Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

11
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif. Tidak terkecuali Indonesia, siap tidak siap, tidak lama lagi perusahaan-perusahaan diIndonesia harus memasuki era globalisasi dan liberalisasi perdagangan, satu era yang persaingannya sangat ketat. Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif ini, perusahaan dituntut untuk semakin efektif dan efisien dalam menjalankan aktivitasnya, serta mampu memberikan pelayanan yang cepat dan memuaskan para konsumennya, dimana pelayanan dengan konsumen mempunyai pengaruh yang erat terhadap kepercayaan mereka kepada perusahaan, terlebih lagi dalam kondisi perekonomian Indonesia yang penuh dengan ketidakpastian. Sumberdaya yang dimiliki harus dikelola dengan lebih optimal. Agar perusahaan dapat mencapai tingkat kinerja yang diinginkan, diperlukan adanya pemeriksaan intern yang memadai,oleh karena itu manajemen membutuhkan bantuan dari fungsi pemeriksaan intern, atau dikenal dengan Audit Internal. Pada saat ini, keberadaan audit internal sudah merupakan suatu bagian penting dari perusahaan. keberadaannya terus berkembang seiring dengan berkembangnya dunia bisnis yang membutuhkan penanganan profesional. Peran auditor internal yang sangat besar dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas didalam suatu organisasi tentunya akan sangat membantu manajemen dalam menghadapi persaingan bisnis. Profesi audit internal telah mendapatkan pengakuan yang penting baik dari masyarakat bisnis maupun masyarakat luas. Audit internal merupakan aktivitas yang independen, objektif, dan aktivitas pemberian keyakinan yang memadai dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan organisasi. Audit internal juga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektivan manajemen resiko, pengendalian , proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.

description

Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

Transcript of Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

Page 1: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang

mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif. Tidak terkecuali Indonesia,

siap tidak siap, tidak lama lagi perusahaan-perusahaan diIndonesia harus memasuki

era globalisasi dan liberalisasi perdagangan, satu era yang persaingannya sangat

ketat.

Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif ini, perusahaan

dituntut untuk semakin efektif dan efisien dalam menjalankan aktivitasnya, serta

mampu memberikan pelayanan yang cepat dan memuaskan para konsumennya,

dimana pelayanan dengan konsumen mempunyai pengaruh yang erat terhadap

kepercayaan mereka kepada perusahaan, terlebih lagi dalam kondisi perekonomian

Indonesia yang penuh dengan ketidakpastian. Sumberdaya yang dimiliki harus

dikelola dengan lebih optimal.

Agar perusahaan dapat mencapai tingkat kinerja yang diinginkan, diperlukan

adanya pemeriksaan intern yang memadai,oleh karena itu manajemen membutuhkan

bantuan dari fungsi pemeriksaan intern, atau dikenal dengan Audit Internal.

Pada saat ini, keberadaan audit internal sudah merupakan suatu bagian penting

dari perusahaan. keberadaannya terus berkembang seiring dengan berkembangnya

dunia bisnis yang membutuhkan penanganan profesional. Peran auditor internal yang

sangat besar dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas didalam suatu organisasi

tentunya akan sangat membantu manajemen dalam menghadapi persaingan bisnis.

Profesi audit internal telah mendapatkan pengakuan yang penting baik dari

masyarakat bisnis maupun masyarakat luas. Audit internal merupakan aktivitas yang

independen, objektif, dan aktivitas pemberian keyakinan yang memadai dan

konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan

kegiatan organisasi. Audit internal juga dapat membantu perusahaan dalam

mencapai tujuannya dengan pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi

dan meningkatkan keefektivan manajemen resiko, pengendalian , proses pengaturan

dan pengelolaan organisasi.

Page 2: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 2

Pada prinsipnya pemeriksaan intern adalah suatu fungsi penilaian yang

independent yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan

mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan dari

pemeriksaan intern adalah untuk membantu para anggota organisasi agar mereka

dapat melaksanakan tanggung jawab secara efektif. Untuk itu pemeriksa intern akan

melakukan analisa-analisa dan penilaian-penilaian serta memberikan rekomendasi

dan saran-saran kepada pihak manajemen atas hasil temuan dalam pemeriksaan.

Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan tersebut meliputi perencanaan pemeriksaan,

pengujian, dan pengevaluasian informasi. pemberitahuan hasil-hasil pemeriksaan,

dan menindak lanjuti temuan hasil pemeriksaan. Keefektifan pelaksanaan

pemeriksaan intern tidak hanya ditentukan oleh adanya perencanaan pemeriksaan

yang matang dan terstruktur, tetapi juga sangat ditentukan oleh adanya tindak lanjut

(follow up) atas temuan (finding) hasil pemeriksaan. Tidak adanya tindak lanjut atas

temuan pemeriksaan intern mengakibatkan pihak manajemen akan menerima

sejumlah risiko, yaitu kemungkinan bahwa suatu tindakan akan menimbulkan akibat

yang merugikan perusahaan. Akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh risiko

tersebut misalnya risiko financial, kesalahan dalam pembuatan keputusan sebagai

akibat dari penggunaan informasi yang tidak benar, perhitungan akuntansi yang tidak

tepat, ketidakpuasan konsumen dan kegagalan menjalankan berbagai kebijakan

dalam perusahaan.

Pada beberapa perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak dalam bidang

pengelolaan, pendistribusian dan penyediaan jasa publik bagi masyarakat sebagai

badan usaha, maka pengelolaan harus berdasarkan pengeloaan yang sehat,

berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.untuk dapat memenuhi fungsi ekonominya

yaitu optimalisasi laba maka perusahaan harus menyadari perlunya manajemen yang

baik, sebab semakin besar operasi perusahaan, maka semakin kompleks dan meluas

masalah-masalah yang dihadapi oleh manajemen untuk mengelola perusahaan.

Pemeriksaan intern yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern akan

menghasilkan temuan-temuan, dan setiap temuan tersebut akan diberikan suatu

rekomendasi dan saran-saran yang diperlukan, salah satu jenis pemeriksaan pada

perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak dalam bidang pengelolaan,

pendistribusian dan penyediaan jasa publik bagi masyarakat adalah pemeriksaan

Page 3: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 3

terhadap kemungkinan adanya penyimpangan, baik yang secara disengaja maupun

tidak disengaja.

Penulis melihat adanya permasalahan yang perlu dikaji, yaitu keterkaitan akan

pemeriksaan intern, dengan sejumlah temuan yang kemungkinan atau dapat

diidentifikasi sebagai temuan kecurangan (fraud) pada dunia perusahaan yang

kegiatan utamanya bergerak dalam bidang pengelolaan, pendistribusian dan

penyediaan jasa publik bagi masyarakat, yang diterangkan dalam sebuah karya

ilmiah dengan judul:

“ Pengaruh audit intern terhadap temuan kecurangan (fraud) dalam

perusahaan.”

(Studi kasus pada PT.TELKOM Tbk –Bandung) .

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah penulis sampaikan diatas tentang pengaruh pemeriksaan

intern terhadap temuan kecurangan dalam PT. TELKOM Tbk, maka penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan audit internal yang dilakukan oleh PT.TELKOM,

Tbk.

2. Bagaimana pengaruh audit internal terhadap temuan kecurangan (fraud)

dalam perusahaan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pelaksanaan pemeriksaan

intern yang dilakukan oleh perusahaan serta kemampuan pemeriksaan intern dalam

mengidentifikasi kemungkinan adanya penyimpangan atau kecurangan yang

mungkin terjadi dalam perusahaan, yang akan penulis gunakan dalam rangka

penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

pendidikan sarjana Akuntansi pada Universitas Widyatama.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

tentang :

1. Pelaksanaan pemeriksaan intern pada PT.TELKOM Tbk.

2. Pengaruh pemeriksaan intern terhadap temuan kecurangan (fraud) dalam

perusahaan.

Page 4: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 4

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

langsung maupun tidak langsung bagi :

1. Penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang audit

internal secara komprehensif dan sebagai salah satu syarat untuk menempuh

ujian sidang sarjana ekonomi program studi akuntansi pada fakultas ekonomi

Universitas Widyatama.

2. Perusahaan

Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh pemeriksaan

intern terhadap temuan kecurangan dalam perusahaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan

menambah literature untuk penelitian selanjutnya.

4. Pihak lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi pihak-pihak yang

tertarik untuk mengidentifikasi pengaruh pemeriksaan intern terhadap temuan

kecurangan dalam perusahaan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan dan mengelola

sumberdaya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien serta penanganan

perusahaan secara profesional seiring dengan perubahan kondisi ekonomi.Sehingga

Struktur Pengendalian Intern yang efektif akan menjadi suatu kebutuhan yang tidak

dapat ditunda.

Dalam penerapan Struktur Pengendalian Intern, diharapkan tercapai reliabilitas

dan integritas informasi yang dihasilkan perusahaan, ketaatan pada kebijaksanaan

dan rencana serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen, pelaksanaan

operasi perusahaan secara efisien dan ekonomis, serta tercapainya tujuan dan sasaran

perusahaan. untuk menilai kefektifan pengendalian ini diperlukan pemeriksaan

intern agar dapat diketahui bahwa SPI yang dirancang sudah selesai dengan tingkat

Page 5: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 5

kebutuhan perusahaan dan pengendalian intern yang dilaksanakan sudah berjalan

semestinya.

Pemeriksaan Intern pada dasarnya adalah suatu fungsi penilaian independen

yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi keefektifan

pengendalian dalam pelaksanaan aktivitas operasi perusahaan. Tanpa adanya

pengujian dan evaluasi, pihak manajemen tidak akan mengetahui apakah

pengendalian yang diterapkan atas aktivitas operasi perusahaan telah berjalan sesuai

dengan yang diharapkan atau malah sebaliknya. Dalam suatu organisasi perusahan,

fungsi-fungsi pemeriksaan intern dilaksanakan oleh bagian pemeriksaan intern

(Internal Auditor).

Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa intern diatur

dalam Standar for Proffesional Practice of IA no.400 yang dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pemeriksaan intern meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan

pengevalusian informasi, pelaporan hasil-hasil pemeriksaan dan menindak lanjuti

temuan hasil pemeriksaan tersebut.

Hasil pemeriksaan dapat berupa temuan, kesimpulan atau pendapat, rekomendasi

dan saran yang dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan ( LHP ), temuan-

temuan pemeriksaan adalah hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta.

Temuan-temuan pemeriksaan dihasilkan oleh proses perbandingan antara apa yang

seharusnya terdapat dengan apa yang ternyata terdapat. Seperti apa yang

diungkapkan oleh Hiro Tugiman dalam buku “ Standar Profesional Praktek

Pemeriksaan Intern.(1997:72-73) “ bahwa temuan-temuan pemeriksaan harus

didasarkan pada berbagai hal dibawah ini :

1. Kriteria : yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang digunakan dalam melakukan evaluasi dan verifikasi (apa yang seharusnya terdapat).

2. Kondisi : yaitu berbagai bukti nyata yang dikemukakan oleh pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan (apa yang seharusnya terdapat).

3. Sebab : Alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaab antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang sesungguhnya.

4. Akibat : Risiko atau kerugian yang dihadapi oleh unit organisasi atau pihak yang diperlukan karena terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria.

5. Dalam laporan tentang temuan dapat dicantumkan berbagai rekomendasi, serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh pihak yang diperiksa.”

Page 6: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 6

Langkah terakhir dalam pelaksanaan pemeriksaan intern adalah dilakukannya

tindak lanjut hasil pemeriksaan, tindak lanjut yang diikuti oleh pemeriksaan intern

adalah suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan dan ketepatan waktu

dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan

pemeriksaan yang dilaporkan. Sedangkan pimpinan pemeriksa intern bertanggung

jawab untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan. Sebagai tanggapan atas

temuan pemeriksaan intern yang dilaporkan, sedangkan pimpinan pemeriksa intern

bertanggung jawab untuk memperkirakan suatu tindakan manajemen yang

diperlukan agar temuan hasil pemeriksaan yang dilaporkan tersebut dapat

dipecahkan tepat waktu, pemeriksa intern harus memastikan apakah suatu tindakan

korektif telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan.

Apabila pihak manajemen tidak menindak lanjuti hasil temuan pemeriksaan

yang dilaporkan oleh pemeriksa intern, maka pihak manajemen perusahaan, dalam

hal ini perusahaan akan dihadapkan pada sejumlah resiko yang harus ditanggung

oleh perusahaan, seperti yang diungkapkan oleh Hiro Tugiman dalam buku SPIA

(1995:85), bahwa :

“ Istilah risiko menunjukan kemungkinan bahwa suatu kejadian atau tindakan akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi organisasi, akibat yang ditimbulkan oleh risiko antara lain : 1. Kesalahan dalam pembuatan keputusan sebagai akibat dari penggunaan

informasi yang tidak benar, tidak sesuai berdasarkan pertimbangan waktu, tidak lengkap dan informasi yang tidak dapat diandalkan.

2. Pembuatan catatan secara salah, perhitungan akuntansi yang tidak tepat, kesalahan pembuatan laporan keuangan, kerugian finansial dan kerugian lainnya.

3. Kegagalan dalam melindungi harta secara tepat. 4. Ketidakpuasan pelanggan, publisitas negatif dan menurunnya reputasi

organisasi. 5. Kegagalan dalam menjalankan berbagai kebijaksanaan, rencana dan

prosedur akuntansi, ketidaksesuaian dengan berbagai hukum dan peraturan yang relevan.

6. Mendapatkan berbagai sumberdaya secara tidak ekonomis atau penggunaanya secara tidak efisien atau tidak efektif.

7. Kegagalan dalam mencapai berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan suatu organisasi.”

.

Page 7: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 7

Para pemeriksa internal harus melaksanakan ketelitian profesional yang

sepantasnya dalam melaksanakan pemeriksaan, seperti yang diungkap oleh Hiro

Tugiman dalam buku SPIA (1997:32)bahwa :

“Dalam menerapkan ketelitian profesional yang sepantasnya, pemeriksa internal harus mewaspadai berbagai kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dilakukan dengan sengaja, kesalahan atau error,kelalaian, ketidak efektivan, pemborosan, ketidakefisienan,dan konflik kepentingan.. Kecurangan atau fraud meliputi susunan ketidakberesan dan perbuatan ilegal yang merupakan suatu muslihat yang dilakukan untuk keuntungan atau kerugian organisasi, yang dilakukan oleh orang diluar dan atau didalam organisasi.”

Masih dalam bukunya SPIA (34-37), Hiro Tugiman juga mengungkapkan

beberapa hal antara lain fungsi pemeriksaan internal sebagai pencegah kecurangan

dan bagaimanan pencegahan kecurangan itu ditemukan dengan pendeteksian dan

penyelidikan yang meliputi beberapa prosedur untuk mendeteksi kecurangan, yaitu:

“Pencegahan kecurangan terdiri atas berbagai tindakan yang dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan,membatasi atau memperkecil kerugian yang mungkin timbul bila terjadi kecurangan. Mekanisme utama pencegahan kecurangan adalah pengawasan tanggung jawab yang utama untuk menetapkan dan mengembangkan pengawasan yang terletak pada manajemen. Pendeteksian kecurangan terdiri atas pengidentifikasian berbagai indikator kecurangan yang cukup untuk menjamin rekomendasi pelaksanaan suatu penyelidikan. Indikator-indikator ini mungkin ditemukan sebagai hasil dari berbagai pengendalian yang diterapkan oleh manajemen, berbagai pengujian yang dilakukan oleh pemeriksa, dan berbagai sumber lain, baik didalam maupun diluar organisasi. Penyelidikan kecurangan terdiri dari berbagai prosedur dan perluasan pelaksanaan pemeriksaan yang diperlukan untuk menentukan apakah kecurangan, sebagaimana diduga, berdasarkan berbagai indikator telah dilakukan. Ini termasuk usaha untuk memperoleh berbagai informasi yang cukup tentang detail-detail atau spesifikasi kemungkinan terjadinya kecurangan ditemukan. Pada saat melakukan penyelidikan terhadap kecurangan, pemeriksa internal harus menentukan berbagai prosedur untuk mengidentifikasi pelaku kecurangan, lingkup kecurangan, teknik yang dipergunakan, dan sebab-sebab kecurangan.”

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan pemeriksa internal

sebagai fungsi penilaian independen yang ada dalam suatu organisasi juga harus

Page 8: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 8

berperan dalam pencegahan kecurangan dalam perusahaan, yaitu dengan melakukan

identifikasi kemungkinan adanya temuan kecurangan dalam perusahaan terhadap

temuan-temuan hasil pemeriksaan ,yang dihasilkan oleh proses perbandingan antara

apa yang seharusnya terdapat dengan apa yang ternyata terdapat. dalam melakukan

penyelidikan kecurangan pemeriksa internal harus menentukan prosedur dan teknik

yang akan dipergunakan.

Berdasarkan hal tersebut diatas dapat diidentifikasi bahwa pemeriksa internal

sebagai suatu fungsi penilaian independen yang ada dalam suatu organisasi juga

berperan dalam mendukung pencegahan kecurangan dengan cara menguji dan

mengevaluasi kecukupan dan kefektivan sistem pengendalian internal, sesuai dengan

tingkat kerugian atau risiko potensial dalam berbagai segmen kegiatan organisasi.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, terlihat adanya pengaruh

pemeriksaan intern yang dilakukan manajemen perusahaan terhadap temuan

kecurangan dalam perusahaan.

Topik serupa pernah diteliti sebelumnya pada tahun 2001 oleh Novisanti dan

tahun 2002 oleh Nurul Shafanti, dengan judul “ Pengaruh pemeriksaan intern

terhadap jumlah risiko penyimpangan yang harus ditanggung oleh perusahaan”.(

Studi kasus pada Bank “ X “ ).

Novisanti dan Nurul Shafanti menitikberatkan penelitiannya pada efektifitas

tindak lanjut temuan pemeriksa intern dan pengaruhnya pada jumlah risiko finansial

yang harus ditanggung oleh Bank “X”.

Agak berbeda dengan penelitian sebelumnya, penulis melakukan penelitian pada

perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia yaitu PT.TELKOM Tbk, yang tentunya

mempunyai metode dan prioritas yang berbeda dalam mengidentifikasi

kemungkinan adanya temuan kecurangan dan menindak lanjuti temuan pemeriksaan

internnya, juga dikarenakan karakteristik perusahaan jasa telekomunikasi yang

berbeda dengan Bank. Oleh karena itu penulis ingin meneliti sampai sejauh mana

pemeriksaan intern akan berpengaruh terhadap temuan kecurangan yang mungkin

terindikasi dalam perusahaan.

Page 9: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 9

Dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan adanya pengaruh tersebut dalam

operasional perusahaan yang dirumuskan dalam hipotesis berikut ini :

“ Audit internal berpengaruh terhadap temuan kecurangan (fraud) dalam

perusahaan“.

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN

PT. TELKOM Tbk

( Perusahaan jasa telekomunikasi )

Strategi pembentukan dan penerapan struktur

pengendalian interna yang sehat dan memadai

Diperiksa oleh Audit Internal

Apa yang seharusnya terdapat Apa yang ternyata terdapat

Temuan Pemeriksaan Intern

( Audit Finding )

Ditindak lanjuti

Risiko Minimal

Tidak Ditindak lanjuti

Terjadi risiko yang merugikan

Pihak pelanggan Pihak perusahaan

Risiko maksimal

Pengaruh Pemeriksaan Internal Terhadap Temuan Kecurangan Dalam Perusahaan

(Pada PT. TELKOM Tbk).

Melakukan Identifikasi dan

Mencari ada tidaknya

Indikasi Temuan

Kecurangan Dengan

Menggunakan Prosedur

Audit Yang Telah

Ditetapkan

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus pada

PT. Telkom Tbk di Bandung. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah ,

dianalisis, dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari

secara analisis analisis statistik untuk menemukan kekuatan pengaruh pemeriksaan

intern terhadap temuan penyimpangan perusahaan.

Page 10: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 10

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah

metode deskriptif , melalui pendekatan study kasus yaitu metode dalam meneliti

sekelompok manusia, suatu objek, satu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun

suatu peristiwa pada masa sekarang ini.tujuan penelitian deskriptif adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-

fakta, serata hubungan dengan antar fenomena yang diselidiki. Data yang diperoleh

dari penelitian ini dikumpulkan, dipelajari, dianalisis dan dibandingkan dengan teori

yang telah dipelajari oleh penulis.

Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang diperlukan dengan

menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan ( field search )

Yaitu pengumpulan data secara langsung dan mengadakan penelitian

terhadap objek yang dilakukan dengan :

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara

langsung pada objek penelitian, dokumen-dokumen yang

digunakan, guna mendapat gambaran yang sebenarnya.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan

pejabat yang berwenang atau bagian yang berhubungan langsung

dengan masalah tersebutt

c. Kuisioner

Yaitu membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pimpinan

dan personil perusahaan yang dianggap mampu dan berwenang

dalam memberikan jawaban yang diperlukan.

2. Penelitian kepustakaan ( Library Research )

Yaitu pengumpulan data dengan mencari dan mempelajari bahan-bahan dan

membandingkan dengan beberapa sumber kepustakaan, seperti buku

literature, majalah-majalah, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti.

Page 11: Bab+1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

BAB I PENDAHULUAN 11

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam

penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT.Telkom Tbk yang

berada di Jl.Japati No1 Bandung adapun penelitian ini dimulai dari Juli 2006 sampai

dengan Oktober 2006.