BAB V evapro

13
BAB V HASIL EVALUASI A. Pendekatan sistem Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Suatu sistem pada dasarnya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Untuk terbentuknya system tersebut, perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisasi yang menggunakan sifat-sifat dasar system sebagai titik pusat analisa.

description

evapro

Transcript of BAB V evapro

Page 1: BAB V evapro

BAB VHASIL EVALUASI

A. Pendekatan sistem

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh

suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam

upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Suatu sistem pada dasarnya

dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan

disepakati bersama. Untuk terbentuknya system tersebut, perlu dirangkai

berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan

membentuk suatu kesatuan yang secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai

tujuan. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisasi yang

menggunakan sifat-sifat dasar system sebagai titik pusat analisa.

Gambar 11. Diagram Pendekatan Sistem

Lingkungan

Masukan Proses Keluaran Dampak

Umpan Balik

Page 2: BAB V evapro

B. Siklus Pemecahan Masalah

Untuk dapat memecahkan suatu masalah dapat dilakukan dengan menganalisis

kemungkinan penyebab masalah tersebut terlebih dahulu. Kemungkinan

penyebab masalah dapat berasal dari internal maupun eksternal. Kemungkinan

penyebab masalah internal dianalisis dengan menggunakan pendekatan sistem.

Dari berbagai kemungkinan penyebab yang menimbulkan masalah dicari

penyebab yang paling mungkin dengan cara mengkonfirmasi kemungkinan

penyebab yang ditemukan ke bagian program masalah tersebut. Setelah

menemukan penyebab yang paling mungkin dilakukan penanggulangan penyebab

masalah dengan menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut dan dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan metode

kriteria matriks. Setelah menemukan urutan priotasnya maka langkah selanjutnya

menyusun Plan Of Action.

Untuk memecahkan masalah menurut Hartoyo (2008) dapat menggunakan siklus

pemecahan masalah seperti gambar berikut

39

Page 3: BAB V evapro

Bagan 3. Siklus Pemecahan Masalah

C. Identifikasi masalah

Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolok

ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara

unsur sistem lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan

secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja Puskesmas,

kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolok ukur dengan data

keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur

masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi masalah dimulai dengan

melihat adanya kesenjangan antara pencapaian. Berikut hasil pencapaian program

Pelayanan Gizi di Puskesmas Simpur periode Januari – Desember 2013.

40

Page 4: BAB V evapro

Tabel 7. Hasil pencapaian program Pelayanan Gizi di Puskesmas Simpur periode

Januari – Desember 2013

Variabel

output

Tolak Ukur Pencapaian Masalah

1. Cakupan Ibu

Hamil

Mendapat

90 Tablet Fe

Sasaran Kunjungan Ibu

hamil mendapat 90

Tablet Fe pada tahun

2011 adalah 90 %

(Januari – Desember

2011)

Jumlah penemuan

kunjungan Ibu hamil

mendapat 90 Tablet Fe di

Puskesmas Simpur periode

Januari–Desember 2011

adalah 95 %

(-)

2. Cakupan

Vitamin A

Bufas

Sasaran Kunjungan Ibu

nifas mendapat vitamin

A pada tahun 2011

adalah 86 % (Januari –

Desember 2011)

Jumlah penemuan

kunjungan Ibu nifas

mendapat vitamin A di

Puskesmas Simpur periode

Januari–Desember 2011

adalah 1.577 bufas (90 %)

(-)

3. Pemantauan

Pertumbuha

n Balita :

a. Balita yang

Ditimbang

(D/S)

b. Balita yang

Naik Berat

Badannya

(N/D)

a. Sasaran Kunjungan

Balita yang

ditimbang (D/S)

tahun 2011 adalah

70 % (Januari–

Desember 2011)

b. Sasaran Kunjungan

Balita yang naik

Berat Badannya

(N/D) tahun 2011

adalah 78 %

a. Kunjungan Balita yang

ditimbang (D/S) di

Puskesmas Simpur

periode Januari–

Desember 2011 adalah

4.599 balita (80 %)

b. Kunjungan Balita yang

Naik Berat Badannya

(N/D) di Puskesmas

Simpur periode Januari

– Desember 2011

(+)

(-)

41

Page 5: BAB V evapro

c. Balita yang

Bawah Garis

Merah

(BGM)

(Januari – Desember

2011)

c. Sasaran Kunjungan

Balita yang Bawah

Garis Merah (BGM)

tahun 2011 adalah <

1,5 % (Januari –

Desember 2011)

adalah 2182 balita (98

%)

c. Kunjungan Balita yang

Bawah Garis Merah

(BGM) di Puskesmas

Simpur periode Januari

– Desember 2011

adalah 39 balita (1,75

%)

(+)

4. Cakupan

Pemberian

Vitamin A

pada Balita

Sasaran Kunjungan

Balita mendapat vitamin

A pada tahun 2011

adalah 90 % (Januari –

Desember 2011)

Jumlah penemuan

kunjungan Balita

mendapat vitamin A di

Puskesmas Simpur periode

Januari – Desember 2011

adalah 6.716 Balita

(20,26%)

(+)

Masalah yang ditemukan pada program pelayanan gizi yaitu pada sub program

Balita yang bawah Garis Merah. Jumlah balita yang timbangannya bawah garis

merah pada tahun 2009 = 18 balita (1%), Tahun 2010 = 32 (1,6%), Tahun 2011

= 36 (1,6%), Tahun 2012 = 22 (1%) dan Tahun 2013 = 39 (1,75%). Angka

tersebut masih dibawah target SPM (<15%). Akan tetapi jika melihat hasil D/S

balita 3 tahun rata-rata sebesar (80,48%), berarti 19,52% dari sasaran yang ada

tidak menimbang dan ini berarti kemungkinan balita yang timbangannya bawah

garis merah masih banyak

42

Page 6: BAB V evapro

D. Kerangka konsep

Gambar 12. Kerangka Konsep

E. Identifikasi faktor penyebab masalah

Sesuai dengan pendekatan sistem, ketidakberhasilan pencapaian cakupan

Pemantauan Pertumbuhan Balita merupakan suatu output / hasil yang tidak sesuai

dengan target. Untuk mengatasinya, dengan pendekatan sistem harus diperhatikan

kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada sistem, mengingat suatu

sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi.

Terdapat dua faktor utama yang mempengarui keberhasilan program yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal antara lain :

1. Pelaksana / SDM (Petugas kesehatan dalam hal ini kader dan bidan desa dan

bidan PTT)

2. Pendataan bayi yang ditimbang

43

Output :

Tercapainya jumlah sasaran Balita yang Bawah Garis Merah

Input:

Tenaga kesehatan

Promosi kesehatan

Keterlibatan Tokoh Masyarakat

Keterlibatan masyarakat

Nilai sosial budaya

Proses:

Pencatatan registrasi sasaran

Pelaksanaan Pelayanan Balita yang Bawah Garis Merah

Page 7: BAB V evapro

3. Promosi kesehatan

Faktor eksternal antara lain ;

1. Akses tempat pelayanan kesehatan

2. Keterlibatan tokoh masyarakat

3. Keterlibatan masyarakat

4. Nilai sosial budaya pendidikan dan faktor sosioekonomi

Setelah mengetahui faktor atau masalah dominan, langkah berikutnya adalah

mencari akar masalah dalam hal ini kami mencari akar masalah dengan

menggunakan diagram fishbone.

Diagram fishbone dari masalah tersebut yaitu:

Gambar 13. Fishbone

44

Cakupan Balita BGM Periode Januari -

Desember 2013 1,75 %, pencapaian <15%

dengan Cakupan D/S 80,48%, pencapaian 70%

Sumber daya manusia

Lingkungan

Petugas kesehatan (bidan desa, bidan

PTT, perawat)

Akses pelayanan kesehatan

Nilai sosial budaya

kader

Promosi Kesehatan

Peran serta masyarakat

Tingkat pendidikan dan pendapatan

tokoh masyarakat

Masyarakat

Page 8: BAB V evapro

Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang paling

memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program. Dengan menggunakan

model teknnik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih masalah yang

paling dominan.

Tabel 8. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah

No Daftar Masalah I T R Jumlah

IxTxRP S RI DU SB PB PC

1. SDM

Petugas Kesehatan

(bidan

desa ,perawat ),

kader

2 2 2 1 2 2 2 2 2 256

2. Lingkungan

Akses pelayanan

Kesehatan

1 1 1 1 1 1 3 2 2 12

Nilai sosial budaya 2 2 2 1 2 2 2 2 2 256

Tingkat pendidikan

dan pendapatan

2 2 2 1 3 2 2 3 2 576

3. Promosi Kesehatan 2 2 2 1 2 2 2 2 2 256

4. Peran serta masyarakat

Mayarakat 2 2 2 1 3 2 2 3 2 576

Tokoh Masyarakat 2 2 2 1 2 2 2 2 2 256

Setelah dilakukan pemilihan prioritas penyebab masalah dengan menggunakan

teknik kriteria matriks, didapatkan penyebab masalah yang ada yakni keterlibatan

masyarakat sendiri dalam pendataan Balita yang ditimbang, karena masih ada

beberapa ibu yang tidak membawa balitanya ke posyandu. Oleh karena ibu yang

menganggap bahwa setelah imunisasi mendapat imunisasi lengkap, balita tidak

45

Page 9: BAB V evapro

perlu dibawa ke posyandu lagi. Selain itu beberapa ibu malas untuk membawa

balita ke posyandu jika hanya untuk ditimbang.

Berdasarkan tabel diatas, maka masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan

adalah masalah keterlibatan masyarakat dalam hal pendataan Balita yang

ditimbang sehingga petugas kesehatan dapat dengan mudah melakukan intervensi

guna mencegah hal hal yang tidak diinginkan selama selama Balita seperti gizi

buruk atau gizi kurang.

46