Bab Vii Rev1

2
Pemerintah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara Proyek Bandar Udara Kutai Final Report B A B V I I KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Persyaratan operasi penerbangan untuk lokasi “Loakulu” dapat diterapkan tanpa hambatan yang berarti, mengingat area tersebut relatif bebas dari rintangan (obstacle). 2. Prosedur pelayanan pemanduan lalu-lintas penerbangan terhadap “air traffic” dapat dilaksanakan sesuai dengan organisasi dan kelas ruang udara di “Loakulu” dan organisasi ruang udara di atasnya (TMA Balikpapan). 3. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam segala aspek, maka lokasi Loakulu mempunyai keunggulan terhadap lokasi Tanjungbatu, terutama dalam aspek keselamatan penerbangan, teknis dan ekonomi, demikian juga jaraknya lebih dekat yaitu 15 km dari Kota Samarinda (Tanjungbatu 18 km dari Samarinda). 4. Tanah yang disediakan untuk calon Bandar Udara Samarinda-Kutai Kartanegara di Loakulu dengan panjang 7 km dan lebar 1.5 km, sangat memadai untuk operasi pesawat B.747-400/sejenisnya serta untuk pengembangan selanjutnya setelah tahun 2025. Penyediaan lahan yang rata dapat dilakukan bertahap dengan memotong bukit- bukit di dalam lokasi. 5. Biaya pembangunan terbesar adalah biaya pembangunan prasarana landasan, taxiway, apron dan strip, dimana pada tahap I berjumlah Rp. 647.55 Milyar, yang kedua adalah biaya pekerjaan tanah sebesar Rp. 200 Milyar, yang ketiga untuk fasilitas bangunan sisi darat yang pada tahap I berjumlah Rp. 161.14 Milyar. Total biaya keseluruhan tahap I, II dan III adalah Rp. 2.180 Milyar. Menurut analisis finansial, maka pengembalian investasi dalam 26 tahun dengan IRR 10,6 %. 6. Sebagai kesimpulan “Loakulu” diusulkan menjadi lokasi bandara baru menggantikan Bandar Udara Temindung-Samarinda, dalam rangka menunjang pembangunan daerah Samarinda-Kutai Kartanegara khususnya. B. REKOMENDASI 1. Dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah secara umum, khususnya menunjang pembangunan dan pengembangan daerah propinsi Kalimantan Timur maupun daerah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara, direkomendasikan agar waktu pembangunan Bandar Udara Samarinda-Kutai Kartanegara dilaksanakan sejalan dengan program pembagunan secara menyeluruh, dengan pertimbangan sesuai urutan prioritas dan tanpa penundaan jadwal pembangunan. PT. PAKARYA & LPTMA - STPI VII - 1 Lembaga Pengkajian Teknologi dan Manajemen Aviasi

description

KUTAI

Transcript of Bab Vii Rev1

Page 1: Bab Vii Rev1

Pemerintah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara Proyek Bandar Udara Kutai Final Report

B A B V I I

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. Persyaratan operasi penerbangan untuk lokasi “Loakulu” dapat diterapkan tanpa

hambatan yang berarti, mengingat area tersebut relatif bebas dari rintangan

(obstacle).

2. Prosedur pelayanan pemanduan lalu-lintas penerbangan terhadap “air traffic” dapat

dilaksanakan sesuai dengan organisasi dan kelas ruang udara di “Loakulu” dan

organisasi ruang udara di atasnya (TMA Balikpapan).

3. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam segala aspek, maka lokasi Loakulu

mempunyai keunggulan terhadap lokasi Tanjungbatu, terutama dalam aspek

keselamatan penerbangan, teknis dan ekonomi, demikian juga jaraknya lebih dekat

yaitu 15 km dari Kota Samarinda (Tanjungbatu 18 km dari Samarinda).

4. Tanah yang disediakan untuk calon Bandar Udara Samarinda-Kutai Kartanegara di

Loakulu dengan panjang 7 km dan lebar 1.5 km, sangat memadai untuk operasi

pesawat B.747-400/sejenisnya serta untuk pengembangan selanjutnya setelah tahun

2025. Penyediaan lahan yang rata dapat dilakukan bertahap dengan memotong bukit-

bukit di dalam lokasi.

5. Biaya pembangunan terbesar adalah biaya pembangunan prasarana landasan,

taxiway, apron dan strip, dimana pada tahap I berjumlah Rp. 647.55 Milyar, yang

kedua adalah biaya pekerjaan tanah sebesar Rp. 200 Milyar, yang ketiga untuk

fasilitas bangunan sisi darat yang pada tahap I berjumlah Rp. 161.14 Milyar. Total

biaya keseluruhan tahap I, II dan III adalah Rp. 2.180 Milyar. Menurut analisis

finansial, maka pengembalian investasi dalam 26 tahun dengan IRR 10,6 %.

6. Sebagai kesimpulan “Loakulu” diusulkan menjadi lokasi bandara baru menggantikan

Bandar Udara Temindung-Samarinda, dalam rangka menunjang pembangunan

daerah Samarinda-Kutai Kartanegara khususnya.

B. REKOMENDASI

1. Dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah secara umum, khususnya menunjang

pembangunan dan pengembangan daerah propinsi Kalimantan Timur maupun daerah

Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara, direkomendasikan agar waktu

pembangunan Bandar Udara Samarinda-Kutai Kartanegara dilaksanakan sejalan

dengan program pembagunan secara menyeluruh, dengan pertimbangan sesuai

urutan prioritas dan tanpa penundaan jadwal pembangunan.

2. Untuk percepatan pembangunan Bandar Udara baru Samarinda-Kutai Kartanegara,

direkomendasikan agar proses pembuatan Rencana Induk dan Rancangan Teknik

Terinci, apabila memungkinkan, dapat dilakukan berdampingan (bersamaan) dengan

pekerjaan fisik konstruksi. Sejalan dengan itu diharapkan pula agar penyempurnaan

Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) untuk lokasi Loakulu dapat pula

disempurnakan.

PT. PAKARYA & LPTMA - STPI VII - 1Lembaga Pengkajian Teknologi dan Manajemen Aviasi