BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN...

12
97 BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2 , dengan 510 m 2 untuk 34 parkir mobil dan 204 m 2 untuk 102 parkir motor. V.1.2. Hubungan Skematik br 8 : Hubungan Skematik R. Koleksi Umum R. Diskusi R. Baca Perorangan R. Koleksi Khusus R. Baca R. Koleksi Non Buku Katalog R. Sirkulasi R. Kontrol Hall R. Internet Pengolahan, Penjilidan, Pengadaan Gudang R. Istirahat R. Tata Usaha R. Kepala R. Staff Bongkar Barang Hall R. Pamer R. Seminar R. Penunjang Main Entrance Side Entrance

Transcript of BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN...

Page 1: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

97

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V.1. Konsep Dasar Perancangan

V.1.1. Luas Total Perancangan

Total luas bangunan adalah 6400 m2

Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m2, dengan 510 m2 untuk

34 parkir mobil dan 204 m2 untuk 102 parkir motor.

V.1.2. Hubungan Skematik

br 8 : Hubungan Skematik

R. Koleksi Umum

R. Diskusi

R. Baca Perorangan

R. Koleksi Khusus

R. Baca R. Koleksi Non Buku

Katalog

R. Sirkulasi

R. Kontrol

Hall

R. Internet Pengolahan, Penjilidan, Pengadaan

Gudang

R. Istirahat

R. Tata Usaha R. Kepala

R. Staff Bongkar Barang

Hall

R. Pamer

R. Seminar

R. Penunjang

Main Entrance

Side Entrance

Page 2: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

98

V.2. Konsep Perancangan Tapak

V.2.1. Sirkulasi

V.2.1.1. Diluar Tapak

Dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah ditentukan pada tahap analisa, maka

ditentukan jalan masuk utama menuju bangunan adalah di sebelah timur tapak, yaitu

menghadap ke Jl. Kebon Jeruk Raya. Mengingat Tapak ini hanya memiliki satu sisi yang

menghadap jalan.

V.2.1.2. Didalam Tapak

Untuk sirkulasi dalam tapak akses kendaraan hanya berada disisi timur saja, tidak

diperkenankan menuju ke barat, karena area ke belakang merupakan daerah privasi bagi

mahasiswa yang sedang belajar ditaman, guna menghindar dari kebisingan dan ketenangan

proses belajar. Sirkulasi didalam hanya untuk drop off bagi pengunjung dan juga untuk

tempat parkir.

Gbr 9 : Sirkulasi

Page 3: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

99

Lokasi : Jl. Kebon Jeruk Raya Luas Lahan : 15000m2 KDB yang dibangun : 43% Luas Bangunan : 6400 m2 Jumlah Lapis Bangunan : 3 lapis

Selatan

Barat

Timur

Utara

V.2.2. Pola Ruang Luar

Gbr 10 : Pola Ruang Luar

Page 4: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

100

Tapak ini terletak di jalan yang padat, banyak dilalui oleh kendaraan. Namun,

lokasinya mudah diakses, terutama dari mahasiswa Bina Nusantara. Di sekitar tapak

terdapat kampus Bina Nusantara yaitu kampus Anggrek dan kampus Syahdan.

Tapak yang masih berada di area perumahan ini secara garis besar terletak di

pertigaan jalan yang merupakan jalan raya yang sibuk. Oleh karena itu perlu adanya

penyelesaian mengenai ketenangan dan kenyamanan dalam perpustakaan, seperti tempat

privasi terletak di bagian barat / jauh dari jalan raya, adanya vegetasi di bagian timur guna

menfilter kebisingan serta polusi yang ada.

Kondisi tapak ditinggikan terhadap lingkungan sekitarnya guna memberi pembatas

antara tapak dengan lingkungan sekitarnya tanpa perlu penggunaan pagar yang tinggi

dengan alasan keamanan, sehingga orientasi bukaan bangunan ke arah lingkungan tidak

terhalang pagar.

V.3. Konsep Perancangan Bangunan

V.3.1. Bentuk Bangunan

Tampilan bangunan akan didesain sesuai dengan topik yang telah ditentukan, yaitu

arsitektur Post Modern. Seperti telah dibahas pada bab II, arsitektur Post Modern

didominasi dengan mengambil bentuk – bentuk lama yaitu Viipuri library oleh Alvar Aalto

diterapkan dengan kondisi saat ini, dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar

tapak.

Perpustakaan ini di bangun menjadi 2 tahap. Tahap kedua akan di bangun setelah

tahap pertama selesai / telah digunakan selama 20 tahun. Hal ini dimaksudkan karena

kondisi 20 tahun kedepan koleksi – koleksi buku akan bertambah yang berarti luas ruangan

Page 5: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

101

pun ikut berubah. Perkembangan yang dilakukan adalah memanjang kearah barat dengan

pertimbangan terusan dari tahap pertama serta untuk meminimalisirkan cahaya matahari

dari timur dan barat.

Gbr 11 : Perkembangan 20 tahun kedepan

Konsep Perpustakaan Universitas Bina Nusantara mengharuskan bangunan ini

tampil sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. Bangunan tidak

bersifat formal ataupun kaku yang selama ini selalu lekat dengan citra perpustakaan.

Sebaliknya, perpustakaan ini akan tampak modern.

Namun demikian penampilan bangunan ini juga tetap akan disesuaikan dengan

fungsinya sebagai perpustakaan yang menyimpan ribuan buku dan ratusan meja baca.

Secara langsung, tampilan bangunan akan dipertimbangkan terhadap kelembaban dan

intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan-ruangan di dalamnya.

Page 6: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

102

V.3.2. Sirkulasi Bangunan

Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya, sirkulasi dalam Perpustakaan

Universitas Bina Nusantara dirancang dengan mempertimbangkan:

Kejelasan dan kelancaran sirkulasi

Sifat kegiatan yang sedang terjadi

Hubungan antar ruang yang tidak mengganggu kegiatan lainnya

Sirkulasi dalam bangunan akan didominasi dengan sirkulasi horizontal. Untuk

sirkulasi vertikal, disediakan tangga. Penempatan jalur sirkulasi akan diadakan sesederhana

mungkin agar pengguna tidak mengalami kesulitan untuk menuju ke ruangan yang

dimaksud. Untuk memperjelas arah sirkulasi, pengguna akan dibantu dengan papan-papan

penunjuk yang diletakkan di setiap ruangan.

Sirkulasi servis secara vertikal menggunakan tangga, serta ramp untuk aksesibilitas

bagi orang yang menggunakan kursi roda. Sedangkan untuk sirkulasi darurat, disediakan

tangga darurat yang menghubungkan setiap lantai.

V.3.3. Massa Bangunan

Massa berupa bangunan majemuk yang memiliki ketinggian 3 lapis, bentuk

dasarnya adalah modifikasi dari persegi panjang. Bangunan bermassa agak panjang karena

menyesuaikan dengan kondisi tapak yang memanjang, serta untuk meminimalkan

penyinaran matahari dari arah barat. Perletakan massa dan dimensinya akan diperhitungkan

dengan masalah kebutuhan visual, suara, dan sirkulasi terhadap efektifitas kegiatan dalam

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara.

Page 7: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

103

Bangunan yang direncanakan terdiri dari 4 massa, yaitu 1 massa bangunan untuk

perpustakaan, 1 massa bangunan untuk bangunan penunjang dengan masing – masing

fasilitas yang tersedia berbeda, 1 massa untuk kantor pengelola, dan 1 massa untuk

bangunan service (ME dan gudang). Semua massa bangunan ini dikelilingi ruang terbuka

guna menciptakan suasana yang hijau yang dapat digunakan untuk kegiatan – kegiatan

mahasiswa seperti berdiskusi, belajar, beristirahat dan sebagainya.

Gbr 12 : Massa Bangunan

Page 8: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

104

V.3.4. Sistem Massa Bangunan

Sistem massa bangunan dapat di bagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :

V.3.4.1. Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Struktur yang dipilih pada perancangan ini adalah memperhatikan beberapa faktor

diantaranya adalah keadaan fisik tanah, faktor ekonomis struktur, faktor teknis bangunan

meliputi kekuatan dan kekakuan, serta faktor penempatan jaringan utilitas.

Jenis pondasi yang digunakan untuk perpustakaan ini adalah pondasi setempat,

dengan pertimbangan :

Keuntungan : dapat menahan beban 2 lantai yang cukup besar, bahannya mudah

didapat, pengecoran setempat dengan truk molen.

Kerugian : membutuhkan space untuk truk molen, waktu pemasangan rangka

pondasi relatif lama.

V.3.4.2. Sistem Utilitas Bangunan

Utilitas bangunan Perpustakaan ini agar tercipta keamanan dan kenyamanan dalam

kelangsungan kegiatan pada gedung tersebut adalah dengan mempertimbangkan hal – hal

sebagai berikut :

Kenyamanan dalam penggunaan cahaya.

Kenyamanan dalam penempatan temperatur udara.

Kenyamanan dalam hal terhindar dari kebisingan.

Keamanan akan bahaya kebakaran.

Keamanan akan kriminalitas.

Kemudahan dalam pemasangan dan pemeliharaan peralatan.

Page 9: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

105

V.3.4.3. Sistem Pencahayaan

Dasar pemikiran yang dipakai untuk konsep perancangan sistem penerangan dalam

perpustakaan ialah pemenuhan tingkat intensitas terang yang memenuhi syarat untuk tiap –

tiap ruang. Intensitas terang tidak sama. Daftarnya adalah sebagai berikut :

1. areal baca (majalah dan surat kabar) 200 lux

2. meja baca (ruang baca umum) 400 lux

3. meja baca (ruang baca perujukan) 600 lux

4. areal sirkulasi 600 lux

5. areal pengolahan 400 lux

6. areal akses tertutup (closed access) 100 lux

7. areal koleksi buku 200 lux

8. areal kerja 400 lux

9. areal pandang dengar 100 lux

V.3.4.4. Sistem Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM) yang kemudian

ditampung pada reservoir atas lalu di distribusikan ke ruang – ruang yang membutuhkan,

instalasi air bersih ini digunakan untuk :

1. Distribusi untuk toilet dan dapur (kantin)

2. Instalasi untuk mesin pendingin (AC)

3. Distribusi untuk antisipasi kebakaran (hidran dan sprinkler pada ruangan non buku)

V.3.4.5. Sistem Pembuangan Limbah

Pembuangan limbah ini dibagi menjadi 2 yaitu limbah sampah dan limbah

cairan/padat. Pembuangan limbah sampah berupa system pengumpulan pada suatu area

Page 10: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

106

kemudian di angkut oleh truk kelokasi pembuangan akhir. Sedangkan limbah cairan/padat

berupa air hujan, air kotor pada kamar mandi semuanya diteruskan melalui talang vertikal

yang tertanam di dinding disalurkan ke riol saluran bawah dan di lanjutkan ke riol kota, tiap

jarak tertentu mempunyai bak kontrol. Sedangkan limbah padat di salurkan melalui proses

penetralan di STP.

V.3.4.6. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan yang diterapkan dalam bangunan ini ada 2 yaitu :

Penghawaan alami

Berupa pemanfaatan udara luar yang bersih dengan menggantikan udara dalam

bangunan yang sudah kotor. Sistem penghawaan alami ini menggunakan ventilasi

silang guna mempelancar aliran udara.

Penghawaan buatan

Selain penghawaan alami juga ada penghawaan buatan yang digunakan agar

menciptakan temperatur udara yang diinginkan dengan melihat kondisi di sekitar

tidak mendukung. Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC split karena

sistem ini dapat mengatur temperatur udara yang diinginkan secara sendiri pada

masing – masing unit kamar, serta AC split memakan listrik tidak begitu boros.

Penggunaan AC split ini dikarenakan tidak semua ruangan mampu mendapatkan

penghawaan yang maksimal, oleh sebab itu perlu adanya pengatur temperatur udara.

Tingkat pengkondisian ruangan yang di inginkan dalam menjaga kualitas koleksi adalah

sebagai berikut :

- Temperatur 22 – 24 ºC untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja.

- Temperature 20 ºC untuk ruang komputer.

Page 11: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

107

- Kelembapan 40 - 50%

V.3.4.7. Sistem Penanggulangan Kebakaran

Sistem yang bekerja pada saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.

1. Detektor Kebakaran

Heat Detector untuk mendeteksi panas

Smoke Detector untuk mendeteksi atap

Flame Detector untuk mendeteksi lidah api

2. Titik Panggil Manual (TPM)

TPM yang digunakan adalah tombol yang ditekan secara manual jika terjadi

kebakaran.

3. Lampu Darurat

Lampu yang akan menyala begitu alarm aktif.

4. Sistem Komunikasi Darurat

Sistem ini akan mematikan sarana yang ada secara otomatis jika terjadi kebakaran.

Contohnya lift akan tidak berfungsi jika sistem mendeteksi terjadinya kebakaran.

5. Petunjuk Arah Keluar

Dipasang di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu darurat, dan pintu keluar.

6. Tangga Kebakaran

Terdapat di setiap lantai dalam jangkauan maksimal yang disesuaikan dengan

standar.

7. Pemadaman

Untuk memadamkan kebakaran, digunakan:

Page 12: BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-1-00025-AR-Bab 5.pdf · Pola Ruang Luar Gbr 10 : Pola Ruang ... tingkat intensitas terang

108

Sprinkler

Memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau bahan pemadam

lainnya seperti gas (Dry Portable Extinguishers) terutama untuk bangunan

seperti perpustakaan dan ruang penyimpan arsip. Radius yang dapat dijangkau

adalah 25 m2/unit

Pemadam Ringan (Fire Extinguisher)

Merupakan pemadam berisi bahan kimia yang dapat digunakan dengan cara

dibawa.

V.3.4.8. Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk menangkal

petir yang menyambar dengan menyalurkannya ke dalam tanah. Ada beberapa faktor

yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sistem penangkal petir yaitu faktor

ekonomis, memperhatikan keserasian arsitekturnya dengan tetap menjaga keamanan

teknis, serta ketahanan terhadap mekanis dan terhadap korosi. Salah satu sistem yang

digunakan adalah sistem faraday dengan menghubungkan kawat tembaga ke saluran

arde didalam tanah, sistem ini efisien namun memerlukan biaya yang cukup mahal.

V.3.4.9. Sistem Instalasi Listrik

Daya listrik yang diperlukan berasal dari dua sumber, yaitu PLN dan genset. Genset

digunakan sebagai sumber listrik cadangan sewaktu sumber aliran istrik utama terputus.

Sumber daya ini melayani hampir seluruh keperluan bangunan.