Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay ... · PDF fileNo. Katalog :...
Transcript of Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay ... · PDF fileNo. Katalog :...
Katalog BPS : 4102002.1204
Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah
Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631) 371082
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tapanuli Tengah 2011
No. Katalog : 4102002.1204
No. Publikasi : 12045.11.30
Ukuran Buku : (15 x 21) cm
Jumlah halaman : 59 halaman
Naskah :
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Tapanuli Tengah
Tim Penyusun Naskah : Penanggungjawab Umum : Sunanto, SE
Editor dan Penanggungjawab Teknis : Ir. Sudarni
Koordinator : Syaiful Amry, SE
Anggota : Sahwin Tanjung
Gambar Kulit :
Seksi Integrasi, Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah
Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N Daulay No. – Pandan Telp. 371082
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran sehingga publikasi yang berjudul “INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2011” dapat diterbitkan.
Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan manusia suatu wilayah, yang diukur melalui angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran konsumsi per kapita. Publikasi ini diharapkan dapat dijadikan pedoman terutama untuk perencanaan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kami menyadari dalam publikasi ini masih banyak kekurangan, untuk itu dimohon kesediaan para pemakai data untuk memberikan saran demi penyempurnaan pembuatan publikasi dimasa yang akan datang. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini. Semoga buku ini bermanfaat.
Pandan , Oktober 2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Kepala, S u n a n t o, SE NIP. 19591022 198302 1 001
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 2
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 2
1.2. Tujuan Analisis ................................................................................... 4
1.3. Sumber Data ....................................................................................... 4
II. TEKNIK PENGHITUNGAN IPM .................................................... 7
2.1. Cara Penghitungan IPM ................................................................... 8
2.2. Konsep dan Definisi .......................................................................... 10
2.3. Ukuran Perkembangan IPM ............................................................. 12
III. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH ......... 18
3.1. Geografis dan Kependudukan ........................................................... 18
3.2. Pendidikan ........................................................................................ 19
3.3. Ketenagakerjaan ................................................................................. 22
3.4. Kesehatan .......................................................................................... 26
3.5. Konsumsi/Pengeluaran ...................................................................... 28
3.6. Perumahan ....................................................................................... 30
IV. ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA ........................ 32
4.1. IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010 dan 2011 ................. 32
4.2. Pemanfaatan IPM dalam Perencanaan Pembangunan Daerah ........ 38
4.3. Perbandingan IPM antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara ......... 41
V. PENUTUP .......................................................................................... 44
LAMPIRAN 48-56
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
iii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Lampiran Judul Tabel Hal
1. Jumlah Sarana Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011
48
2. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011
49
3. Persentase Rumahtangga Menurut Sumber
Penerangan di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun
2009-2011
50
4. Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Air
Minum di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009-
2011
51
5. Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air
Minum di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009-
2011
52
6. Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Tempat
Buang Air Besar di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun
2009-2011
53
7. Jumlah Sarana Pendidikan Per Kecamatan di
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011
54
8. Jumlah Tenaga Pendidik Per Kecamatan di Kabupaten
Tapanuli Tengah tahun 2011
55
9. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab.
Tapanuli Tengah Tahun 2007-2011
56
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
2
1.1. Latar Belakang
Manusia merupakan subyek dan sekaligus obyek dari
pembangunan. Sebagai subyek dari pembangunan artinya manusia
sebagai pelaku dari jalannya roda pembangunan disuatu daerah.
Sedangkan manusia sebagai obyek dari pembangunan artinya
manusia menjadi faktor yang dituju dari beberapa pembangunan
yang ada untuk peningkatan kualitas pembangunan manusia.
Pembangunan manusia merupakan upaya untuk meningkatkan
kehidupan yang lebih layak bagi penduduk di suatu daerah, yaitu
melalui perencanaan program-program pembangunan daerah.
Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan
konsep yang menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk,
baik secara fisik, mental maupun spiritual. Pembangunan yang
dilakukan menitikberatkan pada pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) seiring dengan pembangunan di bidang lainnya.
Dengan adanya pemberdayaan penduduk disegala bidang
diharapkan setiap daerah memiliki SDM yang berkualitas,
produktif dan efisien, sehingga dapat diandalkan diberbagai bidang
kehidupan. Pemberdayaan penduduk ini meliputi aspek moral
(iman dan taqwa), aspek fisik (kesehatan), aspek ilmu pengetahuan
PENDAHULUAN 1
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
3
(pendidikan) dan aspek kesejahteraan ekonomi (daya beli
penduduk).
Salah satu pendekatan untuk mengetahui keberhasilan
pengembangan sumber daya manusia adalah Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) atau Human Development Index. IPM digunakan
untuk mengukur keberhasilan kinerja suatu negara dalam bidang
pembangunan manusia. Konsep IPM mulai digunakan UNDP sejak
tahun 1990 untuk mengukur upaya pembangunan manusia di suatu
negara. IPM merupakan indikator komposit tunggal yang
digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia
yang telah dilakukan di suatu wilayah. Walaupun tidak dapat
mengukur semua dimensi dari pembangunan, namun mampu
mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang
mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities)
penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang dan
sehat yang diukur melalui Angka Harapan Hidup (AHH) waktu
lahir, berpengetahuan dan berketrampilan yang diukur dengan
Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS),
serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
kehidupan yang lebih layak diukur dengan pengeluaran konsumsi.
IPM harus dilihat sebagai penyederhanaan dari luasnya
dimensi dari pembangunan manusia, karena hanya mencakup tiga
komponen. Oleh karena itu, IPM perlu dilengkapi dengan kajian-
kajian yang lengkap dan analisis yang akurat untuk menjelaskan
tentang program pembangunan manusia. Beberapa program
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
4
pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pada akhirnya
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Untuk
pencapaian tujuan tersebut, diperlukan suatu indikator yang dapat
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan program-program
pembangunan. Indikator ini terdiri dari indikator ekonomi dan
indikator sosial yang dijabarkan dalam berbagai komponen yang
membentuk indikator Indeks Pembangunan Manusia.
1.2. Tujuan Analisis
Analisis ini bertujuan :
1. Mengetahui komponen IPM, yaitu Angka Harapan Hidup,
Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah dan standar
hidup layak konsumsi perkapita Kabupaten Tapanuli Tengah
tahun 2011
2. Mengetahui pencapaian pembangunan manusia
3. Mengetahui kontribusi IPM Kabupaten Tapanuli Tengah
terhadap IPM Propinsi Sumatera Utara
1.3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk penghitungan IPM
adalah data Susenas dan beberapa data sekunder lainnya yang dapat
dijadikan referensi untuk memperkaya analisis ini.
Susenas adalah survei yang dilaksanakan setiap tahun
untuk mendapatkan data sosial kependudukan yang cakupannya
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
5
relatif sangat luas. Data yang dikumpulkan antara lain
menyangkut bidang pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, sosial
ekonomi lainnya, kegiatan sosial budaya, konsumsi/pengeluaran
dan pendapatan rumah tangga, perjalanan dan pendapat
masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangganya.
Sejak tahun 1992, BPS melalui Susenas mengumpulkan
data Kor (keterangan pokok) dan data Modul (keterangan khusus)
setiap tahun. Data Modul dikumpulkan bersamaan dengan data
Kor, mencakup modul konsumsi dan pengeluaran rumah tangga,
modul pendidikan dan sosial budaya, serta modul perumahan dan
kesehatan.
Sejak tahun 2011 pelaksanaan Susenas dilaksanakan
triwulanan. Pelaksanaan susenas tahun ini disamping
mengumpulkan data Kor juga mengumpulkan data modul
konsumsi dan pengeluaran rumah tangga. Di Kabupaten Tapanuli
Tengah ada 140 sampel rumahtangga untuk setiap triwulannya.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
7
Pembangunan manusia merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk memperbaiki kualitas penduduk, hal ini dapat
ditempuh dengan cara meningkatkan kapasitas dasar dan daya beli.
Peningkatan kapasitas dasar adalah upaya untuk meningkatkan
produktivitas penduduk melalui pengembangan pengetahuan dan
pendidikan serta perbaikan derajat kesehatan penduduk. Upaya ini
merupakan bagian dari fungsi dan tanggung jawab pemerintah
dalam menyediakan fasilitas sosial ekonomi dasar. Sedangkan
peningkatan daya beli dapat ditempuh melalui perbaikan ekonomi,
sehingga tercipta perluasan kesempatan kerja.
Dalam upaya peningkatan efektivitas pembangunan
manusia, tidak terlepas dari penggunaan data statistik baik untuk
perencanaan, pemantauan maupun evaluasi. Perencanaan
pembangunan dengan didukung oleh data statistik yang baik akan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPS mengadakan sensus
dan survei yang berkaitan dengan berbagai kegiatan pengumpulan
data, seperti masalah kependudukan dan kesejahteraan.
Sensus/survei yang dilakukan antara lain : Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS), Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS),
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Survei
Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI). Hasil yang
TEKNIK PENGHITUNGAN IPM 2
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
8
didapat dari pengumpulan data tersebut khususnya Susenas Kor,
dapat dibentuk berbagai indikator kependudukan dan
kesejahteraan masyarakat. Indikator ini dapat digunakan untuk
melihat kemajuan pembangunan.
2.1. Cara Penghitungan IPM
Indeks komposit pembangunan manusia adalah alat ukur
yang dapat digunakan untuk melihat pencapaian pembangunan
manusia antar wilayah dan antar waktu. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) adalah indeks komposit yang disusun dari tiga
indikator, yaitu lama hidup yang diukur melalui angka harapan
hidup, pendidikan diukur melalui rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf serta standar hidup yang diukur dengan pengeluaran
per kapita.
Secara umum, IPM merupakan rata-rata sederhana dari
ketiga komponen tersebut, dapat dituliskan sebagai berikut :
IPM = 3
1 ( Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3 )
Dimana :
X1 = Indeks Lamanya Hidup
X2 = Indeks Tingkat Pendidikan
X3 = Indeks Tingkat Kehidupan yang layak
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
9
Indeks Tingkat Pendidikan : X2 = 3
1 X21 +
3
2 X22
dimana : X21 = Indeks Rata-rata Lamanya Sekolah
X22 = Indeks Melek Huruf penduduk usia 10 tahun
keatas
Masing-masing indeks tersebut diperoleh dari indikator-indikator
yang dihitung berdasarkan kondisi terburuk dan kondisi ideal dari
setiap faktor. Indeks komponen IPM merupakan perbandingan
antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan
selisih maksimum dan nilai minimum indikator yang
bersangkutan.
Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut :
Indeks X(i) = (X(i) - X(i) min) / (X(i) maks - X(i) min)
Dimana :
X(i) = Indikator ke-i (i = 1,2,3,4)
X(i) min = Nilai minimum X(i)
X(i) maks = Nilai maksimum X(i)
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
10
Tabel 2.1.1
Kondisi Ideal (sasaran) dan Kondisi Terburuk Komponen IPM
2.2. Konsep dan Definisi
1. Indikator adalah petunjuk yang memberikan indikasi tentang
suatu keadaan dan merupakan gambaran dari keadaan
tersebut.
2. Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata
lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk
dari sejak lahir.
Faktor Komponen Kondisi
Ideal Terburuk
Kelangsungan Hidup
(Lamanya Hidup)
Angka Harapan
Hidup (Tahun) 85,0 25,0
Pengetahuan
(Tingkat Pendidikan)
Angka Melek
Huruf (Persen) 100 0
Rata-rata Lama
Sekolah (Tahun) 15 0
Daya Beli
(Tingkat Kehidupan
yang Layak)
Konsumsi Riil
Perkapita (Rp) 732.720 300.000
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
11
3. Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia
10 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis (huruf latin
maupun huruf lainnya).
4. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah lama sekolah (tahun)
penduduk usia 10 tahun ke atas
5. Konsumsi Riil Perkapita adalah pengeluaran perkapita untuk
makanan dan bukan makanan
6. Indeks lamanya hidup adalah perbandingan antara selisih
angka harapan hidup dengan nilai minimumnya dan selisih
nilai maksimum dengan minimum angka harapan hidup
tersebut.
7. Indeks tingkat pendidikan adalah rata-rata dari penjumlahan
antara indeks melek huruf dengan indeks rata-rata lama
sekolah
8. Indeks tingkat kehidupan yang layak adalah perbandingan
antara selisih nilai konsumsi riil per kapita dengan nilai
minimumnya dan selisih nilai maksimum dengan minimum
konsumsi riil per kapita tersebut.
9. Indeks Pembangunan Manusia adalah indikator yang dapat
mengukur tingkat kinerja dan merupakan urutan skala
perbandingan kualitas pembangunan manusia dan penilaian
beberapa komponen.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
12
2.3. Ukuran Perkembangan IPM
Pencapaian pembangunan manusia dapat dilihat dari dua
segi, yaitu :
1. Meningkatnya status pembangunan manusia dapat dilihat
berdasarkan nilai IPM suatu daerah. Nilai IPM ini
mencerminkan kualitas penduduk yang tinggal di daerah
tersebut. Kenaikan/penurunan nilai IPM secara tidak langsung
merupakan gambaran kondisi kesejahteraan penduduk disuatu
daerah.
Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), UNDP
membagi tingkatan status pembangunan manusia suatu
wilayah kedalam tiga golongan yaitu rendah (kurang dari 50),
sedang atau menengah (antara 50 sampai 80), dan tinggi (80
keatas). Untuk keperluan daerah tingkat II (level kabupaten),
tingkatan status menengah dibagi menjadi dua, yaitu
menengah bawah dan menengah atas, dengan kriteria sebagai
berikut :
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
13
Tabel 2.3.1
Tingkatan Status Pembangunan Manusia
Tingkatan Status Kriteria
Rendah IPM 50
Menengah Bawah 50 IPM 66
Menengah Atas 66 IPM 80
Tinggi IPM 80
Klasifikasi status pembangunan manusia dapat digunakan
untuk menunjukkan apakah upaya pembangunan yang telah
dilakukan dapat meningkatkan “kelas” suatu wilayah. Jika
“kelas” wilayahnya meningkat berarti terjadi peningkatan
kesejahteraan penduduk.
2. Membuat peringkat berdasarkan besaran IPM yang dapat
menunjukkan secara relatif kinerja pembangunan suatu
wilayah terhadap wilayah lain. Dengan diketahuinya
peringkat IPM, maka tingkat kesejahteraan disuatu daerah
dapat dibandingkan dengan daerah lain. Besaran IPM
merupakan besaran kumulatif selama beberapa tahun dan
periode terakhir, maka peringkat yang dihasilkan juga
merupakan hasil kerja kumulatif beberapa masa pemerintahan.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
14
Tabel 2.3.2
Diagram Analisis Situasi Pencapaian Pembangunan Manusia
Determinan
(Indikator)
Kelangsungan
Hidup (Angka
Kematian Bayi)
Pengetahuan
(Lama
Sekolah)
Daya Beli
(Konsumsi
perkapita)
Sebab
langsung
Persentase
penolong
kelahiran oleh
tenaga medis
rendah
Persentase
partisipasi
sekolah 13-18
tahun rendah
Tingkat upah/
pendapatan
rendah
Sebab tidak
langsung
Pemeriksaan
status gizi ibu
hamil
Fasilitas
pendidikan
Kesempatan
kerja
Sebab
mendasar
Kemiskinan,
pendidikan
Kemiskinan,
pendidikan
Pertumbuhan
ekonomi
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
15
Komponen IPM dapat digambarkan sebagai berikut :
Diagram Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Kesehatan Pendidikan Pendapatan
Angka
Harapan
Hidup
Angka
Melek
Huruf
Rata-rata
Lama
Sekolah
Konsumsi Riil
Perkapita
Indeks
Melek
Huruf
Indeks Rata-
rata Lama
Sekolah
Indeks
Lamanya
Hidup
Indeks Tingkat Pendidikan
Indeks
Tingkat
Kehidupan
Layak
IPM
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
16
Tabel 2.2.1
Daftar Komoditi Terpilih Untuk Menghitung
Paritas Daya Beli (PPP)
No. Komoditi Unit Sumbangan terhadap
total konsumsi (%)
(1) (2) (3) (4)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27
Beras lokal
Tepung terigu
Ketela pohon
Ikan tongkol
Ikan teri
Daging sapi
Daging ayam kampung
Telur ayam
Susu kental manis
Bayam
Kacang panjang
Kacang tanah
Tempe
Jeruk
Pepaya
Kelapa
Gula Pasir
Kopi bubuk
Garam
Merica/lada
Mie instant
Rokok kretek/filter
Listrik
Air minum
Bensin
Minyak tanah
Sewa rumah
Kg
Kg
Kg
Kg
Ons
Kg
Kg
Butir
397 gram
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Butir
Ons
Ons
Ons
Ons
80 gram
10 batang
Kwh
M3
Liter
Liter
Unit
7,25
0,10
0,22
0,50
0,32
0,78
0,65
1,48
0,48
0,30
0,32
0,22
0,79
0,39
0,18
0,56
1,61
0,60
0,15
0,13
0,79
2,86
2,06
0,46
1,02
1,74
11,56
Total 37,52
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
18
3.1. Geografis dan Kependudukan
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu
kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang wilayahnya berbatasan
dengan lautan. Kabupaten ini mempunyai wilayah seluas 2.194,98
Km2 dan secara Geografis terletak pada 1011’00” - 2022’00” Lintang
Utara dan 98007’ – 98012’ Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten
Tapanuli Tengah yaitu sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Utara, sebelah Barat berbatasan dengan
Samudera Indonesia, sebelah Utara berbatasan dengan Nangroe
Aceh Darussalam dan sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Selatan. Pada tahun 2011 Kabupaten Tapanuli
Tengah mempunyai 20 kecamatan dengan 147 desa dan 30
kelurahan.
Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli
Tengah sebanyak 314.142 jiwa dengan rincian 157.881 penduduk
laki-laki dan156.261 penduduk perempuan. Sehingga Rasio Jenis
Kelamin (Sex Ratio) sebesar 101,04 yang artinya pada setiap 10.000
orang penduduk perempuan terdapat 10.104 penduduk laki-laki.
Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jumlah penduduk laki-laki
dan perempuan tidak terlalu signifikan.
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH 3
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
19
Jika dibedakan menurut kelompok umur menunjukkan
bahwa terdapat 38,38 persen penduduk yang berumur kurang dari
15 tahun. Pada kelompok umur 15 – 64 tahun terdapat 57,76
persen dari total penduduk dan terdapat 3,39 persen penduduk
yang berumur di atas 64 tahun. Sehingga Angka Beban
Ketergantungan (Dependency Ratio) 73,58 persen artinya pada
setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung 74 orang
penduduk usia tidak produktif.
3.2. Pendidikan
Salah satu komponen yang dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia adalah pendidikan, karena pendidikan
sebagai komponen terpenting bagi modal dasar pembangunan.
Kemajuan pembangunan di segala bidang akan tercapai jika
didukung oleh sumber daya alam yang cukup dan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Adanya kebijakan Bupati sebagai kepala pemerintahan
kabupaten terhadap bidang pendidikan akan memberi warna dan
corak pendidikan di Kabupaten Tapanuli Tengah, sehingga dengan
melihat perkembangan pendidikan yang ada akan dapat menjadi
tolok ukur utama untuk mengetahui keberhasilan di kabupaten ini.
Pemerintah harus terus berupaya meningkatkan taraf pendidikan
masyarakat melalui program-program pembangunan pendidikan
serta pembangunan sarana dan prasarana penunjang pendidikan.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
20
Sehingga dengan adanya peningkatan pendidikan diharapkan taraf
hidup dan kesejahteraan juga meningkat.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan merupakan salah
satu indikator pokok untuk mengetahui kualitas pendidikan
manusia. Secara umum, dari tahun 2010 tingkat pendidikan
penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah mengalami peningkatan,
kondisi ini dicerminkan oleh makin menurunnya persentase
penduduk yang tidak/belum sekolah.
Tabel 3.2.1.
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tahun 2010 dan 2011
Sumber : BPS, susenas 2010 – 2011
Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan
2010 2011
L P L + P L P L + P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tidak/Belum Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
SD sederajat
SLTP sederajat
SLTA ke atas
2,09
29,88
25,17
20,02
22,83
4,81
29,81
24,37
18,99
24,74
3,49
29,84
24,76
19,49
22,42
2,10
26,75
27,43
21,37
22,35
6,40
26,71
25,61
18,16
23,12
4,26
26,73
26,52
19,76
22,73
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
21
Pada tahun 2010 dan 2011, persentase terbesar penduduk
menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan berada pada
penduduk yang tidak/belum tamat SD yaitu sebesar 29,84 persen
tahun 2010 dan 26,73 persen pada tahun 2011.
Berdasarkan hasil pendataan SUSENAS, semakin tinggi
jenjang pendidikan, semakin berkurang jumlah penduduk yang
menamatkannya. Pada tahun 2011 persentase penduduk yang
menamatkan pendidikan SLTP sederajat 19,79 persen. Sedangkan
Penduduk yang menamatkan pendidikan SLTA sederajat, D1&2,
D3, dan D-4/S1 ke atas semuanya berjumlah sebesar 22,73 persen.
Kualitas sumber daya manusia terutama pendidikan
menjadi unsur penting untuk mencapai keberhasilan pembangunan
di segala bidang. Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
tersebut adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM). Keberhasilan program wajib belajar 9
tahun yang telah lama dicanangkan oleh pemerintah
memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan. Keberhasilan
program wajib belajar 9 tahun ini terlihat dari semakin
meningkatnya partisipasi sekolah penduduk pada kelompok usia
sekolah dasar (7-12 tahun) dan pada penduduk kelompok usia
sekolah SLTP (13-15 tahun). Pada tahun 2011 di Kabupaten
Tapanuli Tengah, APM untuk sekolah SD sebesar 90,11 persen,
APM untuk sekolah SMTP sebesar 64,40 persen dan APM untuk
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
22
sekolah SMTA sebesar 56,87 persen sedangkan APM untuk
Diploma dan sarjana sebesar 13,78 persen.
Tabel 3.2.2.
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Kriteria Jenis Kelamin SD SMTP SMTA Diploma/
Sarjana
(1) (2) (3) (4) (5)
APK Laki-laki
Perempuan
Jumlah
106,53
99,20
102,87
86,25
86,80
86,52
75,72
80,16
77,94
19,70
19,04
19,37
APM Laki-laki
Perempuan
Jumlah
91,29
88,93
90,11
63,34
65,47
64,40
54,34
59,39
56,87
11,21
16,34
13,78
Sumber : BPS, Susenas 2011
3.3. Ketenagakerjaan
Konsep usia kerja yang dipakai adalah 15 tahun ke atas.
Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan
sedang mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) merupakan perbandingan antara angkatan kerja dengan
penduduk usia kerja (penduduk usia 15 tahun ke atas). Sedangkan
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
23
6.52
7.05
5.22
8.46
5.15
5.22
2009
2010
2011
Gambar 1.Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2010-2011
Perempuan Laki-laki
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara
penduduk yang mencari kerja dengan angkatan kerja.
Pada tahun 2011 TPAK di Kabupaten Tapanuli Tengah
sebesar 74,03 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
TPAK tahun
sebelumnya
sebesar 73,55
persen. TPAK
penduduk laki-
laki mencapai
74,03 persen pada
tahun 2011,
sedangkan TPAK
penduduk
perempuan hanya
sebesar 74,03
persen.
Pada tahun 2011 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Kabupaten Tapanuli Tengah lebih rendah dibandingkan dengan
TPT tahun sebelumnya. Tahun 2011, TPT sebesar 5,22 persen,
sementara itu tahun sebelumnya telah mencapai 6,24 persen.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
24
Tabel 3.3.1.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
TPAK/TPT 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
TPAK
Laki-laki
Perempuan
TPT
Laki-laki
Perempuan
75,26
84,33
65,64
7,34
6,52
8,46
73,55
85,04
62,24
6,24
7,05
5,15
74,03
74,03
74,03
5,22
5,22
5,22
Sumber : BPS, Inkesra 2009-2011
Mayoritas penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah bekerja
di sekor pertanian. Sektor pertanian ini mencakup pertanian
tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan. Faktor pendukung penduduk bekerja di sektor
pertanian antara lain, sektor ini memerlukan banyak tenaga kerja,
dan tenaga kerja yang dibutuhkan). Pada tahun 2011 penduduk
yang bekerja di sektor pertanian sebesar 94.700 orang. Jika
dibedakan menurut jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
25
usia 15 Tahun keatas yang bekerja di sektor pertanian pada tahun
2011 sebesar 47.594 orang, sedangkan penduduk perempuan yang
bekerja di sektor ini sebesar 47.106 orang.
Tabel 3.3.2
Jumlah Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Selama Seminggu yang Lalu
Menurut Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin
Tahun 2011
Lapangan Usaha Utama L P L + P
(1) (2) (3) (4)
Pertanian
Industri
Perdagangan, Rumah Makan
dan Jasa Akomodasi
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya
47.594
1.926
8.750
6.443
4.491
47.106
1.906
8.660
6.377
4.445
94.700
3.832
17.410
12.820
8.936
Jumlah 69.204 68.494 137.698
Sumber : BPS, Inkesra 2011
Selain sektor pertanian, sektor perdagangan merupakan sektor
kedua terbesar yang banyak menyerap tenaga kerja. Penduduk
Kabupaten Tapanuli Tengah yang bekerja di sektor perdagangan
sebesar 17.410 pada tahun 2011. Sektor ketiga yang banyak
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
26
menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa. Sektor jasa-jasa
hanya menyerap tenaga kerja sebesar 12.820.
3.4 Kesehatan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat jasmani dan
rohani merupakan modal dasar pembangunan, karena bila SDM
sehat maka akan menghasilkan masyarakat yang sehat, dimana
masyarakat ini akan menjadi pelaku dan sasaran pembangunan.
Oleh karena itu, pemerintah mempunyai peran yang sangat penting
dalam mewujudkan derajat kesehatan penduduk. Pemerintah
melalui berbagai program dibidang kesehatan berupaya terus untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu, bayi dan
balita. Hal ini berhubungan erat dengan kehamilan ibu, proses
kelahiran dan kelangsungan hidup anak sebagai generasi penerus
bangsa.
Di pihak lain, setiap orang bertanggung jawab terhadap
kesehatan dirinya, keluarga dan lingkungannya. Selain adanya
program-program penyuluhan tentang pentingnya sehat, kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan juga diperlukan guna
peningkatan derajat kesehatan suatu bangsa.
Salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
penduduk di suatu daerah adalah persentase penolong kelahiran
balita. Keberhasilan penolong kelahiran dan kemampuan seorang
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
27
ibu untuk melahirkan anaknya sangat penting guna kelangsungan
kehidupan anak tersebut selanjutnya. Oleh sebab itu, suatu
keluarga perlu membuat keputusan yang paling tepat untuk
memilih penolong kelahiran anaknya. Telah banyak fasilitas yang
diberikan pemerintah untuk memudahkan penduduk miskin agar
mampu berobat ke rumah sakit ataupun puskesmas melalui
program askeskin dan jamkesmas.
Tabel 3.4.1
Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran
Di Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2009-2011
Sumber : BPS, Susenas 2009-2011
Pada tahun 2011, sebagian besar ibu hamil di Kabupaten
Tapanuli Tengah memilih bidan sebagai penolong kelahiran
Penolong Waktu Lahir 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
Dokter
Bidan
Tenaga Medis
Dukun
Famili/lainnya
3,37
80,48
1,23
12,20
2,73
13,26
69,31
0,00
12,28
5,14
7,18
73,43
0,87
10,45
8,07
Jumlah 100,00 100,00 100,00
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
28
bayinya yaitu sebesar 73,43 persen, angka ini lebih tinggi
dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 69,31 persen. Sedangkan
ibu hamil yang meminta pertolongan kelahirannya kepada dokter
mengalami penurunan, dari 13,26 persen pada tahun 2010 dan
tahun 2011 mencapai 7,18 persen.
Selain meminta pertolongan kepada bidan dan tenaga
medis, ternyata masih terdapat 10,45 persen proses kelahiran bayi
dibantu dukun dan ada juga yang hanya dibantu oleh famili atau
lainnya sebesar 8,07 persen pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan
bahwa masih ada penduduk yang percaya pada penolong kelahiran
dengan menggunakan peralatan tradisional.
3.5 Konsumsi/Pengeluaran
Pendapatan rumahtangga merupakan bagian dari
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang diterima oleh
rumahtangga. Pendapatan perkapita atas dasar pendekatan
pengeluaran dari hasil Susenas digunakan untuk mengetahui
perkembangan pendapatan rumahtangga. Dengan diketahuinya
perubahan pengeluaran per kapita sebulan untuk setiap tahunnya,
maka dapat diketahui pula apakah ada kenaikan/penurunan
pendapatan penduduk. Pendapatan yang diterima rumahtangga
setiap bulannya berpengaruh pada kemampuan daya beli terhadap
berbagai kebutuhan rumahtangga tersebut.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
29
Pada tahun 2011, modus pengeluaran penduduk perkapita
sebulan berada pada golongan pengeluaran lebih dari Rp 500.000
sebanyak 51,59 persen, kemudian golongan pengeluaran kedua
antara Rp 300.000 – Rp 399.999 yaitu sebesar 16,62 persen,
kemudian golongan pengeluaran ketiga golongan pengeluaran
kedua antara Rp 200.000 – Rp 299.999 sebesar 16,39 persen.
Tabel 3.5.1
Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran
Per Kapita Sebulan Di Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2011
Golongan Pengeluaran 2011
(Rp)
(1) (2)
Kurang dari 80.000
80.000 – 99.999
100.000 – 149.999
150.000 – 199.999
200.000 – 299.999
300.000 – 399.999
400.000 – 499.999
500.000 dan lebih
0,00
0,08
0,68
3,54
16,39
16,62
11,10
51,59
Jumlah 100,00
Sumber : BPS, Inkesra 2010 - 2011
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
30
3.6 Perumahan
Kondisi perumahan di suatu daerah dapat
menggambarkan kesejahteraan penduduknya, karena dari keadaan
ini dapat dilihat kemampuan daya beli penduduk terhadap barang-
barang pembentuknya. Pada tahun 2011, sebagian besar (98,51
persen) rumahtangga-rumahtangga di Kabupaten Tapanuli Tengah
lantai rumahnya bukan tanah.
Rumahtangga yang menggunakan dinding tembok pada
tahun 2011 sebesar 30,48 persen, angka ini lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 36,19 persen.
LANTAI Bukan Tanah DINDING Tembok
94.1133.1696.73
28.42
96,73 36.19
98.5130.48
Per
sen
tase
Gambar 2.Persentase Rumahtangga
Menurut Kondisi Fisik Perumahan di Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2008-2011
2008
2009
2010
2011
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
32
4.1 IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010 dan 2011
Perubahan tingkat kesejahteraan manusia disuatu daerah
dapat dilihat dari perubahan nilai Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dalam kurun waktu beberapa tahun. Menurut Human
Development Report (HDR) tahun 1990, pembangunan manusia
adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang
dimiliki manusia. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan
sebagai tujuan akhir, sedangkan upaya pembangunan merupakan
sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Diantara pilihan tersebut
yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan sehat, berilmu
pengetahuan dan mempunyai akses terhadap sumber daya yang
dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.
Menurut UNDP, untuk menjamin tercapainya tujuan
pembangunan manusia perlu diperhatikan beberapa elemen yaitu,
produktivitas, pemerataan, berkelanjutan dan pemberdayaan.
Penduduk disuatu daerah harus ditingkatkan kemampuan,
kreativitas dan produktivitasnya, sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam perluasan lapangan pekerjaan. Hal ini akan
sangat berpengaruh pada peningkatan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi harus dikombinasikan dengan
pemerataan hasil-hasil pembangunan yang akan dinikmati oleh
penduduk. Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk
ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 4
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
33
mendapatkan akses terhadap semua sumber daya yang ada.
Sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang
ada dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.
Pemerataan kesempatan ini harus tersedia baik untuk generasi
sekarang maupun generasi yang akan datang, oleh karena itu
sumber daya yang tersedia harus selalu diperbaharui. Semua
elemen penduduk baik laki-laki maupun perempuan harus
diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan
pelaksanaan keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi
kehidupan.
Tabel 4.1.1
Indeks dan Kualitas Pembangunan Manusia
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007-2011
Tahun IPM Status
(1) (2) (3)
2007 70,01 Menengah Atas
2008 70,48 Menengah Atas
2009 70,91 Menengah Atas
2010 71,21 Menengah Atas
2011 71,54 Menengah Atas
Sumber : Indikator Ekonomi dan Kesra, 2010-2011
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
34
Pembangunan manusia di Kabupaten Tapanuli Tengah
harus terus ditingkatkan dalam menghadapi era persaingan bebas
dan untuk pelaksanaan otonomi daerah. Secara umum, IPM
Kabupaten Tapanuli Tengah pada periode 2007-2010 mengalami
peningkatan secara terus menerus, walaupun masih dalam status
IPM yang sama yaitu menengah atas. Pada tahun 2011 nilai IPM
Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 71,54 sedikit meningkat
dibandingkan tahun 2010 dengan nilai IPM 71,21.
Peningkatan nilai IPM ini tentunya sangat ditentukan oleh
ketiga komponen IPM itu sendiri, yaitu komponen peluang hidup,
komponen pendidikan dan komponen daya beli. Terjadinya
kenaikan pada setiap komponen berpengaruh pula pada kenaikan
nilai IPM.
Tabel 4.1.2
Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
Komponen 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,91 68,11 68,26
Angka Melek Huruf (%) 95,75 95,78 95,78
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,12 8,13 8,15
Pengeluaran Riil Per Kapita yang
telah Disesuaikan (Rp.000) 616,80 618,97 622,02
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
35
IPM 70,91 71,21 71,54
Sumber : BPS
4.1.1 Aspek Kesehatan
Komponen IPM berupa Angka Harapan Hidup (AHH)
masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah dari tahun 2009-2011 terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 AHH sebesar 67,91
tahun kemudian meningkat menjadi 68,11 tahun pada tahun 2010,
dan akhirnya pada tahun 2011 meningkat kembali menjadi 68,26
tahun. Peningkatan AHH ini tidak terlepas dari berbagai aspek
pendukung kehidupan masyarakat, seperti sarana kesehatan yang
tersedia, peningkatan pelayanan kesehatan yang diperoleh
masyarakat, fasilitas lingkungan yang tersedia untuk kebutuhan
sehari-hari serta kebiasaan hidup masyarakat itu sendiri.
Di Kabupaten Tapanuli Tengah telah dibangun berbagai
fasilitas kesehatan umum untuk pelayanan kesehatan. Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah, sarana
kesehatan di Kabupaten Tapanuli Tengah sudah menjangkau
hampir disetiap pelosok wilayah. Bahkan terdapat pula posyandu
yang sudah tersebar di seluruh desa/kelurahan, fasilitas ini semakin
mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan
(lampiran 1).
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
36
Selain tersedianya fasilitas yang memadai, program yang
digulirkan oleh pemerintah juga sangat membantu masyarakat
untuk memperbaiki taraf kesehatannya. Program yang digulirkan
oleh pemerintah dalam rangka memperbaiki kesehatan masyarakat
antara lain, program jamkesmas dan Program Keluarga Harapan
(PKH).
Pada tahun 2011 Setiap kecamatan masing masing telah
memiliki satu unit puskesmas, kecuali Kecamatan Sorkam, Pandan
dan Manduamas telah memiliki 2 unit puskemas. Sehingga jumlah
puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah berjumlah 23
unit, sedangkan puskesmas pembantu ada 95 unit dan terdapat 383
unit posyandu.
Semakin meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan akan
sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat. Pelayanan ini terutama dalam hal pemeriksaan
kehamilan dan penolong kelahiran oleh tenaga medis. Rendahnya
pertolongan persalinan oleh tenaga medis menjadi penyebab
tingginya angka kematian bayi. Untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat diperlukan jumlah tenaga paramedis
yang memadai. Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai 30 dokter,
5 diantaranya merupakan dokter gigi dan 25 orang dokter umum,
dan belum terdapat dokter spesialis. Jumlah dokter ini dirasakan
sangat kurang mengingat luasnya daerah dan jumlah penduduk
yang besar. Bahkan di Kecamatan Kolang belum terdapat dokter.
Kondisi lingkungan tempat tinggal juga berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan masyarakat, jika lingkungannya bersih
dan sehat maka akan meningkatkan derajat kesehatan
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
37
masyarakatnya. Faktor lingkungan ini antara lain dapat dilihat dari
fasilitas fisik perumahan dan sanitasi lingkungan perumahan.
Kondisi fisik perumahan seperti jenis lantai rumah, atap dan
dinding rumah, sedangkan sanitasi lingkungan perumahan seperti
ketersediaan air bersih dan tempat pembuangan tinja. Kondisi
lingkungan yang semakin baik akan berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat.
4.1.2 Aspek Pendidikan
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi mutu sumber
daya manusia adalah tingkat pendidikan. Indikator untuk melihat
perkembangan tingkat pendidikan disuatu daerah adalah Angka
Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Dilihat
dari AMH pada tahun 2011, penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah
sebesar 95,78 persen menunjukkan bahwa masih ada sebagian kecil
masyarakat (4,22 persen) yang tidak dapat membaca dan menulis.
AMH Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2010 dengan AMH
tahun 2011 tidak ada peningkatan yaitu sebesar 95,78 persen.
Informasi mengenai AMH atau buta huruf tidak hanya
penting terhadap hubungannya dengan kecerdasan penduduk,
tetapi juga sangat menentukan sejauh mana tingkat daya adaptasi
seseorang terhadap penguasaan teknologi, komunikasi dan
kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan secara sederhana
(matematis). Buta huruf cenderung menjadi penyebab
keterbelakangan dan kemiskinan penduduk sehingga sedapat
mungkin buta huruf dapat diberantas secara tuntas.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
38
Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Tapanuli
Tengah sebesar 8,15 tahun pada tahun 2011. Angka rata-rata lama
sekolah sebesar 8,15 tahun ini berarti rata-rata penduduk
Kabupaten Tapanuli Tengah hanya bersekolah sampai kelas dua
pada Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP). Tentunya ini
harus menjadi perhatian serius dari berbagai pihak terkait karena
angka ini masih sangat rendah. Padahal pemerintah telah
menggulirkan program wajib belajar 9 tahun, yang berarti rata-rata
penduduk harus dapat menyelesaikan pendidikan minimal tamat
SMTP.
Faktor pendukung terlaksananya program wajib belajar
sembilan tahun antara lain kemudahan dalam pembiayaan
pendidikan dan kemudahan masyarakat untuk menjangkau fasilitas
pendidikan. Untuk itu pemerintah juga telah melaksanakan
Program Keluarga Harapan (PKH) dengan memberikan bantuan
kepada rumah tangga miskin dan mempunyai anak usia sekolah dan
masih sekolah.
4.1.3 Aspek Ekonomi
Indeks daya beli masyarakat merupakan salah satu
komponen IPM. Indeks daya beli dicerminkan oleh pengeluaran
riil per kapita yang telah disesuaikan. Pengeluaran riil perkapita
selama periode 2009-2011 terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2010 pengeluaran riil perkapita sebesar Rp. 618.970 sedikit
demi sedikit terus mengalami kenaikan, sehingga pada tahun 2011
pengeluaran riil perkapita sebesar Rp. 622.020. Salah satu faktor
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
39
yang mempengaruhi daya beli penduduk adalah tingkat pendapatan
penduduk. Jika pengeluaran perkapita penduduk naik, berarti
dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan penduduk juga naik.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Tapanuli
Tengah menunjukkan tanda-tanda ke arah perbaikan, hal ini
terlihat dari makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi kearah
yang lebih baik. Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000, LPE tahun
2011 sebesar 6,27 persen.
4.2 Pemanfaatan IPM dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sangat berperan
penting dalam perencanaan pembangunan di daerah-daerah,
karena dengan diketahuinya IPM maka dapat terlihat tingkat
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Pemanfaatan IPM
dalam perencanaan pembangunan daerah antara lain :
1. Pedoman untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan
daerah
2. Sistem Informasi Pembangunan Manusia
3. Alat pemantau program-program pembangunan manusia
4.2.1 Pedoman untuk mengidentifikasi permasalahan
pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan sangat diperlukan agar arah
dari pembangunan dapat tergambar dengan jelas dan tepat sasaran,
sehingga tujuan yang diharapkan akan dapat tercapai, yaitu tujuan
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
40
yang telah ditetapkan dalam RENSTRADA. Proses perencanaan ini
meliputi evaluasi terhadap berbagai program yang telah
dilaksanakan pada periode sebelumnya. Dalam hal ini diperlukan
adanya kajian mengenai permasalahan pokok yang dihadapi dalam
pelaksanaan berbagai program pembangunan. Melalui proses yang
bertahap, pencapaian tujuan jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang serta penentuan skala prioritas diharapkan
permasalahan tersebut dapat dikurangi. Dengan adanya kajian
tersebut para perencana dapat merancang berbagai program yang
dirumuskan melalui suatu kebijakan umum.
IPM dan komponen indikator pembangunan manusia
merupakan salah satu ukuran utama yang diharapkan dapat
menjadi kunci bagi terlaksananya pembangunan agar lebih terarah.
Kedudukan dan peranan IPM dalam manajemen pembangunan
daerah akan lebih terlihat jika dilengkapi dengan komponen-
komponen pembentuknya, sehingga permasalahan yang ada dapat
diketahui pemecahannya melalui upaya-upaya yang berkaitan
dengan pembangunan manusia.
Identifikasi permasalahan ini dibuat dalam bentuk analisis
situasi pembangunan manusia yang bertujuan untuk mengetahui
kendala-kendala yang ada dalam implementasi program
pembangunan pada periode sebelumnya dan hasil-hasil yang ada
sebagai masukan dalam program pembangunan yang akan datang.
Dengan diketahuinya IPM, maka para pengambil keputusan
diharapkan dapat merumuskan kebijakan tentang langkah-langkah
yang perlu dilakukan pada masa yang akan datang.
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
41
4.2.2 Sistem Informasi Pembangunan Manusia
Analisis situasi pembangunan manusia merupakan suatu
tahapan dalam proses perencanaan yang biasanya dilakukan setelah
tujuan dan sasaran jangka panjang ditetapkan. Analisis yang tepat
dan menyeluruh akan mempermudah tahapan perencanaan
berikutnya, yaitu penetapan prioritas, sasaran jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang serta mengidentifikasi pilihan
kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah
ditetapkan.
IPM sebagai alat yang mengukur status pembangunan
manusia sangat sensitif terhadap perubahan yang sedang terjadi.
Sehingga IPM merupakan sistem informasi pembangunan manusia
yang memusatkan perhatian pada kemajuan dan pencapaian
program sektoral serta kajiannya dalam program nasional.
4.2.3. Alat pemantau program-program pembangunan manusia
Data yang terhimpun dalam sistem informasi pembangunan
manusia adalah data yang dapat menggambarkan status
pembangunan manusia dan hasil-hasil yang telah dicapai pada
periode tahun tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya akan
diperbaharui data-datanya dengan data-data yang baru sehingga
pemantauan tentang upaya pembangunan manusia dapat dilakukan
secara berkesinambungan setiap tahun.
4.3 Perbandingan IPM antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
42
Perkembangan kemajuan dalam pelaksanaan pembangunan
yang sudah dicapai suatu daerah/wilayah, dapat dilihat dengan cara
membandingkan berbagai indeks yang dapat digunakan sebagai
pembanding antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Kemajuan pembangunan manusia disuatu daerah dapat dilihat dari
nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai tolok ukur
keberhasilan pembangunan manusia di daerah tersebut.
Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten dan 8
kota yang dapat dibandingkan tingkat kemajuan pembangunan
manusianya. Diantara 33 kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi
Sumatera Utara, IPM Kota Pematang Siantar menduduki peringkat
pertama (1), peringkat kedua yaitu kota Medan serta yang berada
diperingkat ketiga adalah Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten Nias
Barat merupakan kabupaten yang mempunyai nilai IPM yang
terendah yaitu 67,05. Diantara 33 kabupaten/kota yang ada di
Propinsi Sumatera Utara nilai IPM Kabupaten Tapanuli Tengah
berada pada peringkat 27, dengan Nilai IPM sebesar 71,54. Tabel 4.3.1
Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Sumatera Utara
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2011
No Kabupaten/Kota
Angka
Harapan
Hidup
(Tahun)
Angka
Melek
Huruf (%)
Rata-rata
Lama
Sekolah
(Tahun)
Konsumsi Per
Kapita
Disesuaikan
(Ribu Rp)
IPM Ranking
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
43
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan
Pakpak Barat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhan Batu Selatan
Labuhan Batu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Sibolga
Tanjung Balai
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padang Sidempuan
Gunung Sitoli
69,77
63,70
67,34
68,26
70,02
70,75
70,02
69,13
69,08
68,59
72,29
70,88
69,12
70,36
67,96
67,81
69,84
69,08
68,71
66,62
67,09
70,23
69,97
69,24
69,23
70,29
70,76
72,29
71,47
72,06
71,89
69,72
70,29
90,44
99,33
99,83
95,78
98,60
98,35
97,96
97,01
97,50
98,09
98,72
98,53
96,96
85,20
98,21
96,52
97,47
97,80
95,27
99,53
99,66
98,93
98,53
89,19
84,30
99,29
98,99
99,47
98,73
99,36
99,19
99,70
94,75
6,45
7,92
8,95
8,15
8,97
9,89
8,53
7,90
8,70
8,91
9,22
9,50
8,78
6,33
9,31
8,20
9,54
8,65
7,61
8.89
8,40
8,21
8,01
6,10
5,88
9,72
8,89
10,89
9,90
10,84
9,99
10,19
8,72
610,30
639,92
646,21
622,02
635,19
649,31
638,21
633,82
635,71
630,60
628,55
635,17
631,93
604,98
616,75
617,58
625,88
631,93
632,09
636,33
628,99
631,66
633,10
608,33
611,71
632,51
627,56
637,56
642,57
638,19
636,38
632,41
615,15
69,03
71,00
74,39
71,54
74,77
76,88
74,53
73,02
73,84
73,48
75,73
75,62
73,51
67,70
72,36
71,15
74,12
73,58
72,05
73,11
72,47
74,12
73,85
68,05
67,05
75,42
74,61
77,82
76,86
77,68
76,78
75,53
72,33
30
29
13
27
10
3
12
22
17
20
6
7
19
32
24
28
15
18
26
21
23
14
16
31
33
9
11
1
4
2
5
8
25
Sumatera Utara 69,65 97,32 8,86 639,53 74,53 8
Sumber : BPS
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 45
Lampiran 1.
Jumlah Sarana Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
No Kecamatan Puskesmas Puskesmas
Pembantu Posyandu
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pinangsori 1 5 25
2. Badiri 1 5 34
3. Sibabangun 1 5 28
4. Lumut 1 4 0
5. Sukabangun 1 1 8
6. Pandan 2 5 25
7. Tukka 1 5 16
8. Sarudik 1 3 15
9. Tapian Nauli 1 6 16
10. Sitahuis 1 2 10
11. Kolang 1 6 27
12. Sorkam 2 6 28
13. Sorkam Barat 1 6 27
14. Pasaribu Tobing 1 3 17
15. Barus 1 4 18
16. Sosor Gadong 1 6 27
17. Andam Dewi 1 5 21
18. Barus Utara 1 3 0
19. Manduamas 2 8 24
20. Sirandorung 1 7 17
Jumlah 23 95 383
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 46
Lampiran 2.
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
No Kecamatan Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Dokter
spesialis
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pinangsori 1 0 0
2 Badiri 1 1 0
3 Sibabangun 1 0 0
4 Lumut 1 0 0
5 Sukabangun 1 0 0
6 Pandan 1 0 0
7 Tukka 1 1 0
8 Sarudik 2 1 0
9 Tapian Nauli 2 0 0
10 Sitahuis 1 0 0
11 Kolang 0 0 0
12 Sorkam 3 1 0
13 Sorkam Barat 1 0 0
14 Pasaribu Tobing 1 0 0
15 Barus 3 1 0
16 Sosor Gadong 1 0 0
17 Andam Dewi 1 0 0
18 Barus Utara 1 0 0
19 Manduamas 2 0 0
20 Sirandorung 0 0 0
Jumlah 25 5 0
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 47
Lampiran 3.
Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Penerangan
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
Sumber Penerangan 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
Listrik PLN 88,39 81,62 77,70
Listrik Non-PLN 4,34 6,89 9,97
Aladin/Petromak 1,84 3,32 2,08
Pelita/Sentir/Obor 5,43 8,17 10,14
Lainnya 0,00 0,00 0,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 48
Lampiran 4.
Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Air Minum
di Kabupaten Tapanuli TengahTahun 2009-2011
Fasilitas Air Minum 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
Sendiri 39,36 51,65 50,86
Bersama 21,08 17,95 13,11
Umum 39,55 29,20 30,59
Lainnya 0 1,21 5,44
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 49
Lampiran 5.
Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air Minum
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
Fasilitas Air Minum 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
Air Isi Ulang *) …* 1,66 2,29
Ledeng 16,10 12,84 16,8
Pompa 2,62 3,07 3,93
Sumur Terlindung/Bor/Pompa 13,12 21,06 8,95
Sumur Tidak Terlindung 15,94 15,44 23,12
Mata Air Terlindung 32,68 35,29 27,24
Mata Air Tidak Terlindung 14,76 5,49 11,,95
Air Sungai 3,1 4,21 2,84
Air Hujan 0,67 0,13 0,61
Lainnya 1,00 0,83 0,30
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011 Ket*) Data Tahun 2009 tidak tersedia
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 50
Lampiran 6.
Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas
Tempat Buang Air Besar
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
Fasilitas Tempat Buang
Air Besar 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
Sendiri 34,34 36,77 47,41
Bersama 1,48 2,23 2,01
Umum 1,15 1,85 3,02
Lainnya 63,03 59,15 47,57
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 51
Lampiran 7.
Jumlah Sarana Pendidikan Per Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
No. Kecamatan SD SMTP SMTA
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pinangsori 25 3 3
2. Badiri 17 2 1
3. Sibabangun 17 5 2
4. Lumut 11 1 1
5. Sukabangun 4 0 0
6. Pandan 18 9 10
7. Tukka 12 2 1
8. Sarudik 4 3 2
9. Tapian Nauli 12 4 2
10. Sitahuis 9 2 1
11. Kolang 24 6 2
12. Sorkam 24 1 5
13. Sorkam Barat 22 7 4
14. Pasaribu Tobing 14 2 1
15. Barus 20 6 3
16. Sosor Gadong 23 5 2
17. Andam Dewi 22 7 3
18. Batara 9 2 1
19. Manduamas 23 7 5
20. Sirandorung 17 3 3
Jumlah 327 77 52
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 52
Lampiran 8.
Jumlah Tenaga Pendidik Per Kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
No. Kecamatan SD SMTP SMTA
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pinangsori 285 101 86
2. Badiri 200 57 20
3. Sibabangun 160 88 67
4. Lumut 102 33 21
5. Sukabangun 30 0 0
6. Pandan 361 185 270
7. Tukka 159 44 42
8. Sarudik 75 57 46
9. Tapian Nauli 159 75 38
10. Sitahuis 76 22 21
11. Kolang 200 69 50
12. Sorkam 200 23 88
13. Sorkam Barat 209 122 101
14. Pasaribu Tobing 113 32 8
15. Barus 218 128 94
16. Sosor Gadong 216 71 33
17. Andam Dewi 203 78 52
18. Batara 67 27 23
19. Manduamas 187 106 75
20. Sirandorung 162 49 62
Jumlah 3.385 1.367 1.197
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah 53
Lampiran 9.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007-2011
Tahun PDRB (Jutaan Rupiah)
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
(1) (2) (3)
2007 1.623.836,6 1.004.858,1
2008 1.805.624,6 1.067.858,1
2009* 2.000.273,0 1.128.825,6
2010 2.286.819,87 1.198.513,08
2011 2.550.737,26 1,273.671,43
Sumber : PDRB Kab.Tapanuli Tengah 2007-2011
Catatan : *) Angka Sementara