BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

19
58 BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER DALAM PRAKTIK PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN SAGUER DALAM MASYARAKAT HALMAHERA UTARA Pada bagian ini penulis membahas tentang aspek pengetahuan masyarakat Halmahera Utara tentang Saguer, proses produksi Saguer dan Cap Tikus, proses distribusi dan praktik penggunaan Saguer. 5.1. Saguer dalam Pengetahuan Masyarakat Halmahera Utara Saguer dalam pengetahuan masyarakat Halmahera Utara meliputi analisis tentang sejarah Saguer dan identitas Saguer, yang mana sejarah dan identitas ini akan membentuk suatu pengetahuan dalam praktik Saguer sehari-hari. Sejarah Saguer memberikan kontribusi bagi pembangunan kehidupan masyarakat dan suatu pengetahuan tentang Saguer merupakan informasi tentang identitas Saguer di Halmahera Utara. 5.1.1. Sejarah Saguer di Halmahera Utara Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ada beberapa versi tentang sejarah Saguer namun hampir sebagian masyarakat memang tidak mengetahui asal mula Saguer itu ada di Halmahera Utara. Hal ini seperti dikemukakan oleh Tokoh Adat Amant Tobelo, Bapak Yessayas Banari: Sejak kita punya leluhur, jadi sejak memang orang tua kita dulu mulai tau itu tradisi itu sudah ada, karena pohon seho itu kan tidak dibawa dari luar. Pohon seho itu kan dia memang disini juga dia merupakan tanaman asli jadi dia tumbuh tempatnya di hutan-hutan memang sejak dulu.Tokoh Amant Tobelo hanya sebagian dari masyarakat yang mengetahui sejarah Saguer, hal ini dikarenakan beliau sudah cukup lama tinggal di Daerah Tobelo dan semasa remaja pernah menjadi pelaku pembuat minuman Saguer. Menurut Tokoh Adat Amant Tobelo, Saguer berasal dari pohon aren yang memang

Transcript of BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

Page 1: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

58

BAB V

PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER DALAM

PRAKTIK PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN SAGUER

DALAM MASYARAKAT HALMAHERA UTARA

Pada bagian ini penulis membahas tentang aspek pengetahuan masyarakat

Halmahera Utara tentang Saguer, proses produksi Saguer dan Cap Tikus, proses

distribusi dan praktik penggunaan Saguer.

5.1. Saguer dalam Pengetahuan Masyarakat Halmahera Utara

Saguer dalam pengetahuan masyarakat Halmahera Utara meliputi analisis

tentang sejarah Saguer dan identitas Saguer, yang mana sejarah dan identitas ini

akan membentuk suatu pengetahuan dalam praktik Saguer sehari-hari. Sejarah

Saguer memberikan kontribusi bagi pembangunan kehidupan masyarakat dan suatu

pengetahuan tentang Saguer merupakan informasi tentang identitas Saguer di

Halmahera Utara.

5.1.1. Sejarah Saguer di Halmahera Utara

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ada beberapa versi tentang

sejarah Saguer namun hampir sebagian masyarakat memang tidak mengetahui asal

mula Saguer itu ada di Halmahera Utara. Hal ini seperti dikemukakan oleh Tokoh

Adat Amant Tobelo, Bapak Yessayas Banari:

“Sejak kita punya leluhur, jadi sejak memang orang tua kita dulu

mulai tau itu tradisi itu sudah ada, karena pohon seho itu kan tidak

dibawa dari luar. Pohon seho itu kan dia memang disini juga dia

merupakan tanaman asli jadi dia tumbuh tempatnya di hutan-hutan

memang sejak dulu.”

Tokoh Amant Tobelo hanya sebagian dari masyarakat yang mengetahui

sejarah Saguer, hal ini dikarenakan beliau sudah cukup lama tinggal di Daerah

Tobelo dan semasa remaja pernah menjadi pelaku pembuat minuman Saguer.

Menurut Tokoh Adat Amant Tobelo, Saguer berasal dari pohon aren yang memang

Page 2: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

59

tumbuh subur di daratan Sirkum Pasifik,1 sedangkan arti kata Saguer sendiri adalah

minuman fermentasi dari air nira yang dalam bahasa melayu Manado berasal dari

kata “air sagu”, karena berwarna putih susu seperti sagu.

Menurut teori Boudieu jika seseorang mengetahui sejarah maka ia juga tau

makna filosofis yang mendasari pengetahuan praksisnya, hal ini dibuktikan kembali

dengan pernyataan Tokoh Adat Amant Tobelo, Bapak Yessayas Banari:

“Kira-kira sama walaupun dia sutersingkir karena orang

menganggap saguer fungsinya hanya sosial budaya. Jadi orang

tidak budidayakan itu pohon fero itu sebagai mata pencaharian

utama ya. Jadi ketika orang membutuhkan itu baru bikin tapi di

desa-desa diluar Tobelo di luar Gosoma itu hampir di setiap

kampung kan ada makanya kalau setiap acara-acara perkawinan

ada orang suka bikin atau beli tapi kalau tidak ada orang yang su

jual disitu mungkin keluarga itu akan berpikir kita yang bikin. Kita

cari pohon fero dan kita bikin untuk kepentingan acara adat itu

begitu.”

Sementara pohon seho sendiri memang tumbuh alami seperti dikemukakan

oleh Tokoh Masyarakat, Bapak Tomy Panyi.

“Tidak ada orang bawa, dia tumbuh sendiri disini karena daerah

tropis. Saguer itu kan merupakan salah satu contoh dari tanaman-

tanaman tropis, tanaman yang ada di garis katulistiwa. Makanya di

seluruh Indonesia ini sampai ke kepulauan-kepulauan di Fiji,

Madagaskar, sampai ke Afrika Selatan itu pohon Saguer ada.”

Secara ekonomi, pohon Seho memiliki manfaat sebagai sumber pendapatan

bagi sebagian keluarga, misalnya bagi para pengolah Saguer dan gula aren. Saguer

1 Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumpur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9-2.000 meter di atas permukaan laut. Namun lahan paling baik untuk pertumbuhannya pada ketinggian 500-800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah. Menurut Schmidt dan Ferguson, tanaman ini juga tidak memerlukan pemeliharaan intensif.

Page 3: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

60

dapat dibuat minuman sekaligus dapat diolah menjadi gula. Dari manfaat yang ada

ini jika Saguer dikelola dengan baik tentu dapat meberikan keuntungan bagi

keluarga. Pada umumnya, Saguer dari pohon aren juga dapat dibuat menjadi etanol

(ethyl alcohol), yaitu bahan bakar alternatif untuk menggantikan minyak tanah, gas

elpiji, dan bensin, sehingga di kemudian hari Saguer bisa menjadi bahan bakar

alternatif. Gula aren (palm sugar) juga tak kalah manfaatnya. Untuk sagandu (satu

buah) gula yang kualitasnya bagus, bisa dijual Rp 1.500 – 3.000 rupiah. apalagi jika

pasokan gula sedang menurun, harganya cukup melambung. Satu bonjor (terdiri

dari beberapa buah gula yang disusun dan dibungkus dengan pelepah pisang yang

sudah kering) bisa mencapai harga hingga Rp 100.000 rupiah. Penghasilan yang

lumayan berarti untuk masyarakat pedesaan. Di samping Saguer dan gula aren,

parutan batang aren yang berbentuk halus dan biasanya dicampur dengan dedak

gabah dan bekatul juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak itik dan bebek.

Tepung (aci) batang pohon aren yang sudah cukup tua dapat dibuat bahan beragam

makanan kue tradisional. Buah aren yang sudah cukup matang dapat diolah menjadi

cangkaleng (kolang-kaling) yang menjadi makanan khas di bulan Ramadhan.

Meskipun harganya tidak sebagus harga gula aren dan cenderung musiman,

produksi cangkaleng dan aci kawung lumayan menguntungkan.

Daun aren yang masih muda biasa dimanfaatkan masyarakat Desa Gosoma

untuk bahan rokok linting yang diisi tembakau dan daun tuanya untuk bahan atap

rumah. Ijuk (batang daun) juga dapat digunakan untuk atap rumah, sapu, bahan

tambang, penyaring air dan untuk sarang bertelur ikan di kolam. Sayangnya, saat

ini sudah jarang rumah penduduk pedesaan yang beratapkan daun dan ijuk aren.

Pemanfaatan ijuk sebagai atap masih terlihat untuk beberapa bangunan cagar

budaya dan beberapa bangunan di objek wisata. Batang aren biasa digunakan

sebagai saluran air (talang), titian (cukang), tongkat serta coet (cobek) ruyung.

Selain itu, lidi dari tulang daun aren bisa dibuat sapu lidi seperti lidi daun kelapa,

hanya lebih keras dan tidak mudah patah.

Hampir sebagian besar masyarakat berorientasi bahwa Saguer berhubungan

erat dengan asal mula pohon Seho, namun tidak mengetahui secara jelas bagaimana

minuman Saguer itu ada sebelumnya.

Page 4: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

61

Dari penelitian empiris yang ada sangat sulit didapatkan asal sejarah

bagaimana Saguer ini bisa ada di Halmahera Utara. Hal ini juga didapatkan dari

berbagai percakapan dengan teman-teman penulis di Desa Gosoma bahwa mereka

sebenarnya tidak memahami sejarah Saguer dengan pasti. Dari berbagai observasi

memang muncul cerita-cerita rakyat yang mengiringi sejarah Saguer, yang

menceritakan bahwa Saguer merupakan minuman yang dianggap suci oleh Dewa

yang baru dapat diperdagangkan setelah abad ke 18. Para orang tua yang ada di

Desa Gosoma memang mengenal Saguer sejak kecil yang diperkenalkan oleh orang

tua mereka dan orang tua mereka dikenalkan oleh leluhurnya begitu seterusnya

hingga dari temurun belum diketahui siapa yang pertama kali membuat minuman

ini.

Pierre Bourdieu sangat terkenal dengan teori habitus (modal sosial, modal

ekonomi dan modal simbolik). Menurut Bourdieu habitus merupakan produk dari

sejarah:

“The habitus, the product of history, produces individual and

collective pratices and hance history, in accordance with the

schemes engendered by history” (Habitus merupakan sebuah produk

sejarah yang menghasilkan praktik dalam individu dan kelompok

dan sesuai dengan yang digambarkan)

Sehingga sejarah sangat penting dalam membentuk pengetahuan dan

habitus masyarakat. Sejarah Saguer sangat penting bukan hanya sebagai habitus

atau pelengkap saja namun terkait dengan ruang, waktu dan kondisi material yang

mengelilinginya. Sejarah Saguer menjadi akumulasi pembelajaran dan sosialisasi

yang akan membentuk habitus. Pengaruh sejarah tidak disadari oleh masyarakat

Halmahera Utara dan hanya dianggap sebagai sesuatu yang wajar atau alamiah.

Ketidaksadaran budaya ini melekat dalam habitus yang terbentuk kemudian

diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya diproduksi ulang lagi.

Saguer sebenarnya lebih dari sekedar konsumsi keseharian masyarakat.

Baudrillard (2004:19) mengungkapkan secara sosiologi konsumsi memiliki

Page 5: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

62

pengertian sebagai pemanfaatan barang dan materi lebih dari daya fungsi yang

tujuannya mengacu pada pemanfaatan keinginaan, mimpi, komunikasi, dan eksis

(nilai prestis).2 Pada tataran yang nyata konsumsi Saguer di Halmahera Utara di

kontruksikan sebagai “srategi keinginan” untuk memaksimalkan dunia (kenyataan

dan sosial namun bukan sejarah). Konsumsi Saguer hanya di asumsikan sebagai

kesenangan melalui adanya pemecahan tekanan maksudnya penerapan sistem nilai

baru dan norma sosial, menyisakan norma paham suka rela, aksi, koefisien, dan

persembahan.

Sementara penelitian Aloed (2012) menyatakan bahwa sejarah dalam arena

sosial sulit membentuk habitus yang merupakan struktur mental. Jika sejarah ini

dipakai maka yang pertama akan sangat sulit dijelaskan konsep habitus dalam

melihat intelektual dan posisi masyarakat dalam suatu konflik. Yang kedua jika

perbedaan strategi kebijakan untuk membedah posisi seseorang dalam ranah sosial,

maka konsep Bourdieu tentang habitus tidak dapat dimasukkan didalamnya.

Namun penelitian dari Aloed ini tidak melibatkan variabel latar belakang,

pola didik dan lingkungan yang merupakan sejarah pembentuk habitus. Maka

menurut penulis habitus tetap mempengaruhi proses perbedaan seseorang, habitus

tetap diyakini sebagai bagian dari produk sejarah yang membentuk perilaku

sekaligus cara pandang seseorang dalam memahami suatu konflik di masyarakat.

Jika kita melihat teori praktik yang dikembangkan oleh Pierre Boudieu3,

dinyatakan teori praktik sosial saguer dengan persamaan: Praktik = (Habitus x

modal) + ranah. Teori praktik saguer sebagai relasi habitus sebagai produk sejarah

dan ranah yang juga produk sejarah yang mana di dalam ranah terdapat suatu

pertaruhan, kekuatan-kekuatan serta Masyarakat Halmahera Utara yang telah

memiliki modal.

Keterkaitan dengan teori ini adalah habitus masyarakat Halmahera Utara

yang telah memiliki suatu kebiasaan-kebiasaan dalam praktik Saguer merupakan

suatu modal keterampilan yang menjadi suatu tindakan pratis (tanpa disadari). Yang

2 Jean Baudrillard pada tahun 1998 meneliti tentang Struktur dan Mitos Sosial Konsumen diterbitkan oleh Sage Publication Ltd, London. 3 Pierre Bourdieu merupakan seorang ilmuan sosial politik Perancis kelahiran Denguin Pyrenia Atlantik.

Page 6: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

63

kemudian diterjemahkan menjadi suatu kemampuan yang terlihat alamiah dan

berkembang dalam lingkungan sosial mereka. Habitus mengacu pada sekumpulan

disposisi yang tercipta dan terformulasi melalui kombinasi struktur objektif dan

sejarah personal. Disposisi yang terbentuk oleh sejarah ini yang belum dimiliki oleh

seluruhnya dapat diperoleh oleh masyarakat yang sebagian besar belum mengetahui

pasti sejarah Saguer.

Konsep habitus yang tidak lepas dari ranah (yang saling terkait satu dengan

lainnya) struktur-struktur bidang sosial yang ada dalam saguer dan struktur-struktur

habitus yang terintegrasi pada pelakunya saling mengandaikan. Ranah dan habitus

yang sama-sama merupakan produk sejarah. Jika sejarah ini tidak diketahui oleh

masyarakat maka habitus yang dikatakan sebagai ketidaksadaran kulturan memang

tidak disadari oleh masyarakat dan dianggap terjadi secara alamiah.

5.1.2. Identitas Saguer di Halmahera Utara

Identitas Saguer di Halmahera Utara adalah bahwa Saguer merupakan

lambang simbol dari kesiapan dan kerja keras calon pengantin laki-laki. Dengan

membawa Saguer pengantin laki-laki dianggap telah siap mencari nafkah dan

mengarungi bahtera rumah tangga. Dapat dikatakan identitas Saguer di Halmahera

Utara merujuk pada sifak maskulin laki-laki yaitu: kompetitif, ambisius, dominan,

berani, rasional, bertindak sebagai pemimpin, asertif, analitis, individual dan

agresif. Di suatu ranah acara kebudayaan identitas Saguer juga dapat dikatakan

sebagai simbol persahabatan antar anggota masyarakat. Identitas Saguer pada

dasarnya merupakan rujukan pada refleksi kebudayaan dari masing-masing anggota

masyarakat dan persepsinya terhadap nilai-nilai yang ada, seperti yang diutarakan

oleh Tokoh Adat Amant Tobelo, Bapak Yessayas Banari:

“Kalau identitas ya, keberadaan Saguer ini kan sudah berlangsung

lama tanaman ini kan artinya tanaman asli tumbuh di Halmahera

ini dan memiliki nilai sejarah budaya sehingga misalnya dalam

pertemuan adat dalam perkawinan nah minuman itu pasti disajikan

itu Saguer. Jadi satu dia memiliki nilai historis sejarah yang kedua

dia memiliki nilai kebudayaan nilai tradisi.”

Page 7: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

64

Menurut Tokoh Adat Amant Tobelo, identitas tidak terlepas dari nilai

historis yang dimiliki oleh Saguer. Sejarah yang diceritakan tersebut memiliki nilai

kebudayaan yang tercermin dalam pertemuan adat dan perkawinan. Sehingga

ketika seseorang berada di Halmahera Utara maka tidak asing jika nama Saguer

menunjuk pada identitas masyarakat di sana. Nilai-nilai sosial budaya Saguer di

masa lalu merupakan ikhtisar yang pelestariannya sangat diharapakan oleh Tokoh

Adat sebagai seorang aktor yang memiliki jabatan adat dalam tatanan masarakat

Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.

Identitas sesuatu yang tidak disadari secara mendalam (profoundly

unconscious) sehingga membuat habitus beroperasi secara alami. Dalam pemikiran

Bourdieu kebudayaan memiliki a univers of undiscussed di mana identitas

mereduksi tatanan sehingga membentuk formasi sosial yang diharapkan. Identitas

Saguer dalam aspek ekonomi dikemukakan oleh Tokoh Masyarakat Desa Gosoma,

Bapak Tomi Panyi:

“Satu kan harus memperkenalkan bahwa tanaman itu menjadi satu

ciri khas dan itu juga memiliki nilai historis kan satu dari sisi

kebudayaan, adat istiadat, dalam pertemuan, perkawinan, upacara

panen, upacara dan lain-lain to. Sehingga satu sisi dia memiliki nilai

positif yang punya nilai sejarah dan yang lain juga bisa dikelola

lewat produk yang lain yang punya nilai ekonomi tinggi. Sehingga

kalau di Tobelo khususnya di Gosoma sebenarnya kalau masyarakat

memahami ini kan bisa dikelola secara baik karena punya nilai

ekonomi Cuma ini kan harus dibutuhkan treatment dibutuhkan

perlakuan apakah harus masyarakat dilatih untuk membuat produk

ini menjadi lebih bermutu. Jadi bagaimana membuat mengolah

saguer itu bukan hanya sebagai minuman yang biasa dalam tradisi

orang Halmahera tetapi juga bisa dibuat menjadi sesuatu yang

memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat khususnya di Desa

Gosoma.”

Page 8: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

65

Identitas Saguer di Halmahera Utara juga tidak terlepas dari tumbuh

suburnya pohon Seho. Bapak Tomi Panyi selaku tokoh masyarakat sangat

mengharapkan bahwa Saguer perlu diolah secara maksimal dan profesional untuk

menunjang pelestarian nilai identitas. Nilai ekonomi dari komoditas Saguer dapat

menjadi pemilihan dalam kebijakan pengembangan pertanian dan pembangunan

daerah khsusunya di Halmahera Utara, yang selama ini hanya menggunakan Saguer

dalam praktik adat kebudayaan saja.

Analisis sosial Bourdieu bertujuan untuk membongkar struktur dominasi

ekonomi yang selalu menutupi ketidakadilan di dalam masyarakat. Sikap

masyarakat Halmahera Utara yang rajin bekerja dan kebijakan pemerintah yang

membantu membuka jaringan pemasaran Saguer akan menghasilkan modal

ekonomi yang sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat. Modal ekonomi Saguer

yang tampak pada identitiasnya ini dapat pula diubah misalnya melalui investasi

sehingga dapat menghasilkan kapital ekonomi yang lebih besar sehingga membantu

pula dalam pelestarian modal budaya Saguer. Pentingnya mempertahankan

identitas Saguer diungkapkan oleh Kepala Desa Gosoma Daniel Rahayan:

“Lebih baik Saguer ini dipertahankan karena Saguer ini bagian dari

budaya orang Tobelo. Karena apa saya bilang mempertahankan

Saguer karena ketika ada acara-acara perkawinan sebagai identitas

pelaminan, maso minta. Kalau saya lihat dampaknya lebih baik

Saguer ini tidak diproduksi menjadi Cap Tikus karena Cap Tikus ini

kan alkoholnya tinggi, bisa memicu atau bisa menimbulkan konflik

ketika orang mabuk minum Cap Tikus ini bisa mengundang secara

emosional dan bisa mengundang secara perkelahian antara warga.

Cap Tikus ini berdampak besar bagi saya Saguer saja yang harus

dilestarikan diproduksikan jangan menjadi Cap Tikus karena

Saguer itu sebagai makna budaya.”

Tantangan dalam mempertahankan identitas Saguer di Halmahera Utara tak

lepas dari semakin tingginya produksi minuman Cap Tikus. Minuman Cap Tikus

mulai diikutsertakan dalam acara-acara adat, sehingga dapat mengganggu nilai

Page 9: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

66

pelestarian Saguer di tengah-tengah masyarakat. Produksi Saguer bagi Kepala Desa

tidak perlu dijadikan untuk menambah nilai guna Saguer atau menciptakan

minuman baru seperti Cap Tikus, meskipun memiliki nilai ekonomis yang lebih

besar. Kegiatan produksi Saguer yang telah menjadi identitas masyarakat

sepatutnya tidak perlu mengubah bentuk sehingga mengubah sifat asli dan nilai yag

terkandung di dalamnya.

Cap Tikus juga telah menjadi suatu identitas di dalam masyarakat

Halmahera Utara. Cap Tikus dan Saguer memiliki perbedaan tanda, jika Cap Tikus

digunakan dalam acara-acara non formal, Saguer digunakan dalam kegiatan adat

kebudayaan, proses pembangunan rekontruksi makna Saguer dan Cap Tikus dalam

setiap tanda kehidupan masyarakat Halmahera Utara memperlihatkan kecerdasan

aktor distributor.

Dalam aspek sosiologis kebudayaan dapat mencerminkan pola perilaku

warga masyarakat yang ada di dalamnya. Kehadiran Cap Tikus ke dalam budaya

masyarakat Halmahera Utara yang erat dengan Saguer dipandang kontra produktif

dengan pola tingkah laku masyarakat. Produsen dan konsumen sangat perlu dalam

mempelajari kembali identitas Saguer agar dapat melakukan praktik kesehariannya

yang dapat menjunjung tinggi identitas kebudayaan masyarakat Halmahera Utara.

Pemahaman tentang identitas Saguer sebenarnya sangat dipahami oleh produsen

Saguer, Bapak Heri Moro:

“Ya penting karena Saguer ini dikontrol ketika kita minum dalam

acara-acara adat. Lebih khusus lagi ketika kita minum Saguer itu

kita merasa nyaman merasa enak apalagi kita membangun

komunikasi dengan teman-teman. Saya kan mendapat keuntungan

dari Saguer bisa membantu keluarga. Lebih baik memproduksi saja

Saguer labih maju ke depan.”

Dalam kaitan konsumsi minuman Saguer, Pemerintah Provinsi Maluku

Utara maupun Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara belum memiliki peraturan

tentang pelarangan maupun pelegalan minuman Saguer. Namun sekiranya

produsen tetap optimis bahwa Saguer memang sudah sering digunakan dalam acara

adat sehingga adat, budaya dan tradisi Halmahera secara tidak langsung mendukung

Page 10: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

67

kelangsungan usahanya. Dalam teori Bourdieu, Saguer merupakan alat komunikasi

yang bersifat netral dan untuk kepentingan pelestarian modal budaya. Sehingga

modal budaya yang memang dimiliki Saguer sangat penting untuk dipertahankan.

Saguer merupakan identitas yang dimiliki oleh masyarakat Halmahera Utara

dari proses turun temurun hingga pola interaksinya yang dilakukan sehari-hari

dalam kehidupan masyarakat sehingga membentuk suatu objek yang dikenal sangat

erat di ranah Halmahera Utara. Ranah sosial Saguer di Halmahera Utara bukan

hanya tentang kompetisi melainkan tempat para pelaku masyarakat mendapatkan

makna budaya seperti solidaritas, kerja sama dan kasih sayang.

Pesta pernikahan masyarakat Halmahera Utara hampir sama dengan pesta

pernikahan yang diadakan di tempat lainnya. Selain makanan utama, disajikan pula

makanan ringan beserta minuman Saguer segar yang sangat sering dikonsumsi oleh

para tamu. Ikatan ketika mengkonsumsi Saguer juga tampak dari pernyataan

produsen Bapak Hery Moro:

“Saya melihat ikatan Saguer yang yaitu seperti digunakan dalam

acara-acara budaya orang Gosoma atau orang Halmahera Utara

nah makna ini seperti dalam perkawinan adat itu mereka

menggunakan Saguer. Seperti acara tokoh-tokoh adat mereka

menggunakan Saguer.”

Selain acara perkawinan, Bapak Hery Moro juga sangat sering mendapatkan

pesanan Saguer untuk acara adat kebudayaan di Tobelo seperti: Pertunjukan

Tokuwela, acara musik Yangere, pesta rakyat dan upacara adat Hibualamo.

Berbagai acara tersebut melibatkan para tetua adat. Tradisi pernikahan di Desa

Gosoma Kecamatan Tobelo adalah dengan menkonsumsi Saguer, tradisi tersebut

hingga kini masih dipertahankan oleh para masyarakat. Sudah tidak asing lagi jika

Saguer menjadi minuman pelengkap di setiap kegiatan masyarakat. Ketika hadir di

acara pernikahan, para tamu dan keluarga juga secara tidak langsung sangat

mengharapkan Saguer,

Dalam pembahasan Saguer sebagai identitas masyarakat Halmahera Utara

dapat disimpulkan bahwa Saguer mampu beradaptasi dengan membentuk identitas

Page 11: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

68

pada ranah masyarakat. Identitas Saguer merupakan suatu kekuatan di dalam

berbagai ekspresi kultural dan tindakan-tindakan sosial para aktor di Halmahera

Utara. Saguer telah melengkapi produksi budaya dalam ranah tanah tempat tinggal,

berbagai latar belakang sosial dan melengkapi nilai-nilai kebudayaan. Identitas

Saguer merupakan refleksi atau cerminan dari kebudayaan dan proses sosialisasi

yang ada di Halmahera Utara.

5.2. Proses Produksi Saguer dan Cap Tikus dalam Masyarakat Halmahera

Utara

Bapak Hery Moro adalah produsen pembuat Saguer dan Cap Tikus di Desa

Gosoma, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Beliau kini berusia 50

tahun. Pendidikan terakhirnya adalah tamatan Sekolah Dasar. Beliau dibesarkan

dari keluarga petani Saguer secara turun temurun bersama empat saudaranya.

Dengan memproduksi Saguer dan Cap Tikus, Bapak Hery Moro menafkahi seorang

istri dan 2 orang anak. Proses memproduksi Saguer dijelaskan oleh Bapak Hery

Moro sebagai berikut:

“Kita panjat pohon enau, batifar air nira dari pohon enau itu. Tu

dia pe tampa mo masa saguer, de pe nama tengki. Lataran tu Saguer

musti tampung dulu sampi riki 4 galon, jadi kita nda setiap hari

momasa Saguer. Secara alamai nira kelapa kita biar semalam akan

hasil itu alkohol. Alkohol itu hasil alamai dari tabung sadapan

nira.” (Kita memanjat pohon enau, mengambil air nira dari pohon

enau tersebut untuk dijadikan minuman Saguer, kita masukan ke

dalam wawah. Biasanya kita menampung dulu Saguer sebanyak

empat galon sehingga tidak setiap hari kita tidak mengolah Saguer.

Secara alami air nira yang didiamkan semalam akan menghasilkan

alkohol. Alkohol tersebut adalah alkohol alami dari wadah air nira).

Page 12: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

69

Gambar 5.1

Setelah Memanjat Pohon Seho, Petani Saguer Mengambil Air Nira Hasil

Sadapan

Ada dua hal menarik yang terjadi dalam proses tradisional pembuatan

Saguer, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Hery Moro, pertama bahwa air nira

yang baru saja diambil dari pohon akan mengalami proses pembentukan alkohol

dari fermentasi, fermentasi ini dibantu oleh bakteri yang ada di dalam bambu wadah

air nira di pohon seho yang memang terjadi secara alami. Dari hasil pengamatan

dan observasi perlakuan khusus yang dilakukan selama proses pembuatan saguer di

Halmahera Utara diantaranya adalah, saguer yang dituangkan harus disaring agar

tidak tercampur dengan serangga dan kotoran lain, hal ini untuk menjaga sterilisasi

fermentasi saguer.

Kendala yang didapatkan hanyalah ketersediaan air nira di pohon seho, tidak

jarang produsen seperti Bapak Hery Moro harus pergi ke hutan untuk menyadap air

nira, fasilitasnya pun juga masih sederhana tanpa kendala, seperti yang

diungkapkan Hery Moro:

“Tidak menentukan gagal atau tidak tapi selama saya buat karena

alat-alat yang saya gunakan alat seperti bambu, seperti tanki tidak

ada kegagalan dalam saya buat paling kalau bambu sudah rusak

saya akan ganti bambu baru sebagai alat tradisional pembuatan. Itu

saja.”

Page 13: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

70

Manfaat dari proses pembuatan Saguer dapat memberikan keuntungan bagi

para produsen, penjual maupun konsumen Saguer. Sangat penting bagi para

produsen memiliki kemampuan dalam mengelola Saguer. Sebab, pohon penghasil

air manis ini memiliki fungsi yang multiguna, mulai dari akar hingga buahnya

memberikan manfaat yang beragam bagi kehidupan manusia. Satu hal yang perlu

diperhatikan adalah kelestariannya karena hingga saat ini masih sulit dilakukan

pembudidayaan, terutama di daerah pedesaan. Keberadaan dan kelangsungan hidup

pohon Saguer atau aren ini perlu dirawat dan dilindungi secara baik sehingga bisa

memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola dan masyarakat setempat.

Sementara dalam proses pembuatan Cap Tikus, bahan Saguer murni diolah kembali

melalui proses penyulingan, seperti diungkapkan oleh Bapak Aim Utumu:

Terus kita panaskan, Saguer cukup dihangatkan suam-suam kuku

lalu uap alkohol datang lewat selang. Kemudian kita dinginkan. Per

minggu 5 liter per gelong dengan harga Rp 30 ribu, keuntungan

yang bisa saya dapatkan dari usaha Saguer sehari mencapai Rp 60

ribu, tergantung minat pembeli”

Proses mengontrol api yang dibakar dengan kayu juga menjadi perhatian

agar penyulingan alkohol berjalan dengan baik. Proses pengolahan Cap Tikus juga

rata-rata dapat dilakukan secara sendiri dan hanya dibantu oleh keluarga saja.

Dalam urusan pendapatan tidak terlalu banyak namun cukup jika untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Dengan nilai pendapatan 60 ribu per hari sangatlah minim

bagi seorang kepala keluarga, maka salah satu yang dilakukan Bapak Hery Moro

adalah dengan mengolah kembali Saguer tersebut hingga menjadi Cap Tikus, hal

ini dikarenakan Cap Tikus memiliki harga jual yang relatif lebih menguntungkan.

“Saya buat Cap Tikus, sesudah saya buat Cap Tikus lalu saya jual

lalu dapat punya uang saya ambil manfaat itu untuk saya punya bini.

Saya buat itu kan untuk ada hasil untuk bisa makan, untuk saya

punya hidup, saya bisa pakai untuk anak bini. Sehingga saya buat

itu untuk dia punya hasil”

Page 14: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

71

Bapak Hery Moro telah memulai usaha sejak berusia 16 tahun hingga

sekarang. Motivasi Bapak Hery Moro tetap memproduksi Saguer dikarenakan

Saguer memang menjadi sumber pendapatan bagi kelangsungan kehidupan rumah

tangganya. Analisa skema hasil produksi dan hasil pemasaran bagi beberapa

produsen Saguer di Halmahera Utara masih bersifat tradisional (usaha mikro).

Sehingga para produsen belum menerapkan sistem catatan keuangan seperti neraca.

Dalam mengolah Saguer dan Cap Tikus, produsen hanya dibantu oleh istri dan

bersifat tradisional.

Meskipun turut membantu, Ibu Hery Moro tetap memiliki beberapa

keterbatasan yang tidak dapat dilakukan oleh seorang perempuan, seperti memilih

dan memanjat pohon seho di hutan. Pohon Seho sendiri merupakan tumpuan bahan

utama dalam ketersediaan Saguer di Halmahara Utara, kendala yang dihadapi oleh

produsen seperti Bapak Heri Moro yaitu:

“Kalau menurut saya kendalanya Pohon Sehonya. Kalau disana

kan pohon ini kan tidak dibudidayakan ya tapi pohon ini kan tumbuh

sendiri, di hutan. Ketika pohon ini sudah mati terpaksa saya sebagai

pembuat Saguer saya berpindah tempat untuk cari pohon baru di

lahan-lahan tempat orang punya, tapi disitu saya minta ijin kalau

saya ingin mengelola Pohon Seho ini menjadi produksi, menjadi

Saguer atau tuak. Kalau menurut saya kendalanya cuma disitu

saja.”

Pohon Seho (Arenga Pinnata, suku Arecaceae) adalah jenis palma yang

terpenting di Halmahera Utara setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman

yang serba guna. Penyebab mulai berkurang atau kelangkaannya tidak lain adalah

karena banyaknya kegunaannya tersebut, sehingga banyak dimanfaatkan penduduk

untuk berbagai kebutuhan.

Arena Saguer jika digabungkan dengan konsep habitus dan kapital maka

akan terjalin erat. Hal yang sama juga terjadi dalam praktik pengolahan saguer.

Habitus masyarakat Halmahera Utara yang ulet dalam memanjat dan mencari air

nira dari pohon seho menjadikan mereka memiliki keberhasilan dalam arena bisnis

Page 15: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

72

tradisional ini yang dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang menggantungkan

kehidupan ekonominya dari penjualan minuman Saguer.

Arena dalam konsep Bourdieu juga ditunjukkan tentang bagaimana

Masyarakat Halmahera Utara mampu memproduksi Saguer dengan baik. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya berbagai gubuk di hutan yang merupakan tempat

memproduksi air nira secara langsung dari pohon Saguer, selain itu kemampuan

pembuat Saguer seperti membuat bambu, dan peralatan-peralatan lain yang sangat

tradisional membuat hasil produksinya benar-benar bagus, hal ini dapat dilihat dari

sedikitnya kegagalan dalam proses produksi.

Gambar 5.2

Pembuatan Saguer yang Masih Sangat Tradisional, Bambu Digunakan

untuk Menyalurkan Air Nira Hasil Sadapan

Selain arena dalam Teori Bourdieu dikenal juga dengan istilah modal yaitu

(1) Modal ekonomi Saguer, yang mencakup alat-alat produksi (pisau, bambu, tanki,

rumah produksi dan tenaga pembuat Saguer), materi (pendapatan dari hasil

penjualan Saguer) dan uang yang dengan mudah digunakan untuk segala tujuan

serta diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya; (2) Modal budaya, yang

mencakup keseluruhan kualifikasi intelektual yang dapat diproduksi melalui

warisan keluarga, yaitu kemampuan mengolah air nira menjadi Saguer yang

memiliki nilai budaya yang tinggi; (3) Modal sosial, menunjuk pada jaringan sosial

yang dimiliki para pelaku (individu atau kelompok) dalam hubungan dengan pihak

lain yang memiliki kuasa dalam hal ini para tetua adat dan tokoh masyarakat; dan

(4) Modal simbolik, mencakup segala bentuk prestise, status, otoritas, dan

legitimasi yang ditunjukkan dalam acara adat maso minta. Keseluruhan modal

Page 16: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

73

Saguer memungkinkan masyarakat Desa Gosoma untuk mendapatkan kekuatan

sosialnya.

5.3. Proses Distribusi Saguer dalam Masyarakat Halmahera Utara

Saluran distribusi Saguer di Halmahera Utara hingga kini masih didominasi

oleh saluran distribusi langsung dengan adanya upacara atau perayaan adat sebagai

target marketnya. Jumlah konsumen Saguer dapat meningkat apabila Saguer yang

diproduksi memiliki rasa yang enak dan khas. Rasa khas dari Saguer adalah

manisya. Bambu penampungan yang digantungkan pada bagian mayang tempat

keluarnya cairan putih (Saguer), berikut saringannya yang terbuat dari ijuk pohon

enau harus bersih. Semakin bersih, saguer semakin manis. Semakin sesuai dengan

selera konsumen maka kualitas produk Saguer yang diolah oleh produsen dapat

dianggap memiliki kualitas yang baik dan kompetitif di pasaran, seperti

diungkapkan oleh Bapak Aim Utumu:

“Cara berdagang kan dalam acara-acara perkawinan orang datang

untuk menggunakan Saguer ini. Seperti itu. Nah yang pertama saya

cara menjualnya kadang Saguer itu saya taruh di tempat masak

saya. Nah disitu ada orang datang macam orang perkawinan saya

kasih dia orang pakai, yaitu dijual. Yaitu satu jirigen 25 liter itu 45

ribu itu.”

Dalam kebiasaan adat yang membutuhkan Saguer sebagai minuman

keseharian membuat usaha penjualan Saguer dapat berlangsung lama. Proses

pemasaran Saguer ini juga berlangsung secara tradisional. Arena dalam tempat

distribusi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat sehingga jika ada acara

adat dan perkawinan mereka biasa memborongnya langsung dengan harga yang

relatif murah. Ruang distribusi saguer terlihat jelas ketika ada acara-acara adat dan

interaksi keseharian masyarakat Halmahera Utara.

Ruang distribusi Saguer tidak dapat dipisahkan dari struktur mental individu

yang hingga pada taraf tertentu merupakan produk dari penggabungan struktur

sosial masyarakat Halmahera Utara. Ruang sosial dan kelompok yang

menempatinya adalah produk dari agen yang berpartisipasi sesuai dengan posisi

Page 17: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

74

mereka di dalam ruang sosial pergaulan masyarakat Halmahera Utara. Hal inilah

yang menyebabkan distribusi minuman Saguer mudah diterima oleh Masyarakat

Halmahera Utara.

Gambar 5.3

Pengemasan Minuman Saguer ke dalam Jirigen-Jirigen yang Memiliki

Volume Banyak pada Umumnya Dikonsumsi oleh Peserta Upacara Adat

Dalam dalam proses selanjutnya minuman Saguer kemudian diolah menjadi

Cap Tikus dengan alasan bahwa harga dan permintaan Cap Tikus lebih

menjanjikan. Di dalam proses pembuatan Cap Tikus ini dari hasil observasi

didapatkan bahwa air Saguer kemudian diolah dengan memasaknya kemudian

dilakukan proses destilasi kimia yang bertujuan mendapatkan uap alkohol. Bentuk

komodifikasi Saguer menjadi minuman Cap Tikus dipahami sebagai strategi

penjualan agar penggunaan Saguer tidak hanya ketika ada upacara adat namun

konsumsi sehari-hari dengan dampak yang dirasakan lebih memuaskan konsumen.

5.4. Praktik Penggunaan Saguer dalam Masyarakat Halmahera Utara

Fokus pemikiran Bourdieu dalam arena saguer tampak dalam penggunaan

saguer untuk acara maso minta (lamaran) keluarga mempelai laki-laki kepada

keluarga perempuan yang diungkapkan oleh Tokoh Adat Amant Tobelo, Bapak

Yessayas Banari:

Page 18: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

75

“Saguer juga dipakai sebagai simbol dari seorang pengantin laki-

laki pada saat acara-acara perkawinan. Jadi kalau acara

perkawinan juga acara-acara adat lain. Hampir setiap acara orang

Tobelo kalau dari keluarga laki-laki datang keluarga perempuan

tidak bawa Saguer itu dari nilai adat dan tradisi dipertanyakan. Jadi

itu kenapa itu kurang lengkap karena dia berfungsi sebagai simbol

dari pengantin laki-laki itu.”

Dalam era yang telah modern ini hikayat tentang Saguer sebagai simbol

pengantin laki-laki di dalam budaya Halmahera pun masih ada. Saguer digunakan

sebagai simbol ketangkasan seorang laki-laki dengan dia mampu mengolah Saguer

mulai dari memanjat pohon seho. Memanjat pohon seho dan mengolah Saguer pun

tidak semudah yang dilihat. Disini diibaratkan calon pengantin laki-laki harus

menggunakan akal kecerdasannya dalam menghasilkan produk Saguer. Sehingga

dia dapat dibuktikan mampu hidup sendiri dan siap memimpin rumah tangga.

Memang minuman Saguer harus bersaing dengan minuman bermerek

bahkan dengan produk turunannya Cap Tikus, namun harapan agar masyarakat

dapat terus menjaga minuman ini dengan mengkonsumsinya sebagai nilai

kebanggaan yang berasal dari Halmahera Utara.

Perluasan konsep modal Saguer dalam teori Bourdieu sangat terlihat dengan

masuknya unsur kebudayaan yang sudah ada di dalam kehidupan masyarakat Desa

Gosoma. Modal kultural yang telah dimiliki tetap menjadi peran besar sebagai

kekuatan masyarakat terutama ketika mereka memutuskan untuk mengkonsumsi

Saguer dalam acara-acara adat. Har Dombo sebagai salah satu konsumen Saguer

bahkan menganggap minuman ini dapat memperat hubungan dengan masyarakat,

seperti yang dia ungkapkan.

Page 19: BAB V PRODUSEN, DISTRIBUTOR DAN KONSUMEN SAGUER …

76

“Yang saya dapatkan dari Saguer adalah saya memiliki banyak

kenalan. Saya sering mengikuti acara nikah adat dan disana saya

sering berkomunikasi dengan orang-orang yang belum saya kenal.

Tetapi ketika kami duduk dalam acara tersebut sambil

mengkonsumsi Saguer, lambat laun kami saling kenal dan sudah

seperti keluarga sendiri.”

Pada pemahaman ini terkait habitus, Saguer adalah sebagai fenomena

minuman tradisional yang menekankan perhatiaan kelengkapan masyarakat dalam

berkumpul dan bersosialisasi satu dengan lainnya. Ditambahkan lagi oleh Bapak

Tomi Panyi selaku salah satu tokoh masyarakat di Desa Gosoma bahwa praktik

penggunaan Saguer memang sangat sering terutama jika ada acara adat perkawinan

antar keluarga:

“Situasi yang kita gunakan yaitu dalam acara-acara orang

perkawinan. Kalau di Desa Gosoma Saguer itu digunakan saat acara

pertemuan adat ya itu digunakan pasti ada Saguer tapi kalau

minuman Cap Tikus, dia tu sudah termasuk minuman-minuman keras

dia keseharian sudah mengandung alkohol.”

Menurut Kepala Desa Gosoma, Saguer memang sering digunakan dalam

pertemuan adat namun hal ini Saguer sering bercampur dengan Cap Tikus yang

mengandung alkohol sangat tinggi. Disinilah letak dari praktik keseharian

masyarakat Halmahera Utara dengan Saguer. Di samping Saguer memang Cap

Tikus juga beredar bersama, sehingga dalam praktik penggunaannya, peran masing-

masing aktor dalam memutuskan minuman mana yang akan dikonsumsi menjadi

sangat penting. Keputusan para aktor dan masyarakat Halmahera Utara dalam

menjaga kelestarian adat budaya yang dimiliki oleh minuman Saguer sangat

ditentukan dengan sejauh mana peran mereka dalam memaknai simbol dalam

proses pembuatan Saguer.