BAB V KONSEP PERANCANGAN -...

17
76 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya sebagai coworking space bangunan harus dapat mewadahi kegiatan-kegiatan kreatif yang ada di dalamnya. Selain itu bangunan harus didesain dengan menarik sebagai elemen penarik pengunjung. Dan bangunan harus mampu menjawab respon terhadap lingkungan, di dalam konteks perancangan ini yaitu lingkungan area Taman Kuliner Condongcatur. Gambar 5.1 Skema Dasar Perancangan (sumber: Analisis 2016) Berikut merupakan pemaparan analisis respon terhadap konteks dalam perancangan coworking space ini: 1. Ekonomi Perancangan coworking space ini bertujuan meningkatkan kembali nilai ekonomi dari kawasan Taman Kuliner Condongcatur. Kondisi Taman Kuliner Condongcatur sekarang ini bisa dikatakan relatif buruk, pengunjung taman kuliner sehari-hari tidak pernah mencapai jam sibuknya dan kawasan ini ramai hanya saat diselenggarakan event-event tertentu (Contohnya : FKY). Untuk itu dengan dikembangkannya coworking space dan creative event space pada area ini diharapkan dapat menghidupkan kembali kawasan Taman Kuliner Condongcatur dan meningkatkan nilai jual komersial pada kawasan ini. 2. Sosial Perancangan coworking dan creative event space yang terintegrasi dengan kawasan taman kuliner diharapkan dapat menjadi tempat terjadinya interaksi kreatif para penggiat industri kreatif di Yogyakarta. Dan dengan adanya event space yang sekaligus menjadi ruang terbuka hijau pada kawasan ini dapat menjadi wadah masyarakat sekitar dalam bersosialisasi dan berekreasi.

Transcript of BAB V KONSEP PERANCANGAN -...

Page 1: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

76

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM

Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape,

Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya sebagai coworking space

bangunan harus dapat mewadahi kegiatan-kegiatan kreatif yang ada di dalamnya. Selain itu

bangunan harus didesain dengan menarik sebagai elemen penarik pengunjung. Dan

bangunan harus mampu menjawab respon terhadap lingkungan, di dalam konteks

perancangan ini yaitu lingkungan area Taman Kuliner Condongcatur.

Gambar 5.1 Skema Dasar Perancangan

(sumber: Analisis 2016)

Berikut merupakan pemaparan analisis respon terhadap konteks dalam perancangan

coworking space ini:

1. Ekonomi

Perancangan coworking space ini bertujuan meningkatkan kembali nilai ekonomi dari

kawasan Taman Kuliner Condongcatur. Kondisi Taman Kuliner Condongcatur sekarang

ini bisa dikatakan relatif buruk, pengunjung taman kuliner sehari-hari tidak pernah

mencapai jam sibuknya dan kawasan ini ramai hanya saat diselenggarakan event-event

tertentu (Contohnya : FKY). Untuk itu dengan dikembangkannya coworking space dan

creative event space pada area ini diharapkan dapat menghidupkan kembali kawasan

Taman Kuliner Condongcatur dan meningkatkan nilai jual komersial pada kawasan ini.

2. Sosial

Perancangan coworking dan creative event space yang terintegrasi dengan kawasan

taman kuliner diharapkan dapat menjadi tempat terjadinya interaksi kreatif para penggiat

industri kreatif di Yogyakarta. Dan dengan adanya event space yang sekaligus menjadi

ruang terbuka hijau pada kawasan ini dapat menjadi wadah masyarakat sekitar dalam

bersosialisasi dan berekreasi.

Page 2: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

77

3. Budaya

Penyediaan ruang kreatif diharapkan dapat ikut mengembangkan Yogyakarta sebagai

Kota Kreatif di Indonesia. Dengan disediakannya ruang untuk mengembangkan industri

kreatif di Yogyakarta diharapkan para penggiat industri kreatif lebih bersemangat untuk

mengembangkan dan melestarikan budaya-budaya kreatifitas yang telah ada sekarang.

Perancangan coworking dan event kreatif space ini diharapkan dapat menjadi identitas

dari perkembangan industri kreatif yang ada di Yogyakarta.

4. Pendidikan

Dengan adanya coworking space diharapkan akan memicu inovasi-inovasi baru dalam

bidang industri kreatif, digital, seni maupun budaya.

Gambar 5.2 Skema Konsep

(sumber: Analisis 2016)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan penggabungan teori yang ada, maka

disusunlah konsep utama pada desain perancangan bangunan ini yaitu:

1. Creative Interaction Space:

Perancangan coworking space diharapkan dapat menciptakan sebuah tempat

yang memunculkan ide-ide kreatif baru dan ikut mendorong perkembangan industri

kreatif yang ada di Yogyakarta. Kehadiran bangunan ini diharapkan dapat menjadi

sebuah wadah interaksi kreatif dan ikon kreativitas di Yogyakarta.

Page 3: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

78

Gambar 5.3 Penjabaran Konsep Kreatif

(sumber: Analisis 2016)

2. Supreeme Based Design:

Konsep yang kedua adalah dengan memberikan desain yang dapat menjadi ikon

baru dari area tersebut. Dengan adanya desain yang ikonik, maka masyarakat

diharapkan akan tertarik untuk datang dan dapat menghidupkan kembali aktivitas

area Taman Kuliner Condongcatur.

Konsep ikonik selanjutnya akan dipaparkan dalam penataan dan bentukan

massa.

3. Integrated Space

Integrasi antara bangunan yang baru dengan lingkungan yang ada sebelumnya

menjadi poin penting dalam desain perancangan. Keberadaan bangunan baru dalam

tapak harus tetap terintegrasi dengan kondisi eksisting dalam area Taman Kuliner

sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara elemen baru dengan elemen eksisting

dan tujuan perancangan dapat tercapai.

Integrasi ruang akan dipaparkan kembali pada konsep organisasi ruang dan

layering.

5.2. KONSEP KEGIATAN

Kegiatan yang diwadahi dalam area ini adalah kegiatan administrasi coworking space,

kegiatan bekerja oleh user coworking space, kegiatan penjual pada area taman kuliner,

pengunjung taman kuliner, pengunjung open space, dan kegiatan event kreatif.

Berikut adalah rencana program jam operasional pada area ini.

Page 4: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

79

Gambar 5.4 Rencana jam operasional kegiatan

(sumber: Analisis 2016)

Keterangan:

Kegiatan komersial kios tamkul

Pegawai dan administrasi coworking space

Operasional coworking space

Event Space

Open Space

5.3. KONSEP ORGANISASI RUANG & LAYERING

5.3.1. Zonasi

Dalam konsep ini, segala studiprogramatik mulai diolah penataannya di dalam tapak.

Ruang yang terhitung dikelompokkan berdasarkan beberapa block dengan fungsi antara lain,

area bekerja, area pertemuan, area pendukung, dan area terbuka (umum). Selain

berdasarkan fungsi pembagian zonasi juga mempertimbangkan tingkat privasi dari

penggunanya. Zonasi bangunan dipengaruhi oleh faktor karakteristik aktifitas di setiap zona

serta respon karakter interaksi yang terjadi di dalamnya.

1. Zonasi Vertikal

Secara vertikal kebutuhan akan ruang aktivitas utama bersifat openplan

tersusun menyeluruh dari awal hingga akhir. Desain openplan menjadi elemen

utama dalam pencapaian keterbukaan sebagai dalam prinsip coworking space.

Ruang-ruang penunjang saling terintegrasi dalam pencapaian kemenerusan

interaksi yang terjadi dalam bangunan.

Page 5: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

80

Zonasi vertikal dibedakan berdasarkan karakter tingkatan privasi serta tingkat

kebisingan dalam bangunan.

Gambar 5.5 Konsep zonasi vertikal bangunan

(sumber: Analisis 2016)

2. Zonasi Horisontal

Untuk zonasi horizontal, dibedakan berdasarkan tingkat privasi mulai dari

public, semi public, servis/pengelola. Untuk zona public terletak di bagian terluar

supaya mudah diakses oleh masyarakat umum, lalu diteruskan untuk zona semi

publik sebagai ruang transisi menuju area privat. Bila tidak dimungkinkan terjadinya

kemenerusan secara horizontal maka dapat dilanjutkan secara vertikal.

Gambar 5.6 Konsep zonasi bangunan

(sumber: Analisis 2016)

5.3.2. Hubungan Ruang

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai kebutuhan ruang pada suatu

coworking space. Dalam perancangan coworking space ini dibedakan menjadi empat zonasi

yaitu working space, meeting space, supporting space, dan area servis. Lalu pada setiap

perpindahan area disediakanlah ruang interaksi setiap penggunanya supaya mewadahi

terjadinya interaksi kreatif antar pengguna coworking.

Page 6: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

81

Gambar 5.7 Skema Organisasi Ruang dan Sirkulasi

(sumber: Analisis 2016)

5.3.3. Integrasi Antar Ruang

Sebagai wadah untuk aktivitas aktif yang sangat mengedepankan kolaborasi antar

pelaku, konsep integrase ruang dibuat agar setiap ruang dapat saling terbuka dan

berinteraksi secara visual. Penggunaan ruang interaksi yang bersifat terbuka dengan partisi

yang dapat disesuaikan dengan tingkat privasi dapat mencapai tujuan keterbukaan ruang

tanpa mengesampingkan aspek privasi setiap pengguna coworking.

Untuk membedakan jenis ruang-ruang yang terikat dalam satu ruang openplan,

digunakan permainan skala ruang seperti permainan ketinggian plafon maupun lantai dan

dengan penggunaan material yang berbeda-beda disesuaikan dengan kharakter masing-

masing ruang.

Page 7: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

82

Gambar 5.8 Integrasi antar ruang

(sumber: Analisis 2016)

5.4. KONSEP EKSTERIOR DAN INTERIOR BANGUNAN

Konsep eksterior dan interior bangunan mengedepankan interaksi kreatif yang terjadi di

dalamnya. Baik itu antar pengguna, pengguna dengan bangunan, maupun bangunan dengan

aspek ruang luar. Untuk itu perlu diciptakan sebuah hubungan interaksi antar ruang yang ada.

Sehingga dapat mendorong terbentuknya ide-ide kreatif serta inspirasi bagi para penggunanya.

Untuk mencapai konsep yang telah dirumuskan, maka disusunlah beberapa strategi desain.

a. Integrasi bangunan dengan elemen lansekap

Untuk menciptakan interaksi kreatif dalam bangunan dengan elemen ruang luar

dibentuklah konsep creativescape yaitu creative landscape dan atau creative and

escape. Ditujukan untuk user dapat kabur sejenak dari kejenuhan saat bekerja, atau

tidak merasa jenuh sama sekali karena tidak ada suasana formal saat bekerja. Hal ini

diwujudkan dengan cara pengaburan batas-batas ruang antara ruang dalam dengan

elemen ruang luar bangunan.

Gambar 5.9 Integrasi ruang luar – ruang dalam

(sumber: Ilustrasi Penulis)

Page 8: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

83

b. Penyediaan meeting point sebagai area interaksi kreatif

Dalam setiap transisi antar fungsi ruang disediakan sebuah ruang interaksi untuk

mendorong sosialisasi antar pengguna supaya tercipta sebuah interaksi kreatif dan

dapat menghasilkan ide-ide baru serta memacu kreatifitas.

Gambar 5.10 Penyediaan ruang interaksi kreatif

(sumber: Ilustrasi Penulis)

c. Pembentukan ruang yang fleksibel dan terbuka

Untuk menjaga interaksi antar pengguna maka pembentuk ruang yang ada di desain

secara tidak permanen dan dapat disesuaikan dengan fungsi kegiatan serta tingkatan

privasi yang ada. Hal ini untuk menghindari eksklusifitas dalam sebuah coworking

space dan menjaga aspek berbasis komunitas dalam sebuah coworking space.

Page 9: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

84

Gambar 5.11 fleksibilitas ruang

(sumber: Ilustrasi Penulis)

d. Massa dan fasad bangunan

Memiliki fungsi sebagai bangunan komersial Coworking Space di desain dengan

bentuk bangunan yang iconic. Hal ini untuk menuningkatkan daya jual kawasan yang

merupakan kawasan komersil yang harus menarik pengunjung supaya kawasan

tersebut tetap hidup. Hal yang terjadi pad ataman kuliner sekarang ini bangunan tidak

memiliki kharakter yang menonjol, menjadikan kurangnya daya tarik pengunjung untuk

mengunjungi kawasan ini. Padahal potensi yang dimiliki kawasan taman kuliner sangat

tinggi.

Desain bangunan yang akan dirancang harus tetap dapat bersinergi dengan

bangunan eksisting yang ada. Dan dengan menambahkan elemen desain arsitektural

pada eksisting yang tersisa.

Page 10: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

85

Gambar 5.12 Rencana tatanan massa

(sumber: Ilustrasi Penulis)

Area berwarna kuning merupakan area bangunan eksisting yang disisakan, dan

akan dikembangkan dengan menambahkan elemen desain arsitektural. Untuk area

berwarna hijau merupakan area rencana pengembangan ruang terbuka hijau yang

berfungsi sebagai plasa dan tempat penyelenggaraan event-event kreatif pada ruang

terbuka. Area yang berwarna putih merupakan area bangunan coworking space akan

dikembangkan.

Gambar 5.13 Rencana pengembangan bangunan

(sumber: Ilustrasi Penulis)

Fasad bangunan didesain dengan atraktif supaya menjadi suatu daya tarik dari

bangunan. Dengan desain yang menarik diharapkan akan banyak pengunjung yang

akan datang, dan juga sebagai elemen pendorong kreativitas dari para pengunjungnya.

Selain menjadi elemen estetika desain fasad juga dapat digunakan sebagai pengontrol

cahaya, serta udara yang akan dimasukkan ke dalam bangunan.

Beberapa strategi desain fasad, yaitu:

Permainan massive – void: menciptakan elemen massive –dan void

padabidang dinding exterior

Page 11: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

86

Gambar 5.14 Elemen massive – void pada dinding exterior

(sumber: Ilustrasi Penulis)

Double façade: menggunakan panel pembentuk fasad pada kulit terluar

bangunan

Gambar 5.15 Sistem double façade pada bangunan

(sumber: Ilustrasi Penulis)

Untuk pemilihan warna yang akan digunakan, merupakan warna yang bersifat

netral, serta warna-warna alami dari material bangunan itu sendiri. Beberapa bagian

bangunan akan menggunakan warna pop untuk memberikan sebuah kontras pada

suatu ruangan agar user tidak jenuh.

Gambar 5.16 Rencana skema warna

(sumber: Ilustrasi Penulis)

Page 12: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

87

5.5. KONSEP ALUR DAN SIRKULASI

5.5.1. Sirkulasi / Pencapaian bangunan

Site perancangan coworking dan creative event space ini berada pada jalan

kolektor, yaitu Jalan Anggajaya III. Dapat dicapai melalui 2 arah yaitu arah barat dan

timur. Arah timur melalui Jl. Ring Road Utara dan Jalan Anggajaya I, sedangkan dari

barat melalui Jalan Kaliurang. Sistem sirkulasi bangunan menggunakan sistem satu

gerbang sebagai pertimbangan aspek control keamanan.

Gambar 5.17 Sirkulasi utama menuju site

(sumber: Ilustrasi Penulis)

5.5.2. Sirkulasi dalam kawasan

Sirkulasi dalam kawasan terbentuk dari koridor-koridor yang terbentuk dari susunan

kios-kios eksisting yang ada. Serta akan didesain path dalam kawasan supaya

mempermudah para user untuk menemukan tempat yang dituju.

Gambar 5.18 Alur User

(sumber: Ilustrasi Penulis)

Page 13: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

88

Gambar 5.19 Alur Staff

(sumber: Ilustrasi Penulis)

5.6. KONSEP LANSEKAP

5.6.1. Konsep secara umum

Untuk menciptakan interaksi kreatif dalam bangunan dengan elemen ruang luar

dibentuklah konsep creativescape yaitu creative landscape dan atau creative and

escape. Ditujukan untuk user dapat kabur sejenak dari kejenuhan saat bekerja, atau tidak

merasa jenuh sama sekali karena tidak ada suasana formal saat bekerja. Hal ini

diwujudkan dengan cara pengaburan batas-batas ruang antara ruang dalam dengan

elemen ruang luar bangunan

Pengintegrasian antara rooftop dengan area terbuka hijau agar terjadi kesinambungan

anatara elemen-elemen lansekap yang didesain.

Gambar 5.20 Lansekap yang terkoneksi dengan bangunan

(sumber: Ilustrasi Penulis)

5.6.2. Konsep ruang terbuka

Ditujukan sebagai event creative space yang ada di Yogyakarta, ruang terbuka yang ada

harus dapat mewadahi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan industri kreatif yang

diselenggarakan di Yogyakarta. Ruang terbuka juga harus dapat menjadi ruang interaksi

kreatif untuk para penggunanya.

Page 14: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

89

Gambar 5.21 Pemanfaatan ruang terbuka sebagai ruang event

(sumber: pinterest.com, diakses Juni 2016)

5.6.3. Pemilihan vegetasi

Dipilih vegetasi tropis dengan nilai estetika yang tinggi serta dapat difungsikan sebagai

peneduh. Selain itu, juga dipilih tanaman perimbun yang difungsikan sebagai barrier

suara. Beberapa tanaman juga diintregasikan ke dalam bangunan supaya menciptakan

kesan sejuk dan asri.

Gambar 5.22 Alternatif pilihan vegetasi

(sumber: analisis penulis )

5.7. KONSEP SISTEM BANGUNAN

5.7.1. Sistem pencahayaan

Pencahayaan pada bangunan dibagi menjadi pencahayaan alami dan pencahayaan

buata. Untuk ruangan yang tidak menerima bukaan akan diberikan pencahayaan buatan,

sedangkan pencahayaan alami ditujukan untuk penghematan energy sekaligus sebagai

elemen estetika bangunan.

Gambar 5.23 Skema pencahayaan alami melalui bukaan bangunan

(sumber: analisis penulis )

Page 15: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

90

5.7.2. Sistem penghawaan

Penerapan sistem cross ventilation pada bangunan berperan dalam mengontrol panas

yang ada di dalam bangunan. Udara panas yang masuk secara langsung disalurkan

melalui lubang udara yang berhadapan dengan sisi lubang masuknya.

Gambar 5.24 Skema cross ventilation

(sumber: analisis penulis )

Selain penghawaan alami, bangunan coworking space juga menggunakan penghawaan

buatan yaitu air conditioner. Hal ini ditujukan untuk menjaga kenyamanan user saat

bekerja supaya produktifitas dan kreativitas tetap terjaga.

5.7.3. Sistem akustika

Sistem akustika pada bangunan coworking space menggunakan sistem akustika

alami serta buatan disesuaikan dengan kebutuhan fungsi dan ruang.

Sistem akustika menjadi elemen yang cukup penting, kebisingan sangat

berpengaruh terhadap kenyamanan kerja seseorang. Untuk itu beberapa sitem untuk

mengatur kebisingan suatu bangunan yaitu antara lain:

a. Vegetasi, pemanfaatan vegetasi yang rimbun dapat berfungsi sebagai

pengahalang suara pada suatu bangunan. Namun, peletakan vegetasi harus

diperhatikan supaya tidak mengurangi aspek visual yang ada pada bangunan.

Selain berfungsi sebagai penghalang suara, peletakan vegetasi yang tepat

dapat memperindah suasana pada elemen lansekap dan ikut memperindah

suatu bangunan.

Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi

(sumber: analisis penulis )

Page 16: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

91

b. Absorber, untuk ruangan tertentu diperlukan adanya sistem akustika buatan,

contohnya ruang aula serbaguna membutuhkan sistem peredam suara,

supaya suara kegiatan yang sedang berlangsung pada aula tidak mengganggu

kegiatan pada ruangan lainnya.

5.7.4. Sistem struktur

Sistem struktur yang dipilih merupakan sistem gabungan antara sitem beton dan sistem

baja. Struktur yang digunakan tidak semata menjadi elemen pembentuk dan penyokong

bangunan, namun juga menjadi elemen estetika dari bangunan tersebut.

Gambar 5.26 Sistem struktur baja

(sumber: http://www.astudioarchitect.com/2012/10/sistem-konstruksi-baja-untuk-bangunan.html, diakses

pada Juni 2016)

5.7.5. Konsep bahan dan finishing bangunan

Material bangunan yang dipilih selain menjadi elemen penyusun bangunan juga

berfungsi sebagai elemen estetika dari bangunan itu sendiri. Pemilihan material akan

memperhatikan tekstur serta warna dari material tersebut.

Gambar 5.27 Pilihan wall finishes

(sumber: analisis penulis )

Gambar 5.28 Pilihan floor finishes

(sumber: analisis penulis )

Page 17: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106229/potongan/S1-2016... · Gambar 5.25 Skema penghalang kebisingan dengan vegetasi (sumber:

92

5.7.6. Konsep utilitas bangunan

Elemen sistem utilitas pada bangunan coworking space didesain pula sebagai elemen

estetika dari suatu bangunan. Pipa-pipa air maupun instalasi listrik akan diekspos pada

beberapa bagian bangunan untuk dijadikan sebagai elemen estetika suatu bangunan.

Gambar 5.29 Elemen utilitas sebagai estetika bangunan

(sumber: https://id.pinterest.com/pin/234890936793089256/)