Evapro Fix
-
Upload
edo-putra-priyantomo -
Category
Documents
-
view
161 -
download
17
Transcript of Evapro Fix
BAB I
1.1. Latar Belakang
Status Gizi merupakan suatu indikator yang sangat penting untuk menilai status
derajat kesehatan masyarakat.Keberhasilan pembangun suatu bangsa ditentukan oleh
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki
fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas.Bukti empiris
menunjukan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik.Status gizi yang
baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.Masalah gizi kurang dan
buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi.Secara
tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi,
budaya dan politik.Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi faktor
penghambat dalam pembangunan nasional. Secara perlahan kekurangan gizi akan
berdampak pada tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita, serta rendahnya umur
harapan hidup. Selain itu, dampak kekurangan gizi terlihat juga rendahnya partisipasi
sekolah, rendahnya pendidikan, serta lambatnya pertumbuhan ekonomi
Masalah gizi kurang dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini
masalah gizi kurang lebih banyak menyerang anak-anak. Hasil Riskesdas tahun 2010
menunjukan bahwa ditingkat nasional sudah terjadi penurunan prevalensi kurang gizi
(berat badan menurut umur)pada balita dari 18,4 persen tahun 2007 menjadi 17,9 persen
tahun 2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen pada tahun
2007 menjadi 4,9 persen pada tahun 2010. Sedang untuk prevalensi gizi kurang, pada
tahun 2010 tidak terjadi penurunan, yaitu tetap 13,0 persen. Prevalensi status gizi kurang
pada balita berdasarkan berat badan per umur (bb/u) pada tahun 2010 di Kalimantan
Barat adalah 19,7 persen.
Puskesmas sebagai pelaksana teknis Dinas Kesehatan terbawah yang memiliki enam
kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan (kesling), kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, kesehatan gizi
masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, serta
pengobatan.Penanganan terhadap kasus gizi kurang merupakan salah satu dari indicator
program untuk kesehatan gizi masyarakat.
1
Puskesmas Kom Yos Sudarso, salah satu Puskesmas yang teretak di kawasan
Pontianak Barat, Provinsi Kalimantan Barat, juga melaksanakan program Kesehatan gizi
masyarakat yaitu salah satunya dengan mencegah adanya kasus gizi kurang di
masyarakat. Namun jika kita lihat dari laporan tahunan Puskesmas Kom Yos Sudarso,
2012 , ternyata masih ditemukan kasus gizi kurang sebanyak 10 kasus dari jumlah balita
yang datang. Hal tersebut masih melebihi dari target yang di tetapkan oleh Puskesmas
Kom Yos Sudarso. Dengan masih ditemukannya kasus gizi kurang pada balita
menandakan kurang efektifnya pencegahan terhadap kasus tersebut dan ketidak efektifan
ini terjadi karena berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
1.2. Masalah
Mengingat perubahan zaman yang sudah maju disertai perkembangan kehidupan di Kota yang sudah serba modern, kecukupan gizi seharusnya sudah bisa diatasi.Salah satu program wajib dari Puskesmas ialah perbaikan gizi masyarakat.Dimana permasalahan gizi masih dapat ditemui di salah satu Puskesmas di Kota Pontianak, yakni Puskesmas Kom Yos Soedarso.Maka diperlukan adanya evaluasi program pencegahan dan perbaikan gizi masyarakat khususnya balita di Puskesmas Kom Yos Soedarso.
1.3. Tujuan Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan dan tingkat keberhasilan pengelolaan program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Kom Yos Soedarso pada tahun 2012.
Tujuan Khusus1. Mengetahui keberhasilan program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Kom
Yos Soedarso.2. Menganalisis faktor-faktor penyebab masalah dalam program perbaikan gizi
masyarakat di Puskesmas Kom Yos Soedarso tersebut dan selanjutnya mencari prioritas penyebabnya.
3. Merumuskan pemecahan masalah.
1.4. Manfaat Manfaat bagi Penulis
1. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Kom Yos Soedarso tahun 2012
2. Dapat melaksanakan evaluasi program-program Puskesmas dan mengetahui masalah yang timbul serta penyebabnya.
2
3. Dapat memberikan usulan penyelesaian masalah untuk perbaikan program Puskesmas.
Manfaat bagi Puskesmas
1. Mengetahui masalah dalam pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Kom Yos Soedarso tahun 2012.
2. Dapat memperbaiki pelaksanaan program tersebut sesuai dengan penyebab masalah yang telah di temukan dari hasil evaluasi program puskesmas oleh mahasiswa.
3
BAB II
2.1. Puskesmas
1. Definisi Puskesmas
Menurut Depkes 1991,Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2. Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas itu sendiri meliputia. Fungsi Pokok
Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertamab. Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri
3. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesiam Sehat 2010.
4. Tugas Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunankesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmasw melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.Jenis pelayan kesehatan disesuaikandengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan
4
pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.
5. Program khusus puskesmas
1) Promosi kesehatan
2) Kesehatan lingkungan.
3) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
4) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
5) Perbaikan Gizi masyarakat
6) Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
PROMOSI KESEHATAN
Pengertian
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat,
dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan
informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
prilaku, dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya.
Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
KESEHATAN LINGKUNGAN
Tujuan
Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan Khusus
5
Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai
derajat kesehatan yang optimal
Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain yang
bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan
pelestarian lingkungan hidup.
Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman yang berlaku.
Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan
dan tempat-tempat umum.
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dilaksanakan secara
terpadu melalui Puskesmas dan rujukan serta upaya lainnya. Prioritas
utama ditujukan pada penyakit-penyakit yang antara lain mempunyai ciri-
ciri: (a) angka kesakitan dan atau angka kematian tinggi, (b) dapat
menimbulkan wabah, (c) menyerang bayi, anak dan penduduk golongan usia
produktif, terutama di antara penduduk daerah pedesaan dan penduduk ber -
penghasilan rendah di perkotaan, (d) untuk pemberantasannya tersedia
metode dan teknologi yang efektif, (e) termasuk dalam ikatan perjanjian
internasional, seperti International Health Regulation (IHR), atau
disebutkan dalam Undang-undang Wabah dan Karantina.
Program Pemberantasan Penyakit Menular
Program imunisasi
Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumonia
6
Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
Program rabies
KESEHATAN KELUARGA DAN REPRODUKSI
Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur
biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam
mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan
kualitas hidup keluarga
Tujuan Khusus
Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan memecahkan
masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi
Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan kesehatan
reproduksi, manfaat dan resiko dari: obat, alat, perawatan, tindakan serta
kemampuan memilih kontrasepsi dengan tepat
Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif
Kehamilan dap persalinan yang direncanakan dan aman
Pencegahan dan penanganan pengguguran kandungan yang tidak dikehendaki
Pelayanan infertilitas
Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia
lanjut pada usia lanjut penapisan masalah malignasi
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Pengertian
Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
7
pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran
serta aktif masyarakat.
Tujuan
Tujuan Umum
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
Tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benarsesuai
denagn gizi seimbang
Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintahan serta swasta
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas Puskesmas
lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan
mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat
Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi
Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah gizi dan
tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
Program Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
1) Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2) Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
3) Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY)
Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP)
Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain
Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
8
4) Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)
PENYEMBUHAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Medik Rawat Jalan
Pengertian
Adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan (dokter)
baik secara sendiri ataupun atas koordinasi bersama dengan sesama profesi
maupun pelaksana penunjang pelayanan kesehatan lain sesuai dengan
wewenangnya, untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkan
penyakit yang ditemukan dari pengguna jasa pelayanan kesehatan, dengan
tidak memandang umur dan jenis kelamin, yang dapat diselenggarakan pada
ruang praktek.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya pengguna jasa dan
keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan
ekonomi dengan baik
Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya sendiri,
trutama melalui peningkatan kesehatan dasar dan pencegahan
penyakit
b. Meningkatkan kesehatan ‘pengguna jasa pelayanan, dan komunikasi
yang dilayani oleh Puskesmas
c. Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta melibatkan
partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:
Mengurangi penderitaan karena sakit
Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah kecacatan
9
Memulihkan kesehatan fisik, psikis dan social
d. Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
2. Pelayanan Kedaruratan Medik
Pengertian
Adalah pelayanan medik terdepan yang merupakan penatalaksanaan
kecelakaan dan keadaan kedaruratan medik berkenaan dengan perubahan
keadaan baik fisiologik, anatomik dan mental psikologikal dari pengguna jasa
pelayanan, yang terjadi mendadak, yang tindakan mengatasinya harus segera
dilaksanakan di mulai dari tempat kejadian sampai dengan pelayanan medik
untuk menyelamatkan kehidupan.
Tujuan
Tujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah memberikan
pertolongan medik segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang
ditemukan untuk mengambil fungsi vital tubbuh serta meringankan
penderitaaan dari pengguna pelayanan.
3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pengertian
Adalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan
medik ataupun kesehatan yang berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut, yang dilaksanakan sendiri atau bersama menurut fungsinya masing-
masing, gguna mengantisifasi proses penyakit gigi dan mulut dan
permasalahannya secara keseluruhan, yang dapat dilaksanakan dalam
prosedur pelayanan di kamar praktek dan dengan pembinaan kesehatan
wilayah setempat.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatkannya
partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk bersama-sama
10
mewujudkan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang
optimal
Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat dalam
kemampuan pemeliharaan diri di bilang kesehatan gigi dan mulut dalam
mencari pertolongan sedini mungkin
b. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan, keluarga dan
komunikasinya
c. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang berkualitas serta
melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:
Menghentikan perjalanan penyakit gigi dan mulut yang diderita
Terhindarnya/berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan
gigi dan mulut
Mengurangi penderita karena sakit
Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah kecacatan
Memulihkan kesehatan gigi dan mulut
d. Menurunnya prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita
masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang rawan
Puskesmas Kom Yos Soedarso
Visi
Mewujudkan Kota Pontianak sehat, terdepan dalam penyelenggara pembangunan
kesehatan di Kalimantan Barat.
Misi :
1. Membudayakan lingkungan sehat, perilaku sehat dan kemandirian masyarakat
dibidang kesehatan.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau kepada
masyarakat.
3. Melaksanakan upaya pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular
dimasyarakat.
11
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
5. Meningkatkan mutu manajemen kesehatan
Motto
Memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan
Janji Puskesmas :
1. Melayani sepenuh hati diawali senyum, sapa dan salam
2. Memberikan mutu pelayanan sesuai (SOP)
3. Mengutamakan lansia dan kedaruratan
4. Memberi kejelasan informasi layanan, tindakan, waktu, dan biaya layanan
5. Menerima kritik dan saran untuk perbaikan
2.2. Promosi Kesehatan Gizi Masyarakat
2.2.1. Pengertian
a. Promosi Kesehatan
Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
b. Gizi Masyarakat
Gizi Masyarakatmerupakan bagian darikesehatan masyarakat yang
berfokus pada promosi kesehatan individu,keluarga dan masyarakat
dengan menyiapkan pelayanan yangberkualitas dan program yang
berdasar kebutuhan masyarakat. Gizi Masyarakatmencakup promosi
kesehatan, kebijakan dan legislasi,prevensi primer dan sekunder dan
pelayanan kesehatan disemua daur kehidupan (Spark, 2007).
Gizi kesehatan masyarakat adalah suatuaktivitas yang menjamin
masyarakat memperoleh kesehatan dalamhal gizi/pangan. Kegiatannya
meliputi surveilan dan monitoring status kesehatan terkait nutrisi dan
12
faktor risiko, penilaian berbasismasyarakat/populasi, perencanaan
program dan evaluasi, kepemimpinandalam intervensi masyarakat
/populasi lintas disiplin, lintasprogram dan lintas sektor, dan
kepemimpinan dalam mengakses dankualitas layanan gizi kepada
masyarakat(Spark, 2007).
2.2.2. Sasaran Intervensi
a. Sasaran Primer
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui
anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah
untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya.
b. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki
kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat
tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan
promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh
masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula
agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat
sekitarnya.
c. Sasaran Tersier
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Hal ini dilakukan dengan suatu
harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran
sekunder maupun sasaran primer.
13
2.2.3.Strategi
a. Advokasi
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan
kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu
kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu
upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan agar dapat
mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan
perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.
b. Menjembatani
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu
kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas
sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin
suatu kemitraan dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki
kaitannya dengan kesehatan.Karenanya masalah kesehatan tidak hanya
dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga
perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut.Oleh karena itu promosi
kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau
kemitraan ini.
c. Kemampuan/Keterampilan
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun
tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam
rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan
peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.
1. Promosi program gizi di masyarakat
Integrasi program promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat di
fokuskan pada tatanan rumah tangga dan tempat-tempat umum yang mempunyai daya
ungkit yang besar untuk meningkatkan cakupan peningkatan pemberian ASI (PP ASI).
a. Tatanan Rumah Tangga
Gerakan pemberdayaan masyarakat
14
NO KEGIATAN SASARAN PERILAKU
YANG
DIHARAPKAN
ISI PESAN
KOMUNIKASI
METODE MEDIA
KOMUNIKASI
PELAKSANA
1. Sosialisasi tentang peningkatan penggunaan (PP) ASI
Tokoh masyarakat
Kader
Masyarakat
Peduli dan mendukung PP ASI
Menyampaikan informasi PP ASI pada masyarakat
Kepedulian masya untuk mendorong ibu-ibu untuk memberikan ASI
Penggerakan ibu-ibu- Manfaat ASI
Penggerakan ibu-ibuManfaat ASIMakanan untuk memperbanyak ASIManajemen laktasiKeuntungan pemberian ASI
Manfaat ASIMakanan untuk memperbanyak ASIManajemen laktasiKeuntungan pemberian ASI
Forum komunikasiOrientasi
Orientasi kaderpelatihan
Penyebaran pesan ASI melalui media massa: dllLomba-lomba (bayi sehat, cakupan PP ASI tinggi, dll)Demonstrasi
Buku saku
Buku sakuLembar balik
Radio, koran, bioskopMedia cetak: poster, spanduk, leaflet, billbord
Petugas puskesmasPkk
Petugas puskesmasPkk
Petugas puskesmasPkk
2. Peningkatan perilaku ibu dalam pemberian asi
Ibu dan keluarga
Ibu memberikan asi eksclusif selama 6 bulan, dan asi sampai 2 tahun. Ibu memberikan MP Asi setelah bayi berusia 6 bulan Keluarga mendorong ibu untuk PP ASI
Manfaat asiMakanan untuk memperbanyak asiManajeme laktasiKeuntungan pemberian asi
Penyuluhan langsungDemonstrasi
Lembar balikLeaflet
Bidan di desaKader Toma Pkk
3. Peningkatan kemampuan petugas puskesmas
Petugas Gizi, petugas promkes
Mampu melatih toma dan kader untuk pelaksanaan PP ASI
Penggerakan masyarakatManfaat ASIManajemen laktasiMakanan untuk
Pelatihan Buku manajemen laktasiBuku strattegi nasional PP-ASIMedia PP-ASI
Petugas Dinkes Kab/Kota(Gizi, promkes)IBI
15
memperbanyak ASI
4. Pengembangan produksi dan distribusi media PP ASI
Ibu Kader Toma Masyarakt umum
Tersedianya dan tersedianya media PP ASI
Disesuaikan untuk masing-masing sasaran tentang PP ASI
Produksi dan distribusi media
Berbagai media untuk masing-masing sasaran (poster, leaflet, booklet)
Petugas Dinkes Kab/Kota(Gizi, promkes)IBIPkk LSMPemda (pemberdayaan masya)
5. Penyusunan panduan PP ASI untuk petugas puskesmas
Petugas puskesmas
Menggalakkan PP ASI
Berisi tujuan, sasaran, langkah-langkah kegiatan dan pesan PP ASI
Diskusi Lokakarya
Buku panduan Petugas Dinkes Kab/Kota(Gizi, promkes)IBIPkk LSMPemda
6. Pemantauan dan evaluasi
Kegiatan puskesmas dalam PP ASI
Menggalakkan PP ASI
Pencatatan dan pelaporan
Supervisi Instrumen pemantauan
Petugas Dinkes Kab/KotaGizi
b. Tatanan tempat-tempat umum (bandara, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal
bus,mal)
Gerakan pemberdayaan masyarakat
16
NO KEGIA
TAN
SASARAN PERILAKU
YANG
DIHARAP
KAN
ISI PESAN
KOMUNIKASI
METODE MEDIA
KOMUNIKASI
PELAKSANA
1. Pembentukan ruang menyusui di tempat-tempat umum
Para pengelola tempat-tempat umum: bandara, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal bus, Mall
Tersedianya ruang menyusui di tempat-tempat umum
Manfaat ruang menyusui:- manfaat ASI- manajeme
laktasi
Orientasi
Buku manajemen laktasiRuang menyusui
Tim jejaring PP ASI (Dinkes Kab/Kota)
2. Pengembangan produksi dan disrtibusi media ruang menyusui
Para pengelola tempat-tempat umumIbu
Adanya media ruang menyusui
Manfaat ruang menyusui:- manfaat ASImanajeme laktasi
Produksi dan distribusi
Poster, lieflet/selebaran
Para pengelola tempat-tempat umum
2.3. Gizi KurangIndonesia merupakan salah satu negara dengan masalah gizi yang besar
yang ditandai dengan masih besarnya prevalensi gizi kurang pada anak balita, kurangnya vitamin A, anemia defisiensi zat besi dan kekurangan yodium.Prevalensi gizi kurang pada periode 1989-1999 mengalami penurunan dari 29,5% menjadi 27,5%atau rata-rata mengalami penurunan sebesar 0,40% pertahun.1 Namun pada periode 2000-2005 prevalensi gizi kurang mengalami peningkatan dari 24,6% menjadi 28,0%. Pada tahun 2003 prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 27,5%. Pada usia balita mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi dalam masalah gizi hal ini berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dimasa balita terutama dua tahun pertama kehidupan sehingga memerlukan gizi yang lebih besar serta pada usia balita belum bisa mencukupi kebutuhan gizinya secara mandiri.
Salah satu indikator penilaian status gizi pada balita adalah Bayi dengan BBLR dan kekurangan energi protein. Berdasarkan profil kesehatan kalimantan barat jumlah BBLR pada tahun 2007 sebanyak 1.669 bayi dengan BBLR dari 85.692 jumlah kelahiran (1,95%), sementara bayi BBLR yang
17
ditangani dari seluruh bayi BBLR adalah 1.579 (94,61%).3 Sedangkan menurut rekapitulasi data profil kesehatan kabupaten/kota di kaliantan Barat tahun 2011, terdapat 1.330 bayi dengan BBLR dari 63.645bayi lahir hidup dan ditimbang (2,3%). Hal ini menunjukan terjadi kenaikan angka bayi lahir dengan BBLR dari tahun 2007 – 2011. Menurut hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukan bahwa ditingkat nasional sudah terjadi penurunan kurang gizi bedasarkan beratbadan menurut umur pada balita dari 18,4 persen tahun 2007 menjadi 17,9 persen pada tahun 2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen pada tahun2007 menjadi 4,9 persen pada tahun2010. Sedangkan untuk prevalensi gizi kurang pada tahun 2010 tidak terjadi penurunan yaitu tetap berada pada angka 13,0 persen. Prevalensi balita pendek pada tahun 2007 -2010 mengalami penurunan sebesar 18,0 persen menjadi 17,1 persen. Sedangkan prevalensi balita sangat pendek hanya sedikit mengalami penurunan yaitu dari 18,8 persen pada tahun2007 menjadi 18,5 persen pada tahun 2010. Penurunan prevalensi pada anak kurus juga terjadi penurunan, dimanan prevalensi balita sangat kurus menurun dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi 13,3 persen pada tahun 2010.
Berdasarkan indkator kekurangan energi protein(KEP), berdasarkan laporan program gizi nasional provinsi Kalimantan Barat Tahun2007 persentase kasus Balita Gizi buruk dengan KEP nyata sebesar 2,04% Balita dengan Balita KEP total 15,64%. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasartahun 2010, provinsi kalimantan Barat pada tahun 2009 mempunyai kasus KEP sebanyak 20,79 % hal ini masih diatas target pencapaian MDGs tahun 2015 sebesar 15,5%. Sedangkan berdasarkan data kota pontianak tahun 2009 menunjukan total bayi dan balita yang ditimbang, persentase balita Bawah Garis Merah sebanyak 10,3%. Kondisi ini masih merupakan angka tertinggi dari seluruh kabupaten dan kota di Kalimantan barat.
Kecamatan sungai jawi dalam menyumbangkan sekitar 10 kasus gizi kurang atau kurang lebih 0,24 % dari data yang tertulis di puskesmas komyos soedarso. Gizi berperan penting pada berbagai sistem terutama pada sistem yang masih memerlukan pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut seperti otak dan sistem imun. Meningkatnya amgka gizi turun sebanding dengan meningkatnya insidensi penyakit infeksi terutama pada anak anak yang sistem imunnya masih berkembang. Terlambatnya perkembangan sistem imun akan berpengaruh bear terhadap perkembangan psikososial anak dan hal ini menunjukkan bahwa gizi memegang peranan yang vital dalam pembangunan kesehatan di masyarakat.
18
BAB III
METODE
3.1 Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan dalam laporan Evaluasi Program pada
Puskesmas Kom Yos Soedarso tahun 2012 terbagi dalam beberapa tahap.Berikut ini
adalah uraian dari tahap-tahap dalam evaluasi program tersebut.
3.1.1 Penetapan Indikator dan Tolak Ukur
Hasil didapat dari profil puskesmas tahun 2012.Tiap program yang dijalankan
oleh puskesmas merupakan indikator.Sedangkan untuk tolok ukur merupakan standar
nasional yang seharusnya dicapai oleh puskesmas untuk setiap indikator.
3.1.2 Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah data sekunder
yang dilihat dari data di dalam profil kesehatan Puskesmas Kom Yos Soedarso tahun
2012.
3.1.3 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan membandingkan antara tolok ukur dan
pencapaian untuk setiap indikator.Suatu program menjadi masalah apabila terdapat
kesenjangan antara tolok ukur dan pencapaian.
Untuk memilih prioritas masalah dapat digunakan teknik kriteria matriks,
yaitu melihat pentingnya masalah (I), ditinjau dari besarnya masalah (prevalensi/P),
akibat yang ditimbulkan (severity/S), dan kenaiakan besarnya masalah (Rate of
Increase/RI). Selain itu juga dilihat kelayakan teknologi (T) dan ketersediaan sumber
daya (R) untuk menetapkan prioritas masalah.
3.1.4 Pembuatan Kerangka Konsep dari Masalah yang Diprioritaskan
19
Tujuan pembuatan kerangka konsep adalah mencari faktor-faktor yang
kemungkinan dapat menjadi penyebab dari masalah yang diprioritaskan.Diharapkan
dengan menggunakan kerangka konsep maka semua faktor penyebab dapat
diidentifikasi tanpa ada yang terlewat, untuk kemudian dicari alternatif jalan keluar
yang terbaik.
3.1.5 Identifikasi Penyebab Masalah
Kemungkinan-kemungkinan penyebab masalah diidentifikasi dengan
membandingkan data atau hasil masukan, proses dan umpan balik program dengan
tolak ukurnya masing-masing dengan mengingat kerangka konsep yang telah dibuat.
3.1.6 Perencanaan Penyelesaian Masalah
Perencanaan penyelesaian masalah disusun berupa rancangan program yang
diharapkan dapat menyelesaikan masalah program di masa yang akan datang.
3.1.7 Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah
Penentuan prioritas penyelesaian masalah dilakukan untuk memilih alternatif
penyelesaian masalah yang paling menjanjikan.Sebelum melakukan pemilihan
sebaiknya dicoba memadukan berbagai alternatif penyelesaian masalah terlebih
dahulu.Bila tidak dapat dilaksanakan barulah dilakukan pemilihan.Cara pemilihan
yang dianjurkan adalah dengan menggunakan teknik kriteria matriks.
Kriteria yang dimaksud adalah:
a. Efektifitas penyelesaian masalah
b. Cara ini dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk alternatif penyelesaian
masalah yang paling tidak efektif sampai nilai 5 untuk yang paling efektif.
Untuk menentukan efektifitas ini digunakan kriteria tambahan sebagai berikut:
Besarnya masalah yang dapat diselesaikan/M (magnitude)
Pentingnya penyelesaian masalah, yang dikaitkan dengan kelanggengan
selesainya masalah/I (importance)
20
Sensitivitas, yang dikaitkan dengan kecepatan dalam menyelesaikan masalah/V
(vulnerability)
c. Efisiensi penyelesaian masalah
d. Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya/C (cost) yang diperlukan untuk
melaksanakan penyelesaian masalah. Semakin besar biaya dianggap semakin
tidak efisien (dinilai sampai dengan 5), sedangkan makin kecil biaya dianggap
semakin efisien (diberi nilai 1).
Prioritas didapat dengan membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan nilai
C. Penyelesaian masalah dengan nilai P tertinggi adalah prioritas penyelesaian
masalah yang dipilih.
Penentuan Prioritas Cara Penyelesaian Masalah
Cara Pemecahan Masalah Efektivitas Efisiensi
(C)
Jumlah
(M x I x V/C)M I V
1
2
3, dst
3.2 Penyajian Data
3.2.1 Gambaran Umum
3.2.1.1 Geografis dan Iklim
UPKPuskesmasKomYosSudarsosecaraadministratif merupakanwilayah KelurahanSungaiJawiDalamKecamatanPontianakBaratmempunyailuaswilayah 2,34km²denganketinggian0,50Meterdiataspermukaanlaut,sertasuhumaksimum
minimum370C/250C.WilayahbinaUPKPuskesmas KomYos Sudarso terdiri dari27RW
dan130RT. Dengan jumlah penduduk33.453 jiwa.Secara geografisPuskesmas KomYos Sudarso terletakdi luarwilayahkerjaPuskesmasKomYosSudarso,yaitudi KelurahanSungai Jawi Luar.Hal inisangatberpengaruh terhadapcakupanpelayanankesehatan.Data menunjukkan bahwa aksesUpayaPelayananKesehatan Perseoranganlebihbanyak diakses masyarakatluar wilayah Puskesmaskarena dekat dengan tempat tingggal penduduk.
Berdasarkan data monografi,UPKPuskesmasKomYos Sudarso mempunyai batas wilayahsebagai berikut :
21
BagianUtara : berbatasandenganKelurahanSungai Jaw Luar
BagianSelatan : berbatasandenganKelurahanSungaijawi
BagianBarat : berbatasandenganKelurahanPal Lima
BagianTimur : berbatasandenganKelurahan Mariana
3.2.1.2 Keadaan Demografi
KelurahanSungaiJawiDalamKotaPontianak Tahun 2012terdiridari27 RukunWarga (RW)dan130RukunTetangga(RT)(bertambah2RTdari128RTpada tahun2010)KelurahanSungaiJawiDalamterdiridari8.574KepalaKeluarga(KK) dengan jumlahPenduduk33.453jiwadenganangkapertambahanpenduduk12,31% dari jumlahpendudukpadatahun2012sebesar29.786jiwa.
KomposisiPendudukBerdasarkanJenisKelamindi WilayahKerjaUPK PuskemasKom YosSudarsoKelurahanSungaiJawiDalam Kecamatan Pontianak Barat Tahun2012dapatdilihatpada tabel 2.1berikut :
Tabel 2.1.Komposisi PendudukBerdasarkan JenisKelaminWilayahKerjaUPK PuskemasKomYos SudarsoTahun2012
No NamaKelurahan JenisKelaminJumlah
Penduduk
Laki-laki Perempuan1. Sei Jawi Dalam 16.864 16.589 33.453
Sumber:DataMonografiKelurahanSei.JawiDalamTahun2012
Komposisi penduduk antara laki-laki dan perempuan hampir seimbang yaitu 16.864 (50,41%) jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 16.589 (49,59%) jiwa berjenis kelaminperempuansedangkanangka kepadatanpendudukdiwilayahSungaiJawi Dalam sebesar 14.296jiwa/km2, denganrata -ratajiwaperrumahtangga3,9 jiwa.
Tabel 2.2 KomposisiPendudukBerdasarkanKelompokUmurWilayahKerjaUPK PuskemasKom Yos SudarsoTahun2012
22
No KelompokUmur Jumlah Persentase
123456789
0-4tahun5-9 tahun
10-14 tahun15-19tahun20-24tahun25-29tahun30-34tahun35-39tahun
40 tahunkeatasjumlah
2.600orang2.913orang2.818orang2.524orang3.814orang3.262orang3.539orang3.288orang
10.095orang33.453orang
7,778,708,427,54
11,409,75
11,839,82
33,13100
Sumber:DataMonografiKelurahanSei.JawiDalamTahun 2012
Tabel 2.3.Gambaran Penduduk BerdasarkanTingkatPendidikanWilayahKerjaUPK PuskemasKom Yos SudarsoTahun2012
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE
123456789
Penduduk Buta HurufTidak tamat SD/Sederajat Tamat SLTPTamat SLTADiploma D1Diploma D2Akademi/ D3S1S2
6127.132
11.136-
11418323142
2,12%24,71%38,58%
-0,39%\0,63%0,80%0,14%
Sumber:DataMonografiKelurahanSei.JawiDalam tahun2012
23
Tabel2.1 menunjukkan bahwatingkatpendidikanterbesarwilayahkelurahanSei.Jawi DalamadalahberpendidikantamatSLTAyaitu38,58%danterkecil berpendididkanS2 yaitu 0,14%.
KomposisipendudukberdasarkanagamayangdianutdiwilayahkerjaUPK PuskesmasKom Yos Sudardodapatdilihatpadatabel 2.4berkut :
Tabel 2.4 Komposisi pendudukberdasarkanagama yang dianutdi wilayah kerja UPKPuskesmas Kom Yos SudardoKota PontianakTahun2012
No JenisAgamaYang Dianut Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
Islam
Katholik
Protestan
Hindu
Budha
Konghuc
u lainnya
29.238orang
1.250orang
943orang
5orang
1.992 orang
24orang
1 orang
87,40
3,73
2,81
0,01
5,95
0,07
0,002
Sumber:DataMonografiKelurahanSei.JawiDalamtahun2012
Tabel2.3diatasmenunjukanbahwadiwilayahkerjaUPKPuskesmas KomYosSudarso KotaPontianak komposisipendudukberdasarkanagama terbanyakdianutolehpenduduk beragama Islam yaitu 87,40%sedangkanyang terkecildianut penduduk beragama konghucuyaitu0,07%.
3.2.1.3 Keadaan Ekonomi
PendudukdiwilayahkerjaPuskesmasKomYosSudarsodi kelurahanSei.Jawi Dalammempunyai mata pencahariansebagaipetani,nelayan,pengusahabesar/kecil, pengrajin/industri kecil,buruhindustri,buruh bangunan,pedagang,pengangkutan, pegawai negeri sipil, TNI/POLRI,danpensiunan (PNS/TNI/POLRI).
NO. JENIS MATAPENCAHARIAN JUMLAH JUMLAH %
1. Petani /Pekebun 66 0,2
2. Wiraswasta 2198 6,5
3. Pengusaha sedang/besar 287 0,8
4. KaryawanSwasta 4915 14,69
24
5. KaryawanBUMN/BUMD 155 /59 0,6
6. Buruhharianlepas 845 2,5
7. Pedagang 220 0,6
8. Pengangkutan/sopir 76 0,2
9. Pegawai Negeri Sipil 1867 5,5
10. TNI/Polri 42/176 0,6
11. Pensiunan (PNS/TNI/Polri) 560 1,6
12. BuruhTani/Perkebunan 43 0,1
13 Lain-lainSumber :Data MonografiKelurahanSei.JawiDalamtahun2012
3.2.2 Situasi Derajat Kesehatan
3.2.2.1 Angka Kematian
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas.Untuk kualitashidup,yangdigunakansebagaiindikatoradalah Angka HarapanHidup Waktu Lahir.Sedangkanuntukmortalitas telah disepakatitiga indikator,yaituAngkaKematianBayiper-1.000 KelahiranHidup,Angka KematianBalita per-1.000Kelahiran Hidup,danAngkaKematian Ibu Maternal per-100.000Kelahiran Hidup.
Tabel 3.1 JumlahKasusKematianBayi diWilayahKerjaUPKPuskesmasKom Yos SudarsoKota Pontianak tahun2011-2012
NAMAKELURAHANTAHUN
20
20Sei Jawi Dalam 2 0
Sumber :Lap tahunan KIAUPK PuskesmasKomyosSudarso tahun2012
Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa di wilayah kerja UPK Puskesmas Kom Yos Sudarsotahun2012 tidakterdapatkematianbayi,sedangkanpada tahun2011terdapat2 kematianbayii.Dariangka mortalitasyangmerupakanindikatorderajatkesehatan menunjukkanbahwaangkaharapanhidupdiwilayahUPKPuskesmas KomYosSudarso KotaPontianakbaikkarena tidakterjadikematianbayi.
Tabel 3.2.JumlahKasusKematianIbu(KarenaPeristiwaKehamilan,Persalinandan MasaNifas)di WilayahKerjaPuskesmasKomYosSudarsoKotaPontianak Tahun2011-2012
25
NAMA KELURAHAN/RW
TAHUN20
20Sei Jawi Dalam 2 0
Sumber :LaporanTahunan KIA Puskesmas KomYos Sudarsotahun2012
Dari tabel 3.2menunjukanIbu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kom Yos Sudarsotahun2011terdapatkasuskematianibu(karenaperistiwapersalinandan masanifas)kedepannya ditingkatkanlagiupayapenyuluhankesehatan padaibuhamil terutamaibuhamil denganfaktorresiko tinggi agarmemanfaatkanpelayanankesehatan yang adadengan memeriksakan kehamilannyasehinggapadatahun 2012 tidakada angkakematianibudiWilayahkerja UPKPuskesmas KomYosSudarso.
Tabel 3.3.Jumlah Kasus Kematian Neonatus diWilayahKerjaUPKPuskesmasKomYos SudarsoTahun2011-2012
NAMAKELURAHAN
TAHUN
2011 2012
Sei Jawi Dalam 12 4
Sumber:Laporan tahunanKIA UPK Puskesmas KomYos Sudarsotahun2012Daritabel3.3diatasdapatdiketahuibahwadiwilayahkerjaUPKPuskesmas
KomYosSudarsotahun2011 terdapat angkakematian Neonatus sebanyak 12orang. Sedangkanpadatahun2012terdapat4kasuskematianneonatusantaralain3kasus BBLR dengan asfiksia dan 1 kasus BBLRSdengan asfiksia
3.2.2.2 Angka Kesakitan
Untukmorbiditasdisepakatibeberapaindikator,yaituAngkaKesakitan Malaria per-1.000Penduduk,Angka Kesembuhan Penderita TBParuBTA+,PrevalensiHIV (PersentaseKasusterhadap PendudukBerisiko), Angka “AcuteFlaccid Paralysis”(AFP) padaAnakUsia<15 Tahunper-100.000Anak,AngkaKesakitanDemamBerdarah Dengue (DBD)per-100.000Penduduk.
Tabel 3.4 SepuluhPenyakit terbesardi wilayahUPK PuskesmasKom Yos Sudarso tahun2011
No Kode Penyakit Jenispenyakit
Jumlah
1 1302 InfeksiAkut SaluaranPernapasanAtas 5913
26
2 4107 Tukaklambungdan usus12jari 2322
3 1502 Penyakitpulpadanjaringanperiapikal 2267
4 12 Penyakitdarahtinggi (hipertensi) 1637
5 1303 Penyakitlain padasaluranpernapasanatas 1515
6 2002 Penyakit kulitalergi 1475
7 4801 Demam yang tidakdiketahui sebabnya 1446
8 21 Penyakitradangsendi seruparematik 1358
9 0102 Diare 981
10 0902 Penyakitsusunansyaraflainnya 780
Sumber:laporanTahunanUPKPuskesmasKomYos Sudarsotahun2011
Tabel3.5SepuluhpenyakitterbesardiwilayahUPKPuskesmasKomYosSudarso Kota Pontianak tahun2012
No Kode Penyakit Jenispenyakit
Jumlah
1 1302 InfeksiAkut SaluaranPernapasanAtas 3750
2 1303 Penyakitlain padasaluranpernapasanatas 2910
3 1502 Penyakitpulpadanjaringanperiapikal 2158
4 4107 Tukaklambungdan Usus12jari 1623
5 21 Penyakitradangsendi seruparematik 1490
6 4801 Demam yang tidakdiketahui sebabnya 1294
7 12 PenyakitDarahTinggi (Hipertensi ) 1209
8 2002 Penyakitkulitalergi 1115
9 0902 Penyakitsusunansyaraflainnya 927
10 102 Diare 609
Sumber ;laporanTahunan UPkpuskesmasKomYossudarsotahun2012
Dari data tabel sepuluhpenyakitterbesar di UPKPuskesmas KomYos Sudarso, PenyakitISPApada tahun2012berjumlah3750, mengalamipenurunandari
27
tahun2011 yaitu5.913.NamunangkapenyakitISPAditahun2012masihtinggidaripenyakit lainnyasehingga tetap menduduki peringkatpertama,hal ini dikarenakan olehfactor lingkungan,Perubahan cuacayangtidakstabil(ekstrim)danakibatdaripolaperilaku masyarakatyang tidaksehat.Penyakitlain pada saluranpernapasan bagian atas mendudukiperingkatke2padatahun2012denganjumlah2.910 sedangkanperingkat ke3digantikanolehpenyakit pulpadanjaringan periapikaldenganjumlah2.158 halini menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang pola hidupnya tidak sehat , untuk penyakitpulpadanjaringanperiapikalturunmenunjukan tingkatpengetahuan masyarakat dalampencegahanpenyakit gigisemakintinggi.
Penyakitterbesarke4padatahun2012adalahpenyakittukaklambungdan usus12jari mengalamipenurunan urutanke2tahun2011denganjumlah2.322 menjadiurutanke4denganjumlah1.637.penyakitlainpadasaluranpernapasanatas dariperingkat3pada 2010keperingkat5di tahun2011,Upayapencegahandan penanggulanganpenyakitdengan memanfaatkanpelayananpuskesmasdan memanfaatkanposyanduyang ada.diharafkanperanserta masyarakat danperanserta petugaskesehatandapat memotivasi untukselalu hidup sehat.
3.2.2.3 Status Gizi Masyarakat
Tabel 3.6StatusGizi Bayi dan Balita diWilayahKerja UPKPuskesmasKomYos SudarsoTahun2007-2012
No Tahun Sasaran Cakupan (%) BGT (%) BGM (%)
1 2007 2.771 1770 63,87 30 1,69 15 0,84
2 2008 2301 2017 87,65 16 0,79 13 0,64
3 2009 2301 1769 76,70 7 0,30 16 0,76
4 2010 2425 1795 74,02 14 0,77 29 1,61
5 2011 2919 2750 94,22 9 0,29 13 0,42
6 2012 3010 2626 87,24 22 0,73 17 0,82Sumber : Laporan TahunanProgram GiziUPK Puskesmas Kom Yos Sudarso tahun 2012
Pada tabel 3.6.menunjukkan bahwabalitacakupan dari sasaranbalita menunjukkanpeningkatan,BGTdanBGM WilayahKerjaUPKPuskesmasKomYos SudarsoKotaPontianaktahun 2012mengalamikenaikan.Pada tahunyangakan datangdiupayakankesadaran masyarakatakan manfaatgiziyangbaikuntuk pertumbuhanbayi danbalitalebihditingkatkanlagi baiklewatposyandu,puslingdan penyuluhangizi.
3.2.3 Situasi Upaya Kesehatan
3.2.3.1 Pelayanan Kesehatan Dasar
28
3.2.3.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Tabel 4.1.CakupanProgram PelayananKesehatan Ibudan Anak UPKPuskesmasKomYos SudarsoKota Pontianak tahun2011-2012
NO INDIKATOR PROGRAMREALISASI%
2011 2012123456
K1K4Bumil resti yang dirujukPernakesKunjungan Neonatus Kunjungan Bayi BBLR yang ditangani
94,294,971,588,796,7
100,0100,0
98,597,290,396,398,694,8
100,0
Sumber:LaporanTahunanPuskesmasKomYos SudarsoTahun2012
Tabel4.1.MenunjukkanbahwacakupanprogramKIAumumnyamengalami kenaikandibanding tahun 2011, walaupun masihada yangdibawah target, ProgramKunjunganpertamaibuhamil(K1)tahun2011yaitu94,2%naikditahun 2012menjadi98,5%. sedangkan kunjunganK4ibuhamiltahun2011yaitu94,9% naik tahun201menjadi97,2%,Kunjunganneonatusimengalamipeningkatanjuga halinimenunjukanmotivasipetugaskepada kunjunganibuhamilneonatusdanbayi sudahbaik,sedangkankunjungan bayi realisasinya 94,8 % daritarget 95%.
Untukitu akanterusditingkatkankinerja petugasproaktifuntuksweepingke wilayah binaan supaya realisasi cakupanbisamencapaitarget.
3.2.3.1.2 Pelayanan KesehatanAnak Prasekolah danUsiaSekolah
Tabel 4.2CakupanPelayananKesehatanAnak Prasekolahdan UsiaSekolahUPKPuskesmasKomYos Sudarso PontianakTahun 2012
NO DATAPROGRAM CAKUPAN %
1 Deteksi Dini TumbuhKembangAnakBalita &Apras 77,3
2 PemeriksaanKesehatanSiswa Kelas ISD 100
3 PemeriksaanKesehatanSiswa SMP Kelas I&SMU Kelas I 100Sumber:LaporanTahunanPuskesmasKomYos SudarsoTahun2012
Dari tabel 4.2 dapatdiketahui cakupandeteksi dini tumbuhkembang balita dananakprasekolahpada tahun 2012sebesar 77,3%danbelummemenuhitarget yangditentukanyaitu85%sedangkanuntukpemeriksaans i swakelasI SD,SMP, SMU sudah mencapai100%.
3.2.3.1.3 Pelayanan Keluarga Berencana
Tabel 4.3.CakupanPelayananKeluargaBerencanadiWilayah UPKPuskesmas
29
KomYos Sudarso Pontianaktahun 2012
NO METODECAKUPAN %
2011 2012
1 IUD 0,63 2,82
2 PIL 28,7 27,4
3 Kondom 1,8 2,19
4 Suntik 38,7 38,1
5 Implant 0,03 0,05
TOTAL 70 70,6Sumber: Laporan TahunanPuskesmasKomYosSudarsoTahun2012
Daritabel4.3.terlihatbahwapesertaKBaktifmenggunakankontrasepsijenisSuntik dari38,7%padatahun2011mengalamipenurunanmenjadi38,1%padatahun 2012.secarakeseluruhanpesertaKBaktifwilayahkerjaUPKPuskesmasKomYos Sudarsotahun2012mencapai70,6%,angkatersebutmasihdibawahtargetyaitu 75%.
3.2.3.1.4 Pelayanan Imunisasi
Tabel 4.4.CakupanImunisasi Bayi diWilayahKerja UPKPuskesmasKomYos SudarsoKota PontianakTahun2011-2012
NO JENIS IMUNISASI 2011 2012
1 BCG 41,1 % 111,9%
2 DPT+ HB1 43,6 % 115,2%
3 Polio IV 43,8 % 111,6%
4 HB1(0-7hari) 8,4% 91,7%
5 Campak 29,2 % 117,4%
6 HB3+ DPT 3 35,7 % 111,6 %Sumber:LaporanTahunanProgramImunisasiPuskesmasKomYos SudarsoTahun2012
Dari tabel 4.4.di atasmenunjukancakupanimunisasiPuskesmasKom Yos Sudarso tahun 2012naikdari tahun 2011, hal inidisebabkanpetugasaktif mensosialisasikankemasyarakat tentangpentingnya imunisasi . untukwilayahUPK PuskesmaskomYosSudarsountukprogram immunisasitidakmencapai UCI.
3.2.3.1.5 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
PelayananKesehatanUsiaLanjutdilaksanakan didalamdandiluargedung puskesmas.Untukdi dalamgedung dilakukan pelayanan kesehatan sepertibiasa, namuntetap memperhatikan prioritas waktu pelayanan.Sedangkan pelayanan
30
kesehatan usiladi luar gedung dilakukan di posyandu. Puskesmas KomYos SudarsoPontianakmempunyai 3 (tiga)PosyanduUsila.CakupanPelayanan KesehatanUsiaLanjutdi WilayahPuskesmasKomYosSudarsoPontianakdapat dilihatpada tabel berikut:
Tabel 4.5.CakupanPelayanan KesehatanUsiaLanjutdiWilayah UPKPuskesmasKomYos SudarsoKota Pontianak tahun2011
NO DATAPROGRAM CAKUPAN %
1 PelayananPra Usila dan Usila 71,5
2 PengobatanPraUsila dan Usila 80
3 Pra Usila dan Usila yang dirujuk 20Sumber:SPMKIA PuskesmasKomYosSudarsoTahun2012
Daritabel4.5menunjukancakupan pelayanankesehatanusila padatahun 2012berjumlah71,5%,Hal ini menunjukanbahwakelompokusilawilayahUPK Puskesmassudah memanfaatkan aksespelayanan kesehatan usiladenganbaik, baikitupelayanandalamgedungmaupunluar gedung.UPKPuskesmasKomyos Sudarsomemiliki3 PosyanduUsila.
3.2.3.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang
Tabel 4.6.CakupanPelayananKesehatanRujukandan PenunjangdiWilayah PuskesmasKom Yos Sudarso PontianakTahun2012
NO DATAPROGRAM CAKUPAN1 Jumlah Bumil risti
Jumlah Bumil risti yang dirujukJumlah Bumil risti yang ditangani
90,3%90,3%90,3%)
2 Jumlah Bufasristi/komplikasiJumlah Bufasristi yangdirujukJumlah Bufasristi yangditangani
000
3 Jumlah NeonatusristiJumlah Neonatusristi yang dirujukJumlah Neonatusristi yang ditangani
91,1%91,1%91,1%
Sumber:LaporanTahunanKIAPuskesmasKomYos SudarsoTahun2012
3.2.3.3 Pemberantasan Penyakit menular
Tabel 4.7 AngkaKesakitanPenyakitMenulardiWilayahUPKPuskesmasKomYos SudarsoPontianakTahun 2011–2012
NO JENIS PENYAKIT 2011 2012
1 Polio 0 0
31
2 TB Paru:Jumlah PenderitaJumlahhPenderita yangsembuhDO %
39230%
32270 %
3 ISPA:Jumlah penderita Balita PnemoniaCakupanBalita Pneumonia yg ditangani
0100%
0
4 HIV/AIDS:JumlahODHA yang ditangani 6 0
5DBD:Jumlah PenderitaJumlah Penderita yangmeninggalCFR %
18
0%
3
0 %
6 Diare:Jumlah penderita Balita DiareCFR %
1030%
1830 %
7 Malaria 0 08 Kusta:
Jumlah Penderita Kusta PBCakupanPenderitaKusta PB mendapat pemeriksaanJumlah Penderita KustaMBCakupanpenderitakustaMB mendapat pemeriksaan
00
1100%
01
100%
9 Filariasis 0 0Sumber:LaporanTahunanProgramP3 UPKPuskesmasKomYosSudarsoTahun2012
Dari tabel 4.7.di atasdapatdilihattidakadakasuspoliodiwilayahpuskesmas KomYosSudarsopada tahun2012.Pada kasus TBParuterdapat32jumlahpenderita.Darijumlah tersebutpenderitayangsembuhsebanyak27penderita (84,3%),penderita dalamtahappengobatan5orang(15,7%),KasussISPApadajumlahpenderitabalita pneumoniatidakada kasusakantetapimasihperludiwaspadaikarenamungkinmasih adakasuspneumonia yang tidak terdeteksi.
UntukkasusHIV/AIDSUPKPuskesmasKomYosSudarsotidakada kasus ODHA.Walaupuntidakadamenangani kasusODHA,denganprogramIMSMobile, petugasaktifmelacakdanmengobati kasus IMSdanHIV/AIDSguna mencegahdan menurunkanangkakesakitanIMS dan HIV/AIDS.
SedangkankasusDBD terjadipenurunan.,padatahun2011kasusDBDada18 kasus namun pada tahun 2012 turun menjadi 3 kasus, . Kasus DBDmenurun disebabkanoleh petugassanitasi yang proaktif melaksanakanprogra PJB (PemantauanJentikBerkala),disampingitu kesadaran masyarakatdalammencegah dan memberantaspenyakitDBDjugasudah bertambahbaiksehinggabanyakwarga masyarakat yangmerespon program PJB ini dengan memberikanabatesecara
32
No DataProgramCakupan
Jumlah %1 JumlahInstitusi
CakupanInstitusi dibina
43
43 100
2 JumlahTUPMdibina
JumlahTUPMyang sehat
39
24 61,5
3 Cakupanrumahyang diperiksa
Keluarga
menggunakanairbersih
Keluarga memilikijamban
Keluarga
2331
3543
7663
3612
2259
30,42
46,24
100
47,14
34,54
berkala.Angkakesakitandiarepadabalitatahun2012cenderungnaikdibandingtahun
2011,yaitudariangka 103menjadi138.Padakustaterdapat1 kasus MB,sedangkanmalaria, filariasis tidakditemukanadanya kasus.
3.2.3.4 Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Tabel 4.8.KeadaanKesehatanLingkungan diWilayah PuskesmasKom Yos Sudarso PontianakTahun2012
Sumber:LaporanTahunanProgramKeslingUPK PuskesmasKomYos SudarsoTahun2012
Dari tabel 4.8.di atasmenunjukanjumlahinstitusiwilayahPuskesmasKomYos Sudarsoberjumlah43institusi,dancakupan institusidibinasudah100%.Halini menunjukan aktifnya petugassanitasiPuskesmasKomYosSudarso membinainstitusi. JumlahTTUyangdibinaberjumlah39TTU, darijumlah tersebuthanya24(61%)TTU yang sehat, karenasebagianTTUmasihmenggunakan air yang tidak layak untuk digunakan.Jumlahbangunanyangada diwilayahPuskesmasKomYos Sudarso7663 bangunandengan jumlahKepalaKeluarga7757daricakupanrumahyangdiperiksa sebanyak2331 (30,4 % dari jumlahbangunan)46,2%sudah menggunakanairbersih sedangkan keluargayangmemilikijambandaricakupan rumahyangdiperiksa 100% jadi belum semuah bangunan yang ada di wilayah Puskesmas Kom yos Sudarso memiliki jamban,untukkeluargayangmemilikitempatsampahsebesar47,14%dari cakupanrumah yang diperiksa.dan rumahyang bebas jentikhanya2259 (34,54%).Hal inimasihdibawahtarget95%.Halinidisebabkan karenaprilakumasyarakattidak menutup rapat tempayan,tidakmengurasbak mandi/airseminggusekali,dantidak
33
menaburabatetiap3bulansekali,PenyuluhankesehatanmasyarakattentangDBD perluditingkatkan untuk mengantisipasiKLB pada penyakit DBD.
3.2.3.5 Perbaikan Gizi Masyarakat
Tabel 4.9.CakupanProgramGizi diWilayahUPK PuskesmasKom Yos Sudarso Pontianaktahun2011-2012
indikator 2011 2012%
Balita ditimbang(D/S)
Balita naikberatbadan
(N/D) Balita BGM
CakupanBalita yang mendapatKMS (K/S)
CakupanBumil Anemiadan LILA< 23,5dapatPMT
CakupanBalitamendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun
CakupanpemberianmakananpendampingASIpadabayi BGMdari Gakin
Bumil denganFe 3
JumlahKasusGizi Buruk
Balita Giruk mendapat perawatan
84,7 74,3
95,3 83,3
0,42 0,82
92,6 87,2
96 100
73 96,8
100 100
97,4 91,0
000
Sumber: Laporan TahunanProgramGiziUPK PuskesmasKomYosSudarsoTahun2012
Dari tabel 4.9.dapatdiketahui jumlahbalitaditimbanguntuktahun2012(74,3%) turundari tahun2011(84,7%),dansudah mencapaidaritarget60%.Balitaditimbang yangnaikberatbadanturundari tahun201195,3%menjadi83,3%padatahun2012, CakupanBumilAnemiadanLILA<23,5dapatPMTsudahmemenuhi target100%. Jumlah kasusgiziburukwilayahPuskesmas KomYosKotaPontianaktidakada.SedangkancakupanibuhamildenganFe3 mencapaitarget91%,inimenunjukan kesadaranbumil untuk memantaustatus gizi sudah baik.
3.2.3.6 Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
34
No DataProgram Cakupan
1 Cakupanketersediaan obatyang dibutuhkan 80%
2 Cakupanketersediaan obatesensial 90,9%
3 Cakupanketersediaan obatgenerik 96%
Tabel 4.10.CakupanKetersediaanObat diWilayahPuskesmas KomYosSudarso KotaPontianakTahun2012
Sumber:SPMKefarmasianUPKPuskesmasKomYos SudarsoTahun2012
Tabel4.10.menunjukanangkacakupan ketersediaanobattahun2011 hampir terpenuhi,sehinggakebutuhandandistribusiobat untukpenyelenggaraanpelayanan kefarmasianterhadap masyarakatdapatberjalandenganlebih baik.
3.2.3.7 Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana
Untuk pelayanankesehatan dalam situasi bencana Puskesmas Kom Yos Sudarsotahun2012 tidakadamelaksanakansimulasi,untukselanjutnyadiharapkan simulasiinitetapdilaksanakansebagaiprogramterkaitdenganlintas sektorsebagai upaya antisipasi.
3.2.3.8 Penylenggaraan Promosi Kesehatan
3.2.3.8.1 Penyuluhan PerilakuSehat (Usaha Pembinaan PHBS)
DenganmengacupadaSPM bahwaperilakusehatdapatdipantaudari cakupan (%)rumah tanggasehatyangmemenuhi10indikator.Promosi kesehatan yangberhubungandenganpenyuluhanperilaku sehatdiUPKPuskesmasKomYos Sudarsotahun2012dengan jumlahpersentaseSPMsebagai berikut:
Cakupanrumahtanggasehatdarijumlahrumahtangga yangdisurvei46% Bayi denganASIEkslusif 60%; Desadengangaramberyodiumbaik100%; Posyandupurnama 100%.
3.2.3.8.2 Usaha Kesehatan Sekolah
SasaranUsahaKesehatanSekolahdiPuskesmasKomYosSudarsotahun 2012 terdiri dari:
Jumlah SD : 7 dengan murid sebanyak 3585 siswa/siswi Jumlah SMP : 5 dengan murid sebanyak 2482 siswa/siswi JumlahSMU:3 denganmurid sebanyak143siswa/siswi
Dengancakupan pelayanan kesehatan anak usia sekolah untuk pemeriksaan kesehatansiswa/siswikelasIdanIVSD,Kelas1SMP,dankelas1SMUsebesar 100%.
35
Tabel 4.11Data Sasaran UsahaKesehatan Sekolah UPK PuskesmasKom Yos Sudarso
Tahun 2012
Nama Sekolah Alamat Jumlah Murid
LK PR LK+PR
SDN21 Jl.Tabrani Ahmad 263 252 515
SDN22 Gg.selamatIII 300 268 568
SDN09 Jl.R.E Martadinata 475 445 920
SDN33 Gg.Gunung Gede 217 210 427
SDN31 Jl.tabrani Ahmad 196 231 427
SDN18 Jl.Husein Hamzah 301 407 708
MINuul Ulum Jl.Tabrani Ahmad 10 10 20
SMPN 16 Jl.R.E Martadinata 444 531 975
SMPN 5 Jl Hasanuddin 301 273 574
SMPN 12 Jl.T Ahmad Gg.Lawu 360 326 686
SMPKapuas Jl.Tabrani Ahmad 65 42 107
MTSAL ISLAH Jl T Ahmad Gg.Lawu 60 80 140
MAS AL ISLAH Jl.T Ahmad Gg.Lawu 10 15 25
MU AL ISLAH Jl.Ti Ahmad Gg.Lawu 18 20 38
SMU Kapuas Jl.Tabrani Ahmad 30 50 80
Sumber : lap Tahunan program UKS UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso Tahun 2012
3.2.3.8.3 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Kegiatanusahakesehatangigisekolahterdiridari:penyuluhan,sikat gigimassal, untukTK/PAUD kegiatansikatgigi massal 100%.Pemeriksaangigidiwilayahbina UPK PuskesmasKomyos Sudarsodarisasaranjumlahmurid3794, cakupan murid yangdiperiksa1161atau 30,60% .Dari muridyangdiperiksatersebutsebesar80 % muridperluperawatandengansebagianbesarkasuskariesgigi.kendala daritindak lanjutkegiatan iniadalah tidakadanyabahantambalART,fissur silentdanyang lebih utamaUPKPuskesmas KomYossudarsotahun 2012tidakmemilikitenagadokter gigi.Selain itutidakada kerjasamaantaraguru,orangtua untukmendukungkegiatan ini.supayaupaya kesehatangigi danmulutdapatberjalanbaik.
36
3.2.3.8.4 Bina Kesehatan Tradisional
Programbina kesehatan tradisional UPKPuskesmas KomYos Sudarso dilaksanakandengan melakukanpembinaantempat-tempatpengobatantradisional yangadadiwilayahkerjaUPKPuskesmas KomYosSudarso.Jumlahusaha pengobatantradisionalyangadaantaralain:Tabel 4.12 Data BinaKesehatan Tradisional Puskesmas KomYos Sudarso Tahun 2012No Nama BinaKesehatan Tradisional Alammat
1 Pijat TradisionalIbu Theresia Jl.RE M.Dinata Gg.SentosaNo 2 A
2 Pijat TradisionalIbuIriyani Jl.Bersama
3 Pijat TradisionalIbu Nurdiyah Gg.G.Sahari No.46
4 Pijat Tradisional Pak Hendro Gg.Amanah No.61
5 PijatTradisional Pak A.Malik Daeng Gg.Tiong Kandang No.11
6 Pijat Tradisional H.Panani.AS Gg.KeluargaNo.7
7 Pijat Tradisional Nek Oche Jl.bersama No.4 A
8 Klinik Arabia Gg.Amanah No.61
9 Pondok HerbalHabbahtussaudah Jl.Tabrani Ahmad Gg.Lawu No.52
11. Toga( Tiga Tempat ) GG.lawu,Gg.Ikrar,Gg.SelamatII
.Sumber: laporan tahunanprogram BatraUPK Puskesmas Kom yos Sudarso Tahun 2012
3.2.3.8.5 Upaya Kesehatan Kerja
Upayakesehatankerjadilaksanakandenganmelakukanpendataan ,penyuluhan danpemeriksaankesehatanpekerjainformaldaninformaldiwilayah binaUPK PuskesmasKom Yos sudarso Pontianak.Tabel4.13Data TempatKerjaformaldanInformalUPKPuskesmasKomYosSudarso tahun2012No Tempat Kerja Jumlah Jumlah Pekerja
1 KantorPemerintahan 2
2 Perdagangan:Pasar,Toko,Supermarket/Mini
Market /warung
132 864
3 SaranaPendidikan:TK/PAUD,SD,SMP,SMU 3/11/7/5/3 57/341/186/116
4 SaranaKesehatan:DokterPraktek,BPS,
BalaiPengobatan,KlinikBersalin,Apotik,Toko
Obat
9/7/1/1/3/10 9/17// /9/19
5 Bank,Koperasi 2/7
37
6 SalonKecantikan 14 37
7 RumahMakan/warungMakan 44 129
8 PangkasRambut 3 3
9 Bengkel/ServisMotor
10 Industri Kecil dan industri Rumahtangga 71/16 213/48
11 Kusen
12 Stasiun Oplet,Angkutan 1
13 Dll
Sumber:lapTahunan ProgramUKKUPK PuskesmasKom Yos sudarso tahun2012
3.2.3.8.6 Upaya Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Sesuai dengankapitasi yangdiberikanoleh PTASKES Pontianakbahwa penduduk miskin diwilayahkerjaPuskesmasKomYosSudarsotahun2011adalah sebesar5781jiwadengancakupanGAKINyangmendapatkankartuJamkesmas 5781(100%)sedangkanpadatahun2012sesuaidengankapitasihanyaberjumlah 2703atauturun46,7%.
3.2.3.8.7 Upaya PelayananPosyandu
JumlahposyanduyangadadiPuskesmasKomYosSudarsoyaitu11 unit PosyanduBalitadenganjumlah kadersebanyak62orangdenganjenispelayanan antaralain:kesehatan ibudananak,imunisasi,KB,pengobatan,pembinaangizi masyarakat,danpenyuluhankesehatanmasyarakat.SedangkanPosyanduUsila ada 3 unit dengan jumlah kader 12 orang dengan jenis kegiatan pelayanan kesehatanUsila, pengobatanUsila danrujukanUsilaTabel 4.14DataPos Yandu balita danPos Yandu Lansia UPK PuskesmasKomYos sudarsotahun2012NO NAMA POS YANDU ALAMAT KETERANGAN
1 Kasih Ibu G.HM.Husein Pos YanduBalitaPurnama
2 Teratai G.Derma Pos YanduBalitaPurnama
3 Mandau Permai K.Mandau Permai Pos YanduBalitaPurnama
4 Mawar Gg.Tiongkandang Pos YanduBalitaPurnama
5 TunasBangsa Gg.selamat I Pos YanduBalitaPurnama
6 Perdana KomlekDwi Ratna Pos YanduBalitaPurnama
7 ZamrutPermata Biru Gg.Merapi Pos YanduBalitaPurnama
8 Anggrek Gg.Era Baru Pos YanduBalitaPurnama
9 NyiurMelambai Gg.lawu Pos YanduBalitaPurnama
10 Bersama Gg.Bersama Pos YanduBalitaPurnama
38
11 Permata sari Gg.Agung Pos YanduBalitaPurnama
12 Budi Luhur Gg.Gunungsahari Pos YandulansiaPurnama
13 Mandau Permai K.Mandau Permai Pos YandulansiaPurnama
14 Anggrek Gg.Era Baru Pos YandulansiaPurnama
Sumber :laporantahunan UPK Puskesmas komYos Sudarsotahun2012
3.2.3.9 Upaya Kesehatan Pegobatan
3.2.3.9.1 Pelayana Pengobatan
Tabel 4.15JenisKunjungan diUPKPuskesmasKomYosSudarsoKotaPontianakTahun2007–2012
N
oa
JenisKunjungan
Pasien
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Kunjungan Umum 23.498 21.329 17.063 16.238 15.997 16.594
2 Kunjungan Askes 10.487 10.353 10.353 9.805 9.275 7.764
3 KunjunganGakin/Gratis 5.990 5.873 7.221 9.330 7.122 4.550
4 JPKM 63 590 127
5 Jamsostek 36 79
6 Jamkesko 110 260
7 Jampersal 422 769
8SKTM,PKH
Gratislain2
40,11
53
JumlahKunjungan 39.975 37.633 36.338 35.500 32.962 30.480
JumlahPenduduk 28.509 28.864 29.086 29.242 29.786 33.453
Sumber :laporantahunan HP 4UPK PuskesmaskomYosSudarsoTahun 2012
Tabel4.15.diatas dapatdilihatkalaupemanfaatanpelayananpuskesmasoleh masyarakatdaritahun2007s/d2012menurunjumlahnya,halinimenunjukkan bahwasikapmasyarakatakan pentingnya kesehatanitu sangat tinggi.Jumlah kunjunganpadatahun2012adalah30.480denganrata-ratakunjungan perbulan 2.540ataurata-rata 112kunjungan perhari.
Tabel 4.16Kunjunganmenurut jenisPemanfaatanPelayanan Puskesmasdi UPKPuskesmas KomYos Sudarsotahun2011-2012
39
No JenisPelayanan Jumlah
2011
Jumlah
2012
1 Pengobatan 17.239 15.054
3 KIA 2.056 2.915
4 Imunisasi 2.101 1.473
5 Gigi 3.000 3.098
6 KB 1.116 722
7 Lain-Lain (SKD,Rujukan) 2.127/5.323
8 Jumlah 32.962 30.480
3.2.3.9.2 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Tabel 4.17.Kunjungan RawatJalan GigiPuskesmas KomYosSudarso KotaPontianak Tahun2007-2012
Tahun JlhKunjungan
Tambal Cabut Ratio
Gigi
susu
Gigi
tetap
Gigi
susu
Gigi
tetap
C:T
2007 3908 63 506 433 1377 1 /2
2008 3819 37 704 448 928 1 /1,3
2009 3316 32 519 324 730 1/1,4
2010 3137 20 437 355 607 1/0,7
2011 3022 13 457 354 754 1/1,6
2012 3098 19 535 292 535 1 :1,31Sumber:Lap tahunanProgramKesehataniGigiUPKPuskesmaskomYosSudarsoTh 2012
Daritabel4.14.diatasdapatdilihatbahwajumlahkunjungan thn2007-2011menurun, sedangkankunjunganpadatahun 2012meningkatlagiratioperawatandanpencabutan naikdari1/1,67padatahun2011menjadi berbanding1,31pencabutan.Halinimenunjukkan bahwakesadaranmasyarakatakanperawatankesehatangigidanmulut semakinbaik.
Tabel 4.18Data KunjunganPoli Gigi UPK puskesmas KomYosSudarso
Tahun2010-2012 BerdasarkanJenisTindakan
No JenisTindakan Jumlah
40
Thn
2010
Thn
2011
Thn
2012
1 PencabutanGigiTetap 607 754 701
2 PencabutanGigi Susu 355 354 292
3 Penambalan GigiTetap 437 457 535
4 Penambalangigi Susu 20 13 19
5 PenumpatanSementaraGigiTetap 28 50 58
6 PenumpatanSementaraGigi Susu 0 0 3
7 PenumpatansaluranAkar GigiTetap 7 0 0
8 PenumpatanSaluranAkar Gigi Susu 0 0 0
9 scalling 195 202 162
10 Pengobatan 1284 1207 1248
11 Rujuk 301 217 320
Jumlah 3234 3254 3338
Sumber : Lap Program kes Gimul TahunanUPK PuskKom Yos sudarso tahun 2012
Tabel4.19DataKunjunganPoliGigiUPKPuskesmasKomyosSudarsotahun2010-2012 menurut diagnosa
No Diagnosa Jumlah
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
2012
1 Karies Gigi 415 342 559
2 PenyakitPulpadanjaringanPeriodental 2225 2269 2206
3 Cingivitisdan penyakitPeriodental 390 347 271
4 GangguanGigi danJaringan penyangga 362 295 310
5 Penyrongga Mulut,kelenjar ludahdll 74 16 20
6 Kelainan dentofacial termasuk malokkklusi 5 8 10
Sumber :laporantahunan UPK Puskesmas Komyos sudarsoTahun2012
3.2.3.9.3 Pelayanan Kesehatan IMS
UPKPuskesmas KomYos Sudarso pertamamembukaklinik IMSpada bulan januari2005,JumlahkunjunganklienIMS pada tahun2012berjumlah575 denganurainklienlaki-lakisebanyak 16klienperempuansebanyak595klien Dari sejumlahklien tersebut berdasarkandiagnosiskasusIMS sebagai berikut: GO 63kasus,Spilis1kasus, servicitis271,, TV8, BV 8, Kandidiasis154,dan herpes2kasus.MelaluiprogranIMS MOBILE dengan melakukanpelacakankasus
41
IMSdi luargedungdiharapkandapatmenemukan danmengobatikasus IMS lebih cepat.
Tabel 4.17Datakunjungan Klinik IMS UPK PuskesmasKom Yossudarso
tahun2011- 2012
No Diagnosa Jenis
Kelamin
Jumlah
laki laki Perempuan
2011 2012 2011 2012 2011 2012
1 Gonorea( GO ) 35 15 47 48 82 63
2 Servicitis 199 271 199 271
3 Uretritis
4 Sifilis 7 1 1 0 8 1
5 TrichomonasVaginalis 26 8 26 8
6 VaginosisBakterial 54 8 54 8
7 KandidiasisVaginalis 154 232 154 232
8 Herpes 2 2 2 2
Sumber :laporan tahunanUPK Puskesmas KomYosSudarsoTahun2012
3.2.4 Situasi Sumber Daya Kesehatan
3.2.4.1 Sarana Kesehatan
Sarana pelayanankesehatanyang ada diwilayahkerja PuskesmasKom Yos Sudarsodapatdilihatpada tabel 5.1dibawahini:
Tabel 5.1 Sarana PelayananKesehatandiWilayahKerja PuskesmasKom YosSudarsoTahun2012
No. FasilitatorKesehatan Jumlah Keterangan
1. Puskesmas 1
2. Balai Pengobatan/Poli klinik 1
3. KlinikBersalin 1
4. PraktekDokterUmum 7
5. PraktekDokter Gigi 5
6. PraktekBidan Swasta 7
42
7. PraktekPerawat Gigi 1
8. Apotik 3
9. TokoObat 10
10. PosyanduBalita 11
11. PosyanduLansia 3
Sumber :Data Puskesmas Kom Yos Sudarsotahun2012
3.2.4.2 Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatandiPuskesmasKomYos SudarsoPontianaktahun2011sebanyak29 orang..Tenaga kesehatan aktifbekerja28orangsedangkan1orangTugasBelajar. KetenagaanPuskesmasKomYosSudarsodapatdilihatpada tabel5.2dibawahini:
Tabel 5.2KeadaanKetenagaanUPKPuskesmasKom Yos SudarsoTahun 2012
No. TenagaMenurutJenis Pendidikan
Jumlah Keterangan
1. Dokter Umum 2 1ka.Puskesmas
2. Dokter Gigi 0
3. SKM 2 SKMKesling,
SKMKespro
4. S1 Farmasi 1
5. D IIIBidan(AKBID) 2
6. D III Gizi 3 1 tugasbelajar
7.
8.
Ak.Perawat (AKPER)
AKG
1
2
9. Bidan 2
10. Perawat(SPK) 2
11. Farmasi(SMF) 1
12. Laboran(SMAK) 1
43
13. Sanitarian (SPPH) 1
14.
15.
SLTA
Jumlah
3
23Sumber:DataKepegawaianPuskesmasKom YosSudarsoPontianaktahun2012
3.2.4.3 Pembiayaan Kesehatan
Tabel 5.3AnggaranKesehatanKabupaten/KotaUPKPuskesmasKomYos SudarsoKotaPontianakTahun2012
No. Sumber Biaya (SumberAnggaran
Kesehatan)
Alokasi Anggaran
Kesehatan
1 APBD Kab/Kota Rp.206.324.345,-
2 APBD Propinsi -
3 APBN -
4 Pinjaman/Hibah LuarNegeri (PHLN) -
5 Sumber PemerintahLain -
Jamkesmas Rp. 23524.000,-
Kapitasi Askes,jamkesko,Jamsostek Rp.166.294.887,-
Jampersal Rp. 9.520..000,-
BOK Rp.90.462.100,-
Total Anggaran Rp.496.125.333,-Sumber: LaporanKeuanganPuskesmasKomYosSudarsotahun2012
3.2.4.4 Sumber Daya Kesehatan Lainnya
Tabel 5.4.SumberDaya KesehatanLainnya diWilayahKerja UPKPuskesmas KomYos Sudarso Kota PontianakTahun2012
No. SumberDaya Lainnya Jlh Keterangan
1 PijatRefleksi 3 -Gg. Sekawan No. 15 (RT05/RW04)
-Gg. Keluarga No. 7 (RT01/RW07)
-Gg. SederhanaRT10
44
2 RWSehat 1 TerletakdiRWXIV
3 KaderPSM 2 Untuk kader kesehatan lingkungan
Sumber :DataPuskesmasKomYosSudarsoKotaPontianakTahun 2012
No. Jenis Sarana Jumlah
1. Gedung / tanah
Gedung Puskesmas 1
2. Pendidikan
TK
SD
SMP/ Sederajat
SMU / Sederajat
3
10
4
3
3. Fasilitas Kesehatan
Posyandu Balita
PosyanduLansia
Bidan swasta
Dr. Praktek swasta
Dr. Praktek Gigi
8
2
6
4
3
4. Kendaraan Dinas berodadua 2
3.3 Hasil penilaian dan Pembahasan
3.3.1 Penentuaan Indikator Keluaran dan Tolak Ukur
No Indikator Tolak
Ukur
Pencapaian Pembilang Penyebut
1. Cakupan balita (1-5 thn)
mendapat Vitamin A
2x/tahun
85% 100% 2063 2063
2. Cakupan Ibu hamil dengan 90% 98,4% 714 725
45
90 tablet Fe
3. Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
pada bayi BGM dari
keluarga miskin
100% 100% 21 21
4. Cakupan balita gizi kurang 100% 0,48% 10 2063
3.3.2 Masalah yang diprioritaskan
Berdasarkan hasil penilaian dan pembahasan penentuan indikator keluaran dan
tolak ukur, kami mendapatkan masalah utama diantara beberapa program dari puskesmas
komyos soedarso berupa program cakupan balita gizi kurang.
3.3.3 Penyebab Masalah
1. Masih terdapat kasus BBLR
2. Asupan gizi pada ibu hamil yang kurang.
3. Tingkat ekonomi yang rendah pada keluarga balita penderita gizi kurang.
4. Tingkat pengetahuan akan kebutuhan gizi pada balita yang kurang di
masyarakat.
5. Kerjasama lintas sektor antara puskesmas dengan pihak terkait seperti RT dan
RW yang kurang optimal.
6. Pola salah asuh di masyarakat
7. Sumber dana yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan program.
8. Jumlah tenaga yang terbatas baik petugas gizi maupun kader gizi
46
3.3.4 Prioritas Penyebab Masalah
No. Daftar Masalah
Pentingnya
masalah (I) T R I.T.R Total
P S RI
1. Tingkat ekonomi keluarga
yang rendah4 5 2 2 4 11 x 2 x 4 88
2. Tingkat pengetahuan dan
pendidikan masyarakat
yang kurang
3 5 2 2 4 10 x 2 x 4 80
3. Jumlah tenaga yang
terbatas3 4 2 2 4 9 x 2 x 4 72
4. Pola salah asuh 2 3 3 2 3 8 x 2 x 3 48
5. Gizi ibu hamil yang
kurang2 4 1 3 2 7 x 3 x 2 42
6. BBLR 2 3 1 3 2 6 x 3 x 2 36
7. Kerja sama lintas sektoral
yang kurang optimal1 3 1 3 2 5 x 3 x 2 30
8. Sumber dana yang terbatas 3 3 1 2 2 7 x 2 x 2 28
Dari teknik kriteria matriks diatas, didapatkan prioritas penyebab masalah yakni :
1. Tingkat ekonomi yang rendah pada keluarga balita penderita gizi kurang.
2. Tingkat pengetahuan akan kebutuhan gizi pada balita yang kurang di
masyarakat.
3. Jumlah tenaga yang terbatas baik petugas gizi maupun kader gizi
3.3.5 Alternatif Jalan Keluar
1. Bantuan dari pemerintah baik dana maupun prasarana lebih ditingkatkan lagi
guna pencapaian program puskesmas.
2. Peningkatan penyuluhan dalam berbagai sektor yang diperlukan dalam
penyuluhan seperti kuantitas dan kualitas dari pemateri penyuluhan.
3. Meningkatkan kinerja dalam program kesehatan ibu dan anak
4. Penambahan jumlah tenaga gizi dan kader gizi
5. Kerjasama lintas sektoral yang melibatkan instansi terkait
47
3.3.6 Prioritas Pemecahan Masalah
Cara Pemecahan MasalahEfektivitas Efisiensi
( C )
Jumlah
(M x I x V/C)M I V
1. Penambahan bantuan pemerintah
dari segi dana maupun prasarana
4 5 4 4 4 x 5 x 4 / 4 = 20
2. Peningkatan penyuluhan 3 4 3 2 3 x 4 x 3 / 2 = 18
3. Penambahan jumlah tenaga gizi dan
kader gizi
4 4 3 4 4 x 4 x 3 / 4 = 12
4. Meningkatkan program kesehatan
ibu dan anak
3 4 2 3 3 x 4 x 2 / 3 = 8
5. Meningkatkan kerjasama lintas
sektoral dengan instansi terkait
2 3 2 2 2 x 3 x 2 / 2 = 6
Dari teknik kriteria matriks diatas, didapatkan prioritas pemecahan masalah yakni :
1. Upaya bantuan dari pemerintah baik dana maupun prasarana lebih ditingkatkan
lagi guna pencapaian program puskesmas
2. Peningkatan penyuluhan dalam berbagai sektor yang diperlukan dalam
penyuluhan seperti kuantitas dan kualitas dari pemateri penyuluhan.
3. Penambahan jumlah tenaga gizi dan kader gizi
48
BAB IV
KESIMPULAN
Masalah dalam pelaksanaan program kesehatan gizi masyarakat di puskesmas
komyos soedarso tahun 2012 adalah masih didapatkannya kasus gizi kurang pada balita.
Penyebab masalahnya adalah tingkat ekonomi yang rendah pada keluarga balita penderita
gizi kurang dan tingkat pengetahuan akan kebutuhan gizi pada balita yang kurang di
masyarakat. Pemecahan masalah bagi pelaksanaan program tersebut adalah upaya
bantuan dari pemerintah baik dana maupun prasarana lebih ditingkatkan lagi guna
pencapaian program puskesmas, peningkatan penyuluhan dalam berbagai sektor yang
diperlukan dalam penyuluhan seperti kuantitas dan kualitas dari pemateri penyuluhan,
serta penambahan jumlah tenaga gizi dan kader gizi.
49
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul. 2004. Kecendrungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang.Jakarta pada Pertemuan program perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Sistem Kewaspadaan Dini KLBGizi Buruk. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. 2007. Buku Profil Kesehatan ProvinsiKalimantan Barat 2007. Pontianak: Dinas Kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. 2011. Buku Profil Kesehatan ProvinsiKalimantan Barat 2011. Pontianak: Dinas Kesehatan.
Ghazali, Pariawan Lutfi. 2012. Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan.
Yoogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Spark, Arlene.2007. Nutrition in Pulic Health, Principles, Policies and Practice.
New York : CRC Press.
51