BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

23
BAB V PELAKSANAAN K3L PEKERJAAN STRUKTUR BASEMENT V.1. Uraian Umum Dalam pelaksanaan proyek pada dasarnya harus mengacu pada urutan pekerjaan yang telah direncanakan dan juga kemampuan sumber daya yang ada dalam proyek, misalnya dana, waktu, bahan, peralatan dan jumlah tenaga kerja. Dengan sumber daya yang ada kontraktor dapat memanfaatkannya sesuai dengan efisien waktu, penggunaan harga dan dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan cermat sehingga proyek konstruksi dapat berjalan dengan lancar. Adanya koordinasi antara pengawas lapangan dan tenaga kerja juga diperlukan agar tidak terjadi kesalahan – kesalahan selama pelaksanaan konstruksi. Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya pelaksanaan proyek yang baik adalah yang memenuhi perencanaan yang ditentukan. Pelaksanaan pekerjaan yang baik akan tercipta apabila semua elemen yang ada dalam suatu proyek saling bersinergi dan membentuk satu kondisi yang saling menguntungkan terutama untuk kemajuan suatu proyek tersebut. V.2. Perencanaan Syarat-syarat keselamatan, lingkungan dan keamanan kerja akan menjadi perhatian utama pada semua aspek dari program Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 33

description

kp

Transcript of BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

Page 1: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

BAB V

PELAKSANAAN K3L PEKERJAAN STRUKTUR BASEMENT

V.1. Uraian Umum

Dalam pelaksanaan proyek pada dasarnya harus mengacu pada urutan pekerjaan yang

telah direncanakan dan juga kemampuan sumber daya yang ada dalam proyek, misalnya

dana, waktu, bahan, peralatan dan jumlah tenaga kerja. Dengan sumber daya yang ada

kontraktor dapat memanfaatkannya sesuai dengan efisien waktu, penggunaan harga dan

dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan cermat sehingga proyek konstruksi dapat

berjalan dengan lancar. Adanya koordinasi antara pengawas lapangan dan tenaga kerja juga

diperlukan agar tidak terjadi kesalahan – kesalahan selama pelaksanaan konstruksi.

Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya pelaksanaan proyek yang baik adalah

yang memenuhi perencanaan yang ditentukan. Pelaksanaan pekerjaan yang baik akan

tercipta apabila semua elemen yang ada dalam suatu proyek saling bersinergi dan

membentuk satu kondisi yang saling menguntungkan terutama untuk kemajuan suatu

proyek tersebut.

V.2. Perencanaan

Syarat-syarat keselamatan, lingkungan dan keamanan kerja akan menjadi perhatian

utama pada semua aspek dari program konstruksi, semua pengerahan dan perencanaan

pekerjaan harus mengacu pada syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja unuk

sekarang dan akan mendatang. HaI-hal yang harus dipertimbangkan sebagai hal-hal yang

perIu dari seIuruh perencanaan pekerjaan untuk menjamin cara-cara pelaksanaan kerja yang

benar.

a. Jumlah puncak tenaga kerja

b. Kondisi lapangan kerja dan tata letak fasilitas

c. Sifat-sifat dari kegiatan konstruksi

d. Persyaratan prakualifikasi untuk sub-kontraktor

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 33

Page 2: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

e. Jadwal pengerahan tenaga kerja

f. Pencegahan dan syarat pemeliharaan rutin dari peraIatan

g. Keterampilan dan pengalaman dari tenaga kerja yang sesuai dengan

pekerjaannya

h. Rencana pengadaan material, penumpukan dan penyimpanan pada Iokasi

penyimpanan.

i. Penyimpanan dan pemakaian tabung gas tertekan.

j. Fasilitas pengobatan

k. Fasilitas kebersihan lapangan dan pembuangan kotoran

l. Persyaratan hukum perburuhan dan Undang-Undang.

m. Peraturan K-3 dari pemilik proyek

n. Penjaga keamanan

o. Perkiraan terjadinya resiko kecelakaan

V.3. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan

Pada proyek Apartement Casa De Parco ini telah menerapkan sistem K3L.

Kontraktor utama mempunyai komitmen manajemen proyek adalah strategi khusus dalam

pencapaian sasaran yaitu dengan adanya program – program seperti :

1. Safety Program

Zero Accident, maksudnya yaitu target untuk kecelakaan yang ingin dicapai

PT. Catur Bangun Mandiri tidak ada fatality dalam proyeknya.

Safety talk, kegiatan ini bertujuan mengevaluasi dan menginformasikan

tentang keselamatan dan kesehatan dalam bekerja di lapangan kepada setiap

pekerja mengenai mekanisme meminimalisir kecelakaan kegiatan ini di

adakan satu minggu sekali pada hari senin pagi.

Safety induction, pengenalan peraturan safety proyek kepada setiap

karyawan dan subkontraktor yang terlibat dalam proyek untuk berpartisipasi

dan bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 34

Page 3: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

Tool box meeting, penjelasan pentingnya keselamatan kerja dalam bekerja

dan memberi informasi lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya,

penanggulangannya yang diadakan setiap kamis pagi sebelum bekerja

Safety mounthly meeting, mempresentasikan hasil yang telah dicapai setiap

bulannya kepada top management perusahaan dan subkontraktor setiap satu

bulan sekali.

Safety inspection, melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan, dan

peralatan yang memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan

tindakan pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.

Safety patrol, melakukan patrol tiap senin siang bersama semua top

management ke lapangan untuk mengetahui permasalahan keselamatan kerja

dilapangan.

2. Safety Review

3. Untuk kebersihan dilingkungan proyek disediakan tenaga kebersihan serta

sarana MCK dilapangan perlantai sebanyak 2 unit yang masih dalam tahap

pekerjaan.

4. Untuk kesehatan disediakan layanan Jamsostek, clinic on site, dan fogging dua

minggu sekali

V.4. Tujuan

a. Dengan dibuatnya program keselamatan kerja di lapangan agar dapat dipakai

sebagai pedoman untuk menolong pekerja.

b. Kebijksanaan PT. Catur Bangun Mandiri untuk tidak hanya menerapkan peraturan

keselamatan kerja yang dibuat oleh pemerintah, tapi juga untuk mengambil

inisiatif yang konstruktif untuk melindungi tenaga kerja pada saat konstruksi.

c. Penerapan dari keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja di lapangan dan

pemeliharaan lingkungan sebagai suatu bagian yang penting dari tugas dan

tanggung jawab manajemen dan jajarannya pada semua tingkat.

d. PT. Catur Bangun Mandiri menyadari bahwa pencegahan kecelakaan kerja yang

efektif dan perlindungan terhadap lingkungan amat tergantung pada kesadaran

sikap akan keselamatan kerja dan lingkungan serta perencanaan, konstruksi kerja

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 35

Page 4: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

dan pemeliharaan peralatan dan akan secara aktif memotivasi partisipasi para

pekerja untuk senantiasa memperhatikan cara-cara bekerja yang aman dan

pemeliharaan yang baik atas alat-alat yang dipakai untuk bekerja.

V.5. Pelaksanaan K3L Pada Pekerjaan Struktur

V.5.1. Pekerjaan kolom

Urutan pengerjaan pengecoran kolom pada proyek pembangunan Proyek

Apartement Casa De Parco 26 lantai, 2 basement, 2 podium :

A. Penulangan Kolom

Sebelum memulai pelaksanaan pengecoran kolom, tentunya pekerjaan

pembesian kolom telah lebih dahulu dikerjakan. Adapun langkah – langkah

pekerjaan pembesian kolom antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pembesian Kolom

Pembuatan tulangan kolom tidak seperti balok, pembuatan

tulangan kolom dilakukan ditempat terpisah. Langkah pertama besi – besi

tulangan dipotong dengan menggunakan bar cutter dan dilakukan dengan

perlahan dan berhati-hati karena potongan besi ini sangat tajam dan

berkarat sehingga apabila kita tidak berhati-hati dalam pengerjaan ini

kemungkinan bisa terjadi luka atau inspeksi, oleh karena itu perlengkapan

K3 seperti safety belt, sarung tangan, sepatu dan helm para pekerja di

anjurkan untuk memakainya, hal ini bertujuan untuk meminimalisir

kecelakaan dalam bekerja. Pemotongan besi dikerjakan dengan ukuran

yang telah ditetapkan lalu dibengkokkan dengan menggunakan bor bender.

Setelah itu besi – besi tulangan tersebut dirakit sesuai dengan ukuran yang

telah ditetapkan.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 36

Page 5: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

2. Pemindahan Besi Dari Bawah Ke Atas Gedung

Besi yang sudah di potong dengan menggunakan bar cutter

kemudian di angkat dari bawah ke atas gedung dilakukan dengan

menggunakan tower crane, dimana besi itu di ikat dengan kencang agar

disaat pengangkatan besi tidak jatuh kebawah dengan menggunakan kawat

baja, disaat pemindahkan ke atas yang di tempatkan dimana lokasi kolom

akan dibuat. Dari segi pekerjaan pemindahan rangkaian tulangan besi beton

mempunyai resiko bahaya yang kemungkinan akan terjadi yaitu terjepit,

luka gores, terbentur bahkan tertimpa tumpukan besi yang dibawa oleh

tower crane. Maka dengan itu peralatan safety seperti sarung tangan, helm,

sepatu safety tidak boleh lepas dari seorang pekerja

3. Pemasangan Besi

Dalam pemasangan besi kolom dipasang dengan sengkang pada

kolom yang di buat space sesuai dengan gambar kerja dan di ikat dengan

kawat dan menggunakan alat tang, dimana jaraknya telah di tentukan

sesuai gambar rencana yang telah ditentukan oleh perencana. Pekerjaan ini

dilakukan dengan sangat perlahan dan berhati-hati agar tidak terjadi luka

gores, terjepit, terbentur, jatuh dari ketinggian, sehingga dalam

pemasangan ini diharapkan para pekerja mamakai sepatu, sarung tangan,

helm, safety belt.

B. Pemasangan Bekisting Kolom

Tahapan pemasangan bekisting kolom dilaksanakan setelah pembesian

kolom lulus pemeriksaan, diantaranya pembesian kolom harus bersih dan bebas

karat saat pengecoran berlangsung. Bekisting merupakan konstruksi pembantu

yang memberikan bentuk dan dimensi beton sesuai dengan yang kita

inginkan/sesuai dengan gambar kerja. pemasangan bekisting kolom di gunakan

panel dengan polywood 15 mm dengan rangka kaso dengan sabuk pengikat.

Sebagai alat bantú digunakan Tower Crane untuk mengangkut bekisting ke lokasi.

Bekisting di letakan pada posisi yang tepat, selanjutnya dipasang ikatan-ikatan

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 37

Page 6: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

seperti sabuk besi yang di kencangkan dengan baut-baut kemudian dipasang

stoods atau penunjang. Pengaruh dari ikatan yang kuat pada bekisting ini agar

beton sukar mengembang, sehingga dihasilkan beton yg padat sesuai dengan

mutunya. Resiko bahaya dari pemasangan bekisting ini misalnya jatuh dari

ketinggian, luka gores, alat kerja yang jatuh ke bawah yang mengenai pekerja di

bawahnya, oleh karena itu para pekerja wajib memakai peralatan K3 seperti safety

belt, sarung tangan, sepatu, dan helm.

C. Pelaksanaan Pengecoran Kolom

Dari pengamatan yang dilakukan, metode yang digunakan pada proyek

pembangunan gedung Apartement Casa De Parco yaitu pengecoran dengan

menggunakan bucket greader berkapasitas 0,8 m3 yang dibantu oleh tower crane.

Setelah bekisting terpasang dengan baik selanjutnya di lakukan pengecoran

kolom. adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

- Dari truck molen dengan bantuan concrete pump adukan beton di

masukan ke dalam bekisting.

- Dari truck molen di tampung ke suatu penampungan, dari bak

penampung tersebut adukan di aduk dengan ember untuk dimasukan

ke dalam bekisting.

- Dari truck molen melalui bucket yang di operasikan tower crane

dimasukan ke dalam bekisting.

Penulangan beton harus di bantu dengan pengadukan dan perojokan

dengan batang baja, terutama pada bagian sudut yang dilakukan secara intensif

agar di dapat sisi yang tajam. Untuk memadatkan adukan di gunakan vibrator,

dengan cara menggetarkan dengan kecepatan konstan sehingga benar-benar merata

ke seluruh permukaan kolom. Dari pekerjaan pengecoran di atas di lakukan

dengan perlahan dan berhati-hati. Untuk peralatan safetynya para pekerja

diharuskan memakai peralatan yang lengkap seperti sepatu, sarung tangan, helm,

safety belt karena di pekerjaan ini mempunyai bahaya resiko seperti tergores,

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 38

Page 7: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

kejatuhan alat atau material dari atas. Bahkan bisa jatuh dari atas yang bisa

membahayakan pekerja.

D. Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting ini dilakukan minimal setelah beton berumur

24 jam, langkah pertama dari pembongkaran bekisting ini langkah pertama yaitu

membongkar stoods atau penopang, yang di teruskan dengan membongkar ikatan

ikatan sabuk besi dengan cara melonggarkan baut-baut. Setelah itu baru kita

membongkar bekistingnya. Dalam upaya pembongkaran bekisting ini dilakukan

dengan hati-hati dan pera pekerja harus menggunakan perlengkapan K3 seperti

sarung tangan, helm, sepatu, safety bel, agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak

kita inginkan seperti kejepit / kebentur kayu. Atau kejatuhan benda pada

pelaksanaan pembongkaran bekisting ini.

V.5.2. Pekerjaan Balok

Balok berfungsi meneruskan beban yang di terima dari pelat/slab lantai di atasnya

ke kolom bawahnya. Untuk ukuran dari balok bermacam-macam, baik itu dari balok

induk maupun balok anak. Berikut ini adalah urutan pengerjaan pengecoran balok pada

proyek pembangunan Apartement Casa De Parco 26 lantai,2 basement, 2 podium :

A. Pemasangan Perancah Balok

Sebelum memasang bekisting untuk balok dan pelat, diperlukan penopang

untuk meneruskan beban dan gaya dari cor-an yang masih muda ke pelat lantai

bawahnya, karena kolom yang sudah jadi belum mampu menahan beban yang

besar. Untuk keperluan menopang tersebut digunakan scafolding.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 39

1 2 3

Page 8: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

Scafolding merupakan rangka pipa baja yang kaku. Ukuran scafolding yang

digunakan 170 x 120 cm dan 90 x 120 cm dengan ketinggian kurang lebih 2 x 175

cm (susun dua). Jarak antara scaffolding 180 cm. Di atas scaffolding ditempatkan

gelagar melintang ukuran 2 x 8/15 cm, dengan jarak kurang lebih 190 cm.

sedangkan atas gelagar melintang ditetapkan gelagar memanjang ukuran 8/12

dengan jarak 60cm. gelagar memanjang ini berfungsi sebagai tumpuan untuk

bekisting balok, untuk dapat menentukan ketinggian level yang tepat dalam

pemasangan penopang tersebut di gunakan theodolit. Resiko dari pekerjaan

pemasangan penopang ini yaitu jatuh dari ketinggian, tertimpa/robohnya besi

scafolding, terbentur besi, maka dari itu untuk menghindari kecelakaan yang akan

terjadi di perlukan pekerjaan dengan penuh hati-hati, dengan ketelitian yang tinggi

misalnya dengan menentukan level yang tepat dalam pemasangan perancah. Bagi

setiap para pekerja di anjurkan untuk memakai peralatan K3 seperti sepatu, sarung

tangan, helm, safety belt, dan perlengkapan lainnya.

B. Pemasangan Bekisting Balok

Setelah pemasangan scafolding selesai maka masuk dalam sepasang bekisting

balok. Bekisting dan scafolding merupakan penunjang yang sangat penting dalam

menentukan hasil beton yang berkualitas. Keduanya bersifat sementara dan apabila

beton telah cukup umur dapat dibongkar lagi.

Bekisting terbuat dari kayu (kaso) sebagai rangka dan dari multipleks setebal

10 mm yang dipasang dan dilakukan dengan perlahan dan berhati-hati, ketelitian

yang tinggi dan disesuaikan dengan elevasi dan besarnya balok. Bekisting yang

selesai di pasang harus di kontrol elevasinya dengan theodolit untuk menghindari

kesalahan pemasangan dan beda elevasi. Ketika pemasangan pekerja juga harus

tetap menjaga untuk menghindari dari kecelakaan keruntuhan, terpeleset, terjepit

dan lain para pekerja juga harus menggunakan peralatan K3 misalkan safety belt,

sarung tangan, safety boot, dan helm.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 40

Page 9: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

Selain itu bekisting harus memenuhi persyaratan dalam segi kekuatan, umur,

dapat memudahan untuk membongkar pasangan dan keamanan kerja bekisting

yang kurang baik dapat mengakibatkan:

- Beton keropos, karena terlalu banyak air semen yang keluar.

- Penambahan volume beton, karena dinding bekisting mengembang atau

penyangganya tidak baik.

C. Penulangan Balok

Penulangan balok ini dilakukan setelah bekisting selesai terpasang dengan

benar. Berbeda dengan penulangan kolom, penulangan balok dikerjakan dan

dirakit di atas bekisting. Tulangan balok diberi beton decking yang berguna agar

tulangan tetap dalam kondisi lurus sebelum di cor dan agar pada saat selesai di cor

balok terlihat sempurna tidak terlihat tulangan besinya. Pada waktu pelaksanaan

penulangan para pekerja harus memakai perlengkapan K3 yang lengkap seperti

sepatu, sarung tangan, helm, safety belt, sehingga resiko kecelakaan dalam

melakukan pekerjaan ini akan terhindar dari kecelakaan–kecelakaan seperti luka

gores, terjepit, terbentur, jatuh dari ketinggian. Apabila balok terlihat tulanganya

maka akan mengakibatkan berkurangnya kekuatan balok tersebut, hal ini biasanya

dinamakan beton kropos. Pada proyek pembangunan Apartemen Casa De Parco

ini, tulangan balok menggunakan besi ulir dengan ukuran diameter bervariasi,

D15, D16, D19, dll.

V.5.3. Pekerjaan Pelat Lantai

Pelat lantai merupakan bagian konstruksi yang berfungsi meneruskan beban

yang di terima kepada struktur di bawahnya. Berikut ini adalah Tahap- tahap pekerjaan

pengecoran pelat lantai pada proyek pembangunan Apartement Casa De Parco:

3.1 Pemasangan Bekisting

Bekisting pelat relatif cukup luas maka di bawahnya perlu pengaku yang

terbuat dari baja. Oleh karena itu pemasangan ini di perlukan tingkat kehati-

hatian yang sangat tinggi agar tidak terjadi kecelakaan – kecelakaan yang tidak

di inginkan yang dapat menimpa para pekerja, untuk itu setiap para pekerja di

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 41

Page 10: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

anjurkan untuk memakai perlengkapan K3 seperti sarung tangan, helm, sepatu,

dan safety belt, untuk menghindari dari kecelakaan yang tidak diinginkan. Di

atas gelagar-gelagar memanjang yang sama elevasinya diletakan multipleks

dengan ketebalan. Sebelum pemasangan bekisting untuk balok dan pelat

diperlukan scafolding yang gunanya untuk meneruskan beban dan gaya dari

cor-an yang masih muda ke pelat lantai dibawahnya. Di dalam pekerjaan

scafolding ini, seorang pekerja harus berhati-hati.

3.2 Pembesian Pelat Lantai

1. Pemindahan besi dari bawah ke atas gedung

Besi besi yang akan di gunakan di pelat lantai ini pastinya sangat

banyak sekali di potong dengan menggunakan bar cutter kemudian di

angkat dari bawah ke atas gedung dilakukan dengan menggunakan tower

crane, dimana besi itu di ikat dengan kencang agar saat pengangkatan besi

tidak jatuh kebawah dengan menggunakan kawat baja, dan di pindahkan

ke atas yang di tempatkan di dekat lokasi yang akan di lakukan

pengerjaan pembesian pada pelat lantai. Dari segi pekerjaan diatas resiko

bahaya yang kemungkinan akan terjadi yaitu terjepit, luka gores,

terbentur, terjadi roboh/ terjatuh karena merosot, mungkin bisa saja saat

melakukan pengelasan terkena percikan api, dan lain sebagainya . Maka

dengan itu peralatan safety seperti sarung tangan, sepatu, helm, kaca

mata, tidak boleh lepas dari para pekerja

2. Pemasangan Besi Pelat lantai

Dalam pemasangan besi kolom dipasang dengan sengkang pada

kolom yang di buat selang seling yang di ikat dengan kawat dan

menggunakan alat seperti tang, dimana jaraknya telah di tentukan sesuai

gambar rencana yang telah ditentukan oleh perencana. Pekerjaan ini

dilakukan dengan sangat perlahan dan berhati-hati agar tidak terjadi luka

gores, terjepit, terbentur, jatuh dari ketinggian, sehingga dalam

pemasangan ini diharapkan para pekerja mamakai sepatu, sarung tangan,

helm, safety belt.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 42

Page 11: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

3.3 Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat lantai.

Dari pengamatan yang dilakukan, metode yang digunakan pada proyek

pembangunan Apartement Casa De Parco ini yaitu pengecoran dengan

menggunakan bucket greader berkapasitas 0,8 m3 yang dibantu oleh tower

crane.

Pengecoran ini dilakukan setelah pekerjaan penulangan atau pembesian

selesai dan di setujui oleh pengawas. Pada proyek pembangunan Apartement

Casa De Parco ini proses pengecoran dilakukan pada siang/malam hari. Hal ini

dikarenakan pengecoran dilakukan pada saat cerah dan memumngkinkan

karena banyak hal, salah satunya faktor cuaca hujan. Dan pembangunan

Apartement Casa De Parco ini terletak di BSD City sehingga menyebabkan truk

mixer pembawa adukan beton tidak bisa tepat waktu menuju lokasi proyek

karena terkena kemacetan dijalan.

Pengecoran pelat ini dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok.

Pengecoran pelat ini dilakukan sedikit demi sedikit karena luas area yang

sangat luas tidak mungkin pengecoran dilakukan sekaligus. Pengecoran pelat

dikerjakan dengan menggunakan concrete pump dan placing boom. Concrete

pump berfungsi mendorong beton sampai ke pelat lantai yang ingin di cor,

sedangkan placing boom berfungsi untuk mengarahkan beton ke tempat yang

akan di cor. Beton yang digunakan adalah beton ready mix yang berasal dari

sub kontraktor. Pengecoran pelat dilakukan pada siang hari. Akan tetapi

terkadang pengecoran pelat dilakukan pada malam hari tetapi jarang sekali.

Apabila pengecoran pelat dilakukan pada siang hari dengan suhu udara yang

terlalu panas maka daerah yang akan di cor dan bagian pelat yang telah di cor

ditutup terpal juga. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

- Dari truck molen dengan bantuan concrete pump adukan beton di

masukan ke dalam bekisting.

- Dari truck molen di tampung ke suatu penampungan, dari bak

penampung tersebut adukan di aduk dengan ember untuk dimasukan

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 43

Page 12: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

ke dalam bekisting.

- Dari truck molen melalui bucket yang di operasikan tower crane

dimasukan ke dalam bekisting.

Penulangan beton harus di bantu dengan pengadukan dan pemadatan

dengan batang baja, terutama pada bagian sudut dilakukan secara intensif agar

di dapat sisi yang tajam. Untuk memadatkan adukan di gunakan vibrator,

dengan cara menggetarkan dengan kecepatan tetap sehingga benar-benar merata

ke seluruh permukaan kolom. Dari pekerjaan pengecoran di lakukan dengan

perlahan dan berhati-hati. Peralatan safetynya para pekerja harus memakai

peralatan yang lengkap seperti sepatu, sarung tangan, helm, safety belt karena

di pekerjaan ini mempunyai bahaya resiko seperti tergores, kejatuhan alat atau

material dari atas. Bahkan bisa jatuh yang membahayakan pekerja.

V.5.4. Pekerjaan Pembuatan Tangga

Tangga yang di gunakan dalam gedung ini adalah tangga biasa dengan

penyangga balok pada bagian bordesnya. Pembuatan tangga di awali dengan

pemasangan perancah dari kayu, pembuatan bekisting dan di lanjutkan dengan

pembesian. Setelah pembesian selesai, maka dilaksanakan pengecoran dengan

menggunakan adukan beton. Bekisting tangga dapat di bongkar setelah umur beton

kurang lebih umur umur 7 hari. Apabila tangga tangga akan langsung digunakan, harus

diberikan penyangga pada jarak yang cukup renggang sesuai dengan perhitungan

dengan memperhatikan luas tangga, beban yang bekerja dan lain-lain. Untuk peralatan

safetynya para pekerja harus memakai peralatan yang lengkap seperti sepatu, sarung

tangan, helm, safety belt karena di pekerjaan ini mempunyai bahaya resiko seperti

tergores, kejatuhan alat atau material dari atas. Bahkan bisa jatuh dari atas yang bisa

membahayakan pekerja dari luka ringan hingga luka yang parah yang dapat

menyebabkan kematian.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 44

Page 13: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

V.5.5. Pekerjaan Finishing

Pelaksanaan Pekerjaan finishing dapat overlapping dengan pekerjaan struktur,

maksudnya pekerjaan finishing, seperti plesteran, pasang keramik, dapat dimulai

sebelum pekerjaan struktur selesai seluruhnya.

Tahap pelaksanaan plesteran adalah sebagai berikut :

- Ketrik (untuk dinding beton).

- Kamprot (melempar mortar tanpa di gosok).

- Memberi patok ketebalan plesteran

- Plesteran kasar (adukan 1 pc : 3 pasir)

- Plesteran halus (ACI)

Pada permukaan yang kasar (hasil pengecoran) dipasang gantungan besi pada

langit-langit untuk tempat listrik, telepon, pipa alumunium untuk AC dan pipa air

(hydrant).

Di dalam pekerjaan finishing ini dilakukan pencegahan terjadinya kecelakaan

yaitu dengan menggunakan safety belt apabila melakukan pekerjaan di ketinggian dan

pekerjaan finishing tersebut sangat berbahaya karena lokasi pekerjaan berada di pinggir

gedung di lantai atas. Dan perlengkapan K3 lainnya seperti sarung tangan, helm, sepatu,

juga sangat penting untuk menjaga apabila terjadi goresan atau benturan seperti, besi

paku dan lain sebagainya yang bisa membahayakan para pekerja.

V.5.6. Perlengkapan Keselamatan Kerja

Dalam setiap jenis pekerjaan struktur semua karyawan harus memakai

perlengkapan perlindungan yang sesuai untuk mereka seperti: helm, sepatu boot, sarung

tangan, tali pengaman dan kacamata pengaman. Mereka juga harus menggunakan

dengan benar kelengkapan kebutuhan perlindungan keselamatan pada pekerja seperti

keamanan tempat tinggal, penyeka debu dan pelindung telinga.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 45

Page 14: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

V.5.7. Upaya Manajemen Proyek Dalam Meminimalisir Kecelakaan

a. Rambu – rambu dan Spanduk

Pemasangan rambu dan spanduk di lapangan berupa gambar dan tulisan

yang mempunyai makna larangan, perhatian dan anjuran sebagai salah

satu bentuk sosialisasi keselamatan kerja di lapangan yang sifatnya pasif

b. Railing

Pemasangan railing tepi lantai atau lubang dengan tambang kuning

sebagai pertanda bahwa daerah tersebut merupakan tepi bangunan atau

lubang disetiap lantai keliling gedung.

c. Temporary Hand Riil

Temporary hand riil dipasang bila untuk pekerjaan pembesian. Pada

proyek ini hand riil-nya berupa tambang berwarna kuning.

d. Pengaman Pintu Lift

Untuk pengamanan pintu lift agar tidak ada orang yang terjatuh maka

setiap pintu lift diberikan balok atau papan penutup dan diberikan rambu

tanda adanya lubang.

e. Safety Net

Safety net dipasang untuk menahan benda jatuh dari lantai atasnya agar

tidak mengenai pekerja yang berada di bawahnya. Safety net dipasang per

3 lantai dari lantai teratas.

f. Tabung Pemadam

Tabung pemadam di tempatkan disetiap lokasi dimana dilokasi

melakukan las pembesian atau pada pemasangan bekisting yang beresiko

untuk timbulnya api atau kebakaran agar penanggulangan dapat segera

teratasi. Untuk area tower disediakan tabung pemadam setiap 2 lantai dan

penempatannya di lokasi yang mudah terlihat atau terjangkau.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 46

Page 15: BAB v( Sedikit Revisi Lagi)

V.5.8. Pertemuan Keselamatan Kerja

a. Proyek akan mengadakan jarak waktu untuk rapat tentang keamanan,

pertemuan ini secara rutin dan dilaporkan secara resmi ke kantor pusat.

b. Satu dari sasaran pertemuan ini harus dikembangkan dengan kesadaran dari

nilai yang efektif dan dengan sebaik mungkin bahwa sebuah cara

pelaksanaannya adalah pemeliharaan.

c. Keselamatan dan pengontrolan merupakan program yang harus

dikembangkan dan disampaikan dalam rapat, bersama dengan fungsi

pengendalian dan kecelakaan pemeriksaan keamanan keselamatan

pembukuannya.

d. Pertemuan harus dihadiri Proyek Manajer dan Wakil Manajer Konstruksi,

Senior engineer dan supervisor dari masing-masing. Tata tertib untuk

pelayanan dan untuk sub kontraktor boleh berdiskusi waktu rapat.

e. Team gabungan pemeriksa keselamatan harus dengan bentuk konsisten pada

bagian dan jumlah kerja yang tepat.

- Sesuai dengan jadwal tinjauan dan rencana kerja proyek.

- Peninjauan terhadap peIaksanaan rencana kerja dan keberhasilannya.

- Peninjauan pelaksanaan keselamatan proyek atau perhitungan dan

kesadaran pelaksanaannya.

- Peninjauan keselamatan kerja mingguan atau laporan pemeriksaan.

- Lokasi permasalahan pada perusahaan dan mengantisipasi

masalahnya.

Laporan Kerja Praktek Yuni Sulastri ( 121.10.0027 ) 47