BAB V

18

Click here to load reader

Transcript of BAB V

Page 1: BAB V

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap khasiat antibakteri biji

pepaya California terhadap Propionibacterium acnes dan Staphyococcus aureus,

pada awal penelitan dilakukan pengumpulan biji pepaya yang di peroleh dari

perkebunan di daerah Bogor. Yang kemudian tanaman pepaya tersebut dilakukan

determinasi yang dilakukan di SITH ITB Bandung, menunjukkan bahwa

tumbuhan yang dimaksud adalah Carica papaya L. Determinasi ini dilakukan

untuk mengetahui kebenaran identitas botani simplisia yang digunakan dalam

penelitian. Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran I.

Pengolahan dilanjutkan pada tahapan ekstraksi yang sebelumnya bahan uji

melalui proses sortasi untuk menghilangkan kotoran atau kontaminan seperti

tanah, debu, dll. Biji pepaya California yang di gunakan sebanyak 800 gram pada

saat keadaan masih basah kemudian dilakukan proses pengeringan dan

penyerbukan proses pengeringan ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan

air yang terdapat di dalam biji pepaya tersebut sedangkan penyerbukan dilakukan

agar lebih mudah untuk dilakukan ekstraksi, setelah dilakukan pengeringan dan

penyerbukan didapatkan hasil sebanyak 232 gram. Serbuk simplisia tersebut

kemudian diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 95%

selama 3 hari dan dilakukan penggatian pelarut setiap 24 jam sekali pelarut yang

digunakan untuk mengekstraksi sebanyak 2,575 liter, kemudian dipekatkan

dengan rotary evaporator hingga didapat ekstrak kental seberat 9,2728 gram

Page 2: BAB V

dengan nilai rendemen sebesar 3,99 %. Dengan karakterisitik ekstrak yang kuning

hingga orange dengan bau khas seperti minyak. Hasil ekstraksi biji pepaya

California dapat dilihat pada lampiran II.

Setelah didapatkan ekstrak hasil ekstraksi kemudian dilakukan proses

skrining fitokimia, proses ini dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang

terkandung dalam ekstrak biji pepaya California tersebut, skrining fitokimia pada

ekstrak biji pepaya California menunjukan hasil positif pada senyawa alkaloid,

monoterpenoid dan seskuiterpenoid, dan saponin senyawa kimia yang diduga

memiliki aktivitas antibakteri pada biji pepaya California ini adalah senyawa

saponin. Hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada lampiran III table 5.1

Sebelum melakukan tahapan pengujian aktivitas antibakteri dari biji

pepaya California terlebih dahulu dilakukan identifikasi bakteri dengan cara

melakukan suspensi ke dalam NaCl fisiologis kemudian serangkaian penetesan

larutan pada suspensi Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus yang

diteteskan di atas kaca obyek kemudian diamati di bawah mikroskop dengan

pembesaran 100x terlihat bentuk batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan

gram positif ini menunjukan positif bakteri Propionibacterium acnes dan pada

indentifikasi Staphyococcus aureus bakteri ini terlihat berbentuk bulat, koloni

mikroskipik cenderung berbentuk menyerupai buah anggur. Identifikasi

pewarnaan gram ini dilakukan untuk mengetahui kebernaran dari bakteri yang

akan digunakan sebagai bahan penelitian ini.

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya dilakukan terhadap dua

bakteri yang merupakan bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes

Page 3: BAB V

dan Staphylococcuc aureus pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%

dan 70% dengan menggunakan pelarut DMSO pengujian ini dilakukan dengan

metode difusi agar dengan menggunakan lubang diamer 8,1. Dilakukan pula

pengujian terhadap pelarut yang akan digunakan untuk melarutkan ekstrak dan zat

pembanding yaitu aquadest dan pelarut DMSO hal ini dilakukan untuk

memastikan adanya atau tidaknya kativitas antibakteri dari pelarut tersebut dan

hasilnya tidak memberikan hambatan (hasil negatif) pada pengujian aktivitas

antibakteri. Hal ini mengindikasikan bahwa kontrol yang digunakan tidak

berpengaruh pada uji antibakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus

aureus dari ekstrak biji pepaya California.

Sebelumnya alat-alat yang digunakan melalui tahapan sterilisasi terlebih

dahulu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan semua mikroba yang hidup agar

pada saat proses pengujian tidak terdapat mikroba lain yang dapat mengganggu

proses pengujian.

Dari hasil pengujian ekstrak etanol biji pepaya California menunjukan

adanya aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dan

Staphylococcus aureus. Dari hasil data tersebut juga dapat diketahui bahwa

ekstrak etanol biji pepaya california lebih efektif menghambat bakteri

Propionibacterium acnes daripada bakteri Staphylococcus aureus. Aktivitas

antibakteri dari ekstrak etanol sebanding dengan besarnya nilai konsentrasi atau

semakin besar konsentrasi ekstrak etanol biji pepaya maka semakin besar aktivitas

antibakteri yang diberikan.

Page 4: BAB V

Penggunaan bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus

ini didasarkan pada aktivitas bakteri-bakteri tersebut sebagai bakteri penyebab

jerawat dan efektivitas ekstrak etanol terhadap kedua bakteri tersebut, setelah

dilakukan pengujian dapat dilihat bahwa ekstrak etanol tersebut dapat

menghambat aktivitas bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus

aureus. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya california dapat

dilihat pada lampiran IV tabel 5.2 dan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa makin tinggi

konsentrasi daya hambat ekstrak etanol ini semakin bagus baik terhadap

Propionibacterium acnes maupun Staphylococcus aureus, namun pada bakteri

Propionibacterium acnes.

Pada penelitian ini dilakukan pula kesetaraan kekuatan aktivitas ekstrak

terhadap antibiotik pembanding yang efektif terhadap kedua bakteri tersebut.

Antibiotik pembanding yang digunakan adalah klindamisin. Pemilihan

klindamisin sebagai pembanding karena antibiotik klindamisin mempunyai

spectrum yang luas dan dapat bekerja terhadap bakteri Gram positif maupun Gram

negatif, selain itu penggunaan klindamisin juga sering dipakai sebagai zat aktif

atau kandungan utama dalam obat yang di khususkan untuk pengobatan jerawat

karena dalam penelitian ini lebih menekannkan pada bakteri jerawat maka zat

pembanding yang di pakai pun lebih menekankan pada zat aktif sebagai obat anti

jerawat.

Hasil pengujian aktivitas antibakteri antibiotik pembanding menunjukan

hasil yang baik dilihat dari diameter hambat terhadap bakteri Propionibacterium

acnes pada ppm yang terkecil yaitu 31,25 memberikan hambatan sebesar 2,68 cm

Page 5: BAB V

sedangkan pada bakteri Staphylococcus aureus pada ppm 31,25memberikan

hambatan sebesar 2,69cm dapat dilihat pada lampiran V tabel 5.4.

Berdasarkan data yang diperoleh, ekstrak etanol biji pepaya california

dengan konsentrasi 30% (300000 ppm) memberikan diameter hambat sebesar

1,32 cm terhadap Propioniacterium acnes. Dengan menggunakan persamaan garis

kurva baku klindamisin, maka diperoleh nilai x = -0,612 dan antilog x = 0,244.

Sehingga ekstrak etanol biji pepaya california pada konsentrasi 30% memiliki

aktivitas antibakteri terhadap propionibacterium acnes setara dengan 0,244 ppm

klindamisin. Pengujian terhadap Staphylococcus aureus, ekstrak etanol biji

pepaya California dengan konsentrasi 30% (300000 ppm) memberikan diameter

hambat sebesar 1,20 cm. Dengan menggunakan persamaan garis kurva baku

klindamisin, maka diperoleh nilai x = -1,115 dan antilog x = -4,85 Sehingga

ekstrak etanol biji pepaya California konsentrasi 30% memiliki aktivitas

antibakteri terhadap Staphylococcus aureus setara dengan -4,85 ppm klindamisin.

Dengan demikian nilai banding dapat diketahui, nilai banding terhadap bakteri

Propionibacterium acnes adalah 0,00136% dan terhadap bakteri Staphylococcus

aureus adalah 0,0235%.

Page 6: BAB V

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya

california menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri lebih baik terhadap baketi

Propionibacterium acnes di bandingkan dengan bakteri Staphylococcus aureus.

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol biji pepaya california maka

semakin besar diameter hambat yang dihasilkan. Konsentrasi hambat minimum

(KHM) dari ekstrak etanol biji pepaya California terhadap bakteri

Propionibacterium acnes pada konsentrasi 10% sedangkan pada bakteri

Staphylococcus aureus pada konsentrasi 30%.

6.2 Saran

Diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini bisa dilakukan kembali

penelitian lebih lanjut mengenai isolasi, identifikasi dan penentuan struktur

komponen-komponen senyawa dalam biji pepaya california yang berperan

sebagai anribakteri.

Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal yang dapat dilanjutkan

untuk proses formulasi suatu sediaan antibakteri menggunakan ekstrak etanol biji

pepaya California.

Page 7: BAB V

LAMPIRAN III

HASIL SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA

CALIFORNIA

No Golongan Ektrak etanol

1 Alkaloid +

2 Senyawa Polifenol _

3 Tanin _

4 Flavonoid -

5 Monoterpenoid dan seskuiterpenoid +

6 Steroid _

7 Triterpenoid _

8 Senyawa kuinon _

9 Senyawa saponin +

Keterangan : + : terdeteksi

- : tidak terdeteksi

Page 8: BAB V

LAMPIRAN IV

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

BIJI PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.)

Tabel 5.2 Diameter Hambat (cm) Ekstrak Etanol biji pepayaTerhadap Propionibacterium acnes

Konsentrasi

(%)

Log

konsentrasi

Diameter hambat (cm) Rata-rata diameter

hambat (cm)Cawan 1 Cawan 2

10 1 1,14 1,12 1,13

20 1,30 1,26 1,27 1,27

30 1,47 1,34 1,31 1,32

40 1,60 1,36 1,45 1,40

50 1,69 1,42 1,51 1,46

60 1,77 1,56 1,62 1,46

70 1,84 1,68 1,75 1,71

Page 9: BAB V

LAMPIRAN IV (lanjutan)

Tabel 5.3 Diameter Hambat (cm) Ekstrak Etanol biji pepayaTerhadap Staphylococcus aureusKonsentrasi

(%)

Log

konsentrasi

Diameter hambat (cm) Rata-rata diameter

hambat (cm)Cawan 1 Cawan 2

10 1 - - -

20 1,30 - - -

30 1,47 1,15 1,25 1,2

40 1,60 1,35 1,28 1,31

50 1,69 1,40 1,48 1,44

60 1,77 1,45 1,67 1,56

70 1,84 1,67 1,85 1,76

Page 10: BAB V

LAMPIRAN V

PENENTUAN KESETARAAN AKTIVITAS LARUTAN UJI DENGAN ANTIBAKTERI PEMBANDING

Tabel 5.4 Diameter Hambat (cm) klindamisin Terhadap Propionibacterium acnesKonsentrasi

(ppm)

Log ppm Diameter hambat

(cm)

Rata-rata diameter

hambat (cm)

Cawan 1 Cawan 2

500 2,7 3,58 3,33 3,45

250 2,4 3,39 3,26 3,32

125 2,1 3,27 3,17 3,22

62,5 1,8 2,93 2,83 2,88

31,25 1,5 2,76 2,61 2,68

Page 11: BAB V

Tabel 5.5 Diameter Hambat (cm) klindamisin Terhadap Staphylococcus aureus

Konsentrasi

(ppm)

Log ppm Diameter hambat

(cm)

Rata-rata diameter

hambat (cm)

Cawan 1 Cawan 2

500 2,7 3,18 2,83 3,00

250 2,4 2,81 2,79 2,80

125 2,1 2,78 2,76 2,77

62,5 1,8 2,74 2,73 2,73

31,25 1,5 2,72 2,67 2,69

Page 12: BAB V

Konsentrasi klindamisin

(ppm)

Log ppm

Diameter Hambat (cm)

Konsentrasi Ekstrak

Etanol (ppm)

Log ppm

Diameter Hambat

P.acnesS.

aureus P.acnes

S. aureus

500 2,7 3,45 3.00 700000 5,9 1,71 1,76

250 2,4 3,32 2.80 600000 5,8 1,46 1,56

125 2,1 3,22 2.77 500000 5,7 1,46 1,44

62,5 1,8 2,88 2.73 400000 5,6 1,40 1,31

31,25 1,5 2,68 2.69 300000 5,5 1,32 1,20

- - - - 200000 5,3 1,27 -

- - - - 100000 5,0 1,13 -

Tabel 5.6 Perbandingan Klindamisin Dengan Ekstrak Etanol Biji Pepaya California

Tabel 5.7 Nilai Banding Ekstrak Etanol Terhadap Baku Klindamisin

Bakteri Nilai Banding (%)

Propionibacterium acnes 0,0000813%

Staphylococcus aureus 0,00141%

Page 13: BAB V