Lap ! Tolong Revisi Lagi

download Lap ! Tolong Revisi Lagi

of 56

description

lagi

Transcript of Lap ! Tolong Revisi Lagi

LAPORAN

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil alamin, puji syukur, kami ucapkan kehadirat Alloh SWT. Atas rahmat dn hidayahnya sehingga kami sebagai mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Darul Ulum Jombang telah melaksanakan Praktik Profesi Keperawatan, Keluarga Dan Komunitas.di Dusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang mulai tanggal 14 April sampai 26 Mei 2007.

Kegiatan ini merupakan wujud nyata pengabdian kami pada masyarakat dalam upaya ikut serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.namun kegiatan ini tidak aka berjalan dengan lancar tanpa adanya peran serta dari masyarakat serta pihak pihak yang terkait, untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Bupati Kepala Daerah tingkat II Jombang yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktik Keperawatan Keluarga dan Komunitas Desa.diDusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang2. Kepala Dinas Kesehatan tingkat II Jombang 3. Camat Kecamatan Jogoroto yang telah memberikan kesempatan kepada kami dan telah menerima kami untuk melaksanakan PKKD diDusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

4. Kepala Puskesmas Mayangan yang telah membantu dan membimbing dalam pelaksanakan PKKD5. Ka.Prodi DIII Keperawatan Darul ulum Jombang yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKKD sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Darul ulum Jombang6. Kepala Desa Sumber mulyo yang telah berpartisipasi dalam kegiatan PKKD Prodi DIII Keperawatan Darul ulum Jombang7. Kepala Dusun Kebon Melati yang telah berperan aktif membantu dalam kegiatan PKKD Prodi DIII Keperawatan Darul ulum Jombang8. Pembimbing Akademik Prodi DIII Keperawatan Darul ulum Jombang yang telah membimbing kami selama melaksanakan PKKD di Dusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.Demi kesempurnaan laporan ini ,kami mengharap semoga apa yang kami susun dapat berguna bagi kita semua.Amin

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Pradigma Sehat-Sakit, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program DIII Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pondok Pesantren Tinggi Darul Ulum.KelompokIII dalam melaksanakan Praktik Keperawatan Keluarga Dan Komunitas Desa.Di Dusun Kebun Melati Kelurahan Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di Dusun Kebun Melati.Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan, memberdayakan Kader Kesehatan serta mendayagunakan kelompok. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait, POKJAKES dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh POKJAKES diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Selain itu, selama proses belajar di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan keluarga dan komunitas desa, mahasiswa mampu:

1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas

2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi

3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas

4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal, sosial dan lingkungan

5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan kesehatan komunitas

6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan

7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam komunitas.1.3 Manfaat

1.3.1 Untuk Mahasiswa

1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada masyarakat.

2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas

3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat

4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan interpersonal.

1.3.2 Untuk Masyarakat

1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami masyarakat.

3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.1.3.3 Untuk Pendidikan

1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum khususnya di bidang keperawatan komunitas.

2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek keperawatan komunitas selanjutnya

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Komunitas di definisikan sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya (Spradley,1985). Sedangkan Sauders 1991,mendefinisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sistim social.Keperawatan komunitas merupakan Keperawatan yang professional,bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat denagan penekanan kelompaok resikoa tinggi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.Penekanannya pada upaya promosi dan prevensi serta menjamin keterjangkauan pelayanan dengan melibatkan komunitas sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley 1985,Logan dan Dawkin 1987)Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:

1) Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2) Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan kesehatan

3) Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.

4) Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1) Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

2) Merupakan bidang khusus keperawatan

3) Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

4) Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

5) Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.

6) Melibatkan partisipasi masyarakat

7) Bekerja secara team (bekerjasama)

8) Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9) Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

10) Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah:

1) Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang

2) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas

3) Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik

4) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun mengahambat

5) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (Bio-Psiko-Sosio-Kultural dan Spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2) Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

3) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan

4) Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan

6) Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat

7) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus

8) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

2.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.2.2.2 Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

9) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.

2.3 Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

2.3.1 Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2.3.2 Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

2.3.3 Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan petumbuhannya, seperti:

(1) Ibu hamil

(2) Bayi baru lahir

(3) Balita(4) Anal usia sekolah

(5) Lanjut Usia

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

(1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin lainnya.

(2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Cacat Fisik, Gangguan Mental dan lain sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

(1) Wanita tuna susila

(2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

(3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu

(4) Dan lain-lain.

2.3.4 Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

2.1 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitat2.4.1 Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5) Olahraga secara teratur

6) Rekreasi

7) Pendidikan seks

2.4.2 Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

2.4.3 Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan RS.

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.

4) Perawatan payudara

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir2.4.4 Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, Cacat Fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, Patah Tulang mapun Kelainan Bawaan2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, Latihan Nafas dan Batuk, Penderita Stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

2.4.5Upaya ResosialitatifUpaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.2 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.

2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi

5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut

6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan

8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.

9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.

2.3 Model Pendekatan Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.

B. Proses Keperwatan Komunitas

1. Sifat klien di komunitas

a. Status kesehatan klien

Sehat (Kes. Optimal)

sakit (peny. Terminal)

Memerlukan tingkat pengetahuan perawat yang luas

- Health promotion /preventation

- Kuratif dan rehabilitas

b. Otonomi Klien

- Rumahnya (lingkungan yang dikenal)

- Tidak minta/ target pada pelayanan keperawatanc. Tujuan

>>> Kearah pencegahan

d. Sifat asuhan keperawatan

a. Kerjasama (partnership)

- Partisipasi pasif : masyarakat sebagai sumber data

masyarakat penerima interview- Partisipasi aktif : bersama dengan perawat komunitas

melalui semua proses (pengkajian s/d evaluasi)

2. Pengkajian Komuniti

A. Tipe data :

Data Langsung (Direct Data Collection)

Data Sekunder (Secondary Data Analys)

B. Metoda pengumpulan data

Interaksi = wawancara: dengan toma, kader, komuniti

Observasi

: tentang norma, nilaim keyakinan, struktur

kekuatan, proses pemecahan masalah, dinamik

dan pola komunikasi

- Winsheld survey terhadap semua yang ada di

lingkungan.

Measurenment

C. Macam data (Teori Beuty Neuman)

1. Data ini (Core Comuniti)

a. Riwayat / sejarah

Terjadinya

Perkembangan

b. Demografi (penduduk)

Umur, sex, suku bangsa, tipe keluarga, status perkawinan

c. Vital statistic

Angka kelahiran, angka kematian, penyebab kematiand. Nilai, kepercayaan, agama

KomponenSumber informasi

Sejarah / riwayat

Demografi

Karakter umur dan sex

Distribusi suku bangsa

Tipe keluarga

Status pekawinan

Vital statistic

Kelahiran dan kematian berdasarkan umur dan penyebab

Value / belief / religion Sejarah, perpustakaan

Sensus Penduduk local dan Rumah Tangga

Lokal, Kota, Propinsi, Negara

Kelurahan, Kecamatan, Puskesmas

2. Lingkungan Fisik

Pemeriksaan fisik individu

komuniti dengan panca indera.

Pemeriksaan Fisik

Komponen dan Sumber

Komponen

Inspeksi

Sumber data

Individu

Semua indera dengan alat otoskop, optalmoskopKomunitas

Semua indera Winsheld survey, berjalan melalui komuniti

AuskultasiStetoskopMendengar komuniti

Tanda vitalThermometer

TensimeterObservasi iklim, batas, adanya sumber tanda kehidupan, kepadatan penduduk, papan pengumuman.

Review systemDari kaki s/d kepalaObservasi sistem sosial , perumahan bisnis

Komponen Windshield Survey

Perumahan dan lingkungan Bangunan : tua, bahan, arsitek (sama / beda) tetangga (bersatu / berpisah)

Halaman : didepan/disamping/dibelakang

Lingkungan terbuka Luas : sempit / luas

Kualitas : rumut hijau, rawa, pohon

Kepemilikan : pribadi/umum

Yang menggunakan (siapa)

Batas Batas daerah : jalan, sungai, tembok

Nama daerah : kumuh, perumahan

Transportasi

Tingkat sosial ekonomi

Kebiasaan Tempat berkumpul : warung, restoran, taman (siapa dan jam berapa)

Transportasi Cara datAng dan pergi dari daerah tersebut

Situasi jalan dan alat transportasi

Pusat pelayanan Klinik, praktek pelayanan kesehatan

Pusat rekreasi

Pendidikan (sekolah)

Tempat ibadah (agama)

Pusat belanja Apa jenisnya

Siapa yang memiliki

Bagaimana mencapainya

Orang jalanan Siapa yang adan junpai di jalanan (ibu-ibu, ibu dan bayi, anak sekolah, pengagguran)

Penjaja jualan

Binatang dll

Suku Bangsa Dapatkah anda identifikasikan

Tempat ibadah Masjid, gereja, wihara, kuil

Kesehatan dan kesakitan Apakah ada yang sakit akut / kronis

Politik Kampanye (poster)

Media Tv, Radio, Koran, majalah, papan pengumuman dll.

Hasil pengkajian lingkungan fisik :

Inspeksi

Map / denah daerah

Tanda fital

iklim, tinggi daerah dari laut, daerah banjir, kepadatan luas daerah, penduduk)

Sesuai dengan hasil pengkajian

3. Pelayanan kesehatan dan sosial

Fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial

a. Fasilitas diluar komuniti

b. Fasilitas didalam komuniti

Data yang diperlukan :

a. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan : biaya, jam pelayanan

Sumber daya

Karakteristik pemakai

Statistic (jumlah kunjungan, hari / bulan / tahun)

Adekuat, dapat dicapai, diterima

b. Pelayanan Sosial

Pelayanan : biaya, jam pelayanan

Sumber daya

Karakteristik pemakai

Statistik (jumlah kunjungan, hari/bulan/tahun)

Adekuat, dapat dicapai, diterima

Mis : konseling, pusat belanja dll.

4.Ekonomi

c. Indikator Ekonomi dan Sumber Informasi

IndikatorSumber

Karakteristik financial

1. Rumah Tangga (RT)

a. Rata-rata pendpatan

% RT dibawah miskin

% RT menerima bantuan pemerint

% RT dikepalai wanita

b. Biaya bulanan masing-masingRT

c. Rumah sendiri /sewa

2. Individu

Pendapatan / orang

% orang yang miskin

Karakteristik Pekerjaan

1. Status Pekerjaan

a. Penduduk umum (18 tahun)

% bekerja

% pengangguran

% pension (tidak dapat bekerja)

b. Kelompok khusus

% wanita dengan anak balita kerja

c. Kategori pekerjaan (jumlah %)

Manajer teknik

PetaniSensus : kecamatan keluraha

Sensus : Depnaker, Kecamatan, Kerlurahan

d. Bisnis

Apakah daerah industri ?

4. Keamanan dan transportasi

KomponenSumber

a. Keamanan

Pelayanan / perlindungan

Kebakaran

Polisi

Sanitasi limbah / sampah / air kotor

Kualitas air

b. Transportasi swasta/pemerintah

Jalan / Tol / By pass Udara / Laut / Kereta api / Bus

c. Tata kota

Dinas kebakaran

Kantor polisi

Dinas PU

PAM

Dep. Perhubungan

5. Politik dan Pemerintahan

Pemerintahan

RT, RW, Lurah, Camat dst.

Kelompok pelayanan masyarakat

PKK, Karang taruna, Panti werda, LKMD, Posyandu ddl.

Politik

Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan

6. Komunikasi

Komunikasi formal: Koran, radio, TV

Komunikasi informal: papan pengumuman, poster dll

KomponenSumber

a. Formal

Koran (jumlah, sirkulasi, frekuensi, lingkup)

Radio dan TV (jumlah stasiun, komersial, pendidikan dan pendengar)

Postel (kantor, jumlah telepon umum dan pribadi)

b. Informal

Sumber : papan pengumumam poster dan brosur

Cara penduduk menerima informasi

dari mulut ke mulut

surat

radio dan TV

pengeras suaraKantor Koran

Kantor penerangan

Kantor postel

Winsheld Survey

Wawancara

7. Pendidikan

KomponenSumber

Status pendidikan

Tingkat pendidikan

Tipe/macam sekolah

Bahasa

Pendidikan yang tersedia didalam dan diluar komunitas

Pelayanan

Sumber

Karakteristik pemakai

Adekuat dan pencapaianSensus : Kecamatan, kelurahan

Dinas, kanwil, Ka. Sek

8. Rekreasi

Macam

Tempat / Lokasi

Biaya

Yang menggunakan

3. Analisa dan Diagnosa Keperwatan Komunitas

a. Analisa Komuniti

Tujuan :

Menetapkan kebutuhan komunitas

Menetapkan kekuatan

Mengidentifikasi pola respon kesehatan

Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

b. Cara mengkategorikan data :

Karakteristik demografi

Karakteristik geografi

Karakteristik sosial ekonomi

Sumber dan pelayanan kesehatan

(Anderson & Mc Farlane 1988 : Community as a client, hal 239-266

c. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Analisa : kesimpulan masalah kesehatan komuniti

Etiologi masalah kesehatan komuniti

Dx menurut Mueke (1984) terdiri dari :

1. Masalah: Sehat

Sakit

2. Karakteristik populasi

3. Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)

Diagnosa :

Resiko (masalah)

Diantara (komuniti)

B/D (karakteristik komuniti dan lin)

Yang dimanfestasikan / didemonstrasikan oleh (indicator kesehatan / analisa data)

(Logan & Dawkins, 1986, halaman 244).

C.KONSEP POSYANDU

Yaitu suatu lembaga yang sangat diperlukan,mengingat kebanyakan penyakit yang dialami anak-anak seperti diare,radang paru-paru(Pnemoni),kurang gizi dan sebagainya. Yang mudah diatasi dan bahkan di cegah,asal di dianosa sedini mungkin oleh kader dan petugas kesehatan (P2K3) Prodi DIII Keperawatan Darul Ulum tahun 2007.

1. Konsep Lansia

Lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa(Dra.Ny. Jus Masdani,Sikologi UI) Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian :

1. Fase Luventus antara (25 45 tahun)

2. Fase ferilitas antara (40 50 tahun)

3. Fase praesienium antara (55 65 tahun)

Menurut UU No.Tahun 1965,seseorang dapar dinyatakan jompo atau lansia setelah yang bersangkutanmencapai umur 55 tahun,tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah dari orang lain.

UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia BAB 1 Pasal 1 ayat 2, lansia menurut profesor Doktor Kusumoto Setyo Negoro,lasia adalah orang yang telah berumur 65 tahun keatas.Menurut organisasi kesehatan dunia,lanjut usia meliputi :

Usia pertengahan

Midle age(kelompok usia 45 tahun 59 tahun)

Lanjut usia (Elderly antara 60 75 tahun)

Lanjut usia tua (Old antara 75 90 tahun)

Usia sangat tua (Very Old diatas 90 tahun)2. Konsep Balita

a. Bayi yang masih menyusu (0 1 tahun)

kebutuhan bayi yang belum belum beraneka ragam,tetapi kebutuhannya perlu segera dipenuhi,sebab bila tidak ia akan memperlihatkan ketidak senangannya dengan menangis atu gerakan yan g tidak teratur mulu mula tidak penting siapa yang memenuhi kebutuhannya, karena ia belum dapat membedakan diri sendiri dan dunia luar serta orang orangnya.

b. Umur 1 4 tahun

Dalam masa ini anak masih bergantung kepada bantuan orang dewasa guna mencukupi kebutuhan vitalnya,namun sifat ketergantungan ini sudah mengurang, sedangkan kemampuan berdiri sendiri bertambah cepat. memprotes Anak telah berumur 2 3 tahun mencapai suatu fase gmar dan dalam keadaan demikian ia mengatakan tidak,terhadap setiap ajakan.Lanjutannya masa ini dinamakan keras kepala kopik herd periode untuk dalam keadaan ini istlah negatifisme tidak tepat.

Seorang anak yang sudah mempunyai satau adik atau lebih akn lepas menerima pujian untuka apa yang dikerjakannya sendiri.ia lekas pulang menerima tugas yang memerlukan sekedar tnggung jawabnya (Staf pengajar Ilmu keseahatan anak,FKUI,1985).D. KESEHATAN LINGKUNGAN

Masalah kesehatan linkungan adalh suatu masalah yang sangat konflek,yang saling berkaitan dengan masalah masalah lain diluar kesehatan itu sendiri.1. PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA

Yang dimaksud dengan pembuangan kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.

Zat yang harus dikeluakan dari dalam tubuh berbentuk tinja (feses),air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan.Melihat dari segi keehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok sedini mungkin diatasi karena kotoran manusia (feses) adalah sumber penyebaran penyakit yang multi kompleks.Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :1) Tidak mengotori air permukaan disekitarnya.

2) Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoak dan binatang-binatang lainnya.

3) Tidak mengotori air tanah disekitarnya.

4) Tidak menimbulkan bau.

5) Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance)

6) Sederhana tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut.

7) desainnya.

8) Murah.

9) Dapat diterima oleh pemakaiannya.

Agar persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan sebagai berikut :1) Sebaiknya jamban tertutup.

2) Bangun jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat barpijak yang kuat dan sebagainya.3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau dan sebagainya.4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.Tipe-tipe jamban yang sesuai dengan tkhnologi pedesaan antara lain

1) Jamban, Cemplung,Kakus(Pit,latrine).Cemplung yang kurang sempurna misalnya tanpa rumah dan tanpa tutup sehingga mudah masuk dan bau tidak dihindari yang perlu di perhatikan adalah bahwa kakus tidak boleh terlalu dalam sebab itu bila terlalu dalam akan mengotori tanah dibawahnya.dalamnya Pitlatrine berkisar 1,5-3 meter dan jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15meter

2) Jamban cemplung berventilasi (pentilasi improvet pitlatrine=VIP latrine) jamban ini hamper sama dengan jamban cemplug bedanya lebih lengkap yakni menggunakanventilasi pipa3) Jamban Empang (Fispont latrine) Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Didalam simtem empang yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang dan seterusnya.Jamban empang berfungsi disamping mencegah tercemarnya lingkungan juga dapat menambah proterin bagi masyarakat (menghasilkan ikan)4) Jamban pupuk(The compost Privy) Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cempllung hanya lebih dangkan galiannya, disamping jamban ini untuk membuang kotoran binatang dan sampah daun-daunan.

5) Septik tank Latrine jenis septic tank merupaka cara yang paling memenuhi persyaratan, diman tinja dan air masuk dan mengalami dekomposisi. Didalam tanki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami dua proses, yakni:

a)Proses kimiawi

Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60%-70%) zat-zat padat akan mengendap didalan tanki sebagai sludge zat-zat bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air didalam tangki tersebut lapisan ini disebut SCUM yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob daricairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-baktri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yangakan berfungsi pada proses berikutnyab) Proses biologis

Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktifitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge/scum. Hasilnya selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya adalah juga pengurangan volume sludge sehingga memungkinkan septiktank tidak dapat penuh. Kemudian cairan Enkluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja yang mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan influent akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk kedalam tempat perembasan.2. SAMPAH DAN PENGOLAHANNYA

Sampah adalahsuatu bahan atau benda padat yang sudah di pakai lagi oleh manusia,atau benda padat yang sudah di gunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan di buang.Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan.Sampah adalah(Waste) adalah suatu yang tidak di gunakan,tidak dipakai,tidak disenangi,atau sesuatu yang dibuang,yang berasal dari kegiatan manusia. Dari batasan ini sampah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yangdibuang karena sudah tidak berguna.

Prinsip-prinsip Sampah;1. Adanya suatu benda atau bahan padat.

2. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dalam kegiatan manusia

3. Benda/bahan tersebut tidak dipakai lagi.

Sumber-sumber Sampah:- Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.

Sampah yang berasal dari perkantoran.

Sampah yang berasal dari jalan raya.

Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes).

-- Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan. Sampah yang berasal dari pertambangan.

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya sampah di bagi menjadi:

a.Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat busuk,misalnya logam/besi,pecahan gelas,plastik dan sebagainya.

b. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,misalnya sisa-sisa makanan,daun-daunan,buah-buahan dan sebagainya.3. PENGELOLAAN SAMPAH Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini meliputi, pengumpulan, pengangkutan, sampai denagan pemusnahan/penghancuran sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan, masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolahan sampah antara lain sebagai berikut :1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah

Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga/industri yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu harus ada tempat khusus untuk mengumpulkan sampah2. Pemusnahan dan Pengelolahan Sampah Pemusnahan atau pengelolahan sampah padat dapat dapat dilakukan beberapa cara:

a. Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah denagan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.b. Dibakar (Inceneratiaon) yaitu memusnahkan samapah dengan cara membakar sampah didalam tungku pembakaran (Incenerator)

c. Dijadikan pupuk (Composing)

Yaitu pengelolahan sampah menjadi pupuk (Compos), Khusunya untuk sampah organic daun-daunan, sisa makanan , dan sampah lain yang dapat membusuk.

(Soekidjo Notoatmojo,2003)

BAB 3

APLIKASI ASKEP KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN KEBUN MELATI DESA SUMBER MULYOKegiatan praktik Klinik Keperawatan Keluarga dan Komunitas Desa. ini dilakukan pada tanggal 14 April 2007 sampai 26 Mei 2007. Dengan berbekal materi yang telah diberikan saat pembekalan, maka secara resmi pada tanggal 14 April 2007 mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum. Angkatan IV Kelompok III melaksanakan praktik Lapangan keperawatan komunitas di Dusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo.

Adapun kegiatan selama praktik keperawatan komunitas di Dusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo diuraikan sebagai berikut:

3.1 Kegiatan Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas

3.1.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik Lapangan/terjun ke lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain:

1) Pembekalan

Pembekalan dilakukan pada taggal 11-14 April 2007 di Auditorium Prodi DIII Keperawatan dan di ruang pertemuan kantor kecamatan oleh pembimbing praktik komunitas Bapak Mudzakir, S.Kep Ners, Nasrudin, SKM ,dan Dr.Hj.Hariyanti. Materi yang diberikan adalah tentang mekanisme perijinan, dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa praktik dan tugas yang harus diselesaikan.

2) Pengorganisasian Kelompok

Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Susunan panitia terlampir.

3) Persiapan Administrasi

Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk mengadakan konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari pendidikan yang harus disampaikan ke Dusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo dan Puskesmas Mayangan. Selain itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktik dari mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas, format asuhan keperawatan keluarga, administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan.

4) Konsolidasi

Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dilakukan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 11 -14 April 2007 dengan mengajukan permohonan ijin dan kerjasama kepada Kepala Desa Sumber Mulyo, Ka. Dusun Kebon Melati,dan Kepala Puskesmas Mayangan. Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 14 April 2007 di wilayah Dusun Kebon Melati Desa Sumber Mulyo yang meliputi RT 01-06 sebagai wilayah binaan mahasiswa Prodi DIII Keperawatan FIK UNIPDU. melalui perijinan Kepala Dusun Kebon Melati dan Kepala Desa Sumber Mulyo.

5) Orientasi dan Analisa Situasi

Kegiatan terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu :

(1) Pembekalan dan perkenalan

Pembekalan dan perkenalan dilakukan dilakukan di Musola Al Samsudin (depan rumah kepala Dusun Kebon Melati (Bapak Pudjianto) pada tanggal 16 April 2007 pukul 20.00-22.00 WIB dihadiri Kepala Desa,Perwakilan Puskesmas,Bidan Desa,Pembimbing Pendidikan, Kepala Dusun, ketua RT ( RT I - VI), Ketua RW I dan II dan beberapa perwakilan mahasiswa dari kelompok lain. Kepala Desa menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan praktik Lapangan keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan. Kepala Desa memberikan gambaran tentang keadaan lingkungan di Dusun Kebon Melati secara umum dan status kesehatan warga Dusun Kebon Melati. Dalam pertemuan tersebut juga disepakati bahwa pelaksanaan pendataan dapat dilakukan mulai tanggal 17 April 2007.

(2) Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa sendiri dengan membagi mahasiswa dalam enam kelompok kecil sesuai dengan jumlah RT, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh mahasiswa sendiri.

3.1.2 Tahap Pelaksanaan KegiatanBerikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik Lapangan keperawatan komunitas:

1) Data Primer

WINSHIELD SURVEY KOMUNITAS DUSUN KEBON MELATILuas wilayah Kebon Melati adalah sekitar 60 Hektar yang terdiri dari 30 hektar persawahan dan 30 hektar perumahan. Batas wilayahnya adalah sebelah utara berbatasan dengan Dusun Ngembeh, sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Sidowaras, sebelah barat berbatasan dengan Dusun Sumber mulyo dan sebelah timur berbatasan dengan Dusun Bapang.

Jenis bangunan di dusun Kebon Melati terdiri dari permanen dan semi permanen, masing-masing seluas 17 m X 8 m yang terbuat dari tembok yang sebagian besar merupakan model rumah joglo dan terpisah satu sama lainnya serta mempunyai halaman dan pekarangan.

Di sebelah utara dusun terdapat lapangan yang luasnya 15 m X 17 m berupa rumput dan menjadi milik umum. Kebiasaan masyarakat Kebon Melati berkumpul adalah di warung-warung pada malam hari. Sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah Posyandu Balita (KENANGA V) dan Bidan Yuni.

Sedangkan sarana ibadah terdiri dari 5 musholah dan juga sering digunakan sebagai tempat musyawarah bagi warga masyarakat karena sebagian besar masyarakat beragama islam.

Tempat perbelanjaan adalah di toko dan warung-warung yang ada di sekitar dusun Kebon Melati. Fasilitas pendidikan yang ada yaitu TPQ yang bertempat di musola Alsamsudin.

Masyarakat yang mudah ditemui di jalan adalah para pemuda.

Dusun kebon melati dapat ditempuh dengan sarana transportasi yaitu roda dua dan roda empat. Sarana komunikasi yang menghubungkan masyarakat adalah berupa papan pengumuman saja. Sedangkan tempat rekreasinya masih belum ada.

3.1.3 Tahap Pengkajian

3.1.3.1 Data umum :

3.1.3.1.1 data geografiLuas wilayah Kebon Melati adalah sekitar 60 Hektar yang terdiri dari : a. 30 hektar persawahan

b. 30 hektar perumahan

Batas wilayahnya dari dusn Kebon melati adalah :

a. sebelah utara berbatasan dengan Dusun Ngembeh,b. sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Sidowaras,

c. sebelah barat berbatasan dengan Dusun Sumber mulyo d. sebelah timur berbatasan dengan Dusun Bapang.3.1.3.1.2 data demografi

a. jumlah penduduk

jumlah penduduk dusun kebon melati adalah 1367 jiwa.b. jumlah kepala keluarga

jumlah kepala keluarga di dusun kebon melati adalah 296 kepala keluarga

c. komposisi penduduk

1. jumlah laki-laki : 712 jiwa

2. jumlah perempuan : 655 jiwa

3. jumlah Lansia > 60 th: 107 jiwa4. jumlah remaja

: 255 jiwa5. jmlah balita

: 107 jiwa

d. denah wilayah (TERLAMPIR)3.1.3.2 data intidata inti tersaji dalam bentuk tabel dan diagram berikut ini :

A. DATA DEMOGRAFI

Tabel 1. PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN

NOKELOMPOK UMURJENIS KELAMIN

LP

( %(%

1.0 4 Tahun493,4584,07

2.5 9 Tahun553,8584,07

3.10 14 Tahun604,2634,42

4.15 19 Tahun604,2543,72

5.20 24 tahun745,1574,00

6.25 - 29 Tahun725,05644,4

730 - 34 Tahun533,7453,16

835 39 Tahun584,07473,3

940 44 Tahun513,5453,1

1045 -49 Tahun433,01453,1

1150 54 Tahun473,3362,52

1255 59 Tahun362,52312,1

13> 60 Tahun543,7523,65

Jumlah7125065550

Total 1367 jiwa

Tabel 2. PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN JUMLAH KELUARGA DAN JIWA DALAM 1 RTRT KELUARGAJIWA

I52222

II44398

III40170

IV44189

V56196

VI60192

jml2961367

L P

555452

3631

4736

4345

5145

5847

5345

7264

7457

6064

6063

55 58

49 5

Tabel 3. PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA

NoAgamaJml%

1.Islam136699

2.Katholik11

3.Protestan--

4.Hindhu--

5.Budha--

Jumlah1367100

Tabel 4. PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

NoPendidikanJml %

1.Tidak Sekolah131

2.SD39244

3.SMP 27930

4.SMA18623

5.PT232

Jumlah898100

Tabel 5. PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN PENDIDIKAN

NoPendidikanJlmh%

1.Belum sekolah10729

2.TK316

3.SD20241

4.SMP7914

5.SMA388

6.PT122

Jumlah465100

B. DATA SOSIAL EKONOMI

Tabel. 1 PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN

NoPekerjaanJml%

1.Belum Bekerja1068

2.Pelajar 25621

3.Pedagang633

4.PNS180.9

4.Petani 764

7.Swasta 19514

8.Rumah tangga33626

9Lain-lain31719

Jumlah1367100

Tabel. 2 PROPORSI KELUARGA BERDASARKAN PENGHASILAN

NoPenghasilanJml%

1.< Rp 250.00037444

2.Rp 250.000 Rp. 500.000,-28033

2.Rp.500.000 - -Rp.1. 000.000,-1357

3.> Rp.1.000.000,-5316

Jumlah296100

C. DATA STATUS KESEHATANTabel I . PROPORSI KELUHAN SAAT INI

NOKELUHANJML%

1.Batuk4014

2.Pilek3010

3.Demam6522

4.Gatal-23713

5.Pegel Linu4014

6.Lain-Lain72

7.Tidak ada keluhan7725

Jumlah296100

Tabel 2 PROPORSI PENYAKIT SAAT INI (6 bulan terakhir)

NOPENYAKITJML%

1.Rematik4710

2.Kencing Manis31

3.Batuk Pilek11830

4.Paru-Paru53

5.Diare258

6.Penyakit Kulit4014

7.Sakit Gigi83

8.Lain-lain5017

Jumlah296100

D. DATA PRILAKU KESEHATANTabel 1 KEBIASAAN MAKAN

NOKEBIASAAN MAKANJML%

1.Tinggi garam9030

2.Tinggi lemak51,6

3.Tinggi purin--

4.Tinggi gula4816

5.Sedengan 15351

Jumlah296100

Tabel 2 PENGGUNAAN GARAM YODIUMNOGARAM YODIUMJML%

1.Benar28797

2.Salah93

JUMLAH296100

E. DATA KESEHATAN LINGKUNGAN

1. RUMAH

Tabel. 1 PROPORSI KELUARGA BERDASARKAN TIPE RUMAH

NoJenis rumahJml%

1.Permanen25687

2.Semi Permanen 258

3.Tidak Permanen155

Jumlah296100

Tabel. 2 PROPORSI PENCAHAYAAN DALAM RUMAH

NoPENCAHAYAANJml%

1.BAIK21684

2.KURANG8016

Jumlah296100

Tabel. 2 PROPORSI KELUARGA BERDASARKAN KEPEMILIKAN KANDANG TERNAKNoKepemilikanJml%

1.Tidak memiliki25084

2.Ya / memiliki 4615

Jumlah296100

2. SUMBER AIR

Tabel. 1 PROPORSI SUMBER AIR KELUARGA

NoSumber airJml%

1.PAM0-

2.Sumur 296100

3.Sungai0-

Jumlah296100

Tabel. 2 PROPORSI JARAK SUMBER AIR DENGAN SEPTI TANK

NoJARAKJml%

1< 10 m6622

2> 10 m23078

Jumlah296100

3. KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Tabel. 1 PROPORSI TEMPAT KELUARGA MEMBUANG SAMPAH

NoPembuangan SampahJml%

1.Ditimbun 5022

2.Dibakar18248

3.Sembarang tempat115

4.Tempat sampah5323

Jumlah296100

Tabel 2 PENGURASAN BAK MANDI

NOPENGURASANJML%

1.1 Minggu sekali6823

2.> I Minggu11940

3.Tidak pernah10937

Jumlah296100

PENGOLAHAN TINJA

Tabel. 1 PROPORSI KELUARGA BERDASARKAN TEMPAT PEMBUANGAN TINJA

NoJenis JambanJml%

1.Leher Angsa27765

2.Cemplung1420

3.Sungai515

Jumlah296100

4. PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA

Tabel.1 PROPORSI SALURAN LIMBAH BERDASARKAN KONDISI SALURAN PEMBUANGAN

NoKONDISIJml%

1.Got/ sal mengalir22074

2.Tidak ada saluran7626

Jumlah296100

Tabel 2 PROPORSI KONDISI PEMBUANGAN LIMBAH

NoKONDISIJml%

1.Menggenang/becek11057

2.Mengalir lancar17730

3.Tak Mengalir Lancar94

Jumlah296100

G. DATA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel. 1 PROPORSI KEBIASAAN KELUARGA MINTA TOLONG BILA SAKIT

NoSARANAJml%

1.Rumah Sakit93

2.Puskesmas 14047

3.Dokter Praktik 3512

4.Perawat 3913

5.Bidan 6723

6.Dukun 21

7.Tpernah42

Jumlah296100

Tabel 2 PROPORSI PENGGUNAAN OBAT

NOPENGGUNAAN OBATJML%

1.Dengan resep Dokter8571

2.tanpa resep dokter21129

Jumlah296100

Tabel. 3 PROPORSI PENYAKIT YANG PALING SERING DIDERITA KELUARGA DALAM 6 BULAN TERAKHIR

NoSumber PendanaanJml%

1.DHF 52

2.Batuk pilek7035

3.Asma31

4.TBC52

5.Typhoid72

6.hidrosephalus-

7. Kencing manis31

8Reumatik 3719

9. Penyakit jantung72

10.Penyakit kulit3015

11.Ca kolon-

12.Demam 3418

13.Hernia21

14.Lepra10

15.Kangker Darah10

16.Lain-lain92

Jumlah296100

H. DATA KESEHATAN IBU & ANAK

A. USIA SUBUR

Tabel PROPORSI USIA SUBUR

NOUSIAJML%

145 Th291

Jumlah586100

B. IBU HAMIL

Tabel. 1. PROPORSI IBU HAMIL BERDASARKAN KEHAMILAN YANG KE

NoKEHAMILAN KEJml%

1.1230

2.2230

3.3110

4.> 4 220

Jumlah 7100

Tabel 2. PROPORSI JARAK PERSALINAN TERAKHIR

NoJARAK PERSALINANJml%

1.1 tahun114,2

2.2 tahun114,2

3.3 tahun457,1

4.> 4 tahun157,1

Jumlah 7100

Tabel 3 PROPORSI PENOLONG PERSALINAN TERAKHIR

NoPENOLONGJml%

1.Dokter114,2

2.Bidan457,1

3.Dukun114,2

4.Alami114,2

Jumlah7100

Tabel 4 PROPORSI CARA PERSALINAN TERAKHIR

NoCARA PERSALINANJml%

1.Normal699

2.Oprasi11

Jumlah7100

Tabel. 5 PROPORSI IBU HAMIL BERDASARKAN USIA IBU

NoUmur

KehamilanJml%

1.< 20 tahun--

2.20 35 tahun 7100

3.> 35 tahun --

Jumlah7100

Tabel 6 PROPORSI ANC

NoANCJml%

1.Teratur5 71

2.Jarang229

3.Tidak Pernah--

Jumlah7100

Tabel. 7 PROPORSI IBU HAMIL BERDASARKAN LETAK MELAKUKAN ANC

NoAlasanJml%

1.Rumah Sakit --

2.Puskesmas 220

3.Perawat--

4.Bidan 571

Jumlah7100

C. BALITA

Tabel. 1 PROPORSI KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK BALITA

NoJUMLAH BALITAJml%

1.19798

2.2 51

3>2 51

Jumlah107100

Tabel 2 PROPORSI KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU

NoKUNJUNGANJml%

1.Rutin7575

2.Jarang1322

3.Tidak Pernah23

Jumlah107100

Tabel. 3 PROPORSI BALITA BERDASARKAN ALASAN TIDAK DIBAWA KE POSYANDU

NoALASANJml%

1.Jauh -0

2.Tidak ada waktu10

3.Lain-lain 1100

Jumlah2100

Tabel. 3 PROPORSI BALITA YANG IMUNISASI

NoIMUNISASIJml%

1.Lengkap 5175

2.Blm Lengkap1015

3.Tdk Lengkap55

2.Tdk Imunisasi23

Jumlah107100

Tabel. 4 PROPORSI ALASAN BALITA TIDAK DIIMUNISASI

NoALASANJml%

1.Tidak tahu00

2.Waktu 00

3.Kurang pengetahuan ibu147

4.Usia belum mencukupi153

Jumlah2100

Tabel 6 PROPORSI KEPEMILIKAN KMS

NoKEPEMILIKANJml%

1.Punya570

2.Tidak Punya110

Jumlah68100

Tabel 7 PROPORSI PENGETAHUAN TENTANG KMS

NoPENGETAHUANJml%

1.Tidak tahu3146

2.Tahu3754

Jumlah68100

Tabel 8 PROPORSI BALITA DENGAN STATUS GIZI

NoALASANJml%

1.Garis hijau6058

2.Grs hijau-kuning3838

3Bwh grs titik-0

4BGM96

Jumlah107100

I. DATA KESEHATAN REMAJATabel. 1 PROPORSI ADA TIDAKNYA KELUARGA YANG PUNYA ANAK SEKOLAH/REMAJA

NoMEMILIKIJml%

1.Tidak 6743

2.Ya 22957

Jumlah296100

Tabel 2 PROPORSI JUMLAH REMAJA BERDASARAKAN UMUR

NoMEMILIKI%Jml

1.15-1943104

2.20-2457131

Jumlah235100

Tabel. 3. PROPORSI KEBIASAAN ANAK SEKOLAH DAN REMAJA

NoKEBIASAANJml%

1.Merokok6025

2.Alkohol-0

3.Narkoba-0

4.Olah raga 156

5.Interaksi social3514

5.keagamaan3816

6.Bantu orang tua8737

Jumlah235100

Tabel 4. PROPORSI REMAJA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

NoPendidikanJml %

1.Tidak Sekolah6929

2.SD9841

3.SMP 4414

4.SMA198

5.PT52

Jumlah235100

J. DATA KESEHATAN LANSIA

Tabel. 1 PROPORSI ADA TIDAKNYA ANGGOTA KELUARGA LANSIA

NOANGGOTA KELUARGA LANSIAJml%

1.Tidak ada 21573

2.Ada 8127

Jumlah296100

Tabel. 2 PROPORSI LANSIA BERDASARKAN JENIS PENYAKIT

NOJENIS PENYAKITJml%

1.Asma-

2.TBC-

3.Hipertensi46

4.Kencing manis23

5.Reumatik 6130

6.Katarak 2315

7.Osteophorosis 4730

8.Penyakit kulit 85

9.Penyakit jantung 11

10.Liver-

11Lain-lain (batuk/pilek, hematuria, hernia, BPH)1010

Jumlah156100

Ket : 1 Lansia menderita lebih dari 1 penyakit

Tabel. 3 PROPORSI LANSIA BERDASARKAN PENGGUNAAN WAKTU SENGGANG

NOPENGGUNAAN WAKTU SENGGANGJml%

1.Berkebun / pekerjaan rumah4750

2.Jalan jalan -0

3.Senam -0

4.Lain-lain 3450

Jumlah81100

Tabel 4 PROPORSI KEINGINAN PEMBENTUKAN POSYANDU LANSIA

NOKEINGINAN POSYANDUJml%

1.YA81100

2.TIDAK0-

Jumlah81100

Tabel 5 PROPORSI ALASAN DIDIRIKAN POSYANDU LANSIANOALASANJml%

1.Agar Lebih Sehat4662

2.Agar Berbagi Pengalaman Kesehatan1415

3.Mengetahui Info Kesehatan2123

Jumlah81100

BAB 4

PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas di Dusun Kebon Melati yang dilaksanakan mahasiswa DIII Keperawatan FIK UNIPDU Angkatan XIV Kelompok 3 adalah salah satu program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah.

Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional, mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan praktik Lapangan keperawatan komunitas di Dusun Kebon Melati mulai 14 April 2007 sampai 26 Mei 2007 dengan melakukan berbagai kegiatan.

Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan komunitas; keluarga dan puskesmas.

4.1 Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas

Praktik Lapangan keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata pembekalan yang diterima masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tatanan lapangan, sehingga terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.

4.1.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan kuesioner dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep MOOKE dan telah dikonsultasikan ke pembimbing komunitas akademik serta disesuaikan dengan lembar pengkajian Puskesmas Mayangan.Dari pengumpulan data didapatkan bahwa mayoritas warga merupakan warga asli Kebon Melati mayoritas dari warga bekerja pagi - sore hari dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan sedang. Hal tersebut merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan kegiatan, namun berkat bantuan dari Korwil RW dan RT, dan model pendekatan secara persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan tersebut dapat diatasi.

Respon yang diberikan warga Kebon Melati sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.

Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat RT dan melakukan program turun ke bawah (jemput bola) sehingga keberadaan mahasiswa membaur dengan warga.

Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dialami masyarakat, meliputi:

1. Terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada usila di Dusun Kebon Melati b/d Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila ditandai dengan:

a. Jumlah lansia 81Orang. Usia > 60

b. Jumlah lansia yang sakit

DM 2 orang

Hipertensi 4 orang

Rematik 61 orang

Katarak 23 orang

Osteoporosis 47 orang

Penyakit kulit 8 orang

Penyakit jantung 1 orang

Lain-lain 10 orang

c. Tidak ada posyandu lansia, dan tidak ada kader Lansiad. Keinginan terbentuknya posyandu lansia 100 %e. Kegiatan lansia dalam penggunaan waktu senggang 50 % adalah berkebun/ bekerja

2. Gangguan tumbuh kembang balita di Dusun Kebon Melati berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita.

a. Tidak punya KMS 12,50 %, tidak mengerti isi KMS 12,86 %

b. Berat badan balita turun 2,86 %, tetap 8,57 %

c. Balita yang jarang 7 % tidak pernah 2 % dalam kunjungan ANC

d. Balita dengan imunisasi belum lengkap 11 %

e. Alasan balita tidak di imunisasi karena kurang pengetahua ibu 47 %

f. Kunjungan balita ke posyandu jarang 22 % tidak pernah 3%

g. Status kurang energi protein 1,25 %, sedang 20,0 %

h. Balita yang tidak diimunisasi 1,25 %., tidak lengkap 16,25 %

3. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan:

a. Pencahayaan kurang 19,46 %

b. Jarak sumber air dengan wc ( 3 minggu tidak pernah 15 %

e. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tergenang 57 % dan tidak mengalir lancer 4%.

f. Diare 3 %, ispa 40,91 %, penyakit kulit 20 %, batuk pilek 47 %, paru-paru 3 %

g. Demam 31 %, gatal-gatal 17 %,

Dari ketiga masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara mahasiswa dan warga hampir tidak mengalami kesulitas yang berarti, karena masyarakat telah menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup mereka. Namun terdapat sedikit masalah dalam hal peserta MMD II yang kurang dikarenkan waktu MMDII bersamaan dengan rapat kegiatan Mahabbati Rosul. rencana penyelesaiannya. Akhirnya dilakukan perubahan strategi acara hingga terumuskannya rencana tindakan.

4.1.2 Penentuan Prioritas Masalah

Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah.

Berdasarkan MMDII yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2007 dan pertemuan Pokjakes pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2007, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut:

1) Resiko penurunan status kesehatan lanjut usia.

2) Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita serta 3) Resiko penyebaran penyakit menular oleh karena kondisi kesehatan lingkungan yang kurang sehat,

4) Resiko kenakalan remaja yang berhubungan dengan Miras dan Narkoba,

Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan berarti, hal ini dikarenakan warga mulai memahami pentingnya kesehatan dan berkat partisipasi aktif dari Pokjakes sebagai motor penggerak. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 85%.

4.1.3 Perencanaan

Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat disepakati saat MMD II dan pertemuan dengan pokjakes secara intensif.

Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain:

1) Terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada usila di Dusun Kebon Melati b/d Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila Pembentukan Kader Lansia Pembekalan Kader Lansia Pelaksnakan posyandu Lansia perdana Penyuluhan lansia sehat dan sukses Penyuluhan lansia dengan Hipertensi Pengadaan Senam Lansia2) Gangguan tumbuh kembang balita di Dusun Kebon Melati berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita Penyuluhan GIZI pada Ibu Balita Penyuluhan Asi Eksklusif Pemberian makanan tambahan pada Balita di Posyandu3) Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan Kerja bakti massal mengumpulkan kaleng bekas dan bersih-bersih jalan.

Penyuluhan cara pengolahan sampah yang baik dan benar.

Penyuluhan pencegahan demam berdarah.Selain perencanaan diatas, terdapat satu rencana yang mendukung pelaksanaan kegiatan yaitu pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan. Pembentukan Pokjakes tersebut direncanakan pada MMD I.Untuk pengaturan waktu, tidak menemukan kesulitan yang berarti. Hanya saja, terdapat beberapa kegiatan yang masih dibutuhkan mencari waktu yang tetap sesuai dengan kesempatan/waktu luang warga.4.1.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 6 Mei 2007 dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh Pokjakes untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan Pokjakes ini sangat membantu dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing RT. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa, Pokjakes, RT, pemuda, dan kader kesehatan. Hanya pada kegiatan penyuluhan, dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari yang ditunjuk.

Kegiatan yang direncanakan dikatakan berhasil (90%), penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan.

4.1.4 Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan bersama warga saat terminasi hari kamis 24 Mei 2007 pukul 20.00 WIB selesai di Mushola As-Syamsudin Dusun Kebon Melati.

Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik Lapangan keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon positif warga, dengan semangat dan program mereka serta perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktik Lapangan keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan UNIPDU Angkatan XIV Kelompok 3 , merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.

Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik Lapangan keperawatan komunitas, yaitu praktik Lapangan keperawatan komunitas itu sendiri, praktik Lapangan keperawatan keluarga dan praktik Lapangan di Puskesmas.

Pelaksanaan ketiga praktik Lapangan tersebut tidak meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.

Secara garis besar keberhasilan praktik Lapangan keperawtaan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes MELATI dan Korwil desa sebagai penanggung jawab tertinggi.

5.2 Saran

Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik Lapangan keperawatan komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:

1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri.

2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik Lapangan keperawatan komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara Institusi UNIPDU dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan praktik Lapangan keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas yang telah ditentukan.

3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik Lapangan keperawatan komunitas.

4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan, sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktik Lapangan di masyarakat.

5. Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya kerjasama dan bimbingan secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa maupun Kelompok Kerja Kesehatan yang ada di masyarakat.

6. Diharapkan program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara optimal sehingga pembinaan kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai tujuan.

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DUSUN KEBON MELATI DESA SUMER MULYO ECAMTN JOGO ROTO

KABUPATEN JOMBANG

MULAI 14 APRIL 26 MEI 2007Telah Disetujui Dan Disyahka Pada :

Hari

: SabtuTanggal : 26 Mei 2007

Tempat : - Desa SUMBER MULYO

Prodi DIII Keperawatan Darul UlumKEBON MELATI 26 MEI 2007

Kepala Desa Sumber MulyoSUNARKO HARJOKepala Dusun Kebon MelatiPUDJIANTO

Kepala Puskesmas MayanganDR.HJ.HARIYANTIPembimbing PendidikanKURNIAWATI, S.Kep.Ners

Mengetahui,Ka.Prodi DIII Keperawatan Darul UlumTUTU APRIL ARIANI, SKP

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangB. Tujuan1. Tujuan umum2. Tujuan khususBAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan KomunitasB. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas1. Tahap pengkajian2. Diagnosa keperawatan3. Perencanaan 4. Pelaksanakan5. EvaluasiC. KONSEP POSYANDU

1. Konsep lansia2. Konsep balitaD. KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Pembuangan kotoran manusia2. Sampah dan pembuangan3. Pengolahan sampahBAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN KEBON MELATI DESA SUMBER MULYO KECAMATAN JOGO ROTO KABUPATEN JOMBANG

A. Persiapan1. Persiapan kemasyarakatan2. Persiapan teknisB. Pelaksanakan1. Pengkajian2. Analisa data3. Diagnosa4. Perencanaan5. EvaluasiBAB IV PEMBAHASANBA V PENUTUPA. KesimpulanB. SaranASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS DESADI DUSUN KEBON MELATI DESA SUMBER MULYO

KECAMATAN JOGO ROTO KABUPATEN JOMBANG

PADA TANGGAL 14 APRIL 26 MEI 2007

OLEH :

KELOMPOK III

1. HANIF MASRURI7. AGUSTIN

2. M.RIDHO JALAL8. SULIS SETYO WATI

3. TAUFIQ AKBAR9. NURUL HIDAYAH

4. M.ALI MABRUR10. ILALI DIAN FISISA

5. NUR YANI LEFU11. IKA YULI NUGRAH

6. FAUJIAH FIRDAWATI12. FITRIA YUNIATI

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TIGGI DAUL ULUM

JOMBANG

2007

31

1

30

3

25

> 60

55 59

50 54

45 -49

40-44

35 39

30 34

25 29

20 24

15 19

10 14

5 9

0 4

2

26

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

4

6

7

8

9

10

11

4

14

15

16

17

12

5

13

18

19

20

21

22

23

24

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

58

29

28

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

67

27

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

32

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

61

62

63

64

65

66

I

II

III

_1239168004.xls

_1239422640.xls

_1239512016.xls

_1239513832.xls

_1239555903.xls

_1239512804.xls

_1239474033.xls

_1239351179.xls

_1239389556.xls

_1239389724.xls

_1239390464.xls

_1239422361.xls

_1239389980.xls

_1239389588.xls

_1239351346.xls

_1239388900.xls

_1239301196.xls

_1239350826.xls

_1239351023.xls

_1239216789.xls

_1239255434.xls

_1239215280.xls

_1239215581.xls

_1239215100.xls

_1239137938.xls

_1239151870.xls

_1239152576.xls

_1239153438.xls

_1239156203.xls

_1239153167.xls

_1239152398.xls

_1239138006.xls

_1239151336.xls

_1239138004.xls

_1239134680.xls

_1239134947.xls

_1239136042.xls

_1239059207.xls

_1239043858.xls