BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PEMAHAMAN … · masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu,...

18
BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI WISATAWAN DOMESTIK DAN WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP TINGKAT PELANGGARAN ATURAN LOKAL 6.0 Pendahuluan Aturan lokal yang ada di Gili Trawangan merupakan aturan lokal yang dibuat masyarakat Gili Trawangan untuk melindungi Gili Trawangan dari perilaku negatif wisatawan mancanegara dan domestik yang dapat merusak lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi yang berbeda dari wisatawan mancanegara dan domestik dapat menimbulkan kendala yang berbeda pada aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal dapat menunjukan aturan lokal dapat tersampaikan dengan baik atau tidak pada wisatawan serta dapat menunjukan efektivitas aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Pada bab ini dipilih aturan lokal yang memiliki jumlah pelanggaran tertinggi dan jumlah pelanggaran terendah dihubungkan dengan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan untuk efektivitas aturan lokal tersebut mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran terendah pada wisatawan mancanegara dan domestik merupakan awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Aturan lokal dengan tingkat pelanggaran terendah ini. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi dibagi menjadi dua bagian, yaitu aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara dan aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara merupakan awig-awig nomor 1, yaitu aturan mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik merupakan awig- awig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam.

Transcript of BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PEMAHAMAN … · masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu,...

BAB VI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI WISATAWAN DOMESTIK DAN WISATAWAN

MANCANEGARA TERHADAP TINGKAT PELANGGARAN ATURAN LOKAL

6.0 Pendahuluan

Aturan lokal yang ada di Gili Trawangan merupakan aturan lokal yang

dibuat masyarakat Gili Trawangan untuk melindungi Gili Trawangan dari

perilaku negatif wisatawan mancanegara dan domestik yang dapat merusak

lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Tingkat pengetahuan, pemahaman

dan implementasi yang berbeda dari wisatawan mancanegara dan domestik dapat

menimbulkan kendala yang berbeda pada aturan lokal untuk mengatur perilaku

wisatawan. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi

wisatawan dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal dapat

menunjukan aturan lokal dapat tersampaikan dengan baik atau tidak pada

wisatawan serta dapat menunjukan efektivitas aturan lokal untuk mengatur

perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Pada bab ini dipilih aturan lokal

yang memiliki jumlah pelanggaran tertinggi dan jumlah pelanggaran terendah

dihubungkan dengan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi

wisatawan untuk efektivitas aturan lokal tersebut mengatur perilaku wisatawan

mancanegara dan domestik.

Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran terendah pada wisatawan

mancanegara dan domestik merupakan awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai

larangan melakukan tindak kriminal. Aturan lokal dengan tingkat pelanggaran

terendah ini. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi dibagi menjadi

dua bagian, yaitu aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada

wisatawan mancanegara dan aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi

pada wisatawan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada

wisatawan mancanegara merupakan awig-awig nomor 1, yaitu aturan mengenai

larangan memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk. Aturan lokal

dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik merupakan awig-

awig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam.

34

6.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Terendah

Wisatawan mancanegara yang datang ke Gili Trawangan merupakan

wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Indonesia khususnya yang

datang berwisata ke Gili Trawangan. Wisatawan mancanegara yang datang ke

Gili Trawangan membawa budaya yang berbeda. Aturan lokal dalam sebuah

masyarakat dibuat dengan tujuan menyampaikan pesan yang berasal dari budaya

lokal kepada budaya yang berbeda. Perlunya mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara pada awig-

awig dengan tingkat pelanggaran terendah.

Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan

mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4

dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan

masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan

implementasi wisatawan mancanegara terhadap aturan tersebut tergolong tinggi,

maka kecil kemungkinan kedatangan wisatawan menyebabkan lingkungan dan

masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat

pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara tergolong

rendah dan tingkat pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan

lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase

responden dapat dilihat pada tabel 6.1.

Tabel 6.1 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan

Implementasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig nomor 4

Jenis peraturan awig-awig nomor

4

Pengetahuan Pemahaman Implementasi Rendah

(%) Tinggi

(%) Rendah

(%) Tinggi

(%) Ya (%)

Tidak (%)

Melakukan tindak kriminal 0 0 0 0 0 0Tidak melakukan tindak kriminal 10 90 22 78 100 0

Sumber : Data Primer diolah, 2012

35

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.1 menunjukan hubungan tingkat

pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara dengan

tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan

melakukan tindak kriminal. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 10 persen

wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pengetahuan dan tingkat pelanggaran

yang rendah terhadap awig-awig nomor 4. Awig-awig nomor 4 yang mempunyai

tingkat pelanggaran terendah ini menunjukan sangat efektif mengatur perilaku

wisatawan mancanegara karena dari 10 persen wisatawan mancanegara yang

mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tidak ada yang melakukan

pelanggaran atas awig-awig nomor 4, hal ini dapat disebabkan karena wisatawan

mancanegara mempunyai kebutuhan yaitu berupa sebuah rasa aman dalam

melakukan kegiatan wisata sehingga mereka memiliki kesadaran untuk menjaga

Gili Trawangan tetap aman dari tindak kriminal sehingga mereka dapat

melakukan kegiatan wisata dengan rasa aman dan nyaman.

Sebanyak 90 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat

pengetahuan yang tinggi dan mempunyai tingkat pelanggaran yang rendah

mengenai awig-awig nomor 4. Wisatawan mancanegara yang mengetahui aturan

awig-awig nomor 4 mempunyai kesadaran menjaga keamanan Gili Trawangan,

sanksi yang mereka ketahui mengenai akibat melanggar awig-awig nomor 4

menjadi faktor pemicu mereka tidak melanggar aturan awig-awig nomor 4 karena

sanksinya yang cukup berat. Sanksi yang cukup berat menjadi pemicu rendahnya

tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Pengetahuan mereka

yang tinggi mengenai awig-awig nomor 4 berserta sanksinya yang cukup berat

dan kebutuhan mereka akan rasa aman di Gili Trawangan menjadi pemicu mereka

tidak melanggar awig-awig nomor 4.

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan mancanegara

terhadap jumlah pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi jumlah

pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 4, maka

semakin rendah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.1 menunjukan hubungan tingkat

pemahaman wisatawan mancanegara terhadap jumlah pelanggaran yang terjadi

pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data

36

yang diperoleh menunjukan bahwa 22 persen wisatawan mancanegara

mempunyai tingkat pemahaman yang rendah tetapi mempunyai tingkat

pelanggaran yang rendah terhadap awig-awig nomor 4. Wisatawan mancanegara

yang kurang memahami aturan lokal awig-awig nomor 4 ternyata tidak ikut

melanggar aturan lokal awig-awig nomor 4. Tanpa harus memahami alasan

dibuatnya aturan tersebut wisatawan mancanegara sudah mempunyai kesadaran

untuk menjaga keamanan Gili Trawangan. Kebutuhan mereka akan rasa aman

menjadi alasan mengapa mereka tidak melanggar aturan awig-awig nomor 4 tanpa

mereka harus memahami lebih dalam mengenai aturan lokal tersebut.

Sebanyak 78 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat

pemahaman yang tinggi dan mempunyai tingkat pelanggaran yang rendah

mengenai awig-awig nomor 4. Wisatawan yang memahami awig-awig nomor 4

cenderung tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut. Tingkat

pemahaman wisatawan mancanegara yang tinggi mengenai alasan dibuatnya

aturan lokal awig-awig nomor 4 dan sanksi awig-awig nomor 4 menyebabkan

wisatawan mancanegara tidak melanggar dan patuh terhadap awig-awig nomor 4.

Seperti yang dikatakan oleh salah seorang responden (MS/36 tahun)

“…sanksi bila kita melakukan tindak kriminal di Gili Trawangan sangat

berat yaitu diarak keliling pulau dan dipukuli hingga tidak mati lalu

dilarang masuk ke Gili Trawangan…”

Terdapat hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan mancanegara

terhadap jumlah pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat

pemahaman wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin

rendah jumlah pelanggaran yang terjadi terhadap awig-awig nomor 4.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.1 menunjukan hubungan tingkat

implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi

pada awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data

yang diperoleh menunjukan bahwa 100 persen wisatawan mancanegara

mempunyai tingkat implementasi yang tinggi dan jumlah pelanggaran yang

rendah terhadap awig-awig nomor 4. Seluruh wisatawan mancanegara

37

mempunyai tingkat implementasi yang tinggi terhadap awig-awig nomor 4.

Kesadaran wisatawan mancanegara untuk menjaga keamanan lingkungan Gili

Trawangan dan kebutuhan rasa aman wisatawan mancanegara selama melakukan

kegiatan wisata menjadi salah satu alasan mengapa wisatawan mancanegara 100

persen mengimplementasikan awig-awig nomor 4. Sanksi yang cukup berat dari

awig-awig nomor 4 menjadi salah satu faktor penyebab awig-awig nomor 4

mempunyai tingkat implementasi yang tinggi dan tingkat pelanggaran yang

rendah. Awig-awig nomor 4 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling

tinggi yaitu tingkatan norma adat istiadat, tingkatan norma adat istiadat

merupakan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal

dan terintegrasi sangat kuat. Aturan awig-awig nomor 4 merupakan aturan yang

sudah sangat tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan

wisatawan mancanegara dapat melihat bahwa aturan tersebut sangat penting bagi

Gili Trawangan.

Terdapat hubungan antara tingkat implementasi wisatawan mancanegara

terhadap jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Semakin

tinggi tingkat implementasi wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 4,

maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4.

6.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Terendah Wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan merupakan

wisatawan lokal yang berasal dari Indonesia yang datang berwisata ke Gili

Trawangan. Wisatawan domestik datang ke Gili Trawangan dengan budaya yang

cukup berbeda tetapi tidak jauh berbeda dengan budaya lokal yang ada di Gili

Trawangan. Aturan lokal dibentuk berdasarkan aturan-aturan Islam yang sebagian

besar penduduk di Gili Trawangan menganut agama Islam dan Indonesia juga

merupakan negara Islam, maka dapat dikatakan nilai norma dan budaya

wisatawan domestik tidak terlalu jauh berbeda dengan masyarakat Gili

Trawangan. Perlunya mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman dan

implementasi wisatawan domestik terhadap aturan lokal yang ada di Gili

Trawangan, serta mengetahui hubungan antar ketiganya dengan tingkat

38

pelanggaran yang terjadi pada awig-awig dengan tingkat pelanggaran terendah,

yaitu awig-awig nomor 4.

Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan

domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4

dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan

masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan

implementasi wisatawan domestik terhadap aturan tersebut tergolong tinggi, maka

kecil kemungkinan kedatangan wisatawan menyebabkan lingkungan dan

masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat

pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik tergolong

rendah dan jumlah pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan

lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase

responden dapat dilihat pada tabel 6.2.

Tabel 6.2 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig nomor 4

Jenis peraturan awig‐awig nomor 4 

Pengetahuan  Pemahaman  Implementasi Rendah (%) 

Tinggi (%) 

Rendah (%) 

Tinggi (%) 

Ya (%) 

Tidak (%) 

Melakukan tindak kriminal  0  0 0 0 0  0Tidak melakukan tindak kriminal  0  100 33 67 100  0

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.2 menunjukan hubungan tingkat

pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada

awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data yang

diperoleh menunjukan bahwa 100 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat

pengetahuan yang tinggi dan tingkat pelanggaran yang rendah terhadap awig-awig

nomor 4. Aturan awig-awig nomor 4 cukup diketahui wisatawan domesik

sehingga wisatawan domestik tidak melakukan pelanggaran kepada aturan awig-

awig nomor 4 demi menjaga keamanan Gili Trawangan.

39

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan domestik

terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin

rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.2 menunjukan hubungan antara

tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang

terjadi pada awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai larangan melakukan

tindak kriminal. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 33 persen wisatawan

domestik mempunyai tingkat pemahaman yang rendah dan pelanggaran yang

rendah terhadap awig-awig nomor 4. Wisatawan domestik yang mempunyai

tingkat pemahaman yang rendah tetapi tetap tidak melanggar awig-awig nomor 4

dikarenakan mereka mempunyai kesadaran untuk tetap menjaga Gili Trawangan

agar tetap aman dan jauh dari tindak kriminal selain itu wisatawan domestik

membutuhkan rasa aman dalam melakukan kegiatan wisata di Gili Trawangan,

sehingga secara tidak langsung wisatawan domestik melaksanakan aturan tanpa

memahami alasan dibuatnya aturan tersebut.

Sebanyak 67 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman

yang tinggi dan mempunyai tingkat pelanggaran yang rendah mengenai awig-

awig nomor 4. Wisatawan domestik yang memahami awig-awig nomor 4

cenderung tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut. Wisatawan

domestik yang paham mengenai aturan lokal awig-awig nomor 4 dan alasan

mengapa aturan tersebut dibuat menyebabkan wisatawan domestik lebih mengerti

lebih dalam mengenai filosofi aturan tersebut dibuat dan membuat mereka

mengambil sikap untuk tidak melanggar awig-awig nomor 4.

Terdapat hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik

terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 4. Semakin tinggi tingkat

pemahaman wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 4, maka semakin

rendah tingkat pelanggaran terhadap awig-awig nomor 4.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.2 menunjukan hubungan tingkat

implementasi wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada

awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Data yang

diperoleh menunjukan bahwa 100 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat

40

implementasi yang tinggi dan jumlah pelanggaran yang rendah terhadap awig-

awig nomor 4. Awig-awig nomor 4 dapat dikatakan menempati tingkatan norma

paling tinggi yaitu tingkatan norma adat istiadat, tingkatan norma adat istiadat

merupakan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal

dan terintegrasi sangat kuat. Aturan awig-awig nomor 4 merupakan aturan yang

sudah sangat tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan

wisatawan domestik dapat melihat bahwa aturan tersebut sangat penting bagi Gili

Trawangan.

Terdapat hubungan antara tingkat implementasi wisatawan domestik

terhadap jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4. Semakin

tinggi tingkat implementasi wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 4,

maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 4.

6.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Tertinggi Pada Wisatawan Mancanegara

Wisatawan mancanegara yang datang ke Gili Trawangan merupakan

wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Indonesia khususnya yang

datang berwisata ke Gili Trawangan. Wisatawan mancanegara yang datang ke

Gili Trawangan membawa budaya berbeda dengan budaya Indonesia. Perbedaaan

budaya inilah yang terkadang menjadi persoalan. Aturan lokal dalam sebuah

masyarakat dibuat dengan tujuan menyampaikan hal-hal yang berasal dari budaya

lokal kepada orang-orang dari budaya yang berbeda. Perlunya mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan

mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal awig-

awig nomor 1 yang ada di Gili Trawangan. Awig-awig nomor 1 merupakan awig-

awig dengan tingkat pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara diantara

awig-awig yang lainnya.

Hubungan antara tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi

wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-

awig nomor 1 dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi

lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan,

pemahaman dan implementasi wisatawan mancanegara terhadap aturan tersebut

41

tergolong tinggi, maka kecil kemungkinan kedatangan wisatawan mancanegara

menyebabkan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu,

tetapi apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan

mancanegara tergolong rendah dan tingkat pelanggaran tergolong tinggi, maka

besar kemungkinan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi

terganggu. Persentase responden dapat dilihat pada tabel 6.3.

Tabel 6.3 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan Wisatawan Mancanegara Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig Nomor 1

Jenis peraturan awig‐awig nomor 1 

Pengetahuan  Pemahaman  Implementasi Rendah (%) 

Tinggi (%) 

Rendah (%) 

Tinggi (%) 

Ya (%) 

Tidak (%) 

Memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk  13  20 13 20 0  33Tidak memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk  33  34 57 10 67  0

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.3 menunjukan hubungan antara

tingkat pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang

terjadi pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian

renang di pemukiman penduduk. Awig-awig nomor 1 yang mempunyai tingkat

pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara ini menunjukan kurang efektif

mengatur perilaku wisatawan mancanegara, karena terdapat 20 persen wisatawan

mancanegara yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tetap melakukan

pelanggaran atas awig-awig nomor 1.

Sebanyak 33 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat

pengetahuan yang rendah, tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 1. Wisatawan

mancanegara yang kurang mengetahui aturan nomor 1 tetap tidak melanggar

awig-awig nomor 1, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan budaya dan kebiasaan

antara masyarakat lokal dengan wisatawan mancanegara. Kebutuhan wisatawan

mancanegara yang datang berkunjung ke Gili Trawangan untuk melakukan

42

kegiatan wisata dan kebiasaan mereka yang menganggap bahwa berpakaian

renang atau bikini itu merupakan hal yang wajar dilakukan dalam kegiatan wisata

membuat mereka sulit menerapkan peraturan yang berlaku. Rasa keinginan

wisatawan mancanegara untuk menghormati aturan berbenturan dengan

kebutuhan serta kebiasaan wisatawan mancanegara. Seperti yang dikatakan salah

satu responden wisatawan mancanegara (TM/45 tahun)

“…saya mengetahui aturan-aturan yang ada di Gili Trawangan. Tetapi

saya terkadang tidak mengerti mengapa aturan lokalnya seperti itu. Latar

belakang pemikiran kami dan mereka berbeda dari segi budaya dan

kebiasaan, apa yang kami pikirkan belum tentu seperti yang mereka

pikirkan…”

Sebanyak 33 persen wisatawan mancanegara yang memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah tetapi tidak melanggar aturan awig-awig nomor 1, rasa

penghargaan mereka terhadap budaya dan aturan lokal menjadi penyebab mereka

tidak ikut melanggar aturan lokal awig-awig nomor 1, karena mereka sangat

menghargai budaya masyarakat lokal. Seperti yang di katakana salah satu

responden wisatawan mancanegara (STP/22 tahun)

“….kalau kita berada di negara muslim kita harus menghargai mereka

apapun alasannya dari aturan yang mereka buat, walaupun aturan

tersebut kurang masuk akal dan tidak kami mengerti tetapi tetap harus

dijalani karena kita sedang berada di negeri orang, bukan negeri kita

sendiri, jangan sampai kita merusak kebudayaan mereka. Harus tetap

menghormati…”

Sebanyak 13 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat

pengetahuan rendah dan mempunyai tingkat pelanggaran yang tinggi. Sebanyak

34 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pengetahuan tinggi dan

tidak melanggar aturan awig-awig nomor 1.

43

Terdapat hubungan tingkat pengetahuan wisatawan mancanegara terhadap

tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1. Semakin tinggi tingkat pengetahuan

wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 1, maka semakin rendah

tingkat pelanggaran terhadap awig-awig nomor 1.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.3 menunjukan hubungan tingkat

pemahaman wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi

pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang

di kawasan pemukiman penduduk. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 13

persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat pemahaman rendah dan

melanggar aturan awig-awig nomor 1.

Sebanyak 20 persen wisatawan mancanegara mempunyai tingkat

pemahaman yang tinggi tetapi melanggar awig-awig nomor 1. Perbedaan budaya

menjadi penyebab wisatawan mancanegara yang memahami latar belakang aturan

lokal awig-awig nomor 1 tetap melanggar awig-awig nomor 1. Wisatawan

mancanegara paham mengenai budaya serta aturan lokal yang ada dan mereka

mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk menghormati aturan lokal,

tetapi kebiasaan dan kebutuhan wisatawan mancanegara mengalahkan rasa

penghormatan mereka terhadap budaya masyarakat lokal yang menjadi salah satu

penyebab wisatawan mancanegara tersebut tetap melanggar aturan lokal awig-

awig nomor 1. Seperti yang dikatakan salah satu responden wisatawan

mancanegara (JH/16 tahun)

“….saya berlibur ke Gili Trawangan untuk bersenang-senang dan

berlibur. Selama tidak ditegur dan tidak dilarang kami akan terus

melakukan hal yang menurut kami hal biasa dan menyenangkan..”

Sebanyak 57 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat

pemahaman yang rendah tetapi tidak melanggar aturan awig-awig nomor 1.

Terdapat 57 persen wisatawan mancanegara yang mempunyai tingkat pemahaman

rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 1. Wisatawan mancanegara tidak

terlalu paham mengenai aturan awig-awig nomor 1, tetapi wisatawan

mancanegara tetap menghormati masyarakat Gili Trawangan yang mayoritas

44

muslim dengan tidak memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk

sehingga tetap menjaga kenyamanan lingkungan masyarakat lokal. Wisatawan

mancanegara yang mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi dan tidak

melanggar awig-awig nomor 1 sebesar 10 persen.

kurang terdapat hubungan tingkat pemahaman wisatawan mancanegara

terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1. Semakin tinggi tingkat

pemahaman wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 1, tidak

menjamin semakin tinggi tingkat pelanggaran yang terhadap awig-awig nomor 1,

karena dengan rendahnya tingkat pemahaman, wisatawan mancanegara dapat

tetap tidak melanggar aturan lokal awig-awig nomor 1.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.3 menunjukan hubungan tingkat

implementasi wisatawan mancanegara terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi

pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang

di pemukiman penduduk. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 67 persen

wisatawan mancanegara mengimplementasikan aturan awig-awig nomor 1 dan

sebanyak 33 persen wisatawan mancanegara tidak mengimplementasikan aturan

lokal awig-awig nomor 1. Cukup besarnya persentase wisatawan mancanegara

yang melanggar awig-awig nomor 1 dapat disebabkan oleh perbedaan budaya

wisatawan mancanegara dengan masyarakat lokal yang menjadi salah satu

kendala pada penyampaian pesan aturan lokal awig-awig nomor 1. Sanksi yang

kurang berat pada awig-awig nomor 1 menjadi salah satu faktor penyebab awig-

awig nomor 1 mempunyai tingkat pelanggaran yang cukup tinggi bagi wisatawan

mancanegara. Awig-awig nomor 1 dapat dikatakan menempati tingkatan norma

paling rendah yaitu tingkatan norma cara (usage) , tingkatan norma cara (usage)

merupakan suatu bentuk perbuatan yang dilakukan individu dalam suatu

masyarakat tetapi tidak secara terus menerus. Aturan awig-awig nomor 1

merupakan aturan yang belum terlalu tertanam di adat istiadat masyarakat Gili

Trawangan dan wisatawan mancanegara, sehingga dapat dilihat bahwa bila

wisatawan mancanegara melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi.

Terdapat hubungan tingkat implementasi wisatawan mancanegara

terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1. Semakin tinggi tingkat

45

implementasi wisatawan mancanegara terhadap awig-awig nomor 1, maka

semakin rendah tingkat pelanggaran awig-awig nomor 1.

6.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Pelanggaran Tertinggi Wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan merupakan

wisatawan lokal yang berasal dari Indonesia yang datang berwisata ke Gili

Trawangan. Wisatawan domestik datang ke Gili Trawangan dengan budaya yang

cukup berbeda tetapi tidak jauh berbeda dengan budaya lokal yang ada di Gili

Trawangan. Aturan lokal dibentuk berdasarkan aturan-aturan Islam yang sebagian

besar penduduk di Gili Trawangan menganut agama Islam dan Indonesia juga

merupakan negara Islam, maka dapat dikatakan nilai norma dan budaya

wisatawan domestik tidak terlalu jauh berbeda dengan masyarakat Gili

Trawangan. Perlunya mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman dan

implementasi wisatawan domestik terhadap aturan lokal yang ada di Gili

Trawangan, serta mengetahui hubungan antar ketiganya dengan tingkat

pelanggaran yang terjadi pada awig-awig dengan tingkat pelanggaran tertinggi,

pada wisatawan domestik yaitu awig-awig nomor 9.

Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan

domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9

dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan

masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan

implementasi wisatawan domestik terhadap aturan tersebut tergolong tinggi, maka

kecil kemungkinan kedatangan wisatawan menyebabkan lingkungan dan

masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat

pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik tergolong

rendah dan jumlah pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan

lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase

responden dapat dilihat pada tabel 6.4

46

Tabel 6.4 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig nomor 9

Jenis peraturan awig‐awig nomor 9 

Pengetahuan  Pemahaman  Implementasi Rendah (%) 

Tinggi (%) 

Rendah (%) 

Tinggi (%) 

Ya (%) 

Tidak (%) 

Melanggar zona khusus menyelam  13  4 10 7 0  27Tidak melanggar zona khusus menyelam  33  50 26 57 73  0

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.4 menunjukan hubungan tingkat

pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada

awig-awig nomor 9 mengenai aturan zona khusus menyelam. Data yang diperoleh

menunjukan bahwa 13 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat

pengetahuan yang rendah dan melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 4 persen

wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tetapi

melanggar awig-awig nomor 9. Tidak terlalu banyak wisatawan domestik yang

datang ke Gili Trawangan yang mempunyai tujuan untuk melakukan kegiatan

menyelam, sebagian besar dari wisatawan domestik yang datang hanya untuk

menikmati wisata darat yang ada di Gili Trawangan sehingga wisatawan domestik

kurang mengetahui zona khusus menyelam di Gili Trawangan.

Rendahnya tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig

nomor 9 menyebabkan 13 persen wisatawan domestik melanggar awig-awig

nomor 9. Terdapat 4 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat

pengetahuan yang tinggi terhadap awig-awig nomor 9 tetapi melakukan

pelanggaran terhadap awig-awig nomor 9. Wisatawan domestik yang mengetahui

zona khusus menyelam dan melanggar aturan zona khusus menyelam dikarenakan

kurangnya kepedulian 4 persen wisatawan domestik tersebut untuk menjalani

awig-awig nomor 9.

Sebanyak 33 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat

pengetahuan yang rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9, hal ini

disebabkan wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan sebagian besar

47

lebih memilih melakukan wisata darat dibandingkan wisata laut atau kegiatan

menyelam. Sebanyak 50 persen wisatawan yang datang ke Gili Trawangan

mempunyai pengetahuan yang tinggi dan tidak melanggar awig-awig nomor 9.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu responden (ASP/24 tahun)

“…saya ke Gili Trawangan hanya untuk menikmati pantai dan foto-foto

saja, saya tidak bisa diving atau menyelam sehingga saya tidak tau

banyak mengenai aturan diving, apalagi zona-zona diving disini..”

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan domestik

terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 9. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9, maka semakin

rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.4 menunjukan hubungan antara

tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang

terjadi pada awig-awig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam.

Data yang diperoleh menunjukan bahwa 10 persen wisatawan domestik

mempunyai tingkat pemahaman yang rendah dan melanggar awig-awig nomor 9.

Sebanyak 7 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman yang

tinggi tetapi melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 7 persen wisatawan

domestik yang memahami awig-awig nomor 9 tetapi melanggar awig-awig nomor

9 di karenakan kurangnya wujud kepedulian mereka terhadap zona khusus

menyelam, selain itu kebutuhan mereka terhadap wisata darat membuat mereka

tidak terlalu pedui dengan wisata laut dan tak ingin mengetahui banyak mengenai

zonasi menyelam sehingga mempunyai potensi besar untuk melanggar.

Wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pemahaman yang rendah

tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9 sebanyak 26 persen, hal ini

membuktikan bahwa masih ada wisatawan domestik yang kurang memahami

aturan tetapi masih mempunyai kepedulian terhadap zona khusus menyelam.

Wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pemahaman rendah tetapi tidak

melanggar awig-awig nomor 9 merupakan wisatawan domestik yang merasa

penting menjaga zonasi untuk melindungi lingkungan laut Gili Trawangan.

48

Sebanyak 57 persen wisatawan domestik yang memahami awig-awig nomor 9 dan

tidak melanggar awig-awig nomor 9.

Terdapat hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik

terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 9. Semakin tinggi tingkat

pemahaman wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9, maka semakin

tinggi tingkat pelanggaran terhadap awig-awig nomor 9.

Sebanyak 27 persen wisatawan domestik tidak mengimplementasikan dan

melanggar awig-awig nomor 9 mengenai zonasi khusus menyelam, minat

wisawatan domestik yang masih rendah terhadap edukasi kegiatan menyelam atau

wisata bawah laut merupakan salah satu faktor penyebab wisatawan domestik

tidak mengimplementasikan awig-awig nomor 9. Kepedulian wisatawan domestik

yang rendah menjadi salah satu faktor pendukung atas pelanggaran awig-awig

nomor 9. Sebanyak 73 persen wisatawan domestik mengimplementasikan awig-

awig nomor 9, karena sebagian besar dari mereka mempunyai rasa ingin tau dan

tertarik terhadap zona khusus menyelam atau kegiatan menyelam. Awig-awig

nomor 9 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling rendah yaitu

tingkatan norma cara (usage), tingkatan norma cara (usage) merupakan suatu

bentuk perbuatan yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak

secara terus menerus. Aturan awig-awig nomor 9 merupakan aturan yang belum

terlalu tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan

domestik, sehingga bila wisatawan domestik melanggar aturan tersebut masih

dapat ditoleransi.

6.5 Efektivitas Kelembagaan Lokal Tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig dapat menggambarkan

efektivitas awig-awig dalam mengatur perilaku wisatawan dan menjaga

lingkungan Gili Trawangan. Terdapat awig-awig dengan tingkat pelaksanaan

yang tinggi dan tidak terjadi pelanggaran yang dapat menyatakan bahwa awig-

awig tersebut sangat efektif mengatur perilaku wisatawan. Terdapat awig-awig

dengan tingkat pelanggaran yang paling besar pada wisatawan mancanegara

terdapat pada awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai bikini atau pakaian

renang sebesar 33 persen dan awig-awig dengan tingkat pelanggaran paling besar

49

pada wisatawan domestik terdapat pada nomor 9 mengenai zona menyelam yaitu

sebesar 27 persen. Tingkat pelanggaran yang terjadi masih di bawah 35 persen

yang membuktikan bahwa awig-awig masih cukup efektif mengatur perilaku

wisatawan. Dari seluruh wisatawan yang berkunjung kurang dari setengahnya

masih mentaati aturan lokal yang ada di Gili Trawangan. Gili Trawangan masih

terjaga keutuhannya karena aturan lokal yang ada cukup efektif mengatur perilaku

wisatawan sehingga berdampak baik pada masyarakat dan lingkungan Gili

Trawangan serta menjaga keselarasan dengan kegiatan wisata yang berjalan di

Gili Trawangan.

6.6 Ikhtisar Terdapat hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi

wisatawan domestik dan mancanegara terhadap pelanggaran awig-awig.

Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan dengan

tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal dapat menunjukan efektivitas

aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik.

Untuk menunjukan efektivitas dipilih aturan lokal yang memiliki jumlah

pelanggaran tertinggi dan jumlah pelanggaran Aturan lokal dengan jumlah

pelanggaran terendah pada wisatawan mancanegara dan domestik merupakan

awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai larangan melakukan tindak kriminal.

Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi dibagi menjadi dua bagian,

yaitu aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan

mancanegara dan aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada

wisatawan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada

wisatawan mancanegara merupakan awig-awig nomor 1, yaitu aturan mengenai

larangan memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk. Aturan lokal

dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik merupakan awig-

awig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam.

Awig-awig nomor 4 mengenai larangan melakukan tindak kriminal sangat

efektif mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik karena tidak

terjadi pelanggaran pada awig-awig nomor 4. Awig-awig nomor 4 dapat

dikatakan menempati tingkatan norma paling tinggi yaitu tingkatan norma adat

istiadat, tingkatan norma adat istiadat merupakan tata kelakuan yang paling tinggi

50

kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat. Aturan awig-

awig nomor 4 merupakan aturan yang sudah sangat tertanam di dalam adat

istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan mancanegara dapat melihat

bahwa aturan tersebut sangat penting bagi Gili Trawangan.

Awig-awig nomor 1 mengenai larangan memakai pakaian renang atau

bikini di kawasan pemukiman penduduk merupakan awig-awig dengan tingkat

pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara, cukup besarnya persentase

wisatawan mancanegara yang melanggar awig-awig nomor 1 dapat disebabkan

oleh perbedaan budaya wisatawan mancanegara dengan masyarakat lokal yang

menjadi salah satu kendala pada penyampaian pesan aturan lokal awig-awig

nomor 1. Sanksi yang kurang berat pada awig-awig nomor 1 menjadi salah satu

faktor penyebab awig-awig nomor 1 mempunyai tingkat pelanggaran yang cukup

tinggi bagi wisatawan mancanegara. Aturan awig-awig nomor 1 merupakan

aturan yang belum terlalu tertanam di adat istiadat masyarakat Gili Trawangan

dan wisatawan mancanegara, sehingga dapat dilihat bahwa bila wisatawan

mancanegara melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi.

Awig-awig nomor 9 mengenai zona khusus menyelam merupakan awig-

awig dengan tingkat pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik, cukup

banyaknya wisatawan domestik yang tidak mengimplementasikan awig-awig

nomor 9 mengenai zonasi khusus menyelam, minat wisawatan domestik yang

masih rendah terhadap edukasi kegiatan menyelam atau wisata bawah laut

merupakan salah satu faktor penyebab wisatawan domestik tidak

mengimplementasikan awig-awig nomor 9. Aturan awig-awig nomor 9

merupakan aturan yang belum terlalu tertanam di dalam adat istiadat masyarakat

Gili Trawangan dan wisatawan domestik, sehingga bila wisatawan domestik

melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi.