Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

download Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

of 19

Transcript of Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    1/19

    5-1

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Deskripsi Data

    Proses pengolahan pada PT. Kalimantan Prima Persada Site Rantau Pit

    BRE (Gambar 5.1) dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan batubara

    sebagai bahan bakar PLTU, diolah menjadi briket batubara dan sebagainya.

    Ukuran produk saat ini adalah -80 mm dan 80 mm.

    5.1.1 Lokasi pengolahan batubara

    Lokasi penelitian adalah di crushing plant PT. Kalimantan Prima Persada

    (KPP) Site Rantau Pit BRE terletak di Desa Sabah Kecamatan Bungur

    Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, layout crushing plant CR 01 dapat dilihat

    pada gambar 5.2.

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.1Crushing plant PT. Kalimantan Prima Persada Site Rantau Pit BRE

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    2/19

    5-2

    Gambar 5.2Layout Crushing plant PT. Kalimantan Prima Persada Site Rantau Pit BRE

    5.1.2 Peralatan yang digunakan pada crushing plant PT. KPP site BRE

    Kegiatan pengumpanan dilakukan dengan menggunakan satu unit

    Komatsu wheel loader tipe WA 600-R (WA 600) dengan spesifikasi sebagai

    berikut:

    Kapasitas bucket:

    Kapasitas munjung : 7 m3

    Kapasitas peres : 5,8 m3

    Lebar bucket : 3,685 m

    Berat bucket : 5245 kg

    Panjang keseluruhan : 12,055 m

    Tinggi keseluruhan : 7,995 m

    Not scale

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    3/19

    5-3

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.3Wheel loaderKomatsu Tipe WA 600-R (WA 600)

    Rangkaian unit yang digunakan pada proses pengolahan pada crushing plant

    adalah sebagai berikut:

    a. Hopper.

    Hoppermerupakan tempat untuk menampung batubara yang diumpankan

    atau digusur oleh WA 600 dari rom. Dengan ukuran bukaan net grizzlyadalah 60

    x 60 cm. Batubara yang tidak dapat melewati bukaan lebar grizzly(ukuran grizzly

    5,4 m x 4,2 m) harus dihancurkan terlebih dahulu dengan cara dipecahkan oleh

    WA 600.

    Spesifikasi: - Panjang atas : 5,4 m

    - Lebar atas : 4,2 m

    - Panjang bawah : 2,75 m

    - Lebar bawah : 1,75 m

    - Tinggi atas : 3 m

    - Tinggi bawah : 0,7 m

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    4/19

    5-4

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.4Grizzlydan Hopper

    b. Chain feeder.

    Pengumpan yang digunakan di crushing plant PT. KPP Site Rantau Pit BRE

    adalah chain feeder dengan lembaran plat baja sebagai pembawa material

    menuju ke breaker(primary crusher).

    Spesifikasi: - Panjang chain : 12,4 meter

    - Lebar plat : 1,2 meter - Rpm motor : 980

    - Ratio gear box : 1/57

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.5Chain feeder

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    5/19

    5-5

    c. Breaker.

    Breakerberfungsi sebagaiprimary crusher, yaitu tahap pertama dalam proses

    peremukan batubara. Breakeryang digunakan pada crushing plant PT. KPP Site

    Rantau Pit BRE adalah single roll crusher. Ukuran maksimum produk pada

    breakeradalah 80 mm.

    Spesifikasi: - Lebar breaker : 1750 mm

    - Diameter : 600 mm

    - Rpm motor : 1480 rpm

    - Ratio Gear box: 1/25 rpm

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.6Breaker(Primary Crusher)

    d. Belt conveyor.

    Belt conveyor adalah alat yang berperan sebagai pengangkut material,

    terbuat dari bahan karet. Terdapat 3 belt conveyordi crushing plant BRE, yaitu:

    Belt conveyor1 (BC 1), yaitu beltyang berfungsi untuk membawa produk

    batubara hasil dari breaker(primary crushing) menuju vibrating screen.

    Spesifikasi: - Power rating : 55 kw

    Kapasitas : 600 ton per jam

    Rpm Motor : 1480 rpm

    Ratio gear box : 1/16

    Panjang : 123 m

    Lebar : 1000 mm

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    6/19

    5-6

    Tebal : 10 mm/ 4 ply

    Tahun perakitan : 2000

    Belt conveyor 2 (BC 2), yaitu belt yang berfungsi untuk membawa

    batubara hasil screeningyang berukuran - 80 mm menuju tempat produk.

    Spesifikasi: - Power rating : 22 kw

    Kapasitas : 578 ton per jam

    Rpm Motor : 1480 rpm

    Ratio gear box : 1/16

    Panjang : 66 m

    Lebar : 1000 mm

    Tebal : 10 mm/ 4 ply

    Tahun perakitan : 2000

    Belt conveyor 3 (BC 3), yaitu belt yang berfungsi untuk membawa

    batubara hasil secondary crusher(double roll crusher) menuju ke tempat

    produk melalui triper.

    Spesifikasi: - Power rating : 45 kw

    Kapasitas : 535 ton per jam

    Rpm motor : 1480 rpm

    Ratio gear box : 1/16

    Pajang : 225 m

    Lebar : 1000 mm

    Tebal : 10 mm/ 4 ply

    Tahun Perakitan : 2000

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    7/19

    5-7

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.7Belt conveyor(BC); BC 1; b) BC 2; c) BC 3

    e. Vibrating screen.

    Vibrating Screen adalah alat yang dipasangi net berukuran 80 x 80 cm, alat

    ini berfungsi untuk memisahkan batubara antara batubara oversize

    (+80 mm) dan batubara undersize (-80 mm). Alat ini dilengkapi dengan pegas

    sehingga screen-nya dapat digerakkan untuk menjatuhkan batubara yang

    lengket pada alat atau pada dinding screen.

    Spesifikasi: - Power rating : 37 kw

    Kapasitas : 600 ton per jam

    Rpm motor : 784,4 rpm

    Panjang : 7,2 m

    Lebar : 2,6 m

    Tinggi : 4, 733 m

    a b c

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    8/19

    5-8

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.8Vibrating screen

    f. Double roll crusher.

    Double Roll Crusher berfungsi sebagai secondary crusher, yaitu untukmereduksi kembali ukuran batubara oversize dari vibrating screen menjadi

    berukuran 80 mm. Alat ini terdiri dari 2 buah roll baja dan masing-masing

    berputar pada as (poros) sendiri-sendiri. Roll ini hanya satu saja yang berputar

    dan yang lainnya diam, namun karena adanya material yang masuk dan

    pengaruh roll lainnya maka roll ini ikut berputar pula. Putaran masing-masing roll

    tersebut berlawanan arahnya sehingga material yang ada di atas roll akan terjepit

    dan hancur.

    Spesifikasi: - Rpm motor : 1480 rpmRatio gear box : 1/16 rpm

    Diameter drum : 800 mm

    Panjang drum : 2000 mm

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    9/19

    5-9

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.9

    Double roll crusher

    g. Tripper.

    Tripperadalah alat yang berfungsi sebagai pencurah batubara ke stockpile

    produk. Alat ini dapat digerakkan maju dan mundur apabila tumpukan batubara di

    bawahnya sudah terisi penuh.

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.10Tripper

    5.1.3 Target produksi crushing plant

    Target produksi crushing plant Site Rantau Pit BRE pada tahun 2010 dan

    2011 ditampilkan pada tabel 5.1.

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    10/19

    5-10

    Tabel 5.1Target Produksi Crushing plant (ton)

    Bulan 2010 2011

    Januari 62.000 205.800

    Februari 62.000 202.655

    Maret 62.000 205.800

    April 62.000 269.486

    Mei 62.000 286.911

    Juni 62.000 277.793

    Juli 124.800 284.285

    Agustus 124.800 264.605

    September 124.800 264.600

    Oktober 124.800 287.816

    November 170.000 269.247

    Desember 200.000 254.800

    Total 1.241.200 3.073.798

    Sumber: Departemen Produksi PT. KPP Tahun 2010

    5.1.4 Produksi aktual crushing plant

    Tabel 5.2Produksi Crushing Plant Tahun 2010 (ton)

    Bulan Produksi

    Januari 85.670

    Februari 93.353

    Maret 121.583

    April 150.200

    Mei 114.456

    Juni 102.422

    Juli 106.793

    Agustus 126.235

    September 103.658

    Oktober 124.425

    November ***

    Desember ***

    Total 1.128.795

    Rata-rata 112.880

    Sumber: Departemen Produksi PT. KPP Tahun 2010

    Tanda *** = masa perbaikan

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    11/19

    5-11

    5.2 Pengolahan Data

    5.2.1 Kondisi aktual di lapangan

    Berdasarkan pengambilan data dan pengamatan yang telah dilakukan di

    lapangan, berikut adalah kondisi rom serta kapasitas teoritis rangkaian unit

    crushing plant.

    a. Kondisi rom

    Rom yang terdapat pada crushing plant PT. KPP Pit BRE berkapasitas

    44.897,98 ton. Terdapat material boulderyang bisa mengganggu kerja crushing

    plant foto material boulderdapat dilihat pada lampiran A.

    b. Kapasitas teoritis rangkaian unit crushing plant

    1) Pengumpan (WA 600)

    Pengumpanan material secara teoritis dilakukan oleh 1 unit WA 600 dengan

    cycle time rata-rata 0,47 menit, dimana kapasitas per siklusnya adalah 5,68 m3,

    dan produktivitasnya adalah 573,75 ton per jam (Lampiran B-1).

    2) Hopper

    Hopper yang digunakan pada crushing plant PT. KPP Site BRE dengan

    volume 41,30 m3 (Lampiran B-5).

    3) Chain

    feeder

    Kapasitas teoritis chain feeder sebesar 914,02 ton per jam perhitungan

    dapat dilihat pada (Lampiran B-6).

    4) Breaker(primary crusher)

    Kapasitas breaker secara teoritis adalah sebesar 605,17 ton per jam,

    perhitungan dapat dilihat pada (Lampiran B-7).

    5) Belt conveyor1

    Kapasitas belt conveyor 1 secara teoritis adalah 1173,51 ton per jam

    (lampiran B-7).

    6) Belt conveyor2

    Kapasitas belt conveyor 2 secara teoritis adalah 1190,75 ton per jam

    (lampiran B-9).

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    12/19

    5-12

    7) Double roll crusher (secondary crusher)

    Kapasitas double roll crusher secara teoritis adalah sebesar 799,84 ton per

    jam, perhitungan dapat dilihat pada (Lampiran B-9).

    8) Belt

    conveyor3

    Kapasitas belt conveyor 3 secara teoritis adalah 1600,07 ton per jam

    (lampiran B-10).

    Sumber: Pengamatan dan pengolahan data, 2011 (Lampiran B)

    Gambar 5.11Kapasitas Teoritis Rangkaian Unit Crushing plant Sebelum Perbaikan

    5.2.2 Evaluasi ketercapaian produksi crushing plant tahun 2010

    Diperlukan pengamatan dan pengambilan sampel untuk mengetahui

    produktivitas aktual rangkaian unit sebagai parameter ketercapaian produksi

    crushing plant tahun 2010. Berikut adalah produktivitas rangkaian unit crushing

    plant:

    a. Breaker(primary crusher).

    Untuk mengetahui produktivitas breaker dilakukan pendekatan

    menggunakan metode stopped belt samplingpada belt conveyor1.

    b. Belt conveyor1.

    Produktivitas belt conveyor 1 diperoleh dengan metode stopped belt

    sampling sesuai SOP dari PT. KPP Site Rantau Pit BRE (lampiran C). Dari

    metode ini, diperoleh produktivitas belt conveyor 1 adalah 570,46 ton per jam

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    13/19

    5-13

    (Lampiran D-1). Selain dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode

    stopped belt sampling, dilakukan juga pengukuran produktivitas oleh departemen

    engineeringhasilnya sebesar 571,95 ton per jam (lampiran E)

    c. Belt conveyor2.

    Produktivitas belt conveyor2 adalah sebesar 346,21 ton per jam, (Lampiran

    D-2).

    d. Double roll crusher (secondary crusher).

    Untuk mengetahui Produktivitas breaker dilakukan pendekatan

    menggunakan metode stopped belt samplingpada belt conveyor3.

    e. Belt conveyor3.

    Adapun pengukuran produktivitas belt conveyor 3 yaitu dengan metode

    stopped belt sampling, dan diperoleh produktivitasnya sebesar 223,87 ton per

    jam (Lampiran D-2).

    Tabel 5.3Produktivitas Rangkaian Unit Crushing plant Sebelum Perbaikan

    Unit Produktivitas (ton per jam)

    Breaker 570,46

    Belt conveyor1 570,46Belt conveyor2 346,21

    Double roll crusher 223,87

    Belt conveyor3 223,87

    Sumber: Pengamatan dan pengolahan data, 2011 (Lampiran D)

    5.3 Pembahasan

    5.3.1 Pencapaian produksi crushing plant tahun 2010

    Berdasarkan nilai produktivitas yang telah diperoleh (570,46 ton per jam),

    dapat dikatakan target produktivitas crushing plant tahun 2010 (500 ton per jam)

    telah tercapai.

    5.3.2 Rencana peningkatan produksi crushing plant tahun 2011

    a. Upaya pencapaian produksi

    Pada tahun 2011 PT. KPP Site Rantau merencanakan untuk meningkatkan

    target produktivitas crushing plant sebesar 700 ton per jam. Dalam upaya

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    14/19

    5-14

    pencapaian produktivitas diperlukan beberapa unsur yang menunjang

    pencapaian produksi, yaitu nilai efisiensi kerja dan kapasitas produksi crushing

    plant itu sendiri.

    Penulis melakukan peningkatan kapasitas produktivitas crushing plant.

    Berdasarkan perhitungan kapasitas teoritis rangkaian unit crushing plant, yang

    memiliki kapasitas kurang dari 700 ton per jam adalah pada unit pengumpan WA

    600 dan breaker(Gambar 5.11).

    b. Mengoptimalkan kapasitas rangkaian unit crushing plant

    Untuk mencapai target produksi tahun 2011, dilakukan perbaikan

    terhadap rangkaian unit crushing plant, yaitu pada unit pengumpan dan breaker.

    1) Pengumpan

    Untuk meningkatkan produktivitas WA 600, yaitu dengan dengan membatasi

    radius kerja WA 600, dilakukan trial pada jarak 15, 25 dan 30 meter. Trial

    pembatasan radius kerja WA 600 dilakukan pada radius 15 meter diperoleh nilai

    produktivitas WA 600 adalah sebesar 744,18 ton per jam (Lampiran F-1),

    sedangkan pada radius 25 meter produktivitasnya adalah 658,97 ton per jam

    (Lampiran F-6) serta pada jarak 30 meter nilai produktivitasnya adalah 596,48ton per jam (Lampiran F-10). Semakin dekat radius kerja WA 600 maka akan

    semakin besar pula nilai produktivitas WA 600. Setelah diperoleh data

    produktivitas WA 600 dari trial yang sudah dillakukan, maka dapat dihitung

    simulasi radius kerja WA 600 per 2 meter sebagai berikut:

    Sumber: Pengamatan dan pengolahan data, 2011 (Lampiran F)

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    15/19

    5-15

    Gambar 5.12Radius Terhadap Pengumpanan dan Produktivitas

    Berdasarkan grafik di atas diperoleh persamaan y1 dan y2,y1=-0,046x

    2+0,366x+136 untuk memperoleh berapa nilai pengumpanan

    (sumbu y1) pada radius (sumbu x), sedangkan pada persamaan

    y2=-0,242x2+1,195x+780,9 untuk memperoleh nilai produktivitas (sumbu y2)

    pada radius (sumbu x). Dari data simulasi tersebut, direkomendasikan radius

    kerja maksimal WA untuk memenuhi target produksi (700 ton per jam) adalah 20

    meter dengan produktivitas sebesar 708 ton per jam, selain dari sisi pengumpan

    harus dipertimbangkan pula tumpukan batubara di rom yang harus mampu

    menampung 700 ton dengan panjang tumpukan sesuai dengan radius kerja

    maksimal WA 600 (20 meter). Setelah itu dilakukan perhitungan desain

    tumpukan batubara pada rom dengan jarak 20 meter, penumpukan batubara

    diletakkan pada sisi kiri dan kanan hopper, setelah WA 600 bekerja

    menghabiskan tumpukan pada sisi kanan, WA 600 akan melanjutkan pekerjaan

    mengumpankan tumpukan pada sisi kiri, sedangkan dump truck dapat

    melakukan dumping batubara pada sisi kanan, dan begitu seterusnya.

    Perhitungan desain tumpukan pada lampiran G.

    Sumber: Pengolahan data, 2011 (lampiran G)

    Not scale

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    16/19

    5-16

    Gambar 5.13Layout rom dengan radius 20 meter

    2) Chain feederMaterial tidak terbawa dengan baik menuju breaker, sehingga akan sangat

    menganggu proses penghancuran material. Pada chain feederterdapat plat atau

    lembaran baja dengan tebal 3 cm, sedangkan ukuran umpan yang berasal dari

    hopper berukuran 60 cm sesuai dengan bukaan net grizzly, chain sulit

    mengumpankan material ke arah breaker, sehingga plat chain ditambah

    tebalnya menjadi 6 cm dengan penambahan plat ini, diharapkan chain dapat

    mengumpan material dengan baik.

    Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011

    Gambar 5.14Penambahan Plat pada Chain feeder

    Sumber: Pengamatan dan Pengolahan data, 2011

    Gambar 5.15Sketsa Penambahan Plat pada Chain feeder

    3 cm6 cm

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    17/19

    5-17

    3) BreakerSebelumnya pada breaker, material sangat sulit tergerus hal ini dikarenakan

    umpan yang masuk berukuran cukup besar yaitu 60 x 60 m, ukuran gap

    breakerhanya 8 cm, sulit bagi breakeruntuk menghancurkan material.

    Upaya yang sudah dilakukan untuk mengoptimalkan produktivitas breaker

    adalah dengan menambahkan jarak gap, yang semula hanya 8 cm menjadi

    10 cm, dengan penambahan jarak gap ini, diharapkan material akan lebih

    mudah dihancurkan oleh breaker. Perhitungan untuk menentukan gap breaker

    dapat dilihat pada lampiran H.

    Sumber: Pengamatan dan pengolahan data, 2011

    Gambar 5.16Sketsa Perubahan Jarak Gap Breaker

    4) Vibrating screen

    Permasalahan yang terjadi pada vibrating screen adalah sering terjadi

    kondisi dimana batubara yang berukuran oversize tertumpuk di atas net screen,

    dengan kemiringan 40o serta net screen yang berbentuk anyaman, maka

    material sering tersumbat pada sudut-sudut net screen dapat menghambat

    material untuk lolos. Selain itu bentuk net screen berupa anyaman akan

    mempersulit material oversize jatuh menuju double roll crusher. Menyesuaikan

    dengan kondisi di lapangan dimana kemiringan vibrating screen tidak bisa

    ditambah lagi, sehingga upaya yang dapat dilakukan untuk vibrating screen

    adalah sebagai berikut:

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    18/19

    5-18

    - Mengubah bentuk net screen, hal ini bertujuan agar memudahkan jatuhnya

    material undersize. Bentuk net sebelumnya adalah berbentuk anyaman

    (bergelombang), diubah menjadi bentuk net yang flat.

    Sumber: Pengamatan dan Pengolahan data, 2011

    Gambar 5.17Perbaikan Bentuk Net screen

    - Menambahkan plat pada ujung vibrating screen, hal ini dilakukan untuk

    mempermudah material oversizejatuh ke dalam double roll crusher.

    Sumber: Pengamatan dan Pengolahan data, 2011

    Gambar 5.18Penambahan Plat pada Ujung Vibrating screen

    Setelah dilakukan beberapa perbaikan, yang mengalami perubahan

    kapasitas secara teoritis adalah pada sistem pengumpan WA 600 742,63 ton per

    7,2 m4,8 m

    2,4 m

  • 8/13/2019 Bab v Hasil Penelitian Dan Pembahasan Revisi 220811

    19/19

    5-19

    jam dan breaker (primary crusher) sebesar 756,47 ton per jam (lampiran I)

    sedangkan kapasitas rangkaian unit yang lain tetap.

    Sumber: Pengamatan dan Pengolahan data, 2011 (Lampiran I)

    Gambar 5.19Kapasitas Teoritis Rangkaian Unit Crushing plant setelah Perbaikan

    5.3.3 Peningkatan Produktivitas Rangkaian Unit setelah Perbaikan

    Pengukuran produktivitas rangkaian unit setelah perbaikan dilakukan

    dengan metode pengambilan sampling oleh penulis, selain itu dilakukan pula

    pengukuran oleh departemen engineering sebesar 743,48 ton per jam(lampiran J). Hasil pengukuran produktivitas rangkaian unit crushing plant yang

    dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

    Tabel 5.4Produktivitas Rangkaian Unit Crushing plant Setelah Perbaikan

    UnitProduktivitas(ton per jam)

    Breaker 742,63

    Belt conveyor1 742,63

    Belt conveyor2 357,73

    Double roll crusher 384,75

    Belt conveyor3 384,75