pada struktur ini tapi Shawn usul dijadikan satu laporan utuh Ross mulanya ragu-ragu karena 30,000 kata akan menghabiskan seluruh 68 halaman majalah.

Ross butuh seminggu untuk berpikir dan mengambil keputusan “ya”Ross mengganti judul lebih sederhana, hanya “Hiroshima”

Page 18: Bagaimana John Hersey Meliput dan Menulis "Hiroshima"

Nakamura dan Hersey

Hersey membebaskan siapapun untuk mencetak edisi bahasa Jepang, Hiroshima-shi.

Pada 1985, Hersey mengunjungi Hatsuyo Nakamura.

Nakamura sedih menerima telegram berbunyi: “John Hersey died at home in Key West, Florida on March 24, 1993. He told me to inform you before. Regards, Barbara Hersey.”