Bab Vii Kimia

27
73 BAB VII REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI KOMPETENSI DASAR 3.2 : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Indikato r : 1. Siswa dapat membedakan konsep Reduksi Oksidasi ditinjau dari penggolongan dan pelepasan Oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 3. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. 4. Siswa dapat memberi contoh produk yang menerapkan redoks ( aki dan baterai ). 5. Siswa dapat memberi nama senyawa menurut IUPAC. MATERI POKOK DAN URAIAN MATERI : 3.2. REAKSI REDUKSI OKSIDASI 3.2.1. PERKEMBANGAN PENGERTIAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI Reaksi redoks banyak sekali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kita sering melihat besi yang berkarat , melihat pembakaran berbagai zat atau metabolisme dalam tubuh mahluk hidup. Oksidasi besi dan baja merupakan masalah utama dalam industri. Oksidasi dapat disebabkan oleh udara maupun kelembaban. Pembentukan karat besi oksida terhidrasi merupakan suatu reaksi oksidasi yang rumit. Besi dapat dilindungi dari oksidasi dengan memberikan lapisan cat, sedangkan untuk mesin-mesin digunakan

Transcript of Bab Vii Kimia

Page 1: Bab Vii Kimia

73

BAB VII

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

KOMPETENSI DASAR 3.2 : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

Indikator :1. Siswa dapat membedakan konsep Reduksi Oksidasi ditinjau dari penggolongan dan

pelepasan Oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

2. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.3. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.4. Siswa dapat memberi contoh produk yang menerapkan redoks ( aki dan baterai ).5. Siswa dapat memberi nama senyawa menurut IUPAC.

MATERI POKOK DAN URAIAN MATERI :

3.2. REAKSI REDUKSI OKSIDASI

3.2.1. PERKEMBANGAN PENGERTIAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI

Reaksi redoks banyak sekali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya kita sering melihat besi yang berkarat , melihat pembakaran berbagai

zat atau metabolisme dalam tubuh mahluk hidup. Oksidasi besi dan baja

merupakan masalah utama dalam industri. Oksidasi dapat disebabkan oleh

udara maupun kelembaban. Pembentukan karat besi oksida terhidrasi

merupakan suatu reaksi oksidasi yang rumit. Besi dapat dilindungi dari oksidasi

dengan memberikan lapisan cat, sedangkan untuk mesin-mesin digunakan

minyak.

Contoh-contoh :

Fe (s) + O2 (g) → Fe 2 O 3 (S).

Reaksi serbuk besi dengan oksigen ( penangkapan oksigen oleh serbuk besi )

disebut reaksi oksidasi.

C (s) + O2 (g) → CO2 (g) .

Reaksi penangkapan oksigen oleh karbon disebut reaksi oksidasi.

C6H12O6 (s) + 6 O2 (g) → 6 CO2 (g) + 6 H2O (g).

Reaksi penangkapan oksigen oleh glukosa disebut reaksi oksidasi, sehingga

reaksi yang terjadi pada perkaratan besi, pembakaran, dan metabolisme disebut

reaksi oksidasi.

Berdasarkan contoh di atas , apakah yang dimaksud dengan reaksi oksidasi ?

Page 2: Bab Vii Kimia

(g

(g

74

Dalam kehidupan sehari-hari selain terdapat reaksi oksidasi, juga terdapat

reaksi reduksi sebagaimana contoh di bawah ini :

2 KNO3 (s) → 2 KNO2 (s) + O2 (g).

Senyawa KNO3 terurai menghasilkan KNO2 dan gas oksigen, reaksi ini disebut

reaksi reduksi.

2 KClO3 (s) → 2 KCl (s) + 3 O2 (g).

Senyawa KclO3 terurai menghasilkan KCl dan gas oksigen, reaksi ini disebut

reaksi reduksi.

2 H2O2 (g) → 2 H2O (g) + O2 ( g).

Senyawa H2O2 menghasilkan H2O dan gas oksigen reaksi ini disebut reaksi

reduksi.

Ketiga contoh tersebut memiliki persamaan, yaitu reaksi yang menghasilkan

(melepas) oksigen.

Tuliskan pengertian reaksi reduksi !

Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan suatu penemuan baru

bahwa reaksi oksidasi dan reduksi tidak hanya reaksi-reaksi yang melibatkan

oksigen; akan tetapi ditemukan juga reaksi redoks yang melibatkan elektron atau

dengan kata lain berdasarkan keelektronegatifan, baik menangkap atau melepas

elektron. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini :

Contoh 1 :

Pembentukan garam dapur ( NaCl ) terdiri dari :

2 Na (S) → 2 Na+(S) + 2 e ( reaksi oksidasi ) Cl2 (g) +

2 e → 2 C l - + ( reaksi reduksi )

2 Na (s) + Cl2 (g) → 2 NaCl (s) ( reaksi redoks )

Contoh 2 :

Mg (s) → Mg2+(s) + 2 e ( reaksi oksidasi )

Cl2 (g) + 2 e → 2 C l - + ( reaksi reduksi )

Mg (s) + Cl2 (g) → MgCl2 (s) ( reaksi redoks )

Page 3: Bab Vii Kimia

(g

75

Contoh 3 :

{ 2 x } Cu (s) → Cu2+(s) + 2 e ( reaksi oksidasi )

O 2 (g) + 2 e → O 2 - + ( reaksi reduksi )

Cu (s) + O2 (g) → CuO (s) ( reaksi

redoks )

Reaksi pembentukan garam dapur, magnesium klorida, dan pembentukan

tembaga (II) oksida merupakan contoh reaksi redoks.

Konsep reaksi redoks berdasarkan pada penangkapan dan pelepasan

elektron tidak cukup untuk menjelaskan reaksi reduksi oksidasi yang ada,

misalnya untuk reaksi di bawah ini :

H2 (g) + Cl2 (g) → 2 HCl (g)

Reaksi antara gas hidrogen dan gas klor tidak melibatkan elektron, akan tetapi

terjadi berdasarkan adanya ikatan kovalen antara dua unsur yang bereaksi.

Konsep reaksi reduksi oksidasi yang terjadi pada reaksi tersebut, dikenal

dengan sebutan “reaksi redoks berdasarkan konsep bilangan oksidasi“.

Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan imajiner suatu atom dalam

senyawa bila distribusi elektron di sekitar atom tersebut diperhitungkan

berdasarkan nilai keelektronegatifan dengan ketentuan berikut ini :

• Distribusi elektron di antara kedua atom yang sama elektronegatifitasnya

dianggap sama.

• Distribusi elektron diantara kedua atom yang berbeda , maka elektronnya

dianggap menjadi milik unsur yang mempunyai keelektronegatifitas lebih

tinggi.

Bilangan oksidasi dapat bermuatan positif (+) atau negatif (-), hal ini

tergantung pada keelektronegatifan unsur tersebut. Apabila suatu unsur

berikatan dengan unsur lain dan membentuk ion atau senyawa, maka unsur

yang memiliki keelektronegatifan lebih kecil memiliki bilangan oksidasi positif (+),

dan unsur yang memiliki keelektronegatifan lebih tinggi memiliki bilangan

oksidasi negatif (-). Sifat keelektronegatifan ini dapat dilihat pada model sistem

periodik unsur.

Untuk mengingatkan hal tersebut, maka perhatikan tingkat keelektro-

negatifan atom-atom di bawah ini :

Page 4: Bab Vii Kimia

76

Logam < H < P < C < S < Br < Cl < N < O < F

Page 5: Bab Vii Kimia

77

Perhatikan beberapa ketentuan tentang bilangan oksidasi berikut ini :

1. Bilangan unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi nol.

Contoh : Cl2, O2, H2, Fe, Cu, Zn mempunyai bilangan oksidasi nol.

2. Bilangan oksidasi ion sama dengan muatan ionnya.

Contoh : Na+ mempunyai bilangan oksidasi +1

S2- mempunyai bilangan oksidasi – 2

SO42- mempunyai bilangan oksidasi – 2

NO3- mempunyai bilangan oksidasi – 1

3. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa sama dengan nol.

Contoh : MgO , H2SO4 , HCl , H2O mempunyai bilangan oksidasi nol.

4. Atom H dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +1, kecuali pada

senyawa hidrogen logam (hidridanya) NaH, Ba H2, AlH3, mempunyai

bilangan oksidasi -1.

Contoh : H2SO4, HCl, HNO3, atom H pada senyawa tersebut mempunyai

bilangan oksidasi +1.

5. Atom O dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi –2, kecuali pada

OF2 mempunyai bilangan oksidasi +2, pada peroksida mempunyai

bilangan oksidasi -1 , yaitu pada senyawa Na2O2, H2O2, BaO2, sedangkan

dalam super oksida mempunyai bilangan oksidasi - 1/2.

6. Bilangan oksidasi unsur logam IA adalah +1.

Contoh : NaCl, KCl, Na2SO4, KNO3, atom K dan Na pada senyawa

tersebut mempunyai bilangan oksidasi +1.

7. Bilangan oksidasi unsur logam IIA adalah +2.

Contoh : MgCl2 , MgSO4 , CaCO3 , CaO , atom Mg dan Ca pada

senyawa tersebut mempunyai bilangan oksidasi +2.

Contoh soal :

Tentukan bilangan oksidasi unsur penyusun suatu senyawa atau ion yang ditulis

tebal berikut ini :

a. CrO42-.

b. Ba(OH)2.

Penyelesaian :

Page 6: Bab Vii Kimia

78

a. Bilangan oksidasi CrO42- adalah –2 (aturan nomor 2), apabila bilangan

oksidasi Cr = a , dan bilangan oksidasi O = b , maka a + 4b = - 2. Bilangan

oksidasi O = -2 (aturan nomor 5), sehingga :

a + 4b = - 2.

a + 4(-2) = - 2.

a – 8 = - 2.

a = -2 +8.

a = +6, maka bilangan oksidasi Cr = +6.

b. Bilangan oksidasi Ba(OH)2 adalah nol (aturan nomor 3), apabila bilangan

oksidasi Ba = a, O = b, H = c, maka a + 2b + 2c = 0; bilangan oksidasi = -2,

H = +1 , sehingga :

a + 2(-2) + 2(+1) = 0

a – 4 + 2 = 0

a – 2 = 0

a = +2 , maka bilangan oksidasi Ba adalah +2 (sesuai dengan

aturan nomor 7).

3.2.2. BILANGAN OKSIDASI

Bilangan oksidasi setiap unsur berbeda-beda sesuai dengan keelektro-

negatifannya. Dalam suatu reaksi ada unsur yang bereaksi dengan unsur atau

atom lain membentuk suatu ion atau molekul. Pada pembentukan ion atau

molekul ada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, baik

penurunan atau kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi-reaksi di bawahini

merupakan contoh reaksi reduksi dan oksidasi, simak baik-baik!.

Contoh 1 :

Na (s) → Na+(s) + e

Apabila ditinjau dari aturan bilangan oksidasi, maka bilangan oksidasi untuk

Na adalah nol (0), sedangkan bilangan oksidasi untuk Na+ adalah +1, reaksi

demikian disebut reaksi oksidasi.

Contoh 2 :

Mg (s) → Mg2+(s) + 2e

Bilangan oksidasi Mg adalah nol, sedangkan bilangan oksidasi Mg2+ adalah

+2, maka reaksi ini disebut reaksi oksidasi.

Page 7: Bab Vii Kimia

(s

(s

79

Contoh 3 :

Cl2 (g) + 2e → 2 Cl-

Bilangan oksidasi Cl2 adalah nol dan bilangan oksidasi Cl- adalah –1 , reaksi

ini disebut reaksi reduksi.

Contoh 4 :

O2 (g) + 4e → 2 O2-

Bilangan oksidasi untuk O2 adalah nol , sedangkan bilangan oksidasi untuk

O2- adalah –2 , sehingga reaksi ini disebut reaksi reduksi.

Pemahaman tentang reaksi reduksi dan oksidasi ditinjau dari kenaikan

dan penurunan bilangan oksidasi akan mendalam apabila Anda memperhatikan

contoh di bawah ini.

Contoh soal :

1. Tentukan unsur yang mengalami reaksi reduksi dan oksidasi dari reaksi

berikut ini : 2 Zn (s) + O2 (g) → 2 ZnO (s)

Jawab :

Bilangan oksidasi Zn = 0 ; bilangan oksidasi Zn2+ = +2

Bilangan oksidasi O2 = 0 ; bilangan oksidasi O2- = -2

Bilangan oksidasi Zn bertambah (naik)

0 +2

2 Zn (s) + O2 (g) → 2 ZnO (s)

0 -2

Bilangan oksidasi O2 berkurang (turun)

Bilangan oksidasi Zn naik dari nol (0) menjadi +2, sehingga Zn dikatakan

mengalami reaksi oksidasi , sedangkan oksigen (O2) mengalami penurunan

bilangan oksidasi , yaitu dari nol (0) menjadi –2, sehingga oksigen dikatakan

mengalami reaksi reduksi.

Page 8: Bab Vii Kimia

(s

(s

80

2. Tentukan spesies mana yang mengalami reaksi reduksi dan oksidasi dari

reaksi berikut ini : Fe (s) + 2 Ag+→ Fe2+

(s) + 2 Ag (s)

Jawab :

Bilangan oksidasi Fe = 0 ; bilangan oksidasi Fe2+ = +2

Bilangan oksidasi Ag+ = +1 ; bilangan oksidasi Ag = 0

Bilangan oksidasi Fe bertambah (naik)

0 +2

Fe (s) + 2 Ag+→ Fe2+

(s) + 2 Ag (s)

+1 0

Bilangan oksidasi Ag berkurang (turun)

Jadi Fe mengalami reaksi oksidasi, sedangkan Ag+ mengalami reaksi

reduksi.

Konsep reaksi reduksi dan oksidasi memberikan suatu gambaran adanya

unsur atau atom dalam reaksi redoks yang mengalami reduksi dan oksidasi.

Unsur yang mengalami reduksi ( mengakibatkan unsur lain mengalami oksidasi )

disebut oksidator , sedangkan unsur yang mengalami oksidasi ( menyebabkan

unsur lain mengalami reduksi ) disebut reduktor.

Contoh : 2 K (s) + I2 (s) → 2 KI (s)

Unsur K disebut reduktor , karena mengalami oksidasi dan mengakibatkan I2

mengalami reduksi , sedangkan I2 disebut oksidator , karena mengalami reduksi

dan mengakibatkan K mengalami oksidasi.

Anda mengenal “air” ?. Ya , air adalah dihidrogen monoksida. Air adalah

nama umum yang digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari, sama halnya

dengan nitrogen trihidrida yang dikenal dengan nama“amoniak”. Nama senyawa

kimia di pasaran memang biasanya berbeda dengan nama IUPAC, sehingga kita

mengenal ada nama perdagangan dan nama sistematik senyawa biner

mempunyai beberapa ketentuan sebagai berikut :

Page 9: Bab Vii Kimia

1. Secara umum penulisan senyawa biner ( tersusun dari dua atom ) diawali

dengan unsur yang mempunyai keelektronegatifan tinggi daripada unsur

yang lain dan diakhiri kata “ida”.

Contoh :

NaF : natrium fluorida

IF : iodium fluorida

CaC2 : kalsium karbida

HF : hidrogen fluorida

HCl : hydrogen klorida

2. Jika senyawa biner tersusun dari logam , maka unsur logam ditulis terlebih

dahulu , kemudian diikuti unsur lain dan diakhiri kata “ida”.

Contoh :

NaH : natrium hidrida

NaI : natrium iodida

CaS : kalsium sulfida

K2O : kalium oksida

3. Jika senyawa biner tersusun dari unsur non logam, maka digunakan

awalan angka Yunani, yaitu :

satu : mono enam : heksa

dua : di tujuh : hepta

tiga : tri delapan : okta

empat : tetra sembilan : nona

lima : penta sepuluh : deka

Contoh :

N2O : dinitrogen monoksida

NO : nitrogen monoksida (awalan mono di depan tidak perlu ditulis )

N2O5 : dinitrogen pentaoksida

PCl3 : fosfor trioksida

P4S10 : tetra fosfor dekasulfida

4. Tata nama alternatif IUPAC, yaitu dengan menggunakan bilangan

oksidasi , jika unsur penyusun senyawa tersebut mempunyai bilangan

oksidasi lebih dari satu.

Page 10: Bab Vii Kimia

Contoh :

N2O : nitrogen (I) oksida

NO : nitrogen (II) oksida

PCl3 : fosfor (III) klorida

P4S10 : fosfor (V) sulfida

5. Jika senyawa terdiri dari hydrogen dan unsur non logam, maka

penulisannya diawali dengan nama asam.

Contoh :

HCl : asam klorida

HBr : asam bromida

HI : asam iodida

H2SO4 : asam sulfat

HClO : asam hipoklorit

HClO4 : asam perklorat

6. Jika penamaan asam menurut bilangan oksidasinya, maka penamaan

untuk senyawa di bawah ini adalah :

HClO : asam klorat (I)

HClO2 : asam klorat (III)

HClO3 : asam klorat (V)

HClO4 : asam klorat (VII)

3.2.3. APLIKASI REAKSI REDOKS

A. SEL AKI

Aki adalah jenis baterai yang digunakan untuk kendaraan bermotor. Aki

menjadi pilihan praktis karena menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat

diisi kembali. Sel aki terdiri dari anoda timbal dan katoda timbal dioksida (PbO2).

Keduanya merupakan zat padat yang dicelupkan dalam larutan asam sulfat.

Kedua elektroda dan hasil reaksinya tidak larut dalam asam sulfat,sehingga tidak

perlu memisahkan anoda dan katoda, yang berarti tidak diperlukan jembatan

garam. Hanya saja kedua elektroda tidak boleh saling bersentuhan.

Jika kedua elektroda dihubungkan akan dihasilkan perbedaan potensia

kira-kira 2 volt. Reaksi kimia yang terjadi pada sel aki dikelompokkan pada

reaksi yang terjadi pada elektroda Pb dan PbO2. Katoda berperan sebagai kutub

Page 11: Bab Vii Kimia

(a

(aq

(aq

(aq

positif, sedangkan anoda berperan sebagai kutub negatif. Pada katoda terjadi

reaksi reduksi, sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi. Untuk

memudahkan menghafal dan agar tidak terbalik dalam menghafal, perhatikan

cara menghafal yang mudah di bawah ini.

♥ Gunakan kata “KAPAN” yang merupakan kepanjangan dari katoda

positif dan anoda negatif.

♥ Katoda = Reduksi, Anoda = Oksidasi, perhatikan bahwa kedua

pasangan tersebut merupakan pasangan huruf hidup dan huruf mati !.

Adapun reaksi yang terjadi pada saat sel aki digunakan adalah sebagai berikut :

Reaksi pada Anoda ( Pb ) :

Pb (s) → Pb2+(aq) + 2e (reaksi oksidasi)

Ion Pb2+ ini akan bereaksi dengan ion SO42- yang ada dalam larutan sehingga

terbentuk PbSO4 yang reaksinya dapat ditulis :

Pb2+(aq) + SO4

2-) → PbSO4 (s)

Reaksi pada Katoda ( PbO2 ) :

PbO2 (s) + 4H+(aq) + 2e → Pb2+

(aq) + 2H2O(l) (reaksi reduksi)

Disamping itu ion Pb2+ bereaksi dengan SO42- menghasilkan endapan PbSO4

yang reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :

Pb2+(aq) + SO4

2-) → PbSO .(aq 4 (s)

Dengan berubahnya kedua elektroda menjadi endapan PbSO4 ,maka daya aki

makin berkurang. Secara ringkas kedua reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai

berikut :

Anoda : Pb (s) + HSO4-

→ PbSO4 (s) + H+(aq) + 2e

Katoda : PbO2 (s) + HSO4-

+ 3H+(aq) + 3e → PbSO4 (s) + 2H2O (l)

+

Pb (s) + PbO2 (s) + 2HSO4-

+ 2H+(aq) + 3e → PbSO4 (s) + 2H2O (l)

Tiap sel aki mempunyai beda potensial 2 volt, sehingga untuk aki dengan daya

12 volt berarti terdiri atas 6 sel yang dihubungkan seri. Dua hal yang perlu

diperhatikan dari reaksi penggunaan aki :

Page 12: Bab Vii Kimia

(aq

(aq

1. Anoda dan katoda berubah menjadi zat yang sama, yaitu PbSO4 apabila

permukaan kedua elektroda sudah ditutupi zat yang sama berarti tidak lagi

terdapat selisih potensial, aki perlu diisi kembali.

2. Selama reaksi penggunaan aki berlangsung, ion sulfat ( SO42- ) diikat oleh

ion Pb2+ dan kemudian juga dihasilkan air. Dengan demikian kadar asam

sulfat berkurang, rapatan larutan berkurang. Dalam praktek, rapatan

larutan digunakan sebagai patokan untuk pengisian kembali aki. Aki yang

baru diisi mengandung larutan dengan rapatan sekitar 1,25 sampai 1,30

g/mL. Apabila rapatan larutan turun sampai 1,20 g/mL, aki sudah perlu

diisi kembali. Rapatan larutan dapat ditentukan dengan suatu alat yang

disebut hidrometer. Aki dapat diisi kembali karena hasil-hasil reaksi

penggunaan aki tetap melekat pada kedua elektroda. Pengisian aki

dilakukan dengan membalikkan arah aliran electron pada kedua

elektrodanya. Pada penggunaan aki, anoda (Pb) mengirim elektron pada

katoda. Sebaliknya pada pengisian aki, elektroda Pb dihubungkan dengan

kutub negatif sumber arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada elektroda

Pb itu dapat direduksi. Sementara itu PbSO4 yang terdapat pada elektroda

PbO2 mengalami oksidasi membentuk PbO2. Reaksi pengisian aki dapat

ditulis sebagai berikut :

Pada Elektroda Pb

PbSO4 (s) + H+(aq) + 2e → Pb (s) + HSO4

-

Pada Elektroda PbO2

PbSO4 (s) + 2H2O (l) → PbO2 (s) + SO42-

+ 4H+(aq) + 2e

Secara ringkas reaksi penggunaan/pemakaian dan pengisian aki dapat

ditulis sebagai berikut :

penggunaan

Pb (s) + PbO2 (s) + 2HSO4-(aq) + 2H+

(aq) PbSO4 (s) + 2H2O (l)

Pengisian

B. SEL KERING ( BATERAI )

Baterai kering ditemukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten atas

penemuannya pada tahun 1866. Sel Leclanche terdiri atas suatu silinder seng

yang berisi pasta campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), karbon (C), dan

Page 13: Bab Vii Kimia

sedikit air. Seng berfungsi sebagai anoda .sedangkan sebagai katoda digunakan

elektroda inert, yaitu grafit (C) yang dicelupkan ditengah-tengah pasta. Pasta itu

sendiri berfungsi sebagai oksidator. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam baterai

kering sebenarnya lebih rumit, tetapi pada garis besarnya adalah sebagai berikut

Anoda : Zn (s) → Zn2+(aq) + 2e

Katoda : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) + 2e → Mn 2 O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

+

Zn (s) + 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) → Zn2+(aq) + Mn 2 O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

Selanjutnya Zn2+ yang terbentuk mengikat NH3 membentuk ion Zn(NH3)42+,

reaksinya sebagai berikut :

Zn2+(aq) + 4 NH3 (aq) → Zn(NH3)4

2+(aq)

Perbedaan potensial yang dihasilkan oleh satu sel baterai kering adalah 1,5 volt.

Sel Leclanche tidak dapat diisi kembali.

C. BATERAI NIKEL - KADMIUM

Baterai nikel kadmium adalah baterai kering yang dapat diisi kembali.

Reaksi :

Anoda : Zn (s) → Zn2+(aq) + 2e

Katoda : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) + 2e → Mn 2 O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

+

Zn (s) + 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) → Zn2+(aq) + Mn 2 O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Zat pereaksi ( reaktan ) dan zat hasil reaksi ( produk ) dari reaksi di bawah

ini adalah :

a. S8 (s) + 8 O2 (g) → 8 SO2 (g)

Zat reaktan : .........................................

Zat produk : .........................................

b. 2 Na (s) + 2 H2O (l) → 2 NaOH (aq) + H2 (g)

Zat reaktan : ...................................................

Zat produk : ...................................................

Page 14: Bab Vii Kimia

c. CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (l)

Zat reaktan : ...................................................

Zat produk : ...................................................

2. Setarakan persamaan reaksi di bawah ini :

a. Na2CO3 (s) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

b. CaO (s) + NH4Cl (s) → NH3 (g) + H2O (g) + CaCl2 (s)Fe (s) + O2 (g) → Fe2O3 (s)

3. a. Reaksi oksidasi adalah .................................................

b. Reaksi reduksi adalah ..................................................

4. Reaksi redoks adalah ........................................................

5. Tentukan bilangan oksidasi S dalam senyawa :

a. H2SO4 : bilangan oksidasi S =

b. SO2 : bilangan oksidasi S =

c. S8 : bilangan oksidasi S =

d. H2S : bilangan oksidasi S =

6. Tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur penyusun senyawa :

a. Fe2O3 : bilangan oksidasi Fe =

bilangan oksidasi O =

b. MnO2 : bilangan oksidasi Mn =

bilangan oksidasi O =

c. MgO : bilangan oksidasi Mg =

bilangan oksidasi O =

d. PbCl2 : bilangan oksidasi Pb =

bilangan oksidasi Cl =

7. a. Reaksi oksidasi berdasarkan bilangan oksidasi adalah .....................

b. Reaksi reduksi berdasarkan bilangan oksidasi adalah ......................

c. Tentukan oksidator dan reduktor pada reaksi redoks di bawah ini :

Zn (s) + HCl (aq) → ZnCl2 (s) + H2 (g)

F2 (s) + AgI (aq) → AgF (s) + I- (aq)

8. Nama senyawa di bawah ini adalah :

a. CO =

b. SnCl2 =

c. NaBr =

Page 15: Bab Vii Kimia

d. PbCl2 =

Page 16: Bab Vii Kimia

9. Rumus kimia untuk senyawa di bawah ini adalah :

a. belerang trioksida =

b. besi ( II ) sulfida =

c. timah ( IV ) klorida =

d. besi ( III ) klorida =