Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial. Seperti dikatakan oleh Barry (1998) bahwa setiap individu menjadi anggota dari banyak kelompok sepanjang hidupnya. Sejak lahir individu menjadi anggota – anggota dari sebuah keluarga. Kemudian hadir juga dalam kelompok bermain, kelompok di sekolah dan juga di tempat ibadah dan yang terpenting adalah dalam kelompok remaja, selanjutnya dalam kelompok – kelompok sosial, kelompok bisnis, kelompok politik dan kelompok orang tua. Keliat (2011) menuliskan bahwa kelompok merupakan sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling bergantung satu sama lain dan saling mempengaruhi serta bertukar informasi melalui komunikasi. Dinamika dalam kelompok bahkan dapat memfasilitasi perubahan perilaku anggota kelompoknya sehingga apabila kelompok ini didesain secara sistematis dapat menjadi sarana perubahan perilaku maladaptive layaknya ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa menjadi perilaku yang adaptif sehingga dapat difungsikan sebagai terapi. Terapi menggunakan aktivitas dalam kelompok inilah yang disebut terapi aktivitas kelompok. 1

Transcript of Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Page 1: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial. Seperti dikatakan oleh Barry (1998)

bahwa setiap individu menjadi anggota dari banyak kelompok sepanjang

hidupnya. Sejak lahir individu menjadi anggota – anggota dari sebuah

keluarga. Kemudian hadir juga dalam kelompok bermain, kelompok di sekolah

dan juga di tempat ibadah dan yang terpenting adalah dalam kelompok remaja,

selanjutnya dalam kelompok – kelompok sosial, kelompok bisnis, kelompok

politik dan kelompok orang tua. Keliat (2011) menuliskan bahwa kelompok

merupakan sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling bergantung satu

sama lain dan saling mempengaruhi serta bertukar informasi melalui

komunikasi. Dinamika dalam kelompok bahkan dapat memfasilitasi perubahan

perilaku anggota kelompoknya sehingga apabila kelompok ini didesain secara

sistematis dapat menjadi sarana perubahan perilaku maladaptive layaknya

ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa menjadi perilaku yang adaptif

sehingga dapat difungsikan sebagai terapi. Terapi menggunakan aktivitas

dalam kelompok inilah yang disebut terapi aktivitas kelompok.

Berdasarkan Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 5, No. 1, 2004:

1 – 10 didukung pula dengan data dari catatan medical record RSJ (Rumah

Sakit Jiwa) Surakarta yang menunjukkan angka rawat inap di rumah sakit

tersebut bertambah, kesembuhan memanjang, pasien gangguan jiwa sulit

disembuhkan. Untuk mengurangi bertambahnya jumlah pasien gangguan jiwa

di ruang rawat inap pada sebuah rumah sakit, diperlukan peran serta berbagai

profesi, diantaranya adalah profesi keperawatan dengan berbagai programnya,

salah satu program dalam pemberian terapi keperawatan untuk mendukung

tingkat kesembuhan klien adalah Terapi Aktifitas Kelompok (TAK). Jenis

TAK yang diterapkan pada pasien dengan gangguan jiwa bermacam-macam

sesuai dengan masalah yang dialami pasien. TAK sudah sejak lama

1

Page 2: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

dimasukkan dalam program terapi keperawatan di dunia yang merupakan salah

satu dari intervensi keperawatan. Salah satu jenis TAK tersebut adalah terapi

Aktifitas Kelompok Sosialisasi yang diprogramkan terhadap pasien gangguan

jiwa Skizoprenia dengan masalah utama gangguan hubungan sosial menarik

diri dan halusinasi. Program terapi Aktifitas Kelompok di Indonesia mulai

diterapkan secara terintegrasi dalam proses keperawatan sekitar tahun 1996

yang dipelopori oleh Budianna Keliat di Rumah sakit Jiwa Pusat Jakarta. Hal

yang diharapkan dari program terintegrasi tersebut adalah menghasilkan

asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan

komunikasi pasien dan berdampak pada lama hari rawat pasien dan

menurunkan jumlah klien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa.

Oleh karena itu, berdasarkan pemikiran – pemikiran yang mendasar

tersebut maka untuk mencapai penyembuhan pasien gangguan jiwa dengan

gangguan hubungan sosial menarik diri dan halusinasi, perlu dibuat suatu

pedoman pelaksanaan terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas

kelompok sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi sensori dan orientasi realitas

yang benar sesuai dengan tujuan dari setiap terapi masing – masing.

B. Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ini memiliki

tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:

1) Tujuan Umum

Mampu memahami dan mengimplementasikan terapi aktivitas kelompok

pada kelompok khusus gangguan jiwa secara tepat dan benar.

2) Tujuan Khusus

Agar mahasiswa mampu:

a. Menjelaskan defenisi dari Kelompok, Terapi, Terapi kelompok dan

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

b. Menyebutkan tujuan dari terapi aktivitas kelompok baik tujuan

umum, tujuan khusus dan tujuan rehabilitasi TAK

c. Menguraikan tentang tipe – tipe Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

2

Page 3: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

d. Menjelaskan tentang indikasi serta kontraindikasi dari Terapi

Aktivitas Kelompok (TAK)

e. Menguraikan tentang sasaran dan keanggotaan dari Terapi Aktivitas

Kelompok (TAK)

f. Menjelaskan tentang mekanisme proses Terapi Aktivitas Kelompok

(TAK)

g. Memahami tentang peran perawat dalam Terapi Aktivitas

Kelompok (TAK)

3

Page 4: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kelompok merupakan kumpulan dua orang ataupun lebih yang saling

berinteraksi, bergantung, saling berkomunikasi, saling memberikan informasi

serta memiliki sistem norma dan aturan-aturan tertentu yang telah disepakati

bersama (Keliat et al., 2011).

Terapi kelompok merupakan psikoterapi yang dilaksanakan secara

berkelompok yang bertujuan memberikan suatu stimulasi untuk pasien dengan

gangguan interpersonal. Terapi kelompok dapat dilakukan dengan cara

berdiskusi antara pasien satu dengan yang lainnya yang diarahkan atau

dipimpin oleh terapis (Yosep, 2010).

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi yang dilakukan

pada satu kelompok pasien yang terdiri dari 5-12 orang yaitu dengan cara

kelompok tersebut melakukan suatu kegiatan atau aktivitas tertentu secara

bersama-sama yang bertujuan agar dapat mengubah perilaku pasien yang

maladaptif menjadi adaptif (Keliat et al., 2011).

B. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Menurut Yosep (2010), Terapi Aktivitas Kelompok yang merupakan

bagian dari Terapi Kelompok mempunyai tujuan therapeutic dan rehabilitasi.

Berikut adalah tujuan dari Terapi Aktivitas Kelompok :

1. Tujuan Umum

a) Mengubah perilaku pasien yang maladaptif menjadi adaptif dengan cara

meningkatkan kemampuan untuk menguji kenyataan (reality testing) yaitu

memperoleh pemahaman dan cara membedakan sesuatu yang nyata dan

khayalan.

b) Membentuk sosialisai terhadap teman, keluarga dan masyarakat dengan

memberikan kesempatan untuk berkumpul, berkomunikasi dengan orang

4

Page 5: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

lain, saling memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap pendapat

maupun perasaan orang lain.

c) Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang

hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive

(bertahan terhadap stress) dan adaftasi untuk menghindarkan diri dari rasa

tidak enak karena merasa diri tidak berharga atau ditolak.

d) Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti

kognitif dan afektif

2. Tujuan Khusus

a) Melatih pemahaman identitas diri karena setiap orang mempunyai

identifikasi diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.

b) Sebagai sarana penyaluran emosi oleh seseorang untuk menjaga kesehatan

mentalnya. Di dalam kelompok akan ada waktu bagi anggotanya untuk

menyalurkan emosinya untuk didengar dan dimengerti oleh anggota

kelompok lainnya.

c) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari

melalui TAK yang memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk

saling berkomunikasi dan memungkinkan peningkatan hubungan sosial

dalam kesehariannya.

d) Bersifat rehabilitatif, yang artinya bahwa pasien-pasien yang telah sembuh

secara medis, perlu juga disiapkan fungsi dan kemampuan untuk persiapan

mandiri dan sosial di tengah masyarakat. Dari segi rehabilitasi terapi

kelompok bertujuan meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan

sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan menigkatkan

pengetahuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.

5

Page 6: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

C. Indikasi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Terapi Aktivitas Kelompok tidak dapat diikuti oleh semua pasien

rehabilitasi dengan gangguan kesehatan jiwa (keliat et al, 2011). Terdapat

beberapa jenis Terapi Aktivitas Kelompok yang sesuai dengan indikasinya

masing-masing. Diantaranya adalah Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

sosialisasi dengan indikasi pasien dengan isolasi sosial, kerusakan interaksi

sosial dan harga diri rendah. Sedangkan TAK Stimulasi Persepsi indikasinya

adalah pasien dengan risiko perilaku kekerasan, halusinasi, harga diri rendah

dan isolasi sosial. Dan TAK Stimulasi Sensori adalah pasien dengan isolasi

sosial, harga diri rendah dan kurang komunikasi verbal. indikasi TAK Orientasi

Realita adalah pasien dengan gangguan orientasi realita orang, tempat dan

waktu, misalnya pada pasien dimensia serta psikotik.

Disamping itu menurut Yosep (2010) terdapat kontraindikasi Terapi

Aktivitas Kelompok terhadap beberapa pasien dengan gangguan kesehatan

jiwa yaitu pasien yang tidak kooperatif ataupun psikopat, selalu diam dan acuh

terhadap lingkungan sekitar, delusi atau paranoid yang tidak terkontrol, pasien

yang mudah bosan pasien dengan ego psiko patologi berat yang dapat

menyebabkan psikotik kronik yang berakibat pada toleransi terhadap

kecemasan serta sulit untuk beradaptasi.

D. Sasaran Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Pada umumnya yang menjadi sasaran dalam aktivitas kelompok yaitu

pasien yang mengalami masalah gangguan jiwa yang sama. Dalam psikoterapi

terdapat kelompok yang bersifat heterogen dan yang bersifat homogen.

Kelompok yang bersifat heterogen lebih menguntungkan dibandingkan dengan

kelompok homogen, karena kelompok heterogen didalamnya terdiri dari

beberapa macam kelompok yang berbeda umur, jenis kelamin dan kepribadian,

sehinnga diorientasikan seperti kehidupan nyata.

Berikut adalah persyaratan keanggotaan kelompok dalam kegiatan

terapi aktivitas kelompok :

a. Pasien yang telah mempunyai diagnose yang jelas berdasarkan hasil

pengkajian dan observasi yang telah dilakukan.

6

Page 7: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

b. Pasien pada tahap rehabilitasi yang diharapkan dapat kooperatif sehingga

tidak mengganggu proses berlangsungnya terapi aktivitas kelompok.

Dalam terapi aktivitas kelompok, terapis perlu menentukan target yang

harus dicapai dalam terapi TAK. Berikut beberapa target kegiatan terapi

aktivitas kelompok menurut (Yosep, 2010) yang dapat ditentukan :

1. Mengawasi anggota kelompok dan memberikan dorongan atau motivasi

kepada anggota yang pasif.

2. Diharapkan dalam aktivitas kelompok setiap anggota diberikan motivasi

untuk melakukan kegiatan yang terampil.

3. Akhir dari kegiatan aktivitas kelompokm diharapkan setiap anggota bisa

menghadapi kehidupan aktivitas social sesame teman anggota keluarga

dan masayrakat secara umumnya..

4. Adanya skala penilaian yang di buat untuk masing – masing anggota

sebagai evaluasi atau pencapaian target.

Dalam pelaksananan terapi aktivitas kelompok dirumah sakit menurut

Yosep (2010), diharapkan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kegiatan Terapi Aktivitas kelompok dalam memberikan teknik

terapi diharapkan tidak terlalu ketat.

b. Didalam suatu kelompok, masalah atau diagnose setiap anggota dapat

bersifat heterogen

c. sebaiknya dalam satu kelompok dipilih anggotayang mempunyai

pengalaman dan tingkat kemampuan berfikir yang sama.

E. Jenis Jenis Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)

Ada empat Terapi Aktifitas Kelompok yang sudah diterapkan, yaitu

terapi aktivitas stimulasi persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori,

terapi aktivitas stimulus realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (keliat

et al, 2011).

1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif /Persepsi

Dalam terapi ini pasien dilatih untuk mempersepsi stimulus yang

disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Setelah itu kemampuan

pasien tersebut dievaluasi dan ditingkatkan lagi pada tiap sesi. Melalui

7

Page 8: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

proses ini diharapkan respon pasien terhadap berbagai stimulus dalam

kehidupan yang pada awalnya maladaptif menjadi adaptif. Adapun stimulus

yang disediakan dapat bermacam-macam bentuknya seperti: membaca

majalah ,membaca puisi,menonton acara TV, melihat sebuah gambar dll.

2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Sensori

Dalam terapi ini pasien diberikan stimulus sehingga dapat memberikan

respon yang adekuat. Setelah diberikan stimulus pasien diobservasi apakah

ada ekspresi wajah secara non verbal seperti ekspresi wajah dan gerakan

tubuh. Sehingga dapat terlihat pasien yang pada awalnya tidak mau

mengungkapkan komunikasi secara verbal setelah terstimulasi emosi

maupun perasaannya secara langsung akan menampilkan responnya. Ada

berbagai aktivitas yang dapat digunakan dalam terapi ini misalnya

mendengarkan musik, menyanyi, menari, menggambar dll. Kesimpulannya

jika dapat diketahui hobi klien sebelumnya maka aktivitas itu dapat

dipergunakan sebagai stimulus.

3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita

Terapi aktivitas ini mengorientasikan pasien kepada hal-hal yang

sebenarnya, dimana pasien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami

penurunan daya ingat seperti tidak mengenali dirinya sendiri, orang lain,

tempat dan waktu. Pasien terkadang merasa asing dengan diri nya sendiri

maupun lingkungannya sehingga menimbulkan ansietas pada klien dan

untuk mencegah hal tersebut maka perlu diberikan stimulus yang konsisten

tentang realitas yang ada di sekitarnya. Aktivitas dapat berupa pengenalan

diri sendiri, orang, tempat, waktu, benda yang ada di sekitar pasien dan

semua keadaan nyata.

4. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

Dalam terapi ini pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan

individu yang ada disekitarnya untuk meningkatkan meningkatkan

kemampuan sosialisasi seperti kemampuan dalam berkomuniasi dengan

8

Page 9: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

orang lain maupaun kelompok. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi

dalam kelompok. Selain itu, menurut Yusuf (2009) TAK sosialisasi juga

bermanfaat bagi anak yang mengalami retardasi mental untuk

meningkatkan kemampuan sosialisasi berupa kemampuan verbal,

nonverbal, motorik, dan sensorik sehingga anak mampu melakukan

sosialisasi melalui kelompok bermain.

F. Mekanisme Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Bagi pasien skizofren, terapi aktivitas kelompok merupakan pengalaman

terapeutik didalam bangsal rawat inap. Untuk mekanisme penyusunan

kelompok dapat disusun dengan cara melakukan anamnesa awal terhadap

pasien oleh therapist (CMHN, 2011). Anamnesa ini bertujuan untuk memilih

pasien yang mampu atau siap untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dan

mengkategorikan jenis gangguan jiwa pada individu-individu. Apakah

therapist merencanakan untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan

individu-individu yang mempunyai tipe gangguan jiwa yang sama dan apakah

dalam kelompok dengan usia yang homogen atau heterogen. Sebuah kelompok

haruslah disusun dengan sedemikian rupa agar tercapai fungsi terapeutiknya.

Dalam tahap pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, therapist berfungsi

sebagai leader dan dapat didampingi oleh seorang co-leader dan beberapa

fasilitator yang bertugas membantu proses jalannya Terapi aktivitas kelompok.

Anggota kelompok berada pada posisi melingkar, bisa duduk ataupun berdiri.

Pada fase pembukaan, leader membuka acara, dan memperkenalkan diri,

kemudian dilanjutkan oleh co-leader dan fasilitator secara bergantian. Leader

juga menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan terapi aktivitas

kelompok tersebut, kontrak waktu dan tempat serta menyampaikan aturan-

aturan dalam kegiatan kelompok termasuk penjelasan sanksi dan rewards.

Dalam fase awal ini therapist juga memberikan kesempatan kepada anggota

kelompok untuk mengemukakan pendapatnya, ini bertujuan untuk menggali

ide-ide dan peranan yang muncul dalam kelompok sebelum dimulainya

kegiatan.

9

Page 10: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Ketika memasuki fase kerja, theraphist dan team bertugas sebagai pengarah

kegiatan dan juga berperan untuk menjaga agar kegiatan atau aktifitas berjalan

sesuai aturan-aturan yang sudah ditetapkan dan disepakati bersama (Kaplan &

Sadcok, 2012). Fase kerja ini merupakan inti dari terapi aktivitas kelompok,

yaitu sebuah proses untuk merubah tingakah laku individu-individu pesakitan

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dan merubah teknik

koping mereka dalam menghadapi stressor agar tidak mengalami depressan

ataupun distress karena mekanisme koping yang salah. Kegiatan-kegiatan

dalam terapi aktivitas kelompok sangatlah beragam, tergantung dari jenis terapi

aktivitas kelompok tersebut.

Fase akhir yaitu berisi tentang evaluasi kegiatan, dimana theraphist disini

bertugas untuk menilai sejauh mana anggota kelompok dapat mencapai goal

yang telah direncanakan sebelumnya. Apakah anggota menunjukan respon

katarsis (ekspresi gagasan, pikiran dan hal-hal yang tersupresi dan

menghasilkan rasa lega pada anggota). Juga penilaian terhadap kohesi antar

anggota kelompok. Theraphist juga sebaiknya melibatkan anggota untuk

memberikan penilaian terhadap sukses atau tidaknya kegiatan yang sudah

dilakukan. Ataupun memberi anggota kesempatan untuk memberi kritik saran

dan masukan kepada theraphist dan team. Pemberian sanksi dan reward juga

diberikan pada fase ini, namun bisa juga dilakukan pada akhir fase kerja dan

yang terakhir adalah melakukan kontrak waktu dan tempat untuk pertemuan

selanjutnya.

G. Peran Perawat

Peranan perawat dalam terapi aktivitas kelompok secara umum bersifat

fasilitatif (Kaplan & Sadcok, 2012). Anggota kelompok sendiri adalah sumber

utama penyembuhan dan perubahan, Di dalam kegiatan kelompok perawat

mempunyai peranan lebih dari seorang ahli yang sedang menerapkan sebuah

teknik.

Perawat menanamkan pengaruh pribadinya dengan menyentuh berbagai

variabel seperti empati, kehangatan dan rasa hormat. Perawat dapat berperan

10

Page 11: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

sebagai katalisator yang berarti untuk mempermudah proses komunikasi dan

interaksi (Yosep, 2010).

Perawat sebagai Regulator yaitu membantu mengarahkan suatu proses ke

arah yang bermanfaat dan Auxiliary ego yang berarti sebagai penopang bagi

yang anggotanya mempunyai ego terlalu lemah (Yosep, 2010). Perawat

sebaiknya mengusahakan agar dapat terciptanya suasana dengan tingkat

kecemasan yang sesuai, sehingga klien mampu mengembangkan diri dalam

aktivitas kelompok. Selain itu perawat juga berperan dalam tugas sebagai

berikut:

1. Sebagai moderator dan pengawas dalam diskusi kelompok

2. Mengevaluasi hasil diskusi kelompok

3. Melakukan pendekatan kepada kelompok secara efektif

4. Memberi motivasi kepada klien agar aktif dalam kegiatan yang

dilaksanakan

5. Menciptakan suasana terapeutik

6. Memberi kesempatan kepada klien untuk bekerja sama antar klien dan

perawat

7. Memberikan bimbingan dan arahan pada klien yang pasif dan hiperaktif

11

Page 12: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan psikoterapi

yang dilakukan pada sekelompok atau sekumpulan orang dengan gangguan

interpersonal dengan tujuan memberikan stimulus dalam bentuk interaksi

komunikasi informasi guna mengubah perilaku anggota kelompok terapi yang

maladaptif menjadi adaptif, selain itu beberapa tujuan khusus terapi ini adalah

memfasilitasi psikoterapis terhadap klien dalam memantau dan meningkatkan

hubungan interpersonal antaranggota pada waktu yang sama, meningkatkan

kemampuan uji realitas, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran

terhadap hubungan reaksi dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan kognitif

dan afektif. Terapi Aktivitas Kelompok diikuti oleh pasien rehabilatasi sesuai

dengan indikasi jenis terapi aktivitas kelompoknya. Beberapa jenis TAK

berdasarkan indikasinya yaitu TAK sosialisasi, TAK Stimulasi Persepsi, TAK

Stimulasi Sensori dan TAK Orientasi Realita

Dalam pelaksanaan proses TAK, terdapat beberapa persyaratan

keanggotaan kelompok dalam kegiatan tersebut diantaranya adalah pasien yang

telah mempunyai diagnosa yang jelas dan kooperatif sehingga proses TAK

dapat berjalan lancar sesuai dengan tahapan proses kegiatan tersebut yang

dimulai dengan tahap pembukaan, tahap kerja dan tahap terminasi. Selain itu

proses TAK juga tidak terlepas dari peran perawat sebagai fasilitator untuk

mengarahkan jalannya proses TAK.

12

Page 13: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang telah kemukakan di atas dan dalam

rangka peningkatan pedoman terapi aktivitas kelompok yang ada maka

penyusun mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dalam menyusun dan mengimplementasi terapi

aktivitas kelompok harus memperhatikan setiap point –point penting

dalam terapi agar dapat tercapai tujuan umum, khusus juga tujuan

rehabilatasi dari pelaksanaan terapi.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat memberikan masukan dan meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk menerapkan terapi aktivitas kelompok. Serta

diharapkan untuk lebih banyak menyediakan buku – buku refrensi yang

berhubungan dengan terapi aktivitas kelompok di perpustakaan guna

penyempurnaan laporan ini.

13

Page 14: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, dan Sadcok. (2012). Psikiatri klinis. Jakarta: EGC.

Keliat, B.A., et al. (2010). Proses keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

Pratiwi, A., Sudaryanto, A., dan Kartinah. (2004). Pengaruh terapi aktivitas

kelompok terhadap kemampuan komunikasi pasien gangguan jiwa di rumah

sakit daerah Surakarta. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi Vol. 5, No. 1 –

10.

Yosep, Iyus. (2010). Keperawatan jiwa. Revika Aditama: Bandung.

Yusuf, Ah., dkk. (2009). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi sessi 6 meningkatkan

kemampuan bekerja sama anak retatdasi mental. Jurnal Ners Vol. 3 No. 2

Oktober 2008-Maret 2009

14

Page 15: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

LAMPIRAN

Lampiran 1.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

SOSIALISASI (Fase I)

Jenis kegiatan : Mengoverkan bola

Kriteria klien :

1. Menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu berinteraksi dalam

kelompok kecil

2. Sehat secara fisik

Alat/media :

1. Tape recorder

2. Kaset

3. Bola tennis

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Kontrak :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : cara memperkenalkan diri kepada orang lain

Tujuan aktivitas : klien dapat menyebutkan jati dirinya

Aturan main :

1. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir

2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.

Fase Kerja

1. Hidupkan kaset pada tape recorder

2. Edarkan bola tennis berlawanan dengan araj jarum jam

15

Page 16: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

3. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola tennis

mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap, nama

panggilan yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist sebagai

contoh.

4. Tulis nama panggilan pada kerta dan tempelka

5. Ulangi nomor 1 dan 2 sampai semua anggota mendapat giliran

6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan memberi tepuk tangan.

Fase Terminasi

Evaluasi :

1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok

setelah memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya

setelah mengikuti kegiatan hari ini?”

2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota

kelompok

3. Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba

mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari – harinya.

Kontrak yang akan datang :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- topik/kegiatan : memperkenalkan diri

Hasil yang diharapkan :

75 % anggota kelompok mampu mempekenalkan diri : salam, nama lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.

16

Page 17: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Lampiran 2.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

SOSIALISASI (Fase II)

Jenis kegiatan : Mengoperkan bola

Kriteria klien :

1. Menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu berinteraksi dalam

kelompok kecil

2. Sehat secara fisik

Alat/media :

1. Tape recorder

2. Kaset

3. Bola tennis

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Kontrak :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : cara memperkenalkan diri kepada orang lain

Tujuan aktivitas : klien dapat menyebutkan jati dirinya

Aturan main :

1. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir

2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.

Fase Kerja

1. Ttempelkan label nama masing – masing klien

2. Evaluasi kemampuan yang lalu dan tugas untuk berkenalan dengan

orang lain

3. Hidupkan kaset pada tape recorder

4. Edarkan bola tennis berlawanan dengan araj jarum jam

5. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola tennis

mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap, nama

17

Page 18: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

panggilan yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist sebagai

contoh.

6. Ulangi nomor 3 sampai 5 sampai semua anggota mendapat giliran

7. Hidupkan kembali kast pada rape recorder.

8. Edarkan bola tennis

9. Pada saat tape dimatikan, minta pad klien yang memegang bola tennis

untuk memperkenalkan klien yang disebelah kanannya pada kelompok

yaitu : salam, nama lengkap, nama panggilan yang disenangi, asal, dan

hobi. Dimulai oleh terapist sebagai contoh.

10. Ulangi no. 7 sampai 9 sampai semua klien mendapat giliran.

11. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan

memberi tepuk tangan.

Fase Terminasi

Evaluasi :

a. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok

setelah memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya

setelah mengikuti kegiatan hari ini?”

b. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota

kelompok

c. Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba

mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari –

harinya.

Kontrak yang akan datang :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- topik/kegiatan : memperkenalkan diri

Hasil yang diharapkan :

75 % anggota kelompok mampu :

1. Mengenal satu orang klien lain dengan cara : memberi salam,nama

lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.

2. Memperkenalkan satu orang klien kepada kelompok dengan cara :

menyebutkan nama lengkapnya, nama panggilan, asal dan hobi.

18

Page 19: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Lampiran 3.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

SOSIALISASI (Fase III)

Jenis kegiatan : Mengoperkan bola

Kriteria klien :

1. Menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu berinteraksi dalam

kelompok kecil

2. Sehat secara fisik

Alat/media :

1. Tape recorder

2. Kaset

3. Bola tennis

4. Flipchart

5. Spidol

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Kontrak :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : cara berbicara dengan orang lain

Tujuan aktivitas :

klien dapat menyampaikan dan membicarakan topik tertentu :

1. Memilih topik yang ingin dibicarakan

2. Menyampaikan topik yang ingin dibicarakan

3. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih

Aturan main :

1. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir

2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.

19

Page 20: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Fase Kerja

1. Evaluasi kemampuan yang lalu dan tugas untuk mengenalkan orang lain

2. Hidupkan kaset pada tape recorder

3. Edarkan bola tennis berlawanan dengan araj jarum jam

4. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola tennis

mendapat giliran untuk menyampaikan satu topik yang ingin

dibicarakan. Contoh topik : cara bicara yang baik atau cara mencari

teman. Dimulai oleh terapist sebagai contoh.

5. Ulangi nomor 2 dan 4 sampai semua anggota mendapat giliran

6. Tuliskan pada flipchart topik yang disampaikan secara berurutan

7. Hidupkan kembali kaset pada rape recorder.

8. Edarkan bola tennis

9. Pada saat tape dimatikan, minta pada klien yang memegang bola tennis

untuk menyampaikan suatu topik yang disukai.

10. Ulangi no. 7 sampai 9 sampai semua klien mendapat giliran.

11. Pemimpin TAK membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih

12. Hidupkan lagi kaset

13. Edarkan bola tennis

14. Pada saat tape dimatikan, minta pada klien yang memegang bola tennis

untuk menyampaikan suatu topik yang disukai.

15. Ulangi no. 12 sampai 14 sampai semua klien mendapat giliran.

16. Beri pujian untuk tiap keberhasilan klien dengan bertepuk tangan

Fase Terminasi

Evaluasi :

1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah

memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah

mengikuti kegiatan hari ini?”

2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota

kelompok

20

Page 21: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

3. Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba bercakap –

cakap tentang topik tertentu dengan orang lain dalam kehidupan sehari –

harinya.

Kontrak yang akan datang :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- topik/kegiatan : memperkenalkan diri

Hasil yang diharapkan :

75 % anggota kelompok mampu :

1. Memilih topik yang akan dibicarakan

2. Memberi pendapat atas topik yang dipilih.

21

Page 22: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Lampiran 4.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

STIMULASI SENSORI

Jenis kegiatan : mendengarkan musik

Kriteria klien :

1. Klien menarik diri yang telah berhubungan dengan orang lain secara

bertahap

2. Klien depresi

3. Klien sehat secara fisik

Alat/media :

1. Tape recorder

2. Kaset dengan musik yang riang

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Kontrak :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : mendengarkan musik

Tujuan aktivitas : klien dapat menyebutkan kembali isi lagu yang

didengarkan dan meyebutkan perasaannya setelah

mendengarkan lagu itu.

Aturan main :

1. Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir

2. Bila ingin ke kamar kecil, harus seijin pimpinan TAK

Fase Kerja

1. Hidupkan kaset

2. Beri kesempatan kepada klien untuk mendengarkan musik sampai selesai

3. Tanyakan isi lagu tersebut

22

Page 23: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

4. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah

mendengarkan lagu tersebut.

5. Ulangi no. 1 – 4 sampai beberapa lagu yang sejenis selesai didengarkan.

Fase Terminasi

Evaluasi :

1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah

mendengarkan musik.

2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien

3. Pemimpin TAK memintak klien untuk mencoba mendengarkan

musik yang lain dan mendiskusikannya dengan orang lain dalam

kehidupan sehari – harinya.

Kontrak yang akan dating :

- waktu :

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : senam kesegaran jasmani

Hasil yang diharapkan :

75 % klien mampu :

1. Menyebutkan isi lagu yang didengarkan

2. Menyebutkan perasaannya setelah mendengarkan lagu.

23

Page 24: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Lampiran 5.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

PENYALURAN ENERGI

Jenis kegiatan : senam kesegaran jasmani

Kriteria klien :

1. Klien perilaku kekerasan yang telah dapat mengekspresikan

marahnya secara konstruktif.

2. Klien menarik diri yang telah dapat berhubungan dengan orang

lain secara bertahap.

3. Klien sehat secara fisik

Alat/media :

1. Tape recorder

2. Kaset

3. Peluit

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Kontrak :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : melakukan senam kesegaran bersama

Tujuan aktivitas : klien dapat melakukan gerakan senam untuk

menyalurkan energinya.

Aturan main :

1. Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan

akhir

2. Bila ingin ke kamar kecil, harus seijin pimpinan TAK

Fase Kerja

1. Atur posisi pasien dalam barisan

24

Page 25: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

2. Hidupkan kaset

3. Motivasi klien untuk mengikuti gerakan senam seperti yang

dicontohkan instruktur senam

Fase Terminasi

Evaluasi :

1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah

mendengarkan musik.

2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien

3. Pemimpin TAK meminta klien untuk mencoba melakukan senam

secara teratur setiap hari.

Kontrak yang akan datang :

- waktu :

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : mendiskusikan tentang bunga

Hasil yang diharapkan :

75 % klien mampu :

1. Mengikuti senam dari awal sampai akhir

2. Menyebutkan perasaannya setelah mengikuti senam

25

Page 26: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

Lampiran 6.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

ORIENTASI REALITA

Jenis kegiatan : mendiskusikan tentang bunga

Kriteria klien :

1. Klien halusinasi yang telah dapat mengntrol halusinasinya.

2. Klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita.

3. Klien sehat secara fisik

Alat/media :

Beberapa tangkai bunga dengan bermacam – macam warna cerah lengkap dengan daunnya

Fase Orientasi

Salam terapeutik

Kontrak :

- waktu : 45 menit

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : mendiskusikan bunga yang dilihat secara tepat.

Tujuan aktivitas : klien dapat menyebutkan bunga yang dilihat secara

tepat.

Aturan main :

1. Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan

akhir

2. Bila ingin ke kamar kecil, harus seijin pimpinan TAK

Fase Kerja

1. Perlihatkan setangkai bunga kepada klien

2. Motivasi klien untuk menyebutkan warna bunga, wana daun, jumlah

kelopak bunga, jumlah daun yang dilihat

26

Page 27: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

3. Berikan pujian bila klien dapat menyebutkan secara tepat

4. Ulangi no. 1 – 3 sampai semua bunga habis didiskusikan

Fase Terminasi

Evaluasi :

1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah

mendengarkan musik.

2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien

3. Pemimpin TAK meminta klien untuk mencoba mendiskusikan benda –

benda lain dalam kehidupan sehari – hari.

Kontrak yang akan datang :

- waktu :

- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

- Topik : mendiskusikan tentang bunga

Hasil yang diharapkan :

75 % klien mampu menyebutkan warna bunga, warna daun, jumlah kelopak bunga dan daun secara tepat.

27

Page 28: Tambahn Jurnal Lagi (Revisi Dari Filenya Nining)

28