BAB V evapro
-
Upload
muhamad-ibnu-sina -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of BAB V evapro
BAB VHASIL EVALUASI
A. Pendekatan sistem
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh
suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam
upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Suatu sistem pada dasarnya
dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama. Untuk terbentuknya system tersebut, perlu dirangkai
berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan
membentuk suatu kesatuan yang secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai
tujuan. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisasi yang
menggunakan sifat-sifat dasar system sebagai titik pusat analisa.
Gambar 11. Diagram Pendekatan Sistem
Lingkungan
Masukan Proses Keluaran Dampak
Umpan Balik
B. Siklus Pemecahan Masalah
Untuk dapat memecahkan suatu masalah dapat dilakukan dengan menganalisis
kemungkinan penyebab masalah tersebut terlebih dahulu. Kemungkinan
penyebab masalah dapat berasal dari internal maupun eksternal. Kemungkinan
penyebab masalah internal dianalisis dengan menggunakan pendekatan sistem.
Dari berbagai kemungkinan penyebab yang menimbulkan masalah dicari
penyebab yang paling mungkin dengan cara mengkonfirmasi kemungkinan
penyebab yang ditemukan ke bagian program masalah tersebut. Setelah
menemukan penyebab yang paling mungkin dilakukan penanggulangan penyebab
masalah dengan menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut dan dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan metode
kriteria matriks. Setelah menemukan urutan priotasnya maka langkah selanjutnya
menyusun Plan Of Action.
Untuk memecahkan masalah menurut Hartoyo (2008) dapat menggunakan siklus
pemecahan masalah seperti gambar berikut
39
Bagan 3. Siklus Pemecahan Masalah
C. Identifikasi masalah
Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolok
ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara
unsur sistem lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan
secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja Puskesmas,
kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolok ukur dengan data
keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur
masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi masalah dimulai dengan
melihat adanya kesenjangan antara pencapaian. Berikut hasil pencapaian program
Pelayanan Gizi di Puskesmas Simpur periode Januari – Desember 2013.
40
Tabel 7. Hasil pencapaian program Pelayanan Gizi di Puskesmas Simpur periode
Januari – Desember 2013
Variabel
output
Tolak Ukur Pencapaian Masalah
1. Cakupan Ibu
Hamil
Mendapat
90 Tablet Fe
Sasaran Kunjungan Ibu
hamil mendapat 90
Tablet Fe pada tahun
2011 adalah 90 %
(Januari – Desember
2011)
Jumlah penemuan
kunjungan Ibu hamil
mendapat 90 Tablet Fe di
Puskesmas Simpur periode
Januari–Desember 2011
adalah 95 %
(-)
2. Cakupan
Vitamin A
Bufas
Sasaran Kunjungan Ibu
nifas mendapat vitamin
A pada tahun 2011
adalah 86 % (Januari –
Desember 2011)
Jumlah penemuan
kunjungan Ibu nifas
mendapat vitamin A di
Puskesmas Simpur periode
Januari–Desember 2011
adalah 1.577 bufas (90 %)
(-)
3. Pemantauan
Pertumbuha
n Balita :
a. Balita yang
Ditimbang
(D/S)
b. Balita yang
Naik Berat
Badannya
(N/D)
a. Sasaran Kunjungan
Balita yang
ditimbang (D/S)
tahun 2011 adalah
70 % (Januari–
Desember 2011)
b. Sasaran Kunjungan
Balita yang naik
Berat Badannya
(N/D) tahun 2011
adalah 78 %
a. Kunjungan Balita yang
ditimbang (D/S) di
Puskesmas Simpur
periode Januari–
Desember 2011 adalah
4.599 balita (80 %)
b. Kunjungan Balita yang
Naik Berat Badannya
(N/D) di Puskesmas
Simpur periode Januari
– Desember 2011
(+)
(-)
41
c. Balita yang
Bawah Garis
Merah
(BGM)
(Januari – Desember
2011)
c. Sasaran Kunjungan
Balita yang Bawah
Garis Merah (BGM)
tahun 2011 adalah <
1,5 % (Januari –
Desember 2011)
adalah 2182 balita (98
%)
c. Kunjungan Balita yang
Bawah Garis Merah
(BGM) di Puskesmas
Simpur periode Januari
– Desember 2011
adalah 39 balita (1,75
%)
(+)
4. Cakupan
Pemberian
Vitamin A
pada Balita
Sasaran Kunjungan
Balita mendapat vitamin
A pada tahun 2011
adalah 90 % (Januari –
Desember 2011)
Jumlah penemuan
kunjungan Balita
mendapat vitamin A di
Puskesmas Simpur periode
Januari – Desember 2011
adalah 6.716 Balita
(20,26%)
(+)
Masalah yang ditemukan pada program pelayanan gizi yaitu pada sub program
Balita yang bawah Garis Merah. Jumlah balita yang timbangannya bawah garis
merah pada tahun 2009 = 18 balita (1%), Tahun 2010 = 32 (1,6%), Tahun 2011
= 36 (1,6%), Tahun 2012 = 22 (1%) dan Tahun 2013 = 39 (1,75%). Angka
tersebut masih dibawah target SPM (<15%). Akan tetapi jika melihat hasil D/S
balita 3 tahun rata-rata sebesar (80,48%), berarti 19,52% dari sasaran yang ada
tidak menimbang dan ini berarti kemungkinan balita yang timbangannya bawah
garis merah masih banyak
42
D. Kerangka konsep
Gambar 12. Kerangka Konsep
E. Identifikasi faktor penyebab masalah
Sesuai dengan pendekatan sistem, ketidakberhasilan pencapaian cakupan
Pemantauan Pertumbuhan Balita merupakan suatu output / hasil yang tidak sesuai
dengan target. Untuk mengatasinya, dengan pendekatan sistem harus diperhatikan
kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada sistem, mengingat suatu
sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi.
Terdapat dua faktor utama yang mempengarui keberhasilan program yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal antara lain :
1. Pelaksana / SDM (Petugas kesehatan dalam hal ini kader dan bidan desa dan
bidan PTT)
2. Pendataan bayi yang ditimbang
43
Output :
Tercapainya jumlah sasaran Balita yang Bawah Garis Merah
Input:
Tenaga kesehatan
Promosi kesehatan
Keterlibatan Tokoh Masyarakat
Keterlibatan masyarakat
Nilai sosial budaya
Proses:
Pencatatan registrasi sasaran
Pelaksanaan Pelayanan Balita yang Bawah Garis Merah
3. Promosi kesehatan
Faktor eksternal antara lain ;
1. Akses tempat pelayanan kesehatan
2. Keterlibatan tokoh masyarakat
3. Keterlibatan masyarakat
4. Nilai sosial budaya pendidikan dan faktor sosioekonomi
Setelah mengetahui faktor atau masalah dominan, langkah berikutnya adalah
mencari akar masalah dalam hal ini kami mencari akar masalah dengan
menggunakan diagram fishbone.
Diagram fishbone dari masalah tersebut yaitu:
Gambar 13. Fishbone
44
Cakupan Balita BGM Periode Januari -
Desember 2013 1,75 %, pencapaian <15%
dengan Cakupan D/S 80,48%, pencapaian 70%
Sumber daya manusia
Lingkungan
Petugas kesehatan (bidan desa, bidan
PTT, perawat)
Akses pelayanan kesehatan
Nilai sosial budaya
kader
Promosi Kesehatan
Peran serta masyarakat
Tingkat pendidikan dan pendapatan
tokoh masyarakat
Masyarakat
Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang paling
memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program. Dengan menggunakan
model teknnik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih masalah yang
paling dominan.
Tabel 8. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah
No Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxRP S RI DU SB PB PC
1. SDM
Petugas Kesehatan
(bidan
desa ,perawat ),
kader
2 2 2 1 2 2 2 2 2 256
2. Lingkungan
Akses pelayanan
Kesehatan
1 1 1 1 1 1 3 2 2 12
Nilai sosial budaya 2 2 2 1 2 2 2 2 2 256
Tingkat pendidikan
dan pendapatan
2 2 2 1 3 2 2 3 2 576
3. Promosi Kesehatan 2 2 2 1 2 2 2 2 2 256
4. Peran serta masyarakat
Mayarakat 2 2 2 1 3 2 2 3 2 576
Tokoh Masyarakat 2 2 2 1 2 2 2 2 2 256
Setelah dilakukan pemilihan prioritas penyebab masalah dengan menggunakan
teknik kriteria matriks, didapatkan penyebab masalah yang ada yakni keterlibatan
masyarakat sendiri dalam pendataan Balita yang ditimbang, karena masih ada
beberapa ibu yang tidak membawa balitanya ke posyandu. Oleh karena ibu yang
menganggap bahwa setelah imunisasi mendapat imunisasi lengkap, balita tidak
45
perlu dibawa ke posyandu lagi. Selain itu beberapa ibu malas untuk membawa
balita ke posyandu jika hanya untuk ditimbang.
Berdasarkan tabel diatas, maka masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan
adalah masalah keterlibatan masyarakat dalam hal pendataan Balita yang
ditimbang sehingga petugas kesehatan dapat dengan mudah melakukan intervensi
guna mencegah hal hal yang tidak diinginkan selama selama Balita seperti gizi
buruk atau gizi kurang.
46