BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... ·...

63
333 BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN PENATAAN KAWASAN SEMANGGI SEBAGAI MIX-USED URBAN DISTRICT DI SURAKARTA 4.1 Program Kawasan 4.1.1 Konsep Program dan Tema Kawasan a. Aspek Citra Arsitektur Pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta mempunyai fungsi utama sebagai tempat hunian vertikal masyarakat di RW 2 Kelurahan Semanggi. Studi citra arsitektural dalam pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta ini berkaitan dengan penggunaan material, struktur dan konstruksi yang lebih menekankan pada aspek estetika yang akan dihasilkan dari ekspresi sistem struktur ataupun konstruksinya yang mempunyai aspek simbolik yang representatif akan budaya dari kampung Semanggi, lingkungan Kota Surakarta dan norma-norma yang berada disana. Untuk mendapatkan aspek-aspek tersebut, pilot projek ini tidak bisa lepas dari prinsip guna dan prinsip citra. Melalui teknik ornamentasi yang jujur lewat pengolahan dan penggunaan material lokal yang ditempatkan dengan tepat merupakan prinsip sebuah citra yang bisa menimbulkan suatu kekhasan yang bisa ditangkap dari bangunan kampung vertikal pada

Transcript of BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... ·...

Page 1: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

333

BAB IV

PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN PENATAAN KAWASAN SEMANGGI SEBAGAI MIX-USED URBAN DISTRICT DI SURAKARTA

4.1 Program Kawasan

4.1.1 Konsep Program dan Tema Kawasan

a. Aspek Citra Arsitektur

Pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan

Semanggi Di Surakarta mempunyai fungsi utama sebagai tempat

hunian vertikal masyarakat di RW 2 Kelurahan Semanggi. Studi citra

arsitektural dalam pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada

Kawasan Semanggi Di Surakarta ini berkaitan dengan penggunaan

material, struktur dan konstruksi yang lebih menekankan pada aspek

estetika yang akan dihasilkan dari ekspresi sistem struktur ataupun

konstruksinya yang mempunyai aspek simbolik yang representatif

akan budaya dari kampung Semanggi, lingkungan Kota Surakarta dan

norma-norma yang berada disana. Untuk mendapatkan aspek-aspek

tersebut, pilot projek ini tidak bisa lepas dari prinsip guna dan prinsip

citra.

Melalui teknik ornamentasi yang jujur lewat pengolahan dan

penggunaan material lokal yang ditempatkan dengan tepat

merupakan prinsip sebuah citra yang bisa menimbulkan suatu

kekhasan yang bisa ditangkap dari bangunan kampung vertikal pada

Page 2: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

334

pilot projek ini. Pelingkup luar dan dalam bangunan perkampungan

vertikal yang berkonteks lingkungan dan selaras dengan alam lewat

penyesuaian kondisi tapak, iklim setempat bahkan sejarah atau

stigma positif yang sudah melekat.

Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi

dengan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat kampung di Kota

Surakarta yang kental dengan Budaya Jawa. Ekspresi esensi

bangunan yang representatif lewat pemilihan struktur dan cara

konstruksi yang berhakekat stabil antara unsur yang ditopang dan

unsur yang menopang. Perencanaan bangunan kampung vertikal bisa

peka menentukan citra ruang dari fungsi dan aktivitas warga kampung

melalui Pengolahan citra ruang yang bisa mempengaruhi psikologis

manusia dalam lingkup maupun luar lingkup bangunan.

b. Performance Kawasan

Pada lokasi pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada

Kawasan Semanggi Di Surakarta ini terdapat beberapa tatanan

segmen zona fungsi, antara lain fungsi hunian di Perkampungan

Vertikal, fungsi perdagangan-jasa dan industri kreatif yang

digunakan warga untuk tempat bekerja, berjualan souvenir, berjualan

makanan, membuka warung makan, berlatih seni budaya seperti

sendra tari dan berlatih membuat kerajinan tangan mereka sendiri

dengan dampingan komunitas-komunitas dan fungsi ruang terbuka

Page 3: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

335

hijau. Ruang terbuka hijau ini digunakan oleh masyarakat sekitar

untuk mengadakan festival budaya kampung, melihat sendra tari,

tempat bermain anak, berkumpul, bercengkerama, bersepeda,

berolahraga dan aktivitas lainnya. Selain itu di ruang terbuka hijau ini

digunakan juga untuk meperbaiki iklim mikro pada RW 2, terdapat

sebuah embung retensi yang bisa dimanfaatkan kembali airnya lewat

pengolahan lebih lanjut untuk membantu memenuhi kebutuhan air

bersih pada RW 2.

Dengan adanya beberapa pembagian segmen fungsi pada

kawasan makro, maka kawasan ini akan sangat berpotensi untuk

dikembangkan lagi secara berkelanjutan ke tingkat Kelurahan

Semanggi bahkan sampai pada skala Kota Surakarta, sehingga bisa

menjadi landmark baru dari Kelurahan Semanggi dan menjadi

percontohan peremajaan kawasan bagi Kota Surakarta.

c. Aspek Fungsi Kawasan

Lokasi kawasan Penataan Perkampungan Vertikal dan

Pengembangan Segmen Kawasan Semanggi Di Surakarta ini berada

pada Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon yang masuk

SUBBWP V pada BWP I. Menurut RDRT Kota Surakarta Kawasan

SUBBWP I diarahkan dengan fungsi sebagai Pariwisata,

Perdagangan dan Jasa, Olah Raga dan RTH. Zona SUB-BWP V yang

termasuk dalam zona umum yakni zona peruntukan lahan budidaya

Page 4: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

336

dan lindung. Lebih mengerucut lagi Kawasan Semanggi termasuk

dalam kawasan peruntukan pendidikan, kawasan sempadan

sungai, kawasan sempadan rel, kawasan peruntukan

pemakaman, ruang terbuka hijau dan kawasan peruntukan

perumahan. Penetapan fungsi kawasan dan guna lahan tersebut,

diperkuat dengan adanya perkampungan Semanggi dan bentang

alam berupa Sungai Bengawan Solo yang masing-masing

memiliki potensi-potensi yang dapat diangkat dan dikembangkan

secara berkelanjutan.

d. Aspek Prospek Kawasan

Melihat permasalahan di kampung Semanggi menjadi sebuah

tantangan tersendiri dalam pilot projek ini. Lewat permasalahan-

permasalahan tersebut pilot projek ini dituntut untuk berbahasa

dengan ruang dan gatra, dengan garis dan bidang, dengan bahan

material dan suasana tempat, sudah sewajarnyalah kita berarsitektur

secara budayawan; dengan nurani dan tanggung jawab penggunaan

Bahasa arsitektural yang baik.

Melihat potensi-potensi sekitar kawasan makro yang salah

satunya Sungai Bengawan Solo yang namanya sudah termahsyur

serta warga Kampung Semanggi yang masih membutuhkan

pekerjaan untuk pundi-pundi perekonomian mereka, maka kedua hal

ini dapat dimanfaatkan untuk saling bersimbiosis mutualisme.

Page 5: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

337

Kawasan Semanggi yang dikenal sebagai kampung urban yang

kumuh dan rawan banjir karena berada di daerah tepian Sungai

Bengawan Solo nantinya akan berubah wajah melalui peremajaannya

yakni Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi

Di Surakarta. Kawasan ini nantinya akan lebih meningkatkan aspek

citra dan aspek guna, sebagai identitas Kelurahan Semanggi yang

berada di daerah tepian Sungai Bengawan Solo di Surakarta.

4.1.2 Tujuan Perancangan, Faktor Penentu Perancangan dan Faktor

Persyaratan Perancangan

a. Tujuan Perancangan

Meningkatkan kualitas dan vitalitas masyarakat Kelurahan

Semanggi RW 2 secara berkelanjutan dalam kemajemukan fungsi

sarana-prasarana melalui peremajaan kawasan. Selain itu

perancangan dalam skala mikro ini menyediakan suatu hunian vertikal

yang dapat mengakomodasi segala kepentingan berumah tangga

warga kampung Semanggi lewat pengolahan ruang dan perabot multi-

fungsi didalamnya, sehingga unit hunian nantinya akan bisa

mewadahi kebiasaan aktivitas warga kampung Semanggi. Dalam

konteks lingkungan, pilot projek ini bertujuan untuk menkonservasi air

tanah sekaligus langkah tahapan perbaikan iklim mikro di RW 2

Kelurahan Semanggi melalui konsep Zero Run-off yang

diimplementasikan dalam rupa kolam retensi, pengolahan limbah air

Page 6: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

338

hujan, biopori dan penggunaan material-material yang mempunyai

daya resap air tinggi.

b. Faktor Penentu Perancangan

Beberapa faktor yang turut menjadi penentu perancangan pilot

projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di

Surakarta ialah Pelaku, Aktivitas, Fasilitas, Lokasi, Kondisi, Potensi

dan Kendala pada Site Kawasan terpilih, serta Konsep Desain.

Pelaku

Pelaku pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal

Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta ini merupakan penentu

segala bentuk perancangan yang terdiri dari Pemerintah sebagai

pemilik projek, Pengelola Swasta, Investor dan masyarakat

Semanggi sebagai subjek utama, sehingga dibutuhkan pemikiran-

pemikiran baik fisik maupun non-fisik, faktor tangible dan intangible

yang nantinya akan mempengaruhi pelaksanaan peremajaan

kawasan dikemudian hari. Pemikiran fisik berupa kebutuhan ruang

dan besarannya, sedangkan pemikiran non-fisik berupa kualitas

masing-masing elemen bangunan pembentuk kawasan yang saling

berintegrasi.

Page 7: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

339

Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan dalam kawasan ini dikelompokkan

menjadi beberapa zona fungsi yang meliputi pengelompokan

kegiatan, pola kegiatan, hubungan antar ruang, sifat kegiatan dan

area indoor maupun outdoor, sehingga akan menghasilkan

sirkulasi yang jelas pada kawasan ini.

Fasilitas

Fasilitas pada kawasan terbagi menjadi beberapa kelompok

tingakatan yakni tingkat RW dan tingkat RT yang meliputi kelompok

fasilitas utama, kelompok fasilitas penunjang, kelompok fasilitas

pengelola serta kelompok fasilitas servis.

Lokasi, Kondisi, Potensi dan Kendala Pada Site Terpilih

Pengaruh dari faktor lokasi, kondisi, potensi dan kendala pada

site kawasan terpilih terhadap perancangan dalam skala makaro

adalah pada penataan massa bangunan dan lansekap zona fungsi

hunian vertikal di tiap wilayah RW. Dalam skala mikro projek yakni

pengolahan ruang dalam unit hunian, penataan massa bangunan

antar RT dan lansekap yang melingkupinya, penempatan orientasi

bangunan serta respon terhadap lingkungan seperti topografi dan

bencana alam.

Page 8: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

340

Konsep Desain

Konsep desain dari suatu projek juga merupakan faktor

penentu dalam perancangan. Dalam hal ini adalah untuk

memberikan penekanan dan ciri khas dari projek yang

direncanakan, agar menjadi identitas diri Masyarakat Kampung

Semanggi dan bisa menjadi sebuah permaknaan citra guna dan

citra ruang dalam perkampungan, khususnya Kampung Semanggi

di Kota Surakarta.

c. Faktor Persyaratan Perancangan

Tabel 4. 1 Faktor Persyaratan Perancangan Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Aspek

Persyaratan Persyaratan Perancangan

KAWASAN

Berdekatan dengan induk Sungai Bengawan

Solo.

Sesuai dengan rencana pola ruang di RDTRK

Kota Surakarta.

Sesuai dengan RTRW Kota Surakarta.

Tidak terdapat Rusunawa yang telah

terbangun pada site terpilih.

Memiliki beberapa potensi kawasan yang

memungkinkan untuk dikembangkan secara

berkelanjutan.

Tidak pada daerah Konservasi ataupun

Resapan.

Lokasi dengan penduduk berkepadatan tinggi

dan banyak terdapat RTLH sebagai masalah

yang harus dipecahkan dalam projek

ARSI TEKTUR

Aksesibilitas yang mudah dicapai oleh

transportasi pribadi ataupun kendaraan

umum, sehingga perencanaan aksesibilitas

Page 9: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

341

melalui transportasi juga bisa dikembangkan

sebagai skenario peremajaan kawasan.

Lokasi yang bisa dikembangkan kearah

langgam vernakular seperti yang telah

ditetapkan di RDTRK Kota Surakarta.

Tata letak dan tata bentuk bangunan yang

tidak merusak ataupun mengganggu sistem

ekologis alam atau lingkungan pada kawasan.

Tata letak dan tata bentuk bangunan yang

menyesuaikan topografi kawasan.

Memperhatikan skala bangunan, psikologis

ruang terhadap pengguna di dalam bangunan

sesuai dengan hirarki fungsi masing-masing

bangunan.

Memperhatikan program ruang.

Sirkulasi dalam site kawasan harus efektif dan

jelas serta dapat digunakan oleh semua

kalangan

Zonasi guna fungsi lahan yang saling

berintegrasi.

BANGUNAN

Pemilihan struktur, konstruksi, material dan

desain yang disesuaikan dengan kondisi

lingkungan di permukiman padat dan tepian

sungai untuk mewujudkan keamanan,

keselamatan dan kenyamanan dalam

bangunan.

Drainase pada kawasan harus mampu

mewujudkan konsep zero run-off.

Sistem utilitas bangunan yang bisa memenuhi

segala kebutuhan yang ada serta

memperhatikan bagaimana maintenance

pada utilitas.

Penggunaan material bangunan lokal dan

sesuai konteks budaya sekitar, material yang

mudah didapatkan, ramah lingkungan,

meminimalisir jejak karbon serta dapat

diperbaharui secara berkelanjutan.

Penyediaan peralatan pemadam kebakaran

serta terdapat jalur-jalur pengamanan darurat

Page 10: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

342

pada kawasan yang rawan banjir untuk

mengantisipasi adanya insiden yang tidak

diinginkan seperti kebakaran ataupun korban

jiwa karena bencana alam.

Penyediaan pengontrol ketinggian air sungai

dan tanggul-tanggul pengaman untuk

mengantisipasi adanya bencana banjir skala

kecil yang diakibatkan oleh kenaikan muka air

Sungai Bengawan Solo.

Pengamanan terhadap bangunan vertikal

Memberikan keamanan, kenyamanan

terhadap anak-anak.

LINGKUNGAN

Penerapan prinsip-prinsip peremajaan

kawasan secara berkelanjutan yang pro

terhadap lingkungan dan masyarakat kecil.

Menjaga iklim mikro pada kawasan dengan

cara memaksimalkan penghijauan dalam

lingkungan tapak maupun lingkungan

bangunan.

Mengikuti pranata dan ketentuan yang sudah

tercantum dalam RDTR Kota Surakarta,

meliputi Ruang Terbuka Hijau, Permukiman

dan perumahan, Sempadan Rel dan

Sempadan Sungai.

Orientasi penataan bangunan pada site

kawasan terpilih memperhatikan

pencahayaan alami dan sirkulasi angin.

Penyediaan prasarana pengolahan limbah

untuk mengurangi pencemaran lingkungan,

pengolahan air hujan dan sampah untuk

mewujudkan konsep zero run-off.

Page 11: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

343

4.1.3 Program Skenario Kawasan Keseluruhan

a. Program Skenario Kawasan Makro

RUANG TERBUKA HIJAU TEPIAN SUNGAI Perencanaan area hijau pada daerah tepian Sungai

Bengawan Solo menuju konsep Interactive Urban

Forestry River-front. Dari perencanaan dan perancangan

projek ini melibatkan kerjasama dengan badan pemerintah

lokal, pemerintah daerah, kelompok masyarakat,

pemangku kepentingan dan klien untuk menciptakan ruang

publik baru yang dinamis yang mengenalkan masyarakat

kembali ke tepi air. (Luas Lahan 8,3ha)

Jalan masuk utama menuju kawasan makro berada di jalan

kolektor primer, yakni jalan yang berada diantara pembatas

tanggul dengan lebar ±8 meter untuk memudahkan

aksesibilitas menuju ruang terbuka hijau daerah tepian sungai

dan jalan kolektor sekunder untuk menuju area

pengembangan sektor ekonomi kawasan dengan lebar ±8

meter.

Area Pendidikan yang masih dipertahankan

fungsinya. Lewat pengembangan dan perencanaan

perpustakaan kampung di setiap RW dan Bale Belajar

untuk wadah belajar para anak yang putus sekolah

mencakup 3 RW dalam skala makro. (Luas Lahan

1,7ha)

Area Hijau Sepanjang Rel Kereta Api Untuk

bekas lahan permukikan bantaran rel akan

dimanfaatkan untuk area hijau menjadi green belt.

Sabuk hijau ini bisa dimanfaatkan warga untuk area

penanaman tanaman sayuran tropis dengan cara

vertikal dan menjadi ruang publik kecil bagi warga

kawasan. (Luas Lahan 1,8ha)

Area Lahan Permukiman Vertikal Perkampungan

horizontal dengan kepadatan tinggi akan

ditransformasikan ke perkampungan vertikal. Pada

lahan-lahan kosong bekas perkampungan

horizontal akan diberikan lagi kepada warga

kampung dengan sewa tanah menurut sertifikat

kepemilikan tanah. (Luas Lahan 7,2ha)

AREA PENGEMBANGAN SEKTOR PEREKONOMIAN KAWASAN MAKRO merupakan

area yang akan beralih fungsi menjadi fungsi perdagangan-jasa, pertokoan dan kampung

wisata. Terdapat beberapa pasar dadakan, penginapan, ratail-shop dan gedung parkir.

Bekas lahan perkampungan horizontal ini akan menjadi lapangan pekerjaan baru untuk

warga RW 1, RW 2 dan RW 3. Peran investor akan bergerak dengan kerjasama Pemerintah

Kota Surakarta. (Luas Lahan 6,8 ha)

Gambar 4. 1 Program Skenario Kawasan Makro Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Page 12: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

344

b. Program Skenario Kawasan Mikro

PERKAMPUNGAN

VERTIKAL RT 1

Luas lahan yang

diperlukan pada

perkampungan vertikal

RT 1 adalah 0,75ha.

RUANG TERBUKA HIJAU

Dalam skenario kawasan mikro, ruang

terbuka hijau eksisting Lapangan Losari

tetap dipertahankan. Lapangan sepak bola

ini sering digunakan masyarakat kampung

Semanggi untuk menggelar layar tancep.

FASILITAS UMUM, FASILITAS

SOSIAL, PENDIDIKAN DAN

KESEHATAN

Fasilitas sarana-prasarana kawasan

diletakkan ditengah sebagai pusat.

Peletakan fasilitas sarana-prasarana ini

di sebelah barat dengan kebutuhan

luas 0,2ha.

Jalan Kolektor

Sekunder

Jalan Kolektor

Primer Jalan Lokal

Primer

PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 5

Luas lahan yang diperlukan pada

perkampungan vertikal RT 5 adalah

0,69ha.

PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 4

Luas lahan yang diperlukan pada

perkampungan vertikal RT 4 adalah

0,9ha.

PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 2

Luas lahan yang diperlukan pada perkampungan vertikal RT 2 adalah 0,77ha.

PERKAMPUNG

AN VERTIKAL

RT 3

Luas lahan yang

diperlukan pada

perkampungan

vertikal RT 3

adalah 0,72ha.

RUANG TERBUKA

HIJAU DAERAH

TEPIAN SUNGAI

Gambar 4. 2 Program Skenario Kawasan Mikro Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Page 13: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

345

4.1.4 Program Besaran Luas Kawasan

a. Luas Total

Tabel 4. 2 Perhitungan Luas Total Masing-masing Kawasan Mikro Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Tingkat Fasilitas Tipe

Indoor (m²) Outdoor (m²)

RT

Kampung Vertikal RT 1 10.189,6 1.270

Area Parkir RT 1 1.135 -

Total 11.324,6 1.270

Kampung Vertikal RT 2 10.542,2 1.270

Area Parkir RT 2 1.105 -

Total 11.647,2 1.270

Kampung Vertikal RT 3 9.761,2 1.270

Area Parkir RT 3 1.090 -

Total 10.851,2 1.270

Kampung Vertikal RT 4 12.418,4 1.270

Area Parkir RT 4 1.525 -

Total 13.943,4 1.270

Kampung Vertikal RT 5 9.257,2 1.270

Area Parkir RT 5 1.000 -

Total 10.257,2 1.270

Area Parkir

Area Parkir Pengelola - 825

Area Parkir Fasilitas Kesehatan

- 740

Area Parkir Area Pendidikan

- 350

Area Parkir Fasilitas Peribadatan

- 60

Area Parkir Lapangan Sepak Bola

- 980

Total - 2.955

RW

Fasilitas Umum Fasilitas Sosial

2.795,7 17.015,7

Fasilitas Pengelola 923 -

Total 3.718,7 17.015,7

Total Akhir Kebutuhan Dibulatkan 61.742 m² 26.320,7 m²

Page 14: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

346

b. Studi Kebutuhan Luas Kawasan Mikro

Pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada

Kawasan Semanggi Di Surakarta ini bertujuan untuk mewadahi

warga RW 2 yang mempunyai 5 RT pada Kawasan Semanggi. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut, maka dibutuhkan tapak kawasan yang

bisa menampung 5 Kampung Vertikal dan fasilitas umum dan fasilitas

sosial didalamnya guna meremajakan Kawasan Semanggi secara

berkelanjutan. Menunjuk pada arah fungsi kawasan maka dibutuhkan

area hijau yang lebih dominan guna fungsi zero run-off dan bisa

mengembangkan fasilitas umum dan fasilitas sosial pada lahan bekas

perkampungan di RW 2. Dari gagasan tersebut maka dilakukan

perhitungan keseluruhan sebagai berikut:

- Luas Kebutuhan Tapak = Luas Total Bangunan

KLB

= 61.742

1,8

= 34.301 (+26.320,7)

= 60.621,7 m²

- Luas Lantai Dasar = Luas Lahan x KDB

= 60.621,7 x 60%

= 36.373,02 m²

- Area Hijau / Perkerasan = 22.340 m² / 3.980,7 m²

(+ Luas Outdoor)

(+ 26.320,7)

Page 15: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

347

- Koefisien Dasar Hijau = Luas Lahan – Luas Lantai Dasar

= 60.621,7 – 36.373,02

= 24.248,68 m²

- Ketinggian Bangunan = Luas Lahan x KLB ÷ KDB

= 60.621,7 x 1,8 ÷ 36.373,02

= 3 Lantai

c. Studi Kebutuhan Luas Makro

Tabel 4. 3 Perhitungan Luas Total Masing-masing Kawasan Makro Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Penggunaan Lahan Luas Kebutuhan

Zona Pengembangan Perekonomian Kawasan Rw 1, RW 2 dan RW 3

1,0 ha

Zona Pengembangan Rw 1 7,1 ha

Zona Pengembangan RW 3 6,4 ha

Zona Mikro Kawasan RW 2 6,0 ha

Zona Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Maro

5,3 ha

Total 25,8ha

4.1.5 Program Sarana dan Prasarana Kawasan

Pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan

Semanggi Di Surakarta ini, fasilitas prasarana dan sarana yang digunakan antara

lain adalah:

Tabel 4. 4 Program Sarana dan Prasarana Kawasan Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Sarana dan Prasarana

Status Kebutuhan Keterangan

Jaringan Listrik

Sudah Tersedia

Digunakan untuk memenuhi

Dibutuhkan genset untuk mengganti

Page 16: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

348

(Jaringan Distribusi

Listrik Sekunder di Jalan Kyai Mojo dan

Jalan Untung Suropati)

kebutuhan pencahayaan buatan dan alat-alat elektronik pada kawasan RW 2.

jaringan listrik pusat apabila terjadi pemadaman pada waktu-waktu tertentu.

Selain menggunakan genset, pada pedestrian dan lapangan olahraga akan direncakanan menggunakan Pavegen Floor Tiles yang bisa menghasilkan energy listrik melalui energy kinetik para pejalan kaki atau penggunanya.

Jaringan Telepon

Sudah Tersedia (Jaringan Sekunder

Pada Jalan Kyai Mojo)

Digunakan untuk berkomunikasi antar bagian pengelola dan perkampungan vertikal. Selain itu juga berguna untuk mendukung kemudahan dalam pelaksanaan operasional.

Perencanaan jaringan telepon untuk kebutuhan kantor pengelola dan unit hunian dalam perkampungan vertikal serta pada masing-masing fasilitas lainnya.

Jaringan Air Bersih

Sudah Tersedia (Jaringan

distribusi air bersih

sekunder pada Jalan Kyai Mojo,

Jalan Sampangan

dan jalan Untung

Suropati)

Jaringan air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masing-masing hunian di perkampungan vertikal, fasilitas pengelola dan fasilitas lainnya.

Jaringan distribusi air bersih dari PDAM

Air bersih dari beberapa titik sumur pada kawasan RW 2

Terdapat rain water tank pada masing-masing bangunan kampung vertikal yang bisa diolah kembali untuk

Page 17: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

349

membantu pendistribusian kebutuhan air bersih pada hunian.

Terdapat embung retensi pada kawasan RW 2 yang bisa juga diolah untuk digunakan kembali, terutama kebutuhan distribusi air untuk pemadam kebakaran dalam makro kawasan.

Jaringan Drainase

Sudah Tersedia (Jaringan drainase sekunder

pada Jalan Kyai Mojo dan Jalan Untung

Suropati)

Dibutuhkan untuk drainase limpasan air limbah dan air hujan dalam kawasan RW 2.

Jaringan drainase sendiri mengikuti RDRTK Kawasan I Kota Surakarta.

Dengan penerapan konsep Zero Run-off dalam perancangan debit air limpasan bisa ditampung pada rain water tank dan embung retensi, sehingga air limpasan dari kawasan RW 2 bisa menuju 0.

Pembuangan Sampah

Sudah Tersedia

tetapi jauh dari tapak

terpilih

Dibutuhkan fasilitas pembuangan limbah sampah dan pengolahan sampah pada tingkat RT dan RW. Pengolahan sampah menjadi pupuk akan mengajak masyarakat Semanggi

Tempat sampah akan dibedakan dalam jenis sampah organik dan sampah an-organik dalam tingkat RT. Dalam tingkat RT pengolahan sampah bisa digunakan lagi untuk pupuk kompos.

Page 18: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

350

khususnya RW 2 untuk menghilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan.

Tempat sampah dalam tingkat RW.

Jaringan Jalan

Sudah Tersedia

(Jalan kolektor

primer, Jalan Kolektor

Sekunder dan Jalan Lokal

Primer)

Jaringan jalan pada Kawasan dibutuhkan untuk menunjang kemudahan aksesibilitas dan pencapaian ke tapak makro maupun mikro kawasan.

Diperlukan pelebaran jalan dan perubahan jalan lokal primer dalam kawasan mikro yang nantiynya direncanakan agar nyaman bagi pejalan kaki.

Dalam beberapa jalan lokal primer skala mikro akan dirancang kembali.

Jaringan Transportasi

Sudah Tersedia

(Jalan Kyai Mojo

termasuk dalam rute 4

BST Surakarta)

Dibutuhkan sarana transportasi baik sarana transportasi umum maupun transportasi khusus untuk mendukung kemudahan transportasi pada kawasan RW 2.

Sarana transportasi umum akan diskenario untuk melewati jalan kolektor primer dan kolektor sekunder saja.

Sarana transportasi khusus dalam kawasan RW 2 akan didominasi oleh warga RW 2 yang bermata pencaharian sebagai tukang becak, dengan prinsip tersebut diharapkan bisa juga menunjang perekonomian kawasan mikro dan melestarikan budaya naik becak.

Page 19: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

351

4.2 Program Masing-masing fungsi

4.2.1 Program Kegiatan (Program Ruang, Besaran Ruang, Pola Ruang dan Tipe Ruang)

Tabel 4. 5 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang Program Perkampungan Vertikal RT 1 Sumber: Analisis Pribadi, 2018

FASILITAS UTAMA LINGKUP RT 1

UNIT HUNIAN PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 1

Nama Fasilitas

Aktivitas Utama Nama Ruang Tipe

Ruang Sifat

Ruang Besaran Ruang

(m²)

Unit Hunian tipe 54

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

3.024

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

Unit Hunian tipe 72

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

2.664

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

FASILITAS PENDUKUNG LINGKUP RT 1

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 1

Ruang Serbaguna

Bersosialisasi, Rapat, Rewang

Ruang Utama I P

670 Gudang I S

Janitor I S

Page 20: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

352

Ruang Cuci Koin Komunal

Mencuci, menjemur, menyetrika

Area Cuci Keseluruhan I P

225

Area Pencucian dan Pengeringan I P

Area Setrika Mesin I P

Area Setrika Manual I P

Bak Pengendapan Pakaian I P

Area Peletakan (Meja, Almari) I P

Area Penerimaan (Keranjang, Ember) I P

Ruang Tunggu I P

Tempat Jemur O P

Kamar Mandi I S

Fasilitas Pendukung

Lainnya

Melakukan segala aktivitas dalam RT, meronda, mencuci

motor, bercengkerama

Pos Kamling I P 16,32

Area Cuci Motor I P 89,28

Area Berkebun O P 48

Green House I P 216

Tempat Pengolahan Pupuk I P 15

Area Pembibitan I P 18

Area PKL atau Plaza O P 450

Playground O P 200

Taman RTH RT O P 200

FASILITAS SERVIS LINGKUP RT 1

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 1

Fasilitas Servis

Melakukan segala kegiatan yang memanfaatkan fasilitas servis

MCK Umum I S 9

Janitor I S 2,4

Gudang RT I S 36

Ruang Genset I S 75

Page 21: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

353

dalam perkampungan vertikal RT 1

Ruang Pompa I S 124,8

Ruang Panel I S 31,2

Ruang Karyawan I S 17,28

Shaft MEP I S 1,56

Area Parkir I S 1.135

Gudang Alat I S 9

TPS RT O S 10

Mushola I S 36

LUAS INDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 10.189,6 m²

LUAS OUTDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 1.270 m²

Tabel 4. 6 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang Program Perkampungan Vertikal RT 2 Sumber: Analisis Pribadi, 2018

FASILITAS UTAMA LINGKUP RT 2

UNIT HUNIAN PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 2

Nama Fasilitas

Aktivitas Utama Nama Ruang Tipe

Ruang Sifat

Ruang Besaran Ruang

(m²)

Unit Hunian tipe 54

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

3.132

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

Unit Hunian tipe 72

Berhuni Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

2.808 Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Page 22: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

354

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

FASILITAS PENDUKUNG LINGKUP RT 2

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 2

Ruang Serbaguna

Bersosialisasi, Rapat, Rewang

Ruang Utama I P

670 Gudang I S

Janitor I S

Ruang Cuci Koin Komunal

Mencuci, menjemur, menyetrika

Area Cuci Keseluruhan I P

225

Area Pencucian dan Pengeringan I P

Area Setrika Mesin I P

Area Setrika Manual I P

Bak Pengendapan Pakaian I P

Area Peletakan (Meja, Almari) I P

Area Penerimaan (Keranjang, Ember) I P

Ruang Tunggu I P

Tempat Jemur O P

Kamar Mandi I S

Fasilitas Pendukung

Lainnya

Melakukan segala aktivitas dalam RT, meronda, mencuci

motor, bercengkerama

Pos Kamling I P 16,32

Area Cuci Motor I P 89,28

Area Berkebun O P 48

Green House I P 216

Tempat Pengolahan Pupuk I P 15

Area Pembibitan I P 18

Area PKL atau Plaza O P 450

Page 23: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

355

Playground O P 200

Taman RTH RT O P 200

FASILITAS SERVIS LINGKUP RT 2

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 2

Fasilitas Servis

Melakukan segala kegiatan yang memanfaatkan fasilitas servis

dalam perkampungan vertikal RT 1

MCK Umum I S 9

Janitor I S 2,4

Gudang RT I S 36

Ruang Genset I S 75

Ruang Pompa I S 124,8

Ruang Panel I S 31,2

Ruang Karyawan I S 17,28

Shaft MEP I S 1,56

Area Parkir I S 1.105

Gudang Alat I S 9

TPS RT O S 10

Mushola I S 36

LUAS INDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 10.542,4 m²

LUAS OUTDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 1.270 m²

Page 24: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

356

Tabel 4. 7 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang Program Perkampungan Vertikal RT 3 Sumber: Analisis Pribadi, 2018

FASILITAS UTAMA LINGKUP RT 3

UNIT HUNIAN PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 3

Nama Fasilitas

Aktivitas Utama Nama Ruang Tipe

Ruang Sifat

Ruang Besaran Ruang

(m²)

Unit Hunian tipe 54

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

2.862

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

Unit Hunian tipe 72

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

2.520

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

FASILITAS PENDUKUNG LINGKUP RT 3

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 3

Ruang Serbaguna

Bersosialisasi, Rapat, Rewang

Ruang Utama I P

670 Gudang I S

Janitor I S

Ruang Cuci Koin Komunal

Mencuci, menjemur, menyetrika

Area Cuci Keseluruhan I P

225 Area Pencucian dan Pengeringan I P

Area Setrika Mesin I P

Area Setrika Manual I P

Page 25: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

357

Bak Pengendapan Pakaian I P

Area Peletakan (Meja, Almari) I P

Area Penerimaan (Keranjang, Ember) I P

Ruang Tunggu I P

Tempat Jemur O P

Kamar Mandi I S

Fasilitas Pendukung

Lainnya

Melakukan segala aktivitas dalam RT, meronda, mencuci

motor, bercengkerama

Pos Kamling I P 16,32

Area Cuci Motor I P 89,28

Area Berkebun O P 48

Green House I P 216

Tempat Pengolahan Pupuk I P 15

Area Pembibitan I P 18

Area PKL atau Plaza O P 450

Playground O P 200

Taman RTH RT O P 200

FASILITAS SERVIS LINGKUP RT 3

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 3

Fasilitas Servis

Melakukan segala kegiatan yang memanfaatkan fasilitas servis

dalam perkampungan vertikal RT 1

MCK Umum I S 9

Janitor I S 2,4

Gudang RT I S 36

Ruang Genset I S 75

Ruang Pompa I S 124,8

Ruang Panel I S 31,2

Ruang Karyawan I S 17,28

Shaft MEP I S 1,56

Page 26: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

358

Area Parkir I S 1.090

Gudang Alat I S 9

TPS RT O S 10

Mushola I S 36

LUAS INDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 9.761,2 m²

LUAS OUTDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 1.270 m²

Tabel 4. 8 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang Program Perkampungan Vertikal RT 4 Sumber: Analisis Pribadi, 2018

FASILITAS UTAMA LINGKUP RT 4

UNIT HUNIAN PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 4

Nama Fasilitas

Aktivitas Utama Nama Ruang Tipe

Ruang Sifat

Ruang Besaran Ruang

(m²)

Unit Hunian tipe 54

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

3.824

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

Unit Hunian tipe 72

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

3.456

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

FASILITAS PENDUKUNG LINGKUP RT 4

Page 27: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

359

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 4

Ruang Serbaguna

Bersosialisasi, Rapat, Rewang

Ruang Utama I P

670 Gudang I S

Janitor I S

Ruang Cuci Koin Komunal

Mencuci, menjemur, menyetrika

Area Cuci Keseluruhan I P

225

Area Pencucian dan Pengeringan I P

Area Setrika Mesin I P

Area Setrika Manual I P

Bak Pengendapan Pakaian I P

Area Peletakan (Meja, Almari) I P

Area Penerimaan (Keranjang, Ember) I P

Ruang Tunggu I P

Tempat Jemur O P

Kamar Mandi I S

Fasilitas Pendukung

Lainnya

Melakukan segala aktivitas dalam RT, meronda, mencuci

motor, bercengkerama

Pos Kamling I P 16,32

Area Cuci Motor I P 89,28

Area Berkebun O P 48

Green House I P 216

Tempat Pengolahan Pupuk I P 15

Area Pembibitan I P 18

Area PKL atau Plaza O P 450

Playground O P 200

Taman RTH RT O P 200

FASILITAS SERVIS LINGKUP RT 4

Page 28: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

360

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 4

Fasilitas Servis

Melakukan segala kegiatan yang memanfaatkan fasilitas servis

dalam perkampungan vertikal RT 1

MCK Umum I S 9

Janitor I S 2,4

Gudang RT I S 36

Ruang Genset I S 75

Ruang Pompa I S 124,8

Ruang Panel I S 31,2

Ruang Karyawan I S 17,28

Shaft MEP I S 1,56

Area Parkir I S 1.525

Gudang Alat I S 9

TPS RT O S 10

Mushola I S 36

LUAS INDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 12.418,4 m²

LUAS OUTDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 1.270 m²

Tabel 4. 9 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang Program Perkampungan Vertikal RT 5 Sumber: Analisis Pribadi, 2018

FASILITAS UTAMA LINGKUP RT 5

UNIT HUNIAN PERKAMPUNGAN VERTIKAL RT 5

Nama Fasilitas

Aktivitas Utama Nama Ruang Tipe

Ruang Sifat

Ruang Besaran Ruang

(m²)

Berhuni Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

Page 29: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

361

Unit Hunian tipe 54

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR 2.646 Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

Unit Hunian tipe 72

Berhuni

Ruang Tamu ↔ Ruang Keluarga I SPR

2.376

Kamar Tidur Orang Tua ↔ Ruang Kerja I PR

Kamar Tidur Anak ↔ Ruang Belajar I PR

Dapur ↔ Ruang Makan I S

Kamar Mandi I S

FASILITAS PENDUKUNG LINGKUP RT 5

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 5

Ruang Serbaguna

Bersosialisasi, Rapat, Rewang

Ruang Utama I P

670 Gudang I S

Janitor I S

Ruang Cuci Koin Komunal

Mencuci, menjemur, menyetrika

Area Cuci Keseluruhan I P

225

Area Pencucian dan Pengeringan I P

Area Setrika Mesin I P

Area Setrika Manual I P

Bak Pengendapan Pakaian I P

Area Peletakan (Meja, Almari) I P

Area Penerimaan (Keranjang, Ember) I P

Ruang Tunggu I P

Tempat Jemur O P

Kamar Mandi I S

Pos Kamling I P 16,32

Page 30: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

362

Fasilitas Pendukung

Lainnya

Melakukan segala aktivitas dalam RT, meronda, mencuci

motor, bercengkerama

Area Cuci Motor I P 89,28

Area Berkebun O P 48

Green House I P 216

Tempat Pengolahan Pupuk I P 15

Area Pembibitan I P 18

Area PKL atau Plaza O P 450

Playground O P 200

Taman RTH RT O P 200

FASILITAS SERVIS LINGKUP RT 5

PERKAMPUNGAN VERTIKAL TINGKAT RT 5

Fasilitas Servis

Melakukan segala kegiatan yang memanfaatkan fasilitas servis

dalam perkampungan vertikal RT 1

MCK Umum I S 9

Janitor I S 2,4

Gudang RT I S 36

Ruang Genset I S 75

Ruang Pompa I S 124,8

Ruang Panel I S 31,2

Ruang Karyawan I S 17,28

Shaft MEP I S 1,56

Area Parkir I S 1.000

Gudang Alat I S 9

TPS RT O S 10

Mushola I S 36

LUAS INDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 9.257,2 m²

LUAS OUTDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 1.270 m²

Page 31: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

363

Tabel 4. 10 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang Program Kawasan Mikro Lingkup RW Sumber: Analisis Pribadi, 2018

FASILITAS UTAMA LINGKUP RW

Nama Fasilitas

Aktivitas Utama Nama Ruang Tipe

Ruang Sifat

Ruang Besaran Ruang

(m²)

Pendopo RW Rapat, bertemu pemerintah atau pengelola, mantenan

Ruang Utama 1 I P

240

MCK Umum 5 I S

Gudang Peralatan 1 I S

Janitor 1 I S

Balai Seni Kreatif

Pelatihan industri kreatif, pelatihan pendidikan, pelatihan seni budaya

Ruang Utama 1 I P

124 MCK Umum 3 I S

Gudang Peralatan 1 I S

Janitor 1 I S

Balai Pengobatan Warga (BP)

Berobat

Ruang Tamu 1 I PR 9,36

Ruang Rapat 1 I PR 15,6

Gudang Obat 1 I S 7,2

Ruang Karyawan 1 I S 7,2

Resepsionis 3 I P 3,12

Kamar Mandi 3 I S 12,48

Gudang Alat Medis 1 I S 20

Ruang Arsip 1 I PR 3,36

Ruang Pengolahan Obat 1 I PR 22

Kamar Praktik 3 I PR 12,975

Kasir 3 I P 3,12

Ruang Tunggu 1 I P 19,8

Gudang atau Janitor 1 I S 3,6

Page 32: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

364

Pantry 2 I S 14,4

FASILITAS PENDUKUNG LINGKUP RW

PAUD Pendidikan

Gudang 1 I S 3,6

Kelas 1 I P 36

Ruang Guru 1 I SPR 9,6

Ruang Tamu 1 I SPR 9,36

Ruang Rapat 1 I PR 15,6

Ruang Arsip 1 I PR 3,36

Pantry 1 I S 7,2

Kamar Mandi 2 I S 8,32

Apotek Membeli Obat

Ruang Utama 1 I P 28

Resepsionis 1 I P 1,04

Kasir 2 I P 2,08

Ruang Tunggu 1 I P 19,8

Gudang Obat 1 I S 7,2

Kamar Mandi 1 I S 4,16

Ruang Karyawan Apotek 1 I S 7,2

Pantry 1 I S 7,2

Perpustakaan Kampung

Membaca, Edukasi, Meminjam Buku

Resepsionis 1 I P 1,04

Gudang Buku 1 I S 8,1

Kamar Mandi 2 I S 8,32

Ruang Baca 1 I P 164,85

Ruang Karyawan 1 I S 7,2

Ruang Tamu 1 I SPR 9,36

Pantry 1 I S 7,2

Page 33: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

365

Poskesyandu Berobat

Gudang Obat 1 I S 7,2

Gudang Alat Medis 1 I S 20

Ruang Arsip 1 I PR 3,36

Ruang Pengolahan Obat 1 I PR 22

Kamar Praktik 1 I PR 4,325

Kasir 1 I P 1,04

Ruang Tunggu 1 I P 19,8

Resepsionis 1 I P 1,04

Kamar Mandi 2 I S 8,32

Ruang Tamu 1 I SPR 9,36

Ruang Karyawan 1 I S 7,2

Pantry 1 I S 7,2

Fasilitas Pendukung

Lainnya

Melakukan segala kegiatan yang memanfaatkan

fasilitas servis dalam lingkup makro RW 2

Area Makan (Food Court) 1 I P 187,2

Lapangan Sepak Bola 1 O P 11.025

Lapangan Voli dan Futsal 1 O P 243

Lapangan Basket dan Badminton 1 O P 546

Arena Pingpong dan Catur 1 I P 36

Taman RTH RW 1 O P 450

Ampitheater 1 O P 750

Plaza 1 I P 450

Mini Market 1 I P 48

Basecamp Karang Taruna RW 1 I SPR 28,8

Panti Jompo 1 I SPR 156

Koperasi Berdikari 1 I P 18

FASILITAS PENGELOLA LINGKUP RW

Page 34: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

366

Kantor Pengelola

Maintenance Bangunan

Kegiatan pengelolaan perawatan bangunan

kawasan RW 2

Gudang 1 I S 3,6

Pantry 1 I S 7,2

Kamar Mandi 4 I S 15,36

Janitor 2 I S 4,8

Ruang Tamu 1 I P 19,2

Ruang Karyawan 1 I S 14,4

Ruang Manager 1 I PR 9,6

Ruang Wakil Manager 1 I PR 9,6

Ruang Rapat 1 I PR 9,6

Ruang Arsip 1 I PR 5,04

Kantor Pengelola

MEP Bangunan

Kegiatan pengelolaan MEP bangunan kawasan RW 2

Gudang 1 I S 3,6

Pantry 1 I S 7,2

Kamar Mandi 1 I S 15,36

Ruang Tamu 1 I P 4,8

Ruang Karyawan 1 I S 19,2

Ruang Manager 1 I PR 14,4

Ruang Wakil Manager 1 I PR 9,6

Ruang Rapat 1 I PR 9,6

Ruang Arsip 1 I PR 9,6

Ruang Pengolahan Air Kawasan 1 I PR 5,04

FASILITAS SERVIS LINGKUP RW

Fasilitas Servis

Melakukan segala kegiatan yang memanfaatkan

TPS RW O S 75

MCK Umum I S 45

Masjid I S 108

Kapel I S 90

Page 35: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

367

fasilitas servis dalam lingkup RW

Ruang Panel I S 62,4

Ruang Genset I S 150

Ruang Pompa I S 249,6

Area Parkir Pengelola Kawasan O S 825

Area Parkir Fasilitas Kesehatan O S 740

Area Parkir Fasilitas Pendidikan O S 350

Area Parkir Fasilitas Peribadatan O S 60

Area Parkir Outdoor O S 980

LUAS INDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 3.718,7 m²

LUAS OUTDOOR (Termasuk Sirkulasi 40%) 19.970,7 m²

Page 36: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

368

4.2.2 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Kawasan Mikro (RW 2)

Tabel 4. 11 Rekapitulasi Perhitungan Kebutuhan Ruang Dalam Kawasan Mikro Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Tingkat Fasilitas Tipe

Indoor (m²) Outdoor (m²)

RT

Kampung Vertikal RT 1 10.189,6 1.270

Area Parkir RT 1 1.135 -

Total 11.324,6 1.270

Kampung Vertikal RT 2 10.542,2 1.270

Area Parkir RT 2 1.105 -

Total 11.647,2 1.270

Kampung Vertikal RT 3 9.761,2 1.270

Area Parkir RT 3 1.090 -

Total 10.851,2 1.270

Kampung Vertikal RT 4 12.418,4 1.270

Area Parkir RT 4 1.525 -

Total 13.943,4 1.270

Kampung Vertikal RT 5 9.257,2 1.270

Area Parkir RT 5 1.000 -

Total 10.257,2 1.270

Area Parkir

Area Parkir Pengelola - 825

Area Parkir Fasilitas Kesehatan - 740

Area Parkir Area Pendidikan - 350

Area Parkir Fasilitas Peribadatan - 60

Area Parkir Lapangan Sepak Bola - 980

Total - 2.955

RW

Fasilitas Umum Fasilitas Sosial

2.795,7 17.015,7

Fasilitas Pengelola 923 -

Total 3.718,7 17.015,7

Total Akhir Kebutuhan Dibulatkan 61.742 m² 26.320,7 m²

Page 37: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

369

4.2.3 Pola Ruang

Tabel 4. 12 Pola Ruang Masing-masing Fungsi Bangunan Sumber: Analisis Pribadi, 2018

FASILITAS UTAMA

Unit Hunian

Pendopo RW dan Balai Seni Kreatif

Balai Pengobatan Warga (BP)

Bagan 4. 1 Pola Ruang Unit Hunian Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Bagan 4. 2 Pola Ruang Pendopo RW dan Balai Seni Kreatif Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Bagan 4. 3 Pola Ruang Balai Pengobatan Warga (BP) Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Page 38: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

370

FASILITAS PENDUKUNG

Area Cuci Koin Komunal

Perpustakaan Kampung

Poskesyandu dan Apotek

Bagan 4. 4 Pola Ruang Cuci Koin Komunal Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Bagan 4. 5 Pola Ruang Perpustakaan Kampung Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Bagan 4. 6 Pola Ruang Poskesyandu dan Apotek Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Page 39: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

371

Tabel 4. 13 Pola Ruang Masing-masing Fungsi Bangunan Tingkat RT dan RW Sumber: Analisis Pribadi, 2018

POLA TIAP TINGKAT RT

Bagan 4. 7 Pola Ruang Dalam Tingkat RT

Sumber: Analisis Pribadi, 2018

POLA TINGKAT RW

Bagan 4. 8 Pola Ruang Dalam Tingkat RW Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Page 40: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

372

4.2.4 Program Sistem Struktur dan Sistem Enclosure (Pelingkup)

Pengaplikasian sistem struktur yang akan digunakan pada pilot projek

Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta terdiri

dari Whole-structure (Struktur keseluruhan bangunan), Sub-structure (Struktur

bawah bangunan) dan Upper-structure (Struktur atas bangunan).

Tabel 4. 14 Program Masing-masing Sistem Struktur Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Sub-structure

Pondasi

Pondasi yang akan digunakan adalah pondasi sumuran. Pondasi ini dipilh karena dari data yang diperoleh tentang kedalaman tanah keras Kota Surakarta bagian timur berada di kedalaman sekitar 1,5 – 10 meter (Sumber: Jurnal Reza Satria Warman, dkk, 2016). Dari perhitungan KLB pilot projek sendiri lantai yang diperbolehkan maksimal adalah 3 lantai, maka dari itu pondasi sumuran dipilih dalam penggunaan pondasi.

Whole-structure

Kolom – Penyelesaian Konstruksi

Sistem struktur yang akan digunakan pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta adalah struktur rangka. Hal ini merupakan respon dari tujuan efisiensi penggunaan material. Selain itu penggunaan sistem struktur rangka ini dimaksudkan untuk mendukung fungsi dan aktivitas bangunan sebagai wadah masyarakat untuk saling berinteraksi. Konstruksi yang akan digunakan pada perkampungan vertikal nantinya adalah Modular Building System Construction’s karena fungsi bangunan yang lebih mengacu kepada volumetrik sebuah ruang, bukan sebagai bagian ruang seperti tembok, atap, atau lantai, namun sebagai sebuah kesatuan ruang. Sistem struktur dan penyelesaian konstruksi yang

Gambar 4. 3 Pengaplikasian Pondasi Sumuran (Kiri) dan Gambar Kerja Sumber: https://google.com

Page 41: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

373

memungkinkan perencanaan ekspansi pada bangunan tanpa melakukan demolisasi dan pembuangan limbah sehingga dapat menghemat energi. Beberapa hal diatas merupakan salah satu prinsip dari Arsitektur Tektonika.

Balok dan Slab – Penyelesaian Konstruksi

Pada penerapan struktur balok dan plat lantai pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Seamnggi Di Surakarta ini menggunakan sistem waffle-slab. Waffle-slab dipilih karena ada penerapan teknologi Holedeck’s Concrete Slab. Sistem balok dan plat lantai ini bisa meminimalisir penggunaan material beton sebesar 55% dari beton standar, sekaligus mengurangi ketebalan pelat lantai untuk memungkinkan penambahan lantai pada perkampungan vertikal nantinya. Holedeck adalah sistem pelat struktural terbuka yang dapat mengakomodasi lampu, saluran dan peralatan mekanis lainnya di dalam dan sekitar strukturnya. Holedeck mempermudah akses maintenance, merawat dan mengatur ulang peralatan yang ada di langit-langit. Sistem plat ini juga mengurangi gema pada area luas di dalam perkampungan vertikal nantinya. Penerapan teknologi ini merupakan pengolahan bahan akan menentukan kualitas arsitektur secara keseluruhan, sehingga mampu memunculkan ekspresi bangunan.

Gambar 4. 4 Contoh Penyelesaian Konstruksi Struktur Rangka Lewat Pendekatan Tektonika (Gambar 1 dan 2) dan Sistem Modular Bongkar Pasang (Gambar 3)

Sumber: https://pinterest.com

(1) (2) (3)

Gambar 4. 5 Pengaplikasian Studi Teknologi Holedeck Concrete Slab Pada Pembalokan dan Plat Lantai

Sumber: https://www.archdaily.com/779340/this-innovative-concrete-slab-system-uses-up-to-

55-percent-less-concrete

Page 42: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

374

Upper-structure

Struktur dan Konstruksi Atap

Konstruksi dan struktur atap yang akan digunakan pada pilot projek adalah konstruksi atap kayu. Konstruksi yang akan ditampilkan pada beberapa bangunan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi penggunanya. Material kayu dipilih juga karena faktor konteks lingkungan Kota Solo yang kental dengan adat budaya jawa. Pemilihan material ini merupakan suatu tahap perancangan menggunakan konsep tektonika, yakni harmonis meleburkan citra ruang, penyelesaian konstruksi, pengolahan material dengan benar, jujur dan wajar sehingga memunculkan keindahan. Kayu pada umumnya bisa menunjuk pada tampilan yang dihasikan melalui proses konstruksi, dimana bentuk yang hadir tampil dengan wajah yang menggambarkan hubungan material secara ekspresif.

Tabel 4. 15 Program Masing-masing Sistem Pelingkup (Enclosure) Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Penutup Lantai

Dalam unit hunian nantinya akan menggunakan penutup lantai dengan bahan keramik supaya mempermudah penghuni dalam perawatan. Selain itu pemilihan penutup lantai dengan keramik ini dikarenakan kemudahan dalam mencari pada daerah kawasan mikro. Keramik yang digunakan nantinya bermotif sederhana dengan tipologi yang disamakan dengan keramik rumah-rumah di kampung. Material keramik dipilih dalam penerapan karena berhubungan dengan salah satu prinsip tektonika yakni penggabungan material-material yang sesuai dengan elemen penyusun bangunan. Bekas-bekas pecahan keramik yang rusak juga nantinya tidak luput dari penggunaan. Beberapa dekorasi jenis keramik akan digabungkan menjadi sebuah permaknaan tentang keberagaman yang bisa bersatu dan membuat sebuah tampilan visual menjadi lebih kuat.

Gambar 4. 6 Contoh Penerapan Material Kayu Pada Struktur dan Konstruksi Atap Sumber: https://pinterest.com

Page 43: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

375

Penggunaan Floor Hardener digunakan pada area pengelola dan fasilitas-fasilitas lainnya serta bangunan pendopo seni kreatif.

Penutup Dinding

Material dinding yang digunakan pada projek ini terdiri dari beberapa macam. Untuk pembatas ruang luar dan ruang dalam, menggunakan Mycotech. Kelebihan dari material jenis ini adalah ringan namun dapat menjaga ruang dalam dari pengaruh luar. Dari segi kekuatannya, material ini dapat menyaingi batu bata dan kayu. Keunggulan lainnya, harga bahan tersebut lebih ekonomis, ramah lingkungan, dan bebas dari resin sintetis. Material yang dipilih ini juga dapat mengurangi pantulan suara dalam koridor perkampungan vertikal.

Untuk pembatas ruang privat pada hunian akan menggunakan susunan batu bata secara stereotomic, artinya material struktur yang sejenis disusun dengan cara ditumpuk, sedangkan untuk kamar anak pada hunian nantinya akan menggunakan dinding partisi kalsiboard, polycarbonate atau kertas shoji, menggunakan rangka hollow dan diolah lagi sehingga bisa fleksibel dengan aktivitas dalam hunian. Pada ruang-ruang semi permanen dalam hunian nantinya akan digunakan juga kelambu. Pemilihan material dinding penyekat ini untuk memaksimalkan pencahayaan alami maupun buatan dalam hunian.

Khusus untuk ruang-ruang pengelola, karena membutuhkan pengawasan yang cukup tinggi maka menggunakan dinding pemisah yang menggunakan kombinasi dari kaca dan bahan lain yang sesuai.

Gambar 4. 7 Material Penutup Lantai Floor Hardener (1) dan Keramik (2 dan 3) Sumber: https://google.com

(1) (2) (3)

Gambar 4. 8 Material Penutup Dinding Permanen dan Dinding Partisi Penyekat Sumber: https://myeco.th dan https://pinterest.com

Page 44: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

376

Penutup Langit-langit (Plafon)

Dalam pilot projek nantinya tidak rencanakan penutup langit-langit, struktur balok horizontal akan sengaja diperlihatkan sebagai sebuah puisi ruang volumetrik. Tidak digunakannya plafon juga dilandasi karena penggunaan teknologi holedeck’s slab yang mempermudah dalam perawatan instalasi-instalasi dalam unit hunian.

Penutup Atap

Material penutup atap pada bangunan kampung vertikal menggunakan genteng tanah liat. Material ini mudah didapatkan dalam kawasan Semanggi dengan harga yang terjangkau. Material ini juga ringan dan tahan panas. Genteng juga bisa membantu untuk menyerap kebisingan. Untuk perlindungan termal, nantinya dalam proses konstruksi penutup atap sebelum genteng akan dilapisi dengan aluminium foil.

Dalam Kitab Suci, Kitab Kejadian 2:7 “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Dalam Kejadian 2, kata yang dipakai dalam kaitan dengan manusia pertama adalah "membentuk". Allah menghembuskan nafas-Nya, "nafas hidup, ke dalam "tanah liat" (adamah) itu sehingga menjadi "makhluk yang hidup" (nefesh hayah). "Nefesh" adalah suatu kata yang berarti "kehidupan", "vitalitas", "kepribadian yang hidup" (Sumber: https://id.wikipedia.org pada 7 Maret 2018 pukul 05:41). Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa manusia mendiami planet bumi saat ini berasal dari unsur tanah yang berproses (Sumber: Buku Emosi: Penjelajahan Religio Psiokogis, M Darwis Hude).

Gambar 4. 9 Material Beton Pre-Cast Pada Pengaplikasian Holedeck's Concrete Slab Sumber: https://www.archdaily.com/779340/this-innovative-concrete-slab-system-uses-

up-to-55-percent-less-concrete

Gambar 4. 10 Material Penutup Atap Genteng Tanah Liat Sumber: https://id.wikipedia.org

Page 45: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

377

4.2.5 Program Sistem Utilitas

Tabel 4. 16 Program Pengimpletasian Masing-masing Sistem Utilitas Sumber: Analisis Pribadi, 2018

SISTEM AIR BERSIH

Sumber air bersih pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta menggunakan 4 jenis sumber air bersih, yakni melalui saluran PDAM sekitar kawasan, sumur pribadi, tendon pengumpul air hujan (Rain Water Tank) yang terdapat pada setiap bangunan vertikal dan dari kolam retensi kawasan untuk membantu supply air bersih ataupun air pemadam kebakaran.

Sistem pendistribusian pada pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta menggunakan sistem distribusi Down-feed, karena sistem ini memiliki keunggulan-keunggulan antara lain, lebih hemat energi dan masih dapat digunakan pada saat terjadi pemadaman listrik.

SISTEM AIR KOTOR

Limbah cair yang berasal dari dapur, kamar mandi, dsb. yang tergolong kedalam grey water, dialirkan menuju bak pengumpul limbah untuk selanjutnya diolah melalui filter organik atau bio-filtration sehingga hasil pengolahannya dapat digunakan kembali, dengan catatan bukan untuk air yang dikomsumsi.

Limbah air hujan dari atap dialirkan ke dalam saluran drainase bangunan, disadap dan dilewatkan pada saringan berlubang (screen) dan saringan kasar horizontal media batu kapur dan ditampung di dalam subreservoir (Sarbidi, 2012). Air yang ditampung subreservoir dimanfaatkan sebagai air bersih, air baku dan kebutuhan untuk bangunan, halaman maupun kawasan. Jika air hujan dalam tampungan over flow dari subreservoir dialirkan ke dalam sumur resapan air hujan.

Limbah padat yang berasal dari toilet, dalam hal ini adalah kotoran manusia, pada dasarnya dapat terurai dengan menggunakan bio septictank, tetapi limbah ini dapat digunakan lagi sebagai media penyubur tanaman melalui proses filtrasi organik.

Gambar 4. 11 Pendistribusian Utilitas Sistem Air Bersih Pada Bangunan Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Page 46: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

378

JARINGAN LISTRIK

Dalam pilot projek nantinya genset untuk mengganti jaringan listrik pusat apabila terjadi pemadaman pada waktu-waktu tertentu.

Selain menggunakan genset, pada pedestrian dan lapangan olahraga akan direncakanan menggunakan Pavegen Floor Tiles yang bisa menghasilkan energy listrik melalui energy kinetik para pejalan kaki atau penggunanya.

Menurut SNI 03-1733-2004, Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.

SISTEM KOMUNIKASI

Sistem komunikasi dalam perkampungan vertikal nantinya akan menggunakan pengeras suara, kentongan dan telepon.

Gambar 4. 12 Pengolahan Limbah Air Menjadi Air Bersih Sumber: https://google.com

Gambar 4. 13 Distribusi Listrik Lewat Energi Kinetik (Kiri) dan Mesin Genset (Kanan) Sumber: https://google.com

Gambar 4. 14 Sistem Komunikasi Dalam Perkampungan Vertikal Sumber: https://google.com

Page 47: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

379

JARINGAN PEMBUANGAN SAMPAH

Sampah yang timbul pada bangunan ini dipilah-pilah sesuai dengan sifatnya, sampah organik dipisahkan dengan sampah anorganik. Untuk sampah organik dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos lalu dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman di sekitar bangunan. Untuk sampah anorganik dipilahpilah kembali, beberapa ada yang didaur ulang dan yang sudah tidak layak dibuang ke TPS RT lalu menuju TPS RW.

SISTEM PENGAMANAN KEBAKARAN

Pada sistem penanggulangan kebakaran terhadap bangunan bangunan kampung vertikal akan menggunakan tangga darurat yang menggunakan jenis dinding massif yang anti-api. Dalam Permen PU No. 26 Tahun 2008, bahan lapis penutup tahan api yang antara lain terbuat dari 13 mm, papan plester tahan api atau 12 mm, lembaran semen serat selulosa dengan tingkat ketahan api minimal 30 menit, pintu darurat, sprinkler dan smoke detector dan APAR.

Pada perencanaan ruang luar, projek ini menggunakan Hydrant Pillar.

SISTEM KENYAMANAN TERMAL

Dalam perkampungan vertikal juga terdapat standar kenyaman termal dari perlindungan panas melalui penggunaan material dan proteksi struktur konstruksi bangunan. Untuk mencapai kenyamanan termal dalam unit hunian, konstruksi bangunan dengan kulit luar yang diberi ventilasi silang dengan persyaratan penampang lintang ventilasi bagian belakang pada setiap tempat adalah 2cm dan perbedaan tinggi minimum 10% antara masuk dan keluarnya udara.

Gambar 4. 15 Jaringan Pendistribusian Pembuangan Sampah Sumber: https://google.com

Gambar 4. 16 Hydrant Pillar Outdoor dan Sprinkle Dalam Bangunan Sumber: https://google.com

Page 48: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

380

SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI

Dalam pilot projek Penataan Perkampungan Vertikal ini pencahayaan alami dilakukan dengan membuat bukaan-bukaan pada dinding dan beberapa pada atap supaya terang langit dapat masuk ke dalam ruangan. Pencahayaan alami hendaknya diaplikasikan semaksimal mungkin di dalam bangunan untuk mencegah timbulnya jamur dan mengurangi ruang-ruang yang lembab.

Lewat tema desain tentang arsitektur tektonika, aspek pencahayaan dihitung untuk mencari standar kenyamanan dalam bangunan, Dari perhitungan tersebut, bentuk-bentuk cahaya alami yang masuk akan bisa lebih dirasakan sehingga bisa mempengaruhi psikologis yang positif bagi masyarakat kampung vertikal.

SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN

Untuk ruang-ruang yang tidak dimungkinkan mengaplikasikan pencahayaan alami dapat menggunakan lampu sebagai pencahayaan buatan. Dapat dilakukan dengan mengaplikasikan lampu-lampu di titik tertentu di area bangunan. Tingkat terang pada bangunan ini idealnya 60lux.

Gambar 4. 17 Contoh Pengaplikasian Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Sumber: https://pinterest.com

Gambar 4. 18 Pengaplikasian Pencahayaan Buatan Dalam Bangunan Sumber: https://google.com

Page 49: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

381

SISTEM PENGHAWAAN

Sistem penghawaan pilot projek ini menggunakan penghawaan alami untuk perkampungan vertikal dan penghawaan buatan di ruang-ruang pengelola.

Menurut SNI 03-6572-2001 ventilasi alami yang disediakan idak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan. Dalam area unit hunian akan direncakanan dengan kenyamnan suhu yang Nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,80°C - 25,80°C dengan kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% - 50%.

Unit Hunian nantinya akan didesain dengan ventilasi silang.

Pada area pengelola AC yang dipakai menggunakan jenis AC split karena perbedaan aktivitas dan kebutuhan pada tiap ruangnya.

SISTEM TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN

Penggunaan sistem transportasi vertikal dibutuhkan pada projek ini, karena Perkampungan Vertikal ini direncanakan terdiri maksimal 3 lantai. Beberapa sistem transportasi vertikal yang digunakan pada proyek ini, yaitu tangga dengan peletakan sentral didalam bangunan dengan jarak pencapaian terjauh ±30 meter dan ramp untuk penyandang disabilitas dan orang-orang lanjut usia dengan standar kemiringan tidak melebihi 1:12.

Gambar 4. 19 Sistem Penghawaan buatan Menggunakan AC dan Alur Penghawaan Alami Sumber: https://pinterest.com

Gambar 4. 20 Penerapan Tangga Manual dan Ramp Untuk Sirkulasi Vertikal Bangunan Sumber: https://pinterest.com

Page 50: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

382

SISTEM PENANGKAL PETIR

Sistem yang diterapkan pada setiap bangunan perkampungan vertikal menggunakan sistem Thomas karena memiliki jangkauan yang luas. Selain itu Sistem Thomas juga ramah lingkungan.

SISTEM KEAMANAN BANGUNAN

Dalam pilot projek sistem keamanan aktif yang dilakukan dengan menggunakan jasa (security) yang bertugas mengontrol keamanan seluruh aktivitas skala makro (RW).

Untuk keamanan masing-masing RT dalam Bangunan Perkampungan Vertikal tetap menggunakan kebudayaan masyarakat dengan penyediaan poskamling seperti kampung horizontal pada umumnya.

Untuk area pengelola bangunan menggunakan system CCTV yang terpasang pada tiap sudut ruang bersama, baik indoor maupun outdoor.

SISTEM PENGAMANAN BANJIR PADA KAWASAN MIKRO DAN MAKRO

Perbaikan jaringan drainase kawasan mikro maupun makro dengan pelebaran.

Penanaman vegetasi dengan jenis tanaman keras pada wilayah jalur hijau dan daerah hijau ditanami dengan kerapatan tanaman yang tinggi dengan konsep Interactive Urban Forestry.

Pembuatan embung atau kolam retensi pada RW 2 yang nantinya akan menampung air limpasan RW 2, selian itu kolam retensi ini juga bisa menjaga siklus iklin mikro kawasan RW 2.

Adanya sumur resapan pada 5 bangunan perkampungan (Tiap RT) di kawasan RW 2.

Gambar 4. 21 Penangkal Petir Sistem Thomas Sumber: https://google.com

Gambar 4. 22 Sistem Keamanan Aktif dan CCTV Sebagai SIstem Pengamanan Pasif Sumber: https://google.com

Page 51: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

383

Rain Harvesting atau pemanenan air hujan pada setiap bangunan perkampungan vertikal di RW 2.

Membentuk beberapa titik biopori pada area perkerasan di RW 2 Kawasan Semanggi.

SISTEM PENERAPAN TEKNOLOGI

Dalam penerapan teknologi area perkerasan menggunakan Suregreen PP40 Grass Pavers, merupakan sebuah teknologi yang dapat dijadikan alternatif untuk mengganti perkerasan dengan daya serap air hingga >90%.

Penggunaan Pavegen’s Floor Tiles pada area fasilitas olahraga dan pedestrian. Material ini mengandalkan energy kintetik pejalan kaki untuk menghasilkan energi terbarukan yang dapat digunakan kembali yang cukup kuat untuk menyalakan listrik. Pavegen’s Floor Tiles juga memiliki sensor API nirkabel, yang mentransmisikan data tentang perilaku gerakan di daerah di mana material ini dipasang.

Mengolah Modular Building System Construction’s dalam penyelesaian konstruksi bangunan pada projek, khususnya pada perkampungan vertikal. Ini merupakan sebuah metode pelaksanaan pembangunan dengan memanfaatkan material atau komponen fabrikasi yang dibuat di luar lokasi projek atau di dalam lokasi projek.

Gambar 4. 23 Kolam Retensi Kawasan Makro (1), Perbaikan Drainase Untuk Air Limpasan dan Vegetasi Keras Untuk Konsep Urban Forestry (3)

Sumber: https://pinterest.com

(1) (2) (3)

Gambar 4. 24 Modular Building System (1), Pavegen’s Floor (2) dan Grass Paver’s (3) Sumber: https://google.com

(1) (2) (3)

Page 52: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

384

4.2.6 Program Tapak Kawasan

Tabel 4. 17 Program Tapak Pada Kawasan Mikro Sumber: Analisis Pribadi, 2018

PROSENTASE RUANG TERBUKA HIJAU

Dalam perencanaan minimal ruang terbuka hijau dalam kawasan RW 2 adalah 20% dari luas kebutuhan lahan. Ruang terbuka hijau terbagi dalam setiap perkampungan vertikal RT dengan jumlah total 6.350 m² (masing-masing Perkampungan Vertikal RT adalah 1.270 m²). Ruang terbuka hijau pada masing-masing RT akan direncanakan antara lain area berkebun untuk produksi komsumsi warga dalam kampung vertikal, taman milik RT, sedikit perkerasan pada plaza dan playground. Sedangkan dalam skala RW luas kebutuhan ruang terbuka hijau adalah 19.970,7 m² yang digunakan sebagai lapangan sepak bola, taman milik RW, Ampitheatre dan sedikit perkerasan pada beberapa area olahraga.

Dari perhitungan KDH minimal, kawasan makro harus menyediakan minimal 24.248,68 m².

PERBAIKAN IKLIM MIKRO

Untuk perbaikan iklim mikro dalam lingkup kawasan makro RW 2 menggunakan pendekatan konsep zero run-off dengan 3 komponen utama yakni, Sistem Penampungan Air Hujan (SPAH) pada skala mikro (masing-masing bangunan perkampungan vertikal), Kolam Retensi (Dalam skala RW 2) dan Sumur Resapan (Pada masing-masing bangunan perkampungan vertikal RT). Untuk menunjang konservasi air tanah, maka terdapat beberapa lubang biopori yang bisa membantu meresapkan air ke dalam tanah.

Selain beberapa konsep meresapkan air diatas, Sistem Penampungan Air Hujan (SPAH) pada masing-masing bangunan perkampungan vertikal RT bisa memanfaatkan cadangan air hujan yang telah diolah tersebut sebagai air bersih. Kolam Retensi juga berguna untuk memperbaiki iklim mikro dalam kawasan RW 2. Kolam Retensi ini juga bisa dimanfaatkan kembali setelah diolah untuk membantu mensuplai kebutuhan air bersih dalma skala kawasan. Lubang-lubang biopori juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kompos dari limbah alami dari rumah tangga.

Gambar 4. 25 Contoh Perencanaan Ruang Terrbuka Hijau Sumber: https://archdaily.com

Page 53: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

385

PERLINDUNGAN BANGUNAN DAN PENGUATAN TANAH

Dalam pengembangan daerah tepian sungai Bengawan Solo akan direncakanan dengan perkuatan tanggul sungai. Dengan mencermati desain tanggul dari perencanaan DD Dan LARAP Tanggul Bengawan Solo Kota Surakarta oleh Balai Besar Sungai Bengawan Solo.

Sedangkan upaya dalam pencegahan erosi tanah adalah dengan membuat sisipan cangkok perdu, akar perdu akan mengikat lerengan sungai. Atau cara lain dengan meletakkan concrete lawn block terlebih dahulu pada lerengan.

JENIS VEGETASI

Vegetasi dalam tapak kawasan akan tetap dipertahankan dan ada beberapa yang dipindah. Penambahan vegetasi yang akan dimasukkan dalam kawasan mikro maupun makro diantaranya Bambu, bambu merupakan pohon yang bisa membantu menciptakan iklim mikro pada kawasan. Selain itu batang-batang bambu bisa dipanen dan dipakai untuk menunjang pelatihan industri kreatif kerajinan tangan di RW 2.

Selain bambu, ada juga pohon akasia (Acacia Mangium, Acacia Crassicarpa). Pohon Akasia membantu memperbaiki struktur tanah, mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor, dengan daya

Gambar 4. 27 Pohon Akasia

Sumber: http://www.aprilasia.com

Gambar 4. 28 Pohon Trembesi

Sumber: https://alampriangan.com

Gambar 4. 26 Penerapan Biopori (1), Pengolahan Limbah Cair Dengan Biofilter (2) dan Perencanaan Kolam Retensi Pada Kawasan Mikro (3)

Sumber: https://google.com

(1) (2) (3)

Page 54: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

386

serap karbondioksida 5.295,47 (kg/pohon/tahun).

Penanaman pohon trembesi sebagai peneduh kawasan juga diletakkan dalam perencanaan lansekap. Pohon trembesi bisa tumbuh sampai engan ketinggian bisa mencapai hingga 20 meter dan tajuknya sangat lebar. Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 (kg/pohon/tahun).

Untuk peneduh ruang terbuka hijau menggunakan Pohon Ketapang Kencana. Pohon Ketapang Kencana mampu tumbuh di iklim pesisir (dataran rendah) yang memiliki curah hujan kurang lebih 1.000 hingga 3.500 mm per tahun. Pohon Ketapang Kencana adalah pohon besar yang rindang. Tingginya bisa mencapai 10 – 20 meter, dengan lebar batang sebesar 1,5 meter.

Untuk menyerap polusi udara dalam kawasan menggunakan Pohon Angsana dan Pohon Mangga yang sudah ada pada eksisting kawasan.

Gambar 4. 29 Pohon Ketapang Kencana

Sumber: https://www.gardener.id

Gambar 4. 30 Pohon Angsana

Sumber: http://www.biodiversitywarriors.org

PENUTUP AREA PERKERASAN

Penggunaan Pavegen’s Floor Tiles pada area fasilitas olahraga dan pedestrian. Material ini mengandalkan energi kintetik pejalan kaki untuk menghasilkan energi terbarukan yang dapat digunakan kembali yang cukup kuat untuk menyalakan listrik. Pavegen’s Floor Tiles juga memiliki sensor api nirkabel, yang mentransmisikan data tentang

Gambar 4. 31 Pavegen’s Floor Tiles

Sumber: https://www.dezeen.com

Page 55: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

387

perilaku gerakan di daerah di mana material ini dipasang.

Perkerasan jalanmenggunakan Top Mix Permeable yakni, teknologi beton berongga yang mampu meresapkan air hingga 8000L dalam setiap menitnya.

Gambar 4. 32 Top Mix Permeable Sumber: http://www.vwrrc.vt.edu

Penerapan teknologi area perkerasan menggunakan Suregreen PP40 Grass Pavers, merupakan sebuah teknologi yang dapat dijadikan alternatif untuk mengganti perkerasan dengan daya serap air hingga >90%.

Gambar 4. 33 Suregreen PP40 Grass

Pavers Sumber: https://google.com

Pada area ruang terbuka hijau menggunakan rumput gajah mini dan rumput peking. Penggunaan material penutup atap ini juga mengikuti tipologi vegetasi pada kawasan sendiri, yakni rerumputan yang didominasi oleh rumput gajah, rumput jalu dan cocor bebek. Rumput gajah mini cukup baik untuk area sirkulasi yang bisa dikombinasikan dengan grass block. Rumput peking merupakan jenis rumput yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai ground cover pada area ruang terbuka hijau tapak. Dengan adanya rerumputan sebagai penutup tanah, maka air hujan dapat meresap kedalam tanah dan bisa memperbaiki kualitas air tanah sehingga bisa menunjang perbaikan iklim mikro kawasan RW 2.

Gambar 4. 34 Rumput Gajah Mini Sumber: https://en.indotrading.com

Gambar 4. 35 Rumput Peking

Sumber: https://google.com

Page 56: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

388

Pada beberapa perpaduan perkerasan di area ruang terbuka hijau dan plaza PKL menggunakan grass block. Grass block juga membantu peresapan air ke tanah.

Gambar 4. 36 Grass Block Area Perkerasan

Sumber: https://google.com

Dalam perencanaan pilot projek, area amphitheatre banyak difungsikan sebagai pusat aktivitas para warga seperti menonton budaya, seni tari atau sekedar menikmati ruang terbuka, maka dari aspek kenyamanan, fungsi dan pola aktivitas tersebut, area perkerasan itu menggunakan buis beton dengan warna alami batu kali yang diisi dengan kerikil dan disusun secara stereotomic. Dari penyusunan tersebut buis beton mengarah pada area yang lebih tinggi. Buis beton yang diisi kerikil bertujuan untuk meresapkan air kedalam tanah lewat sela-sela tumpukan kerikil.

Gambar 4. 37 Perkerasan Pada Gua Maria

Penadaran, Gubug Jawa Tengah Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018

TEMPAT PENGOLAHAN LIMBAH

Pengolahan limbah tipe black water dari unit hunian di perkampungan vertikal akan diwadahi dengan bio-septictank. Tangki ini mampu mengolah limbah padat dengan cepat menjadi limbah cair tanpa bau dan berwarna jernih ketika keluar dari tanki pengolahan ke selokan. Limbah padat diolah oleh sebuah biofilter yang dilengkapi dengan bakteri pengolah limbah menjadi cairan dan disalurkan lewat melalui

Gambar 4. 38 Biofilter

Sumber: https://google.com

Page 57: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

389

pipa desinfektan yang dapat merubah cairan menjadi tidak berbau dan berwarna bening.

Gambar 4. 39 Alur Pengolahan Limbah Cair

Pada Biofilter Sumber: https://google.com

Limbah cair yang berasal dari dapur, kamar mandi, dsb. yang tergolong kedalam grey water, dialirkan menuju bak pengumpul limbah untuk selanjutnya diolah melalui filter organik atau bio-filtration sehingga hasil pengolahannya dapat digunakan kembali, dengan catatan bukan untuk air yang dikomsumsi.

Limbah air hujan dari atap dialirkan ke dalam saluran drainase bangunan, disadap dan dilewatkan pada saringan berlubang (screen) dan saringan kasar horizontal media batu kapur dan ditampung di dalam subreservoir (Sarbidi, 2012). Air yang ditampung subreservoir dimanfaatkan sebagai air bersih, air baku dan kebutuhan untuk bangunan, halaman maupun kawasan. Jika air hujan dalam tampungan over flow dari subreservoir dialirkan ke dalam sumur resapan air hujan.

Gambar 4. 40 Potongan Biofilter

Sumber: https://google.com

Gambar 4. 41 Potongan Biofilter

Groundtank Sumber: https://google.com

Page 58: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

390

Pada area perkerasan diletakkan juga biopori, Biopori adalah lubang sedalam 80 – 100 cm dengan diameter antara 10 sampai dengan 30 cm, sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke dalam tanah. Resapan Lubang Biopori juga mampu mendukung daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, sehingga dapat mengurangi volume debit air dalam kawasan.

Resapan lubang biopori juga bisa dimanfaatkan sebagai pembuatan kompos alami dari sampah organik yang dimasukkan dalam lubang biopori. Bila lubang biopori yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik dan dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. (Sumber: https://bioporibdg.wordpress.com pada 17 Desember 2017 pukul 23:55 WIB)

Gambar 4. 42 Biopori dan Pengolahan

Sampah Organik Sumber: https://bioporibdg.wordpress.com

Gambar 4. 43 Pengaplikasian Lupang

Biopori Sumber: https://google.com

4.2.6 Program Perhitungan Sistem Bangunan

a. Perhitungan Debit Air Limpasan Kawasan (Qmaksimum)

Dalam menghitung debit air hujan yang jatuh dalam kawasan

menggunakan asumsi rumus perhitungan:

Qmaksimum = I x A

Page 59: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

391

Keterangan:

Qmaks : Debit Air Hujan yang Jatuh Dalam Kawasan

I : Rata-rata Intensitas Curah Hujan (mm/tahun)

A : Luas Area Kawasan (m²)

Dalam pilot projek ini menggunakan data dari Badan Pusat

Statistik Kota Surakarta tentang curah hujan dalam kurun 5 tahun

(2012-2016).

Tabel 4. 18 Rata-rata Banyak Curah Hujan Pada Kawasan Mikro Dalam Kurun Waktu 5 Tahun

Sumber: Analisis Pribadi, 2018 dan Data BPS Kota Surakarta

Periode Tahun Banyaknya Curah Hujan (mm) / Tahun

2012 3774,6 mm/tahun

2013 2615,8 mm/tahun

2014 1703,1 mm/tahun

2015 1744,8 mm/tahun

2016 1187 mm/tahun

Rata-rata 2205,06 mm/tahun

Perhitungan:

Qmaks = I x A

= 2205,06 (mm/tahun) x 60.621,7 (m²)

= 2,206 x 60.621,7

= 133.731,47 m³/tahun

Dari data intensitas curah hujan tersebut maka minimal lahan

embung retensi yang hendaknya dirancang dalam kawasan bisa

menampung 133.731,47 liter air hujan per tahun.

Page 60: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

392

b. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Tabel 4. 19 Perhitunga Kebutuhan Air Bersih Pada Kawasan Mikro Sumber: Analisis Pribadi, 2018 dan SNI

Pelaku Standar Jumlah Total Kebutuhan

Air (Liter/hari)

Penghuni RT 1 120 311 37.320

Penghuni RT 2 120 306 36.720

Penghuni RT 3 120 298 35.760

Penghuni RT 4 120 410 49.200

Penghuni RT 5 120 276 33.120

Pengelola 120 150 18.000

Total 1.753 210.360 Liter/hari

Cadangan Air 20% 42.072

Total AKhir 252.432 Liter/hari

Untuk pemakaian rata-rata, dilakukan perhitungan

menggunakan rumus:

Qh= Qd/T

Keterangan:

Qh = Pemakaian air rata-rata (Liter/jam)

Qd = Pemakai air rata-rata sehari (Liter)

T = Jangka Waktu Pemakaian (Jam)

Perhitungan:

Qh = 252.432

24

= 10.518 Liter/jam

Diasumsikan:

Tandon air menampung air untuk 2 hari

Page 61: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

393

Penggunaan air pada jam puncak 2x dari jam normal

Jam Puncak terjadi 3x sehari selama 3 jam

Kebutuhan air selama 2 hari (cadangan air):

Volume kebutuhan air selama 2 hari = Volume Tandon

2 x 252.432 Liter = A + B

504.864 Liter = A + B

Kebutuhan air pada jam puncak

Qhmax= C x Qh

Keterangan:

Qhmax = Pemakaian air jam puncak

C = Konstanta (1,5-2)

T = Pemakaian air rata-rata (Liter/jam)

Perhitungan:

Qhmax = 2 x 10.518 Liter/jam

= 21.036 Liter/jam

Volume Tandon Atas = 21.036 Liter

Volume Tandon Bawah = 504.864 Liter – 21.036

= 483.828 Liter

c. Perhitungan Beban Listrik Bangunan

Tabel 4. 20 Perhitungan Beban Listrik Pada Kawasan Mikro Sumber: Analisis Pribadi, 2018

Pelaku Standar Luas (m²) Total Kebutuhan

Listrik (watt)

Penghuni RT 1 450 VA 12.594,6 5.667.570

Page 62: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

394

Penghuni RT 2 450 VA 12.917,2 5.812.740

Penghuni RT 3 450 VA 12.121,2 5.454.540

Penghuni RT 4 450 VA 15.213,4 6.846.030

Penghuni RT 5 450 VA 11.527,2 5.187.240

Pengelola 450 VA 3.718,7 1.673.415

Kawasan 180 VA 19.970,7 3.594.726

Total 60.621,7 30.645.855 Watt

Page 63: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR PENGEMBANGAN DAN …repository.unika.ac.id/17572/5/14.A1.0047... · Penerapan sistem panggung pada bangunan yang berintegrasi ... hijau. Ruang terbuka hijau

395

BAB V

KAJIAN TEORI PENGEMBANGAN DAN PENATAAN KAWASAN SEMANGGI SEBAGAI MIX-USED URBAN DISTRICT DI SURAKARTA

5.1 Kajian Teori Tema dan Penekanan Desain

Pada perencanaan dan perancangan pilot projek Penataan

Perkampungan Vertikal Pada Kawasan Semanggi Di Surakarta ini

menggunakan tema desain Arsitektur Tektonika, yang akan diimplementasikan

baik secara makro maupun mikro pada tapak terpilih. Arsitektur Tektonika

berhubungan erat dengan konsep yang berkaitan dengan material, struktur

dan konstruksi, namun tektonika lebih menekankan pada aspek estetika yang

dihasilkan oleh suatu sistem struktur atau ekspresi dari suatu konstruksi yang

mempunyai aspek simbolik yang representatif agar mampu melahirkan

identitas arsitektur yang kaya akan budaya.

5.1.1 Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori Tema dan Penekanan

Desain

a. Tema Desain Arsitektur Tektonika

Pengertian secara etimologi dari tema desain Arsitektur

Tektonika yakni:

Pengertian tektonika menurut Frampton (1995:4) tektonika berasal

dari kata tekton dan sering ditulis sebagai kata tektonamai dalam

bahasa Yunani yang secara harafiah berarti pertukangan kayu atau

pembangun. Dalam bahasa Sansekerta dapat disamakan dengan