BAB IV + V Edit
Click here to load reader
-
Upload
nawis-wibowo -
Category
Documents
-
view
216 -
download
2
description
Transcript of BAB IV + V Edit
BAB IV
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus seorang anak laki-laki berusia 6 bulan 6 hari yang
didiagnosis sebagai suspek disentri basiller dehidrasi ringan-sedang. Diagnosis
disentri basiller dehidrasi ringan/sedang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan bahwa Anak BAB darah sejak 4
hari sebelum masuk rumah sakit. Berak sebanyak 5 kali, berampas, dan ada lendir
yang bercampur darah pada kotoran anak. Kotoran anak berwarna kuning
kecoklatan sampai kemerahan, serta berbau busuk. Banyak berak tiap kali kira-
kira ¼ gelas aqua.. Dua hari sebelum masuk rumah sakit anak muntah berisi
makanan yang dimakan, panas (+) sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas
tinggi dan turun naik apabila diberikan obat penurun panas. Tidak ditemukan
kejang dan menggigil pada anak. Tidak ada batuk dan pilek sebelumnya. Nafsu
makan anak menurun, makan kurang tetapi minum masih mau sedikit-sedikit.
Anak masih bisa kencing dengan warna kuning namun volumenya lebih sedikit
daripada biasanya. Anak tampak sangat kurus dan lemah.. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan peningkatan bising usus.
Tanda-tanda dehidrasi tidak ditemukan pada anak karena sebelumnya
anak telah mendapatkan cairan di instalasi gawat darurat (IGD) sampai terjadi
status rehidrasi. Anak minum dengan lahap saat diberi minum. Dari pemeriksaan
fisik turgor kulit kembali dengan lambat. Berdasarkan gejala tersebut anak sudah
42
mengalami dehidrasi ringan-sedang. Berikut di bawah ini tabel pembagian derajat
dehidrasi:1
Tabel 5. Penilaian klinis tingkat dehidrasi menurut WHO1
Cara Menilai Dehidrasi
Penilaian A B C
Lihat KU Baik, sadar Gelisah* Tidak sadar*
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Tidak haus Minum rakus* Tidak bisa minum*
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat*Sangat lambat (> 3
detik)*
Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi
Dehidrasi tidak berat,
bila ada tanda *
ditambah 1 atau lebih
tanda lain
Dehidrasi berat, bila
ada tanda * ditambah
1 atau lebih tanda lain
Pemeriksaan fisik yang dilakukan saat di bangsal menunjukkan demam
yang telah menurun, ditandai dengan suhu aksila 37,40C karena telah mendapat
paracetamol di IGD. Nadi 98 kali/menit dan frekuensi pernapasan 28 kali/menit
43
menunjukkan dehidrasi ringan/sedang telah berhasil diatasi. Anak tidak rewel lagi
dan mukosa mulut basah serta turgor yang cepat kembali mendukung bahwa
rehidrasi sudah terjadi.
Berdasarkan gejala klinis diare, kemungkinan besar diare akut pada anak
ini disebabkan oleh infeksi Rotavirus. Gejala yang disebabkan oleh Rotavirus
biasanya muncul dalam 48 jam. Demam sedang, muntah-muntah, diare tanpa
ampas, dan nyeri pada perut adalah gejala-gejala yang biasanya muncul. Diare
cair tanpa ampas biasanya terjadi beberapa kali dalam sehari. Infeksi Rotavirus
biasanya dapat menimbulkan dehidrasi berat pada bayi dan anak kecil. Gejala
dehidrasi antara lain letargi, mukosa yang kering, kulit yang dingin, tidak adanya
air mata saat menangis, mata cekung dan kehausan yang amat sangat. Gejala yang
ditemukan pada anak antara lain panas tinggi yang mencapai 40° C, adanya
muntah, volume tinja yang sedang (1/4 gelas aqua), frekuensi antara 5-10 kali
(pada kasus 5 kali BAB), konsistensi tinja cair, warna tinja kekuningan, dan
ditemukannya anoreksia pada anak.14
Untuk penatalaksanaan diare pada kasus ini, diberikan IVFD RL 9
tetes/menit, oralit tiap kali anak BAB cair, Lacto B 2 x 1 sachet, Zinkid 1 x 1
tablet, dan paracetamol sirup 3 x 0,5 cth. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa terapi untuk diare pada anak adalah pemberian oralit dan zinc.
Dosis oralit untuk anak 7 bulan seperti pada kasus ini adalah 50-100 mL tiap kali
BAB. Zinc diberikan sesuai dengan dosis yang disarankan yaitu 20 mg (1 tablet)
per hari untuk anak usia di atas 6 bulan.
44
Lacto B adalah probiotik yang berperan sebagai inhibitor kompetitif bagi
patogen-patogen usus. Kemungkinan mekanisme efek probiotik dalam
pencegahan diare adalah melalui perubahan lingkungan mikro lumen usus (pH,
oksigen), produksi bahan antimikroba terhadap beberapa patogen usus, kompetisi
nutrien, mencegah adhesi kuman patogen pada enterosit, modifikasi toksin atau
reseptor toksin efek trofik terhadap mukosa usus melalui penyediaan nutrien dan
imunomodulasi. Dosis Lacto B yang disarankan untuk anak usia > 6 bulan adalah
2 x 1 sachet.1
Sirup paracetamol diberikan untuk menurunkan demam pada anak.
Demam yang cukup tinggi pada anak harus diturunkan terutama pada anak dengan
diare dan malnutrisi karena pengeluaran keringat akibat demam semakin
memperburuk status hidrasi anak. Pemberian infus RL sebanyak 9 tpm pada kasus
ini sebenarnya tidak tepat. Diare akut dengan dehidrasi ringan/sedang tidak
memerlukan jalur intravena karena dehidrasi cukup ditangani dengan oralit 75
mL/kgBB dalam 3 jam. Apabila keadaan anak membaik, maka sesudahnya anak
diberikan cairan lebih banyak daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi. Selain
itu dapat juga diberikan cairan rumah tangga sebanyak yang anak mau dan
makanan. Pada penanganan kekurangan energi protein pun penggunaan jalur
intravena tidak disarankan kecuali pada kasus syok. Penggunaan jalur intravena
ini termasuk dalam 4 “jangan” yaitu hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan pada
terapi pasien dengan kekurangan energi protein yaitu jangan memberikan Fe
sebelum minggu ke-2, jangan berikan cairan intravena kecuali pada syok atau
45
dehidrasi berat, jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi, dan
jangan berikan diuretik pada pasien kwashiorkor.15
Setelah dirawat selama 3 hari di subdivisi gastroenteritis anak mengalami
perbaikan klinis yang ditandai dengan BAB sebanyak 1 kali yang meskipun masih
cair namun sudah berampas, tidak ada muntah, tidak ada demam, anak sudah mau
makan dan minum. Kelembaban kulit cukup, mata tidak cekung, tidak ada gejala
maupun tanda dehidrasi pada anak. Bising usus tidak lagi meningkat.
Tata laksana gizi sesuai dengan 10 langkah penatalaksanaan gizi buruk.
Berikut poin-poin penatalaksanaan tersebut yang dilakukan pada perawatan anak
A:11
1. Memperbaiki kekurangan gizi mikro yaitu dengan pemberian:
a. Vitamin A 100.000 IU sesuai dengan dosis anak usia 6-11 bulan yaitu
100.000 IU.
b. Vitamin B kompleks 1 x 1 tablet
c. Vitamin C 1 x 50 mg
d. Zinc 1 x 20 mg sesuai dengan protap diare yaitu zinc diberikan selama 10-
14 hari dengan dosis 20 mg pada anak usia di atas 6 bulan.
e. Asam folat 1 x 1 tablet diberikan karena pada anak terdapat kadar
hemoglobin yang cukup rendah (9,4 g/dL). Asam folat merupakan salah
satu mikronutrien yang esensial dalam pembentukan sel darah merah,
sehingga kekurangan asam folat dapat menimbulkan anemia megaloblastik
pada kasus ini.
2. Memberikan makanan untuk fase stabilisasi, yaitu:
46
BB ideal anak: 7,7 kg
Kebutuhan nutrisi anak: E = 90 (80-100) x 7,7 kg = 693 kkal
P = 1,2 (1-1,5) x 7,7 kg = 9,24 gram
C = 130 (130-200) x 7,7 kg = 1001 mL
Dipenuhi dengan:
Resomal (2 jam pertama) = 5 mL/kgBB, yaitu 25 cc per ½ jam (4 kali)
10 jam berikutnya 5-10 mL/kgBB = 25-50 cc per 2 jam (5 kali)
F75 (6 kali): E = 6 x 75 = 450 kkal
P = 6 x 0,9 = 5,4 gram
C = 6 x 100 = 600 mL
LLM (6 x 2 sachet): E = 6 x 2 x 22 = 264 kkal
P = 6 x 2 x 0,53 = 6,36 gram
C = 6 x 2 x 30 = 360 mL
Total: E = 714 kkal
P = 11,76 gram
C = 1310 mL
3. Pemberian antibiotik kotrimoksasol pada hari ketiga. Dosis kotrimoksasol
untuk anak dalam kasus ini adalah 2 x 2,5 mL (dosis untuk anak dengan berat
badan 3-<6 kg), dimana tiap 5 mL sirup mengandung 200 mg
sulfametoksazol (SMX) dan 40 mg trimetoprim (TMP).
Anak mulai diberikan 10 langkah tata laksana terapi malnutrisi pada
tanggal 17 Juni 2012. Pada tanggal 18 Juni 2012 saat ditimbang ulang BB anak
naik 100 gram menjadi 5,1 kg. Status antropometrik anak menurut CDC 2000
47
meningkat dari 65,7% menjadi 66,23%. Hal ini menunjukkan keberhasilan terapi,
walaupun sebenarnya masih ada sedikit kekurangan seperti terlambatnya
pemberian antibiotik kotrimoksasol karena tidak ada infeksi yang spesifik pada
anak. Kotrimoksasol seharusnya diberikan mulai hari pertama perawatan
kekurangan energi protein.
Pada tanggal 19 Juni 2012 anak pulang atas permintaan keluarga.
Sebelum pulang ibu telah diberikan pengarahan tentang cara memberikan
makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein. Anak harus diberikan suplementasi
vitamin dan seharusnya diberikan ASI namun karena ibu tidak menyusui ASI
maka disarankan menggunakan susu formula. Anak dibekali antibiotik
kotrimoksasol sirup dengan dosis pemberian 2 x 1 cth. (sama dengan 2 x 5 mL,
tiap 5 mL mengandung 200 mg SMX dan 40 mg TMP) sesuai dengan tata laksana
yaitu penggunaan kotrimoksasol bila tidak ada infeksi yang spesifik. Anak
dianjurkan kontrol ke poli 1 minggu setelah pulang untuk mengawasi
perkembangan anak setelah keluar dari rumah sakit.
BAB V
48
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus pada anak A/laki-laki, berusia 7 bulan 6
hari dengan diagnosis diare akut dehidrasi ringan/sedang dan kekurangan energi
protein berat yang dirawat di ruang Sedap Malam Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.
Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam.
49