BAB ll KAJIAN TEORI - UMPrepository.ump.ac.id/8459/3/ENDAH NURLAELI_BAB II.pdf · 2019. 1. 21. ·...

30
10 BAB ll KAJIAN TEORI A. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Secara bahasa civic education (pendidikan kewarganegaraan) oleh sebagian pakar di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan (Taniredja 2009:2). Istilah pendidikan kewarganegaraan pada sisi lain identik dengan Pendidikan Kewarganegaraan, namun disisi lain istilah kewarganegaraan menurut Rosyada (2003:6), (Tukiran Taniredja) ”secara subtantif tidak hanya mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah pendidikan kewarganegaraan, namun juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global society)”. Pendidikan kewarganegaraan menurut zamroni (2003:10) dalam (Taniredja) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awarenes, attitude, political Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

Transcript of BAB ll KAJIAN TEORI - UMPrepository.ump.ac.id/8459/3/ENDAH NURLAELI_BAB II.pdf · 2019. 1. 21. ·...

  • 10

    BAB ll

    KAJIAN TEORI

    A. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    Secara bahasa civic education (pendidikan kewarganegaraan) oleh

    sebagian pakar di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi Pendidikan

    Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan (Taniredja 2009:2).

    “Istilah pendidikan kewarganegaraan pada sisi lain identik dengan

    Pendidikan Kewarganegaraan, namun disisi lain istilah

    kewarganegaraan menurut Rosyada (2003:6), (Tukiran Taniredja)

    ”secara subtantif tidak hanya mendidik generasi muda menjadi warga

    negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam

    konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan

    penekanan dalam istilah pendidikan kewarganegaraan, namun juga

    membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global

    society)”.

    Pendidikan kewarganegaraan menurut zamroni (2003:10) dalam

    (Taniredja) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan

    warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas

    menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk

    kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.

    Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru

    dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu pendidikan

    kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan

    dimana seorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga

    yang bersangkutan memiliki political knowledge, awarenes, attitude, political

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 11

    effitacy dan political partisipation, serta kemampuan mengambil keputusan

    politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat

    dan bangsa.

    Istilah pendidikan kewargaan pada satu sisi identik dengan pendidikan

    kewarganegaraan namun di sisi lain, istilah pendidikan kewargaan menurut

    Rosyada (2003:6) dalam (Taniredja) secara subtantif tidak saja mendidik

    generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan

    kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang

    merupakan penekanan dalam istilah pendidikan kewarganegaraan, melainkan

    juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global society).

    Dengan demikian, orientasi pendidikan kewarganegaraan secara subtantif lebih

    luas cakupannya dari istilah pendidikan kearganegaraan. Pendidikan

    kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan

    pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga

    negara denagn negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi

    warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

    Sementara itu, Zamroni (Azra 2005:7) berpendapat bahwa Pendidikan

    Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk

    mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis,

    melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa

    kesadaran demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling

    menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning process

    yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain. Kemampuan

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 12

    demokrasi tergantung pada kemampuan mentransformasikan nilai-nilai

    demokrasi. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang

    dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi,

    sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political

    knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political participation

    serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan

    menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.

    Sejak berlakunya UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional sebagai pengganti UU No. 2 tahun 1989,pasal 37 ayat (2) menetapkan

    kurikulum pada pendidikan dasar, pndidikan menengah dan pendidikan tinggi

    harus memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa.

    Dengan demikian pendidikan Pancasila tidak lagi diberikan secara sendiri,

    namun berubah namanya menjadi pendidikan kewarganegaraan yang di

    dalamnya berisikan pendidikan nilai dan moral yang bersumber pada Pancasila.

    2. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    Menurut Winarno (2013:37) Tujuan dari Pendidikan Pancasila dan

    Kewarganegaraan (PPKn) kurikulum baru ini adalah sebagai berikut:

    a. Tujuan PPKn tidak bisa di pisahkan dari fungsi dan tujuan pendidikan

    nasional yang termaktub dalam pasal 3 UU Sistem Pendidikan Nasional

    yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

    kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

    rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

    potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 13

    kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

    jawab”.

    b. PPKn bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

    memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang di jiwai oleh nilai-nilai

    Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Semangat

    Bhineka Tunggal Ika, dan Komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Menurut Kansil (1994:7) (Suharyanto 2013 Vol.1:2) menyatakan

    bahwa: Tujuan dan sasaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk

    meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami,

    menghayati dan menyakini nilai – nilai Pancasila sebagai pedoman prilaku

    dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara sehingga menjadi

    warga Negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta memberi

    bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut.

    Menurut Simorangkir (1992: 4) (Suharyanto 2013 Vol. 1:2) Tujuan

    Pendidikan Kewarganegaran adalah: Memberikan pengertian, Pengetahuan dan

    pemahaman yang sah dan benar; Meletakkan dan menanamkan pola berpekir

    (Fattern of thought) sesuai dengan pancasila dan watak (character) Indonesia;

    Menanamkan nikai-nilai moral pancasila kedalam diri anak didik; Menggugah

    kesadaran anak Warga Negara dan warga masyarakat Indonesia untuk selalu

    mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila; Memberikan

    motivasi agar dalam setiap sikap dan tingkah lakunya bertumbuh sesuai dengan

    nilai-nilai dan norma-norma Pancasila.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 14

    Berdasarkan tujuan pendidikan kewarganegaraan di atas yaitu untuk

    mengetahui dan memahami isi dan makna yang terkandung di dalam Pancasila

    dan UUD 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warga negara yang baik

    berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945 dan dengan demikian pendidikan

    kewarganegaraan adalah salah satu upaya pendidikan yang menyangkut

    pembentukan dan pengembangan pribadi dan anak didik, atau dengan kata lain

    merupakan salah satu cara untuk membentuk watak bangsa Indonesia serta

    membentuk kepribadian manusia Indonesia yang seutuhnya sesuai dengan

    nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dan UUD 1945.

    Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Menurut

    Daryono dkk (1997: 29) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

    berusaha membentuk manusia seutuhnya sebagai perwujudan kepribadian

    bangsa, yang melaksanakan pembangunan masyarakat Pancasila, tanpa PPKn,

    segala kepintaran atau akal, ketinggian ilmu pengetahuan dan

    teknologi,keterampilan dan kecekatan, tidak memberikan jaminan pada

    terwujudnya masyarakat Pancasila.

    Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu

    melaksanakan hak hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara

    Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, dalam kehidupan yang

    demokratis. Dalam demokrasi konstitusional, civic education yang efektif

    adalah suatu keharusan karena kemampuan untuk berpartisipasi dalam

    masyarakat demokratis, berpikir kritis, dan bertindak secara sadar dalam dunia

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 15

    plural, memerlukan empati yang memungkinkan kita mendengar dan

    mengakomodasi pihak lain. Partisipasi warganegara dalam masyarakat

    demokratis, tentunya didasarkan pada pengetahuan, refleksi kritis dan

    pemahaman serta penerimaan akan hak dan kewajiban serta tanggung jawab

    warganegara:

    a. Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

    kewarganegaraan.

    b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak

    secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    c. Berkembang secara positif dan demokratis berkembang diri

    berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

    hidup bersama dan dengan bangsa-bangsa lainnya.

    d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

    langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

    informasi dan komunikasi.

    Dari rumusan tujuan kurikuler tersebut, yang sangat jelas menggunakan

    istilah: memahami, menghayati, dan mengamalkan, maka berarti bahwa tujuan

    PPKn itu meliputi:

    a. Aspek kognitif (pengetahuan, memahami), kawasan yang berkaitan

    dengan aspek-aspek intelektul atau berfikir/nalar.

    b. Aspek afektif (nilai, menghayati), kawasan yang berkaitan dengan

    aspek aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan

    terhadap moral dan sebagainya.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 16

    c. Aspek psikomotor (perilaku, mengamalkan), kawasan yang berkaitan

    dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi system syaraf

    dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. (origination).

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

    Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ialah mendidik peserta didik untuk

    dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur

    dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara republik Indonesia, terdidik

    dan bertanggung jawab. Dan pendidikan kewarganegaraan yang

    dimanifestasikan di dalam kurikulum sekolah ialah sebagai wahana untuk

    membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter yang setia kepada

    bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan

    berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

    B. Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    1. Pengertian Guru

    Dalam kamus besar bahasa indonesia (2008:469), guru diartikan

    sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Menurut

    Usman 2010:5 guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

    khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak

    memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.

    Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat

    disebut dengan guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus,

    apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk

    pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 17

    perlu di bina dan di kembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau

    pendidikan prajabatan. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan

    faktor penentu kesuksesan setiap usaha. Adapun UU yang mengatur tentang

    guru Guru dan Dosen yaitu UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

    Guru mempunyai tugas untuk memberikan ilmu dan pensisikan melalui

    pemberian materi pelajaran di kelas, selain itu guru juga mempunyai kewajiban

    untuk memberikan pengetahuan mengenai nilai, moral, dan norma yang baik

    sehingga diharpkan dapat di aplikasikan oleh peserta didik dalam perilaku di

    lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

    Guru merupakan salah satu komponen dari pendidikan, yang mana

    pendidikan pada daarnya adalah suatu usaha untuk merubah baik aspek

    pengetahuan, ketrampilan, maupun perilaku atau tingkah laku pelajar sesuai

    dengan tujuan yang diharapkan. Dalam ketentuan umum pasal 1 UU Nomor 20

    Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:2) bahwa pendidikan

    adalah:

    “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, masyarakat, bangsa dan

    negara”.

    Di dalam pendidikan guru menjadi unsur yang berperan penting untuk

    mencapai tujuan pendidikan, seperti yang dikemukakan syaodih (Mulyasa,

    2010:13) bahwa:

    “guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun

    pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakan bahwa guru adalah

    perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Pendidikan

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 18

    sekarang ini dikembangkan dengan sistem desentralisasi sejalan dengan

    kebijakan otonomi daerah, karena disini guru diberikan kebebasan untuk

    memilih dan mengembangkan materi standar dan kompetensi dasar sesuai

    dengan kondisi serta kebutuhan daerah dan sekolah”.

    Simon dan Alexander (Mulyasa , 2010:13) telah merangkul lebih dari

    10 hasil penelitian di negara-negara berkembang. Dua kunci penting dari peran

    guru dalam keberhasilan pembelajaran yaitu jumlah waktu efektif yang

    digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas

    kemampuan guru.

    Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya

    mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual,

    emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Ini sejalan dengan

    pendapat Mulyasa (2010:4) apabila dikelompokan tugas guru terdiri dari 3

    jenis, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas dalam bidang kemasyarakatan,

    dan tugas kemanusiaan.

    1) Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, berarti meneruskan dan

    mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; melatih berarti

    mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

    2) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan tidaklah terbatas, guru pada

    hakekatnya merupakan komponen yang strategis yang memiliki peran

    yang sangat penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.

    Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penting yang tidak mungkin

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 19

    digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak

    dulu, terlebih lagi pada era kontemporer ini.

    3) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi, bahwa guru di sekolah

    harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus

    menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.

    Melihat pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga tugas

    guru tersebut tidak bisa berdiri sendiri, ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan

    secara bersama-sama dalam kesatuan organis, harmonis dan dinamis, antara

    tugas yang di emban dengan tugas lainnya harus saling mendukung sehingga

    tugas yang diemban guru dapat mengerjakan dengan baik. Dengan demikian

    guru diharapkan dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas yang

    nantinya menjadi manusia yang bertanggung jawab baik terhadap dirinya,

    negaranya maupun agamanya. Dengan demikian, tugas guru tidak hanya

    mengajar di dalam kelas saja, guru yang baik harus bisa menjadi orang tua

    kedua bagi peserta didiknya. Dimana ia bertanggung jawab atas segala sikap

    dan perilaku anak didiknya. Oleh sebab itu, masyarakat menempatkan guru

    pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa untuk

    melaksanakan tugas-tugas guru tersebut, seorang guru di tuntut beberapa

    kemampuannya yakni: berwawasan luas, menguasai bidang ilmunya dan

    kemampuan mentransfer atau menerangkan kembali kepada siswa, mempunyai

    sikap dan tingkah laku (kepribadian) yang patut diteladani sesuai dengan nilai-

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 20

    nilai kehidupan yang dianut masyarakat serta memiliki ketrampilan sesuai

    dengan bidang ilmu yang dimilikinya.

    2. Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

    Dalam proses belajar mengajar Pendidikan pancasila dan

    Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan

    untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga

    memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai

    dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab

    dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Cogan

    dalam Soemantri (2001) (Winarno 2013:71) menyatakan pembelajaran PKn

    merupakan proses pendidikan secara utuh dan menyeluruh terhadap

    pembentukan karakter individu sebagai warga negara yang cerdas dan baik.

    Strategi pembelajaran di definisikan sebagai cara dan seni untuk

    menggunakan sumber-sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa

    (Winarno 2013: 73). Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran di kembangkan

    dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang ilmu

    pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-

    kadang dimiliki seorang tanpa pernah belajar formal tentang strategi

    pembelajaran. Definisi lain menyatakan bahwa strategi adalah suatu garis besar

    haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan

    Djamariah dan Zein 2002 (Winarno 2013:73). Dengan demikian, pengertian

    strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang di gunakan oleh guru

    dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 21

    pembelajaran yang telah di tetapkan. Strategi pembelajaran sebagai pola

    kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual,

    sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekolah, tujuan

    khusus pembelajaran yang diinginkan. Dick dan Carey (Solihatin 2012:3)

    mengatakan, strategi pembelajaran adalah komponen umum dari set materi dan

    prosedur pembelajaran yang akan di gunakan secara bersama-sama. Terdapat 5

    komponen strategi pembelajaran, yakni (1) kegiatan pembelajaran

    pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes,

    dan (5) kegiatan lanjutan. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari

    urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik,

    peralatan dan bahan, serta waktu yang di gunakan untuk mencapai tujuan yang

    telah di tentukan.

    Branson, 1998, 1999 (Winarno 2013:107) menyatakan komponen

    utama pendidikan kewarganegaraan yang perlu diajarkan kepada peserta didik

    yaitu mencakup:

    a. Civic Knowledge

    Civic knowledge atau pengetahuan kewarganegaraan berkaitan

    dengan kandungan atau isi apa saja yang seharusnya diketahui oleh warga

    negara. Civic knowledge berkenaan dengan apa-apa yang perlu di ketahui

    dan dipahami secara layak oleh warga negara. PKn mempunyai peran

    penting untuk memahami bagaimana menentukan dan mendesain model

    pembelajaran yang mampu mengembangkan pengetahuan dan wawasan

    kewarganegaraan (civic knowledge). Atau dengan kata lain bagaimana

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 22

    merancang pendekatan, strategi, metode, maupun teknik yang dapat

    mengembangkan ranah kognitif siswa.

    b. Civic Skills

    Komponen esensial yang kedua dari civic education (pendidikan

    kewarganegaraan) dalam masyarakat demokratis adalah keterampilan atau

    kecakapan-kecakapan kewarganegaraan. Dalam buku Pedoman Khusus

    Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran PKn yang di

    keluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2004) di kemukakan

    bahwa garis besar materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan

    mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan

    kewarganegaraan (civic skills), dan nilai-nilai kewarganegaraan (civic

    values). Tentang keterampilan kewarganegaraan disebutkan meliputi

    keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

    berperan serta aktif dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society),

    keterampilan memepengaruhi dan memonitoring jalannya pemerintahan

    dan proses pengambilan keputusan politik, keterampilan memecahkan

    masalah sosial, keterampilan mengadakan koalisi, kerjasama, dan

    mengelola konflik.

    c. Civic Disposition

    Watak kewarganegaraan (civic disposition) sebagai komponen

    ketiga civic education menunjuk pada karakter publik maupun privat yang

    penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional.

    Watak kewarganegaraan sebagaiman kecakapan kewarganegaraan,

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 23

    berlambang secara sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan

    dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-

    organisasi civil society. Pengalaman-pengalaman demikian hendaknya

    membangkitkan pemahaman bahwasanya demokrasi masyarakat adanya

    pemerintahan mandiri yang bertanggung jawab dari tiap individu. Karakter

    privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan

    terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib.

    Karakter publik yang tidak kalah penting. Kepedulian sebagai warna

    negara, kesopanan mengindahkan, aturan main (rule of law), berfikir

    kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi

    merupakan karakter yang sangat di perlukan agar demokrasi berjalan

    sukses.

    Aspek tingkah laku menjadi salah satu tujuan perubahan dalam proses

    pembelajaran, dunia pendidikan diharapkan tidak hanya menjadi wadah dalam

    memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi juga sebagai proses

    pembentukan karakter siswa. Ada tujuh kaidah dalam proses pembelajaran dan

    pengajaran yang harus dilakukan yaitu:

    a. Opportunity to Learn (Kesempatan untuk Belajar dan Melakukan Sendiri)

    Proses belajar mengajar harus memberikan pengalaman yang

    bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar itu harus memungkinkan siswa

    untuk mengamati, memilih dan menggunakan proses-proses nyata, produk

    ketrampilan dan menggunakan nilai-nilai yang mereka harapkan. Proses

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 24

    belajar mengajar harus memberikan pengalaman yang bermakna bagi

    siswa, tidak hanya secara verbalistis menerima informasi dari guru.

    b. Connection and Challenge (Kaitan dan Tantangan)

    Pengalamn belajar siswa harus terkait dengan pengetahuan yang

    telah dimiliki, kecakapn dan nilai-nilai yang diharapkan untuk dikuasai

    dan dimiliki oleh siswa harus memiliki kaitan dengan pengalaman mereka

    dengan kehidupan sehari-hari. Pelajaran akan menarik jika memiliki kaitan

    dengan kebutuhan dan kehidupan sehari-hari siswa serta difasilitasi oleh

    guru agar siswa tertantang untuk menerapkannya.

    c. Action and Reflection (Melakukan Sendiri dan Menghayati Sendiri)

    Pengalaman belajar akan lebih bermakna jika siswa diberikan

    kesempatan untuk melakukan, menghayati, dan jika memungkinkan dapat

    menemukan kesimpulan sendiri. Dengan melakukan sendiri siswa akan

    melakukan penghayatan yang tidak mungkin mereka lupakan dalam

    kehidupannya.

    d. Motivasi and Purpose (Motivasi dan Tujuan)

    Pengalaman harus menarik minat siswa memahami dengan jelas

    tujuan mereka memperoleh pengalaman belajar. Para siswa akan lebih

    tertarik mempelajari sesuatu jika mereka mengetahui apa tujuan dan

    relevansinya dengan kehidupan untuk itu sejak awal perencanaan

    pembelajaran sebaiknya para siswa sudah mulai dilibatkan dalam

    merancang pembelajaran, dan melaksanakan prosesnya secara mandiri,

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 25

    sehingga mereka memperoleh kesempatan secara optimal untuk menilai

    keberhasilannya.

    e. Inclusivity and Defference (Inclusifitas dan Perbedaan)

    Pengalaman harus menghargai dan mengakomodasi perbedaan di

    anatar siswa. Semua siswa harus merasakan bahwa mereka menjadi satu

    bagian yang tak terpisahkan. Guru harus memperhatikan perbedaan gaya

    belajar dan perbedaan individual siswa. Guru harus menyadari adanya latar

    belakang perbedaan secara ekonomi, dan kecepatan belajar, dan sosial

    budaya siswa.

    f. Autonomy and Collaboration (Otonomi dan Kolaborasi)

    Pengalaman belajar harus dapat meningkatkan siswa untuk

    belajar, baik secara mandiri maupun secara berkolaborasi. Ada saatnya

    siswa harus menguasai konsep dan mampu mempraktekannya secara

    mandiri. Namun pada saat yang lain mereka harus mampu melakukannya

    secara bekerja sama. Melakukan keterlibatan yang lebih luas dalam

    berbagai kegiatan yang diberikan oleh guru, para siswa akan memperoleh

    pengalaman untuk menghargai prinsip kemandirian, dan sekaligus

    menghargai betapa pentingnya nilai kebersamaan dan kerja sama.

    g. Supportive Environment (Lingkunagan yang Mendukung)

    Sekolah dan ruang kelas harus di atur sedemikian rupa sehingga

    aman, nyaman, dan kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran yang

    efektif. Para siswa memerlukan lingkungan yang aman dan nyaman,

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 26

    sehingga mereka dapat belajar dengan resiko yang amat kecil dari bahaya

    karena luka atau resiko yang lebih besar.

    Peran Pembelajaran PPKn Pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif

    melalui proses dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih

    dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang

    ditargetkan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada masa ini

    karakteristiknya didominasi oleh proses value incucation dan knowledge

    dissemination. Hal tersebut dapat lihat dari materi pembelajarannya yang

    dikembangkan berdasarkan butir-butir setiap sila Pancasila. Tujuan

    pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan sikap dan prilaku yang

    beradasarkan nilai-nilai Pancasila serta untuk mengembangkan pengetahuan

    dan kemampuan untuk memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai

    Pancasila sebagai pedoman dalam berprilaku sehari-hari (Winataputra dan

    Budimansyah, 2007).

    PPKn sebagai salah satu mata pelajaran bidang sosial dan kenegaraan

    yang memiliki fungsi yang sangat esensial dalam meningkatkan kualitas

    manusia Indonesia yang memiliki keterampilan hidup bagi diri, masyarakat,

    bangsa dan negara. Fungsi dari mata pelajaran PPKn adalah sebagai wahana

    untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

    setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam

    kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

    NKRI 1945. konsep dasar, generalisasi, konsep atau topik PPKn; .

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 27

    C. Toleransi

    1. Pengertian Toleransi

    Secara harfiyah kata „Toleran‟ bermakna sikap menenggang

    (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,

    kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) seseorang yang berbeda atau

    bertentangan dengan pendirian sendiri. Adapun kata „toleransi‟ bermakna sikap

    atau sifat toleran. Modal dasar memupuk sikap toleransi antar sesama dalam

    kehidupan sosial Rosyid, 2016, hal.76 dalam Mutiara 2016 Vol. 4 No. 2

    Sikap toleransi perlu ditanamkan sejak dini, dikarenakan individu hidup

    disuatu negara yang diwarnai dengan berbagai ragam suku, agama, ras, dan

    antar golongan. Keberagaman ini harus selalu dijaga agar masing-masing

    individu dengan berbagai perbedaan itu bisa tetap bersatu, berdampingan, dan

    saling melindungi. Di indonesia, dasar dan toleransi yaitu sesuai dengan UUD

    Negara Rebuplik Indonesia Tahun 1945 pasal 29 Ayat 2 yaitu: Sesuai dengan

    UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 29 Ayat 2 “Negara

    menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-

    masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”. Semua

    itu dapat terjadi jika setiap masyarakat memiliki sikap toleran yakni saling

    menghormati dan menghargai. Hayun (2016:405) dalam Mutiara 2016 Vol. 4

    No. 2 menjelaskan bahwa toleransi berasal dari kata toleran, kata itu sendiri

    berarti bersikap atau bersifat menenggang (menghargai, membiarkan,

    membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan

    sebagianya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 28

    Jadi, dalam kehidupan masyarakat toleransi berarti menghargai sikap orang

    lain, membiarkan, membolehkan, kepercayaan atau agama yang berbeda itu

    tetap ada, walaupun berbeda dengan agama dan kepercayaan seseorang. Tanpa

    adanya sikap toleransi, keberagaman itu akan memunculkan konflik,

    permasalahan dan pertentangan yang sangat merugikan.

    Intinya, toleransi tidak hanya pengenalan dan hormat kearah

    kepercayaan, tapi menghormati perorangan yang pantas pada masyarakat.

    Berbeda dengan toleransi di barat dimana toleransi adalah tanpa perbatasan

    yang memberi kebebasan absolut ke hak azazi. Sebagai contoh, seseorang yang

    mau mempraktekan jenis kelamin gratis, kemudian keinginannya harus di

    berikan berlandaskan toleransi. Selain itu. Hasyim (1978:22) mengartikan,

    toleransi sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada

    sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur

    hidupnya dan nasibnya masing-masing di dalam menjalankan sikap itu tidak

    melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya

    ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat. Di dalam toleransi pada

    dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan

    antar umat beragama. Selain itu, masyarakat harus saling menghormati satu

    sama lain. Misalnya dalam hal beribadah, kepercayaan agama, mengemukakan

    pendapat dan menerima perbedaan yang ada.

    Hal ini sesuai dengan syariat islam yang mengartikan toleransi

    (tasamuh) adalah mengambil kemudahan (kelonggaran) dalam pengalaman

    agama sesuai denagn nash-nash syariat, sehingga pengalaman tersebut tidak

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 29

    sampai pada tasyadud (ketat), tanfir (menyebabkan orang menjauhi islam) dan

    tasabul (menyepelekan). Berikut keuntungan yang diperoleh dari sikap

    toleransi menurut Aly (Nashir, 2013:94) dalam Mutiara 2016 Vol. 4 No. 2

    sebagai berikut:

    a. Membuat orang terbuka untuk mengenal orang lain

    b. Mengembangkan kemampuan untuk menerima kehadiran orang lain

    yang berbeda-beda dengan tujuan dapat hidup secara damai

    c. Mengakui individualitas keberagaman

    d. Mudah menghilangkan topeng-topeng kepalsuan yang memecah belah

    dan mengatasi ketegangan akibat kemasabodohan

    e. Memberikan kesempatan untuk menemukan dan mengenyahkan

    prasangka negatif dan stigma mengenai orang-orang yang berbeda

    bangsa, agama, budaya, maupun warisan etniknya.

    Berdasarkan konsep-konsep mengenai toleransi yang telah dipaparkan di

    atas, maka toleransi dapat mencangkup dua kategori yaitu toleransi pasif dan

    toleransi aktif.

    Apriliani (2016:6) dalam Suharyanto. 2013. Vol. 1, No 2 menjelaskan

    kategori toleransi sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Kategori Toleransi

    NO Toleransi Aktif Toleransi Pasif

    1 Menerima dan menghormati

    perbedaan

    Wajib untuk menghargai

    perbedaan

    2 Ikut melaksanakan kepercayaan Tidak boleh mengikuti

    kepercayaan

    3 Memberikan dukungan kepada

    pemeluk agama lain untuk

    beribadah dengan suatu tindakan

    Memberikan kesempatan

    pemeluk agama lain untuk

    beribadah namun tidak

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 30

    nyata. melakukan suatu tindakan nyata.

    Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa toleransi pasif merupakan

    kemampuan untuk menerima dan menghormati perbedaan pendapat,

    pandangan, perilaku, dan kebiasaan serta memberikan kesempatan tanpa

    melakukan suatu tindakan nyata yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan

    praktik pribadatan agama lain, namun tetap berusaha untuk menciptakan

    hubungan sosial yang baik dan hidup bersama dengan damai dengan kesadaran

    pribadi. Sedangkan toleransi aktif adalah kemampuan untuk menerima dan

    menghormati perbedaan pendapat, pandangan, perilaku, kebiasaan dan m

    mberikan kesempatan serta mendukung kelompok agama yang berbeda

    untuk menjalani praktik keagamaan dengan suatu tindakan nyata yang berbeda

    yang bertujuan menciptakan hubungan sosial yang baik dan hidup bersama

    dengan damai dengan kesadaran sendiri.

    Di lingkungan sosial seperti sekolah juga diperlukan adanya toleransi.

    agar sikap toleransi dan kebersamaan dapat dikembangkan dikalangan siswa,

    maka guru hendaknya dapat merancang kegiatan belajar yang mengarah pada

    pengembangan sikap tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kegiatan

    pembelajaran di sekolah hendaknya harus diarahkan sesuai dengan sikap

    toleransi yang ingin dikembangkan dikalangan siswa.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 31

    Indikator sikap toleransi menurut Hasan (2010: 25) sebagi berikut:

    Tabel. 2.2 Indikator Sikap Toleransi

    Nilai Indikator

    Toleransi

    1. Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama

    2. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam

    beribadah

    3. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun

    berbeda agama

    Indikator toleransi yang disesuaikan dengan kriteria penelitian antara

    lain sebagai berikut:

    1. Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama

    2. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah

    3. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun berbeda agama

    Indikator tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu bangga

    menjadi anak indonesia. Guru dalam hal ini dapat mengajarkan peserta didik

    tentang bagaimana menerima sesuatu yang berbeda dalam beberapa hal.

    Peserta didik dapat berinteraksi dan menerima perbedaan tersebut dengan

    adanya sikap toleransi yang diterapkan sejak sekarang sehingga kelak peserta

    didik akan terbiasa dengan perbedaan tersebut.

    2. Tujuan Toleransi

    Khoirul (Khotimah, 2013:217) menjelaskan bahwa tujuan kerukunan

    umat beragama adalah sebagai berikut:

    a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan masing-masing agama.

    Masing-masing agama dengan adanya kenyataan agama lain akan

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 32

    semakin mendorong untuk menghayati dan sekaligus memperdalam

    ajaran-ajaran agamanya serta semakin berusaha untuk mengamalkan

    ajaran-ajaran agamanya.

    b. Mewujudkan stabilitas nasional yang mantap. Dengan adanya toleransi

    umat beragama secara praktis ketegangan-ketegangan yang di

    timbulkan akibat perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan

    keagamaan dapat dihindari. Apabila kehidupan rukun dan saling

    menghormati maka stabilitas nasional akan strategis.

    c. Menjunjung dan menyukseskan pembangunan. Usaha pembangunan

    akan sukses apabila didukung oleh segenap lapisan masyarakat

    d. Memelihara dan mempercepat rasa persaudaraan. Selain itu, tujuan dari

    toleransi yaitu agar manusia tidak bersikap menyamakan keyakinan

    agama lain dengan keyakinan sendiri.

    Dengan adanya toleransi diharapkan manusia dapat saling

    menghargai pendapat orang lain serta memiliki pendirian yang tidak

    bertentangan dengan yang lainnya.

    3. Kesadaran Toleransi Siswa SMK

    Toleransi yang di pandang sebagai pemberian kebebasan kepada

    sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk melakukan

    keyakinannya atau mengatur hidupnya agar lebih mudah dipahami melalui

    indokator-indikatornya toleransi (Kemendiknas, 2010:40) sebagai berikut:

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 33

    Tabel 2.3 Kategori Toleransi

    Nilai Deskripsi Indikator

    Toleransi Sikap dan tindakan yang

    menghargai perbedaan

    agama, suku, etnis,

    pendapat, sikap, dan

    tindakan orang lain yang

    berbeda dari dirinya

    Tidak mengganggu teman yang berbeda

    pendapat

    Menghormati teman yang berbeda adat

    istiadatnya

    Bersahabat dengan teman dari kelas lain

    Indikator toleransi di lingkup sekolah mengandung unsur-unsur yang

    dapat dijadikan sebagai pedoman. Dengan adanya indikator tersebut pihak

    sekolah dan siswa dapat mengatur waktu, energi dan pemusatan perhatiannya

    terhadap sikap toleransi mereka dengan baik. Dengan adanya toleransi individu

    diharapkan dapat menghargai dan memberikan perlakuan yang sama kepada

    siapa saja tanpa melihat agama, suku, ras ataupun yang lainnya.

    Hal ini sejalan dengan kriteria toleransi menurut Hasyim (1978:23)

    sebagi berikut:

    a. Mengakui hak setiap orang

    Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam

    menentukan sikap dan perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja

    sikap dan perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang lain,

    karena jika demikian, kehidupan di dalam masyarakat akan kacau.

    b. Menghormati keyakinan orang lain

    Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan,

    bahwa tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras memaksakan

    kehendaknya sendiri kepada orang lain.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 34

    c. Agree in Disagreement (setuju di dalam perbedaan)

    Perbedaan tidak harus ada permusuhan, karena perbedaan selalu

    ada di dunia ini dan perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan.

    d. Saling mengerti

    Tidak akan terjadi sikap saling menghormati antara sesama orang

    bila mereka tidak saling mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling

    berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling

    mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lainnya.

    e. Kesadaran dan kejujuran

    Toleransi menyangkut sikap jiwa dan kesadaran batin seseorang.

    Kesadaran jika menimbulkan kejujuran kepolosan sikap perilaku.

    f. Jiwa filsafat pancasila

    Dari semua segi-segi yang telah disebutkan di atas, falsafah

    pancasila telah menjamin adanya ketertiban dan kerukunan hidup

    bermasyarakat.

    Dengan adanya karakteristik toleransi di atas diharapkan dapat

    memiliki kedudukan yang sama sehingga dapat berjalan dan dihayati setiap

    siswa agar terciptanya toleransi dikalangan sekolah. Karena negara indonesia

    adalah negara yang unik, yaitu negara pancasila dimana konsep negara yang

    tetap berlandaskan agama berpadu dengan norma. Maka sebagai mayoritas,

    umat muslim memiliki tanggung jawab memadu toleransi di negeri ini.

    Disinilah pentingnya pengetahuan toleransi secara benar yaitu toleransi yang

    tidak melanggar konstitusi negara dan tidak pula melanggar syariat agama.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 35

    Toleransi di tunjukan dengan kehidupan rukun dan tenang di tengah perbedaan.

    Maka jika dilihat dari berbagai karakteristik toleransi diatas, dapat disimpulkan

    bahwa karakteristik toleransi siswa adalah mengakui hak dan kewajiban orang

    lain, keyakinan kewajiban orang lain tanpa paksaan, dapat menerima sebuah

    perbedaan, saling mengerti satu sama lain, dan adanya kesadaran dan kejujuran

    dari dalam diri siswa.

    4. Konflik Sosial Terkait Toleransi

    Secara umum konflik sosial berarti memukul seseorang . namun

    sebenarnya konflik sosial sebenarnya tidak hanya terkait pada pertentangan

    fisik saja, konflik sosial juga dapat terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan

    yang ada di dalam masyarakat. Persamaan dan perbedaan pada tingkat tertentu,

    ketika satu sama lain saling bertemu dan bergesekan, berpotensi menimbulkan

    konflik. Latar belakang konflik sosial biasanya dikarenakan ada perbedaan

    yang sulit ditemukan kesamaannya baik itu perbedaan pendapat, adat istiadat,

    keyakinan, pengetahuan dan lain sebagianya.

    Sejumlah prasyarat yang memungkinkan konflik sosial dapat

    berlangsung, antara lain:

    a. Ada isu kritikal yang menjadi perhatian bersama (commonly

    problematized) dari para pihak berbeda kepentingan;

    b. Ada inkompatibilitas harapan/kepentingan yang bersangkut paut dengan

    sebuah objek perhatian para pihak bertikai;

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 36

    c. Gunjingan, gosip atau hasutan serta fitnah merupakan tahap inisiasi konflik

    sosial yang sangat menentukan arah perkembangan konflik soaial menuju

    wujud real di dunia nyata;

    d. Ada kompetensi dan ketegangan psikososial yang terus dipelihara oleh

    kelompok-kelompok berbeda kepentingan sehingga memicu konflik sosial

    lebih lanjut;

    e. Masa pematangan untuk perpecahan

    f. Clash yang biasa disertai dengan violence (kerusakan dan kekacauan).

    Berdasarkan prasayarat yang memicu adanya konflik sosial, maka ada

    beberapa macam konflik soaial berdasarkan sumber konflik:

    a. Konflik tujuan yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan

    individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik.

    b. Konflik peranan yaitu konflik yang terjadi karena terdapat peran yang

    lebih dari satu.

    c. Konflik nilai yaitu konflik yang yang terjadi karena adanya perbedaan

    nilai yang dianut oleh seseorang yang berbeda dengan nilai yang dianut

    oleh organisasi atau kelompok.

    d. Konflik kebijakan yaitu konflik yang terjadi karena individu atau

    kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil organisasi.

    Konflik sosial terkait perbedaan merupakan sesuatu yang wajar dalam

    masyarakat maupun lingkungan sekolah. Bahkan tidak ada satu

    masyarakatatau satu siswapun yang tidak pernah mengalami konflik, baik

    konflik yang terkecil atau bahkan konflik yang berskala besar. Mengingat

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 37

    begutu banyak masalah konflik sosial pada remaja atau siswa maka

    pemerintah menggalakan adanya pendidikan karakter terkait toleransi di

    sekolah-sekolah, antara lain bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

    mental yang kuat untuk menghindari atau menghilangkan bibit-bibit

    persemaian konflik sosial yang merusak.

    D. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan

    1. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Suharyanto (2013) Peranan Pendidikan

    Kewarganegaraan Dalam Membina Sikap Toleransi Antar Siswa

    Agung Suharyanto, Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam

    Membina Sikap Toleransi yang ada di kelas sudah berjalan dengan sebaiknya,

    toleransi antar umat beragama telah berjalan dengan baik, untuk itu perlu

    ditingkatkan lagi agar berjalan lebih harmonis diantara siswa yang berlainan

    agama Siswa di sekolah pernah meanggar peraturan yang diterapkan di

    sekolah, pada umumnya peraturan yang dilanggar tidak ada karena unsur

    kesengajaan, artinya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa masih sebatas

    sewajarnya. Pengetahuan tentang pengertian toleransi antar umat beragama

    sudah baik ini dapat dilihat dengan membiarkan orang lain untuk

    melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaanny masing-masing. PKn

    berperan dalam menciptakan kerukunan di sekolah, PKn mengajarkan

    bagaimana menciptakan kerukunan di lingkungan sekolah. Sejalan dengan

    tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu untuk mengetahui dan memahami isi

    dan makna yang terkandung didalam Pancasila dan UUD 1945.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 38

    2. Hasil Penelitian yang Dilakukan oleh Ummah dalam Khoirul (2015) Metode

    Penanaman Sikap Toleransi Siswa di SMP N 3 Panggang Gunung Kidul

    Yogyakarta

    Konsep toleransi di SMP N 3 Panggang sejauh ini sudah sangat baik,

    baik antara guru dengan guru, guru siswa dan siswa dengan siswa, mereka

    sudah mengamalkan sikap saling menghormati dan menghargai di sekolah baik

    di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini terlihat ketika semua guru dan

    siswa membaur, bahkan antar siswa maupun guru saling bersalaman pada saat

    pagi harisaat bertamu. Toleransi antar siswa di SMP N 3 Panggang ini dapat di

    gambarkan dalam tiga hal yaitu: pertama, sikap dalam berinteraksi secara

    umum sikap toleransi antara muslim dan non muslim di SMP N 3 Panggang

    sejauh ini sudah baik, kedua anak-anak timbul sendiri rasa kebersamaannya,

    jadi anak yang muslim dan non muslimtidak ada batasan dalam bergaul, yang

    ketiga sikap siswa dalam bentuk kepedulian, siswa sudah mulai ditanamkan

    sejak mereka masuk sekolah ini, guru mengajarkan siswa agar mempunyai

    sikap peduli dengan sesama umat manusia tanpa harus melihat latar belakang

    agama yang dianutnya. Guru selalu memberi contoh kepada siswanya seperti

    melayat ketempat siswa yang anggota keluarganya meninggal, sekolah selalu

    mengutus siswanya untuk melayat bersama salah satu guru.

    Upaya yang dilakukan guru PKn dalam membina sikap toleransi siswa

    adalah dengan cara menggunakan metode hiwar lebih efektif karena siswa

    cenderung lebih aktif bertanya kepada guru mengenai masalah sikap saling

    menghormati dan menghargai antar sesama manusia dan menggunakan metode

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018

  • 39

    mendidik dan memberikan teladan. Jadi guru selalu memberikan teladan yang

    baik kepada siswanya saat diluar kelas. Hal ini bertujuan agar para siswa

    mengikuti apa yang diarahkan dan dilakukan oleh gurunya.

    Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018