Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang...

42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan koneksi matematik siswa SMA. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana sikap siswa dan pendapat guru SMA terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi think-talk-write. Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diperlukan analisis dan interpretasi terhadap data dari hasil penelitian ini. Dalam membahas hasil penelitian, pertama akan ditinjau hasil dari masing-masing kelas, dengan alasan karena karakteristik kedua kelas agak berbeda. Kemudian akan dianalisis hasil total dari kedua kelas tersebut. A. Hasil Penelitian 1. Data Pretes Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari soal berbentuk uraian sebanyak 10 nomor yang terdiri dari 5 soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan 5 soal untuk mengukur kemampuan koneksi matematik. Sedangkan masing-masing nomor mempunyai skor maksimum 4, dengan demikian skor ideal keseluruhan adalah 40.

Transcript of Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang...

Page 1: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran matematika dengan

menggunakan strategi think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif dan kemampuan koneksi matematik siswa SMA. Selain itu juga untuk

mengetahui bagaimana sikap siswa dan pendapat guru SMA terhadap

pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi think-talk-write. Oleh

karena itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diperlukan analisis

dan interpretasi terhadap data dari hasil penelitian ini. Dalam membahas hasil

penelitian, pertama akan ditinjau hasil dari masing-masing kelas, dengan alasan

karena karakteristik kedua kelas agak berbeda. Kemudian akan dianalisis hasil

total dari kedua kelas tersebut.

A. Hasil Penelitian

1. Data Pretes

Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari

soal berbentuk uraian sebanyak 10 nomor yang terdiri dari 5 soal untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif dan 5 soal untuk mengukur kemampuan koneksi

matematik. Sedangkan masing-masing nomor mempunyai skor maksimum 4,

dengan demikian skor ideal keseluruhan adalah 40.

Page 2: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

59

Hasil perolehan nilai pretes kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan

koneksi matematik siswa dari masing-masing kelas secara lengkap dapat dilihat

pada lampiran D1 halaman 162 sampai 165. Adapun gambaran perolehan nilai

siswa tentang kemampuan berpikir kreatif dan koneksi matematik siswa dari

masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Rekapitulasi Data Pretes

Kelas

Berpikir Kreatif Koneksi Matematik

SMI Xmin Xmax

Rata-rata (%)

Simp baku

SMI Xmin Xmax

Rata-rata (%)

Simp baku

XI IPA 5

20 1 7 3,16

(15,81) 1,68 20 3 11

7,00 (35)

2,42

XI IPA 6

20 2 9 3,87

(19,33) 1.55 20 2 9

4,65 (23,25)

1,86

Dari Tabel 4.1. terlihat bahwa rata-rata pretes untuk aspek berpikir kreatif

dari kedua kelas, hampir sama, sedangkan untuk aspek koneksi matematik kelas

XI IPA 5 lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas XI IPA 6. Dalam

pengolahan data, peneliti mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok, yaitu

kelompok siswa dengan kemampuan tingkat tinggi, kelompok siswa dengan

kemampuan tingkat sedang dan kelompok siswa dengan kemampuan tingkat

rendah. Adapun dasar pengelompokkan diambil dari nilai raport matematika siswa

semester 1. Data hasil pretes berdasarkan tingkat kemampuan anak dari masing-

masing kelas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran D 3 halaman 170 sampai

181. Sedangkan rekapitulasi data pretes kemampuan berpikir kreatif dan koneksi

Page 3: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

60

matematik berdasarkan tingkat kemampuan anak bisa dilihat pada Tabel 4.2. dan

Tabel 4.3.

Tabel 4.2.

Rekapitulasi Data Pretes Berpikir Kreatif Berdasarkan Tingkat Kemampuan

Kelas

Tingkat Tinggi Tingkat Sedang Tingkat Rendah

Rata-rata

% dari SMI

Rata-rata

%dari SMI

Rata-rata

% dari SMI

XI IPA-5 5,36 26,82 2,31 11,57 2,10 10,50

XI IPA-6 4,27 21,37 3,76 18,83 3,44 17,22

0

1

2

3

4

5

6

Rat

a-ra

ta

Tinggi Sedang Rendah

Tingkat Kemampuan

XI IPA 5

XI IPA 6

Diagram 4.1. Rata-rata Nilai Pretes Berpikir Kreatif

Page 4: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

61

Pada Diagram 4.1. terlihat bahwa nilai pretes aspek berpikir kreatif di

kelas XI IPA 5, bagi siwa yang berkemampuan tinggi terdapat perbedaan yang

sangat jauh jika dibanding dengan siswa yang berkemampuan sedang dan rendah.

Sedangkan di kelas XI IPA 6 perbedaannya tidak terlalu jauh.

Tabel 4.3.

Rekapitulasi Data Pretes Koneksi Matematik Berdasarkan Tingkat Kemampuan

Kelas

Tingkat Tinggi Tingkat Sedang Tingkat Rendah

Rata-rata

% dari SMI

Rata-rata

%dari SMI

Rata-rata

% dari SMI

XI IPA-5 7,36 36,82 7,25 36,25 6,20 31,00

XI IPA-6 5,54 27,70 4,41 22,06 4,33 21,67

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Rat

a-ra

ta

Tinggi Sedang Rendah

Tingkat Kemampuan

XI IPA 5

XI IPA 6

Diagram 4.2. Rata-Rata Nilai Pretes Koneksi Matematik

Page 5: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

62

Dengan memperhatikan Diagram 4.2. ternyata nilai pretes aspek koneksi

matematik di kelas XI IPA 5 untuk siswa yang berkemampuan tingkat tinggi,

sedang dan rendah, tidak terdapat perbedaan yang sangat mencolok. Begitupun

untuk kelas XI IPA 6 dari semua tingkat kemampuan, tidak terdapat perbedaan

yang sangat jauh. Namun kalau dilihat kemampuan dari kedua kelas, ternyata

untuk aspek koneksi matematik kelas XI IPA 5 lebih tinggi.

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu diuji normalitasnya. Seandainya

perhitungan dilakukan secara manual maka digunakan uji kecocokkan Chi-

Kuadrat ( χ2 ) dengan kriteria pengujian, jika χ2hitung ≤ χ2

tabel pada taraf

signifikansi 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika χ2hitung > χ2

tabel

maka data tidak berdistribusi normal. Namun untuk menghindari kekeliruan,

proses penghitungan tidak dilakukan secara manual tetapi dengan menggunakan

program SPSS-10 dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil perhitungan uji

normalitas aspek kemampuan berpikir kreatif dan koneksi matematik dari

masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai 189.

Adapun rekapitulasi uji normalitas dengan mengunakan SPSS dapat dilihat

pada Tabel 4.4. sebagai berikut:

Page 6: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

63

Tabel 4.4.

Rekapitulasi Uji Normalitas Data Pretes

Kelas

α

Berpikir Kreatif Koneksi Matematik

Probabilitas Asymp.Sig (2-Tailed)

Ket Probabilitas Asymp.Sig (2-Tailed)

Ket

XI IPA 5 0,05 0,003 Tidak

Normal 0,387 Normal

XI IPA 6 0,05 0,292 Normal 0,197 Normal

Pada tabel terlihat bahwa di kelas XI IPA 5 probabilitasnya (Asymp.Sig 2-

Tailed) didapat nilainya 0,003. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. dan

hipotesisnya adalah:

H0 : Populasi berdistribusi Normal

H1 : Populasi berdistribusi Tidak Normal

Sedangkan menurut Akbar (2005 : 120), H0 diterima jika probabilitas >

0,05. Sedangkan 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretes

untuk aspek berpikir kreatif di kelas XI IPA 5 datanya tidak normal. Dan untuk

data pretes aspek berpikir kreatif di kelas XI IPA 6 adalah normal karena 0,292 >

0,05. Sedangkan untuk aspek koneksi matematik dari kedua kelas ternyata

distribusinya adalah normal, karena 0,387 > 0,05 dan 0,197 > 0,05.

2. Data Postes

Setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan

strategi pembelajaran Think-Talk-Write selanjutnya siswa diberikan lagi soal yang

pernah dikerjakan pada waktu pelaksanaan pretes. Dengan demikian soal pretes

Page 7: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

64

dengan soal postes sama. Kemudian setelah dilakukan pengolahan data postes

diperoleh data yang telah direkap pada Tabel 4.5. Secara lengkap data postes

dapat dilihat pada lampiran D 2 halaman 166 sampai 169.

Gambaran untuk data postes kemampuan berpikir kreatif dan koneksi

matematik dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Rekapitulasi Data Postes

Kelas

Berpikir Kreatif Koneksi Matematik

SMI Xmin Xmax Rata-rata

Simp baku

SMI Xmin Xmax Rata-rata

Simp baku

XI IPA 5 20 6 18 11,54 3,61 20 7 19 13,78 2,81

XI IPA 6 20 4 19 10,87 4,28 20 4 20 12,57 4,24

Dengan melihat Tabel 4.5. ternyata hasil postes aspek berpikir kreatif

maupun aspek komunikasi matematik di kedua kelas tidak terdapat perbedaan

yang sangat mencolok. Walaupun terlihat bahwa rata-rata nilai di kelas XI IPA 5

dari kedua aspek ternyata lebih tinggi.

Seperti yang telah dilakukan pada data pretes, maka pada data postespun

diuji normalitasnya, dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Untuk lebih

jelasnya perhitungan dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai 189.

Sedangkan untuk rekapitulasi uji normalitas data postes dapat dilihat pada

Tabel 4.6.

Page 8: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

65

Tabel 4.6.

Rekapitulasi Uji Normalitas Data Postes

Kelas

α

Berpikir Kreatif Koneksi Matematik

Probabilitas Asymp.Sig (2-Tailed)

Ket Probabilitas Asymp.Sig (2-Tailed)

Ket

XI IPA 5 0,05 0,106 Normal 0,222 Normal

XI IPA 6 0,05 0,277 Normal 0,800 Normal

Pada tabel terlihat bahwa dari kedua kelas ternyata data postes

berdistribusi normal. Untuk melihat besarnya peningkatan rata-rata nilai dari

masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7.

Persentase Peningkatan Rata-Rata Nilai

Kelas Berpikir Kreatif Koneksi Matematik

Pretes % SMI

Postes % SMI

Peningkatan % SMI

Pretes % SMI

Postes % SMI

Peningkatan % SMI

IPA-5 15,81 57,71 41,90 35,00 68,90 33,90

IPA-6 19,33 53,92 34,59 23,25 62,84 39,59

Analisis dari nilai pretes dan postes secara keseluruhan ternyata dari kedua

kelas terdapat perbedaan, untuk kelas XI IPA 5 peningkatan yang lebih besar

adalah pada aspek berpikir kreatif yaitu sebesar 41,90 % dari skor maksimum

sebesar 20. Sedangkan untuk kelas XI IPA 6 ternyata peningkatan yang lebih

Page 9: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

66

besar adalah aspek koneksi matematiknya yaitu sebesar 39,59 % dari skor

maksimum sebesar 20.

Sedangkan untuk rekapitulasi data postes berdasarkan tingkat kemampuan

siswa, yaitu kelompok siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang

dan berkemampuan rendah dapat dilihat pada Tabel 4.8. dan Tabel 4.9.

Tabel 4.8.

Rekapitulasi Data Postes Berpikir Kreatif Berdasarkan Tingkat Kemampuan

Kelas Tingkat Tinggi Tingkat Sedang Tingkat Rendah

Rata-rata

% dari SMI

Rata-rata

%dari SMI

Rata-rata

% dari SMI

XI IPA-5 14,82 74,09 11,69 58,44 7,70 38,50

XI IPA-6 14,09 70,45 9,24 46,18 8,22 41,11

Untuk melihat perbandingan nilai postes kemampuan berpikir kreatif dari

kedua kelas, antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah dapat

dilihat pada Diagram 4.3. sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Rat

a-ra

ta

Tinggi Sedang Rendah

Tingkat Kemampuan

XI IPA 5

XI IPA 6

Diagram 4.3. Rata-Rata Postes Berpikir Kreatif

Page 10: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

67

Dengan memperhatikan Tabel 4.8. dan Diagram 4.3. kalau dilihat dari

indikator penelitian, ternyata dari kedua kelas kelompok siswa yang

berkemampuan tingkat tinggi, aspek kemampuan berpikir kreatif siswa tergolong

kriteria yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang berada di kelompok

tingkat kemampuan sedang dan rendah, skor yang didapat lebih dari 70 % dari

skor maksimun ideal. Dengan demikian soal-soal untuk mengukur aspek

kemampuan berpikir kreatif dapat diselesaikan dengan baik oleh siswa yang

tergolong berkemampuan tingkat tinggi. Sedangkan untuk anak yang

berkemampuan sedang dan rendah, soal-soal tersebut kurang dapat dipecahkan

secara baik. Hal ini disebabkan karena siswa yang berkemampuan tingkat tinggi

sangat berantusias dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan

menggunakan strategi Think-Talk-Write.

Tabel 4.9.

Rekapitulasi Data Postes Koneksi Matematik Berdasarkan Tingkat Kemampuan

Kelas

Tingkat Tinggi Tingkat Sedang Tingkat Rendah

Rata-rata

% dari SMI

Rata-rata

%dari SMI

Rata-rata

% dari SMI

XI IPA-5 15,88 79,40 14,06 70,32 11,20 56,00

XI IPA-6 14,64 73,18 10,71 53,53 9,89 49,45

Page 11: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

68

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Rat

a-ra

ta

Tinggi Sedang Rendah

Tingkat Kemampuan

XI IPA 5

XI IPA 6

Diagram 4.4. Rata-Rata Postes Koneksi Matematik

Untuk melihat aspek koneksi matematik yang ada pada Tabel 4.9. dan

Diagram 4.4. terlihat bahwa dari kedua kelas bagi siswa yang berkemampuan

tinggi skor yang didapat hampir sama keduanya mendapat skor diatas 70 % dari

skor maksimum ideal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa yang

berkemampuan tingkat tinggi dapat menyelesaikan soal-soal koneksi matematik

dengan lebih baik. Tetapi dalam hal ini ada juga siswa yang berkemampuan

sedang ternyata rata-rata postesnya mendekati rata-rata postes kelompok siswa

berkemampuan tinggi seperti yang terjadi di kelas XI IPA 5 , skor yang didapat

sebesar 70,32 % dari SMI.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya hipotesis pertama yang diajukan

dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write meningkat dengan

signifikan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Page 12: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

69

H0 : rata-rata pretes dan postes adalah identik (tidak ada perbedaan antara

rata-rata pretes dan rata-rata postes).

H1 : rata-rata pretes dan postes adalah tidak identik (ada perbedaan antara

rata-rata pretes dengan postes).

Adapun dasar pengambilan keputusannya berdasarkan Wahyono

(2004:69) jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan jika probabilitas < 0,05

maka H0 ditolak.

Dalam menghitung perbedaan rata-rata disini penulis menggunakan 2 cara

yang berbeda, karena distribusi ada dua macam yaitu normal dan tidak normal.

Seperti telah diketahui sebelumnya distribusi nilai pretes dari aspek kemampuan

berpikir kreatif untuk kelas XI IPA 5 ternyata tidak normal. Oleh karena itu

digunakan uji non parametrik dengan menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon

ini sebagai pengganti dari uji t, bila datanya tidak memenuhi syarat uji t, dan uji

Wilcoxon digunakan untuk dua sampel yang berhubungan (Ruseffendi ,1993).

Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah jika nilai zhitung > ztabel

maka H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan antara rata-rata nilai pretes dan

nilai postes. Perhitungan secara lengkap mengenai uji Wilcoxon bisa dilihat pada

lampiran E 3 halaman 202 sampai 204.

Tabel 4.10.

Rekapitulasi Aspek Berpikir Kreatif Kls XI IPA 5 Dengan Wilcoxon

Zhitung Ztabel Ket

Tinggi 2,949 1,96 H0 ditolak

Sedang 3,535 1,96 H0 ditolak

Rendah 2,810 1,96 H0 ditolak

Page 13: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

70

Dari perhitungan dengan menggunakan Wilcoxon ternyata untuk semua

tingkat kemampuan siswa yaitu tinggi, sedang dan rendah, H0 semuanya ditolak

yang artinya terdapat perbedaan antara rata-rata pretes dengan rata-rata postes.

Kemudian untuk menguji perbedaan rata-rata sampel yang berdistribusi

normal penulis menggunakan Paired-Sampel T-Tes. Wahyono (2004:65),

mengatakan bahwa analisa Paired-Sampel T-Tes merupakan prosedur yang

digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel yang berhubungan atau

berpasangan. Kita ketahui bahwa untuk variabel pretes dan variabel postes adalah

dua variabel yang berhubungan. Untuk melihat probabilitas pada output Paired-

Sampel T-Tes, bisa dilihat pada kolom Sig. (2-tailed). Perhitungan secara lengkap

untuk analisa Paired-Sampel T-Tes bisa dilihat pada lampiran E 2 halaman 190

sampai 201.

Tabel 4.11.

Rekapitulasi Perbedaan Rata-Rata Pretes-Postes Aspek Berpikir Kreatif dengan Paired-Sampel T-Tes

KLS XI IPA 6

Sig. (2-tailed) Ket

Tinggi 0,000 H0 ditolak

Sedang 0,000 H0 ditolak

Rendah 0,004 H0 ditolak

Dari Tabel 4.11. terlihat bahwa untuk aspek berpikir kreatif di kelas XI

IPA 5 maupun di kelas XI IPA 6 dari anak yang berkemampuan tingkat tinggi,

sedang maupun rendah, ternyata H0 semuanya ditolak, hal ini menunjukkan

Page 14: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

71

bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata pretes dengan postes untuk aspek

berpikir kreatif.

Tabel 4.12.

Rekapitulasi Perbedaan Rata-Rata Pretes-Postes Aspek Koneksi Matematik dengan Paired-Sampel T-Tes

KLS XI IPA 5 KLS XI IPA 6

Sig. (2-tailed) Ket Sig. (2-tailed) ket

Tinggi 0,000 H0 ditolak 0,000 H0 ditolak

Sedang 0,000 H0 ditolak 0,000 H0 ditolak

Rendah 0,000 H0 ditolak 0,000 H0 ditolak

Pada Tabel 4.12. terlihat bahwa untuk aspek koneksi matematikapun baik

untuk kelas XI IPA 5 maupun kelas XI IPA 6, dari semua tingkat kemampuan

ternyata H0 ditolak. Sehingga untuk aspek koneksi matematik juga sama, dapat

disimpulkan bahwa rata-rata pretes dan postes terdapat perbedaan.

Kemudian untuk melihat apakah perbedaan rata-rata pretes dengan postes

adalah signifikan, maka digunakan rumus satistik uji t yang dilihat dari analisis

gain absolutnya. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran E 4

halaman 205 sampai 306. Adapun pengambilan kesimpulan didasarkan dengan

membandingkan thitung dengan ttabel. Jika thitung > ttabel maka perbedaan antara

pretes dengan postes adalah signifikan, dan jika thitung < ttabel maka perbedaan

antara pretes dengan postes tidak signifikan.

Adapun rekapitulasi nilai gain (rata-rata postes – rata-rata pretes) dapat

dilihat pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14. sebagai berikut:

Page 15: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

72

Tabel 4.13.

Rekapitulasi Analisis Gain Berpikir Kreatif

Kelas XI IPA 5 Kelas XI IPA 6

thitung ttabel Ket thitung ttabel Ket

Tinggi 9,258 1,812 Sig 7,012 1,812 Sig

Sedang 14,259 1,752 Sig 6,052 1,746 Sig

Rendah 9,969 1,833 Sig 3,974 1,860 Sig

Tabel 4.14.

Rekapitulasi Analisis Gain Koneksi Matematik

Kelas XI IPA 5 Kelas XI IPA 6

thitung ttabel Ket thitung ttabel Ket

Tinggi 8,924 1,812 Sig 8,686 1,812 Sig

Sedang 6,669 1,752 Sig 9,829 1,746 Sig

Rendah 6,228 1,833 Sig 6,178 1,860 Sig

Dari Tabel 4.13. dan Tabel 4.14. terlihat bahwa dari kelas XI IPA 5

maupun XI IPA 6, dari semua tingkatan kemampuan tinggi, sedang dan rendah,

dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan siswa untuk aspek

berpikir kreatif maupun aspek koneksi matematik adalah signifikan.

Untuk melihat sejauh mana kualitas peningkatan kemampuan berpikir

kreatif dan koneksi matematik siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran

dihitung dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi. Secara lengkap

Page 16: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

73

perhitungan nilai gain ternormalisasi dapat dilihat pada lampiran E 5 halaman 217

sampai 228.

Adapun rekapitulasi dari nilai gain ternormalisasi selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16. sebagai berikut:

Tabel 4.15.

Rekapitulasi Rata-rata Gain Ternormalisasi Aspek Berpikir Kreatif

Kemampuan KELAS XI IPA 5 KELAS XI IPA 6

Rata-rata g Kriteria Rata-rata g Kriteria

TK Tinggi 0,639 Sedang 0,627 Sedang

TK Sedang 0,567 Sedang 0,419 Sedang

TK Rendah 0,313 Sedang 0,282 Rendah

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

Rat

a-ra

ta

Tinggi Sedang Rendah

Tingkat Kemampuan

XI IPA 5

XI IPA 6

Diagram 4.5. Rekapitulasi Rata-Rata Gain Ternormalisasi

Aspek Berpikir Kreatif

Page 17: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

74

Dari tabel tersebut terlihat bahwa untuk kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan tingkat tinggi baik di kelas XI IPA 5 maupun XI IPA 6 terjadi

peningkatan nilai untuk aspek kemampuan berpikir kreatif yang lebih baik dan

hampir sama yaitu mendekati 0,600, walaupun keduanya hanya tergolong kualitas

peningkatan yang sedang. Peningkatan nilai aspek kemampuan berpikir kreatif

untuk kelompok siswa yang berkemampuan sedangpun ternyata mendapatkan

kualitas peningkatan yang sedang. Sedangkan untuk kelompok siswa yang

mempunyai tingkat kemampuan yang rendah ternyata peningkatan nilainyapun

tergolong kualiatas yang rendah walaupun di kelas XI IPA 5 rata-rata gain yang

didapat tergolong kategori sedang namun nilai tersebut sangat mendekati ke

kriteria yang rendah.

Tabel 4.16.

Rekapitulasi Rata-rata Gain Ternormalisasi Aspek Koneksi Matematik

Kemampuan KELAS XI IPA 5 KELAS XI IPA 6

Rata-rata g Kriteria Rata-rata g Kriteria

TK Tinggi 0,661 Sedang 0,839 Tinggi

TK Sedang 0,588 Sedang 0,388 Sedang

TK Rendah 0,350 Sedang 0,350 Sedang

Page 18: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

75

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9R

ata-

rata

Tinggi Sedang Rendah

Tingkat Kemampuan

XI IPA 5

XI IPA 6

Diagram 4.6. Rekapitulasi Rata-Rata Gain Ternormalisasi

Aspek Koneksi Matematik

Dengan melihat Tabel 4.16. ternyata untuk kelas XI IPA 5 untuk semua

tingkatan kemampuan, aspek koneksi matematik kualitas peningkatannya

tergolong kategori sedang, sedangkan untuk kelas XI IPA 6 kelompok siswa yang

berkemampuan tingkat tinggi peningkatannya tergolong kategori yang tinggi,

sedangkan kriteria untuk siswa yang berkemampuan sedang dan rendah tergolong

kualitas yang sedang.

Setelah dianalisis dari masing-masing kelas, selanjutnya akan dianalisis

bagaimana seandainya hasil penelitian dari kedua kelas digabungkan, artinya akan

dilihat total data secara keseluruhan. Dengan demikian jumlah siswa keseluruhan

adalah 74. Selanjutnya data pretes dan postes kemampuan berpikir kreatif dan

koneksi matematik secara total dapat dilihat pada lampiran G 1 halaman 251

sampai 258. Adapun rekapitulasi rata-rata pretes-postes secara keseluruhan dapat

dilihat pada Tabel 4.17.

Page 19: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

76

Tabel 4. 17. Rekapitulasi Rata-Rata Pretes-Postes Secara Total

x BERPIKIR KREATIF x KONEKSI MATEMATIK

Pretes %(SMI) Postes %(SMI) Gain Pretes %(SMI) Postes %(SMI) Gain

3,50 17,5 11,20 56,02 38,52 5,82 29,12 13,18 65,9 36,78

Dengan memperhatikan persentase gain pada Tabel 4.17. dapat dikatakan

bahwa persentase peningkatan untuk aspek berpikir kreatif dari keseluruhan siswa

sebesar 38,52 %, sedangkan peningkatan untuk aspek koneksi matematik sebesar

36,78 %, kedua nilai tersebut tidak terlalu jauh perbedaannya. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa peningkatan aspek berpikir kreatif dan koneksi

matematik secara keseluruhan dapat dikatakan hampir sama. Sedangkan untuk

nilai gain kemampuan berpikir kreatif dan koneksi matematik secara keseluruhan

dapat dilihat pada lampiran H 2 halaman 259 sampai 264. Untuk rekapitulasi rata-

rata pretes-postes berdasarkan tingkat kemampuan siswa secara total dapat dilihat

pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18.

Rekapitulasi Rata-Rata Pretes-Postes Berdasarkan Tingkat Kemampuan Secara Total

KEL. x BERPIKIR KREATIF x KONEKSI MATEMATIK

Pretes % Postes % Gain Pretes % Postes % Gain

Tinggi 4,15 20,75 16,00 80,00 59,25 6,05 30,25 17,50 87,50 57,25

Sedang 3,29 16,45 11,26 56,30 39,85 6,32 31,6 13,32 66,60 35,00

Rendah 3,20 16,00 6,30 31,50 15,50 4,75 23,75 8,60 43,00 19,25

Dari Tabel 4.18. terlihat bahwa siswa yang berkemampuan tinggi untuk

aspek berpikir kreatif maupun aspek koneksi matematik, ternyata rata-rata nilai

Page 20: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

77

postesnya mencapai ≥ 80 % dari skor maksimum ideal. Dengan demikian untuk

siswa yang berkemampuan tinggi, pembelajaran dengan Think-Talk-Write dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan koneksi matematiknya lebih tinggi

jika dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan sedang dan rendah.

Sebelum data diolah lebih lanjut, data pretes dan postes secara keseluruhan

diuji dulu kenormalannya dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov,

perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiranG 3 halaman 265. Ternyata

dari hasil uji tersebut didapat data pretes maupun postes aspek berpikir kreatif

maupun koneksi matematik secara total, datanya berdistribusi normal. Sedangkan

untuk uji kemormalan berdasarkan tingkat kemampuan dapat dilihat pada

lampiran G 4 halaman 266 sampai 267. Adapun rekapitulasinya dapat dilihat pada

Tabel 4.19.

Tabel 4.19.

Rekapitulasi Uji Normalitas Data Pretes Berdasarkan Tingkat Kemampuan Secara Total

KELOMPOK αααα

BERPIKIR KREATIF KONEKSI MATEMATIK

Pretes Postes Pretes Postes

Prob Ket Prob Ket Prob Ket Prob Ket

Tinggi 0,05 0,58 Normal 0,76 Normal 0,89 Normal 0,54 Normal

Sedang 0,05 0.01 Tidak

Normal 0,00

Tidak Normal

0,51 Normal 0,05 Normal

Rendah 0,05 0,33 Normal 0,19 Normal 0,39 Normal 0,10 Normal

Dari Tabel 4.19. ternyata data pretes dan postes untuk aspek berpikir

kreatif di kelompok siswa yang berkemampuan sedang datanya tidak normal,

sedangkan data yang lainnya normal. Oleh karena itu untuk menguji perbedaan

rata-rata pretes dengan postes digunakan dua cara yaitu Paired Sample T-Tes

Page 21: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

78

untuk data yang normal, dan Wilcoxon untuk data yang tidak normal. Perhitungan

secara lengkap dapat dilihat pada lampiran G 5 halaman 268 sampai 270.

Rekapitulasi uji perbedaan rata-rata pretes-postes berdasarkan tingkat kemampuan

secara total dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20.

Rekapitulasi Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes-Postes Berdasarkan Tingkat Kemampuan Secara Total

KELOMPOK BERPIKIR KREATIF KONEKSI MATEMATIK

Tinggi H0 Ditolak

(Paired Sample T-Tes) H0 Ditolak

(Paired Sample T-Tes)

Sedang H0 Ditolak (Wilcoxon)

H0 Ditolak (Paired Sample T-Tes)

Rendah H0 Ditolak

(Paired Sample T-Tes) H0 Ditolak

(Paired Sample T-Tes)

Dari Tabel 4.20. ternyata aspek berpikir kreatif dan koneksi matematik,

dari berbagai tingkatan kemampuan didapat H0 ditolak yang artinya terdapat

perbedaan antara nilai pretes dan nilai postes. Kemudian untuk melihat apakah

peningkatannya itu signifikan, digunakan uji t seperti yang telah dilakukan

sebelumnya untuk masing-masing kelas. Perhitungan dengan uji t secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran G 6 halaman 271 sampai 276. Rekapitulasi dengan uji

t dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21.

Rekapitulasi Analisis Gain Berdasarkan Tingkat Kemampuan Secara Total

KELOMPOK BERPIKIR KREATIF KONEKSI MATEMATIK

thitung ttabel Ket thitung ttabel Ket

Tinggi 31,87 1,73 Sig 16,99 1,73 Sig

Sedang 20,30 1,70 Sig 15,88 1,70 Sig

Rendah 11,07 1,73 Sig 9,34 1,73 Sig

Page 22: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

79

Dari Tabel 4.21. ternyata aspek berpikir kreatif maupun aspek koneksi

matematik dari semua tingkatan kemampuan, didapat peningkatannya adalah

signifikan. Karena didapat dari semua data, ternyata nilai t hitung > dari t tabel.

Untuk selanjutnya akan dilihat bagaimana kualitas peningkatannya, maka

digunakan rumus gain ternormalisasi dari Meltzer. Perhitungan secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran G 7 halaman 277 sampai 282. Adapun rekapitulasinya

disajikan pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22

Rekapitulasi Rata-Rata Gain Ternormalisasi Berdasarkan Tingkat Kemampuan Secara Total

KELOMPOK BERPIKIR KREATIF KONEKSI MATEMATIK

Rata rata g Kriteria Rata rata g Kriteria

Tinggi 0,75 Tinggi 0,81 Tinggi

Sedang 0,47 Sedang 0,49 Sedang

Rendah 0,19 Rendah 0,26 Rendah

Dengan memperhatikan Tabel 4.22. ternyata aspek kemampuan berpikir

kreatif maupun aspek koneksi matematik bagi yang berkemampuan tinggi didapat

kualitas peningkatan yang tinggi, sedangkan untuk siswa yang berkemampuan

tingkat sedang didapat kualitas peningkatan yang sedang, dan untuk siswa yang

berkemampuan tingkat rendah kualitas peningkatannyapun hanya mencapai yang

rendah pula.

Selanjutnya untuk melihat gambaran kemampuan berpikir kreatif

berdasarkan indikator-indikator fleksibilitas, elaborasi, pemahaman, kelancaran

dan perluasan dari hasil postes dari kedua kelas berdasarkan tingkat kemampuan

siswa dapat dilihat pada Tabel 4.23. Tabel tersebut memberikan gambaran

Page 23: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

80

kemampuan aspek berpikir kreatif siswa berdasarkan persentase siswa yang

masuk kategori pemula, biasa, pandai dan istimewa. Adapun yang dimaksud

dengan kategori pemula adalah jika skor jawabannya mendapat nilai 1, kategori

biasa yang mendapat nilai 2, kategori pandai yang mendapat nilai 3 dan kategori 4

untuk jawaban yang mendapat nilai 4, untuk masing-masing soal (lihat kriteria

Feldmann, 2001 pada lampiran B 8 hal 142). Untuk melihat proporsi siwa dari

masing-masing kelas, yang termasuk kategori kreatif pemula, biasa, pandai dan

istimewa dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23.

Persentase Siswa Berdasar Kategori Kemampuan Kreatif Pemula, Biasa, Pandai dan Istimewa

No. Soal dan Indikator Kelas

Tingkat Kemam

puan

Pemula %

Biasa %

Pandai %

Istimewa %

Jumlah diatas

kategori biasa

1 (Fleksibilitas)

IPA 5 Tinggi 9,09 0,00 27,27 63,63 90,90 Sedang 6,25 25,00 62,5 6,25 68,75 Rendah 0,30 0,60 0,10 0,00 0,10

IPA 6 Tinggi 9,09 27,27 36,36 27,27 63,64 Sedang 17,65 23,53 47,06 11,76 58,02 Rendah 11,11 33,33 55,56 0,00 55,56

2 (Elaborasi)

IPA 5 Tinggi 0,00 18,18 54,54 27,27 81,81 Sedang 12,50 37,50 43,75 6,25 50,00 Rendah 0,40 0,50 0,10 0,00 0,10

IPA 6 Tinggi 18,18 18,18 45,45 27,27 81,81 Sedang 32,25 41,18 23,53 0,00 23,53 Rendah 44,44 33,33 22,22 0,00 22,22

3 (Pemahaman)

IPA 5 Tinggi 0,00 18,18 36,36 45,45 81,81 Sedang 0,00 68,75 25,00 8,25 31,25 Rendah 0,40 0,60 0,00 0,00 0,00

IPA 6 Tinggi 18,18 9,09 9,09 63,64 73,73 Sedang 29,41 58,82 11,76 0,00 11,76 Rendah 22,22 44,44 33,33 0,00 33,33

4 (Kelancaran)

IPA 5 Tinggi 18,18 18,18 9,09 54,54 63.64 Sedang 25,00 25,00 18,75 31,25 50,00 Rendah 0,60 0,40 0,00 0,00 0,00

IPA 6 Tinggi 0,00 18,18 18,18 63,64 81,82 Sedang 58,82 17,65 17,65 5,88 23,53

Page 24: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

81

No. Soal dan Indikator Kelas

Tingkat Kemam

puan

Pemula %

Biasa %

Pandai %

Istimewa %

Jumlah diatas

kategori biasa

Rendah 33,33 33,33 11,11 22,22 33,33

5 (Perluasan)

IPA 5 Tinggi 27,27 54,54 0,00 18,18 18,18 Sedang 37,50 62,50 0,00 0,00 0,00 Rendah 0,80 0,20 0,00 0,00 0,00

IPA 6 Tinggi 36,36 27,27 0,00 36,36 36,36 Sedang 70,59 17,65 0,00 11,76 11,76 Rendah 66,67 22,22 0,00 11,11 11,11

Dari tabel terlihat bahwa untuk indikator fleksibilitas, elaborasi,

pemahaman, dan kelancaran ternyata dari masing-masing kelas, untuk kelompok

siswa yang berkemampuan tinggi, yang termasuk kategori pandai dan istimewa

mencapai persentase yang tinggi. Sedangkan untuk siswa yang berkemampuan

tingkat rendah dari kedua kelas tidak ada seorangpun yang termasuk kategori

istimewa. Tetapi untuk indikator perluasan dari kedua kelas walaupun siswa

tersebut tergolong berkemampuan tinggi tetapi persentase siswa yang tergolong

pandai dan istimewa sangat kecil jika dibandingkan dengan indikator yang lain.

Selanjutnya dianalisis kemampuan kreatif siswa yang tergolong kreatif

pemula, biasa, pandai dan istimewa secara total keseluruhan siswa seperti terlihat

pada Tabel 4.24.

Page 25: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

82

Tabel 4.24.

Persentase Siswa Berdasar Kategori Kemampuan Kreatif Pemula, Biasa, Pandai dan Istimewa

No. Soal dan Indikator

Tingkat Kemam

puan

Pemula %

Biasa %

Pandai %

Istimewa %

Jumlah diatas

kategori biasa

1 (Fleksibilitas)

Tinggi 0,00 5,00 45,00 50,00 95,00 Sedang 0,29 32,35 58,82 05,88 64,70 Rendah 50,00 40,00 10,00 0,00 10,00

2 (Elaborasi)

Tinggi 0,00 25,00 50,00 25,00 75,00 Sedang 05,88 47,06 44,12 0,29 44,41 Rendah 80,00 20,00 0,00 0,00 0,00

3 (Pemahaman)

Tinggi 0,00 20,00 20,00 60,00 80,00 Sedang 2,94 64,71 29,40 2,94 32,34 Rendah 60,00 40,00 0,00 0,00 0,00

4 (Kelancaran)

Tinggi 5,00 0,00 20,00 75,00 95,00 Sedang 29,40 38,24 14,71 17,65 32,36 Rendah 70,00 25,00 5,00 0,00 5,00

5 (Perluasan)

Tinggi 15,00 50,00 0,00 35,00 35,00 Sedang 47,06 47,06 0,00 05,88 05,88 Rendah 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Pada Tabel 4.24. ternyata dari total keseluruhan siswapun, untuk

kemampuan berpikir kreatif dengan indikator fleksibilitas, elaborasi, pemahaman,

dan kelancaran, dari kelompok siswa yang berkemampuan tingkat tinggi yang

termasuk kriteria pandai dan istimewa mencapai persentase yang sangat tinggi,

begitu juga untuk aspek perluasan walaupun siswa tersebut ada dikelompok yang

tinggi tetapi yang termasuk kriteria siswa pandai dan istimewa, untuk aspek

tersebut persentasenya sangatlah kecil.

3. Skala Sikap

Untuk melihat sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan strategi think-talk-write siswa diberi angket. Angket tersebut

Page 26: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

83

berisikan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sikap siswa terhadap

pembelajaran matematika, sikap siswa terhadap strategi pembelajaran think-talk-

write, dan sikap siswa terhadap soal-soal berpikir kreatif dan koneksi matematik

yang diberikan. Adapun jumlah keseluruhan dari pernyatan-pernyataan tersebut

ada 30, terdiri dari 20 pernyataan yang positif dan 10 pernyataan yang negatif.

Angket disusun dengan menggunakan skala Likert. Perhitungan skor skala sikap

terhadap pembelajaran matematika dengan strategi think-talk-write dari masing-

masing kelas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran F 2 halaman 221 sampai

232. Sedangkan rekap hasil perhitungan skor skala sikap dapat dilihat pada Tabel

4.25.

Tabel 4.25.

Rekapitulasi Skor Sikap dan Skor Netral

No Sikap Siswa

Deskripsi dan

Indikator

Nomor Soal

Kelas XI IPA 5 Kelas XI IPA 6

Skor Netral

Skor Sikap

Skor Netral

Skor Sikap

1 Terhadap Matemati

ka

Minat (me-nunjukkan kesukaan terhadap matematika)

1,2,12, 14

1,50 2,26 2,25 3,16

Motivasi (menunjuk-kan keseriu-san belajar)

3,21 1,63 1,80 1,75 2,34

Aktivitas siswa menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam diskusi kelas

10,17 1,75 2,23 1,50 1,52

Page 27: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

84

No Sikap Siswa

Deskripsi dan

Indikator

Nomor Soal

Kelas XI IPA 5 Kelas XI IPA 6

Skor Netral

Skor Sikap

Skor Netral

Skor Sikap

2

Terhadap Strategi Think-Talk-Write

Metode Pembelajaran (Menunjuk-kan kesukaan terhadap TTW)

6,11,20 1,42 1,11 2,25 1,59

Aktivitas siswa (Menunjuk-kan persetu-juan aktivits selama proses TTW)

4,8,16, 18,25,

26 1,58 1,63 2,50 2,50

3

Terhadap soal-soal berpikir Kreatif

dan koneksi

matematik yang

diberikan

Aplikasi (menunjuk-kan kreati-vitas berpikir dengan menguasai soal-soal berpikir kreatif dan koneksi matematik)

9 1,75 1,97 3 3,20

Minat (me-nunjukkan kesukaan ter-hadap soal-soal yang diberikan)

13,22, 30

1,67 1,74 2,08 2,26

Motivasi (menunjukan keunggulan dalam me-nyelesaikan soal-soal yang diberikan)

6,7,15, 19,23, 24,27, 28,29

1,69 1,66 2,19 2,30

Page 28: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

85

a. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika

Hasil perhitungan mengenai distribusi skor skala sikap siswa terhadap

pembelajaran matematika secara lengkap dapat dilihat pada lampiran F 3. halaman

243. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dianalisis melalui beberapa

indikator diantaranya adalah minat yaitu untuk menunjukkan kesukaan siswa

terhadap pelajaran matematika, motivasi untuk menunjukkan keseriusan siswa

dalam mengikuti pelajaran matematika, dan aktivitas siswa untuk menunjukkan

keinginan siswa berpartisipasi dalam diskusi kelas.

Ternyata minat siswa terhadap pelajaran matematika yang terdapat pada

pernyataan 1 dan 2 sebagai pernyataan positif dan nomor 12 dan 14 sebagai

pernyataan yang negatif, dari kedua kelas secara umum menunjukkan bahwa sikap

siswa terhadap pelajaran matematika menunjukkan sikap yang positif, walaupun

di kelas XI IPA 5 ada 4 orang yang tidak senang matematika, tetapi sebagian

besar siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap matematika. Hal ini juga

bisa dilihat dari skor sikap siswa pada tabel distribusi skor skala sikap yang ada

pada lampiran F 3 halaman 243 sampai 250, yaitu untuk kelas XI IPA 5 sebesar

2,26 , yang mana skor ini lebih besar jika dibanding dengan skor netral sebesar

1,50. Begitupun di kelas XI IPA 6 skor yang didapat sebesar 3,16 yang nilainya

lebih besar jika dibanding dengan skor netral sebesar 2,25.

Untuk melihat bagaimana motivasi anak dalam pembelajaran matematika

atau keseriusan anak dalam mengikuti pembelajaran matematika tertuang dalam

pernyataan nomor 3 dan nomor 21, Dari Tabel yang ada pada lampiran F 3.

ternyata dari kedua kelas menunjukkan bahwa motivasi atau keseriusan anak

Page 29: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

86

dalam mengikuti pelajaran matematika menunjukkan sikap yang positif hal ini

terlihat dari persentase anak yang setuju dengan yang sangat setuju sangat besar,

apalagi dikelas XI IPA 6 pernyataan 21 yang menunjukkan bahwa anak tidak mau

ketinggalan dalam pelajaran matematika, tidak ada seorangpun anak yang

menjawab tidak setuju atau sangat tidak setuju. Dengan demikian berarti semua

siswa di kelas XI IPA 6 tidak mau ketinggalan dalam pelajaran matematika.

Walaupun di kelas XI IPA 5 ada 5 orang yang menjawab setuju dan tidak setuju

tetapi hal ini tidak terlalu berpengaruh kepada kesimpulan bahwa sikap anak

terhadap pelajaran matematika menunjukkan sikap yang positif. Hal ini juga

diperkuat oleh hasil perhitungan skor yang didapat dari kedua kelas skor sikap

lebih besar jika dibanding dengan skor netral.

Kemudian untuk melihat partisipasi anak dalam diskusi kelas tertuang

dalam pernyataan nomor 10 dan 17. Terlihat bahwa partisipasi anak dalam diskusi

di kelas menunjukkan sikap yang positif. Hal ini dapat dilihat dari skor yang

didapat dari kedua kelas lebih besar jika dibandingkan dengan skor netral.

b. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Strategi Think-Talk-Write

Untuk melihat sikap siswa terhadap strategi pembelajaran think-talk-write,

ada 2 indikator, pertama indikator metode pembelajaran yaitu untuk melihat

kesukaan anak terhadap strategi think-talk-write tertuang dalam pernyataan nomor

6,11,dan 20. Sedangkan indikator aktivitas siswa untuk melihat aktivitas anak

selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi think-talk-write adalah

pernyataan dengan nomor 4,8,16,18,25 dan 26.

Page 30: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

87

Dari Tabel yang ada pada lampiran F 3, ternyata dari kelas XI IPA 5 untuk

pernyataan nomor 6 diketahui bahwa sebagian besar anak kurang menyenangi

pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi think-talk-write, tetapi

berbeda dengan kelas XI IPA 6, dari 37 siswa ternyata 25 atau sebanyak 67,58%

siswa menyenangi strategi pembelajaran think-talk-write. Tetapi untuk pernyataan

nomor 11 dan nomor 20, ternyata dari kedua kelas sebagian besar anak masih

kesulitan belajar matematika walaupun dengan strategi think-talk-write, dan

sebagian besar anak masih menyenangi guru mengajar dengan cara guru

menjelaskan dan anak mendengarkan. Hal ini juga diperkuat dengan hasil skor

sikap siswa dari kedua kelas ternyata lebih kecil dari skor netral.

Untuk melihat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

strategi think-talk-write tertuang dalam pernyataan nomor 4,8,16,18,25 dan 26.

Dari pernyataan nomor 4 dan nomor 8 yang menyatakan bahwa dengan strategi

think-talk-write dapat membantu dan memacu anak dalam belajar matematika,

ternyata dari kedua kelas sebagian besar anak menyatakan setuju terhadap

pernyataan tersebut. Hal ini juga diperkuat dari pernyataan nomor 16 yang

menyatakan bahwa belajar matematika dengan menggunakan strategi think-talk-

write tidak memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, ternyata sebagian besar

siswa menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Dari pernyataan nomor 18, ternyata sebagian besar anak menyatakan

bahwa pembelajaran think-talk-write adalah pembelajaran yang biasa saja, namun

untuk siswa yang berkemampuan tinggi, tidak seperti itu, hal ini dibuktikan

beberapa orang dari kelompok yang berkemampuan tinggi yang menyatakan

Page 31: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

88

bahwa strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi think-talk-write

bukanlah pembelajaran yang biasa, hal ini dapat dilihat dari pernyataan anak yang

ada pada lampiran.

Dari pernyataan nomor 25 dan 26, ternyata dari kedua kelas sebagian besar

anak menunjukkan keaktifannya selama mengikuti pembelajaran dengan strategi

think-talk-write, sebagian besar anak jengkel seandainya ada temannya yang

mengganggu ketika sedang belajar dan tidak malu dalam menyanggah temannya.

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa aktifitas anak selama

pembelajaran dengan strategi think-talk-write menunjukkan sikap yang positif, hal

ini terbukti dari hasil skor sikap siswa lebih besar dari skor netral.

c. Sikap Siswa Terhadap Soal-Soal Berpikir Kreatif dan Koneksi

Matematik

Untuk melihat sikap siswa terhadap soal-soal berpikir kreatif dan koneksi

matematik, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran F 3 .

Dari Tabel yang ada pada lampiran F 3, ternyata dari kedua kelas untuk

pernyataan nomor 9, sebagian besar siswa menyatakan bahwa soal-soal yang

diberikan guru, dapat membantu meningkatkan kemampuan koneksi matematik

dan berpikir kreatif siswa. Hal ini juga diperkuat dari hasil skor sikap siswa dari

kedua kelas hasilnya lebih besar jika dibandingkan dengan skor netral.

Untuk melihat kesukaan anak dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan

tertuang dalam pernyataan nomor 13, 22 dan 20. Untuk pernyataan nomor 13

yang menyatakan bahwa siswa tidak bersemangat dalam menyelesaikan soal-soal

Page 32: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

89

yang diberikan ternyata sebagian besar anak menyatakan tidak setuju bahkan di

kelas XI IPA 6 tidak ada seorang anakpun yang mengatakan sangat setuju. Untuk

pernyataan nomor 22 yang menyatakan bahwa seringnya mengerjakan soal-soal

yang diberikan guru membuat saya lebih siap menghadapi ujian ternyata dari

kedua kelas sebagian besar anak menyatakan setuju dan hanya satu orang yang

menyatakan sangat tidak setuju. Kemudian untuk pernyataan nomor 30 sebagian

besar siswa menyatakan bahwa dengan strategi pembelajaran think-talk-write

dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dibahas.

Dengan demikian untuk analisis siswa terhadap minat atau kesukaan anak

dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan ternyata sikap siswa menunjukkan

sikap yang positif, hal ini diperkuat juga dari hasil perolehan skor sikap siswa dari

kedua kelas ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan skor netral.

Untuk melihat motivasi atau kesungguhan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal yang diberikan tertuang dalam pernyataan nomor 5,7,15,19,23,24,27,28

dan 29. Untuk pernyataan nomor 5 dari kedua kelas ternyata sebagian besar siswa

menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan think-talk-write dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Begitupun untuk pernyataan nomor 7

sebagian besar siswa menyatakan bahwa soal-soal matematika yang diberikan

sangat menantang siswa sehingga siswa selalu berusaha untuk memecahkannya.

Untuk pernyataan nomor 19 dan nomor 23 yang menyatakan bahwa siswa tidak

dapat menyelesaikan soal-soal matematika yang diberikan bila tidak dibantu

teman atau guru dan kadang frustasi bila tidak bisa memecahkan soal-soal

matematika yang diberikan banyak anak yang menjawab setuju tetapi untuk

Page 33: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

90

pernyataan lain yaitu nomor 24, 27, 28 dan 29 yang menyatakan bahwa siswa

berusaha mengerjakan soal matematika yang sulit dan mencoba mengerjakannya

kembali di rumah, hal ini menunjukkan bahwa kesungguhan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal yang diberikan menunjukkan sikap yang positif. Hal ini

juga bisa dilihat dari skor sikap siswa yang lebih besar dari skor netral.

Untuk analisis selanjutnya akan dilihat bagaimana sikap siswa secara total

terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi think-talk-write.

Perhitungan skor sikap siswa secara total dapat dilihat pada lampiran G 9 halaman

284 sampai 289, dan distribusi skor skala sikap ada pada lampiran G 10 halaman

290 sampai 293. Adapun rekapitulasi total skor sikap siswa jika dibandingkan

dengan skor netral dapat dilihat pada Tabel 4.26.

Tabel 4.26.

Rekapitulasi Total Skor Sikap dan Skor Netral

No Sikap Siswa

Deskripsi dan Indikator

Nomor Soal

Skor Netral

Skor Sikap

1 Terhadap Matemati

ka

Minat (menunjukkan kesukaan terhadap matematika)

1,2,12, 14

1,50 2,37

Motivasi (menunjuk-kan keseriu-san belajar)

3,21 1,63 2,02

Aktivitas siswa menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam diskusi kelas

10,17 1,75 2,21

2

Terhadap Strategi Think-Talk-Write

Metode Pembelajaran (Menunjukkan kesukaan terhadap TTW)

6,11,20 1,42 1,18

Aktivitas siswa (Menunjukkan persetujuan aktivits

4,8,16, 18,25,

26 1,63 1,80

Page 34: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

91

No Sikap Siswa

Deskripsi dan Indikator

Nomor Soal

Skor Netral

Skor Sikap

selama proses TTW)

3

Terhadap soal-soal berpikir Kreatif

dan koneksi

matematik yang

diberikan

Aplikasi (menunjuk-kan kreati-vitas berpikir dengan menguasai soal-soal berpikir kreatif dan koneksi matematik)

9 1,75 2,00

Minat (me-nunjukkan kesukaan ter-hadap soal-soal yang diberikan)

13,22, 30

1,58 1,88

Motivasi (menunjukan keunggulan dalam me-nyelesaikan soal-soal yang diberikan)

6,7,15, 19,23, 24,27, 28,29

1,58 2,54

Dari Tabel 4.26. ternyata jika berbicara data secara totalpun hasilnya tidak

jauh berbeda dengan hasil yang didapat dari masing-masing kelas. Seperti sikap

siswa terhadap matematika dari semua indikator ternyata skor sikap lebih besar

dari skor netral, yang artinya sikap siswa terhadap matematika menunjukkan hal

yang positif. Kemudian sikap siswa terhadap strategi pembelajaran think-talk-

write dari keseluruhan siswa, walaupun sebagian besar anak kurang menyenangi

strategi think-talk-write tetapi mereka menunjukkan aktivitas yang positif selama

mengikuti pembelajaran tersebut, ini terbukti dengan skor siswa mengenai

aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran ternyata lebih besar jika

dibandingkan dengan skor netral. Selanjutnya sikap siswa terhadap soal-soal

aspek berpikir kreatif dan koneksi matematik dari semua indikator ternyata skor

sikap lebih besar jika dibanding dengan skor netral, hal ini menunjukkan bahwa

Page 35: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

92

sikap siswa terhadap soal-soal berpikir kreatif dan koneksi matematik

menunjukkan sikap yang positif.

4. Observasi

Untuk melihat bagaimana aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran

matematika dengan menggunakan strategi think-talk-write, maka peneliti meminta

2 orang guru matematika untuk menjadi pengamat. Kemudian berdasarkan format

yang telah diisi oleh 2 orang pengamat itu, ternyata selama proses pembelajaran

dengan menggunakan strategi think-talk-write, anak bisa mengikuti aturan main

yang harus diikuti dalam strategi pembelajaran think-talk-write, walaupun pada

awal-awal pertemuan anak masih terlihat kaku dalam mengikuti proses

pembelajaran seperti ini, tetapi untuk pertemuan pertemuan selanjutnya anak

dapat mengikuti aturan main pembelajaran dengan menggunakan strategi think-

talk-write dengan baik.

B. Pembahasan

Sebelum membahas lebih lanjut dari hasil penelitian, terlebih dahulu akan

dibahas bagaimana karakteristik dari sampel yang dipakai dalam penelitian ini.

Peneliti tidak menggunakan kelas yang biasa peneliti pegang sehari-hari tetapi

meminjam kelas teman untuk dipakai dalam penelitian ini. Kelas yang digunakan

adalah dua kelas yaitu kelas XI IPA 5 dan kelas XI IPA 6. Adapun karakteristik

dari kedua kelas ini memang agak berbeda, kelas XI IPA 5 memang agak sulit di

atur, sedikit agak kesulitan dalam mengkondisikan anak dalam pembelajaran

Page 36: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

93

tetapi waktu diskusi mereka ikut aktif dan situasi kelas agak rame. Berbeda

dengan kelas XI IPA 6 situasi kelas agak mudah diatur, tetapi waktu berdiskusi

terkadang hanya mengandalkan ketua kelompoknya saja.

Dengan melihat rata-rata nilai rapor matematika pada semester 1 dan

dengan melihat kemampuan siswa waktu mengikuti proses pembelajaran, maka

peneliti membagi siswa menjadi tiga kelompok sesuai dengan tingkat

kemampuannya. Yaitu kelompok siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah. Di kelas XI IPA 5 kelompok siswa yang berkemampuan tingkat tinggi

rata-rata nilai raportnya 80,73, kelompok sedang 73,19 dan kelompok rendah

69,50. Dan kelas XI IPA 6 rata-rata nilai raportnya 77,00, kelompok sedang 68,77

dan kelompok rendah 65,00. Dengan memperhatikan latar belakang dari

kemampuan kedua kelas tersebut ternyata kelas XI IPA 5 kemampuan

matematiknya lebih tinggi jika dibandingkan dengan kemampuan matematik kelas

XI IPA 6.

Selama pelaksanaan penelitian, terkadang ada saja kendala yang tidak

diduga sebelumya baik terhadap siswa maupun terhadap peneliti itu sendiri.

Sehingga waktu yang sudah dijadwalkan sebelumnya, tidak dapat dilaksanakan

sesuai rencana sehingga peneliti harus mencari waktu penggantinya, terkadang

peneliti meminjam jam orang lain agar bisa masuk ke kelas, walaupun waktu itu

siswa tidak siap untuk belajar matematika. Kemudian dari pihak siswa terkadang

harus mengikuti kegiatan lain sehingga siswa mau tidak mau harus meninggalkan

pembelajaran matematika.

Page 37: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

94

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

Dari data pretes kedua kelas didapat rata rata yang tidak jauh berbeda antara

kelas XI IPA 5 dan kelas XI IPA 6. Rata-rata pretes untuk kelas XI IPA 5 adalah

3,16 dan untuk kelas XI IPA 6 adalah 3,87. Sedangkan untuk nilai postes kelas XI

IPA 5 meningkat sebesar 11,54 dan untuk kelas XI IPA 6 meningkat sebesar

10,86. Dengan melihat skor pretes dan skor postes maka untuk meyakinkan

bahwa nilai pretes dan postes ada perbedaan, dilakukan uji perbedaan rata-rata

dengan menggunakan Paired Sample T-Test untuk kelas XI IPA 6 karena data

tersebut berdistribusi normal. Berbeda dengan kelas XI IPA 5 pengujian

menggunakan Uji Wilcoxon karena datanya tidak normal. Ternyata dari pengujian

rata-rata tersebut didapat bahwa rata-rata pretes dengan postes tidak identik,

artinya terdapat perbedaan rata antara skor pretes dan skor postes.

Kemudian untuk melihat apakah perbedaan rata-ratanya itu signifikan atau

tidak. Maka dilakukan analisis nilai gain, dengan menggunakan pengujian nilai t

dan ternyata dari kedua kelas dan dari semua tingkat kemampuan baik itu tinggi,

sedang dan rendah ternyata perbedaan rata-ratanya itu signifikan. Lebih lanjut lagi

untuk melihat sejauh mana kualitas peningkatannya maka dilakukan lagi

pengujian dengan menggunakan rumus dari Meltzer, ternyata hasilnya untuk

kelas XI IPA 5 dari tingkatan kemampuan tinggi, sedang dan rendah termasuk

peningkatan dengan kualitas yang sedang dan untuk kelas XI IPA 6 untuk tingkat

kemampuan yang tinggi dan sedang mendapat kualitas yang sama yaitu kualitas

sedang, sedangkan untuk tingkat kemampuan siswa rendah hanya mendapat

kualitas peningkatan yang rendah.

Page 38: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

95

Pembahasan selanjutnya yaitu data kedua kelas digabung, sehingga menjadi

skor total. Perhitungan sama seperti yang telah dilakukan di masing-masing kelas,

pertama diuji dulu kenormalannya. Ternyata didapat data yang tidak normal yaitu

untuk data pretes-postes berpikir kreatif di kelompok yang sedang. Sedangkan

yang lainnya didapat data yang normal. Kemudian diuji perbedaan rata-rata pretes

dengan rata-rata postes, dengan menggunakan Paired Sample T-Tes untuk data

normal dan Wilcoxon untuk data yang tidak normal. Dari hasil perhitungan

didapat bahwa terdapat perbedaan rata-rata pretes dengan rata-rata postes aspek

kemampuan berpikir kreatif. Kemudian untuk melihat apakah peningkatannya itu

signifikan, digunakan uji t, dan didapat bahwa peningkatannya adalah signifikan.

Untuk melihat sejauh mana peningkatannya maka digunakan rumus dari Meltzer,

dan ternyata untuk siswa yang berkemampuan tinggi didapat kualitas peningkatan

yang tinggi, untuk siswa yang berkemampuan sedang kualitas peningkatannya

sedang, dan untuk siswa yang berkemampuan rendah didapat kualitas yang

rendah.

Menurut Tabel 4.23. dan Tabel 4.24. ternyata dari masing-masing kelas

maupun dari total keseluruhan siswa persentase siswa yang tergolong di atas

biasa yaitu pandai dan istimewa paling tinggi terletak pada kelompok siswa yang

berkemampuan tingkat tinggi untuk indikator fleksibilitas, elaborasi, pemahaman

dan kelancaran. Sedangkan untuk indikator perluasan baik kelompok tinggi

sedang dan rendah masih tergolong kriteria yang rendah. Dengan demikian

pembelajaran matematika dengan strategi think-talk-write untuk siswa yang

berkemampuan tingkat tinggi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

Page 39: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

96

untuk indikator fleksibilitas, elaborasi, pemahaman dan kelancaran. Tetapi untuk

siswa yang berkemampuan tingkat sedang dan rendah masih harus ditingkatkan

lagi cara memotivasi anak dalam meningkatkan aspek berpikir kreatif.

2. Kemampuan Koneksi Matematik

Dari data pretes kemampuan koneksi matematik didapat untuk kelas XI IPA

5 rata-ratanya 7,00 dengan simpangan baku 2,41, dan untuk kelas XI IPA 6

didapat rata-ratanya 4,65 dengan simpangan baku 1,86. Dengan demikian tampak

bahwa nilai kelas XI IPA 5 lebih menyebar jika dibanding dengan kelas XI IPA 6.

Sedangkan untuk data postes kemampuan koneksi matematik kelas XI IPA 5 rata-

ratanya 13,78 dan untuk kelas XI IPA 6 rata-ratanya 12,57. Secara keseluruhan

terlihat bahwa rata-rata dari kedua kelas ternyata kelas XI IPA 5 lebih tinggi jika

dibanding dengan kelas XI IPA 6. Hal ini disebabkan walaupun kondisi kelas sulit

diatur tetapi waktu berdiskusi kelas mereka mengikutinya dengan baik sehingga

situasi kelas agak rame dan waktu berdiskusi tidak hanya mengandalkan ketua

kelompok saja.

Jika dilihat dari tingkat kemampuan siswa yang digolongkan kemampuan

tingkat tinggi, sedang dan rendah, didapat kelas XI IPA 5 rata-rata nilai postes

kemampuan koneksi matematik untuk siswa yang berkemampuan tingkat tinggi

sebesar 15,88, tingkat sedang 14,06, dan tingkat rendah sebesar 11,20. Sedangkan

untuk kelas XI IPA 6 siswa yang berkemampuan tingkat tinggi rata-ratanya 14,64,

tingkat sedang 10,71, dan tingkat rendah 9,89. Dengan demikian kelompok siswa

Page 40: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

97

yang berkemampuan tinggi dapat menyelesaikan soal-soal koneksi matematik

dengan baik.

Sedangkan seandainya dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi, ternyata

untuk kelas XI IPA 5 untuk semua tingkatan kemampuan tinggi, sedang dan

rendah, peningkatannya tergolong kriteria yang sedang. Tetapi untuk kelas XI IPA

6 untuk siswa yang berkemampuan tingkat tinggi peningkatannya tergolong

kriteria yang tinggi dan untuk siswa yang berkemampuan sedang dan rendah

tergolong kriteria yang sedang. Hal ini disebabkan siswa yang berkemampuan

tinggi di kelas XI IPA 6 mereka sangat berantusias dalam mengikuti

pembelajaran. Ditambah lagi waktu berdiskusi mereka sangat dominan dalam

menyampaikan pendapatnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika

dengan menggunakan strategi think-talk-write, di kelas XI IPA 5 dapat

meningkatkan kemampuan koneksi matematik dengan kualitas yang sedang untuk

semua tingkatan kemampuan siswa. Sedangkan di kelas XI IPA 6 didapat

kualitas peningkatan yang tinggi untuk kelompok siswa yang berkemampuan

tinggi sedangkan untuk siswa yang berkemampuan sedang dan rendah hanya

mendapat kriteria yang sedang.

Selanjutnya jika datanya digabungkanpun ternyata untuk aspek koneksi

matematik terdapat perbedaan rata-rata pretes dan rata-rata postes, dengan

peningkatan yang signifikan. Adapun kualitas peningkatannya yaitu tinggi untuk

siswa yang berkemampuan tinggi, kualitas sedang untuk siswa yang

Page 41: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

98

berkemampuan sedang dan kualitas rendah untuk siswa yang berkemampuan

rendah.

3. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran dengan Strategi Think-Talk-Write

Sikap siswa terhadap strategi pembelajaran, walaupun tidak semua siswa

setuju dengan strategi pembelajaran think-talk-write, tetapi banyak juga anak yang

menyatakan bahwa dengan pembelajaran think-talk-write dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan koneksi matematik. Kemudian

diperkuat lagi dengan pernyataan yang menunjukkan persetujuan selama aktivitas

dalam mengikuti pembelajaran dengan strategi think-talk-write skor sikap lebih

besar dari skor netral untuk kelas XI IPA 5 maupun Kelas XI IPA 6, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan

strategi think-talk-write sebenarnya dapat diterima secara positif oleh siswa.

Terlihat juga waktu anak mengikuti proses pembelajaran walaupun pada

pertemuan pertama anak masih terlihat kaku, hal ini dapat dimaklumi karena anak

baru mengenal strategi pembelajaran tersebut, tetapi untuk pertemuan selanjutnya

anak dapat mengikuti aturan main dari strategi pembelajaran think-talk-write.

Antusias siswa terhadap pembelajaran dengan strategi think-talk-write bagi anak

yang berkemampuan tinggi sangatlah menonjol jika dibanding dengan siswa yang

berkemampuan sedang dan rendah. Mereka sangatlah tertantang dalam

mengerjakan soal-soal dalam Lembar Aktivitas Siswa, walaupun guru tidak

menerangkan materi tersebut, tetapi guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Guru

hanya mambantu seandainya ada siswa yang masih kebingungan terhadap materi.

Page 42: Bab IV Temuan dan Pembahasan · Data hasil tes matematika terdiri dari pretes dan postes, yang didapat dari ... masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran E 1 halaman 182 sampai

99

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan strategi think-talk-write secara umum

memberikan respon yang positif.

Untuk data skala sikap dari keseluruhan siswapun, hasilnya tidak ada

perbedaan dari kesimpulan yang didapat dari masing-masing kelas. Dari semua

siswa dapat dikatakan bahwa sikap siswa terhadap strategi pembelajaran think-

talk-write menunjukkan sikap yang positif.

4. Hasil observasi

Dari hasil observasi yang didapat dari 2 orang pengamat, ternyata selama

proses pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi think-talk-write

mereka menilai bahwa selama proses pembelajaran, anak dapat mengikuti aturan

main yang harus diikuti pada pembelajaran dengan strategi think-talk-write

dengan baik. Walaupun pada awalnya siswa agak kaku, tetapi siswa dengan cepat

dapat mnyesuaikan dengan aturan yang ada pada strategi think-talk-write. Hasil

observasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran H.