Bab V_rencana Jaringan Prasarana

38
LAPORAN AKHIR Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang Rencana jaringan prasarana merupakan pendetailan dari rencana jaringan prasarana wilayah kabupaten yang direncanakan berdasarkan kebutuhan dan skala pelayanan fungsi kawasan pada Kecamatan Cikupa menurut lokasi dan jenisnya. Dalam Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang, Kecamatan Cikupa akan dijadikan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) pusat kegiatan yang dipromosikan untuk dikemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL karena berdasarkan hasil analisis, fungsi dan perannya dalam wilayah Kabupaten Tangerang sudah cukup menonjol dan sudah dapat disamakan dengan PKL yang ada. Rencana jaringan prasarana sebagai : a. Pembentuk sistem jaringan pelayanan dan pergerakan di dalam wilayah perencanaan Kecamatan Cikupa. b. Dasar perletakan jaringan dan rencana pembangunan prasarana, sarana dan utilitas dalam wilayah Kecamatan Cikupa sesuai dengan fungsi pelayanannya c. Dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan sejenisnya Sedangkan perumusan rencana jaringan prasarana ini didasarkan pada : a. Rencana jaringan prasarana wilayah Kabupaten Tangerang. b. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Tangerang. c. Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi wilayah Kecamatan Cikupa. d. Analisis daya dukung prasarana dan utilutas serta daya tampung lingkungan hidup. e. Analisis sistem pelayanan dan pergerakan sesuai fungsi dan peran kawasan Kecamatan Cikupa f. Ketentuan perundang-undangan yang terkait. Rencana jaringan prasarana wilayah perencanaan Kecamatan Cikupa merupakan sub sistem yang terintegrasi dengan sistem di dalam wilayah Kabupaten Tangerang secara keseluruhan yang dirumuskan berdasarkan kriteria-kriteria : a. Memperhatikan rencana jaringan prasarana bagian dari wilayah Kabupaten lainnya atau wilayah administrasi yang berbatasan. b. Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah Kecamatan Cikupa. Rencana Jaringan Prasarana V-1 | BAB BAB 5 5 RENCANA JARINGAN PRASARANA

description

RDTR Kecamatan Cikupa

Transcript of Bab V_rencana Jaringan Prasarana

Page 1: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Rencana jaringan prasarana merupakan pendetailan dari rencana jaringan prasarana wilayah

kabupaten yang direncanakan berdasarkan kebutuhan dan skala pelayanan fungsi kawasan pada

Kecamatan Cikupa menurut lokasi dan jenisnya.

Dalam Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang, Kecamatan Cikupa akan

dijadikan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) pusat kegiatan yang dipromosikan untuk dikemudian

hari dapat ditetapkan sebagai PKL karena berdasarkan hasil analisis, fungsi dan perannya dalam

wilayah Kabupaten Tangerang sudah cukup menonjol dan sudah dapat disamakan dengan PKL yang

ada.

Rencana jaringan prasarana sebagai :

a. Pembentuk sistem jaringan pelayanan dan pergerakan di dalam wilayah perencanaan

Kecamatan Cikupa.

b. Dasar perletakan jaringan dan rencana pembangunan prasarana, sarana dan utilitas dalam

wilayah Kecamatan Cikupa sesuai dengan fungsi pelayanannya

c. Dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan (RTBL) dan sejenisnya

Sedangkan perumusan rencana jaringan prasarana ini didasarkan pada :

a. Rencana jaringan prasarana wilayah Kabupaten Tangerang.

b. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Tangerang.

c. Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi wilayah Kecamatan Cikupa.

d. Analisis daya dukung prasarana dan utilutas serta daya tampung lingkungan hidup.

e. Analisis sistem pelayanan dan pergerakan sesuai fungsi dan peran kawasan Kecamatan Cikupa

f. Ketentuan perundang-undangan yang terkait.

Rencana jaringan prasarana wilayah perencanaan Kecamatan Cikupa merupakan sub sistem yang

terintegrasi dengan sistem di dalam wilayah Kabupaten Tangerang secara keseluruhan yang

dirumuskan berdasarkan kriteria-kriteria :

a. Memperhatikan rencana jaringan prasarana bagian dari wilayah Kabupaten lainnya atau

wilayah administrasi yang berbatasan.

b. Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana, sarana dan

utilitas dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah Kecamatan Cikupa.

c. Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana, sarana dan utilitas wilayah Kecamatan

Cikupa yanf saling terkait menjadi satu kesatuan sistem.

d. Mengakomodasi kebutuhan fungsi dan peran pelayanana kawasan di dalam jaringan

prasarana Kecamatan Cikupa yanbg saling terkait menjadi satu kesatuan sistem.

Rencana jaringan prasarana di Kecamatan Cikupa terdiri atas:

a. rencana pengembangan jaringan pergerakan;

b. rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan;

c. rencana pengembangan telekomunikasi;

d. rencana pengembangan jaringan air minum;

e. rencana pengembangan jaringan drainase;

f. rencana pengembangan jaringan air limbah; dan

g. rencana pengembangan prasarana lainnya.

5.1 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

Sistem jaringan pergerakan yang ada di Kecamatan Cikupa mengandalkan jaringan jalan arteri

Primer (Jalan Raya Serang) yang melintang dari barat ke timur dengan akses jalan tol sebagai

jaringan utama yang menghubungkan Kecamatan Cikupa dengan wilayah sekitarnya, seperti

Kota Tangerang, Jakarta dan wilayah di sebelah barat (Cikupa, Serang, Cilegon dan Merak).

Di dalam Kecamatan Cikupa sendiri, sistem jaringan pergerakan transportasi masih terpusat di

jalur barat-timur (jalan raya serang), dan mengakibatkan adanya titik-titik kemacetan di

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-1 |

BAB 5BAB 5 RENCANA

JARINGAN

PRASARANA

Page 2: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

sepanjang jalur jalan tersebut. Penyebabnya adalah kapasitas lebar jalan yang hanya memiliki

lebar 5 – 6 meter dengan bahu jalan 0,5 – 1 meter dan dipadati oleh kendaraan-kendaraan

truk, tersebarnya pabrik-pabrik yang belum satu kawasan dan berada tepat di pinggir jalan

raya serang serta angkutan umum dalam mencari penumpang berhenti di sembarang tempat

yang mengakibatkan terhambatnya lalu lintas di jaringan jalan ini. Hal ini perlu mendapatkan

prioritas penanganan untuk segera melakukan pengembangan terminal dan pelebaran jalan

mengingat perkembangan tingkat mobilitas di Kecamatan Cikupa yang semakin tinggi dan

tingkat pertumbuhan industri yang cenderung mengalami peningkatan tajam dalam satu

tahun terakhir.

Kondisi fisik jaringan jalan lingkungan di Kecamatan Cikupa, masih banyak yang kurang baik

sehingga mengganggu aksesibilitas masyarakat, hal ini perlu diperhatikan agar sistem jaringan

pergerakan dapat terintegrasi dengan jaringan jalan utama. Peningkatan/pengembangan

kualitas maupun kuantitas jalan lingkungan perlu dilakukan untuk membagi frekuensi beban

jalan arteri.

Sistem transportasi merupakan aspek yang berperan dalam membentuk struktur wilayah

serta juga menjadi prasarana yang ekonomis bagi perkembangan wilayah. Dengan

dilakukannya peningkatan maupun pengembangan jalan maka nilai ekonomis wilayah yang

dilalui akan meningkat begitu pula dengan ekonomi masyarakatnya.

Rencana pengembangan transportasi jalan di Kecamatan Cikupa di arahkan kepada:

a. Pengembangan jalan tol dengan lokasi

1) alan tol Tangerang–Merak melewati Kecamatan Kelapa Dua, Kecamatan Curug,

Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Jayanti;

2) rencana ruas jalan tol Cikupa–Serpong melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan

Panongan, dan Kecamatan Legok;

3) rencana ruas jalan tol Lingkar Utara mulai dari Cikupa–Rajeg–Mauk - jalan tol JORR

II melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan Sindang Jaya, Kecamatan Rajeg, dan

Kecamatan Mauk;

4) rencana pembukaan pintu tol ke arah Merak di pintu tol Cikupa berada di

Kecamatan Cikupa.

b. Peningkatan jaringan jalan arteri primer (jalan raya serang)

c. Rencana peningkatan jaringan jalan dan jembatan

1) ruas jalan Cikupa–Pasar Kemis¬ melewati Kecamatan Cikupa, dan Kecamatan

Pasar Kemis dengan ROW 30 meter dan panjang kurang lebih 7,1 (tujuh koma

satu) kilometer;

2) ruas jalan Cibadak–Tigaraksa melewati Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan

Cikupa dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan panjang kurang lebih 6,9

(enam koma sembilan kilometer);

3) ruas jalan Cikupa–Serdang Kulon melewati Kecamatan Cikupa dan Kecamatan

Panongan dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan panjang kurang lebih 8,7

(delapan koma tujuh) kilometer;

4) ruas jalan Curug–Peusar melewati Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Panongan

dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan panjang kurang lebih 7,3 (tujuh

koma tiga) kilometer;

d. Rencana pembangunan jaringan jalan baru dan jembatan

1) ruas jalan poros tengah yang meliputi ruas jalan Cikupa–Sindang jaya–Rajeg–

Mauk–Kawasan Reklamasi, melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan Sindang Jaya,

Kecamatan Rajeg, dan Kecamatan Mauk dengan ROW 30 (tiga puluh) meter dan

panjang kurang lebih 20 (dua puluh) kilometer;

2) ruas jalan sejajar dengan jalan tol dari Desa Bunder–Sindang Jaya, melewati

Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Sindang Jaya dengan ROW 26 (dua puluh

enam) meter dan panjang kurang lebih 10 (sepuluh) kilometer;

3) ruas jalan Peusar–Budimulya–Bojong–Jalan Raya Serang, melewati Kecamatan

Cikupa dan Kecamatan Panongan dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan

panjang kurang lebih 4 (empat) kilometer;

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-2 |

Page 3: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

e. Pembangunan jalan layang (fly over) di Kecamatan Cikupa yang berlokasi dari lampu

merah citra raya sampai menuju Desa Bojong. Hal ini untuk mengatasi pelayanan

transportasi di jalan raya serang yang sudah tidak optimal.

f. Rencana pembangunan Jalan Frontage Tol dari Bitung-Cikupa-Balaraja Timur tersebut

dapat dibangun titik transfer moda (sub terminal).

Gambar 5.1Penampang Tipikal Jalan Arteri Primer

Gambar 5.2Penampang Tipikal Jalan Kolektor Primer

Kondisi Minimal Ideal

Kondisi Minimum

Gambar 5.3Penampang Tipikal Jalan Lokal Primer

Kinerja Lalu Lintas Tahun Mendatang

Pengembangan Skenario Pemodelan

Penjelasan tentang skenario pengembangan dalam analisis kinerja ruas jalan pada masa

yang akan datang, secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut :

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-3 |

Kondisi Minimal

Badan Jalan

Jalur Lalu Lintas

2 m

Bahu

7 m 2 m

Bahu

11 m

Kondisi Minimal Ideal

Separator

Jalur Lalu Lintas

Jalur Lalu Lintas

TrotoarJalur Lalu

LintasTrotoa

r

Median

0.25

2 m 6 m

1.3 m

7 m 2.5 m

Separator

Jalur Lalu Lintas

0.25

0.25

0.25

0.25

0.75

6 m7 m 2 m

0.25

1.3 m

0.75

Separator

Jalur Samping

Jalur Lalu Lintas

TrotoarJalur

SampingTrotoa

r

Median

0.25

1.5 m

4 m

1 m

6 m 1.5 m

Separator

Jalur Lalu Lintas

0.25

0.25

0.25

0.25

0.25

4 m6 m 1.5 m

0.25

1.3 m

0.25

Badan Jalan

Jalur Lalu Lintas

1,5 m

Bahu

6 m 1,5 m

Bahu

9 m

Tipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 M

Page 4: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

a. Skenario I, adalah tahapan awal pengembangan pemodelan. Analisis pada skenario ini

merupakan analisis model kondisi Tahun 2013, yaitu 1 tahun setelah kondisi eksisting.

b. Skenario II, adalah tahapan kedua dalam pengembangan skenario pemodelan. Analisis

pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2017, yaitu akhir kurun waktu jangka

pendek (5 tahun ke-1).

c. Skenario III, adalah tahapan ketiga dalam pengembangan skenario pemodelan. Analisis

pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2022, yaitu akhir kurun waktu jangka

menengah (5 tahun ke-2).

d. Skenario IV, adalah tahapan keempat dalam pengembangan skenario pemodelan.

Analisis pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2027, yaitu akhir kurun waktu

jangka menengah (5 tahun ke-3).

e. Skenario IV, adalah tahapan keempat dalam pengembangan skenario pemodelan.

Analisis pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2032, yaitu akhir kurun waktu

jangka menengah (5 tahun ke-3).

Skenario 1, Tahun 2013

Berdasarkan data empiris dapat diketahui bahwa, pertumbuhan volume lalu lintas pada

ruas-ruas jalan di Jabodetatabek berkisar antara 3,0% s.d. 5,0%. Jika diasumsikan untuk

wilayah Kabupaten Tangerang, khususnya Kecamatan cikupa yang mempunyai ciri dan

karakteristik sebagai kecamatan dengan basis ekonomi pemukiman dan industri, maka

konsultan menggunakan angka pertumbuhan rata-rata 5,0% per tahun. Volume lalu lintas

pada saat jam puncak di jalan-jalan yang ada di Kecamatan Cikupa tahun 2013, akan

dihitung dengan menggunakan formulasi sebagai berikut.

Pt = Po (1 + i)^n

Dimana : Pt = VJP pada tahun rencana

Po = VJP pada tahun dasar

i = rata-rata pertumbuhan lalu lintas per tahun

n = tahun rencana-tahun dasar

Dengan menggunakan formulasi tersebut, maka prediksi volume lalu lintas dari

pertumbuhan volume lalu lintas dapat dihitung, sehingga akan menghasilkan kinerja lalu

lintas sebagaimana dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.

Tabel 5.1Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan

di Kecamatan Cikupa Tahun 2013VJP C V/C LOS LOS

(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 1.316 1.626 0,81 D B

Arah Bitung 1.646 1.626 1,01 F B2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 1.625 1.626 1,00 F B

Arah Cikupa 1.916 1.626 1,18 F B3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 1.582 1.626 0,97 E B

Arah Tigaraksa 1.818 1.626 1,12 F B4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 324 1.207 0,27 A B

Arah Desa Bunder 593 1.207 0,49 B B5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.160 2.505 0,46 B B

Arah Citra Raya 1.143 2.505 0,46 B B6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 753 2.505 0,30 A B

Arah Pemda 1.058 2.505 0,42 B B7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 597 1.059 0,56 C B

Arah Tigaraksa 800 1.059 0,76 D B8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 1.049 1.059 0,99 F B

Arah Pasar Kemis 1.063 1.059 1,00 F B

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak terdapat 10 ruas jalan dari 16 ruas jalan

yang ada yang mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang

dipersyaratkan (LOS C, D, E, F), dan sisanya 6 ruas jalan yang lain masih berada pada tingkat

pelayanan jalan standar minimal yang dipersyaratkan (LOS A,B). Dengan demikian ada

tambahan 2 ruas jalan yang mengalami penurunan tingkat pelayanan jalan hingga berada

pada tingkat dibawah standar pelayanan yang dipersyaratkan.

Skenario 2, Tahun 2017

Masih menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah

sebesar 5,0% serta menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada

skenario 2, tahun 2017, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di

wilayah Kecamatan Cikupa akan dapat diprediksi. Untuk lebih dapat menjelaskan lebih lanjut

tentang kinerja lalu lintas pada seluruh ruas jalan utama di wilayah Kecamatan Cikupa pada

skenario 2, tahun 2017 tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-4 |

Page 5: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Tabel 5.2Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan

di Kecamatan Cikupa Tahun 2017VJP C V/C LOS LOS

(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 1.688 1.626 1,04 F B

Arah Bitung 2.110 1.626 1,30 F B2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 2.084 1.626 1,28 F B

Arah Cikupa 2.457 1.626 1,51 F B3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 2.029 1.626 1,25 F B

Arah Tigaraksa 2.331 1.626 1,43 F B4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 416 1.207 0,34 B B

Arah Desa Bunder 761 1.207 0,63 C B5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.487 2.505 0,59 C B

Arah Citra Raya 1.466 2.505 0,59 C B6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 965 2.505 0,39 B B

Arah Pemda 1.356 2.505 0,54 C B7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 766 1.059 0,72 C B

Arah Tigaraksa 1.026 1.059 0,97 E B8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 1.346 1.059 1,27 F B

Arah Pasar Kemis 1.363 1.059 1,29 F B

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak terdapat 14 ruas jalan dari 16 ruas jalan

yang ada yang mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang

dipersyaratkan (LOS C, D, E, F), dan sisanya 2 ruas jalan yang lain masih berada pada tingkat

pelayanan jalan standar minimal yang dipersyaratkan (LOS A,B). Dengan demikian ada

tambahan 4 ruas jalan yang mengalami penurunan tingkat pelayanan jalan hingga berada

pada tingkat dibawah standar pelayanan yang dipersyaratkan.

Skenario 3, Tahun 2022

Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah

sebesar 5,0% serta menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada

skenario 3, tahun 2022, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di

wilayah Kecamatan Cikupa akan dapat diprediksi. Untuk lebih dapat menjelaskan lebih lanjut

tentang kinerja lalu lintas pada seluruh ruas jalan utama di wilayah Kecamatan Cikupa pada

skenario 3, tahun 2022 tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan

di Kecamatan Cikupa Tahun 2022

VJP C V/C LOS LOS(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal

1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 2.164 1.626 1,33 F BArah Bitung 2.706 1.626 1,66 F B

2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 2.673 1.626 1,64 F BArah Cikupa 3.151 1.626 1,94 F B

3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 2.602 1.626 1,60 F BArah Tigaraksa 2.989 1.626 1,84 F B

4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 533 1.207 0,44 B BArah Desa Bunder 975 1.207 0,81 D B

5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.907 2.505 0,76 D BArah Citra Raya 1.880 2.505 0,75 C B

6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 1.237 2.505 0,49 B BArah Pemda 1.739 2.505 0,69 C B

7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 982 1.059 0,93 E BArah Tigaraksa 1.315 1.059 1,24 F B

8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 1.726 1.059 1,63 F BArah Pasar Kemis 1.747 1.059 1,65 F B

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak terdapat 14 ruas jalan dari 16 ruas jalan

yang ada yang mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang

dipersyaratkan (LOS C, D, E, F), dan sisanya 2 ruas jalan yang lain masih berada pada tingkat

pelayanan jalan standar minimal yang dipersyaratkan (LOS A,B).

Skenario 4, Tahun 2027

Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah

sebesar 5,0% serta menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada

skenario 3, tahun 2027, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di

wilayah Kecamatan Cikupa akan dapat diprediksi. Untuk lebih dapat menjelaskan lebih lanjut

tentang kinerja lalu lintas pada seluruh ruas jalan utama di wilayah Kecamatan Cikupa pada

skenario 4, tahun 2027 tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.4Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan

di Kecamatan Cikupa Tahun 2027

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-5 |

Page 6: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

VJP C V/C LOS LOS(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal

1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 2.775 1.626 1,71 F BArah Bitung 3.470 1.626 2,13 F B

2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 3.428 1.626 2,11 F BArah Cikupa 4.040 1.626 2,48 F B

3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 3.336 1.626 2,05 F BArah Tigaraksa 3.833 1.626 2,36 F B

4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 684 1.207 0,57 C BArah Desa Bunder 1.251 1.207 1,04 F B

5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 2.446 2.505 0,98 E BArah Citra Raya 2.411 2.505 0,96 E B

6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 1.587 2.505 0,63 C BArah Pemda 2.230 2.505 0,89 D B

7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 1.260 1.059 1,19 F BArah Tigaraksa 1.687 1.059 1,59 F B

8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2.213 1.059 2,09 F BArah Pasar Kemis 2.241 1.059 2,12 F B

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak seluruh ruas jalan (16 ruas jalan)

mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang dipersyaratkan (LOS C, D,

E, F).

Skenario 5, Tahun 2032

Jika asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah sebesar 5,0% serta

menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada skenario 4, tahun

2027, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di wilayah Kecamatan

Cikupa dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 5.5Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan

di Kecamatan Cikupa Tahun 2032VJP C V/C LOS LOS

(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 3.559 1.626 2,19 F B

Arah Bitung 4.450 1.626 2,74 F B2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 4.396 1.626 2,70 F B

Arah Cikupa 5.181 1.626 3,19 F B3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 4.278 1.626 2,63 F B

Arah Tigaraksa 4.915 1.626 3,02 F B4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 877 1.207 0,73 C B

Arah Desa Bunder 1.604 1.207 1,33 F B5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 3.136 2.505 1,25 E B

Arah Citra Raya 3.092 2.505 1,23 E B6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 2.035 2.505 0,81 D B

Arah Pemda 2.860 2.505 1,14 D B7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 1.615 1.059 1,53 F B

Arah Tigaraksa 2.163 1.059 2,04 F B8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2.838 1.059 2,68 F B

Arah Pasar Kemis 2.873 1.059 2,71 F B

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Sama dengan kasus pada sub bab sebelumnya, pada beban puncak seluruh ruas jalan (16

ruas jalan) mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang

dipersyaratkan (LOS C, D, E, F).

Pendekatan Penanganan

Pendekatan Penertiban Kegiatan Disfungsi Jalan

Pendekatan ini dapat dilakukan pada ruas jalan negara yang berada di Kecamatan Cikupa,

dengan melakukan penertiban kegiatan parkir dipinggir jalan Raya Serang. Pemberlakukan

larangan parkir pada ruas jalan tersebut akan menghasilkan kapasitas yang lebih besar

dibandingkaan dengan jika terdapat kegiatan parkir. Terdapat masing-masing 2 meter lebar

jalan tidak berfungsi sebagai lajur lalu lintas. Jika program penertiban tersebut berhasil, maka

lebar jalan pada setiap lajur jalan akan berfungsi kembali sebagaimana mestinya, seperti

terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.6Peningkatan Lebar Efektif Jalan Pasca Penertiban Parkir

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-6 |

Page 7: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

di Jl. Raya SerangTIPE BADAN BADAN JLN

JALAN JALAN (m) EFEKTIF (m)1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 4/2 D 7,0 7,0

Arah Bitung 7,0 7,0 2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 4/2 D 7,0 7,0

Arah Cikupa 7,0 7,0 3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 4/2 D 7,0 7,0

Arah Tigaraksa 7,0 7,0 4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 2/2 UD 4,0 4,0

Arah Desa Bunder 4,0 4,0 5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 4/2 D 7,5 7,5

Arah Citra Raya 7,5 7,5 6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 4/2 D 7,5 7,5

Arah Pemda 7,5 7,5 7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 2/2 UD 3,5 3,5

Arah Tigaraksa 3,5 3,5 8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2/2 UD 3,5 3,5

Arah Pasar Kemis 3,5 3,5

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Pengaruh dari perbaikan lebar efektif jalan tersebut, akan dapat meningkatkan kapasitas

jalan sampai pada ruas jalan Raya Serang. Namun demikian, kondisinya tidak dapat

menaikkan kinerja hingga berada pada tingkat pelayanan jalan minimal yang dipersyaratkan,

karena hanya bisa membantu tingkat pelayanan jalan pada LOS = C, sedangkan tingkat

pelayanan jalan minimal yang dipersyaratkan adalah pada LOS = B.

Tabel 5.7

Peningkatan Kinerja Jl. Raya Serang Tahun 2012Pasca penertiban Parkir On Street

VJP C V/C LOS LOS(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal

1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 1.252 2.409 0,52 C BArah Bitung 1.566 2.409 0,65 C B

2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 1.547 2.409 0,64 C BArah Cikupa 1.823 2.409 0,76 D B

3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 1.505 2.409 0,62 C BArah Tigaraksa 1.729 2.409 0,72 D B

4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 308 1.207 0,26 A BArah Desa Bunder 564 1.207 0,47 A B

5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.103 2.505 0,44 A BArah Citra Raya 1.088 2.505 0,43 A B

6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 716 2.505 0,29 A BArah Pemda 1.006 2.505 0,40 A B

7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 568 1.059 0,54 B BArah Tigaraksa 761 1.059 0,72 B B

8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 999 1.059 0,94 E BArah Pasar Kemis 1.011 1.059 0,96 E B

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Pendekatan Pelebaran (peningkatan jalan)

Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 2012, tingkat pelayanan jalan yang berada

dibawah standar minimal tingkat pelayanan jalan yang dipersyaratkan adalah Jl. Raya Serang

dan Jl. Cikupa-Pasar Kemis. Jika lebar jalan pada kedua jalan tersebut, hingga menjadi 6/2 D

di Jl. Raya serang dan 4/2, pada tahun 2012. Hal serupa juga dapat dilakukan pada tahapan

tahan berikutnya, sehingga jadwal pelebaran jalan harus dapat diselaikan pada tahun-tahun

sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut ini.

Tabel 5.8

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-7 |

Page 8: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Jadwal Pelebaran Jalan Yang Harus DilakukanPada Ruas Jalan di Kecamatan Cikupa

JADWAL TIPEPELEBARAN JALAN

1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 2013 6/2 DArah Bitung 2013 6/2 D

2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 2013 6/2 DArah Cikupa 2013 6/2 D

3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 2013 6/2 DArah Tigaraksa 2013 6/2 D

4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 2017 4/2 DArah Desa Bunder 2017 4/2 D

5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 2017 4/2 DArah Citra Raya 2017 4/2 D

6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 2017 4/2 DArah Pemda 2017 4/2 D

7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 2013 4/2 DArah Tigaraksa 2013 4/2 D

8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2013 4/2 DArah Pasar Kemis 2013 4/2 D

NO NAMA RUAS JALAN ARAH

Pendekatan Pengembangan Jalan Baru

Dalam jangka panjang dibutuhkan pengembangan jalan baru yang dapat membantu untuk

mensetimbangkan kembali lalu lintas yang ada di wilayah Kecamatan Cikupa. Lokasi potensi

pengembangan jaln baru tersebut adalah dengan membuat JALAN FRONTAGE TOL dari

Bitung-Cikupa-Balaraja Timur. Selain untuk meningkatkan kinerja jaringan secara keseluruhan

di Kecamatan Cikupa, jalan tersebut juga akan menjadi “prime area” baru yang ada di

kecamatan cikupa yang akan mempunyai peran strategis di Kabupaten Tangerang. Jika

terdapat jaringan jalan tersebut, maka akan dapat mengurangi beban volume lalu lintas,

khususnya di ruas jalan Raya Serang. Pada ke-2 ujung dan tengah rencana JALAN FRONTAGE

TOL dari Bitung-Cikupa-Balaraja Timur tersebut dapat dibangun titik transfer moda (sub

terminal).

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-8 |

Page 9: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Gambar 5.4Peta Rencana Jaringan Transportasi di Kecamatan Cikupa

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-9 |

Page 10: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

5.2 Rencana Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan

Pelayanan listrik di Kecamatan Cikupa saat ini di layani oleh PLN. Di Kecamatan Cikupa telah

disediakan 1 gardu induk yang memasok energi ke semua wilayah di Kecamatan Cikupa. Di

Kecamatan Cikupa sendiri memerlukan kebutuhan energi listrik yang tinggi sehingga perlu

adanya pasokan listrik alternatif untuk meringankan beban PLN, seperti energi surya atau

hidromikro baik secara komunal maupun secara individu agar tidak terlalu tergantung dengan

pelayanan PLN, disamping itu memiliki keunggulan: tergolong kedalam sumber energi

terbarukan dan ramah lingkungan, tidak terlalu banyak memakan biaya untuk pemeliharaan

dan memiliki umur teknis lebih dari 30 tahun.

Sehingga untuk menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kecamatan Cikupa

membutuhkan penelitian tentang:

Jenis Teknologi

Penguasaan Teknologi

Implikasi biaya dan ekonomi

Sosialisasi, dsiminasi dan penyebaran.

Ketentuan Umum rencana pendistribusian jaringan listrik ke konsumen dapat dilakukan

melalui:

1. Gardu Induk (GI), yang merupakan gardu listrik tegangan tinggi guna mensuplai

kebutuhan listrik penduduk Kecamatan Cikupa.

2. Jaringan Tegangan Tinggi 150 KV, yang merupakan jaringan transmisi utama dan

berfungsi untuk menyalurkan dan menggabungkan daya listrik dari GI yang satu ke GI

yang lain.

3. Jaringan Tegangan Menengah 20 – 66 KV, yang merupakan jaringan transmisi

menengah yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari GI ke Gardu Distribusi

(GD) atau ke industri-industri dengan jarak pelayanan ideal mencapai 8 km hingga

maksimum berjarak 12 km.

4. Gardu Distribusi (GD), yang berfungsi sebagai penurun tegangan, dari tegangan

menengah 20 – 66 KV menjadi tegangan rendah 380 V / 220 V, untuk melayani

kebutuhan sehari-hari konsumen domestik.

5. Jaringan Tegangan Rendah, merupakan jaringan distribusi dari GD ke konsumen

langsung yang menggunakan sistem distribusi radial dengan sistem penyaluran melalui

kabel tanah yang prioritas pengembangannya dilakukan di pusat pemerintahan, serta

melalui kabel udara dengan biaya lebih rendah di kawasan permukiman penduduk.

Standar Pembangunan Gardu Listrik Ukuran dan Kapasitas Maksimum Gardu per unit. Yaitu:

• Luas tanah : 6 x 9 m2

• Luas casis (bangunan) : 4 x 7 m2

• Radius pelayanan : 200 m2

• Kapasitas maksimum : 630 KVA = 630.000 watt

• Medan listrik yang bisa dicapai ± 6.257 m2.

Rencana pengembangan prasarana dan sarana jaringan energi/kelistrikan di Kecamatan

Cikupa adalah sebagai berikut :

1) Penambahan kapasitas jaringan listrik sesuai dengan arah pengembangan wilayah dan

kegiatan.

2) Peningkatan pelayanan dengan cara meminimalisir gangguan-gangguan teknis.

3) Mengingat Wilayah Kecamatan Cikupa di lalui oleh jaringan Saluran Udara Tegangan

Ekstra Tinggi (SUTET) maka perlu adanya penetapan jalur hijau yang tegas sesuai

dengan peraturan yang berlaku disepanjang jaringan tersebut, hal ini dimaksudkan agar

wilayah-wilayah di bawah jaringan tersebut dapat terlindungi dari bahaya dan dampak

negatif yang ditimbulkan oleh jaringan tersebut.

4) Jaringan gas, walaupun tidak melayani masyarakat Kecamatan Cikupa hanya melintasi

wilayah ini saja namun keberadaan jaringan gas ini perlu mendapatkan perhatian dalam

pengembangannya, hal ini berkaitan dengan upaya penatagunaan tanah. Untuk

menjaga dan mengamani jaringan gas ini, maka wilayah yang berada diatas jaringan gas

tersebut perlu dijadikan sebagai jalur hijau, agar keberadaan jaringan gas ini dapat

terjaga dan masyarakat dapat terhindar dari bahaya kebocoran gas.

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang

menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-10 |

Page 11: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 245kV. Ketentuan pemanfaatan

lahan yang dilalui jalur dan di sekitar SUTET diatur berdasarkan prinsip sebagai berikut

berikut:

1. Perlu disediakan ruang aman, yaitu ruang sekeliling penghantar atau kawat listrik

SUTTET yang harus dibebaskan dari kegiatan manusia.

2. Tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah sepanjang jalur SUTET sebagai

ruang aman tetap digunakan oleh pemiliknya sesuai dengan rencana tata ruang.

3. Ruang aman meliputi jarak bebas horisontal dan jarak bebas vertikal. Jarak bebas

horisontal adalah jarak antara titik tengah menara dengan benda terdekat. Jarak bebas

vertikal adalah ketinggian minimal antara penghantar dengan tanah.

4. Jarak bebas horisontal minimal untuk SUTET ditetapkan 32m ke kanan kiri dari titik

tengah menara, sementara jarak bebas vertikal bergantung pada letak menara tersebut

dan beberapa faktor lainnya.

Ruang aman dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga lahan/ruang yang ada dapat

dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagai kepentingan, sehingga di satu pihak sistem

listrik yang ada tidak terganggu oleh lingkungan dan di lain pihak lingkungan itu sendiri tidak

terganggu oleh sistem listrik tersebut. Untuk lebih jelasnya rencana jaringan listrik dan gas

Kecamatan Cikupa dapat dilihat pada Gambar 5.5.

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-11 |

Page 12: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Tabel 5.9Rencana Kebutuhan Listrik di Kecamatan Cikupa Pada Tahun 2031

KebutuhanSub BWP 1

(watt)

Sub BWP 2

(watt)

Sub BWP 3

(watt)

Sub BWP 4

(watt)

Sub BWP 5

(watt)

Sub BWP 6

(watt)

Perumahan 133.710.200 0 195.669.500 1.954.379.700 0 152.566.700

Industri 4.408.179 1.896.343 4.397.290 1.305.311 588.730 1.177.277

Fasilitas pendidikan 26.611.500 12.463.500 21.276.000 16.090.500 8.892.000 9.786.000

Fasilitas kesehatan 7.477.500 3.180.000 6.000.000 4.522.500 2.820.000 2.910.000

Fasilitas peribadatan 381.000 177.0000 270.000 219.000 153.000 159.000

Fasilitas perdagangan dan jasa 19.139.544 9.848.000 15.400.000 12.528.000 6.739.256 6.008.000

Fasilitas olah raga 2.137.215 1.016.085 3.413.190 2.632.260 1.424.070 1.581.180

Total 193.865.138 30.173.928 246.425.980 1.991.677.271 20.617.056 174.188.157

Sumber : Hasil analisis 2012

Keterangan:

Standar perhitungan menggunakan:

Standar kapasitas liastrik yang dikeluarkan PLN, 2000

Peraturan Menteri Perindustrian No.35 tahun 2010 tentang pedoman teknis kawasan industri

• Kawasan industri = 0,15 - 0,2 MVA/Ha

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-12 |

Page 13: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-13 |

Page 14: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

5.3 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cikupa diarahkan

untuk mendukung pengembangan industri, perdagangan dan jasa, permukiman, dan sarana

pelayanan kota. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi diarahkan dengan

memanfaatkan secara optimal prasarana yang telah dikembangkan secara terpadu.

Kebutuhan sarana telekomunikasi di Kecamatan Cikupa saat ini masih dilayani oleh PT.

Telkom, jumlah masyarakat yang terlayani belum mencapai 100%. Hal ini berkaitan dengan

distribusi pelayanan sambungan kabel ke pelosok daerah dan juga adanya perkembangan

teknologi telekomunikasi yang sekarang ini didominasi dengan telepon selular, maka tidak

ada masalah bagi masyarakat yang belum terlayani dapat menggunakan telepon selular

tersebut yang harganya relatif terjangkau. Tetapi dalam rencananya jaringan telepon perlu

dirancang untuk mengantisipasi perkembangan yang ada, jaringan telekomunikasi mengikuti

jaringan jalan regional.

Namun dalam pembangunan menara telekomunikasi harus dibangun sesuai dengan kaidah

penataan ruang kota Kecamatan Cikupa, keamanan dan ketertiban, lingkungan, estetika dan

kebutuhan telekomunikasi pada umumnya. Ketentuan pembangunan menara telekomunikasi

dimaksudkan untuk memberikan arahan penyelenggaraan telekomunikasi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku disamping kehandalan cakupan (coverage)

frekuensi telekomunikasi dengan tujuan meminimalkan jumlah menara telekomunikasi yang

ada dengan prioritas mengarahkan pada penggunaan / dalam pengguanaan / pengelolaannya

maupun penggunaan ruang kota, namun tetap menjamin kehandalan cakupan pemancaran,

pengiriman dan / atau penerimaan telekomunikasi.

Pola penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi dibagi dalam kawasan berdasarkan pola

sifat lingkungan, kepadatan bangunan dan bangun-bangunan serta kepadatan jasa

telekomunikasi. Kawasan tersebut dibagi berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria Kawasan I

a. Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat tinggi dan bangun-bangunan serta

kepadatan penggunaan / pemakaian jasa telekomunikasi.

b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah hanya

untuk menara tunggal, kecuali untuk kepentingan bersama beberapa operator

dapat dibangun menara rangka sebagai menara bersama.

c. Menara telekomunikasi dapat didirikan di atas tanah dan di atas bangunan

dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, estetika dan keserasian

lingkungan.

2. Kriteria Kawasan II

a. Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan kurang padat.

b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah dapat

dilakukan untuk menara rangka dan menara tunggal.

c. Menara telekokmunikasi dapat didirikan di atas bangunan jika tidak dimungkinkan

didirikan di atas permukaan tanah dengan memperhatikan keamanan,

keselamatan, estetika dan keserasian lingkungan.

3. Kriteria Kawasan III

a. Lokasi dimana kepadatan banguanan bertingkat dan bangun-bangunan tidak

padat.

b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah dapat

dilakukan untuk menara rangka dan menara tunggal.

c. Menara telekomunikasi di atas bangunan bertingkat tidak diperbolehkan kecuali

tidak dapat dihindari karena terbatasnya pekarangan tanah dengan ketentuan

ketinggian disesuaikan dengan kebutuhan frekuensi telekomunikasi dengan tinggi

maksimum 52 meter dari permukaan tanah dengan memperhatikan keamanan,

keselamatan, estetika dan keserasian lingkungan.

Menara telekomunikasi untuk mendukung sistem transmisi radio microwave, apabila

merupakan menara yang dibangun di permukaan tanah maksimum dengan tinggi 72 meter,

ditentukan hanya dapat dibangun dalam peruntukkan tanah II dan peruntukkan tanah III.

Dilarang membangun menara telekomunikasi pada :

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-14 |

Page 15: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Lokasi pada peruntukkan tanah spesifik perumahan kecuali pada peruntukkan tanah

perumahan renggang dengan ketentuan harus dilengkapi dengan persyaratan tidak

berkeberatan dari tetangga di sekitar menara dan diketahui oleh lurah setempat.

Bangunan bertingkat yang menyediakan Sarana helipad.

Bangunan bersejarah dan cagar budaya.

Dalam pembangunan menara bersama perlu mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi

dan Informasi No. 02/Per/M.Kominfo/3/2008 tentang pedoman pembangunan dan

penggunaan menara bersama telekomunikasi. Rencana jaringan telekomunikasi dapat dilihat

pada Gambar 5.6.

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-15 |

Page 16: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Gambar 5.7Peta Rencana Jaringan Telekomunikasi di Kecamatan Cikupa

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-16 |

Page 17: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

5.4 Rencana Sistem Jaringan Air Minum

Kecamatan Cikupa untuk saat ini merupakan kawasan dengan banyak terdapat lahan

persawahan yang secara tata air lahan ini menjadi tempat berkumpulnya air. Akan tetapi

berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Tangerang tahun 2011-2031, Kecamatan Cikupa akan

menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai permukiman kepadatn tinggi, industri,

kantor pemerintahan kecamatan dan pertahanan keamanan negara sehingga ke depannya

akan berdampak pada lahan-lahan persawahan, alih fungsi lahan pertanian akan terjadi.

Untuk mengatisipasi alih fungsi lahan persawahan di Kecamatan Cikupa perlu di ciptakan

pond-pond pengganti lahan persawahan untuk tempat berkumpul air supaya air dapat di atur

tata airnya. Dari topografi Kecamatan Cikupa yang relatif datar memungkinkan terjadi

bencana banjir, jika hal ini sering terjadi pengembangan investasi di bidang industri akan

terhambat. Disamping membangun pond-pond juga dilakukan normalisasi sungai kecil dan

saluran irigasi yang sudah ada supaya terintegrasi dengan sistem tata air kawasan.

Sampai saat ini di Kecamatan Cikupa tidak ada penyediaan air bersih dari PDAM. Umumnya

penduduk menggunakan air tanah dangkal dan dari perusahaan swasta Aetra untuk

keperluan air bersih sehari-hari. Untuk penggunaan air tanah secara bebas perlu dibatasi

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Pengairan yang menekankan

bahwa perlu dilakukan pembatasan penggunaan air tanah untuk menjaga sumber dan

keberlangsungan lingkungan. Untuk mengatasi pembatasan pengambilan air tanah ini perlu

dilakukan secara komunal, dimana untuk setiap perumahan skala besar perlu membuat

instalasi air bersih.

Rencana penyediaan air bersih di Kecamatan Cikupa perlu dibedakan perlakuannya

berdasarkan kegiatan, yaitu:

a. Kawasan Permukiman Rumah Petak, Rumah Alami.

Dalam pengembagan penyediaan air bersih di permukiman alami masyarakat seperti

rumah petak, rumah kontrakan untuk karyawan dan permukiman yang di bangun oleh

masyarakat sendiri, perlu adanya ketentuan penyediaan air bersihnya yang sifatnya

komunal untuk dapat pengawasan penggunaan air bersih.

Ada beberapa sistem penyediaan air bersih secara komunal, yaitu:

1) Model penyediaan air bersih komunal berupa penampungan air dengan tower

berkapasitas 500 liter/jam yang dapat melayani 100-150 KK. Setiap rumah dapat

menyambung jaringan perpipaan dari tower tersebut. Model ini di harapkan

dditerapkan pada permukiman yang tidak terlayani oleh PDAM.

2) Penyediaan hidran umum atau tangki penampungan bagi penduduk yang kurang

mampu, namun membutuhkan ketersediaan air bersih dangan sistem komunal,

dimana dalam unit permukiman disediakan sumber air dan didistribusikan ke tiap

rumah baik dengan menggunakan jaringan maupun mengambil dengan ember.

Sistem ini dikelola di tingkat komunitas baik dari pembangunan maupun

pemeliharaan dengan kesepakatan antar masyarakat.

3) Sistem penampungan air hujan, dimana tiap rumah dapat melakukan sistem ini

dengan menyediakan bak-bak untuk penampungan air hujan. Bak-bak ini dibuat di

halaman rumah dengan menggunakan material yang lulus air dan tahan longsor,

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-17 |

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa

dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata

Page 18: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

serta harus bebas dari kontaminasi atau pencemaran limbah. Pengelolaannya

dilakukan secara individu. Untuk itu dalam pembuatannya, penempatan sumur

penampungan air hujan harus memenuhi persyaratan jarak terhadap tangki

septik, bidang resapan tangki septik, sumur air bersih dan sumur resapan air

lainnya.

Pengembangan sumur penampungan air hujan dapat dilakukan di rumah-rumah

penduduk pada daerah yang tidak terbangun ataupun dengan memfungsikan pula

saluran penampung air hujan (catchment area) sebagai daerah penampungan air

hujan. Dengan adanya sumur penampungan air hujan ini diharapkan dapat

membantu dalam penyediaan air bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber

air bersih bagi masyarakat Kecamatan Cikupa.

b. Kawasan industri

Ketersediaan air bersih menjadi syarat penting untuk kegiatan industri, oleh

karena itu maka penyediaan air bersih perlu di prioritaskan oleh pemerintah

supaya industri tidak menggunakan air tanah dalam yang berlebihan bahkan

setiap industri dapat memanfaatkan air tanah dalam.

Sistem distribusi air bersih bagi industri berupa jaringan perpipaan. Untuk

kelancaran sistem pendistribusian tersebut, perlu diperhatikan faktor-faktor

berikut:

a) Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga air

masih bisa mengalir ke konsumen dengan sisa tekanan yang cukup;

b) Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan industri dan dapat melayani 24

jam;

c) Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke user;

d) kebutuhan air bersih bagi industri didasarkan pada standar 0,55 – 0,75

liter/detik/ha.

Pola jaringan sistem perpipaan distribusi air bersih umumnya, dapat

diklasifikasikan menjadi :

a) Sistem jaringan melingkar (Grid System/Loop);

b) Sistem jaringan cabang (Branch System);

c) Sistem kombinasi dari kedua sistem diatas.

Dari ketiga alternatif tersebut di atas disarankan menggunakan sistem jaringan

melingkar karena distribusi airnya akan merata. Sistem distribusi air bersih disarankan

menggunakan cara gravitasi, karena selain ekonomis juga untuk mempermudah dalam

teknis operasional dan pemeliharaan. Selain sistem tersebut faktor bahan dari jaringan

seperti pipa beton, baja dan plastik dapat mempengaruhi kecepatan pengaliran dalam

pendistribusian air. Penyediaan air bersih pada kawasan industri dapat dikelola oleh

perusahaan kawasan industri dengan melalui perijinan dari BLHD Kabupaten Tangerang.

Kecepatan pengaliran dalam pipa distribusi ditetapkan berkisar sebagaimana Tabel 5.10

Tabel 5.10Kecepatan Aliran Menurut Jenis Pipa

Sumber: Peraturan Menteri Perindustrian No. 35/M-IND/PER-3/2010 tentang Pedoman Penyusunan Kawasan Industri

Gambar 5.8Tipe-tipe sistem jaringan perpipaan distribusi

(a) Sistem melingkar, (b) Sistem bercabang, dan (c) Sistem kombinasi

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-18 |

Jenis PipaKecepatan (m/dt)

Minimum MaksimumPipa mortar atau pipa beton 0,3 3,0Pipa steel atau cast iron pipe 0,3 5,0Pipa plastik atau PVC 0,3 6,0

Page 19: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

c. Kawasan Perdagangan, Jasa dan Pemerintahan

Kawasan ini didalam rencana semestinya dalam penyediaan air bersih dilayani

oleh PDAM karena kebutuhan sehari-hari tidak seintensif kawasan perumahan

atau industri. Sistem penyediaan air bersih berupa perpipaan.

5.5 Rencana Sistem Jaringan Drainase

Sistem drainase di Kecamatan Cikupa secara umum mengikuti jaringan jalan khususnya

di jaringan jalan regional, sebetulnya sistem drainase sudah cukup baik khususnya di

kawasan perumahan-perumahan yang hanya belum terintegrasi sehingga sistem

drainase yang ada untuk menyelesaikan sistem pengendali air di kawasan-kawasan

tersebut. Dalam sistem drainase tidak terlepas dari sistem tata air, terlebih Kecamatan

Cikupa dilalui sungai-sungai yang berasal dari hilir di Bogor maka penanganannya perlu

mempertimbangkan aspek alam. Dalam sistem tata air, sistem yang dibangun harus

terintegrasi antar kawasan sehingga perlu dilihat dari hilir hingga hulunya supaya tidak

ada persoalan di titik-titik tertentu.

Sistem drainase perlu ditinjau kembali jenis salurannya, apakah saluran primer atau

saluran sekunder supaya bangkitan air tidak melampaui saluran tersebut. Serta dimensi

harus disesuaikan dengan dimensi standarnya. Dalam penanganan sistem drainase

khususnya pada perumahan perlu ditegaskan bahwa sistem ini bagian dari sistem yang

sudah ada dan disesuai dengan dimensi standar supaya terintegrasi dengan kawasan-

kawasan lainnya. Pemeliharaan pondasi yang sudah ada perlu dilakukan sebagai sistem

ekologi dan cadangan air serta tempat parkir air ketika hujan.

Untuk dapat menghasilkan suatu sistem drainase yang terarah direncanakan untu

menciptakan sistem jaringan yang terhirarki yang meliputi saluran primer, saluran

sekunder dan saluran tersier, yaitu :

1. Saluran primer adalah saluran yang membawa limpasan air hujan ke lokasi

pembuangan akhir. Dalam hal ini yang dipersiapkan untuk menjadi saluran primer

adalah Sungai Cidurian dan Sungai Cimancuri. Sesuai dengan fungsinya saluran

primer ini akan memilki dimensi yang relatif besar dari saluran-saluran lainnya.

2. Saluran sekunder adalah saluran yang membawa limpasan air hujan menuju

saluran sekunder.

Dalam hal ini yang akan dimanfaatkan sebagai saluran sekunder adalah jaringan sungai

dan anak-anak sungai yang mengalir menuju Sungai Cirarab dan Sungai Cimancuri.

Untuk lebih memperlancar aliran air hujan tersebut dibuat pula saluran primer buatan

yang merupakan saluran yang ditempatkan disepanjang jaringan arteri primer. Dapat

dilihat pada Gambar 5.13.

Gambar 5.9Sistem Drainase Terbuka

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-19 |

Page 20: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Tabel 5.11Rencana Penyediaan Air Minum di Kecamatan Cikupa

KebutuhanBLOK 1

(liter/hari)

BLOK 2

(liter/hari)

BLOK 3

(liter/hari)

BLOK 4

(liter/hari)

BLOK 5

(liter/hari)

BLOK 6

(liter/hari)

Perumahan 19.947.340 9.4833.460 15.928.220 12.283.880 6.645.660 7.378.840

Industri 28.565.000 12.288.303 28.494.439 8.458.415 3.814.970 7.628.755

Fasilitas pendidikan 168.330 40.500 79.050 145.185 46.875 60.930

Fasilitas kesehatan 36.500 16.500 29.000 22.000 12.500 13.500

Fasilitas peribadatan 264.000 124.000 208.000 160.000 92.000 100.000

Fasilitas perdagangan dan jasa 900.281 427.500 718.500 555.000 300.593 333.000

Fasilitas olah raga 28.496 13.548 22.755 17.548 9494 10.541

Fasilitas pemerintahan 1.065 675 1.035 690 525 750

Total 49.911.012 107.744.486 45.480.999 21.642.718 10.922.617 15.526.316

Sumber : Hasil Analisis 2012

No. Penggunaan lahan Standar1. perumahan 140 liter/orang/hari2. perkantoran 15 liter/orang/hari3. Perdagangan dan jasa 1,5 m3/Unit/hari4. Prasarana pendidikan 15 liter/siswa/hari5. Prasarana kesehatan 500 liter/Unit/hari6. Prasarana peribadatan 4 m3/Unit/hari7. Fasilitas lainnya (pos satpam, pemadam kebakaran, pos

polisi, kantor pos, kantor telepon dll)2 m3/Ha/Hari

8. Industria. Zona industrib. Kawasan industric. Komplek industrid. Kawasan berikate. permukiman industri kecilf. Sentra industri kecilg. Sarana usaha industri kecil

max. 8 liter/detik/Ha0,55 – 0,75 liter/detik/Ha12 liter/detik/Ha1 – 12 liter/detik/Hamax. 6 liter/detik/Hamax. 6 liter/detik/Hamax. 6 liter/detik/Ha

Sumber : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001Peraturan Menteri Perindustrian No.35 tahun 2010 tentang pedoman teknis kawasan industri

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-20 |

Page 21: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Gambar 5.9Peta Rencana Jaringan Air Bersih di Kecamatan Cikupa

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-21 |

Page 22: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-22 |

Page 23: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

5.6 Rencana Sistem Jaringan Air Limbah

Dalam rencana pengembangan jaringan air limbah tidak terlepas dari sanitasi dan air

limbah rumah tangga serta industri. Rencana penanganan air limbah di Kecamatan

Cikupa, akan dibagi menjadi 2 kelompok kegiatan yang menghasilkan sumber limbah,

antara lain:

a. Permukiman, Jasa, Perdagangan dan Pemerintahan

Limbah yang dihasilkan berupa: air limbah rumah tangga; Limbah rumah tangga

adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas

industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau

sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah

terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia

tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit

disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar

tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah

harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.

Metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan limbah rumah

tangga yaitu dengan :

Membuat saluran air kotor

Membuat bak peresapan

Membuat tempat pembuangan sampah sementara

Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai

berikut;

Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air

dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.

Tidak mengotori permukaan tanah.

Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.

Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat

dan murah.

Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan

pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan.

Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus

untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama

dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin

pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder

dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan

saringan khusus.

Limbah bekas air buangan kamar mandi dan bekas air cucian juga harus dikelola

dengan baik. beberapa ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilakukan dalam

pengelolaannya yaitu tempat cucian dipasang tidak jauh dari dapur. Bak cucian

dipasang saringan, saluran pralon ke bak kontrol yang jaraknya maksimum 5 m.

Bak ini perlu ditutup dan diberi pegangan agar memudahkan pengambilan tutup

bak. Agar binatang tidak dapat masuk perlu dibuat besi penghalang

Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke sumur

resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak resapan

sudah bebas dari pencemaran.Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata,

campuran semen dan pasir. Bak kontrol dibuat terutama untuk saluran yang

berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama terjadi pengikisan ke samping

sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran. Dibuat juga

sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang diberi kerikil

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-23 |

Page 24: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

dan lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air

bersih ke sumur resapan minimum 10 m agar supaya jangan mencemarinya

Sedangkan limbah padat untuk permukiman padat direncanakan dengan

menggunakan sptik tank komunal.

Gambar 5.12Septitanc Komunal

b. Industri

Kawasan industri wajib melakukan pengelolaan lingkungan pada setiap tahap

kegiatan sesuai dengan jenis dampak yang ditimbulkan dengan pendekatan sosial

ekonomi, kelembagaan, dan teknologi. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

kawasan industri merupakan unit yang mengolah air limbah industri yang berada

pada kawasan industri diolah secara terpadu. Perkiraan volume dan kapasitas

limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas industri berkisar antara 60 % - 80 % dari

konsumsi air bersih per hari.

Kriteria (standar) mengenai karakteristik atau kualitas air limbah dari industri

yang dapat diolah dalam IPAL kawasan melalui 6 (enam) parameter kunci, sebagai

berikut :

• BOD : 400 - 600 mg/l

• COD : 600 - 800 mg/l

• TSS : 400 - 600 mg/l

• pH : 4 - 10

• N-prg : 15 – 50 mg/l

• NH3N : 8 – 15 mg/l

Untuk lebih jelasnya mengenai volume air limbah dapat dilihat pada Tabel 5.12

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-24 |

Page 25: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Tabel 5.12Perkiraan Volume Air Limbah di Kecamatan Cikupa pada Tahun 2031

KebutuhanBLOK 1

(liter/hari)

BLOK 2

(liter/hari)

BLOK 3

(liter/hari)

BLOK 4

(liter/hari)

BLOK 5

(liter/hari)

BLOK 6

(liter/hari)

Perumahan 15.957.872 75.866.768 12.742.576 9.827.104 5.316.528 5.903.072

Industri 22.852.000 9.830.642 22.795.551 6.766.732 3.051.976 6.103.004

Fasilitas pendidikan 134.664 32.400 63.240 116.148 37.500 48.744

Fasilitas kesehatan 29.200 13.200 23.200 17.600 10.000 10.800

Fasilitas peribadatan 211.200 99.200 166.400 128.000 73.600 80.000

Fasilitas perdagangan dan jasa 720.225 342.000 574.800 444.000 240.474 266.400

Fasilitas olah raga 22.797 10.838 18.204 14.038 7.595 8.433

Fasilitas pemerintahan 852 540 828 552 420 600

Total 39.928.810 86.195.588 36.384.799 17.314.174 8.738.093 12.421.053

Sumber : Hasil Analisis 2012

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-25 |

Page 26: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

5.7 Rencana Sistem Jaringan Sampah

Persampahan sekarang ini menjadi persoalan yang krusial ditingkat nasional hingga

kabupaten/kota. Penanganan secara makro, dengan memusatkan penanganan

persampahan pada TPA tidak efisiensi lagi, kebutuhan lahan yang cukup luas untuk TPA

akan menyulitkan pemerintah daerah dalam penyediaannya.

Pada Undang-undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, dijelaskan

adanya pelibatan yang aktif pada tingkat TPS yang sekarang disebut TPST (Tempat

pengolahan sampah terpadu).

Dalam penanganan persampahan perlu dibagi-bagi peran dan keterlibatan dari semua

pihak untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan persampahan. Untuk lebih jelas

mengenai perkiraan volume sampah dapat dilihat pada Tabel 5.13. Sedangkan untuk

lokasi rencana tempat sampah akan ada di beberapa titik yaitu 3 tempat di dekat

daerah permukiman dan 4 titik di dekat daerah industri. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 5.13 berikut.

Dalam rencana sistem persampahan di Kecamatan Cikupa, perlu dipisahkan

penanganannya berdasarkan fungsi kegiatan yang banyak menghasilkan sampah,

pembagian tersebut, antara lain:

a. Zona Permukiman

Dengan perkembangkan perumahan akan bertambahnya volume yang dihasilkan,

selama ini perumahan-perumahan dalam pengolahan sampah masih menumpang

pada wilayah sekitarnya bahkan lahan pembuangan terletak diluar kawasan

perumahan tersebut, dan akhirnya membebani kawasan disekitarnya yaitu

permukiman masyarakat.

Dalam rencana pada perumahan harus menyediakan pengolahan sampah sendiri

dengan memakai cara yang ramah lingkungan seperti sistem 3 R. sistem

pengolahan bisa kerjasama dengan swasta atau masyarakat seperti bekerja sama

dengan lembaga yang mengurusi persampahan di Kecamatan Cikupa.

b. Zona Industri

Penanganan sistem terpadu dengan metode 3 R dapat dilakukan, hasil dari

pengolahan sampah dapat di manfaatkan untuk penghijauan kawasan atau dijual.

Pola penanganan persampahan kawasan dimulai dari tiap industri dengan

mengharuskan menyediakan tempat sampah yang telah dipilah antara sampah

organik dan anorganik, dari industri kemudian diangkut menuju ke tempat

pengolahan, bisa disebut tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Di TPST ini

diolah sampah organik dijadikan kompos dan bata sedangkan anorganik dapat

diolah menjadi daur ulang, pengolahan ini dapat menjadi industri tersendiri.

c. Zona Perdagangan, Jasa dan Pemerintahan

Pada kawasan perdagangan, jasa dan pemerintahan perlu penanganan yang

berbeda karena secara umum masyarakat yang memanfaatkan kawasan ini

berupa masyarakat mobile, artinya masyarakat yang tidak menetap. Untuk itu

maka perlu difasilitasi tempat sampah bergerak yang nantinya diolah pada TPST.

Penempatan kontainer di sepanjang jalan utama di dekat kawasan perdagangan,

jasa dan pemerintahan menjadi penting, sebagai TPS. Penempatan kontainer di

upayakan minimal 500 m dengan lokasi, untuk menghindari polusi yang di

timbulkan sampah. Untuk itu lokasi TPS ini harus disiapkan di tempat terlindung,

sehingga tidak menimbulkan gangguan lingkungan.

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-26 |

Page 27: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

Tabel 5.13Perkiraan Volume Sampah di Kecamatan Cikupa pada Tahun 2031

KebutuhanBLOK 1

(kg/hari)

BLOK 2

(kg/hari)

BLOK 3

(kg/hari)

BLOK 4

(kg/hari)

BLOK 5

(kg/hari)

BLOK 6

(kg/hari)

Perumahan 3.989.468 1.896.692 3.185.644 2.456.776 1.329.132 1.475.768

Industri 2.084 842 1.592 786 539 641

Fasilitas pendidikan 177.410 83.090 141.840 107.270 59.280 65.240

Fasilitas kesehatan 9.970 4.240 8.000 6.030 3.760 3.880

Fasilitas peribadatan 762 318 540 438 306 318

Fasilitas perdagangan dan jasa 68.391 32.515 54.611 42.116 22.785 25.299

Fasilitas olah raga 28.496 13.548 22.755 17.548 9.494 10.541

Total 4.276.581 2.031.245 3.414.982 2.630.964 1.425.296 1.581.687

Sumber: Hasil Analisis 2012

No. Penggunaan Lahan Standar1. Perumahan 2-35 lt/orang/hari4. Perdagangan dan Jasa 0,2-0,6 lt/orang/hari5. Prasarana Pendidikan 0,2 kg/m2/hari6. Prasarana Kesehatan 0,2 kg/m2/hari7. Prasarana Peribadatan 0,05 kg/m2/hari8. Fasilitas Lainnya (Pos Satpam, Pemadam Kebakaran, Pos

Polisi, Kantor Pos, Kantor Telepon Dll)0,2 kg/m2/hari

10. Kawasan industri 0,2 kg/orang/hariSumber: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Peraturan Menteri Perindustrian No.35 tahun 2010 tentang pedoman teknis kawasan industri

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-27 |

Page 28: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-28 |

Page 29: Bab V_rencana Jaringan Prasarana

LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang

R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-29 |