BAB V inggga.docx

83
BAB V KOMPLIKASI DAN PENYULIT KEHAMILAN TRIMESTER I DAN TRIMESTER II 5.1 HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG) PENGERTIAN Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama mas hamil, yang menyebabkan dehisrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. PENYEBAB Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomi pada otak, jantung, hati, dan susunan syaraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut: 1. Faktor predisposisi - Primigravida - Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa. 1. Faktor organik - Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal - Perubahan metabolik akibat hamil - Resistensi yang menurun dari pihak ibu - Alergi 1. Faktor psikologis - Rumah tangga yang retak - Hamil yang tidak diinginkan

Transcript of BAB V inggga.docx

Page 1: BAB V inggga.docx

BAB V

KOMPLIKASI DAN PENYULIT KEHAMILAN

TRIMESTER I DAN TRIMESTER II

 

 

5.1  HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG)

PENGERTIAN

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama mas hamil, yang menyebabkan dehisrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.

 

PENYEBAB

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomi pada otak, jantung, hati, dan susunan syaraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:

1. Faktor predisposisi-  Primigravida

-  Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.

1. Faktor organik-  Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal

-  Perubahan metabolik akibat hamil

-  Resistensi yang menurun dari pihak ibu

-  Alergi

1. Faktor psikologis-  Rumah tangga yang retak

-  Hamil yang tidak diinginkan

-  Takut terhadap kehamilan dan persalinan

-  Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu

-  Kehilangan pekerjaan

 

Page 2: BAB V inggga.docx

DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN

Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya. Oleh karena itu, hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat.

 

GEJALA DAN TANDA

Batas jelas antara mual yang masih fisiologis dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi:

1. HEG tingkat 1-  Muntah terus menerus                    - Nadi meningkat sekitar 100x/menit

-  Ibu merasa lemas                            - tekanan darah menurun

-  Nafsu makan tidak ada                  - turgor kulit mengurang

-  Berat badan turun                           - lidah mengering

-  Nyeri epigastrium                           - mata cekung

1. HEG tingkat 2-  Ibu lebih lemah dan apatis              - frekuensi nadi rendah dan cepat

-  Turgor kulit lebih menurun             - suhu tubuh meningkat

-  Lidah mengering dan nampak kotor

-  Mata cekung dan sedikit ikterus

-  Ditemukan aseton pada air kencing

-  Hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi

-  BB dan TD turun

 

1. HEG tingkat 3-  Keadaan umum lebih parah            - nadi kecil dan cepat

-  Muntah berhenti                             - suhu meningkat

-  TD dan BB turun                           - ikterus semakin berat

-  Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma

-  Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

Page 3: BAB V inggga.docx

-  Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma, ensefalopati wernicke (komplikasi susunan syaraf pusat) dengan gejala nistagmus (perubahan bola mata), diplopia (pandangan mata tampak ganda), dan mental.

 

PENATALAKSANAAN

1. Rawat inap2. Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama3. Obat-obatan diberikan secara parenteral4. Infus D10% (2000 ml) dan RL 5%(2000 ml) per hari.5. Pemberian antiemetik (metoclopramid hidrochlorid)6. Roborantia/ obat penyegar7. Diazepam 10 mg IM (jika perlu)8. Psikoterapi9. Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama10. Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum secara bertahap11. Bila keadaan tidak berubah: stop makan/ minum, ulangi penatalaksanaan seperti sebelumnya

untuk 24 jam kedua.12. Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangankan untuk rujukan13. Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah14. Jika dehidrasi diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi kecil tapi sering, hindari makanan

yang berminyak dan berlemak, kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung gula.

 

 

1.1.   ANEMIA KEHAMILAN

PENGERTIAN

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Tingkatan anemia:

1. Kadar Hb 10,00 gr% - 13,00 gr% disebut anemia ringan sekali.2. Kadar Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% disebut anemia ringan.3. Kadar Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% disebut anemia sedang.4. Kadar Hb <6,00 gr% disebut anemia berat.

 

PENYEBAB

penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat-     Akut: kecelakaan, pembedahan, persalinan, pecah pembuluh darah.

-     Kronis: perdarahan hidung, wasir, ulkus peptikum, kanker atau polip di saluran pencernaan, tumor ginjal atau kandung kemih, perdarahan menstruasi yang banyak.

1. Berkurangnya pembentukan sel darah merah

Page 4: BAB V inggga.docx

-     Kekurangan zat besi

-     Kekurangan vitamin  B12

-     Kekurangan asam folat

-     Kekurangan vitamin C

-     Penyakit kronik

1. Meningkatnya penghancuran sel darah merah-     Pembesaran limfa

-     Kerusakan mekanik pada sel darah merah

-     Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

-     Penyakit sel sabit

-     Thalasemia

 

 

PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN

1. Abortus2. Parturs prematurus3. Pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat (IUGR)perdarahan antepartum4. IUFD5. Hiperemesis gravidarum6. Mola hidatidosa7. Ketuban pecah dini (KPD)

 

KLASIFIKASI ANEMIA

1. Anemia defisiensi besi1)   Pengertian

Adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besi.

2)   Etiologi

-     Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe)

-     Komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan

-     Adanya gangguan penyerapan (penyakit usus)

-     Kebutuhan Fe meningkat

Page 5: BAB V inggga.docx

3)   Komplikasi

-     Trimester 1: missed abortion, kelainan kongenital, abortus

-     Trimesterstasi 2: partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis/ manifestasi keracunan karena kehamilan, IQ bayi rendah, dekompensasi kordis.

-     Trimester 3: gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah.

4)   Penatalaksanaan

-     Oral: pemberian fero sulfat/ fero gluconat/ Na-fero bisitrat 60 mg/ hari, 800 mg selama kehamilan, 150 – 100 mg/hari.

-     Parenteral: pemberian ferum dextran 1000 mg (20ml) IV atau 2x10 ml/IM

1. Anemia megaloblastik1)   Pengertian

Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat

2)   Gejala

-     Tangan atau kaki kesemutan dan kaku

-     Kehilangan sensasi sentuh

-     Kehilangan kemampuan indera penciuman

-     Sulit berjalan dan terlihat goyah

-     Demensia (kehilangan kemampuan psikis atau mental)

-     Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoid, psikosis / gangguan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian).

3)   Penatalaksanaan

-     Asam tolik 15-30 mg/ hari

-     Vitamin B12 3x1 tablet per hari

-     Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari

-     Pada kasus berat dan pengobatan oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi diberikan transfusi darah.

 

1. Anemia hipoplastik1)   Pengertian

Page 6: BAB V inggga.docx

Adalah anemia yang terjadi akibat sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Bisa juga terjadi akibat transplantasi sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali.

2)   Gejala

-     Jarang dijumpai dalam kehamilan dan disertai dengan trombositopenia dan leucopenia.

-     Disertai kelainan kongenital sering terjadi akibat obat-obatan, zat kimia, infeksi, irradiasi, leukimia, dan kelainan immunologis.

3)   Penatalaksanaan

Karena obat-obatan penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah transfusi darah yang sering dan perlu diulang beberapa kali.

 

1. Anemia hemolitik1)   Pengertian

Adalah anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari pembentukannya.

2)   Etiologi

Tidak jelas

3)   Gejala

-     Merupakan kejadian langka

-     Hemolisis berat timbul secara dini dalam kehamilan dan hilang beberapa bulan setelah bersalin.

4)   Penatalaksanaan

-     Penambahan darah tidak memberikan hasil

-     Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya hipoksia pada janin.

                 

 

1.2.   ABORTUS

PENGERTIAN

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

 

 

Page 7: BAB V inggga.docx

 

ETIOLOGI

1. Kelainan kromosom2. Infeksi kronis (sifilis, TB aktif)3. Keracunan4. Trauma fisik5. Penyakit kronis6. Gangguan endrokin (hipotiroid, DM)7. Oksidan (rokok, alkohol)8. Defisiensi hormonal9. Kematian janin akibat kelainan bawaan10. Mola hidatidosa11. Penyakit plasenta dan desidua

 

MACAM-MACAM ABORTUS

1. a.    Abortus imminens-  Adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.

-  Ciri: perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa disertai kontraksi, serviks masih tertutup jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan bahkan sampai kehamilan aterm dan lahir normal. Jika tejadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan.

-  Penatalaksanaan:

1)   Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.

2)   Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.

3)   Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

4)   Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.

5)   Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.

6)   Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.

 

1. b.   Abortus insipiens-     Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus.

Page 8: BAB V inggga.docx

-     Ciri: perut terasa mulas karen kontraksi yang kuat dan sering, perdarahan bertambah sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan, besar uterus sesuai umur kehamilan, tes urin kehamilan masih positif, sudah ada pembukaan serviks.

-     Penatalaksanaan:

1)   Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan berikan morfin

2)   Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, diusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg IM.

3)   Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10IU dalam D5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.

4)   Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

 

1. c.    Abortus inkompletus-     Adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

-     Ciri: perdarahan banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian jaringan keluar.

-     Penatalkasanaan:

1)   Bila disertai shock karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah.

2)   Setelah shock diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular.

3)   Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

4)   Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

 

1. d.   Abortus kompletus-     Adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.

-     Ciri: perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus.

-     Diagnosa komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.

-     Penatalaksanaan:

Page 9: BAB V inggga.docx

1)   Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3-5 hari.

2)   Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah

3)   Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

4)   Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin, dan mineral.

 

1. e.    Missed abortion-     Adalah kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih

-     Ciri: biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.

-     Penatalaksanaan:

1)   Bila kadar fibrinogen normal, segera lakukan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.

2)   Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.

3)   Pada kehamilan kuran gdari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jm lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.

4)   Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam D5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infesu oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.

5)   Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.

 

              

1.3.   KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

PENGERTIAN

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus, tuba falopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik. Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis, tanduk uterus yang rudimenter, dan divertikel pada uterus.

 

ETIOLOGI

Page 10: BAB V inggga.docx

Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut:

1. Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan kongenital tuba, pembedahan sebelumnya, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba, dan kehamilan ektopik sebelumnya.

2. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi3. Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum dan pembesaran ovarium4. Penggunaan hormon eksogen5. Faktor lain, antara lain: aborsi tuba dan pemakaian IUD

TANDA DAN GEJALA

Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan. Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Amenorhea2. Nyeri perut bagian bawah3. Gejala kehamilan muda4. Level HCG rendah5. Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua6. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang serviks digoyangkan dan kavum menonjol

karena da pembekuan darah.7. Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarhan banyak tiba-tiba

dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosanya, gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum penderita sebelum hamil.

 

PATOFISIOLOGI

Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu. Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan, yaitu:

1. Hasil konsepsi mati dan diresorbsi kolumner, ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total. Dalam keadaan ini, penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.

Pada implantasi secara

1. Abortus ke dalam lumen tubaPerdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh vili khorialis pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan yang timbul

1. Ruptur dinding tubaRuptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada istmus dan biasanya pada kehamilan muda, sebaiknya ruptur pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan vili khoriolis ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti koitus dan pemeriksaan vaginal.

Page 11: BAB V inggga.docx

 

DIAGNOSIS

1. Anamnesis: riwayat terlambat haid atau amenorhea, gejala dan tanda kehamilan muda dapat ada atau tidak ada, perdarahan pervaginam, nyeri perut pada kanan / kiri bawah.

2. Pemeriksaan fisik: KU dan TTV dapat baik sampai buruk, ada tanda akut abdomen, saat pemeriksaan adnexa ada nyeri goyang portio.

3. Pemeriksaan penunjang: tes urin B-HCG (+), kuldosintesis (ditemukan darah di kavum douglasi), USG.

 

PENATALAKSANAAN

Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi, dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:

1. Kondisi penderita pada saat itu.2. Keinginan penderita akan fungsi reproduksinya3. Lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomi organ pelviks4. Kemampuan teknik bedah mikro, dokter operator, dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro

setempat.Hasil peryimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba, atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi.

Apabila keadaan penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan. Kriteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah:

1. Kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah2. Diameter kantong gestasi ≤ 4 cm3. Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml4. Tanda vital baik dan stabil

 

1.4.   MOLA HIDATIDOSA

PENGERTIAN

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili khorialis mengalami perubahan berupa degenerasi hodropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.

 

DIAGNOSIS

1. Ditegakkan dengan USG2. Pengosongan jaringan mola dengan vakum kuret3. Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan keganasan4. Kadar HCG dipantau hingga minimal 1 tahun pasca kuretase

Page 12: BAB V inggga.docx

5. Bila lebih  dari 8 minggu pasca kuretase HCG tinggi berarti trofoblast masih aktif.6. Anamnesis: hamil disertai tanda dan gejala hamil muda yang berlebihan, perdarahan

pervaginam berulang berwarna coklat, gelembung seperti busa.7. Pemeriksaan fisil: pada mola klasik ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan yagn

sesuai, tidak teraba bagian janin, djj tidak ada. Uji batang sonde tidak ada tahanan masa konsepsi. Pada mola parsial, gejala seperti missed abortion, uterus kurang dari gestasi.

8. Pemeriksaan penunjang: periksa kadar B-HCG kuantitatif dan USG. Pada USG gambaran seperti badai salju.

 

PREDISPOSISI

1. faktor ovum sudah patologis sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan2. imuno selektif dan trofoblas3. keadaan sosek menurun4. paritas tinggi5. kekurangan protein6. infeksi oleh virus dan faktor kromosom

 

PATOFISIOLOGI

1. suatu agenesis yang lengkap atau degenerasi dini dari sistem pada kehamilan minggu ketiga sampai dengan kelima

2. adanya sirkulasi yang terus menerus tanpa adanya fetus menyebabkan sel trofoblas memproduksi cairan

3. adanya kelainan pada kromatin seks4. degenerasi hidropik dari vili5. proliferasi sel trofoblas

      PENATALAKSANAAN

1. perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid/ tirotoksikosis, dan sebagainya). Resusitasi bila KU buruk.

2. Evakuasi jaringan mola: dengan AVM dan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada eaktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba.

3. Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi4. Follow up

5. -  Profilaksis terhadap keganasan dengan sitostatika terutama pada kelompok resiko keganasan tinggi

-  Pmeriksaan ginekologi dan B-HCG kuantitatif rutin tiap 2 minggu teratur tiap 3 bulan – 1 tahun

-  Foto toraks pada awal terapi, ulang bila kadar B-HCG menetap atau meningkat.

-  Kontrasepsi hormonal 1 tahun pasca kuretase, sebaiknya preparat progesteron oral selama 2 tahun

-  Penyuluhan pada pasien akan kemungkinan keganasan.

Page 13: BAB V inggga.docx

makalah depresi,psikosa,dan psikoneurosa

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Masalah kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis

dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita

menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi

menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan

Page 14: BAB V inggga.docx

kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup

dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang

ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat

merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan, hingga ketingkat

gangguan jiwa yang berat.

Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial

(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati). Pada wa nitahamil dan dari

aspek teknis dapat mengurangi aspek sumber daya.

Telah diketahui bahwa wanita hamil mengalami perubahan jiwa dalam kehamilan yang biasanya

tidak seberapa berat dan kemudian akan hilang dengan sendirinya. Adakalanya diperlukan perhatian

khusus atau pernyataan, kadang-kadang terjadi penyakit jiwa (psikosis) dalam kehamilan. Hal ini tidak

mengherankan karena ovulasi dan haid juga dapat menimbulkan psikosis.

Penderita sembuh setelah anaknya lahir, akan tetapi dalam kehamilan berikut biasanya

penyakitnya timbul lagi, selain itu psikosis dapat menjadi lebih berat dalam kahamilan. Peran tenaga

kesehatan disini sangatlah penting untuk melakukan pendekatan, memberikan dukungan, motivasi

maupun pengobatan untuk mengatasi gangguan tersebut agar tidak memberikan dampak yang buruk

bagi ibu maupun kesehatan janinnya.

B.   Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalahsebagai

berikut:

1.   Apa definisi dari depresi, psikosa dan psikoneurosa?

2.   Apa penyebab dari depresi, psikosa dan psikoneurosa?

3.   Apa saja jenis-jenis depresi, psikosa dan psikoneurosa?

4.   Apa saja tanda dan gejala dari depresi, psikosa dan psikoneurosa?

5.   Bagaimana pencegahan dan penanganan depresi, psikosa dan psikoneurosa?

C.   Tujuan

1.   Untuk mengetahui definisi dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

2.   Untuk mengetahui penyebab dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

3.   Untuk mengetahui jenis dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

4.   Untuk mengetahui tanda dan gejala dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

5.   Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganan dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

D.    Manfaat

1.  Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

2.  Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

3.  Mahasiswa dapat mengetahui jenis dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

4.  Mahasiswa dapat tanda dan gejala dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

5.  Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan dan penanganan dari depresi, psikosa dan psikoneurosa.

BAB IIISI

A.   Depresi

1.    PengertianKehamilan seharusnya adalah masa yang paling bahagia dalam kehidupan seorang wanita, tapi

buat sebagian wanita masa ini adalah masa yang membingungkan, takut, sedih, stress, dan bahkan

Page 15: BAB V inggga.docx

depresi. Sekitar 10 – 20% wanita akan mengalami gejala-gejala depresi saat hamil, dan seperempat sampai separuhnya akan menjadi depresi yang nyata (mayor depresi).

Depresi atau biasa disebut sebagai gangguan afektif merupakan salah satu bentuk psikosis. Ada beberapa pendapat mengenai definisi dari depresi, diantaranya yaitu :

a.    Menurut National Institut of Mental Health, gangguan depresi dimengerti sebagai suatu penyakit “ tubuh yang menyeluruh “ (whole-body), yang meliputi tubuh, suasana perasaan (mood), dan pikiran.

b.    Southwestern Psychological Services memiliki pendapat yang mirip dengan National Institut of Mental Health bahwa depresi adalah dipahami sebagai suatu penyakit, bukan sebagai suatu kelemahan karakter, suatu refleksi dari kemalasan atau suatu ketidakmauan “untuk menoba lebih keras“.

c.    Staab dan Feldman menyatakan bahwa depresi adalah suatu penyakit yang menyebabkan suatu gangguan dalam perasaan dan emosi yang dimiliki oleh individu yang ditunjuk sebagai suasana perasaan.

Secara umum, depresi sebagai suatu gangguan alam perasaan perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau peristiwa menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.

Depresi merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu titik tertentu dalam kehidupannya, jadi tidak usah heran jika kelainan ini juga biasa mengenai wanita hamil. Tetapi sering kali depresi tidak di diagnosa dengan baik saat hamil karena sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan keseimbangan hormon. Asumsi ini tentu saja bisa membahayakan ibu serta bayi yang dikandungnya.

Depresi bisa diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum depresi, merupakan gangguan mood sama halnyadengan depresi klinis. Gangguan mood merupakan kelainan biologis yang melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan, perubahan hormone bisa mempengaruhi kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Hal ini bisa disebabkan/dimunculkan oleh situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan depresi.

2.    Gejala-gejala DepresiMenurut Diagnostik dan statistikal manual IV – Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric

Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika, lima atau lebih gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang serta sekurangnya salah satu gejala harus emosi depresi atau kehilanga minat atau kemampuan menikmati sesuatu.

a.    Keadaan emosi depresi / tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).

b.    Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain).

c.    Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan).

d.    Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.

Page 16: BAB V inggga.docx

e.    Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat).

f.     Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari.g.    Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa

merupakan delusi) hampir setiap hari.h.    Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan,

hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain).i.      Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul

pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri.

Adapun bagi ibu hamil, tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan mengalami depresi tidak jauh atau sama halnya dengan gejala-gejala di atas dan waktunya pun kurang lebih 2 minggu, yakni diantaranya sebagai berikut :

a.    Ditandai dengan perasaan muram, murung, kesedihan, menunjukan lebih banyak air mata dibandingkan senyum , tidak bisa atau sulit berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

b.    Teganggu calon ibu dengan orang-orang sekitarnya, terganggu kondisi ibu mengancam keselamatan janin dan putus asa, terkadang beberapa ada yang merasa cemas.

c.    Kadang-kadang tegang, kaku, dan menolak intervensi terapeutik. Selain itu, gejala di atas biasanya disertai perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya energi dan penurunan dorongan seksual.

d.    Jarang mengontrol kehamilan.e.    Tidak pernah memberi stimulus terhadap janin yang dikandungnya.f.     Tidak melakukan persiapan utnuk menyambut bayi yang akan dilahirkan.

3.    Bentuk-bentuk DepresiTerdapat berbagai bentuk depresi, tergantung dari vartiasi dalam jumlal simptom, tingkat keparahan

dan persistensinya. Namun, secara umum dapat digolongkan menjafi dua yakni :

a.    Depresi UnipolarMerupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh suasana perasaan depresif saja. Depresi

Unipolar terdiri atas :1)      Depresi Mayor

Apabila seseorang atau ibu hamil mengalami tanda-tanda atau gejala seperti di atas, maka segera harus ditangani karena bisa saja berubah menjadi lebih serius yang dapat berdampak pada ibu maupun janinnya, yakni menjadi depresi berat atau depresi mayor. Sindrom depresi mayor ditandai dengan suatu kombinasi simptom yang berpengaruh dengan kemampuan untuk bekerja, tidur, makan dan menikmati salah satu kegiatan yang menyenangkan serta sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian, merasa tidak dihargai dan sulit untuk mengingat sesuatu dan yang terutama adalah tidak jarang dari penderita yang ingin bunuh diri. Episode ketidakmampuan depresi ini dapat terjadi hampir setiap hari dan pasti ada yang mendominasi di sepanjang hari. Selain itu, bila tidak teratasai dengan baik dapat muncul sekali, dua kali atau beberapa kali selama hidup.

2)      DistimiaMerupakan bentuk depresi yang kurang parah karena simptom atau gejala-gejala yang

ditunjukkan tidak membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak mampu tetapi yang menghindarkan orang yang bersangkutan untuk berfungsi pada tingkat yang penuh atau menghalanginya dari perasaan baik.

Page 17: BAB V inggga.docx

b.    Depresi BipolarMerupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh pergantian antara suasana perasaan

depresif dan mania, artinya selain depresi, di sisi lain terkadang merasa gembira.

4.    Penyebab Terjadinya Depresi Pada KehamilanPara ahli belum bisa memastikan mengapa depresi terjadi pada wanita hamil, namun diduga

perubahan tingkat hormon yang drastis selama kehamilan dan setelah melahirkan menjadi penyebabnya. Selain peningkatan kadar hormon dalam tubuh, menurut penelitian bahwa depresi terjadi karena klien atau penderita depresi memiliki ketidakseimbangan dalam pelepasan neurotransmitter serotonin mayor, norepinefrin, dopamin, asetilkolin, dan asam gama aminobutrik. Selain itu, ada pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa terjadinya depresi karena adanya masalah dengan beberapa enzim yang mengatur dan memproduksi bahan-bahan kimia tersebut. Dengan demikian, berdampak pula pada metabolisme glukosa dimana penderita depresi tidak memetabolisme glukosa dengan baik dalam area otak tersebut. Jka depresi teratasi, aktivitas metabolisme kembali normal. Selain dari faktor organobiologis di atas, pencetus terjadinya depresi adalah karena factor psikologis dan sosio-lingkungan, misalnya karena akan berubah peran menjadi seorang ibu, karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, pasca bencana dan dampak situasi kehidupan sehari-harinya.Beberapa faktor utama penyebab depresi:

a.      Kehamilan yang tidak diharapkan

b.      Hamil di luar nikah

c.      Faktor ekonomi

d.      Faktor ketidakbahagiaan dalam rumah tangga

e.      Perasaan cemas menghadapi persalinan.

f.       Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga

g.      Perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin

h.       Ada masalah pada kehamilan atau kelahiran anak sebelumnya

i.         Sedang menghadapi masalah keuangan

j.         Usia ibu hamil yang terlalu muda

k.      Adanya komplikasi selama kehamilan

l.        Terpisah dari keluarga

m.    Rasa takut yang berlebihan.

n.      Orang tua tunggal.

o.      Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan.

5.    Dampak Atau Pengaruh Depresi Terhadap Kehamilan

Permasalahan yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan termasuk depresi, selain berdampak pada diri sendiri bisa berimplikasi atau berpengaruh tidak baik terhadap kondisi kesehatan janin yang ada di dalam kandungan. Kita semua pasti mengetahui bahwa perubahan fisik dan hormonal yang terjadi selama masa kehamilan sangat berpengaruh terhadap kondisi wanita yang sedang hamil. Depresi yang tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.Ada 2 hal penting yang mungkin berdampak pada bayi yang dikandungnya, yaitu :

a.    Pertama adalah timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam kandungan.b.    Munculnya gangguan kesehatan pada mental anak nantinya.c.    Kelahiran prematured.    Bayi lahir dengan berat badan yang rendah

Page 18: BAB V inggga.docx

e.    Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungan dan bahkan kesehatannya sendiri.

Depresi yang dialami, jika tidak disadari dan ditangani dengan sebaik – baiknya akan mengalihkan perilaku ibu kepada hal – hal yang negatif seperti minum-minuman keras, merokok dan tidak jarang sampai mencoba untuk bunuh diri. Hal inilah yang akan memicu terjadinya kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan yang rendah, abortus dan gangguan perkembangan janin. Kelahiran bayi prematur juga akan menjauhkan dekapan seorang ibu terhadap bayi yang dilahirkan, karena si bayi akan ditempatkan di inkubator tersendiri. Apalagi jika sudah mengalami depresi mayor yang identik dengan keinginan bunuh diri, bisa saja langsung membuat janinnya meninggal. Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungannya dan bahkan kesehatannya sendiri.

6.    Penatalaksanaan Depresi

Strategi kesehatan yang bisa diterapkan pada saat masa kehamilan untuk mengantisipasi depresi yaitu menjadikan masa hamil sebagai pengalaman yang menyenangkan, selalu konsultasi dengan para ahli kandungan, makan makanan yang sehat, cukup minum air, mengupayakan selalu dapat tidur dengan baik dan melakukan senam bagi ibu hamil. Disamping itu juga melakukan terapi kejiwaan supaya terhindar dari depresi, lebih meningkatkan keimanan dan tentunya mendapat dukungan dari suami dan keluarga.

Sedangkan bagi yang telah terdiagnosis, perencanaan kehamilan sangat penting pada wanita hamil yang didiagnosis depresi, sebaiknya kehamilannya perlu direncanakan atau dikonsultasikan dengan ahli kebidanan dan kandungan, dan psikiater tentang masalah resiko serta keuntungan setiap pemakaian obat-obat psikofarmakologi. Rawat inap sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan pengobatan psikofarmakologis pada trimester I untuk kasus kehamilan yang tidak direncanakan, dimana pengobatan harus dihentikan segera dan apabila terdapat riwayat gangguan afektif (depresi) rekuren.

Ada 2 fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam Panel Pedoman Depresi (Depression Guideline Panel) :

a.     Fase AkutGejalanya ditangani, dosis obat disesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan dan

klien diberi penyuluhan.b.    Fase Lanjut

Klien dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah terjadinya kambuh. Pada fase pemeliharaan, seorang klien yang beresiko kambuh sering kali tetap diberi obat. Untuk klien yang dianggap tidak beresiko tinggi mengalami kambuh, pengobatan dihentikan. Penggunaan antidepresan trisiklik sebaiknya hanya pada pasien hamil yang mengalami depresi berat yang mengeluhkan gejala vegetatif dari depresi, seperti menangis, insomnia, gangguan nafsu makan dan ada ide-ide bunuh diri.

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) terbukti sudah sangat berguna untuk menangani depresi sehingga menjadi pilihan untuk ibu hamil, mencakup fluoksetin dan sertralint. Obat ini menjadi pilihan karena obat tersebut lebih sedikit memiliki efek antikolinergik yang merugikan, toksisitas jantung, dan bereaksi lebih cepat daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin (MOA) serta tidak menyebabkan hipotensi ortostatik, konstipasi dan sedasi. Disamping itu, psikoterapi atau metode support group secara rutin harus dilakukan bila ada konflik intrapsikis yang berpengaruh pada kehamilan. Terapi perilaku kognitif

Page 19: BAB V inggga.docx

sangat menolong pasien depresi dan disertai antidepresan. Terapi elektrokompulsif (ECT) digunakan pada pasien depresi psikotik untuk mendapatkan respon yang lebih cepat, bila kehidupan ibu dan anak terancam, misalnya pada depresi hebat dan klien ingin bunuh diri atau jika tidak berespon terhadap pengobatan antidepresan. Dalam menghadapi klien penderita depresi, harus dilakukan dengan sikap serius dan mengerti keadaan penderita. Kita harus memberi pengertian kepada mereka dan mensupport atau memberikan motivasi yang dapat menenangkan jiwanya. Hendaknya jangan menghibur, memberi harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau karena akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri.Perubahan pola hidup dapat memperbaiki depresi pada sebagian orang:

a.         Olahraga teraturb.         Berjemur pada sinar mataharic.         Penanganan stressd.        Konselinge.         Tidur teraturf.          Relaksasig.         Meditasi7.    Penularan Depresi

Penularan dari depresi sampai saat ini masih belum diketahui.

8.    Pencegahan DepresiBagi mereka yang sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman yang

menyenangkan dalam hidupnya. Suami dan keluarga pun harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orang-orang terdekat ini. Dukungan dari mereka semua akan besar manfaatnya untuk menciptakan mood yang baik bagi ibu dan janinnya. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi yang dapat berakibat sama terhadap anak yang di kandungnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan anak – anak dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.

B.   Psikosa

1.    Definisi

           Psikosa adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality) atau

dengan kata lain, psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh

tidak ada kontak dengan realitas sehingga tidak mampu lagi menyesuikan diri dalam norma-norma yang

wajar dan berlaku umum.

           Psikosa merupakan gangguan jiwa yang serius, timbul karena penyebab organic ataupun

emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara

emosional, mengingat , berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan,

sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari hari sangat terganggu.

Psikosa ditandai  oleh perilaku regresif, hidup perasaan tidak sesuai ,berkurangnya pengawasan

terhadap impuls impuls serta waham dari halusinasi.

            Pada umunya pasien psikosa tidak mampu melakukan partisipasi sosial, sering ada gangguan

bicara, kehilngan orientasi terhadap lingkungan, aspek sosialnya membahayakan orang lain maupun diri

sendir serta memerlukan perawatan rumah sakit.

2.    Penyebab psikosa:

a.    Internal (perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil)

Page 20: BAB V inggga.docx

b.    Ekstenal (kehamilan yang tidak diinginkan, kehamilan beresiko, dan jarak kehamilan yang terlalu dekat,

riwayat kegugura, riwayat obstetri buruk)

3.    Jenis-jenis psikosa

 Adapun jenis-jenis psikosa yaitu terdiri atas:

a.    Skizofrenia

     Skizofrenia merupakan jenis psikosa yang paling sering dijumpai. Skizofrenia pada kehamilan dapat

muncul bila terjadi interaksi antara abnormal gen dengan:

1)    Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat menganggu perkembangan otak janin.

2)    Menurunnya autoimun yang mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan.

3)    Komplikasi kandungan.

4)    Kekurangan gizi yang cukup berat, terutama pada trimester kehamilan.

Tipe-tipe dari skizofrenia :

1)    Skizofrenia Simplex

          Gejalanya meliputi kehilangan minat, emosi tumpul / datar, dan menarik diri dari masyarakat.

2)    Skizofrenia Hebefrenik

          Umumnya dialami atau timbul pada masa remaja antara 15-25 tahun dengan gejala berupa reaksi-

reaksi emosional yang makin bertambah indiferen, adanya gangguan proses berpikir dan tingkah laku

infantile, seperti tiba-tiba menangis atau tertawa tetapi tidak berkaitan dengan situasi yang sedang terjadi,

makan secara berlebihan dan berceceran, buang air kecil atau buang air besar sembarang tempat,

berpakaian seperti bayi, dan lain-lain.

3)    Skizofrenia Katatonik

          Penderita tipe ini menunjukkan satu dari dua pola yang dramatis, yakni;

a)    Stupor

Penderita kehilangan gerak, cenderung untuk diam pada posisi yang stereotipi dan lamanya bisa

berjam-jam bahkan berhari-hari, mempunyai kontak yang minimal sekali dan mutisme (menolak untuk

bicara).

b)    Excitement

Penderitanya melakukan tingkah laku yang berlebihan, seperti bicara banyak tetapi tidak koheren,

gelisah yang ditunjukkan dengan tingkah laku seperti mondar-mandir, melakuakan masturbasi di depan

umum, bahkan menyerang orang lain.

4)    Skizofrenia paranoid

Penderita menunjukkan dua pola, yaitu:

a)    Pola skizofrenia: ditandai dengan proses berpikir kacau, tidak logis, dan mudah berubah serta delusi yang

aneh.

b)    Pola paranoid: system delusi lebih masuk akal dan logis, kontak dengan realita (realita testing) juga

relative tidak terganggu.

b.    Paranoid

     Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai denganhalusinasi, yaitu persepsi

palsu dan kecurigaan tidak beralasan terus menerus  yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan

tingkah laku makin tidak normal. Emosi dan pikiran penderita masih berjalan baik dan saling

berhubungan. Jalan pikiran cukup sistematis, mengikuti suatu logika yang baik dan teratur, tetapi berakhir

dengan interpretasi yang menyeleweng dari kenyataan.

Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:

Page 21: BAB V inggga.docx

a.    Psikosa fungsional

            Merupakan gangguan yang disebakan karena terganggunya fungsi sistem transmisi sinyal

pengahantar saraf (neurotransmitter). Faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan

karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan

atau pengalaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang. Contoh: paranoid (curiga

berlebihan), depresi, gaduh gelisah.

b.    Psikosa organik

     Merupakan gangguan jiwa yang disebabkan karena ada kelainan atau gangguan pada aspek tubuh,

misalnya ada tumor atau infeksi pada otak, keracunan ( intoksikasi ) NAZA.

                                  

4.    Tanda dan Gejala

a.    Tanda tanda psikosa:

1)    Halusinasi

2)    Sejumlah kelainan peilaku, sepeti aktivitas yang meningkat, gelisah, dan retardasi psikomotor.

b.    Gejala psikosis adalah:

1)    abnormal menampilkan emosi

2)    kebingungan

3)    depresi dan kadang kadang pikiran bunuh diri

4)    kacau berpikir dan berbicara

5)    kegembiraan

6)    keyakinan palsu

7)    melihat, mendengar, merasakan, atau memahami hal-hal yang tidak ada berdasarkan ketakutan/

kecurigaan

Menninger telah menyebutkan sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikosa:

1)    Perasaan sedih, bersalah yang mendalam

2)    Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorik yang

berlebihan.

3)    Isi pikiran yang berlawanan, acuh tak acuh terhadap harapan sosial.

4)    Kecendungan membela diri atau rasa kebesaran

5)    Keadaan bingung dengan  disorientasi dan halusinasi.

Proses kejiwaan dalam kehamilan

1)    Triwulan I

a)    Cemas ,takut, panik, gusar

b)    Benci pada suami

c)    Menolak kehamilan

d)    Mengidam

2)    Triwulan II

a)    Kehamilan nyata

b)    Adaptasi dengan kenyataan

c)    Perut bertambah besar

d)    Terasa gerakan janin

3)    Triwulan III

a)    Timbul gejolak baru menghadapi persalinan

b)    Perasaan bertanggung jawab

Page 22: BAB V inggga.docx

c)    Golongan ibu yang mungkin merasa takut

d)    Ibu yang mempunyai riwayat/ pengalaman buruk pada persalinan yang lalu

5.    Pencegahan psikosa

      Adapun cara pencegahan yang dapat dilakukan pada penderita psikosa adalah dengan

memperhatikan hal-hal berikut :

a.    Informasi

b.    ANC rutin

c.    Nutrisi

d.    Penampilan

e.    Aktivitas

f.     Relaksasi

g.    Senam hamil

h.    Latihan pernafasan

6.    Penatalaksanaan psikosa

          Perjalanan penyakit bervariasi dan bergantung pada jenis penyebab penyakit. Bagi mereka dengan

psikosis manik-depresif dan skizoafektif, waktu pemulihan adalah sekitar 6 bulan (Sneddon, 1992). Yang

paling mengalami gangguan fungsi pada saat pemeriksaan lanjutan adalah mereka yang menderita

skizofrenia. Para wanita ini sebaiknya dirujuk ke psikiater. Keparahan psikosis postpartum mengharuskan

diberikannya terapi farmakologis dan pada sebagian besar kasus dilakukan tindakan rawatinap. Wanita

ynag mengalami psikosis biasanya mengalami kesulitan merawat bayinya.

           Proses penanganan pada penderita skizofrenia yang sedang hamil, yakni:

           Wanita yang datang dengan pskosis pada episode pertama saat hamil harus diperiksa dengan

hati-hati untuk menyingkirkan sebab organic pada psikosisnya maupun perubahan status mentalnya.

Pasien harus dirawat sakit bila rawat jalan tidak memungkinkan. Pada umumnya peneliti melaporkan

bahwa pasien dengan menggunakan obat antipsikotik pada kehamilan tidak menunjukkan adanya

kelainan pada kelahiran janin. Namun, antipsikotik hendaknya dihindarkan pada trimester I. Pada kasus

yang akut dan membahayakan ibu dan janinnya, dapat dilakukan terapi elektrokompulsif. Terapik ini tidak

menyebabkan persalinan, kecuali bila kehamilannya cukup bulan.

           Pengobatan tergantung pada penyebab psikosis. Perawatan dirumah sakit sering kali diperlukan

untuk menjamin keselamatan pasien.

a.    Terapi Gangguan Jiwa

     Saat ini tersedia sejumlah besar obat psikotropika untuk mengatasi gangguan jiwa (Kuller dkk.,1996).

Sebagian wanita hamil yang memerlukan farmakoterapi telah menderita penyakit jiwa berat, misalnya

gangguan bipolar, gangguan skizoafektif, skizofrenia atau depresi mayor berulang. Wanita lain yang

memerlukan terapi adalah mereka yang mengalami gangguan emosi yang berkembang

selama kehamilan.

b.    Antidepresan

     Depresi berat memerlukan terapi dan pada sebagian besar kasus, manfaat terapi melebihi risikonya.

Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin, doksepin, imipramin, dan nortriptilin sering digunakan

untuk  gangguan-gangguan depresi. Efek samping pada ibu adalah hipotensi ortostatik dan konstipasi.

Sedasi  juga sering terjadi, sehingga obat golongan ini sangat bermanfaat bagi masalah tidur yang

berkaitandengan depresi. Inhibitor monoamin oksidase (MAOI) adalah antidepresan yang sangat efektif

yangsemakin jarang digunakan karena menyebabkan hipotensi ortostatik. Pengalaman dengan inibitor

selektif ambilan ulang serotonin (selective serotonin reuptake inhibitors, SSRI), termasuk fluoksetin dan

Page 23: BAB V inggga.docx

sertralin,menyebabkan obat golongan ini menjadi terapi primer bagi sebagian besar penyakit depresi.

Obat-obatini tidak menimbulkan hipotensi ortostatik atau sedasi sehingga lebih disukai daripada

antidepresan lain.

c.    Antipsikotik

     Wanita dengan sindrom-sindrom kejiwaan yang berat seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif,atau

gangguan bipolar sangat mungkin memerlukan terapi antipsikotik selama kehamilan.

     Antipsikotik tipikal adalah golongan antagonis dopamine.Klozapin adalah satu-satunya antipsikotik

atipikal yang tersedia, dan obat ini memiliki kerja yang berbeda tetapi tidak diketahui.

     Potensi dan efek samping berbagai antipsikotik berbeda-beda. Obat-obat yang berpotensi lebih

rendah, klorpromazin dantioridazin, memiliki efek antikolinergik yang lebih besar serta bersifat sedatif.

d.    Litium

     Keamanan litium selama kehamilan masih diperbebatkan. Selain kekhawatiran

tentangteratogenesitas, juga perlu dipertimbangkan indeks terapetiknya yang sempit. Pernah

dilaporkantoksisitas litium pada neonatus yang mendapat ASI.

e.    Benzidiazepin

     Obat golongan ini mungkin diperlukan selama kehamilan bagi wanita dengan gangguan cemas yang

parah atau untuk pasien psikotik yang agitatif atau mengamuk. Diazepam mungkin menyebabkan

depresineurologis berkepanjangan pada neonatus apabila pemberian dilakukan dekat dengan kelahiran.

f.     Terapi Kejut Listrik (Elektroconvulsive Therapy, ECT)

     Terapi dengan kejutan listrik untuk depresi selama kehamilan kadang-kadang diperlukan pada pasien

dengan gangguan mood mayor yang parah dan tidak berespon terhadap terapi farmakologis. Hasil

diperoleh dengan menjalani 11 kali terapi dari umur kehamilan 23-31 minggu. Mereka menggunakan

tiamilal dan suksinilkolin, intubasi, dan ventilasi bantuan setiap kali terapi. Merekamendapatkan bahwa

kadar epinefrin, norepinefrin, dan dopamine plasma meningkat 2-3 kali lipat dalam beberapa menit

kejutan listrik. Walaupun demikian, rekaman frekuensi denyut jantung janinserta frekuensi jantung,

tekanan darah, dan saturasi oksigen ibu tetap normal.

     Miller (1994) mengkaji 300 laporan kasus terapi kejut listrik selama kehamilan mendapatkan bahwa

penyulit terjadi pada 10%. Penyulit-penyulit tersebut antara lain adalah aritmia transien jinak pada bayi,

perdarahan pervaginamringan, nyeri abdomen, dan kontraksi uterus yang swasirna. Wanita yang kurang

dipersiapkan juga berisiko lebih besar mengalami aspirasi, kompresi aortokava, dan alkalosis respiratorik.

Langkah-langkah pengkajian penting adalah pengkajian servik, penghentian obat antikolinergik yang

tidak esensial, pemantauan frekuensi denyut jantung janin dan uterus, hidrasi intravena, pemberian

antasida cair, dan pasien dobaringkan miring kiri. Selama prosedur, hindari hiperventilasi berlebihan dan

jalan napas harusdilindungi

Penatalaksannan yang dilakukan:

a.    Konsultasikan dengan dokter, psikiater, psikolog, dan dengan tenaga kesehatan lainnya.

b.    Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali dengan tenaga medis harus dengan kesabaran meyakinkan

calon ibu bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar.

c.    Ajarkan dan berikan latihan latihan untuk dapat menguasai otot otot istirahat dan pernafasan

d.    Hindari kata-kata dan komentar yang dapat mematahkan semangat si ibu.

e.    Hindari komentar   suatu kasus dan gelak tawa

f.     Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar tidak terjadi kerusakan

otak yang menetap.

Page 24: BAB V inggga.docx

g.    Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia.

h.    Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan sedativa dan

narkotika (barbiturat,  morfin) sebab kadang-kadang tidak menolong, tetapi dapat menimbulkan efek

paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi bertambah gelisah.

i.      Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya untuk dirinya sendiri (jatuh,

lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain.

j.      Dicoba menenangkan klien dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es.

Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat melihat orang atau barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya

kamar jangan terlalu gelap, klien tidak tahan terlalu diisolasi.

C.   Psikoneurosa

1.    Pengertian Psikoneurosa

Psikoneurosa yaitu ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik dalam diri

orang bersangkutan dan terjadi terus menerus orang tersebut tidak dapat mengatasi konfliknya,

ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu

yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap

lingkungan dan kurang memiliki energi). Psikoneurosa adalah sekelompok reaksi psikis dengan adanya

ciri khas yaitu kecemasan, dan secara tidak sadar ditampilkan keluar dalam pelbagai bentuk tingkah laku

dengan jalan menggunakan mekanisme pertahanan diri ( defence mechanism).

Psikoneurosa adalah sekelompok reaksi psikis dengan adanya ciri khas yaitu kecemasan, dan

secara tidak sadar ditampilkan keluar dalam berbagai bentuk tingkah laku dengan jalan menggunakan

mekanisme pertahanan diri ( defence mechanism). Oleh pengkondisian yang buruk dari lingkungan sosial

yang sangat tidak menguntungkan, muncul kemudian banyak ketegangan dan kecemasan, serta

simptom-simptom mental yang pathologis atau gangguan mental yang disebut neurosa. Psikoneurosa

atau disingkat dengan neurosa disebabkan oleh faktor-faktor psikologis dan kultural, khususnya oleh

ketakutan dan kecemasan-kecemasan terus-menerus yang menimbulkan stress atau ketegangan batin

yang kuat dan kronis; sehingga orang mengalami frustasi hebat, konflik-konflik emosional, kepatahan fisik

dan kepatahan mental ( mental breakdown ). Ditambah pula oleh ketidak-imbangan pribadi dan

kurangnya atau sedikitnya usaha serta kemauan, sehingga menambah banyaknya kecemasan, yang

nantinya akan meledak menjadi gejala neurosa.

Psikoneurosa  yaitu ketegangan pribadi terus menerus akibat adanya konflik dalam diri orang

bersangkutan dan terjadi terus menerus orang tersebut tidak dapat mengatasi konfliknya, ketegangan

tidak meresa akhirnya neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan

seperrti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar kurang tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan

dan kurang memiliki energi).

2.    Jenis Psikoneurosa

1.     Neurosis kuatir atau anxiety neurosis

Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya

memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai

dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi,

kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik.

Psikoneurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian kepribadian. Karena

gangguan hanya pada sebagian kepribadian, maka yang bersangkutan masih bisa melakukan

pekerjaan/aktivitas sehari-hari. Sebenarnya psikoneurosis bukanlah suatu penyakit, yang bersangkutan

masih dapat kita sebut normal. Yang diderita yang bersangkutan adalah ketegangan pribadi yang terus

Page 25: BAB V inggga.docx

sebagai akibat konflik yang berkepanjangan. Orang tersebut tidak dapat mengatasi konflik yang tidak

kunjung reda yang pada taraf terakhir menjadi neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian

terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian

terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi)

a. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)

1) Gejala-gejala neurosis cemas

Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang

bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka

terjadi kepanika

a)     Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas

lelah, keringat dingan,

b)    Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu,

2) Faktor penyebab neurosis cemas

Menurut Maramis (1980 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara

psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.

Sebab-sebab anxiety secara umum :

a)    Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, disebabkan oleh kesusahan-kesusahan dan kegagalan

yang bertubu-tubi

b)    Repressi terhadap macam – macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara

sempurna

c)    Kecenderungan harga diri yang terhalang.

d)    Dorongan-dorongan seksual tidak mendapat kepuasan yang terhambat, sehingga menimbulkn banyak

konflik batin.

3)  Terapi untuk penderita neurosis cemas

Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau

kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini

pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita.

BAB IVPENUTUP

A.     KesimpulanHamil merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus hidup wanita. Kehamilan

merupakan kejadian alamiah yang terjadi akibat bertemunya sel ovum dan sperma sehingga terjadi pembuahan. Wanita yang tidak dapat mengendalikan psikologisnya tidak mustahil akan mengalami depresi. Jika depresi tersebut tidak segera diatasi dengan cara yang tepat maka akan timbul gangguan jiwa (psikosis) yang menimbulkan halusinansi pada wanita tersebut. Jika telah sampai di tahap tersebut diperlukan terapi dan pengobatan khusus. Penderita biasanya sembuh setelah bayi lahir namun dalam kehamilan selanjutnya psikosa ini dapat muncul kembali.

Page 26: BAB V inggga.docx

Wanita dengan gangguan psikologis seperti ini harus mendapatkan perhatian khusus dan intensif agar tidak berpengaruh pada janinnya. Peran tenaga kesehatan di sini sangatlah penting untuk memotivasi dan memberikan pengobatan karena kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga mencoba mengakhiri kehamilan termasuk dalam tindakan pembunuhan.

B.     SaranDiharapkan kepada para wanita agar menepis semua perasaan dan pikiran yang bisa memicu

terjadinya penyakit gangguan jiwa. Misalnya mensyukuri bahwa kehamilan adalah anugerah dari Allah SWT sehingga kehamilan dapat menjadi hal yang menyenangkan selain itu, diharapkan adanya partisipasi para keluarga dan orang-orang di sekitar dengan pemberian dukungan/motivasi dan segala macam bantuan positif lainnya yang mampu mensejahterahkan wanita hamil tersebut

KEHAMILAN GANDA

A.    Defenisi

Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih.

Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat

(quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil kembar tentunya

Page 27: BAB V inggga.docx

menjadi keajaiban. Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan dengan

perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.

Mengandung bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang ibu. Kehamilan kembar memang

tidak pernah bisa diduga, ada yang berasumsi bahwa seorang ibu bisa memiliki bayi kembar

karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih belum bisa dipastikan.

B.     Etiologi

         Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi

kehamilan 2 telur.

          Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat

menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua. Faktor tersebut dengan mekanisme

tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2 ovum atau

lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika

semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih

dari satu.

          Faktor keturunan.

          Faktor yang lain belum diketahui.

C.     Patofisiologi

Kehamilan kembar dibagi 2:

1.      Kehamilan ganda dari 2 ovum ( dizigotik )

Pada kehamilan dizigotik dapat terjadi :

a.       Jenis kelaminnya kebetulan sama.

b.      Umumnya berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari ovum-spermatozoa yang

berbeda.

Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum:

      Kembar Dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan waktu

yang sama terhadap 2 ovum.

      Superfekundasi : konsepsi terjadi terhadap ovum dengan waktu koitus yang relatif

berdekatan.

      Superfetasi :  kehamilan kedua terjadi pada waktu yang relatif jauh setelah kehamilan

pertama. Syaratnya decidua kapsularis dan decidua parietalis belum bersatu sehingga

memungkinkan spermatozoa dapat mencapai tuba dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti

dengan implantasinya.

2.      Kehamila kembar monozigotik

Page 28: BAB V inggga.docx

Kehamila kembar yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau disebut juga

identik, homolog atau uni ovuler. Kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik,

mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini

tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2

amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu:         0 – 72 jam

Terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.

         4 – 8 hariSelaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak sehingga perkembangan bayi bisa terhambat.

         9-12 hariSelaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.

         13 hari atau lebihRahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.

Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya.

Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.

D.    Gejala Klinik

Gejala dan Tanda

         Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.

         Tanda-tanda yang sering terlihat :

  Ukuran uterus lebih besar dari kehamilan normal

  Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus

prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.

  Kenaikan berat badan ibu berlebihan.

  Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat

menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain

  Polihidramnion.

Page 29: BAB V inggga.docx

  Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.

  Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.

E.   Diagnosis

Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1.      Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe

2.      Uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan ulang

3.      Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas.

4.      Banyak bagian kecil yang teraba

5.      Teraba tiga bagian besar janin

6.      Teraba 2 balotemen

7.      TerdengaR 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit

10 denyut per menit

8.      USG dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama

9.      Rontgen photo abdomen

Diagnosis Banding

1.      Hidramnion

Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion

dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada

hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.

2.      Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovari

Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar

digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal

tersebut.

F.        Patogenesis1.      Kehamilan kembar Monozygotik

o    Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.

o    Biasanya memiliki jenis kelamin sama.

o    Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi

o    Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang

berbeda.

Gambar :

2.      Kehamilan kembar Dizygotik

  Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.

  Kehamilan kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.

  Faktor yang mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :

Page 30: BAB V inggga.docx

  Ras

  Cenderung berulang.

  Menurun dalam keluarga (terutama keluarga ibu).

  Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45 tahun).

  Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai anak kembar.

  Golongan darah O dan A sering mempunyai anak kembar.

  Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.

  Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 –

10% .

3.      Bentuk kehamilan kembar laino    Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari 1 oosit dengan 2 sperma.

o    Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)

Gambar :

                        

o    Superfetation adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak

mungkin terjadi pada manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan sebelumnya

akan menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.

G.       Faktor Faktor Terkait1.      Anemia gravidarum sering terjadi .

2.      Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume”meningkat tapi pasien lebih

bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.

3.      Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.

4.      Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem

Gastrointestinal , ginjal dan sistem muskuloskeletal.

5.      Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh karena meningkatnya kejadian :o    Anemia gravidarum

o    Infeksi traktus urinariums

o    Preeklampsia –eklampsia

o    Perdarahan sebelum-selama dan sesudah persalinan

o    Kejadian plasenta previa

Lima  faktor yang bisa mempengaruhi hamil kembar di luar keturunan yaitu:

      Usia ibu saat mengandung.

Peluang hamil kembar berhubungan dengan usia, dan puncaknya pada usia 35 dan 39 tahun.

Karena perempuan berusia di atas 35 tahun menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH)

yang lebih banyak dibandingkan dengan usia muda, dan perempuan dengan FSH tinggi bisa

Page 31: BAB V inggga.docx

melepaskan lebih dari satu sel telur dalam sebuah siklus.Namun kehamilan di usia ini juga

meningkatkan risiko komplikasi seperti preeklamsia (tekanan darah tinggi), terutama jika

kehamilan tersebut adalah yang pertama.

      Tinggi dan berat badan ibu.

Perempuan yang memiliki tubuh tinggi dan agak gemuk cenderung lebih sering memiliki

kehamilan kembar. Hal ini kemungkinan karena ukuran tubuhnya memadai untuk pertumbuhan

lebih dari satu bayi.

      Ras

Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan lebih

sedikit terjadi pada ras Hispanik dan Asia.

      Pengaruh dari kehamilan sebelumnya.

Perempuan yang pernah hamil sebelumnya, setidaknya sudah memiliki satu anak cenderung

lebih mudah untuk memiliki anak kembar dibandingkan perempuan yang baru pertama kali

hamil.Karena biasanya rahim sudah agak merenggang dan tubuh perempuan cenderung lebih

mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan tambahan dari anak kembar.

      Makanan yang dikonsumsi.

Konsumsi kentang manis atau ubi-ubian yang berisi zat kimia tertentu dapat menginduksi

hiperovulasi (ovulasi yang banyak). Selain itu sebuah studi menunjukkan perempuan yang

teratur mengonsumsi susu bisa memberikan pengaruh terhadap kehamilan kembar.

H.       Letak dan presentasi janin.Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula

letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering dijumpai adalah :

1.      Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).2.      Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).3.      Keduanya presentasi bokong (8-10 %).4.      Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).5.      Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).6.      Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).7.      Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-mengunci

(interlocking).

I.          Komplikasi

IBU                                                   BAYI

Page 32: BAB V inggga.docx

Anemia Hidramnion

Hipertensi Malpresentasi

Partus premeturus Plasenta previa

Atonia uteri Solusio plasenta

Perdarahan pasca persalinan Ketuban pecah dini

Pertumbuhan janin terhambat

J.         Penatalaksanaan  Penanganan dalam Kehamilan

Pemeriksaan Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2

minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda preeklampsi dapat

diketahui  secara dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.Setelah kehamilan 30

minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dialarang karena dapat merupakan faktor

predisposisi partus prematurus.Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar

karena kebutuhan besi 2 bayi dan  penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian

sulfas ferosus 3×100 mg secara rutin perlu dilakukan. Selain zat besi dianjurkan untuk

memeberikan asam folik sebagai tambahan.

  Penatalaksanaan Persalinan

         Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.

         Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan SC

         Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.

         Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking

sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”

         Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak

jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah

dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.

Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar dapat menyebabkan

beberapakomplikasi antara lain:

         Hipertensi dalam kehamilan

         Anemia

         Polihidramnion

         Persalinan preterm

         Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin

         Mortalitas perinatal meningkat

Page 33: BAB V inggga.docx

K.       PROGNOSIS

         Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.

         Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar

berikutnya sebesar 10 kali lipat.

         Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan pada kehamilan 37 – 38 minggu.

KOMPLIKASI MASA NIFAS

Page 34: BAB V inggga.docx

A.    INFEKSI PUERPERALIS1.      Pengertian  Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke

dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Sarwono Prawirohardjo, 2005 : 689 )  Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam

masa nifas (Mochtar Rustam, 2008 : 413)  Infeksi puerperalis adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab

apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 380 C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 (dua) hari

2.      EtiologiBermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti eksugen, autogen

danendogen. Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50 % adalah strepto coccus dan anaerop yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi puerperalis antara lain :

  Streptococcus haematilicus aerobic  Staphylococcus aurelis  Escherichia coli  Clostridium welchii3.      Faktor-faktor Predisposisia.       Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantarb.      Tindakan operasi persalinanc.       Tertinggalnya plasenta selaput ketubahn dan bekuan darahd.      Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jame.       keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antpartum dan postpartum,

anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi seperti pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.

4.      PatofisiologiTerjadinya infeksi puerperalis adalah sebagai berikut :

a.       Manipulasi penolong, terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam alat yang dipakai kurang suci hama

b.      Infeksi yang didapat dirumah sakit (nosakomial)c.       Hubungan seks menjelang persalinand.      Sudah terdapat infeksi intrapartum : persalinan lama terlancar ketuban pecah lebih dari enam

jam terdapat pusat infeksi dalam tubuh5.      Infeksi yang terlukalisir di jalan lahir

Biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena tindakan persalinan dan pada bekas implantasi plasenta

a.       Vulvitis, luka bekas episotomi atau robekan perbium yang kena infeksi. Jaringan sekitar luka membengkak, tepi luka meraih dan bengkak, jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus

b.      Vaginatis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi, permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus

c.       Servisitis : infeksi pada serviks agar dalam dapat menjalar ke ligamentum dan parametrium

Page 35: BAB V inggga.docx

d.      Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat mengenai seluruh endometrium

e.       PeritonitisTerjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapatjuga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-oofaritis dan seliltis pelvika, infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh linfe didalam uterus langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peronitis

f.       Septikomeia dan piemiaKeduanya merupakan infeksi berat.Pada septikemia :

1)      Dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah2)      Sampai 3 hari post partum suhu menigkat dengan cepat biasanya disertai menggigil, suhunya

berkisar 39-400 C3)      Nadi meningkat / menjadi cepat (140-160 x / menit atau lebih)

Sedangkan pada piemia :1)      Penderita tidak lama post partum sudah merasa sakit2)      suhu agak meningkat (350 C)3)      Perut nyeri

Infeksi ini disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat pathogen biasanya streiptoccocus haeomlyticus golongan A. infeksi ini merupakan 50 % dari semua kematian karena infeksi nifas. Pada septicemia kuman-kuman dari sarangnya diuterus, langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi. Pada plemia terdapat dahulu trombofelbitis ini menjalar ke venauterina, venatupogastrika dan / atau vena onari (tromboflebitis pelvika).

g.      ParametritisParametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang daoat teradi melalui beberapa jalan :

1)      Dari servisitis atau endometritis dan tersebar melalui pembuluh limfe2)      Langsung meluas dari servisitis kesadasar ligamentum sampai ke parametritis3)      Penyeberangan sekunder dari tromboflebitis pelvikah.      Salfingitis

Salfingitis adalah perdangan dari adneksa terdiri atas salfingitis akut dan kronik kadang-kadang walaupun jarang infeksi menjalin ketuba fallopi, malahan ke ovarium.

6.      PencegahanPencegahan yang dapat dilakukan dalam upaya menurunkan infeksi puerperalis sebagai

berikut :a.       Pencegahan pada waktu hamil1)      Meningkatkan keadaan umum penderita2)      Mengurangi faktor predisposisi infeksi kala nifasb.      Saat persalinan1)      Perlukan dikurangi sebanyak mungkin2)      Perlukaan yang terjadi perdarahan post partum3)      Mencegah terjadi perdarahan post partum4)      Kurang melakukan pemeriksaan dalam5)      Hindari persalinan yang berlangsung lamac.       Kala nifas

Page 36: BAB V inggga.docx

1)      Lakukan mobiliasi dini sehingga darah lokia keluar dengan lancer2)      Perlukaan dirawat dengan baik3)      Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosokomial7.      Pengobatana.       Sebaliknya segera dilakukan pengambilan (kultur) dari secret vagina, luka operasi dan darah

serta uji kepakaian untuk mendapatkan antibiotiika yang tepat dalam pengobatanb.      Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuatc.       Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotikan spectrum luas (broad

spectrum) menunggu hasil laboratorium.d.      Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita infus atau tranfusi diberikan perawatan

lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai8.      Pengobatan Kometarapia.       Kemasan sulfonamideb.      Kemasan penislinc.       Tetrasiklin, ertiromisin dan kloramfenikald.      Jangan diberikan politerapi antibiotika yang sangat berlebihane.       Tidak ada gunanya memberikan obat-obatan yang mahal kalau evaluasi penyakit dan hasil

laboratorium tidak dilakukan

B.     MASTITISAdalah peradangan payudara, yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini

biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktsional atau mastitis puerperalis. Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Abses payudara, pengumpulan nanah local didalam payudara merupakan komplikasi berat dari mastitis. Keadaan ini menyebabkan beban penyakit yang berat dan memerlukan biaya yang sangat besar.

Semakin disadari bahwa pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat tehnik menyusui yang buruk merupakan penyebab yang penting, tetapi dalam benak petugas kesehatan, mastitis masih dianggap dengan infeksi payudara. Mastitis dapat terjadi pada setiap tahap laktasi. Abses payudara juga paling sering terjadi pada 6 minggu pertama pasca kelahiran.

1.      Penyebaba.      Stasis ASI

Biasanya merupakan penyebab primer, yang disertai atau berkembang menuju infeksi. Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal ini dapat  terjadi bila payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat bila bayi tidak menghisap ASI, yang dihasilkan dari sebagian atau seluruh payudara. Penyebabkan termasuk kenyutan bayi yang buruk pada payudara, penghisapan yang tidak efektif, pembatasan frekwensi atau durasi menyusui, dan sumbatan pada saluran ASI.

1)      Bendungan AsiPada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena

dan limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat, dan tekanan pada tekanan ASI dan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edema. Baik kepenuhan fisiologis maupun bendungan, kedua payudara biasanya terkena. Namun, terdapat beberapa perbedaan penting, yaitu:

Page 37: BAB V inggga.docx

  Payudara yang penuh terasa panas berat dan keras. Tidak terlihat mengkilat, edema atau merah. ASI biasanya mengalir dengan lancar, dan kadang-kadang menetes keluar sacara spontan. Bayi mudah menghisap dan mengeluarkan ASI.

  Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema. Putting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk mengisap ASI sampai pembengkakan berkurang. Wanita kadang-kadang menjadi demam. Walaupun demikian, demam biasanya hilang dalam 24 jam. 

2)      Frekuensi menyusuiBendungan payudara dapat dikurangi apabila bayi disusui tanpa batas. Wanita yang

menderita mastitis biasanya karena tidak menyusui atau bayi mereka tidak mau menyusu seperti biasanya.

3)      Kenyutan pada payudaraNyeri puting dan putting peceh-pecah sering ditemukan pada penderita mastitis. Nyeri putting biasa disebabkan karena kenyutan bayi yang buruk sehingga pengeluaran ASI pun tidak efektif.

b.      InfeksiMenurut Gunter (2008) menyatakan bahwa infeksi (bila terjadi), hal ini bukan primer

tetapi akibat darai stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri.Organisme paling sering ditemukan pada penderita mastitis adalah Stapylococcus aureus,

Staph albus, Escheria colli, dan Streptococcus. Rute infeksi melalui payudara belum diketahui namun diduga melalui duktus laktiferus ke dalam lobus dengan penyebaran hematogen dan melalui fisura putting susu ke dalam system limfatik.

2.      Faktor Predisposisia.       Umurb.      Paritasc.       Serangan sebelumnyad.      Melahirkane.       Gizif.       Fektor kekebalan dalam ASIg.      Stress dan kelelahanh.      Pekerjaan diluar rumahi.        Trauma3.      Tanda dan Gejalaa.       Gejala mastitis non infeksius  Adanya “bercak panas” atau nyeri tekan yang akut  Ada bercak kecil dan keras pada daerah nyeri tekan tersebut  Tidak demamb.      Gejala mastitis infeksius  Lemah dan sakit pada otot-otot seperti flu  Sakit kepala  Demam  Terdapat area luka yang lebih luas pada payudara  Kulit payudara tampak kemerahan

Page 38: BAB V inggga.docx

  Payudara terasa keras dan tegang (pembengkakan)4.      Pencegahan

Mastitis sangat mudah dicegah bila menyusui dilakukan dengan baik sejak awal dan apabila terjadi tanda-tanda mastitis seperti bendungan ASI, nyeri putting, dll segera diobati.

a.       Memberikan pemahaman tentang menyusuiWanita harus mengetahui mengenai penatalaksanaan menyusui yang efektif dan pemberian makanan bayi dengan tepat. Hal yang harus diperhatikan misalnya:

  Segera susui bayi setelah proses kelahiran  Pastikan bahwa bayi mengenyut payudara dengan baik  Menyusui secara eksklusif 6 bulan  Atur frekuensi menyusui.b.      Perawatan pada kehamilan dan persalinan  Bayi harus di IMD  Rawat gabung itu sangat penting  Ibu harus mendapat bantuan dan dukungan mengenai tehnik menyusui yang baikc.       Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang  Ibu harus dibantu untuk memperbaiki kenyutan bayinya  Dukung ibu untuk menyusui sesering mungkin  Pemerasan dapat dilakukan dengan tangan maka bantu ibu untuk memeras susu  Lakukan kompres pada payudarad.      Periksa gejala statis ASI

Bila ibu mempunyai gejala statis ASI maka ibu perlu:  Beristirahat  Anjurkan untuk lebih sering menyusui  Kompres panas kompres dingin  Pijat lembut pada daerah benjolan saat menyusuie.       Pengendalian infeksi

Petugas kesehatan perlu sekali memperhatikan mengenai pencegahan infeksi ini misalnya dengan mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, menggunakan sarung tangan DTT bila melakukan tindakan dsb.

5.      PenangananJika semua pencegahan telah dilakukan namun mastitis tetap terjadi maka penanganannya

harus cepat dan tepat serta cari penyebabnya terlebih dahulu.. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam penanganan mastitis

a.       Memberi dukunganMastitis merupakan keadaan yang sangat nyeri sekali sehingga sering membuat ibu

depresi dan sangat cemas. Ibu juga akan merasa binggung apakah harus melanjutkan menyusui atau tidak, Tetapi ibu cenderung tidak mau melanjutkan menyusui karena sangat sakit. Maka dari itu ibu harus diberi keyakinan untuk tetap menyusui bayinya dan payudaranya akan pulih kembali.

b.      Pengeluaran ASI dengan efektifTerapi antibiotic dan simtomatik akan membuat ibu merasa lebih nyaman untuk

sementara waktu dan akan semakin buruk bila pengeluaran ASI tidak diperbaiki.  Memberi dukungan kepada ibu untuk menyusui bayinya tanpa batas, sesering dan selama mungkin

Page 39: BAB V inggga.docx

  Memperbaiki tehnik menyusui dan kenyutan bayi agar pengeluarannya lebih banyak  Peras ASI dengan tangan atau alat pemompa ASIc.       Terapi antibiotic

Terapi antibiotik biasa dilakukan pada mastitis karena infeksi bakteri. Pemberian antibiotic harus tepat.

Antibiotic Dosis

Eritromisin 250-500mg setiap 6 jam

Flukloksasilin 250 mg setiap 6 jam

Dikloksasilin 125-500 mg setiap 6 jam peroral

Amoksasilin 250-500 mg setiap 8 jam

Sefaleksin 250-500mg setiap 6 jam

d.      Terapi simptomatikTerapi nyeri ini biasanya dengan analgesic. Bisa diberikan ibu profen atau paracetamol

untuk mengurangi nyeri. Dan pantau suhu tubuh ibu. Namun istirahat juga sangat penting dipertimbangkan sebaiknya tidur jika mungkin karena dengan berbaring akan dapat meningkatkan frekuensi menyusui dan pengeluaran asi nya juga akan lebih baik.

Tindakan yang lain dapat juga dilakukan dengan kompres hangat-dingin pada payudara untuk membantu aliran ASI namun ibu juga harus minum air yang banyak.

C.    Kelainan Pada Putting Susu1.      Putting Susu Lecet (Abraded and or Cracked Nipple)

Didalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamae terutama pada primipara karena mengingat belum mempunyai pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara / posisi menyusui yang benar. Putting susu yang lecet dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

  Posisi dan perlekatan yang salah  Melepas penghisapan bayi yang salah atau Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat.  Teknik menyusui yang tidak benar.  Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkanputing

susu.  Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.  Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue).

Dalam mencegah kelainan pada putting susu terutama putting susu yang lecet, penatalaksanaannya antara lain dengan cara:

  Cari penyebab puting susu lecet.  Memperbaiki posisi menyusui,  Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara dan susukan secara

bergantian diantara kedua payudara.

Page 40: BAB V inggga.docx

  mengoleskan asi ke putting susu yang lecet,  Tidak menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat membersihkan payudara.  tetap mengeluarkan ASI dari payudara,  Pergunakan BH yang menyangga.  Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam)  Perawatan putting susu yang lecet sementara putting susu yang lecet tidak digunakan untuk

menyusui/istirahat selama sedikit-dikitnya selama 24 jam.  Putting susu yang lecet dapat diobati dengan menggunakan salep levertran.  Jika perlu pada waktu meneteki mempergunakan alat pelindung putting susu.  Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit.  Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin.

2.      Putting Susu Datar atau TerbenamPerawatan putting susu datar dilakukan dengan cara:

a.       Gunakan krem lembut, dorong puting susu secara perlahan ke arah luar dengan menggunakan kedua ibu jari tangan anda.

b.      Setelah itu masih dengan ibu jari, tariklah bagian dasar puting susu ke arah samping kiri dan kanan , serta arah atas dan bawah

c.       Salah satu caranya adalah dengan menggosok puting susu secara perlahan dengan menggunakan handuk lembut setiap kali selesai mandi.

d.      Tidak perlu mencucinya dengan sabun apalagi menggosoknya keras-keras, sebab kelenjar yg ada di sekitar puting susu dengan sendirinya akan mengeluarkan cairan untuk menjaga kebersihannya. Selain itu perlakuan yg kasar akan membuat puting susu lecet bahkan luka.

Gerakan memijat lainnya adalah meletakkan jari-jari serta ibu jari di dada, kemudian lakukan gerakan memutar ke seluruh payudara, dimulai dari arah atas dan berakhir

Pada dasarnya pemijatan ini berguna untuk menghindari timbulnya pembengkakan dan peradangan payudara saat menyusui. Selain itu pemijatan juga bermanfaat untuk merangsang kelenjar-kelenjar susu agar kelak lebih lancar mengalirkan air susu.

Catatan :  Massage ini bisa dilakukan saat usia kehamilan menginjak 7 bulan. Kemudian setelah selesai massage payudara dapat dikompres dengan air hangat dan air dingin (air es) secara bergantian.

D.    Galaktokel1.      Pengertian

Galaktokel merupakan massa berisi susu yang tersumbat apada duktus laktiferus. Galaktokel dapat terjadi  pada ibu yang baru/ sedang menyusui. Diagnostik bandingnya adalah kista berisi cairan, fibrioadenoma dan kanker payudara.

2.      GejalaTerdapat massa (benjolan) yang nyeri tekan dan padat

3.      Penyebaba.       Air susu mengental, sehingga menyumbat lumen ssaluran, hal ini terjadi akibat air susu jarang

dikeluarkan.b.      Adanya penekanan saluran air susu dari luarc.       Ibu berhenti menyusui

Page 41: BAB V inggga.docx

d.      Penggunaan alat kontrasepsi oral atau galaktorea4.      Penanganana.       Payudara dikompres dengan air hangat setelah itu bayi disusuib.      Payudara dipijat(massage), setelah itu bayi disusui

c.       Bayi disusui lbh sering

d.      Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat

E.     Penghentian Laktasi1.      Definisi Menyapih

Menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui secara berangsur angsur atau sekaligus. Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui anaknya. Atau dari keduanya dengan berbagai alasan (NN, 2007).

Menyapih adalah proses bertahap yaitu mula-mula dengan mengurangi frekuensi pemberian ASI, sampai dengan berhentinya proses pemberian ASI (Carnain, 2007) .

2.      Cara-cara menyapih yang benarBeberapa ahli laktasi menyarankan hal hal berikut ini:

a.       Lakukan proses menyapih ini secara perlahan. Misalnya dengan mengurangi frekuensi menyusu dari 5 kali menjadi 3 atau 4 kali. Lakukan bertahap sampai akhirnya berhenti sama sekali.

b.      Alihkan perhatian si anak dengan melakukan hal lain. Bernyanyilah dan bermain bersamanya, sehingga anak tidak ingat saatnya menyusu pada mama.

c.       Komunikasikan hal ini dengan anak. Jangan takut anak anak tidak mengerti dengan keinginan anda untuk menyapihnya. Berikan pengertian yang baik dan dengan komunikasi yang mudah dicerna olehnya. Walau masih kecil tapi ia mengerti kata kata dari orang dilingkungannya.

d.      Jangan menyapih anak ketika ia tidak sehat, atau sedang merasa sedih, kesal atau marah. Hal itu akan membuat anak anda merasa anda tidak menyayangi dirinya.

e.       Hindari menyapih anak dari menyusui ke pacifier (empeng) atau botol susu. Selalu bina komunikasi dengan sang anak. Mintalah bantuan dari sang Ayah untuk melengkapi komunikasi dengan anak dan sebagai figure pendamping ibu.

f.       Jangan menyapihnya secara mendadak dan langsung, hal itu akan membuat perasaan anak anda terguncang.

g.      Jangan menipu anak anda dengan cara mengoleskan jamu di putting saat menyusui atau apapun yang membuat rasanya tidak nyaman. Pemaksaan seperti itu akan membuat hubungan batin anak dan ibu menjadi rusak.

3.      Waktu penyapihan yang tepatTidak pernah ada waktu yang pasti kapan sebaiknya anak disapih dari ibunya. Menurut

WHO, masa pemberian ASI diberikan secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan setelah 6 bulan berdampingan dg makanan tambahan hingga umur 2 th atau lebih. Ada juga ibu ibu yang menyapih anaknya ketika usia 1 -2 tahun, bahkan ada yang diusia 4 tahun.

Page 42: BAB V inggga.docx

Tidak benar jika anak yang terlalu lama disusui akan membuatnya manja dan tidak mandiri. ASI akan membuat anak dekat dengan orang tuanya dan hal itu memang sangat dibutuhkan sang anak dan membuatnya merasa penuh dengan kasih sayang. Kemandirian adalah hal yang diajarkan oleh orang tuanya, bukan karena selalu disusui ASI (NN, 2007).

4.      Hal – hal yang dilarang dalam menyapiha.       Mengoleskan Obat Merah Pada Putting

Selain bisa menyebabkan anak mengalami keracunan, juga membuat anak belajar bahwa puting ibu ternyata tidak enak, bahkan bisa membuatnya sakit. Keadaan ini akan semakin parah jika ibu melakukannya secara tiba-tiba. Si kecil akan merasa ditolak ibunya. Dampak selanjutnya mudah diduga, anak akan merasa ibu tidak mencintainya.

Gaya kelekatan yang muncul selanjutnya adalah avoidance (menghindar dalam suatu hubungan interpersonal). Hal ini dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak. Ia akan mengalami kesulitan untuk menjalin suatu hubungan intensif dengan orang lain. Hal ini terjadi karena di masa kanak-kanak ia merasa ditolak oleh orang tua, dalam hal ini ibunya.

b.      Memberi Perban/Plester Pada PuttingDibanding cara nomor 1, cara ini akan terasa lebih menyakitkan buat anak. Jika diberi

obat merah, anak masih bisa menyentuh puting ibunya. Tetapi kalau sudah diperban/diplester, anak belajar bahwa puting ibunya adalah sesuatu yang tak bisa dijangkau.

c.       Dioleskan Jamu, Brotowali, Atau Kopi Supaya PahitAwalnya mungkin anak tak akan menikmati, tetapi lama-kelamaan anak bisa

menikmatinya dan malah bergantung pada rasa pahit tersebut. Mengapa? Karena ia belajar, meskipun pahit tetapi masih tetap bercampur dengan puting ibunya.

Dampaknya, anak bisa mengembangkan suatu kepribadian yang ambivalen, dalam arti ia tidak mengerti apakah ibu sebetulnya mencintainya atau tidak. Bunda masih memberikan ASI, tapi kok tidak seperti biasanya, jadi pahit.

Parahnya lagi, kepribadian ambivalen bukan kepribadian yang menyenangkan. Anak akan mengembangkan kecemasan dalam hubungan interpersonal nantinya.

d.      Menitipkan Anak ke Rumah Kakek-NeneknyaKehilangan ASI saja sudah cukup menyakitkan, apalagi ditambah kehilangan figur ibu.

Ingat lo, anak kecil umumnya belum memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Jadi, dapat dibayangkan kondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa anak, sehingga tak menutup kemungkinan anak merasa ditinggalkan.

Tentunya hal itu tak mudah bagi anak karena ada dua stressor (sumberstres) yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan harus beradaptasi. Jadi jangan kaget, jika setelahnya anak pun butuh penyesuaian lagi terhadap ibunya. Malah akan timbul ketidakpercayaan anak terhadap ibu.

e.       Selalu Mengalihkan Perhatian Anak Setiap Menginginkan ASIMeski masih batita, si kecil tetap bisa merasakan penolakan ibu yang selalu mengalihkan

perhatiannya saat ia menginginkan ASI. Kondisi ini juga membuat anak belajar berambivalensi. Misal, ibu selalu mengajak anak bermain setiap kali minta ASI. Tentu anak akan bertanya-tanya, ”Bunda sayang aku enggak sih, kok aku enggak dikasih ASI? Tetapi kalau tidak sayang, kok masih ngajak aku main?”

f.       Selalu Bersikap Cuek Setiap Anak Menginginkan ASI

Page 43: BAB V inggga.docx

Anak jadi bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya diperlakukan seperti itu. Dampaknya, anak bisa merasa tak disayang, merasa ditolak, sehingga padanya berkembanglah rasa rendah diri. (Lianawati, 2007).

5.      Dampak penyapihan ASI usia kurang dari 6 bulana.       Menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratannya karena proses bounding

attachment terganggu.b.      Insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat.c.       Pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi pada anak.d.      Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena reaksi

dari sistem imun.

ATONIA UTERI

ATONIA UTERI

A. PENGERTIAN

Atonia Uteri didefinisikan sebagai suatu kondisi kegagalan uterus dalam berkontraksi dengan baik setelah persalinan, sedangkan atonia uteri juga didefinisikan sebagai tidak adanya kontraksi uterus segera setelah plasenta lahir.

Sebagian besar perdarahan pada masa nifas (75-80%) adalah akibat adanya atonia uteri. Sebagaimana kita ketahui bahwa aliran darah uteroplasenta selama masa kehamilan adalah 500-800 ml/menit, sehingga bisa kita bayangkan ketika uterus itu tidak berkontraksi selama beberapa menit saja, maka akan menyebabkan kehilangan darah yang sangat banyak. Sedangkan volume darah manusia hanya berkisar 5-6 liter saja.

B. FAKTOR PREDISPOSISI

Dalam kasus atonia uteri penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Namun demikian ada beberapa faktor predisposisi yang biasa dikenal. Antara lain:

Page 44: BAB V inggga.docx

 Distensi rahim yang berlebihan

Penyebab distensi uterus yang berlebihan antara lain:

a. kehamilan ganda

b. poli hidramnion

c. makrosomia janin (janin besar)

Peregangan uterus yang berlebihan karena sebab-sebab tersebut akan mengakibatkan uterus tidak mampu berkontraksi segera setelah plasenta lahir.

 Pemanjangan masa persalinan (partus lama) dan sulit

Pada partus lama uterus dalam kondisi yang sangat lelah, sehingga otot-otot rahim tidak mampu melakukan kontraksi segera setelah plasenta lahir.

 Grandemulitpara (paritas 5 atau lebih)

Kehamilan seorang ibu yang berulang kali, maka uterus juga akan berulang kali teregang. Hal ini akan menurunkan kemampuan berkontraksi dari uterus segera setelah plasenta lahir.

 Kehamilan dengan mioma uterus

Mioma yang paling sering menjadi penyebab perdarahan post partum adalah mioma intra mular, dimana mioma berada di dalam miometrium sehingga akan menghalangi uterus berkontraksi.

 Persalinan buatan (SC, Forcep dan vakum ekstraksi)

Persalinan buatan mengakibatkan otot uterus dipaksa untuk segera mengeluarkan buah kehamilan dengan segera sehingga pada pasca salin menjadi lelah dan lemah untuk berkontraksi.

 Persalinan lewat waktu

Page 45: BAB V inggga.docx

Peregangan yang berlebihan ada otot uterus karena besarnya kehamilan, ataupun juga terlalu lama menahan beban janin di dalamnya menjadikan otot uterus lelah dan lemah untuk berkontraksi.

 Infeksi intrapartum

Korioamnionitis adalah infeksi dari korion saat intrapartum yang potensial akan menjalar pada otot uterus sehingga menjadi infeksi dan menyebabkan gangguan untuk melakukan kontraksi.

 Persalinan yang cepat

Persalainan cepat mengakibatkan otot uterus dipaksa untuk segera mengeluarkan buah kehamilan dengan segera sehingga pada pasca salin menjadi lelah dan lemah untuk berkontraksi.

 Kelainan plasenta

Plasenta akreta, plasenta previa dan plasenta lepas prematur mengakibatkan gangguan uterus untuk berkontraksi. Adanya benda asing menghalangi kontraksi yang baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.

 Anastesi atau analgesik yang kuat

Obat anastesi atau analgesi dapat menyebabkan otot uterus menjadi dalam kondisi relaksasi yang berlebih, sehingga saat dibutuhkan untuk berkontraksi menjadi tertunda atau terganggu. Demikian juga dengan magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada preeklamsi/eklamsi yang berfungsi sebagai sedativa atau penenang.

 Induksi atau augmentasi persalinan

Obat-obatan uterotonika yang digunakan untuk memaksa uterus berkontraksi saat proses persalinan mengakibatkan otot uterus menjadi lelah.

 Penyakit sekunder maternal

Page 46: BAB V inggga.docx

Anemia, endometritis, kematian janin dan koagulasi intravaskulere diseminata merupakan penyebab gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan tonus uterus terhambat untuk berkontraksi.

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala atonia uteri adalah:

 Perdarahan pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada kasus atonia uteri sangat banyak dan darah tidak merembes. Yang sering terjadi adalah darah keluar disertai gumpalan, hal ini terjadi karena tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti pembeku darah.

 Konsistensi rahim lunak

Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang membedakan atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya.

 Fundus uteri naik

Disebabkan adanya darah yang terperangkap dalam cavum uteri dan menggumpal

 Terdapat tanda-tanda syok

Tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain.

D. PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penanganan kasus atonia uteri:

 Berikan 10 unit oksitosin IM

 Lakukan massage uterus untuk mengeluarkan gumpalan darah. Periksa lagi dengan teknik aseptik apakah plasenta utuh. Pemeriksaan menggunakan sarung tangan DTT atau steril, usap vagina dan ostium serviks untuk menghilangkan jaringan plasenta atau selaput ketuban yang tertinggal.

Page 47: BAB V inggga.docx

 Periksa kandung kemih ibu jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi atau gunakan teknik aseptik untuk memasang kateter ke dalam kandung kemih (menggunakan kateter karet steril/DTT)

 Gunakan sarung tangan DTT/steril, lakukan KBI selama maksimal 5 menit atau hingga perdarahan bisa dihentikan dan uterus berkontraksi dengan baik.

 Anjurkan keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan

 Jika perdarahan bisa dihentikan dan uterus berkontraksi baik, teruskan KBI selama 1-2 menit

 Keluarkan tangan dengan hati-hati dari vagina

 Pantau kala IV dengan seksama, termasuk sering melakukan masase, mengamati perdarahan, tekanan darah dan nadi

 Jk perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit setelah dimulainya KBI, ajari salah satu keluarga melakukan KBE

 Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati

 Jk tidak ada tanda-tanda hipertensi pada ibu, berikan methergin 0,2 mg IM

 Mulai infus RL 500cc + 20 unit oksitosin menggunakan jarum berlubang besar (16/18 G) dengan teknik aaseptik. Berikan 500cc pertama secepat mungkin dan teruskan dengan IV RL + 20 unit oksitosin kedua

 Jk uterus tetap tidak kontraksi maka ulangi KBI

 Jika berkontraksi, lepaskan tangan anda perlahan-lahan dan pantau kala IV dengan seksama

 Jk uterus tidak berkontraksi, rujuk segera

Page 48: BAB V inggga.docx

 Dampingi ibu ke tempat rujukan, teruskan infus dengan kecepatan 500cc/jam hingga ibu mendapatkan total 1,5 liter dan kemudian turunkan hingga 125cc/jam

PERDARAHAN POST PARTUM

PERDARAHAN POST PARTUM

BATASAN

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 ml (pada persalinan pervaginam) atau 

melebihi   1000  ml   (pada   persalinan   dengan   bedah   sesar)   yang   terjadi   setelah   bayi   lahir   (Williams

Obstetrics menggunakan  batasan perdarahan yang   terjadi  setelah  kala   III   lengkap).  Perdarahan  post 

partum dapat mulai  terjadi  sebelum maupun setelah terlepasnya plasenta.  Disebut perdarahan post

partum primer jika perdarahan post partum terjadi  dalam 24 jam, jika terjadi  setelah 24 jam tetapi 

sebelum 12 minggu post partum disebut perdarahan post partum sekunder.

Untuk   kepentingan   klinik,   setiap   kehilangan   darah   yang   berpotensi   menyebabkan   instabilitas 

hemodinamik ibu harus dianggap sebagai perdarahan post partum.

PATOFISIOLOGI

Secara normal, setelah bayi lahir uterus akan mengecil secara mendadak dan akan berkontraksi untuk 

melahirkan   plasenta,   menghentikan   perdarahan   yang   terjadi   pada   bekas   insersi   plasenta   dengan 

menjepit   pembuluh  darah   (disebut   “living ligatures of the uterus”)   pada   tempat   tersebut.  Apabila 

mekanisme   ini   tidak   terjadi   atau   terdapat   sesuatu   yang  menghambat  mekanisme   ini   (adanya   sisa 

plasenta, adanya selaput plasenta yang tertinggal, adanya bekuan darah, dsb.) akan terjadi perdarahan 

akibat lumen pembuluh darah pada bekas insersi plasenta tidak tertutup atau tertutup tidak optimal. 

Perdarahan juga dpat terjadi akibat adanya robekan pada jalan lahir, dan gangguan pembekuan darah.

Page 49: BAB V inggga.docx

GEJALA KLINIS

Penyebab terjadinya perdarahan post partum, secara mudah adalah 4-T:

a)      Tonus        : atonia uteri, kandung kemih yang over distensi.

b)      Tissue        : retensi plasenta (sisa plasenta) dan bekuan darah.

c)      Trauma      : perlukaan pada vagina, serviks, atau uterus.

d)     Trombin    : gangguan pembekuan darah (bawaan atau didapat).

FAKTOR RISIKO

Faktor risiko untuk terjdinya perdarahan post partum adalah: kehamilan pertama kali, ibu gemuk, bayi 

besar,   kehamilan   kembar,   persalinan   lama   atau   persalinan   dengan   augmentasi,   dan   perdarahan 

antepartum. Paritas tinggi bukan faktor risiko yang kuat. Yang penting untuk diingat adalah: perdarahan 

post partum primer bahkan sering terjadi pada wanita risiko rendah, yang sering tidak diperkirakan.

PENGELOLAAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER

a)      Mintalah bantuan apabila menghadapi kejadian ini (perlu pendekatan multidisipliner). Pasanglah infus 

dengan   jarum   besar   (jika   belum   terpasang)   untuk   menjamin   sirkulasi   yang   adekuat   dan   untuk 

memudahkan memasukkan obat-obatan, sebelum sirkulasi menjadi kolaps.

b)      Lakukan pijat uterus (masase uterus) sampai berkontraksi baik. Banyak bukti yang mendukung bahwa 

“masase uterus” dapat mencegah terjadinya perdarahan post partum akibat atonia uterus.

c)      Identifikasi adanya laserasi jalan lahir dan lakukan perbaikan. Tempatkan jahitan pertama kali setidaknya 

1  cm di  atas  ujung  luka.  Lakukan pengamatan daerah yang akan dijahit  dengan adekuat,   jika perlu 

penjahitan dilakukan di kamar operasi.

d)     Lakukan eksplorasi rongga rahim untuk memastikan tidak adanya laserasi uterus dan menjamin tidak 

adanya sisa plasenta dan bekuan darah dalam rongga rahim.

e)      Ambilah   contoh   darah   untuk   pemeriksaan   darah   lengkap   dan   jumlah   trombosit,   golongan   darah, 

fibrinogen, produk-produk pemecahan fibrin, prothrombin time, dan partial prothrombin time.

f)       Berikan uterotonika:

Page 50: BAB V inggga.docx

1)      Oksitosin 20 – 80 UI dalam 1000 cc NaCl / RL secara drip. Pemberian 20 U oksitosin dalam 1000 ml 

NaCl / RL cukup efektif jika diberikan dengan secara drip dengan dosis 10 ml/ menit (20 mU oksitosin per 

menit) yang disertai dengan masase uterus yang efektif; dan atau

2)      Misoprostol 800 – 1000 ug (4 – 5 tablet) secara rektal. Misoprostol dapat diberikan sebagai alternatif 

pada persalinan pervaginam jika oksitosin tidak tersedia.

3)      Methil ergometrin 0,2 mg secara IM (jangan diberikan pada penderita darah tinggi) setiap 2 – 4 jam, dan 

atau

4)      Carboprost tromethamine (jika tersedia) 0,25 mg IM setiap 15 – 90 menit. Dosis maksimal 2 mg (jangan 

diberikan pada penderita asthma).

Pemberian misoprostol 800 ug secara rektal biasanya dipergunakan sebagai“obat lini pertama” untuk 

pengelolaan perdarahan post partum, oleh karena secara bermakna menurunkan risiko kemungkinan 

tetap adanya perdarahan setelah  intervensi.  Akan tetapi  tidak ada cukup bukti untuk menunjukkan 

bahwa  misoprostol   lebih   baik   dibanding   dengan   kombinasi   oksitosin   dan   ergometrin   saja   dalam 

pengelolaan   perdarahan   post   partum.  Juga   tidak   cukup   bukti   untuk  menentukan   kombinasi   obat 

terbaik, cara pemberian, dan dosis obat dalam pengelolaan perdarahan post partum.

g)      Pasang kateter menetap untuk memantau produksi urine.

h)      Jika dicurigai adanya retensi sisa plasenta, dapat dilakukan kuretase.

i)        Jika diperlukan dapat diberikan transfusi darah dan produk darah.

j)        Tetap monitor penderita, jangan ditinggalkan sendirian.

PENGELOLAAN PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER

Sampai   saat   ini   tidak   ada   informasi   penelitian   secara   RCTs   (randomised   controlled   trials)   untuk 

pengelolaan perdarahan post partum sekunder.

PADA KASUS TIDAK RESPONSIF TERHADAP OXYTOCIN

Perdarahan   yang   masih   tetap   berlangsung   setelah   pemberian   oksitosin   berulangkali,   mungkin 

disebabkan oleh adanya laserasi jalan lahir. Segera lakukan langkah-langkah yang berikut:

1)      Lakukan kompresi bimanual.

2)      Cari bantuan tenaga.

Page 51: BAB V inggga.docx

3)      Pasang infus jalur ke dua dengan jarum yang besar, sehingga drip oksitosin tetap dapat diberikan, dan 

dapat diberikan cairan lain/darah melalui infus yang ke dua. Oleh karenanya setiap pasien obstetri harus 

diketahui  golongan darahnya sebelum persalinan.  Pada kondisi   sangat  darurat,  golongan darah “O” 

dengan golongan “Rhesus Negatif” dapat diberikan.

4)      Lakukan ekplorasi rongga rahim kembali  untuk memastikan tidak adanya sisa plasenta, tidak adanya 

bekuan darah, dan laserasi uterus/robekan uterus.

5)      Lakukan eksplorasi   jalan   lahir  untuk memastikan tidak adanya robekan serviks  dan vagina.  Lakukan 

penjahitan secara benar jika ditemukan laserasi jalan lahir.

6)      Lakukan pemasangan kateter menetap untuk memantau produksi urine.

7)      Pada kasus yang tetap tidak memberikan respon terapi dengan langkah-langkah di atas, pertimbangkan 

untuk melakukan  intervensi  pembedahan.  Tindakan yang dapat  dilakukan:  mengikat  arteria  uterina, 

mengikat arteria iliaka interna, melakukan kompresi uterus dengan tehnik B-Lynch, penggunaan tampon 

uterus atau dengan mempergunakan Foley kateter 24F yang kemudian diisi dengan 60 – 80 NaCl (pada 

penderita   yang  menginginkan  fertilitasnya  dipertahankan).   Tindakan   tersebut  dapat  dikombinasikan 

sebelum memutuskan untuk melakukan histerektomi.

PENYULIT

Penyulit yang dapat terjadi pada perdarahan post partum adalah: syok hipovolemik, DIC, gagal ginjal, 

gagal hati, ARDS, dan kematian penderita.

Page 52: BAB V inggga.docx

Bendungan ASI dan Infeksi Payudara

PENDAHULUANMenyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui

bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI, seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula

peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sehingga pengetahuan lama yang

mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan, menyusui adalah suatu pengetahuan yang selama

berjuta-juta tahun mempunyai peranan yang penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Pada

masa nifas, masalah yang sering timbul antara lain kelainan putting, payudara bengkak, terjadinya

pembendungan ASI. Terjadinya masalah tersebut karena beberapa faktor antara lain kurangnya

perawatan payudara pada ibu menyusui. Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil

dan menyusui.

Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih

dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi

pembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang

memberikan ASI eksklusif pada anak mereka.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet,

kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan.

Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah melakukan perawatan payudara pada

kehamilan dan melakukan Helth Education melalui penyuluhan- penyuluhan pada ibu post partum hari ke

3-6 yang disertai demontrasi cara perawatan payudara setelah melahirkan dengan benar, serta

penyuluhan dan peragaan tentang perawatan payudara pada kunjungan masa nifas, dimana penyuluhan

tepat pada waktu ibu mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan

informasi keterpaduan menalar ilmiah dan sistematis. Upaya ini dapat meningkatkan kemampuan ibu

dalam perawatan payudara secara baik dan benar sebagai upaya preventif terhadap masalah menyusui

sehingga proses menyusui dapat berjalan dengan lancar dan merupakan upaya untuk meningkatkan

derajat kesehatan ibu dan bayi.

Page 53: BAB V inggga.docx

BENDUNGAN ASIPembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams). Pada versi lain bendungan air susu diartikan sebagai pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan (Sarwono, 2005:700).

Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meingkat. Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap. Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan fisiologis maupun bendungan ASI pada payudara adalah:

1.      Pada kepenuhan fisiologis: payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap. ASI biasanya mengalir dengan lancer dengan kadang-kadang menetes keluar secara spontan.

2.      Pada bendungan ASI: payudara yang tebendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan putting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.Gejala Bendungan ASI

  Payudara terlihat bengkak  Payudara terasa keras  Payudara terasa panas  Terdapat nyeri tekan

Penyebab terjadinya bendungan ASI1.      Faktor frekuensi menyusui

Bahwa insiden bendungan payudara dapat dikurangi hingga setengahnya bila bayi disusui tanpa batas. Sejumlah penelitian lainnya mengamati bahwa bila waktu untuk menyusui dijadwal lebih sering terjadi bendungan yang sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan laktasi(WHO, 2003). Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan ASI selanjutnya.

2.      Faktor isapan bayi yang tidak aktifPentingnya isapan bayi yang baik pada payudara untuk mengeluarkan ASI yang efektif.Isapan yang buruk sebagai penyebab pengeluaran ASI yang tidak efisien saat ini dianggap sebagai faktor predisposisi utama mastitis. Selain itu, nyeri putting susu akan menyebabkan ibu menghindar untuk menyusui pada payudara yang sakit dan karena itulah terbentuknya statis ASI dan bendungan ASI (WHO).

3.      Faktor posisi menyusui yang tidak benarTeknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat menyusu. Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI. Selain itu, banyak ibu merasa lebih mudah untuk menyusui bayinya pada satu sisi payudara dibandingkan dengan payudara yang lain (WHO).Teknik menyusui yang benar adalah sebagai berikut:

Page 54: BAB V inggga.docx

a.  Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.

Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. Bayi diletakkan

menghadap perut atau payudaraibu

b.  Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (kaki ibu

tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi

c.    Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan) 

 

a.       Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan

b.      Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payyudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)

c.       Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurusd.      Ibu menatap bayi dengan kasih sayinge.       Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan

putting susu atau areolanya saja.1.      Produksi ASI yang meningkat

Apabila ASI berlebihan, sampai keluar memancar maka sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu untuk menghindari bayi tersedak dan menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI saat ibu sakit dan tidak dapat langsung menyusui bayinya.

2.      Pengosongan mamae yang tidak sempurnaBila tidak dikeluarkan saat ASI terbentuk, maka volume ASI dalam payudara akan melebihi kapasitas alveoli untuk penyimpanannya sehingga bila situasi ini tidak di atasi, maka akan menyebabkan bendungan dan mastitis dalam waktu singkat, dan mempengaruhi kelanjutan produksi ASI dalam jangka panjang (WHO).

3.      Pakaian yang ketatBH yang ketat juga bisa menyebabkan segmental engorgement. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

4.      Putting susu terbenamPutting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.

5.      Putting susu terlalu panjangPuting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.Dampak Bendungan ASIStatis pada pembuluh limfe akan mengakibatkan tekanan intraduktal yang akan mempengaruhi berbagai

segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat, akibatnya payudara sering

terasa penuh, tegang, dan nyeri (WHO), walaupun tidak disertai dengan demam. Terlihat kalang

payudara lebih lebar sehingga sukar dihisap oleh bayi. Bendungan ASI yang tidak disusukan secara

adekuat akhinya terjadi mastitis.

Penanganan1.      Jika ibu menyusui

Page 55: BAB V inggga.docx

a. Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras

b.  Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif

c.   Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut

d.    Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu

e.     Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusuif.       Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.2.      Jika ibu tidak menyusuia.       Gunakan BH yang menopangb.      Kompres dingin pada payudara utuk mengurangi bengkak dan nyeric.       Berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jamd.      Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudarae.       Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya

Terapi dan pengobatan (Prawirohardjo, 2005): Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya 

Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care

Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres air dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri

Gunakan BH yang menopang payudara

Berikan paracetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas

Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol 1 mg atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.

INFEKSI PAYUDARA

Infeksi payudara adalah infeksi yang terjadi pada jaringan payudara. Infeksi payudara merupakan keluhan yang jarang dijumpai diklinik dan lebih banyak terjadi pada wanita menyusui. Penyebab infeki payudara pada umumnya disebabkan karena bakteriStaphylococcus aureus yang secara normal ditemukan dipermukaan kulit. Bakteri ini masuk kedalam tubuh karena adanya luka lecet, terutama pada putting payudara. Infeksi payudara paling sering ditemukan pada ibu yang

Page 56: BAB V inggga.docx

menyusui namun tidak menyusui pun dapat terkena infeksi payudara. Infeksi payudara pada wanita yang tidak menyusui berasal dari bakteri TBC bakteri sifilis dan bakteri lainnya yang tidak diketahui.

 Infeksi payudara terjadi pada jaringan lemak payudara sehingga menyebabkan pembengkakan. Selain itu pembengkakan akan menekan saluran susu sehingga menyebabkan nyeri dan penyumbatan pada infeksi payudara Penyebab lain dari infeksi payudara yakni payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat, BH yang terlalu ketat, asupan gizi kurang dan istirahat tidak cukup (kurang).  

 Gejala Infeksi Payudara

1.      Pembesaran payudara hanya pada satu sisi

2.      Nyeri dan bengkak pada payudara yang terkena infeksi

3.      Demam, mual dan muntah. Semua gejala infeksi payudara hampir disertai dengan demam,

4.    Keluar cairan dari putting payudara yang dapat berupa bening hingga pus (nanah)

5.    Bengkak, nyeri terasa panas dan kemerahan pada payudara yang terkena infeksi

6.   Pembesaran jaringan limfe ketiak jika infeksi telah menyebar keluar dari payudara

Diagnosis Infeksi Payudara

            Umumnya diagnosa infeksi payudara sangatlah mudah yaitu dengan adanya gejala-gejala di atas

disertai dengan pemeriksaan fisik pada payudara yang mengalami infeksi, seorang dokter sudah bisa

mendiagnosa infeksi payudara. Adapun pemeriksaa pelengkap untuk mendiagnosa infeksi payudara

adalah dengan kultur bakteri untuk mengetahui jenis bakterinya dan biopsi untuk mengambilcontoh

jaringan payudara yang mengalami infeksi dan sudah mengalami abses. Pemeriksaan lainnya adalah

dengan mammografi.

Penanganan Infeksi Payudara

            Pengobatan infeksi payudara biasanya menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik ini harus

berdasarkan petunjuk dan resep dokter, dengan antibiotik biasanya sangat efktif dalam mengobati infeksi

payudara. Dianjurkan untuk tetap menyusui selama pngobatan dengan antibiotik atau memompa ASI

untuk mengurangi kadar antibiotik dalam ASI yang ditelan oleh bayi. Selain dengan menggunakan

antibiotik, pengobatan juga dilakukan dengan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit,

4 kali/hari. Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan

untuk berhenti menyusui. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya

acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya. Sedangkan

yang terakhir anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

Komplikasi Infeksi Payudara

            Jika infeksi payudara sangat berat maka kemungkinan dapat terjadi abses. Jika telah terjadi

abses maka pengobatannya adalah dengan melakukan drainase yaitu pembersihan dan pengaliran

cairan dan nanah pada payudara yang mengalami abses.

Pencegahan Infeksi Payudara

Untuk mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:

  Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan

  Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara

memompanya

Page 57: BAB V inggga.docx

  Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka putting susu

  Minum banyak cairan

  Menjaga kebersihan putting susu

  Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui. 

MASTITIS

Mastitis berasal dari bahasa Yunani yaitu Matos yang berarti infeksi dan Itis berarti radang. Biasanya penyakit ini berlangsung secara akut, sub akut maupun kronis. Mastitis ditandai dengan peningkatan jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri.Hal tersebut diatas menyebabkan penurunan produksi susu. Perubahan fisis (susu) biasanya meliputi perubahan warna, bau, rasa, dan konsistensi.

Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di

dalam payudara). Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering

terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi,

sehingga disebut juga mastitis laktasional puerperalis. Kuman yang paling banyak menyebabkan mastitis

adalah Staphylococcus aureus. Dua penyebab utama dari mastitis adalah stasis (terhenti) ASI dan

infeksi. Penyebab mastitis ini dibagi menjadi 2 yaitu mastitis infeksius dan non-infeksius. Mastitis

infeksius adalah mastitis yang terjadi karena adanya kuman masuk lewat mulut bayi atau hidung saat

bayi menyusu. Mastitis non-infeksius adalah mastitis karena terhentinya (statis) ASI atau karena teknik

menyusui yang salah.

Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan

merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila

ibu mengalami mastitis infeksius. 

 

Patofisiologi Mastitis

Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-3 hari.

Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi prolaktin waktu hamil dan sangat di pengaruhi oleh

estrogen, tidak dikeluarkan lagi dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan

alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkan dibutuhkan refleks

yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-

kelenjar tersebut. Refleks ini timbul bila bayi menyusui.

Apabila bayi tidak menyusu dengan baik atau jika payudara tidak dikosongkan dengan

sempurna, maka ASI akan tertimbun pada ductus lactiferous. Penimbunan ASI pada ductus lactiferous di

payudara menyebabkan bengkak dan keras, sehingga terdapat sensasi nyeri pada

ibu. Kuman (Staphylococcus aureus) ini menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Dari tingkat radang ini

akan cepat menjadi abses, karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi edematous, air susu

terbendung, dan air susu yang terbendung itu segera bercampur dengan nanah. Gejala dari abses ini,

biasanya ibu akan merasakan nyeri yang sangat, kulit di atas abses mengkilap dan terjadi peningkatan

suhu (390 – 400C).

Etiologi Mastitis

Page 58: BAB V inggga.docx

      Organisme penyebab utama adalah Streptococcus aureus

      Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis

      Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jika tidak disusukan bisa terjadi mastitis

      Putting susu yang lecet atau terluka akan memudahkan masuknya kuman menjalar ke duktus-duktus dan

sinus sehingga menyebabkan terjadinya mastitis

      Ibu dengan asupan gizi yang kurang, isirahat yang kurang dan anemia, akan mempermudah terjadinya

infeksi.

      Personal hygiene yang kurang pada putting payudara

Tingkatan Mastitis1.      Tingkat awal peradangan

Pada peradangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat,hal ini dapat dikurangi dengan menyokong payudara menggunakan kain segi tiga, supaya tidak menggantung yang memberikan rasa nyeri dan disamping iu memberi antibiotika untuk mengurangi terjadinya infeksi. Peneliti mengemukakan bahwa Stafilococcus aureus yang dibiakkan 93 % resisten terhadap penisilin dan 55 % terhadap streptomisin, akan tetapi hampir tidak resisten terhadap linksin dan oksasilin. Dianjurkan pemakaian linkosin secukupnya selama 7 sampai 10 hari dan kalau ternyata alergi terhadap obat-obatan ini,diberi tetrasiklin.

2.      Tingkat absesHampir selalu orang datang sudah dalam tingkat abses. Dari tingkat radang ke abses berlansung sangat cepat karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi edematous, air susu terbendung dan air susu yang terbendung itu segera bercampur dengan nanah.Penatalaksanaan

      Menyusui tetap diteruskan, bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin

agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal.

      Menyokong payudara dan kompres lokal, berilah kompres panas bila menggunakan sower/ lap basah

pada payudara yang terkena.

      Ubah posisi menyusui dari waktu kewaktu yaitu dengan posisi tiduran, duduk/ posisi memegang bola (foot

ball position)

      Pakailah baju dan bra yang longgar

      Istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi

      Perbanyak minum  2 liter/hari

      Dengan cara-cara diatas biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam, jarang sekali terjadi

abses, tetapi apabila dengan cara-cara tersebut tidak ada perbaikan setelah 12 jam maka diberikan

antibiotika selama 5-10 hari dan analgesic.

      Berikan kloksasin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari, bila diberikan sebelum terbentuknya abses

biasanya keluhan akan berkurang

      Ibu harus didorong menyusui bayinya walaupun ada pus

      Follow up selama 3 hari setelah pemberian pengobatan

      Pada payudara yang terdapat masa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan diperlukan

konsultasi pada ahli, karena membutuhkan anestesi dan insisi radial, insisi dilakukan dari tengah dekat

pinggir areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI, kantung pus dipecahkan dengan tissue

forceps atau jari tangan, pasang tampon dan drain, tampon dan drain diangkat setelah 24 jam

Pencegahan Mastitis

Page 59: BAB V inggga.docx

Mastitis dapat dihindari dengan istirahat yang cukup pada ibu post partum dan secara teratur

menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak. Menggunakan bra yang sesuaidengan ukuran

payudara. Serta usahakan untuk selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan

dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui. Hampir semua kasus mastitis akut dapat

dihindari melalui upaya menyusui dengan benar. Kebersihan harus dipraktekkan oleh semua yang

berkontak dengan bayi baru lahir dan ibu baru, juga mengurangi insiden mastitis. Tindakan pencegahan

termasuk usaha yang cermat untuk menghindari kontaminasi tersebut dengan menyingkirkan individual

yang diketahui atau dicuigai sebagai karir dari tempat perawatan. Mencuci tangan dengan baik adalah

penting untuk mencegh terjadinya infeksi.

Cara mengatasi radang payudara1. Istirahat. Istirahat akan menghilangkan rasa stress dan meningkatkan kekebalan tubuh kembali

2. Kompres payudara secara bergantan dengan kompres hangat dan dingin. Kompres dingin dapat menghilangkan rasa nyeri pada payudara dan kompres hangat dapat mengurangi peradangan.

3. Pijat daerah yang sakit. Pemijatan dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi penyumbatan payudara serta membantu faktor imunitas dipayudara. Pijat payudara sambil mandi air hangat atau berendam dalam air hangat 

4. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang, sebab menghentikan menysui dapat

menyebabkan infeksi kuman pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses

5. Susuilah lebih sering pada payudara yang meradang Susuilah payudara yang meradang sampai

kosong karena apabila ada yang tersisa akan lebih rentan terhadap infeki, sebaiknya harus segera

menyusui bayi. Bila bayi menolak menyusu maka keluarkan dengan tangan atau dipompa. Mulailah

menyusui dengan payudara yang sehat setelah itu baru ganti pada payudara yang sakit. Cara ini akan

mengurangi nyeri saat menyusui 

6. Apabila bayi anda menolak menyusu pada payudara yang meradang hal ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi menolak mulailah menyusui dari payudara yang sehat baru selanjutnya ke payudara yang meradang apabila peradangan terus berlanjut maka segeralah periksa ke dokter

Page 60: BAB V inggga.docx

Rabu, 24 April 2013

penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan

Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan

            Penyakit TB paru pada masa kehamilan dan persalinan.            Diagnosis kadang-kadang trutama dalam tidak mudah kerena ibu hamil tampak sehat, terutama dalam proses penyakit tenang.Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap cepatnya perjalanan penyakit TB paru, banyak penderita tidak pernah mengeluhsama sekali(ilmu kebidanan dan sinopsis obstetri patologis fisiologis).            Keluhan yang sering ditemukan: batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, kadang-kadang ada batuk menahun dan berdarah, sakit didada, keringat dingin dimalam hari.            Pada pemeriksaan fisik mungkin didapat adanya romkhibasal, dan kelainan bunyi pernafasan (kapita salekta kedokteran dan ilmu kebidanan)            Pada penderita yang dicurigaii TBC paru sebaiknya dilakukan pemeriksaan tuberculosa kulit dengan P pada (Purited Protein Device) bila hasilnya positif di teruskan dengan pemeriksaan foto dada/rontgen paru-paru. Perlu di perhatikan dan dilindungi:janin dari pengaruh sinar x, pada penderita dengan TBC aktif perlu dilakukan pemeriksaan sputum, untuk membuet diagnosis secara pasti, untuk tes kepekaan.

Page 61: BAB V inggga.docx

Penanganan TB paru pada kehamilan

            Ibu hamil dengan prioses aktif, hendaknya jangan di campurkan pada wanita hamil lainnya pada pemeriksaan ANC.Untuk diagnosis pasti dan pengobatan selau bekerja sama dengan ahli paru-paru.Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk parah sebaiknya dirawat di RS dalam kamar isolasi, gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur.

Penangan TB paru pada persalinan                       Bila proses tenang, persalinan akan berjalan seperti biasa dan tidak perlu tindakan apa-apa, bila proses aktif kala 1 dan II, diusahakan sesering mungkin pada kala 1 ibu hamil diberi obat0obat penenang dan analgetika dosis rendah.Kala II dipendek dengan ekserasi vacum atau forceps. Bila ada indikasi obstetrik untuk secio sesaria, hal ini akan dilakukan dengan ahli anastesi untuk memperoleh mana nastesi yang baik.

Penggunaan obat Anti Tuberculosis

            Pada keadaan khusus, (adanya oenyakit penyerta, kehamilan, menyusui) pemberian pengobatan dapat di modifikasi sesuai dengan kondisi khusus tersebut (Depkes.2003) misalnya:

        Wanita hamilPrinsip pengobatan pada wanita hamil tidak berbeda dengan orang

dewasa, semua jenis obat aman untuk wanita hamil kecuali streptomycin karena bersifat permanen otoxic dan dapat menembus barier yang akan mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang di lahirkan.

        Ibu menyusuiPada prinsipnya pengobatan TB paru tidak berbeda dengan pengobatan

pada umumnya. Semua jenis obat aman untuk ibu menyusui.Obat TB yang relatif aman digunakan ibu hamil adalah Ethambutol,

isonizid, dan rifamisin, yang digunakan selama 9 bulan.Infeksi saluran kencing dan ginjal

Infeksin saluran kencing meruakan komplikasi medik utama pada wanita hamil.

Page 62: BAB V inggga.docx

Sekitar 15% wanita mngalami 1 kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya.            Gagal ginjal akut adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat sebelumnya, atau tanpa uliguria dan berakibat azotemia progresif disertai kenaikan ureum dan kreatinindarah.

Etiologi

            Penurunan volume vaskular, kehilangan darah atau plasma karena pendarahan, lika bakar, kehilangan cairan ekstraseluler karena muntah.

Faktor penyebab

            Infeksii traktus urinarus, merupakn penyakit ginjal utama pada kehamilan dan disertai dengan resiko berat badan lahir randah, kematin bayi dalam kandungan , dan kelahiran prematur.Infeksi traktus urinarus yang sering ditemukan pada kehamilan:bakteriuria asimtomatic.

Penanganan

Pengobatan konservatif terdiri dari minum yang cukup, pengaturn diet protein, pengendalian hipertensi , menghindar instrumentasi yang tidak amat perlu, mencegah kehamilan pada peserta yang beresiko tinggi.Peranan istirahat.            Istirahat mutlak di tempat tidur terutama untuk penderita berat anasarka sangat penting.Istirahat ini untuk mengurangi proteinuri ortostatistik.Diet            Diet kaya protein (3 gr/kg berat badan) terutama protein hewani yang mempunyai nilai biologis tinggi. Pantang garam natrium dapat mengurangi sembab.Infus albumin            Indikasi infus albumin miskin garam bila

a)     Pasien dengan penurunan faal ginjal akibat oligurib)    Hipotensi postural. Infus albumin ini dapat dibarikan 2 kali seminggu.

Pengaturan kebutuhan cairan dan keseimbangaan elektrolit (sesuai intruksi dokter dan di lakukan di rumah sakit).

Penyakit jantung

Page 63: BAB V inggga.docx

            Penyakit jantung memang banyak menyerang siapa saja dengan usia tidak tentu, ironisnya ibu yang sedang mendapatkan kehamilan dapat terkena penyakit jantung.Menurut data sistemik jumlah ibu berpenyakit jantung yang mendapatkan kehamilanberkisar 1-4% penyakit jantung yang paling banyak dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenakan penyakit hipertensi, anemia.            Kelainan yang sering menyebabkan kematian ibu adalah anemia, paru-paru akut, pada penyakit jantung terdapat 4 klasifikasi.Kelas 1 sebanyak 0,17%, kelas II 0,28% , kelas III 5,52% kelas yang palin banyak kematian pada kelas III dan IV.

Defenisi

Jantung adalah sebuah pompa dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah.

Etiologi

Penyakit jantung disebabkan oleh kelainan jantung konginetal & penyakit otot jantung, penyakit jantung pada wanita hamil masih merupakan sebab kematian baru diketahui  seperti:sesak nafas, sianosis, kelainan nadi., oedema.

Penyakit jantung pada wanita hamil bisa mempengaruhi janin. Janin yang kemungkinan dilahirkan:prematur, penyakit jantung berat pada pada wanita hamil tiba-tiba memburuk janin bisa mati, bayi lahir dengan apgar rendah.

Patogenesis pada wanita hamil dengan penyakit jantung pada berat penyakit yang diderita menurut klasifikasinya fungsional umur penderita penyakit lain yang tidak berasal dari jantung.

Manifestasi klinikPenyakit jantung yang dialami ibu hamil suatu penyakit yang didahului

oleh kuman steptokus hemolitikus yang umumnya menyerang oroparing, hesoparing kulit, kurang lebih 2 minggu setelah ada infeksi di oroparing dan nasoparing dapat timbul demam rematik.

PenangananPenanganan dalam kehamilan:memberikan penjelasan pada ibu hamil

untuk melakukan pengawasan antenatal yang teratur sesuai dengan jadwal yang di tentukan. Wanita hamil dengan penyakit jantung harus cukup istirahat,  

Page 64: BAB V inggga.docx

Diet rendah garam, dirawat 1-2 minggu sebelum taksiran persalinan.Penanganan dalam persalinan:baringkan ibu dengan posisi miring kekiri untuk menjamin aliran darah ke uterus, oksitosin bila perlu dan berikan konsentrasi tinggi dengan tetesan rendah  dan  pengawasan keseimbangan cairan, persalinan pervaginam dengan mempercepat kala II, sedapat mungkin hindari mengedan , jika perlu lakukan episiotomi di akhir persalinan dengan eksrasi vakum.

Penyakit asma

Defenisi            Asma merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyampitan jalan nafas.            Pada kasus kehamilan disertai penyakit asma bronkiale memerlukan ANC yang lebih intensif dengan kolaborasi bersama dokter spesialis.Penjelasan mengenai penyakit asma, bagi pasien sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan ibu dan bayinya.Pemberian asuhan kebidanan sendiri di sesuaikan dengan tingkatan penyakit asma yang di deritanya.

Prinsip dasar asuhan kebidanan pada ibu hamil disertai penyakit asma, pastikan jenis asma yang dideritanya dan tentukan asuhan kebidanan sesuai dengan tingkatan asma klien, sarankan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis secara rutin, perhatikan dalam pemberian obat, beri dukungan emosional pada ibu.            Prinsip dasar asuhan kebidanan pada ibu bersalin disertai penyakit asma bronkiale:pada dasarnya pasien yang memiliki penyakit asma dapat melahirkan pervaginam, kolaborasikan dengan dokter spesialis, tentukan jenis asma yang dideritanya, pantau kondisi kesejahteraan ibu dan janin lebih intensif.

Penyakit Diabetes Melitus

            Diabetes melitus adalah penyakitkelainan metabolisme dimana tubuh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikantingkat gula dalam darahnya. Namun diabetes ini bersifat semantara. Artinya bisa nilang setelah persalinan, meski bisa juga menjadi parah bila tak terdeteksi.Gejala umum

Page 65: BAB V inggga.docx

            Sering kencing pada malam hari,(polyguria), selalu merasa haus(polydipsia), selalu merasa lapar.Komplikasi dalam kehamilanBaik diabetes selama kehamilan maupun sejak sebalum hamil (pregestational diabetic) berdampak pada kelahiran bayi diatas 4.000 gram (giant baby atau bayi besar). Selain itu bayi juga bisa mreninggal di kandungan terutama kerap terjadi di usia kehamilan 34-36 minggu. Juga menimbulkan  cacat multipel organ pada bayi, seperti tak ada tempurung kepala, tak tertutupnya sumsum tulang belakang, tak ada lubang dubur, kelainan jantung, ginjal, dan saraf. Koplikasipun bisa terjadi hidramnion, cairan ketuban yang banyak atau kelainan ginjal.

Abortus & partus prematurus, PE, hydramnion, kelainan letak janinPenyulit dalam persalinanLoncat ke konten utama

            Saat persalinan bisa terjadi distosia (persalinan macet), rasa mulasnya bagus tapi pembukaannya tak maju-maju dan kepala bayi pun tak turun. Yak jarang pula, ibu juga muntah hingga terjadi penurunan kadar gula darah. Akibatnya si ibu tak punya tenaga untuk mengedan. Masalah lain, rahim tak berkontraksi dengan baik atau setelah plasentanya keluar, rahim tak bisa mengecilPenangan

Bagi pengidap diabetes sebelum hamil dan selama ini rutin mengkonsumsi obat, beritahu ibu supaya berhenti minum obat oral dan di ganti dengan suntikan. Soalnya sebagian besar obat-obatan oral tersebutbersifat teratogenik yang bisa menimbulkan kelainan pada pertumbuhan janin.

Diet berat badan rata-rata pada ibu hamil adalah 1200-1800 kal/hari, terutama trimester I, insulin dikurangi karena emesis. Trimester II & III, insulin ditambah karena makan mulai bertambah, persalina