BAB IV.doc

10
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Tabel 4.1 Hasil Pengujian Udara Ambien di Area Parkir Fakultas Teknik Universitaas Mulawarman No Paraemeter Satuan Baku Mutu Hasil Spesifikasi Metode A. Udara Ambien 1 Suhu* °C *** 32 ASTM Standar 1977 2. Kelembaban % *** 67 ASTM Standar 1977 3. Kecepatan Angin rata- rata m/s *** 1,1 Anemometer 4. Arah angina 0 *** 130 Kompas 5. Sulfur Dioksida, SO 2 µg/Nm 3 900 2,3682 SNI.19-7119.7- 2005 6. Nitrogen Dioksida, NO 2 µg/Nm 3 400 0,9310 SNI.19-7119.7- 2005 7. Karbon Monoksida, CO µg/Nm 3 30.000 1500,36 83 Iodium Pentoksida 8. Debu, TSP µg/Nm 3 230 61,3889 SNI.19-7119.7- 2005

Transcript of BAB IV.doc

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Udara Ambien di Area Parkir Fakultas Teknik Universitaas Mulawarman

NoParaemeterSatuanBaku MutuHasilSpesifikasi Metode

A. Udara Ambien

1Suhu*C***32ASTM Standar 1977

2.Kelembaban%***67ASTM Standar 1977

3.Kecepatan Angin rata-ratam/s***1,1Anemometer

4.Arah angina0***130Kompas

5.Sulfur Dioksida, SO2g/Nm39002,3682SNI.19-7119.7-2005

6.Nitrogen Dioksida, NO2g/Nm34000,9310SNI.19-7119.7-2005

7.Karbon Monoksida, COg/Nm330.0001500,3683Iodium Pentoksida

8.Debu, TSPg/Nm323061,3889SNI.19-7119.7-2005

Hasil 1:

1. Koordinat

: S 00 28 04,4 E 117 09 30,3.

2. Lokasi

: Area Parkir Fakultas Teknik Universitas

Mulawarman.3. Taggal/Jam Pengambilan Sampel: 23 Maret 2015/Pukul 13.24 - 14.24 WITA.4.2 Pembahasan

Standar baku mutu primer ditetapkan untuk melindungi kesehatan publik, termasuk melindungi populasi sensitif seperti penderita ashma, anak-anak, dan orang berusia lanjut sedangkan standar baku mutu sekunder ditetapkan untuk menjaga kesejahteraan kehidupan publik seperti menghindari terjadinya penurunan visibilitas, kerusakan bangunan, dan kematian hewan serta tumbuh tumbuhan.

Tabel 4.2 Baku Mutu Udara Ambien Nasional PP No. 41 TAHUN 1999 No.ParameterWaktuPengukuranBaku MutuMetodeAnalisisPeralatan

1SO21 Jam900 ug/Nm3PararosanilinSpektrofotometer

(Sulfur Dioksida)24 Jam365 ug/Nm3

1 Thn60 ug/Nm3

2CO1 Jam30.000 ug/Nm3NDIRNDIR Analyzer

(Karbon Monoksida)24 Jam10.000 ug/Nm3

1 Thn-

3NO21 Jam400 ug/Nm3SaltzmanSpektrofotometer

(Nitrogen Dioksida)24 Jam150 ug/Nm3

1 Thn100 ug/Nm3

4O31 Jam235 ug/Nm3ChemiluminescentSpektrofotometer

(Oksidan)1 Thn50 ug/Nm3

5HC3 Jam160 ug/Nm3Flame IonizationGas

(Hidro Karbon)Chromatogarfi

6PM1024 Jam150 ug/Nm3GravimetricHi Vol

(Partikel < 10 um )

PM2,5(*)24 Jam65 ug/Nm3GravimetricHi Vol

(Partikel < 2,5 um )1 Thn15 ug/Nm3GravimetricHi Vol

7TSP24 Jam230 ug/Nm3GravimetricHi Vol

(Debu)1 Thn90 ug/Nm3

8Pb24 Jam2 ug/Nm3GravimetricHi Vol

(Timah Hitam)1 Thn1 ug/Nm3Ekstraktif

PengabuanAAS

9.Dustfall30 hari

(Debu Jatuh )10 Ton/km2/Bulan(Pemukiman)GravimetricCannister

20 Ton/km2/Bulan

(Industri)

10Total Fluorides (as F)24 Jam3 ug/Nm3Spesific IonImpinger atau

90 hari0,5 ug/Nm3ElectrodeCountinous Analyzer

11.Fluor Indeks30 hari40 u g/100 cm2dari kertas limed filterColourimetricLimed FilterPaper

12.Khlorine &24 Jam150 ug/Nm3Spesific IonImpinger atau

Khlorine DioksidaElectrodeCountinous Analyzer

13.Sulphat Indeks30 hari1 mg SO3/100 cm3ColourimetricLead

Dari Lead PeroksidaPeroxida Can

Berikut penjelasan parameter udara ambien di area parkir Fakultas Teknik Universitas Mulawarman terdapat beberapa parameter udara ambien yang memiliki standar baku mutu. Dengan koordinat area yaitu S 00 28 04,4 E 117 09 30,3. Standar baku mutu parameter udara ambien yang diperoleh dilihat dari PP No.41 Tahun 1999.

Untuk waktu pengukuran, di Indonesia pada umumnya pengukuran baku mutu dilakukan antara selang waktu 1 jam, 24 jam, dan 1 Tahun, kecuali Ozon dan Timbal (1 jam dan 1 Tahun), Di Indonesia waktu pengukuran ditentukan dengan memperkirakan waktu pencemar tersebut dapat menganggu kesehatan. Dipraktikum sampling udara ini pengukuran dilakukan selama 1 jam dan mendapatkan parameter yaitu suhu, kelembaban, kecepatan angina rata-rata, arah angina, SO2, NO2, CO, debu atau TSP. Namun di praktikum sampling udara yang dilakukan di area parkir Fakultas Teknik Universitas Mulawarman hanya beberapa parameter saja yang memiliki baku mutu yaitu sebagai berikut. Sulfur Dioksida (SO2) dengan hasil 2,3682 g/Nm2, Nitrogen Dioksida (NO2) dengan hasil 0,9310 g/Nm3, Karbon Monoksida (CO) dengan hasil 1500,3683 g/Nm3, dan debu (TSP) 61,3889 g/Nm3. Untuk SO2 hasil yang diperoleh 2,3682 g/Nm3 sedangkan baku mutu untuk SO2 adalah 900 g/Nm3 dari data yang diperoleh maka SO2 masih dibawah baku mutu. Untuk NO2 hasil yang diperoleh 0,9310 g/Nm3 sedangkan baku mutu untuk NO2 adalah 400 g/Nm3 dari data yang diperoleh maka NO2 masih dibawah baku mutu. Untuk CO hasil yang diperoleh 1500,3683 g/Nm3 sedangkan baku mutu untuk CO adalah 30.000 g/Nm3 dari data yang diperoleh maka CO berada di bawah baku mutu. Untuk debu (TSP) hasil yang diperoleh 61,3889 g/Nm3 sedangkan baku mutu untuk debu (TSP) adalah 230 g/Nm3 dari data yang diperoleh maka debu (TSP) berada di bawah baku mutu. Sehingga dapat diambil kesimpulan parameter udara ambien yang berada di area parkir Fakultas Teknik Universitas Mulawarman berada di bawah baku mutu menurut PP No. 41 TAHUN 1999.Sampling udara terbagi menjadi dua yaitu: sampling kontinyu dan sampling sesaat. Pada praktikum sampling udara ambien yang dilakukan di area parkir Fakultas Teknik Universitas Mulawarman metode yang digunakan adalah metode sampling sesaat. Adapun alat yang digunakan yaitu High Volume Air Sampler (HVAS) untuk mengukur kadar patikulat debu (TSP) dan tabung impinger untuk mengukur konsentrasi dari gas NOx, SOx dan COx. Menurut PP No. 41 Th. 1999 pengukuran parameter udara ambient seharusnya dilakukan selama 24 jam, namun pada praktikum kali ini hanya dilakukan selama 1 jam sebagai percontohan.Prinsip kerja dari High Volume Air Sampler (HVAS) ini mirip dengan vacum cleaner yaitu: menghisap udara melalui fiber glass dengan kecepatan aliran udara (flow rate) 20 L/menit. Dengan rentang kecepatan tersebut partikulat yang berukuran < 10 m akan tertahan dan menempel pada permukaan filter. Volume udara yang terhisap akan dapat diketahui dengan menghitung selisih flow rate awal dan akhir. Prinsip pengukuran konsentrasi dari gas NOx, SOx dan COx dengan menggunakan tabung impinger adalah udara dihisap oleh vacum pump dengan laju aliran tertentu yang menyebabkan tekanan udara di tabung impinger lebih rendah dari tekanan udara luar. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya gelembung udara yang melewati adsorben. Penyerapan zat pencemar menyebabkan perbedaan warna pada larutan adsorben. Pada umumnya, gas NOx dan SOx akan berwarna bening. Sedangkan untuk COx akan berwarna merah muda. Metode yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi NO2 di udara adalah metode Saltman, untuk pengukuran konsentrasi SO2 di udara adalah metode Pararosanilin dan pengukuran konsentrasi CO di udara adalah metode Iodopentaksida (I2O5).Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan yang selanjutnya dianalisis di laboratorium Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Kota Samarinda maka dapat diketahui bahwa area parkir Fakultas Teknik Universitas Mulawarman memiliki konsentrasi NO2 sebesar 0,9310 g/Nm3, SO2 sebesar 2,3682 g/Nm3, CO sebesar 1500,3683 g/Nm3 dan debu/TSP sebesar 61,3889 g/Nm3. Nilai baku mutu untuk partikulat debu, NOx, SOx dan COx menurut PP No. 41 Th. 1999 masing-masing adalah 230 g/Nm3, 400 g/Nm3, 900 g/Nm3, dan 30.000 g/Nm3.

Dari perbandingan antara hasil pengujian di laboratorium dengan baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dapat disimpulkan bahwa kualitas udara ambien di area parkir Fakultas Teknik Universitas Mulawarman masih dibawah baku mutu. Hal ini disebabkan karena pada saat melalukan sampling udara kendaraan yang parkir pada area tersebut dalam keadaan mati sehingga kandungan udara ambien yang mengandung parameter SO2, NO2, CO, debu atau TSP berada dibawah baku mutu. Pada lokasi tersebut tidak terdapat area industri sehingga kadar SO2, NO2, CO, debu atau TSP tidak dalam skala besar. Selain itu terdapat beberapa pohon yang tumbuh disekitar area parkir tersebut. Pohon berfungsi sebagai penyerap dan penjerap bahan pencemar dan debu di udara yang dihasilkan kendaraan bermotor.ASTM (American Standard Testing Material) Standard1977 merupakan spesifikasi metode untuk refraktori untuk incenerator dan boiler.SNI 19-7119.2-2005 merupakan standar yang digunakan untuk penentuan nitrogen dioksida (NO2) di udara ambien dimana menggunakan metodeGriess Saltzman. Lingkup pengujian meliputi:a. Cara pengambilan contoh gas nitrogen dioksida (NO2) mengunakan larutan penjerapb. Cara perhitungan contoh uji gas yang dijerapc. Cara penentuan gas nitrogen dioksida (NO2) di udara ambein menggunakan metodagriess saltzmansecara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,005 ppm sampai 5 pmm udara atau 0,01 g/l sampai dengan 10 g/l.SNI 19-7119.3-2005merupakan standar yang digunakan untuk penentuan partikel tersuspensi total menggunakan AlatHigh Volume Air Sampler (HVAS). Lingkup pengujian meliputi:a. Cara pengambilan contoh uji dalam jumlah volume udara yang besar di atmosfer, dengan nilai rata-rata laju alir pompa vakum 1,13 sampai 1,70 m3/menit. Dengan laju alir ini, maka diperoleh partikel tersuspensi kurang dari 100 m (diameter ekivalen) yang dapat dikumpulkan. Adapun untuk efesiensi partikel berukuran lebih besar dari 20 m akan berkurang sesuai dengan kenaikan ukuran partikel, sudut dari angin, atap sampler, dan kenaikan kecepatan.b. Penggunaan filter serat kaca dapat mengumpulkan partikel dengan kisaran diameter 100 m sampai 0,1 m (efesiensi 99,95 % untuk ukuran partikel 0,3 m).c. Jumlah minimum partikel yang terdeteksi oleh metode ini adalah 3 mg (tingkat kepercayaan 95%). pada saat alat dioperasikan dengan laju alir rata-rata 1,7 m3/menit selama 24 jam,maka berat massa yang didapatkan antara 1 sampai 2 g/m3.SNI 19-7119.7-2005 merupakan standar yang digunakan untukpenentuan sulfur dioksida (SO2) di udara ambien mengunakan spektrofotometer dengan mengunakan metode pararosanilin. Lingkup pengujian meliputi:a. Cara pengambilan contoh uji gas sulfur dioksida dengan mengunakan larutan penyerap.b. Cara penghitungan volume contoh uji gas yang dijerap.c. Cara penentuan gas sulfur dioksida (SO2) di udara ambien dengan metode pararosanilin mengunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,01 ppm sampai 0,4 ppm udara atau 25g/m3sampai 1000g/m3Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin itu. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Kompas adalah alat penunjuk arah yang bekerja berdasarkan gaya medan magnet. Pada kompas selalu terdapat sebuah magnet sebagai komponen utamanya. Magnet tersebut biasanya berbentuk sebuah jarum penunjuk. Saat magnet penunjuk tersebut berada dalam keadaan bebas, maka akan mengarah ke utara-selatan magnet bumi. Inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan kompas dan alat navigasi berbasis medan magnet yang lain. Umumnya kompas terdiri dari 3 komponen kompas, yaitu badan kompas, jarum magnet, dan skala arah mata angin. Badan kompas berfungsi sebagai pembungkus dan pelindung komponen utama kompas. Jarum magnet dipasang sedemikian rupa agar bisa berputar bebas secara horizontal. Skala penunjuk umumnya berupa lingkaran 360 dan arah mata angin.Pada metode Iodine Pentoxide gas CO di udara akan bereaksi dengan Iodin Pentoksida pada suhu 135 - 1500oC, membentu gas CO2 dan uap Iodin. Senyawa yang terbentuk akan ditangkap oleh larutan potassium iodide. Kadar gas CO di udara dapat ditentukan dengan menganalisis kadar gas CO2 atau Iodin yang dihasilkan dengan cara analisis menggunakan alat spektrofotmeter. Pembacaan dilakukan pada panjang gelombang 352 nm.