BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/BAB V...

34
51 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Kasus PT. XYZ Indonesia merupakan perusahaan informasi teknologi yang terbesar di Indonesia dimana PT. XYZ Indonesia memfokuskan penjualan produknya pada perangkat lunak. PT. XYZ Indonesia berlokasi di gedung sentral senayan I. PT. XYZ Indonesia memulai operasional perusahaannya setelah mengerti benar bahwa pasar yang ada di Indonesia ini sangat antusias terhadap produk dari XYZ itu sendiri, yaitu perangkat lunak untuk menyimpan data atau lebih dikenal dengan database. Seiring dengan berjalannya waktu PT. XYZ Indonesia menjadi perusahaan yang besar untuk industry informasi teknologi di Indonesia. Pada tahun 1998, terjadi krisis financial di Indonesia dimana dampak krisis ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan terjadi hampir di seluruh kawasan Asia. Krisis ini pun berdampak besar terhadap perusahaan besar perangkat lunak ini. Terjadinya krisis financial ini membawa dampak pada PT. XYZ Indonesia untuk beralih strategi operasi untuk mempertahankan perusahaan agar tetap bertahan di dalam kondisi yang buruk ini. Dampak terbesar yang terjadi pada PT. XYZ Indonesia adalah pada strategi operasional perusahaan karena dari sisi operasional perusahaan yang memiliki pengeluaran atau cost yang paling tinggi. Dari situlah manajemen dari PT. XYZ Indonesia harus melakukan efisiensi dan optimalisasi

Transcript of BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/BAB V...

51

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Kasus

PT. XYZ Indonesia merupakan perusahaan informasi teknologi yang terbesar

di Indonesia dimana PT. XYZ Indonesia memfokuskan penjualan produknya pada

perangkat lunak. PT. XYZ Indonesia berlokasi di gedung sentral senayan I. PT. XYZ

Indonesia memulai operasional perusahaannya setelah mengerti benar bahwa pasar

yang ada di Indonesia ini sangat antusias terhadap produk dari XYZ itu sendiri, yaitu

perangkat lunak untuk menyimpan data atau lebih dikenal dengan database. Seiring

dengan berjalannya waktu PT. XYZ Indonesia menjadi perusahaan yang besar untuk

industry informasi teknologi di Indonesia. Pada tahun 1998, terjadi krisis financial di

Indonesia dimana dampak krisis ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan terjadi

hampir di seluruh kawasan Asia. Krisis ini pun berdampak besar terhadap perusahaan

besar perangkat lunak ini.

Terjadinya krisis financial ini membawa dampak pada PT. XYZ Indonesia

untuk beralih strategi operasi untuk mempertahankan perusahaan agar tetap bertahan

di dalam kondisi yang buruk ini. Dampak terbesar yang terjadi pada PT. XYZ

Indonesia adalah pada strategi operasional perusahaan karena dari sisi operasional

perusahaan yang memiliki pengeluaran atau cost yang paling tinggi. Dari situlah

manajemen dari PT. XYZ Indonesia harus melakukan efisiensi dan optimalisasi

52

terhadap perusahaan dari sisi operasional agar PT. XYZ Indonesia mampu

menghadapi krisis financial yang terjadi di Indonesia.

Kasus ini membahas perjalanan perusahaan PT. XYZ Indonesia dari tahun

1995 sampai dengan 1998, bagaimana perusahaan tersebut mampu beralih strategi

operasi dengan cepat, mengatur strategi operasional perusahaan, serta proses

implementasi strategi tersebut.

Bapak Adi Juwono Rusli selaku Managing Director pada saat itu menghadapi

dilemma yang cukup berat dalam mengubah strategi operasi perusahaan secara besar-

besaran dimana strategi operasi perusahaan yang diubah ini harus benar-benar

membawa dampak positif pada perusahaan ketika terjadi krisis keuangan di

Indonesia.

5.1.1 Skenario Kasus

Pada tahun 1997 merupakan tahun yang baik bagi PT. XYZ Indonesia dalam

menjalankan bisnis informasi teknologi di Indonesia. Kehadiran PT. XYZ Indonesia

pada pasar Indonesia cukup diterima dengan baik, dan pada saat itu PT. XYZ

Indonesia memiliki cukup banyak pelanggan dan produk-produk yang dijual oleh PT.

XYZ Indonesia cukup laku di pasar Indonesia.

Adi Juwono Rusli sebagai managing director XYZ Indonesia memiliki

kapabilitas dalam mengatur strategi operasional perusahaan. Adi melihat bahwa

peluang untuk memasarkan produk-produk XYZ di Indonesia sangat luas dan

permintaan terhadap produk XYZ sendiri cukup tinggi. Hal ini menyebabkan XYZ

53

Indonesia bertumbuh dengan cepat dan memiliki pertumbuhan bisnis yang cukup

cepat.

Pada kuartal 3 tahun 1997 tepatnya dimana terjadi krisis keuangan yang

melanda Asia dan begitu pula terjadi di Indonesia, XYZ Indonesia mengalami

dampak terhadap bisnisnya. Tampak dari menurunnya penjualan produk-produk PT.

XYZ Indonesia disamping juga mengalami kesulitan di dalam melakukan penagihan

terhadap para pelanggannya. Hal tersebut secara langsung banyak diakibatkan karena

menurunnya nilai mata uang Rupiah terhadap US dollar. Selain itu juga permintaan

yang sebelumnya cukup banyak menjadi menurun secara signifikan dan pada saat itu

hampir semua pelanggan XYZ Indonesia melakukan pembatalan atau menunda

semua proyek yang berkaitan dengan informasi teknologi.

Pada situasi dan kondisi inilah Bapak Adi Rusli harus memutuskan untuk

menata ulang strategi perusahaan baik strategi bisnis perusahaan maupun strategi

operasional perusahaan. Hal yang terlintas pertama kali adalah mengubah strategi

operasi perusahaan dengan melakukan efisiensi biaya operasional perusahaan dan

memperbaiki proses-proses yang ada di dalam perusahaan yang dirasa dapat

mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan.

5.1.2 Perubahan Mata Uang Rupiah terhadap Mata Uang US

Dollar

Krisis keuangan Asia membawa dampak perubahan yang cukup signifikan

terhadap kegiatan operasional perusahaan PT. XYZ Indonesia, dimana perusahaan

54

tersebut menjual seluruh produknya dalam mata uang Rupiah. Pada tahun 1997, mata

uang Indonesia melemah drastis terhadap mata uang US Dollar. Hal ini menyebabkan

PT. XYZ Indonesia mengalami kemunduran dalam mengembangkan bisnis mereka

terutama dalam hal penjualan dimana sebelumnya banyak sekali proyek yang didapat

namun pada saat krisis terjadi banyak proyek mereka menjadi tertunda bahkan ada

yang dibatalkan untuk direalisasikan.

Table 5.1 Pergerakan Mata Uang IDR terhadap USD (1997-2000)

55

Gambar 5.1. Pertumbuhan Pendapatan PT. XYZ Indonesia (1995 – 2000)

Dari tabel perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap US Dollar (Tabel 5.1)

terlihat adanya perubahan kurs yang signifikan pada tahun 1997 dan tahun 1998.

Dimana pada tahun 1997, terlihat bahwa mata uang Rupiah mencapai titik tertinggi

pada nilai Rp 4.650,-. Sedangkan pada tahun 1998, terlihat bahwa mata uang Rupiah

mencapai titik tertingginya yaitu dengan nilai Rp 14.900,-. Sedangkan dari grafik

pertumbuhan pendapatan PT. XYZ Indonesia (Gambar 5.1) terlihat terjadinya

penurunan drastis pertumbuhan bisnis. Ini membuktikan bahwa perubahan kurs mata

uang ini sangat mempengaruhi pendapatan PT. XYZ Indonesia.

PT. XYZ Indonesia menjadi kalang kabut dalam mengatur strategi operasi

mereka karena dari sisi mata uang Rupiah yang tidak stabil dan membuat penjualan

produk-produk PT. XYZ Indonesia tertekan oleh fluktuasi kurs mata uang itu sendiri

56

dan di sisi lain PT. XYZ Indonesia harus melakukan perubahan strategi operasinya

untuk bisa bertahan dalam kondisi tersebut.

Pada tahun 1997 kuartal 3, PT. XYZ Indonesia dituntut untuk mampu

mengatasi dengan cepat perubahan kurs mata uang tersebut sehingga operasional

perusahaan tidak berangsur-angsur menyebabkan pertumbuhan bisnis mereka juga

ikut anjlok. Memang perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap US Dollar ini

membuat hampir seluruh perusahaan di Asia, khususnya PT. XYZ Indonesia menjadi

was-was dan bisnisnya menjadi serba tidak pasti.

PT. XYZ Indonesia pun harus mengambil langkah konkrit terhadap perubahan

mata uang Rupiah terhadap mata uang US Dollar ini. Langkah konkrit yang

dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan

perubahan aturan dalam melakukan penjualan produk-produk mereka dengan mata

uang US Dollar. Sebenarnya PT. XYZ Indonesia dapat mengambil langkah lain

seperti menaikkan harga produk-produk mereka. Tetapi langkah tersebut terlalu

beresiko untuk diambil karena perubahan drastis pada mata uang Rupiah terhadap US

Dollar. Hal tersebut membuat demand para pelanggan PT. XYZ Indonesia menjadi

ikut turun dan kenaikan harga ini tidak mungkin untuk diterapkan.

Selain itu karena PT. XYZ Indonesia menjadi bagian dari XYZ Corporation

yang terletak di Unites States membuat PT. XYZ Indonesia tidak dapat menaikkan

harga begitu saja karena harus melakukan pertanggungjawaban dan mendapatkan

persetujuan dari XYZ Corporation. Hal ini dapat dilihat dari hubungan struktur

organisasi PT. XYZ Indonesia dengan XYZ Corporation.

57

5.1.3 Hubungan XYZ Indonesia dengan XYZ Corporation

XYZ Indonesia merupakan bagian dari struktural XYZ Corporation, hal ini

membuat XYZ Indonesia harus melaporkan segala kegiatan XYZ Indonesia kepada

XYZ Corporation. XYZ Indonesia masuk di dalam divisi Asia Pasific XYZ

Corporation dan ini membuat XYZ Corporation harus memimpin dalam pengambilan

keputusan strategi yang dilakukan oleh XYZ Indonesia.

Pada saat krisis ekonomi di Asia terjadi, PT. XYZ Indonesia pun harus

melakukan pelaporan seluruh perubahan yang terjadi di Indonesia kepada XYZ

Corporation. Perubahan yang terjadi seperti perubahan demand terhadap para

pelanggannya, perubahan nilai kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang US Dollar

dan perubahan strategi operasi yang dilakukan PT. XYZ Indonesia.

Hal ini terjadi karena PT. XYZ Indonesia masih di bawah struktur organisasi

XYZ Corporation dimana PT. XYZ Indonesia masih di bawah Oracle APAC (Asia-

Pacific) division. Bagan organisasi XYZ Corporation dapat menggambarkan

hubungan PT. XYZ Indonesia dengan XYZ Corporation Corporation dan dapat

dilihat pada gambar 5.2.

58

Gambar 5.2. Hubungan XYZ Indonesia dengan XYZ Corp.

5.1.4 Kepuasan Pelanggan XYZ Indonesia

Perusahaan XYZ dapat dikatakan memiliki market share kurang lebih 23%

dari hampir seluruh market informasi teknologi di Indonesia, khususnya untuk

produk database. Dapat dilihat pada gambar 5.3 di bawah ini.

Chief Executive

Officer

Co-President CFO

Director

EVP Development Server

Technologies Division

EVP XYZ Support and XYZ On

Demand

SVP, General Counsel,

And Secretary

Integrated Defense Systems,

UK

SVP Finance Operations

Chief Corporate Architect

SVP Human Resources

Co-President Director

EVP Application

Development

Director On Demand

EVP North America Sales

and

Chief Security Officer

SVP XYZ Latin America

SVP Worldwide Marketing and

Customer Programs

EVP Europe, Middle East,

Africa Consulting

Director EMEA Content

Collaboration

EVP Asian Pacific and

Japan

Chairman

General Manager Retek Global Business Unit

XYZ Indonesia

59

Gambar 5.3. Market Share XYZ Corporation

Pasar Informasi Teknologi di Indonesia sangat beragam dan hampir dapat dikatakan

XYZ masuk ke dalam semua segmen pasar, baik bisnis kecil, bisnis menengah, dan

bisnis enterprise. XYZ membuat jenis produk yang berbeda-beda untuk melakukan

segmentasi pada pasarnya. Yaitu dengan mengeluarkan beberapa jenis produk seperti

standard edition, standard edition one, dan enterprise edition. Di Indonesia sendiri

pasar XYZ sendiri masih tergolong untuk pasar yang memiliki bisnis yang besar atau

enterprise.

Pada saat krisis ekonomi di Asia terjadi pada tahun 1997 tepatnya kuartal ke

3, PT. XYZ Indonesia dihadapkan masalah dalam menjaga kepuasan pelanggan

mereka. Dimana terjadi penurunan demand yang luar biasa terhadap produk-produk

SAP XYZ Microsoft Other or best-of-breed

60

XYZ di Indonesia, khususnya dikarenakan karena kurs mata uang Rupiah yang kian

lama kian menurun terhadap mata uang US Dollar.

Para pelanggan PT. XYZ Indonesia mulai mempertanyakan apakah produk-

produk XYZ yang telah mereka beli atau yang akan mereka beli memiliki dukungan

yang baik. Hal ini dikarenakan resource untuk dukungan produk XYZ yang

cenderung mahal dan mereka harus mengeluarkan kocek yang cukup lumayan untuk

mendapatkan dukungan tersebut. Di sisi lain para pelanggan mendapatkan masalah

dalam melakukan pembayaran untuk dukungan produk-produk yang mereka beli atau

yang mereka akan beli sedangkan mata uang Rupiah makin melemah terhadap US

Dollar.

Pada saat seperti ini, PT. XYZ Indonesia harus melakukan perubahan strategi

operasi terutama dalam hal memberikan dukungan terhadap para pelanggannya dan

membangun kepercayaan para pelanggannya terhadap produk-produk XYZ. Dengan

memberikan dukungan atau dengan memberikan dukungan yang lebih dari

sebelumnya akan menambah nilai kepercayaan para pelanggan XYZ terhadap

produk-produknya dan akan membuat proses distribusi PT. XYZ Indonesia menjadi

lebih lancar.

5.1.5 Perubahan-perubahan strategi operasi yang terjadi pada

saat krisis ekonomi tahun 1997

61

Pada saat krisis ekonomi terjadi XYZ Indonesia melakukan perubahan yang

signifikan di dalam menyusun strategi operasinya. Perubahan ini dilakukan agar

XYZ Indonesia mampu menghadapi Asian Financial Crisis dimana terjadi perubahan

kurs mata uang Rupiah terhadap US Dollar yang signifikan sehingga menyebabkan

terjadinya penumpukan hutang dari para pelanggannya yang rata-rata tidak dapat

membayar hutang tepat waktu. Hal ini menyebabkan XYZ Indonesia mengalami

penurunan pendapatan yang drastis, maka dari itu XYZ Indonesia segera melakukan

perubahan strategi operasi mereka.

Berbagai hal dilakukan oleh XYZ Indonesia berkaitan dengan perubahan

strategi operasi perusahaan untuk menanggulangi krisis ekonomi yang terjadi di Asia

saat itu. Perubahan strategi operasi yang dilakukan adalah dengan melakukan

pengurangan biaya pengeluaran untuk perjalanan dan entertainment pelanggan. Biaya

pengeluaran untuk perjalanan dan entertainment menjadi biaya yang paling besar

dalam PT. XYZ Indonesia, dan paling tidak terlihat dengan jelas penggunaan biaya

tersebut. Berikutnya PT. XYZ Indonesia juga melakukan pengurangan biaya untuk

dapur perusahaan yang sebelumnya tidak dibatasi pengeluarannya. Sebelum terjadi

krisis ekonomi yang melanda Indonesia PT. XYZ Indonesia merasa biaya untuk

dapur ini tidak signifikan nilainya, tetapi setelah krisis ekonomi terjadi biaya ini

menjadi terlihat sangat signifikan untuk dikurangi pengeluarannya. PT. XYZ

Indonesia juga melakukan penundan untuk mengirim orang ke luar negeri untuk

mengikuti pelatihan.

Karena pembatasan biaya-biaya pengeluran di atas dipangkas atau ditunda

dan melihat kondisi antara pengeluaran secara keseluruhan tidak sesuai dengan

62

pemasukan maka PT. XYZ Indonesia pun membuat beberapa posisi di perusahaan

menjadi berkurang dimana sebelumnya memiliki jumlah pegawai sebanyak 76 orang

menjadi 23 orang. Dan PT. XYZ masih mengurangi pengeluaran-pengeluaran

perusahaan yang lain.

Perubahan-perubahan strategi operasi di atas memiliki efek yang signifikan

terutama di dalam menekan pengeluaran perusahaan. Selain perubahan strategi

operasi di atas, XYZ Indonesia juga melakukan perubahan aturan fungsi operasi pada

proses operasional mereka, dimana hal ini terkait dengan hubungan dengan pasarnya

dan rekan kerja-nya. Perubahan fungsi operasi mereka ini sangat terlihat terutama

terhadap sistem penyaluran pada perusahaan XYZ. Karena dengan adanya perubahan

fungsi operasi pada sistem penyaluran XYZ Indonesia ini, XYZ Indonesia mengalami

pengaruh yang besar terhadap bisnisnya.

Perubahan-perubahan fungsi operasi pada sistem penyaluran yang dilakukan

oleh PT. XYZ Indonesia adalah perubahan pada aturan main terhadap rekan kerjanya.

PT. XYZ Indonesia merubah aturan main kepada rekan kerja dengan cara mengubah

cara pembayaran pada produk-produk XYZ di Indonesia dimana sebelumnya rekan

kerja PT. XYZ Indonesia melakukan pembayaran dengan mata uang Rupiah menjadi

dalam mata uang US Dollar dan pembayaran dilakukan dengan metode cash on

delivery. Hal ini membantu PT. XYZ Indonesia untuk menekan fluktuasi mata uang

Rupiah terhadap mata uang US Dollar dan menghindari hutang yang pembayarannya

lamban oleh rekan kerjanya. Perubahan berikutnya adalah diambilnya keputusan oleh

PT. XYZ Indonesia untuk masalah pengakuan rate untuk valuta asing (terutama

dalam US Dollar).

63

Dalam pengakuan rate di atas ditentukan untuk pembelian produk-produk

XYZ sebelum krisis ekonomi terjadi dan pada saat krisis ekonomi terjadi harga

produk-produk XYZ jadi ikut melambung tinggi. Para pelanggan cenderung tidak

mau melakukan pembayaran dengan harga yang tinggi sesuai dengan rate yang

berlaku, maka dari itu PT. XYZ Indonesia menentukan pengakuan rate dengan para

pelanggannya. Hal ini menjadi dilematis karena di sisi para pelanggan PT. XYZ

Indonesia menginginkan pembayaran dilakukan dengan pengakuan rate yang lama

sedangkan PT. XYZ Indonesia harus memberikan pertanggungjawaban pembayaran

para pelanggan mereka kepada kantor pusat dalam mata uang US Dollar.

Perubahan yang lainnya adalah dengan memberikan jangka waktu

pembayaran yang fleksibel dan untuk pengumpulan pembayarannya. Karena

mengalami kendala dalam pembayaran yang tidak menentu, pada akhirnya PT. XYZ

Indonesia memberikan jangka waktu pembayaran yang fleksible. Hal ini dilakukan

dalam rangka membuat komitmen dari para pelanggan PT. XYZ Indonesia dalam

melakukan pembayaran sesuai pada waktunya.

PT. XYZ Indonesia juga menghentikan penjualan pada pelanggan yang

dirasa beresiko pada saat itu. PT. XYZ Indonesia memilih untuk menghindari para

pelanggan yang beresiko tinggi ketika menjual produk-produk XYZ. Hal ini

dipikirkan untuk mengatur cash flow perusahaan. Pada saat krisis ekonomi, PT. XYZ

Indonesia memilih menjual produk-produk mereka kepada para pelanggan yang

memiliki funding yang cukup besar dan sedikit mengalami dampak terhadap krisis

ekonomi, sebagai contoh adalah PT. XYZ Indonesia memilih perusahaan yang

berkecimpung di dalam oil and gas industry daripada perusahaan distribusi.

64

Selain perubahan-perubahan fungsi operasi di atas, masih banyak perubahan-

perubahan fungsi operasi lainnya yang dilakukan PT. XYZ Indonesia. Tujuan

perubahan-perubahan yang dipilih tersebut untuk mengurangi resiko perusahaan yang

terancam pada saat krisis ekonomi Indonesia terjadi.

5.2 Case Analysis

5.2.1 Framework Analysis

Gambar 5.4. Framework Analysis

5.2.2 Business Strategy

Untuk menganalisa strategi bisnis PT. XYZ Indonesia, penulis menggunakan

SWOT analysis untuk menganalisa situasi yang terjadi pada PT. XYZ Indonesia pada

saat krisis ekonomi terjadi.

65

Pada tahun 1998 yang lalu terutama pada kuartal akhir PT. XYZ Indonesia

dilanda masa sulit dalam pertumbuhan bisnisnya dimana sebelumnya pada tahun

1997 mengalami pertumbuhan bisnis hingga 71% dan pada tahun 1998 hanya

mengalami kenaikan 4% untuk pertumbuhan bisnisnya. Hal di atas juga terpengaruh

dengan kondisi krisis ekonomi yang terjadi pada Asia dan Indonesia. PT. XYZ

Indonesia adalah perusahaan yang berada di Indonesia dan masih di bawah naungan

XYZ Corporation dimana mau tidak mau PT. XYZ Indonesia mengambil andil dalam

berkontribusi dalam pertumbuhan bisnis XYZ Corporation.

5.2.3 SWOT Analysis

Penulis memilih SWOT analysis ini (Gambar 5.5) dikarenakan SWOT

analysis ini berkonsentrasi pada isu-isu yang terjadi pada situasi kompleks dimana

isu-isu tersebut sangat berpotensial membawa dampak terbesar pada bisnis strategi

PT. XYZ Indonesia.

66

Gambar 5.5. SWOT Profile

5.2.3.1 Strengths

• Sejak PT. XYZ Indonesia berdiri di Indonesia maka competitive advantages

mejadi meningkat. PT. XYZ Indonesia sangat mengenal para pelanggan di

Indonesia dan pertumbuhan dunia informasi teknologi di Indonesia sangat

menjanjikan. Selain itu juga tenaga profesional di Indonesia masih cenderung

murah dan cukup kompeten untuk bersaing.

• PT. XYZ Indonesia memiliki produk-produk yang hampir masuk di dalam

segala lini industri untuk solusi teknologi informasi. Produk-produk yang

dimiliki oleh PT. XYZ Indonesia juga mempunyai solusi dari depan sampai

belakang untuk solusi integrasi teknologi informasi. Hal ini menunjukkan

bahwa PT. XYZ Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk yang se-

level dengannya.

• PT. XYZ Indonesia yang berada di bawah XYZ Corporation dimana XYZ

Corporation sendiri adalah perusahaan worldwide yang sudah memiliki lebih

dari 370.000 pelanggan dan masuk ke dalam berbagai industri lebih dari 145

negara di seluruh dunia, serta memiliki perputaran revenue sebesar 1,37 miliar

US Dollar pada kuartal pertama tahun 1997. Hal ini menunjukkan PT. XYZ

Indonesia memiliki posisi yang kuat dalam hal finansial.

5.2.3.2 Weaknesses

67

• Meskipun XYZ Corporation merupakan perusahaan informasi teknologi yang

besar tetapi PT. XYZ Indonesia masih termasuk perusahaan informasi

teknologi yang masih tergolong kecil di Indonesia, dibandingkan dengan

perusahaan informasi teknologi yang bercokol di Indonesia, seperti IBM

Indonesia, SAP Indonesia.

• XYZ Corporation juga melakukan banyak akuisisi terhadap perusahaan-

perusahaan informasi teknologi untuk mengakomodir produk-produk mereka.

Dengan melakukan banyak akuisisi ini menyebabkan PT. XYZ Indonesia juga

menjual produk-produk yang diakuisisi tersebut dan hal ini membuat banyak

produk-produk yang overlapping untuk dijual di pasar Indonesia. Sedikit

banyak hal ini membuat PT. XYZ Indonesia mengalami sedikit kesulitan

untuk melakukan penetrasi pasar Indonesia.

• PT. XYZ Indonesia menjual produk-produk mereka di dalam mata uang

Rupiah sedangkan produk-produk yang didistribusikan menggunakan mata

uang US Dollar. Pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi, hal ini

menyebabkan adanya gap pada penjualan mereka dan ini menyebabkan harga

produk-produk tersebut menjadi terlihat sangat mahal dan cenderung tidak

mau dibeli oleh pasar Indonesia.

5.2.3.3 Opportunities

• Bisnis teknologi informasi di Indonesia memiliki pertumbuhan yang potensial

dan rata-rata pertumbuhan bisnis informasi teknologi di Indonesia meningkat

68

hampir 14% setiap tahunnya. Hal ini menjadikan peluang yang besar untuk

PT. XYZ Indonesia menjual produk-produk XYZ di Indonesia.

• Tenaga pekerja Indonesia yang makin berkembang dan memiliki potensial

yang cukup besar di industri teknologi informasi menjadikan PT. XYZ

Indonesia mudah untuk menambah jaringan untuk pengaturan resource di

Indonesia. Selain itu tenaga kerja di Indonesia relatif lebih murah

dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India, China, dan negara

lainnya.

• Adanya revolusi teknologi informasi di Indonesia dimana perusahaan-

perusahaan yang berada di Indonesia sudah mulai memperhatikan keperluan

teknologi informasi untuk perusahaannya. Dimana keperluan teknologi

informasi yang dibutuhkan mereka adalah solusi yang komprehen dan

terintegrasi. Hal ini membuat peluang lebih besar untuk PT. XYZ Indonesia

untuk memperlebar pasarnya di Indonesia.

5.2.3.4 Threats

• Indonesia adalah negara yang ekpansi industrinya berkembang dengan sangat

cepat. Kompetisi akan datang dari berbagai negara lain yang merupakan

pemain besar di industri teknologi informasi ini, seperti Jerman atau Perancis

dimana mereka juga melirik Indonesia karena memiliki pasar yang luas dan

memiliki biaya tenaga kerja yang murah.

69

• Para pelanggan akan lebih mudah untuk beralih kepada perusahaan yang lain

selain PT. XYZ Indonesia untuk memenuhi kebutuhan produk teknologi

informasi mereka.

• Pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi, pasar teknologi informasi di

Indonesia dan di dunia menjadi menurun permintaannya. Ekonomi di

Indonesia pun juga ikut jatuh hampir pada semua segmen pasar yang ada di

Indonesia, termasuk teknologi informasi. Hal ini terbukti terjadinya

penurunan sekitar kurang lebih 4% untuk informasi teknologi seluruh dunia

pada saat itu.

5.2.4 Operations Strategy Analysis

Penulisan ini juga akan menganalisa secara mendalam tentang operations

strategy untuk PT. XYZ Indonesia. Untuk bertahan di kancah persaingan pasar

teknologi informasi, PT. XYZ Indonesia harus melakukan beberapa perubahan

strategi operasi pada perusahaannya. Bersaing di kompetisi pasar teknologi informasi

yang sedang dilanda krisis ekonomi tidaklah mudah dan benar-benar menjadi

tantangan terbesar di dalam perusahaan PT. XYZ Indonesia.

Untuk mencapai operational excellence pada saat krisis ekonomi terjadi

merupakan tantangan yang sangat besar bagi PT. XYZ Indonesia karena kondisi

pasar yang tidak menentu dan strategi operasi yang lama belum tentu dapat

diimplementasikan dengan situasi dan kondisi tersebut. Maka dari itu penulis

melakukan analisa terhadap perubahan strategi operasi yang sudah diterapkan oleh

70

PT. XYZ Indonesia untuk mencapai operational excellence pada saat krisis ekonomi

di Indonesia terjadi.

Penulis menggunakan teori Hayes dan Wheelwright (1984) untuk melakukan

analisa operational effectiveness PT. XYZ Indonesia. Penulis juga melakukan analisa

order winner dan order qualifiers dari operations performance objective yang

diterapkan PT. XYZ Indonesia pada saat krisis ekonomi terjadi.

5.2.4.1 Operational Effectiveness Analysis

Untuk menganalisa Operational Effectiveness dari PT. XYZ Indonesia,

penulis menggunakan 4 stage model dari Hayes dan Wheelwright. Menurut Hayes

dan Wheelwright ada 4 tahap model dari operations, yaitu

1. Internal Neutrality

2. External Neutrality

3. Internally Supportive

4. Externally Supportive

PT. XYZ Indonesia dapat dikatakan sudah mencapai pada tahap yang ke

empat dari efektifitas fungsi operasi mereka. Karena PT. XYZ Indonesia sudah

mampu untuk menciptakan fleksibilitas untuk pasar teknologi informasi. Selain itu

PY. XYZ Indonesia juga sudah mampu mengatur strategi, dimana produk-produk

dari XYZ tergolong produk-produk yang cukup diminati di pasar Indonesia.

XYZ Corporation juga sudah melakukan banyak akuisisi terhadap produk-

produk informasi teknologi informasi untuk melengkapi solusi mereka. Terkait

71

dengan akuisisi produk-produk XYZ, XYZ benar-benar melakukan seleksi dengan

ketat ketika akan melakukan akuisisi dan rata-rata produk informasi teknologi yang

sudah diakuisisi ini adalah produk nomor satu di pasarnya, dan dirasa cukup untuk

melengkapi solusi yang ada pada XYZ.

Pada saat krisis ekonomi di Indonesia terjadi, PT. XYZ Indonesia mengalami

penurunan pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan. PT. XYZ Indonesia

mengalami kemunduran dimana sebelumnya PT. XYZ Indonesia mampu

mengendalikan fungsi operasinya untuk membuat strategi menjadi kesulitan dalam

mengendalikan fungsi operasinya dan menentukan strategi apa yang akan diterapkan.

Hal ini menunjukkan PT. XYZ Indonesia yang tadinya berada pada tahap ke

empat menjadi turun ke tahap yang ketiga, dimana PT. XYZ Indonesia hanya mampu

menjadi yang terbaik di pasarnya tetapi PT. XYZ Indonesia tidak mampu untuk

mengatur fungsi operasinya untuk menentukan strateginya.

5.2.4.2 Order Winner Analysis

Dari hasil analisa operational effectiveness di atas, penulis melakukan analisa

lebih lanjut mengenai order winner dari operations performance objective yang

diterapkan oleh PT. XYZ Indonesia pada tahun 1997. Sejak tahun 1995, PT. XYZ

Indonesia menerapkan operations performance objective yaitu quality. Dimana

objective tersebut digunakan oleh PT. XYZ Indonesia untuk memberikan kepuasan

pelanggan yang optimal.

72

Pada kenyataannya, pada tahun 1997-1998 terjadi krisis ekonomi melanda

Asia dan Indonesia pada khususnya dimana sebagian besar para pelanggan PT. XYZ

Indonesia mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan mereka. Kondisi ini

menyebabkan pasar yang tidak menentu dan secara langsung mempengaruhi

pertumbuhan bisnis PT. XYZ Indonesia.

Untuk mengatasi hal di atas, PT. XYZ Indonesia melakukan perubahan

strategi operasi mereka terutama dalam penentuan operations performance objective

mereka agar bisa meningkat menjadi order winner dalam kondisi pasar yang tidak

menentu dan kompetitif.

5.2.4.2.1 Quality

Sebelum krisis ekonomi terjadi PT. XYZ Indonesia menggunakan quality

yang merupakan salah satu operations performance objective-nya sebagai order

winner. Untuk memastikan order winner tersebut maka PT. XYZ Indonesia

menghabiskan banyak uang untuk melakukan research and development dimana

melalui research and development ini PT. XYZ Indonesia menjaga kualitas

produknya. Di dalam memberikan kualitas yang terbaik, PT .XYZ Indonesia

merekrut banyak sumber daya manusia dimana sumber daya manusia ini akan

membantu untuk mendukung jika terjadi komplain terhadap produknya.

PT. XYZ Indonesia juga sangat memperhatikan komplain-komplain para

pelanggannya, baik itu melalui forum yang disediakan oleh PT. XYZ Indonesia

maupun komplain yang langsung diterima oleh mereka. Selain itu PT. XYZ

73

Indonesia juga memperhatikan kompetitor mereka dalam mengembangkan produk-

produk yang sejenis dengan produk-produk miliknya.

Melalui kualitas yang terjaga dengan baik ini maka produk-produk PT. XYZ

Indonesia mendapatkan kepercayaan terhadap para pelanggannya. Tetapi pada saat

krisis ekonomi 1997 terjadi, kualitas ini bukan menjadi hal yang penting bagi para

pelanggannya. Para pelanggan PT. XYZ Indonesia mengurangi biaya-biaya mereka

pada saat krisis ekonomi terjadi terutama biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan teknologi informasi mereka, karena mereka lebih memilih untuk

mempertahankan biaya-biaya yang mempengaruhi penjualan mereka daripada

memilih mengeluarkan uang untuk pengeluaran-pengeluaran untuk teknologi

informasi mereka. Para pelanggan PT. XYZ Indonesia menjadi lebih cenderung

memilih produk-produk informasi teknologi yang harganya lebih terjangkau dengan

budget yang mereka tentukan pada saat krisis ekonomi terjadi.

Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian lagi dengan operations performance

objective PT. XYZ Indonesia dimana memberikan kualitas yang terbaik. Dan hal ini

juga menyebabkan PT. XYZ Indonesia mengambil langkah untuk mengubah strategi

order winner mereka.

5.2.4.2.2 Cost

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya PT. XYZ Indonesia

menggunakan quality sebagai operations performance objective dan mereka

menentukan untuk mengubah operations performance objective mereka. Pada saat

74

krisis ekonomi terjadi, PT XYZ Indonesia mengubah operations performance

objective mereka menjadi cost. Hal ini terlihat pada saat krisis ekonomi 1997 terjadi

PT. XYZ Indonesia melakukan pengurangan terhadap biaya yang dianggarkan. Untuk

itu diperlukan tinjauan ulang mengenai biaya-biaya mana yang memang sifatnya

pokok dan yang sifatnya sekunder.

Pada saat krisis ekonomi terjadi PT. XYZ Indonesia benar-benar memotong

biaya untuk biaya gaji tenaga kerjanya, yaitu dengan menguranginya dari 76 orang

menjadi 23 orang. Pengeluaran atau biaya gaji ini sangat mambantu perusahaan

dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi karena PT. XYZ Indonesia dapat

mengurangi pengeluaran secara cukup signifikan. Selain itu PT. XYZ Indonesia juga

melakukan penundaan pengiriman tenaga kerjanya untuk mengikuti pelatihan di luar

negeri. Juga mengurangi pengeluaran untuk entertainment pada bagian penjualan

mereka. Bahkan pengeluaran untuk dapur pun juga terkena pemotongan.

Hal di atas menyebabkan PT. XYZ Indonesia menjadi mampu untuk

mengurangi beban-beban mereka dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi.

Tetapi di sisi lain, PT. XYZ Indonesia tidak memperhatikan bagaimana penurunan

bisnis mereka akan ikut turun bila tidak memperhatikan penjualan produk-produk

mereka. Dan yang terjadi adalah mereka mengalami penurunan bisnis, karena

penjualan mereka mengalami penurunan yang cukup lumayan jauh dari penjualan

mereka sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena mereka hanya fokus terhadap penurunan biaya-

biaya internal saja tanpa menurunkan harga yang ditawarkan kepada para

pelanggannya. Dengan hanya mengurangi biaya dan tidak menurunkan harga pada

75

saat krisis ekonomi 1997 menyebabkan para pelanggan memilih untuk tidak

melakukan pembelian atau melakukan penundaan terhadap produk-produk PT. XYZ

Indonesia.

Perubahan operations performance objective yang dilakukan oleh PT. XYZ

Indonesia ini cukup membawa dampak yang positif terhadap perusahaan, tetapi

dampak positif ini tidak optimal karena PT. XYZ Indonesia tetap mengalami

kemunduran dalam hal pertumbuhan bisnisnya. Dengan melihat hasil perubahan

operations performance objective yang dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia tidak

optimal, penulis berpendapat bahwa PT. XYZ Indonesia seharusnya dapat mengambil

keputusan yang lebih baik lagi.

Menurut penulis dengan menggunakan flexibility sebagai operations

performance objective, maka PT. XYZ Indonesia tidak akan mengalami penurunan

pertumbuhan bisnis atau paling tidak mampu menekan penurunan pertumbuhan

bisnis mereka pada saat krisis ekonomi terjadi.

5.2.4.2.3 Flexibility

Menurut penulis, operations performance objective yang seharusnya PT. XYZ

Indonesia pilih adalah flexibility. Dengan menggunakan flexibility sebagai operations

performance objective akan jauh lebih efektif dan membuat PT. XYZ Indonesia

menjadi order winner. Karena dengan flexibility, PT. XYZ Indonesia seharusnya

mampu memberikan solusi yang tepat kepada para pelanggannya dengan harga yang

terjangkau dan produk yang fleksibel. Fleksibel di sini akan memberikan kemudahan

76

bagi PT. XYZ Indonesia dalam melakukan penjualan produk-produknya dan mampu

menghadapi situasi krisis keuangan yang melanda Indonesia.

Sebelum terjadi krisis ekonomi, PT. XYZ Indonesia menjual produk-

produknya dengan cara menjual lisensi produk-produknya dalam jumlah yang besar.

Dengan cara tersebut PT. XYZ Indonesia mendapatkan keuntungan yang besar

karena kualitas produk-produk PT. XYZ Indonesia sangat terjaga dengan baik. Tetapi

pada saat krisis ekonomi terjadi di Indonesia, keadaan menjadi berbalik pada para

pelanggan PT. XYZ Indonesia. Banyak dari para pelanggan PT. XYZ Indonesia yang

memotong budget mereka untuk pengeluaran untuk teknologi informasi karena

melihat kondisi krisis ekonomi tahun 1997 yang terjadi di Indonesia.

Dengan memberikan fleksibel produk kepada para pelanggan, PT. XYZ

Indonesia akan mengubah pemikiran mereka bahwa produk-produk yang ditawarkan

akan masuk ke dalam budget mereka. Selain itu juga akan memberikan keleluasaan

kepada para pelanggannya untuk memilih produk-produk PT. XYZ Indonesia sesuai

dengan kebutuhan para pelanggannya. Dengan memenuhi kebutuhan pelanggannya,

maka pertumbuhan bisnis PT. XYZ Indonesia akan meningkat karena penjualan

produk-produk PT. XYZ Indonesia akan tertolong meskipun kondisi krisis ekonomi

melanda Indonesia.

5.2.4.3 Order Qualifiers Analysis

Penulis juga melakukan analisa seperti apa karakter untuk order qualifiers PT.

XYZ Indonesia. PT. XYZ Indonesia memiliki karakter yang sudah cukup memenuhi

77

standard yang dapat memenuhi permintaan para pelanggannya. Produk-produk

informasi teknologi sangat beragam dan memiliki keunikan pada masing-masing

produknya tetapi ada karakter pada produk-produk informasi teknologi ini yang harus

dipenuhi dan menjadi standard untuk para konsumen produk-produk informasi

teknologi ini.

Standarisasi untuk produk-produk informasi teknologi ini ada berbagai

macam dan sangat banyak, sebagai contoh ada COBIT (Control Objectives for

Information and related Technology), COSO (Commitee of Sponsoring

Organisations of the Treadway Commision), ITIL (Information Technology

Infrastructure Library), dan masih banyak standarisasi yang lain. Produk-produk PT.

XYZ Indonesia sudah mendapatkan standarisasi tersebut sehingga produk-produk

mereka sudah memenuhi standar dan sudah mampu bersaing dengan produk-produk

informasi teknologi yang lain.

Standarisasi ini menjadi order qualifiers bagi produk-produk informasi

teknologi dan juga untuk produk-produk PT. XYZ Indonesia. Produk-produk PT.

XYZ Indonesia sudah mampu mengadopsi standarisasi-standarisasi yang ada dan

yang berlaku di dunia.

5.2.5 Supply Chain Management

Penulis juga mengupas masalah supply chain yang ada pada PT. XYZ

Indonesia terkait dengan pencapaian peningkatan pertumbuhan bisnis PT. XYZ

Indonesia sendiri. Setelah dilakukan analisa oleh penulis bahwa operations

78

performance objectives untuk mencapai order winners PT. XYZ Indonesia adalah

flexibility maka penulis akan melakukan analisa lebih dalam penerapan strategi

operasi yang PT. XYZ Indonesia lakukan dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis.

Strategi operasi perusahaan akan sangat mempengaruhi kegiatan atau fungsi

operasi perusahaan. Salah satunya yang penting untuk dibahas dan dilakukan analisa

adalah pengelolaan Supply Chain PT. XYZ Indonesia. Untuk itu PT. XYZ Indonesia

memiliki aliran Supply Chain sebelum krisis ekonomi tahun 1997 sebagai berikut

(Gambar 5.6.)

Gambar 5.6. Supply Chain XYZ pada sebelum krisis ekonomi

Dengan fungsi peran sebagai berikut :

1. Principal

XYZ Corporation dan PT. XYZ Indonesia sebagai principal untuk

menyalurkan produk-produk XYZ ke Indonesia. Sebagai principal,

PT. XYZ Indonesia mengatur seluruh produk yang akan dipasarkan di

Indonesia baik pengaturan dalam harga, pengaturan dalam kuantitas

produk yang akan didistribusikan dan masih banyak yang lain terkait

79

produk XYZ itu sendiri. PT. XYZ Indonesia tidak dapat berdiri sendiri

tanpa bantuan partner untuk mendistribusikan produknya, maka dari

itu PT. XYZ Indonesia harus menggandeng value added reseller-nya

untuk melakukan penetrasi produk mereka ke pasar Indonesia.

2. Value Added Reseller / Business Partner

Value added reseller atau business partner berperan dalam

menyalurkan produk-produk XYZ ke pasar Indonesia dimana business

partner yang dipilih oleh PT. XYZ Indonesia adalah business partner

yang benar-benar mengetahui kebutuhan para pelanggan PT. XYZ

Indonesia akan produk-produk XYZ. Business partner di sini berperan

dalam hal melakukan implementasi produk-produk XYZ sampai

dengan produk-produk XYZ terpasang dan digunakan oleh para

pelanggannya. Peran business partner ini sangat penting dan PT. XYZ

Indonesia tidak dapat melakukan penetrasi pasar tanpa adanya

business partner.

3. Customer

Pada pelanggan PT. XYZ Indonesia adalah kunci utama dimana

perkembangan bisnis PT. XYZ Indonesia diukur. Dengan adanya

proses supply chain yang baik dan efisien maka para pelanggan akan

secara langsung merasakan produk-produk yang ditawarkan oleh PT.

XYZ Indonesia menjadi bermanfaat.

80

Jadi ketiga fungsi ini menjadi bagian utama dari proses Supply Chain PT.

XYZ Indonesia dimana principal atau PT. XYZ Indonesia akan menyalurkan

produknya kepada business partner mereka atau value added reseller mereka. Dan

sesudah produk mereka sampai ke tangan value added reseller PT. XYZ Indonesia

baru akan didistribusikan lagi kepada para pelanggannya.

Proses supply chain ini menjadi tidak efisien lagi pada saat krisis ekonomi

terjadi karena adanya hambatan pada proses supply chain ini dimana Value Added

Reseller menjual dengan mata uang Rupiah sedangkan XYZ menjual dengan mata

uang US Dollar. Dan pada saat krisis ekonomi ini terjadi, PT. XYZ Indonesia belum

menyadari adanya kekurangan pada proses supply chain mereka.

Untuk menghasilkan operations performance objective PT. XYZ Indonesia

yaitu cost objective, maka PT. XYZ Indonesia hampir tidak melakukan perubahan

yang besar dalam pengelolaan Supply Chain mereka pada krisis ekonomi di Indonesia

terjadi. PT. XYZ Indonesia lebih berfokus pada bagaimana mereka bertahan di dalam

kondisi yang tidak mendukung ini, sehingga yang dilakukan oleh PT. XYZ Indonesia

lebih ke arah pengurangan biaya-biaya yang sering dikeluarkan untuk operasional

perusahaan.

Sebelum krisis ekonomi terjadi, kegiatan Supply Chain PT. XYZ Indonesia

cenderung stabil dan tidak ada kendala dalam pengendaliannya. Namun krisis

ekonomi yang terjadi berdampak besar terhadap kegiatan Supply Chain dan fungsi

operasi lainnya sebagaimana analisa berikut :

1. Terjadinya keterlambatan proses penyaluran pada saat krisis ekonomi

di Indonesia terjadi, yaitu terjadi keterlambatan pembayaran pelanggan

81

kepada PT. XYZ Indonesia. Hal ini mulai terlihat setelah PT. XYZ

Indonesia melakukan tutup buku keuangan mereka dimana tutup buku

ini biasa dilakukan pada bulan Mei, sedangkan pada bulan Mei 1997

masih banyak transaksi penjualan atau order terhadap produk-produk

yang dijual oleh PT.XYZ Indonesia.

2. Macetnya pembayaran baik dari para pelanggan dan makin besarnya

hutang dari para value added reseller ini membuat PT. XYZ Indonesia

memiliki penurunan bisnis yang cukup drastis. Pada saat itu PT. XYZ

Indonesia mengambil keputusan untuk menutup keterlambatan

pembayaran dengan memberikan keleluasaan terhadap para

pelanggannya dalam melakukan pembayaran. Hal ini tidak

sepenuhnya berjalan efektif pada proses penyaluran mereka, karena

permasalahan yang mereka hadapi adalah masalah mata uang yang

membuat mereka mengalami keterlambatan dalam melakukan

pembayaran. Masalah pengakuan rate mata uang Rupiah terhadap US

Dollar menjadi masalah utama yang harus mereka selesaikan. Di

dalam pengambilan keputusan untuk masalah pengakuan rate ini, PT.

XYZ Indonesia cukup jeli yaitu dengan mengambil rate yang wajar

dan hal tersebut disetujui oleh kedua belah pihak. Hal ini membuat

permasalahan pembayaran dari pelanggan bukan menjadi masalah

yang besar. Permasalahan yang terbesar yang PT. XYZ Indonesia

hadapi adalah masalah umur pembayaran yang ada pada valur added

reseller mereka. Sebelum terjadi krisis ekonomi terjadi pemberian

82

hutang terhadap pada value added reseller PT. XYZ Indonesia

berjalan dengan lancar dan proses pemberian hutang pun relatif cepat

untuk diproses. Pada tahun 1997 dimana Indonesia dilanda krisis

ekonomi menjadikan hutang yang diberikan kepada value added

reseller menjadi sangat besar dan ini membuat limitasi hutang yang

diberikan pada value added reseller PT. XYZ Indonesia menjadi

menyentuh batas limitasi mereka. Hal inilah yang menyebabkan

ketidakmampuan value added reseller melunasi hutang-hutangnya dan

proses jual-beli produk-produk XYZ tidak berjalan lancar.

3. Adanya over credit limit pada Value Added Reseller dimana value

added reseller masih belum membayar hutang-hutangnya kepada PT.

XYZ Indonesia dan ditambah pula dengan keterlambatan pada

pembayaran-pembayaran hutang yang sebelumnya. Hal ini

menyebabkan terjadinya hambatan pada arus kas PT. XYZ Indonesia

dan mempengaruhi pertumbuhan bisnis mereka.

Dengan kondisi yang terjadi di atas, maka seharusnya PT. XYZ Indonesia

melakukan tindakan yang signifikan terkait dengan perubahan strategi operasi mereka

dan dalam menghadapi kondisi yang tidak bersahabat ini. Tindakan-tindakan untuk

melakukan perubahan pada strategi operasi mereka juga tidak lepas dari fungsi

operasi yang ada pada PT. XYZ Indonesia, dan salah satunya adalah pengelolaan

Supply Chain PT. XYZ Indonesia sendiri.

83

Menurut penulis proses supply chain yang dimiliki oleh PT. XYZ Indonesia

seharusnya akan jauh lebih efisien dan lebih efektif, ketika ditambahkan satu bagian

lagi di dalamnya. Yaitu dengan menambahkan bagian distributor antara PT. XYZ

Indonesia dengan value added reseller. Peran distributor di sini adalah berperan

sebagai penyalur produk-produk XYZ dari principal kepada para value added

reseller.

Dengan menambahkan distributor pada proses supply chain PT. XYZ

Indonesia di dalamnya maka hutang-hutang yang diberikan kepada para value added

reseller PT. XYZ Indonesia tidak lagi dijamin oleh PT. XYZ Indonesia tetapi dijamin

oleh distributor PT. XYZ Indonesia. Melalui distributor inilah PT. XYZ Indonesia

mampu mengatur arus kas mereka dengan baik karena penerimaan uang perihal

pembelian produk-produk XYZ akan dijamin distributor. Dan melalui ini, PT. XYZ

Indonesia dapat mengambil keputusan untuk menerapkan cash-on-delivery atau

pembayaran tunai pada setiap pembelian produk-produk XYZ.

Berikut adalah gambar dari proses yang ideal pada proses supply chain PT.

XYZ Indonesia.

84

Gambar 5.7. Bentuk Ideal Supply Chain PT. XYZ Indonesia

Penulis juga percaya dengan model proses supply chain di atas maka PT.

XYZ Indonesia dapat mempertahankan sustainable growth mereka atau

mempertahankan pertumbuhan bisnis mereka. Dengan proses supply chain ini juga

akan membuat PT. XYZ Indonesia mampu bertahan dalam situasi krisis ekonomi

yang terjadi di negara Indonesia.